Disusun Oleh :
Pembimbing :
PENDAHULUAN
kematian non obstetrik pada kehamilan. Reumatik heart disease walaupun sudah
berkurang dalam beberapa tahun terakhir namun masih merupakan salah satu masalah
valvular lesion tersering pada kehamilan dengan tingkat toleransi yang rendah.
meningkatnya volume darah, cardiac output, stroke volume, dan penurunan pada
resistensi perifer yang dimulai pada trimester awal kehamilan untuk meningkatkan
dalam kehamilan bahkan dapat mengakibatkan kematian janin dan ibu pada
sudah berkurang namun angka kejadian masih cukup tinggi pada Negara yang sedang
berkembang. Angka kejadian mitral stenosis dari jumlah semua Negara di Eropa
mencapai 34% dari jumlah pasien dengan kelainan jantung dalam kehamilan.
Sedangkan pada Negara India mencapai 88% dari total pasien yang datang kepusat
dari sekitar 20% penderita yang dirawat di bagian kebidanan dan kandungan RSCM
Jakarta. Angka kematian akibat penyakit jantung menempati peringkat keempat
Sekitar 50% pasien dengan mitral stenosis dalam kehamilan akan jatuh
kedalam kondisi gagal jantung. Sesak napas NHYA kelas ≥ II merupakan predictor
independen dari kejadian jantung ibu selama kehamilan. Gejala kelebihan cairan
berupa edema paru harus ditangani dengan diuretic secara hati-hati untuk periode
waktu yang singkat bersama dengan pembatasan asupan garam. Kelebihan diuresis
TINJAUAN PUSTAKA
metabolik akibat pertumbuhan janin. Wanita dengan fungsi struktur jantung normal
dapat beradaptasi dengan baik sedangkan wanita dengan penyakit jantung akan
bahkan menyebabkan kematian janin dan ibu. Perubahan sistem kardiovaskular yang
terjadi pada awal trimester pertama kehamilan yang tidak terdiagnosis sebelumnya
Pembesaran rahim dan payudara yang membutuhkan oksigen yang lebih besar,
Peningkatan berat badan ibu hamil berkisar 10-14 kg dan Lapisan plasenta bekerja
Pengisian jantung adalah peningkatan volume sirkulasi yang terjadi mulai dari
usia kehamilan 6 minggu sampai akhir kehamilan trimester kedua pada level 50-70%
lebih tinggi dibandingkan pada wanita tidak hamil. Massa sel darah merah biasanya
volume sel darah merah yang mengarah ke hemodilusi relatif disebut “anemia
fisiologi kehamilan”. Hasil dari peningkatan volume darah pada akhir diastolik
ventrikel kiri (LVED) akan terjadi peningkatan volume yang dapat dilihat pada
darah, terdapat pula kenaikan mutlak dari natrium sebanyak 20 meq/minggu atau
sektar total 500meq selama usia kehamilan trimester kedua dan ketiga sebagai akibat
tertentu bagi wanita dengan kardiomiopati dilatasi dan lesi obstruktif seperti stenosis
Penyebab tersering stenosis mitral ialah demam rematik yang disebabkan oleh
napas atas. Streptokokus ini kemudian melepaskan toksin yang kemudian akan
Antibody kemudian tidak hanya bereaksi terhadap toksin streptokokus tetapi juga
bereaksi terhadap katup jantung yang memiliki protein structural yang mirip dengan
toksin streptokokus. Kerusakan katup mitral merupakan hal yang paling sering terjadi
yang disebabkan oleh beban kerjanya yang lebih berat ketimbang katup jantung yang
lain. Kerusakan ini kemudian mengakibatkan terbentuknya jaringan parut yang terjadi
secara bersamaan pada daun katup yang berdekatan sehingga tepi-tepi daun melekat
menjadi satu. Beberapa minggu, bulan atau tahun kemudian terbentuk parut yang
katup mitral yang mengakibantkan timbulnya perbedaan tekanan atrium kiri dengan
ventrikel kiri waktu diastole. Jika perbedaan tekanan ini tidak berhasil mengalirkan
jumlah darah yang cukup untuk memeuhi kebutuhan tubuh maka akan terjadi
bendungan atrium kiri yang selanjutnya akan menyebabkan bendungan vena dan
kapiler paru. Bendungan ini menyebabkan terjadinya sembab intestinal dan kemudian
terjadi sembab alveolar. Selain itu juga tekanan pada atrium kiri yang tinggi
harus ditempuh impuls eksitasi listrik yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya
fibrasi atrium. Hal ini kemudian diperberat oleh meningkatnya volume plasma pada
C. Diagnosis
anamnesis sesak napas merupakan salah satu tanda pasien dengan gangguan
jantung Pada pemeriksaan fisik, palpasi pada toraks anterior sinistra menunjukkan
mengakibatkan suara penutupan yang keras. Pada tahap akhir penyakit, intensitas
immobilitas
pembesaran atrium kiri dan jika hipertensi pulmonal terjadi, dapat dijumpai
hipertrofi ventrikel kanan. Dari foto toraks dada, dapat dijumpai adanya
D. Tatalaksana
tetapi kepuasan dalam diagnosis dan manajemen pasien hamil dapat memiliki
konsekuensi yang mengerikan bagi ibu dan janin. Oleh karena itu penting untuk
mengevaluasi setiap wanita hamil dengan penyakit jantung untuk risiko yang
merugikan selama kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Secara umum, semua
dilaksanakan bersama oleh dokter kandungan, ahli jantung, ahli genetika klinis, dan
status fungsional (New York Heart Association kelas fungsional) dan optimalisasi
rejimen medis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah x-ray dada,
selama trimester pertama.Hal inidapat dicapai dengan terapi rutin pada kongesti paru,
jantung kanan jika terdapat tanda-tanda fisik yang buruk. Dua tujuan dapat dicapai
dengan menggunakan rejimen yang sama dengan pasien CHF yang tidak hamil
1. Diuretik
Diuretik dapat digunakan untuk pengobatan gagal jantung kongestif yang tidak
dapat dikontrol dengan retriksi natrium dan merupakan obat lini terdepan untuk
pengobatan hipertensi.Tidak satu diuretik pun merupakan kontra indikasi dan yang
paling sering digunakan adalah golongan diuretik tiazid dan forosemid.Diuretik tidak
edema pedis.
paroksismal dan exertional dan edema perifer yang nyata dalam kehamilan.
Komplikasi ibu terhadap terapi diuretik mirip dengan pasien yang tidak hamil seperti
hiponatremia telah dilaporkan pada neonatus dari ibu yang telah mengkonsumsi
2. Obat Inotropik
Digoksin bermanfaat untuk efek baik pada kontraktilitas ventrikel dan pada
kehamilan. Digoksin dan digitoksin dapat melalui plasenta, dan kadar serum pada
janin lebih kurang sama dengan ibu. Digoksin dengan dosis yang sama bila diberikan
pada ibu hamil, akan menghasilkan kadar serum yang lebih rendah bila dibanding
diberikan pada wanita yang tidak hamil. Jika efek yang diinginkan tidak tercapai,
maka perlu diukur kadarnya dalam serum. Digitalis dapat memperpendek masa
gestasi dan kelahiran, karena efeknya pada miometrium sama dengan efek
mestimulasi kontraksi uterus. Efedrin adalah obat awal yang baik pada percobaan
3. Vasodilator
Bila diperlukan pada krisis hipertensi atau untuk mengurangi afterload dan
yang kontroversi telah dibuat karena obat ini sangat efektif, bekerja segera, dan
mudah ditoleransi.Juga efeknya segera menghilang bila penggunaan obat tersebut
semua intervensi lain telah gagal dan ketika itu sangat penting untuk kesejahteraan
ibu. Bahkan di bawah kondisi, dosis dan durasi terapi harus diminimalkan karena
metabolisme agen ini untuk tiosianat dan sianida, yang dapat mengakibatkan
keracunan sianida janin pada model binatang, akan tetapi tidak menjadi problem yang
Hidralazin, nitrogliserin, dan labetalol intravena adalah pilihan lain untuk obat
atau mitral, atau disfungsi ventrikel selama kehamilan telah didapat dengan calcium
tidak dilaporkan. ACE inhibitor merupakan kontra indikasi pada kehamilan karena
obat ini menambah risiko untuk terjadinya kelainan pada perkembangan ginjal janin.
Hingga kini, tidak ada data yang melaporkan mengenai penggunaan losartin,
plasenta yang kecil serta infark plasenta dan mempunyai potensi untuk menimbulkan
perhatian.Sebagian besar penelitian tidak mendukung hal ini dan obat penghambat
beta telah banyak digunakanpada wanita hamiltanpa efek yang merugikan.Sehingga
Beta blockers umumnya aman dan efektif selama kehamilan, walaupun mungkin
Sesekali kasus apnea neonatus, hipotensi, bradikardia, dan hipoglikemia juga telah
Meskipun efek samping belum dilaporkan, adalah tepat untuk memantau bayi yang
baru lahir untuk gejala blokade beta ketika obat tersebut pernah digunakan.
semasa kehamilan.Untuk itu dapat digunakan digoksin, penyekat beta, dan penyekat
secara aman sebagai obat penyekat nodus.Obat ini umumnya lebih disukai untuk
kehamilan.Bila diperlukan untuk aritmia berulang atau untuk keselamatan ibu, maka
dapat digunakan.
Lidokain merupakan obat lini pertama yang diberikan. Depresi neonatus transien
telah terbukti terjadi bila kadar lidokain darah janin melebihi 2,5 mikrogram/liter.
Untuk itu, direkomendasikan untuk memelihara kadar lidokain darah pada ibu 4
mikrogram/liter, karena kadar pada janin 60% dari kadar pada ibu.
Jika diperlukan obat anti aritmia oral, dapat dimulai dengan kuinidin karena
mempunyai availabilitas jangka panjang.Dan obat ini paling sering digunakan karena
tidak jelas efek yang membahayan pada bayi.Informasi awal mengenai amiodaron
janin.
6. Antikoagulasi
pasien hamil bahkan tanpa penyakit jantung akan mengalami peningkatan risiko
mungkin sebanyak5 kasus dalam 1.000 kelahiran dan selanjutnya meningkat setelah
melahirkan.
warfarin pada lima bulan berikutnya, dan kembali lagi menggunakan heparin sebelum
melahirkan. Walaupun kehamilan yang sukses dapat dicapai dengan cara ini, penulis
dapt melewati plasenta. Selain itu, warfarin juga memberikan efek teratogenikpada
janin, termasuk warfarin embryopathy dan kelainan sistem saraf yang terdiri dari
displasia garis tengah punggung dan perut serta perdarahan ketika digunakan selama
trimester pertama.
Meskipun heparin memiliki sejumlah efek samping, termasuk menipisnya
antitrombin III, trombositopenia, dan dini osteoporosis ibu, itu tetap merupakan agen
yang aman pada kehamilan. Suatu studi dengan melakukanevaluasi pada 100
kehamilan terkait dengan terapi heparin memperoleh hasil yaitu terdapat 17 janin
yang memiliki hasil akhir normal dan lima dikaitkan dengan kondisi komorbiditas
Baik heparin atau warfarin tidak disekresikan ke dalam ASI dan karena itu tidak
menimbulkan efek antikoagulan pada bayi yang menkonsumsi ASI. Akibatnya, kedua
c. Manajemen Umum
ditoleransi oleh seorang individu dengan kelainan jantung sebelumnya, dan rencana
sebagai berikut.
a. Prekonsepsi
Pada semua wanita yang menunjukkan gejala dan tanda adanya penyakit jantung
kardiologi.
b. Antepartum
antara lain:
1. Pendekatan multidisiplin
baik dengan biometri janin, doppler velocimetry, maupun NST dimulai saat
c. Intrapartum
perhatian dan keahlian khusus serta manajemen kolaboratif oleh dokter ahli
kandungan, ahli jantung, dan ahli anestesia, dengan pengalaman yang tinggi terhadap
d. Waktu kelahiran
Pada pasien dengan penyakit jantung lebih disarankan untuk melakukan induksi
e. Induksi persalinan
Oksitosin dan pecah ketuban buatan diindikasikan jika skor bishop >5.Waktu
induksi yang memanjang perlu dihindari jika serviks belum matang. Metode-metode
mekanik seperti penggunaan kateter foley lebih baik jika dibandingkan dengan agen
f. Monitor hemodinamik
arteri sistemik dan denyut jantung ibu dipantau ketat dikarenakan anestesia lumbal
Penanganan untuk rasa sakit dan ketakutan juga berperan penting. Meskipun
dalam banyak kasus. Masalah utama dengan analgesia konduksi adalah hipotensi ibu.
Hal ini sangat berbahaya pada wanita dengan shunts intracardiac di antaranya aliran
dapat dibalik. Darah dapat mengalir dari kanan ke kiri jantung atau aorta dan dengan
demikian dapat melewati paru-paru. Hipotensi juga bisa mengancam jiwa dengan
hipertensi paru atau stenosis aorta karena output ventrikel tergantung pada preload
memadai. Pada wanita dengan kondisi ini, konduksi analgesia narkotik atau anestesi
analgesia epidural sering diberikan dengan sedasi intravena.Hal ini telah dibuktikan
subarachnoid umumnya tidak dianjurkan pada wanita dengan penyakit jantung yang
signifikan. Untuk kelahiran sesar, epidural analgesia lebih disukai oleh kebanyakan
dokter dengan peringatan bila digunakan pada pasien dengan hipertensi paru.
harus dilakukan perindividu, dan hal yang perlu diinformasikan adalah waktu
dengan tim perawatan multidisiplin. Secara umum persalinan sesar dilakukan bila ada
indikasi obstetrik.
5. Sindrom Marfan
kardiovaskular. Pada sebagian besar kasus, prinsip ini akan dicapai dengan
pervaginam.
Saat persalinan, hindari posisi supinasi dan pasien berada dalam posisi lateral
kontraksi uterus. Kontraksi uterus harus dapat menurunkan kepala janin hingga ke
perineum tanpa adanya dorongan mengejan, untuk menghindari efek samping dari
manuver valsava.
Persalinan sebaiknya dibantu dengan forsep rendah atau ekstraksi vakum, dan
disarankan untuk melakukan monitoring denyut jantung janin secara terus menerus.
1. Monitoring ketat
3. Balans cairan
7. Mempercepat kala II
i. Pasca persalinan
Infus oksitosin intra vena lambat (<2 U/menit) deberikan setelah pengeluaran
dan hipertensi melebihi 10%. Bantuan berupa pemasangan stolking elastik pada
tungkai bawah, dan ambulasi dini sangat penting untuk mengurangi risiko
tromboemboli.
melahirkan. Wanita yang telah menunjukkan bukti sedikit atau tidak ada tekanan
jantung selama kehamilanatau persalinan mungkin masih dapat mengalami
mungkin hingga ke masa nifas (Keizer dan rekan, 2006; Zeeman, 2006). Perdarahan
serius pada wanita dengan penyakit jantung. Dalam banyakmisalnya, sepsis dan
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri pada daerah perut dan sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada daerah perut disertai dengan rasa
kencang-kencang yang sesekali timbul.Keluar lender darah dan air-air dari
jalan lahir disangkal. Pasien juga mengeluhkan sesak napas yang pertama kali
dirasakan ketika pasien hamil 4 bulan. Sesak napas kemudian dirasakan
semakin memberat terutama 2 hari SMRS sehingga untuk melakukan aktivitas
sehari-hari seperti mandi saja pasien merasa cepat capek dan membutuhkan
aktu untuk istirahat. Menurut pengakuan pasien sesak napas dirasakan
semakin memberat di malam hari dan pasien harus tidur menggunakan 2
bantal untuk mengurangi sesak yang dialami. Rasa sesak terkadang disertai
dengan nyeri pada daerah dada diikuti dengan batuk. Menurut pasien, pasien
sebelumnya memiliki masalah dengan katup jantung pasien sejak pasien kecil,
sehingga pasien sangat dibatasi dalam beraktivitas karena jika pasien
melakukan aktivitas yang cukup berat seperti berlari maka pasien akan
merasakan sesak. Pasien juga merasakan cepat capek bila menaiki tangga.
Menurut ibu pasien, saat lahir kondisi pasien dalam keadaan baik dan
dilahirkan secara normal di rumah sakit. Ketika pasien kelas 4 pasien
megalami demam dan dirawat di rumah sakit dan sejak saat itu pasien merasa
cepat capek ketika beraktivitas. Selama ini pasien rutin control dan
mendapatkan obat dari poli jantung.
Pasien 4 tahun yang lalu pernah mengalami kecelakaan lalulintas sehingga
mengakibatkan panggul pasien tidak simetris.
Riwayat Penyakit Dahulu : Asma (-), Hipertensi (-) DM (-)
Menarche : 13 tahun
Riwayat persalinan
1. Hamil saat ini
Haid Terakhir : 29 Maret 2018
3.6 Assesment
G1P0A0 AH0 UK 35-36 minggu T/H + inpartu kala I fase laten + CHF kls III
e.c. mitral stenosis + asimetris panggul + TBBJ 2600 gram
3.7 Planing
IVFD RL 500 cc/24 jam
O2 dengan nasal kanul 3lpm
Cefotaxim 2gr pre cito
Konsul Jantung (jawaban inj. Furosemid 1 amp segera setelah potong tali
pusar)
Konsul Anestesi
3.8 Diagnosis pre-operasi
G1P0A0 AH0 UK 35-36 minggu T/H + inpartu kala I fase laten + CHF kls III
e.c. mitral stenosis + asimetris panggul + TBBJ 2600 gram
Diagnosis post-operatif :
P1A0 AH1 post SC a/i panggul asimetris + CHF NHYA klas III
Ibu masuk ICU
Outcome
Bayi Laki-laki
Berat Badan : 2200 gram
Panjang Badan : 44 cm
LK / LD : 38 / 36 cm
LP : 31 cm
A/S : 9/10
Masuk NHCU karena ibu dirawat di ICU
Follow UP
Tanggal Subjektif Objektif Asessment Planing
PEMBAHASAN
penyebab ke 4 kematian pada ibu hamil setelah eklamsia, pedarahan dan infeksi.
volume plasma dan resistensi absolute natrium. Pada wanita normal perubahan ini
dapat ditoleransi dengan baik namun pada wanita dengan gangguan jantung akan
menyebabkan komplikasi akibat hal tersebut seperti pada wanita dengan kelainan
Pasien dengan gagal jantung datang dengan keluhan sesak terutama pada
malam hari terutama ketika berbaring. Ada pasien ini didapati adanya sesak terutama
ketika malam hai dan ketika tidur sehingga asien menggunakan bantal tinggi untuk
tidur. Sesak pada pasien disebabkan oleh gagalnya toleransi pasien terhadap
mengakibatkan tingginya tekanan pada atrium kiri, sehingga darah dari jaringan paru
pemeriksaan paru.
katup mitral sehingga dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk membuka katup
sehingga terdengarlah bising sistolik. Selain itu didapapatkan pula rhonki pada
Pasien ini kemudian dilakukan tindakan SC. Tindakan SC ini dilakukan atas
indikasi bentuk panggul asimetris dari pasien akibat kecelakaan lalulintas 4 tahun
lalu.
dihharapkan hilangnya edema paru dan digoxin merupakan obat dengan efek
jantung dan memperbesar kekuatan pompa jantung sehinga obat ini dapat juga
Pasien ini kemudian pulang dalam keadaan sehat dengan keluhan yang telah
menghilang.
BAB V
PENUTUP