Anda di halaman 1dari 36

FILSAFAT SAINS DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

( Makalah Sejarah Perkembangan Fisika )

Dosen Pengampu :
Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd.

Oleh : Kelompok 2

Fitri Fauziah (1613022040)


Rizka Dwiputri C. (1653022050)

PROGRAM STUDI PENDIDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah Sejarah
Perkembangan Fisika, yang disusun oleh penulis untuk menunjang proses belajar
yang sedang dijalani oleh penulis.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, 10 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat..................................................................................................3
B. Pengertian Sains.....................................................................................................3
C. Pengertian Fisika
D. Pengertian Filsafat Sains........................................................................................3
E. Hubungan Antara Filsafat dan Sains......................................................................6
F. Sejarah Filsafat Sains.............................................................................................6
G. Perkembangan Pengetahuan Fisika Menurut Richtmeyer......................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan dalam makalah ini adalah tentang hubungan ilmu
pengetahuan (sains) dengan filsafat. Sains atau ilmu pengetahuan pada zaman
klasik tak terpisah dengan filsafat. Para filsuf terdahulu seperti Aristoteles dan
Plato selalu mendasarkan penyelidikannya pada metafisika. Plato misalnya,
menyatakan bahwa pengetahuan yang kita punya saat ini adalah bawaan dari
alam idea. Proses berfikir ia samakan dengan proses mengingat apa-apa yang
pernah dilihat oleh manusia di alam idea dahulu. Baginya, pengetahuan
manusia bersifat apriori (mendahului pengalaman). Begitu pula dengan para
filsuf-filsuf sebelumnya. Sejak Thales dan para pemikir sebelum Sokrates dan
Kaum Shopis, mereka menumpahkan perhatian filsafatnya pada proses
kejadian alam semesta, yang berarti objek fisik. Dalam
hubungan ini Harold H. Titus menerangkan : Ilmu pengetahuan mengisi
filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang sangat
perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuan yang juga filosuf. Para
filosuf terlatih di dalam motede ilmiah, dan sering pula menuntut minat
khusus dalam beberapa ilmu. Tapi seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan modern, yang diawali oleh renaisans yang kemudian disambut
hangat oleh kaum empirisme, peta sains mulai bergeser. Namun metodelogi
rasionalisme yang dimotori Descrates sebagai penggerak renaisans berbeda
dengan empirisme. Jika rasionalisme beranggapan bahwa pengetahuan yang
sahih hanya diperoleh melalui rasio, empirisme mengatakan bahwa
pengetahuan yang sahih bersumber dari pengalaman. Menurut empirisme,
pengetahuan diperoleh secara aposteriori (pengalaman).
Gejolak renaisains itu pun terus bergulir ke Jerman dengan zaman

4
pencerahannya. Kemudian sampailah kita pada aliran positivisme yang
dibangun oleh Agust Comte. Melalui positivismenya, Comte menegaskan
pengetahuan tidak melampaui fakta-fakta. Ia kemudian menolak metafisika.
Dan pada akhirnya, ia menolak, etika, teologi dan seni, yang dianggap
melampaui fenomena-fenomena yang teramati. Menurut Comte, sejarah
pengetahuan berkembang melalui tiga tahap. Dari tahap teologis, metafisis
dan terahir positifis. Baginya perkembangan ini layaknya perkembangan
kehidupan manusia, mulai dari anak-anak, remaja, kemudian dewasa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat?
2. Apa yang dimaksud dengan sains?
3. Apa yang dimaksud dengan fisika?
4. Apa yang dimaksud dengan filsafat sains?
5. Bagaimana hubungan filsafat dengan sains?
6. Bagaimana sejarah filsafat sains?
7. Bagaimana perkembangan pengetahuan fisika menurut Richtmeyer?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. mahasiswa dapat mengetahui pengertian filsafat,
2. mahasiswa dapat memahami pengertian sains,
3. mahasiswa dapat memahami pengertian fisika
4. mahasiswa dapat memahami pengertian filsafat sains
5. mahasiswa dapat mengetahui hubungan filsafat dengan sains,
6. mahasiswa dapat mengetahui sejarah filsafat sains, dan
7. mahasiswa dapat mengetahui perkembanga pengetahuan fisika menurut
Richtmeyer.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo”
berarti cinta dan” sophia” yang berarti kebenaran. Sementara itu menurut I.R.
Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya,
yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu.
Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan
mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin
mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan
hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan.
(Putrika, 2013)
Objek Filsafat
Objek penyelidikan filsafat itu sendiri adalah segala yang ada dan yang
mungkin ada, tidak terbatas. Inilah yang disebut objek material filsafat. Ada
beberapa objek materi filsafat, yaitu :
1. Masalah Tuhan, yang sama sekali diluar atau diatas jangkauan ilmu
pengetahuan biasa.
2. Masalah alam, yang belum atau tidak bisa dijawab dengan ilmu
pengetahuan biasa.
3. Masalah manusia
Obyek material filsafat yang diselidiki akan terus berlangsung hingga
permasalahannya selesai, dan dapat ditemukan sampai akar-akar

6
permasalahannya. Bahkan filsafat baru menemukan hasil kerjanya
manakala ilmu pengetahuan suduh terhenti penyelidikannya, yakni ketika
ilmu tidak mampu memberi jawaban atas masalah. Inilah salah satu sifat
ciri khas filsafat yang tidak dimiliki ilmu pengetahuan.
Ada beberapa ciri-ciri berfikir filsafat, antara lain :
1. Radikal
Radikal berasal dari bahasa radix (bahasa yunani), berarti akar.
Berfikir radikal berarti berfikir sampai keakar-akarnya, tidak tanggung-
tanggung, sampai pada konsekuensinya yang terakhir. Tidak ada yang
tabu, tidak ada yang suci, dan tidak ada yang terlarang bagi yang berfikir
radikal.
2. Sistematis
Berfikir sistematis ialah berpikir logis, yang bergerak selangkah demi
selangkah dengan penuh kesadaran dangan urutan-urutan yang saling
berhubungan dan teratur.
3. Universal
Berfikir universal berarti pola pikir yang tidak khusus, terbatas dan
hanya pada bagian tertentu saja, akan tetapi mencakup keseluruhannya.
(Suratman, 2015)
B. Pengertian Sains
Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode
ilmiah. Sains dapat dikatakan sebuah proses untuk membentuk hukum,
model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam. Menurut Webster's New
Collegiate Dictionary, definisi sains adalah "Pengetahuan yang dicapai
melalui studi atau praktek," atau "Pengetahuan yang memiliki kebenaran dari
pengoperasian ilmu seperti yang diperoleh dan diuji melalui metode ilmiah."
Sains berasal dari kata Latin "scientia" yang berarti "pengetahuan" dan dalam
arti luas adalah setiap pengetahuan-dasar atau praktek preskriptif sistematis
yang mampu menghasilkan prediksi. Inilah sebabnya mengapa sains disebut
sebagai teknik atau praktek yang sangat terampil.

7
Bidang sains secara luas dibagi menjadi ilmu alam (mempelajari fenomena
alam) dan ilmu-ilmu sosial (untuk mempelajari perilaku manusia dan
masyarakat). Namun, di kedua hal tersebut, pengetahuan harus diperoleh
melalui pengamatan dan mampu diuji untuk perusahaan validitas oleh peneliti
lain yang bekerja di bawah kondisi yang sama. Ada beberapa disiplin ilmu
lain seperti ilmu kesehatan dan teknik yang dikelompokkan ke dalam ilmu
antardisiplin dan diterapkan.
(Hidayatulloh, 2016)
C. Pengertian Fisika
Fisika adalah ilmu eksperimental, perkembangan teori fisika memerlukan
kreativitas dalam setiap tahapnya. Hukum fisika atau prinsip fisika dapat di
akui ketika fisikawan mengamati fenomena alam dan berusaha menemukan
pola-pola dan prinsip yang tepat dan terbukti mengenai fenomena tersebut,
serta telah digunakan secara luas.
Fisika berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-
benda di alam. Gejala-gejala ini pada mulanya ialah apa yang dialami oleh
panca indera kita, contohnya penglihatan melihat optika atau cahaya,
pendengaran mendengar pelajaran tentang bunyi, dan indera peraba yang
kegunaannya dapat merasakan panas.
Fisika ialah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak
digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika merupakan ilmu
yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi,
energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis
(berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingi Matahari) maupun yang
bersifat mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak elektron mengelilingi
inti) yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi.
Bidang fisika secara umum terbagi atas 2 kelompok, yaitu 1. fisika klasik
dan 2. fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang
ditangkap oleh indera. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas,
bunyi, optika, dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik

8
dan fisika modern. Fisika modern berkembang mulai abad ke-20, sejak
penemuan teori relativitas Einstein dan radioaktivitas oleh keluarga Curie.
(Zendrato, 2017)
Fisika klasik adalah fisika yang didasari prinsip-prinsip yang
dikembangkan sebelum bangkitnya teori kuantum, biasanya termasuk teori
relativitas khusus dan teori relativitas umum ,mekanika klasik (hukum gerak
Newton dan lagrangian serta mekanika Hamiltonian), elektrodinamika
klasik, dan termodinamika klasik. Pada awal abad 17, Galileo membuka
penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang
merupakan kunci metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil
menguji beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama inersia.
Pada 1687 , Isaac Newton menerbitkan Filosofi Natural Prinsip
Matematika, memberikan penjelasanyang jelas dan teori fisika yang sukses:
Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber darimekanika klasik
Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi Budaya
penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena adanya pemisahan teori
dan eksperimen. Sejak abad kedua puluh, kebanyakan fisikawan
perseorangan mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoritis atau fisika
eksperimental saja, dan pada abad kedua puluh, sedikit saja yang berhasil
dalam kedua bidang tersebut. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul ketika
eksperimentalis membuat penemuan yang tak dapat dijelaska teori yang ada,
sehingga mengharuskan dirumuskannya teori-teori baru.
Batas pemisah kedua bagian fisika ini tidak cukup tajam, misalnya karena
dalam wilayah fisika klasik terdapat masalah yang hanya dapat diselesaikan
dengan metode fisika modern. Di lain pihak beberapa gejala dalam fisika
modern dapat dimengerti secara klasik. Sehingga berlaku bahwa fisikak lasik
adalah kasus khusus dari fisika modern. Salah satu contohnya adalah prinsip
relatifitas Einstein yang modern melingkupi mekanika klasik. Prinsip
relatifitas klasik adalah kasus khusus untukkecepatan yang nilainya sangat
kecil dibandingkan kecepatan cahaya.

Tokoh-tokoh besar dalam fisika klasik antara lain:

9
1. Descartes,
2. Galileo,
3. Johannes Keppler,
4. Isaac Newton,
5. James Clerk Maxwell,
6. Thomas Young, Fresnell,
7. Huygens.

Fisika klasik kokoh dengan seperangkat keyakinan-keyakinannya. Ada 6


keyakinan (anggapan) yang menjadi sokoguru fisika klasik. Anggapan-
anggapan itu yakni:
1. Alam semesta mirip mesin raksasa dalam kerangka ruang-waktu mutlak.
Gerakan rumit bisa dipandang sebagai paduan gerakan sederhana dari
bagian-bagian penyusunnya, sekalipun bagian-bagian tersebut tidak bisa
dilukiskan.
2. Hk Newton menyimpulkan setiap gerak memiliki sebab. Jika sebuah benda
bergerak, kita selalu bisa mencari penyebabnya, ini sebab-akibat yang
sudah tidak dipertanyakan lagi.
3. Jika sekarang diketahui keadaan gerak suatu titik, bisa ditentukan gerak di
sebarang titik pada masa depan, bahkan masa lalu. Rentetan kejadian yang
begitu pasti ini hanyalah konsekuensi dari sebab-sebab sebelumnya. Inilah
determinisme.
4. Sifat-sifat cahaya bisa dilukiskan secara lengkap dengan teori gelombang
elektromagnetik Maxwell dan dibuktikan oleh Thomas Young yang pola
interferensi dalam percobaan celah-ganda 1802.
5. Energi yang bergerak bisa dilukiskan dengan 2 model fisik: pertama
adalah partikel, digambarkan sebagai bola pejal seperti bola golf, kedua
gelombang, terlihat seperti ombak di permukaan laut. Keduanya terpisah
dan berdiri sendiri. Artinya, energi bisa dinyatakan sebagai partikel atau
gelombang.
6. Mungkin saja untuk mengukur sifat sistem –misalnya temperatur dan
kecepatannya- dengan ketelitian tak terbatas. Pengamat hanya perlu

10
mengatur ketelitian yang diinginkan atau menyesuaikan ketelitian yang
diperoleh secara teoretik. Sistem atomik pun tidak terkecuali.

Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang
mempelajari perilaku materi dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel
subatomik atau gelombang. Pada prinsipnya sama seperti dalam Fisika Klasik,
namun materi yangdibahas dalam Fisika Modern adalah skala atomik atau
subatomik dan partikel bergerak dalam kecepatan tinggi. Untuk partikel yang
bergerak dengan kecepatan mendekati atau sama dengan kecepatan cahaya,
perilakunya dibahas secara terpisah dalam teori relativitas khusus.
Kesuksesan fisika klasik dalam menjelaskan mekanika klasik,
electromagnet, dan termodinamika dengan alasan dapat mengukur besaran
apapun dengan ketelitian berapapun ternyata tidak langgeng dalam waktu
yang lama. Beberapa eksperimen, seperti: radiasi benda hitam dan efek
fotolistrik ternyata tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik. Alih-alih
menjelaskan elsperimen tersebut, fisika klasik malah mendapatkan guncangan
besar.
Teori-teori dasar fisika klasik mendapat benturan ketika eksperimen-
eksperimen tersebut mulai dijelaskan. Energi gelombang yang tidak
berbanding lurus dengan intensitasnya, energi yang tidak kontinyu, partikel
dan gelombang yang ternyata tidak berkontradiktif, merupakan temuan-
temuan baru yang mengguncang fisika klasik. Sejak abad 20, kebanyakan
fisikawan mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoritis atau fisika
eksperimental saja. Sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut.
Teoris berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil
eksperimen yang telah dicoba dan dapat memperkirakan hasil eksperimen
yang akan datang. Sementara itu, eksperimentaslis menyusun dan
melaksanakan eksperimen untuk menguji perkiraan teoritis.
Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, mereka
saling bergantung. Riset dalam fisika dibagi beberapa bidang yang berbeda
dari dunia materi. Fisika benda kondensasi, diperkirakan sebagai bidang fisika
terbesar, mempelajari property benda besar, seperti benda padat dan cairan

11
yang kita temui setiap hari, yang berasal dari property dan interaksi mutual
dari atom. Bidang fisika atomic, molekul, dan optik berhadapan dengan
individual atom dan molekul, dan cara mereka menyerap dan mengeluarkan
cahaya. Bidang fisika partikel. Juga dikenal sebagai “fisika energy tinggi”,
mempelajari property partikel super kecil yang jauh lebih kecil dari atom,
termasuk partikel dasar yang membentuk benda lainnya.
Terakhir, bidang astrofisika menerapkan hukum fisika untuk menjelaskan
fenomena astronomi, berkisar dari matahari dan objek lainnya dalam tata
surya ke jagad raya secara keseluruhan. Dalam fisika benda kondensasi,
masalah teoritis tak terpecahkan terbesar adalah penjelasan suerkonduktivitas
suhu tinggi. Dalam fisika partikel, potongan pertama dari bukti eksperimen
untuk fisika di luar model standar telah mulai menghasilkan. Yang paling
terkenal adalah penunjukkan bahwa neutrino memiliki massa bukan nol.
Dalam beberapa tahun ke depan, pemercepat partikel akan mulai meneliti
skala energi TeV, yang dimana eksperimentalis berharap untuk menemukan
higgs boson dan partikel supersimetri.
Para teoris juga mencoba untuk menyatukan mekanika kuantum dan
relativitas umum menjadi satu teori gravitasi kuantum, sebuah program yang
telah berjalan selama setengah abad, dan masih belum menghasilkan buah.
Kandidat atas berikutnya adalah Teori-M, teori superstring, dan gravitasi
kuantum loop. Banyak fenomena astronomical dan kosmologikal belum
dijelaskan secara memuaskan, termaswuk keberadaan sinar kosmik energy
ultra-tinggi, asimetrsi baryon, pemercepatan alam semesta dan percepatan
putaran anomaly galaksi.
Adapun tokoh-tokoh besar dalam fisika modern antara lain : ·
1. Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat
dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus
digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan
oleh benda hitam. ·
2. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan
menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang
disebut foton. ·

12
3. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom
hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. ·
4. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan teorinya tentang
gelombang benda. Mekanika kuantum modern lahir pada tahun 1925,
ketika Werner Karl Heisenberg mengembangkan mekanika matriks dan
Erwin Schrödinger menemukan mekanika gelombang dan persamaan
Schrödinger. · Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya
5. Pada tahun 1927, dan interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam waktu
yang hampir bersamaan. ·
6. Pada 1927, Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum dengan
relativitas khusus. · Pada tahun 1932, Neumann Janos merumuskan dasar
matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai teori operator.
7. Pada 1927, percobaan untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam
bidang di luar partikel satuan, yang menghasilkan teori medan kuantum.
Interpretasi banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett
8. Pada tahun 1956. Teori Kromodinamika kuantum diformulasikan pada
awal 1960-an. Teori yang kita kenal sekarang ini diformulasikan oleh
Polizter,Gross and Wilzcek pada tahun 1975.

Perbedaan Fisika Klasik dan Fisika Modern ·


Fisika klasik menyuguhkan kepastian. Apabila kita mempunyai sistem
pergerakan sebuah benda, kita dapat dengan yakin memastikan posisi benda
tersebut untuk beberapa detik, jam, atau hari mendatang, sedangkan fisika
modern hanya menyajikan satu: probabilitas. Kemungkinan. Tidak ada yang
pasti di dalam fisika modern. Anda bisa memastikan posisi suatu benda di
satu titik? Berarti anda telah salah. · Fisika klasik untuk dunia kasat mata
dengan kondisi; terutama kecepatan yang "normal", sementara fisika modern
memang digunakan untuk pendekatan yang lebih "super" dunia-dunia yang
sangat besar atau sangat kecil. ·
Fisika klasik tidak mampu menjelaskan fenomena yang terjadi pada materi
yang sangat kecil (fenomena mikroskopis). Fenomena mikroskopis yaitu
fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung, seperti

13
elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Sedangkan fisika modern
mampu menjelaskan fenomena-fenomena tersebut karena para fisikawan
telah menemukan ilmu-ilmu baru dalam teori – teori baru.
(Mesriah, 2015)

D. Pengertian Filsafat Sains


Filsafat sains adalah sebuah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar, serta
fenomena yang berasal dari alam tersebut dapat dibuktikan secara
ilmiah.filsafat sains sangat berkaitan dengan Epistemologi dan Ontologi.
Menurut May Brodbeck, Filsafat sains adalah penelaah tentang logika interen
dari teori teori Ilmiah dan hubungan hubungan antara percobaan dan teori
yakni metode ilmiah.
Filsafat sains adalah bidang sains yang mempelajari dasar-dasar filsafat,
asumsi dan implikasi dari sains, yang termasuk di dalamnya antara lain sains
alam dan sains sosial. Di sini, filsafat sains sangat berkaitan erat
dengan epistemologi dan ontologi.
Untuk memahami arti dan makna filsafat sains, di bawah ini
dikemukakan pengertian filsafat sains dari beberapa ahli yang terangkum
dalam Filsafat Sains:
1. Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of
current scientific opinions by comparison to proven past views, but such
aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual
scientific paractice”. (Filsafat sains dalam suatu segi adalah suatu
tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat sains jelas bukan suatu
kemandirian cabang sains dari praktek ilmiah secara aktual.
2. Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the
methods of scientific thinking and tries to determine the value and
significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat sains membahas

14
dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
3. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic
study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and
presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual
discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah
sistematis mengenai sains, khususnya metode-metodenya, konsep-
konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam
kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
4. Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and
the relations between experiment and theory, i.e. of scientific
methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan
hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode
ilmiah.)
5. May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically
neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang
netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan
– landasan sains.
6. Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts
to do for science what philosophy in general does for the whole of human
experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it
constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds
for belief and action; on the other, it examines critically everything that
may be offered as a ground for belief or action, including its own theories,
with a view to the elimination of inconsistency and error.
(Filsafat sains merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat
bagi sains apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh
pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak,
ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan
menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan;
di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat
disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk

15
teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan
dan kesalahan.
7. Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts,
first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry
observational procedures, patens of argument, methods of representation
and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to
veluate the grounds of their validity from the points of view of formal
logic, practical methodology and metaphysics”.
(Sebagai suatu cabang sains, filsafat sains mencoba pertama-tama
menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah
prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan
seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya
dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan
metafisika).
(Tarjo, 2010)

E. Hubungan Antara Filsafat dan Sains


Menurut Aristoteles (Isamun, 68:2001), filsafat ilmu telah melahirkan
cabang-cabang yang salah satu diantaranya adalah Ilmu Fisika yang
mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini. Hubungan filsafat dan fisika
adalah dengan adanya filsafat, pola pikir manusia menjadi lebih maju dalam
mempelajari alam. Sehingga tidak selamanya teori yang ada akan bersifat
mutlak, tetapi dapat berubah-ubah khususnya ilmu sains. Filsafat berperan
penting dalam perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan teori dan fakta-
fakta yang ada. Karena itulah filsafat dapat membuat orang mempelajari
konsep fisika
Selain itu, filsafat fisika dapat menolong para peneliti dan orang-orang
yang peduli tentang ilmu pengetahuan alam untuk membentuk pemikiran-
pemikiran baru dalam bidang fisika. Filsafat fisika juga dapat menjadi asas
yang terbaik untuk penilaian terhadap perkembangan fisika dalam arti yang
menyeluruh. Filsafat fisika akan menolong dalam memberikan pendalaman
pikiran bagi faktor-faktor penentu dalam perkembangan fisika.

16
Jadi, dapat disimpulkan hubungan antara filsafat dan sains yaitu:
1. Dengan adanya Filsafat, pola pikir manusia menjadi lebih maju dalam
mempelajari alam.
2. Tidak selamanya teori yang ada akan bersifat mutlak, tetapi dapat berubah-
ubah khususnya ilmu sains, sehingga filsafat berperan penting dalam
perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan teori dan fakta yang ada.
3. Filsafat dapat membuat orang mempelajari konsep fisika.
(Suardi, 2015)
Perbandingan antara Filsafat dan Sains
Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan, dalam hal
ini bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu
berfikir filosofi spekulatif dan berfikir empiris ilmiah. Perbedaan antara
keduanya, terutama untuk aliran filsafat pendidikan tradisional, adalah bahwa
filsafat menetukan tujuan dan science manentukan alat sarana untuk hidup.
Untuk lebih jelas dan untuk lebih mengetahui tentang perbandingan antara
filsafat dan sains, maka di bawah ini akan dijelaskan tentang persamaan dan
perbedaan antara keduanya, yaitu :
Persamaan antara Filsafat dan Sains
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek
selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya. Keduanya memberikan
pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-
kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab akibatnya.
Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan. Keduanya mempunyai metode dan system. Keduanya hendak
memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat
manusia (obyektifitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar.
Perbedaan antara Filsafat dan Sains:
Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu
segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya ilmu hanya
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak
sedangkan kajian filsafat tidak terkokta-kotak dalam disiplin tertentu. Obyek

17
formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat fregmentaris, karena mencari
pengertian dari segala sesuatu ada itu secara luas, mendalam dan mendasar,
sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu,
obyek formal itu bersifat teknik yang berarti bahwa cara-cara ide manusia itu
mengadakan penyatuan diri dengan realita. Filsafat dilaksanakan dalam
suasana pengetahuan yang menonjol daya spekulasi, kritis dan pengawasan,
sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan tital dan error. Oleh
karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan
filsafat timbul dari nilainya.
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, mutlak, dan mendalam
sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab
yang tidak begitu mendalam, lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu
menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
Sekarang, filsafat sama dengan sains dalam menemukan pengetahuan yang
seksama dan terorganisir dengan baik. Tapi filsafat tidak puas dengan definisi
semacam ini. Filsafat mencari pengetahuan yang juga konprehensif. Pikiran
manusia tidak puas semata-mata dengan menyusun rangkaian yang tetap
tentang fenomena dan sekedar merumuskan cara-cara mereka bertingkah-
laku. Pikiran manusia sangat membutuhkan beberapa penjelasan akhir
berkenaan dengan berbagai fenomena dengan perilaku.
(Suratman, 2015)

F. Sejarah Filsafat Sains


Pada awalnya filsafat sains lebih berupa metodologi atau telah tentang
metode dalam berbagai sains. Masyarakat primitif menganut pemikiran
mitosentris yang mengandalkan mitos guna menjelaskan fenomena alam.
Perubahan pola pikir dari mitosentris menjadi logosentris membuat manusia
bisa membedakan kondisi riil dan ilusi, sehingga mampu ke-luar dari mitologi
dan memperoleh dasar pengetahuan ilmiah. Ini adalah titik awal manusia

18
menggunakan rasio untuk meneliti serta mempertanyakan dirinya dan alam
raya.
Tradisi sains dimulai sekitar abad ke 6 SM sejak filsafat itu lahir, yang
disebut-sebut sebagai bapak filsafat, yaitu Thales telah mengutarakan dengan
mencari tahu tentang bahan dasar alam semesta ia menyimpulkan bahwa
bahan dasar alam semesta itu adalah air. Jawaban ini tidak memuaskan murid
dan pemikir setelahnya. Penyelidikan para pendahulu filsafat ini lebih bersifat
kosmologi-ontologis, belum epistemologis, artinya belum begitu serius. Baru
setelah Aristoteles (1384-322 SM) membahas epistemologis mulai
dipertanyakan.Arisoteles mengemukakan acuan untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar, yaitu dengan menggunakan pengamat induktif dan
metode deduktif.
Dari kedua metode yang nampak bertolak belakang itu, Aristoteles
mengusulkan bahwa untuk mencapai pengetahuan yang solid, kedua metode
tersebut mesti sama-sama digunakan, artinya apa yang kita pikirkan itu harus
bisa dibuktikan atau berhubungan dengan realitas dan kenyataan konkret.
Zaman semakin maju, revolusi terjadi dalam berbagai bidang, maka arah
kajian filsafat sains berkembang ke zaman yang lebih baru dan lebih positive.
Agar nampak tidak terlalu naif, tampilah para tokoh filsafat sains yang
memberikan landasan filsafat bahasa yang positif hingga tampil menjadi
logis. Gerakan ini muncul setelah didirikan kelompok kajian filsafat sains
yang disebut dengan lingkaran wina dan aliranya disebut positifisme logis.
Pada awal abad ke 20 inilah filsafat sains mencapai puncaknya.
(Suharlia, 2017)

G. Perkembangan Pengetahuan Fisika Menurut Richtmeyer


Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam
empat periode yaitu:
a. Periode Pertama
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode
pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat
perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang

19
sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya : di bidang
astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari,
prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi
sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan
(piramid), standar berat, pengukuran, koin (mata uang).
Pada tahun 600 SM - 530 M : Perkembangan ilmu dan teknologi
sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang
Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk
bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical
Science, sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-
atom. Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk
menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain.
Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang.
Pada tahun 530 M - 1450 M : Mundurnya tradisi sains di Eropa dan
pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini
terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada “Almagest”
karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik
observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi
berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa
terjadi jika ada yang mendorong secara terus menerus; kemagnetan
berkembang; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang
(Alchemy). Terakhir, pada tahun 1450 M - 1550 : Ada publikasi teori
Heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam revolusi
saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis.
b. Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550-an sampai tahun 1800-an. Pada periode ini
mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo
dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil
yang didapatkan antara lain: Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris
menghasilkan teori baru pada gerak planet.
Newton meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika
menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.

20
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula
Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang,
Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange.
Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan
Kalorimeter. Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan
pengukuran kelajuan cahaya. Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor
dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik
yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.
c. Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800 sampai 1890. Pada periode ini
diformulasikan konsep - konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita
kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang
dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi - formulasi umum
dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang
masih terpakai sampai saat ini. Dalam Mekanika diformulasikan
Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum),
Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika. Dalam
Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik
gas, penjalaran panas dan lain-lain. Dalam Listrik - Magnet diformulasikan
Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell. Dalam Gelombang
diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi dan difraksi.
d. Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890 sampai sekarang. Pada akhir abad ke - 19
ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika
klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar
lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini
dikembangkan teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang
berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau yang
berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum). Teori
Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal
diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E= mc 2. Teori Kuantum,
yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan

21
oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori
tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat
besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
Selain dari fenomena yang terjadi, para fisikawan juga dapat
menciptakan alat-alat berdasarkan penelitian yang telah di amati. Alat-alat
tersebut berpengaruh terhadap peradaban manusia. Adapun dengan
perkembangan ilmu sains manusia dapat menciptakan pesawat radio (oleh
Marconi 1896), untuk mengirim dan menerima berita tanpa melalui kawat
penghubung seperti pada telepon dan telegram. Menciptakan telivisi yang
dapat mengirm suara dan gambar hidup kepada para pemirsa dalam jarak
ratusan kilometer dari objek yang disaksikan. Dan adanya alat komunikasi
terbaru. Didalam sejarahya, sains fisika mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Filsafat sains adalah suatu bagian yang tak lepas dari
kehidupan manusia dari awal peradaban sampai di zaman modern ini.
Dalam setiap perkembangannya terdapat periode-periode yang sangat
berperan dalam peradaban manusia. Sains khususnya dibidang fisika sudah
ada sejak 2400 SM. Penemuan-penemuan yang ada biasanya bukan dari
hal yang disengaja tapi kebanyakan dari hal yang tidak disengaja atau yang
bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Penemuan-Penemuan ini
terus berkembang hingga terus menghasilkan penemuan penemuan terbaru
khususnya dalam dibidang fisika yang selalu dikembangkan menjadi lebih
baik sehingga dapat mempermudah kehidupan manusia.
(Pambudi, 2015)

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam makalah ini adalah:
1. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
2. Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode
ilmiah. Sains dapat dikatakan sebuah proses untuk membentuk hukum,
model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
3. Fisika adalah ilmu eksperimental, perkembangan teori fisika memerlukan
kreativitas dalam setiap tahapnya. Hukum fisika atau prinsip fisika dapat
di akui ketika fisikawan mengamati fenomena alam dan berusaha
menemukan pola-pola dan prinsip yang tepat dan terbukti mengenai
fenomena tersebut, serta telah digunakan secara luas.
4. Filsafat sains adalah sebuah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar,
serta fenomena yang berasal dari alam tersebut dapat dibuktikan secara
ilmiah.filsafat sains sangat berkaitan dengan Epistemologi dan Ontologi.
5. Menurut Aristoteles (Isamun, 68:2001), filsafat ilmu telah melahirkan
cabang-cabang yang salah satu diantaranya adalah Ilmu Fisika yang
mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini. Hubungan filsafat dan
fisika adalah dengan adanya filsafat, pola pikir manusia menjadi lebih
maju dalam mempelajari alam. Sehingga tidak selamanya teori yang ada
akan bersifat mutlak, tetapi dapat berubah-ubah khususnya ilmu sains.
Filsafat berperan penting dalam perubahan-perubahan tersebut sesuai

23
dengan teori dan fakta-fakta yang ada. Karena itulah filsafat dapat
membuat orang mempelajari konsep fisika
6. Pada awalnya filsafat sains lebih berupa metodologi atau telah tentang
metode dalam berbagai sains. Masyarakat primitif menganut pemikiran
mitosentris yang mengandalkan mitos guna menjelaskan fenomena alam.
Perubahan pola pikir dari mitosentris menjadi logosentris membuat
manusia bisa membedakan kondisi riil dan ilusi, sehingga mampu ke-luar
dari mitologi dan memperoleh dasar pengetahuan ilmiah. Ini adalah titik
awal ma-nusia menggunakan rasio untuk meneliti serta mempertanyakan
dirinya dan alam raya.
7. Didalam sejarahya, sains fisika mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Filsafat sains adalah suatu bagian yang tak lepas dari kehidupan
manusia dari awal peradaban sampai di zaman modern ini. Dalam setiap
perkembangannya terdapat periode-periode yang sangat berperan dalam
peradaban manusia. Sains khususnya dibidang fisika sudah ada sejak 2400
SM. Penemuan-penemuan yang ada biasanya bukan dari hal yang
disengaja tapi kebanyakan dari hal yang tidak disengaja atau yang bahkan
tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Penemuan-Penemuan ini terus
berkembang hingga terus menghasilkan penemuan penemuan terbaru
khususnya dalam dibidang fisika yang selalu dikembangkan menjadi lebih
baik sehingga dapat mempermudah kehidupan manusia.

3.2 Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
penulis, maka untuk mendapat pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah
dilampirkan pada daftar rujukan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ghina, Ratu. 2016. Sejarah Filsafat Sains. Diunduh dari http://ratughina.


blogspot.co.id/2016/10/sejarah-filsafat-sains.html pada tanggal 14 Maret
2018 pukul 10.30 WIB.

Gitta, Mauren. 2015. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Sains. Diunduh dari http://
maurengitta.blogspot.com/2012/hubungan-filsafat-dengan-ilmu-sains.html
pada tanggal 14 Maret 2018 pukul 09.00 WIB.

Krana. 2015. Filsafat Sains dan Perkembangan Ilmu Sains. http://kranalanpaga.


blogspot.co.id/2015/filsafat-sains-perkembangan-ilmu.html Diunduh pada
tanggal 08 Maret 2018 pukul 20.00 WIB.

Pambudi, Iqbal. 2015. Sejarah Filsafat Sains. Diunduh dari http://iqbalsatrio-


pambudi.blogspot.com/2015/01/makalah-sejarah-fisika-filsafat-sains.html
pada tanggal 13 Maret 2018 pukul 14.00 WIB.

Suardi, Suratman. 2015. Hubungan Filsafat dengan Sains. Diunduh dari


http://summongroup.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-filsafat-dengan-
sains.html pada tanggal 14 Maret 2018 pukul 10.00 WIB.

Suharlia. 2017. Filsafat sians dan perkembangan ilmu. http://suharliajsains2707.


blogspot.co.id/2017/filsafat-sains-dan-perkembangan-ilmu.html. Di unduh
pada tanggal 08 Maret 2018 pukul 19.25 WIB.

Tarjo. 2010. Pengertian Filsafat Sains. Diunduh dari http://mkfilsafatsains.


blogspot.co.id/2010/09/pengertian-filsafat-sains.html pada tanggal 08 Maret
2018 pukul 19.00 WIB.

25
Putrika, 2013. Pengertian Sains , Definisi Sains dan apa itu sains. Diunduh dari
https://rifka putrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/ pada tanggal 15 Maret
2018 Pukul 22.00 WIB.

Zendrato, 2017. Pengertian Sains Definisi Sains dan apa itu Sains?. Diunduh dari
https://www.bersosial.com/threads/pengertian-sains-definisi-sains-dan-apa-
itu-sains.36614/ pada tanggal 15 Maret 2018 pukul 12.00 WIB

Mesriah, 2015 . Perbedaan fisika klasik dan fisika modern. Diunduh dari
http://www.matadunia.id/2015/12/perbedaan-fisika-klasik-dan-fisika.html
pada tanggal 15 Maret 2018 pukul 16.00 WIB

26
LAMPIRAN

27
28
1. Ursella Oktariani (1613022022):
Apa saja cabang-cabang dari filsafat sains?
Cabang-cabang filsafat secara umum terbagi dua yaitu filsafat teoritis dan
filsafat praktis. Yang termasuk filsafat teoritis adalah ontologi dan
epistemologi, sedangkan aksiologi adalah filsafat praktis.
a. Ontologi, kerap disebut juga metafisika atau filsafat pertama. Kata
ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu on atau ontos yang berarti ada
atau keberadaan dan logos yang bermakna studi atau ilmu tentang. Karena
itu, ontologi berarti ilmu tentang ada.
b. Epistemologi, berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan, ilmu)
dan logos (pengetahuan, informasi). Jadi, epistemologi dapat berarti
“pengetahuan tentang pengetahuan” atau teori pengetahuan.
c. Aksiologi, berakar kata axios (layak, pantas) dan logos (ilmu, studi
mengenai). Aksiologi adalah studi filosofis tentang hakikat nilai-nilai.

2. Fitriyani (1613022008):
Apa pengertian darai epistemologi dan berikan contohnya!
Epistomologi adalah suatu ilmu yang secara khusus mempelajari dan
mempersoalkan secara dalam mengenai apa itu pengetahuan, darimana
pengetahuan itu diperoleh serta bagaimana cara memperolehnya. Berasal dari
bahasa Yunani yang berarti teori tentang pengetahuan. Dikaji mengenai
pengetahuan itu, diantaranya asal, struktur, sifat, karakter, keabsahan dan
kaitannya dengan kebenaran hakiki. Contoh epistemologi yaitu ketika
mempelajari gaya gravitasi, tidak hanya mempelajari pengertian, rumus dan
lain sebagainya. Tetapi juga mempelajari asal-usul ditemukannya gaya
gravitasi, sifat dan karakternya serta validitas gaya gravitasi dilihat dari
bagaimana pengetahuan ini didapatkan.

3. Intan Mawarani (1613022046):


Bagaimana perkembangan pengetahuan fisika menurut pendapat tokoh lain
selain richtmeyer? Mengapa kelompok kalian membahas pendapat dari
Ritchmeyer? Dan apa perbedaannya terhadap pendapat Richtmeyer?
Perkembangan pengetahuan fisika menurut Boer Jacob (1968M):
Periode 1 (zaman purba-1500M)
 Belum adanya eksperimen yang sistematis.

29
 Sifatnya spekulasi dan metafisik.
Periode 2 (1550M-1800M)
 Perkembangan fisika berdasarkan eksperimen.
 Tokoh yang berperan: Galileo, Newton, Huygens, Boyle, dll.
Periode 3 (1800M-1890M)
 Berkembangnya fisika klasik.
 Penelitian dialihkan untuk memperbaiki validitas pengukuran.
 Tokoh yang berperan: Count Rumfort, Joule, Young, Faraday, dll.
 Banyak teknologi hasil fisika dipakai dalam kegiatan industry.
Periode 4 (1887M-1925M)
 Teori klasik semi modern, teori kuantum masih terkait fisika klasik.
 Adanya fenomena mikroskopik.
 Ditemukan efek fotolistrik, sinar-X, radioaktivitas dan electron.
Periode 5 (1925M-sekarang)
 Fenomena mikroskopis revolusioner.
 Tokoh yang berperan: De Broglie, Schrodinger, Davisson, Thompson.
 Ditemukan prinsip mekanika matriks, gelombang dan keduanya.
Kelompok kami menggunakan pendapat dari Richtmeyer untuk presentasi,
karena sesuai indikator dan perintah dalam mengerjakan tugas. Perbedaan
Periode Fisika Menurut Richtmeyer dan Jacob yaitu, Jacob menjelaskan di
periode tahun 1890 sampai sekarang dibagi ke dalam 2 periode lagi yaitu
1890M sampai 1925M kemudian 1925M sampai sekarang. Dia membagi
periode tersebut menjadi dua bagian karena fenomena fisika modern yang
berkembang masih terikat fisika klasik. Richtmeyer tidak membagi kedalam 2
periode dalam perkembangan tersebut karena dinilai keduanya sudah
termasuk era fisika modern. Disisi lain penjelasan Richtmeyer, pada periode
awal justru dia membagi nya kedalam 4 sub periode yaitu 2400000 SM - 599
SM, 600 SM – 530 M, 530 M – 1450 M dan 1450 M - 1550 M.
4. Firda Dwi Fatmala (1613022056):
Apa pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari seorang Albert Einstein?
Pelajaran pertama yaitu nikmatilah hidup yang ada. Albert Einstein tentu
sudah melalui berbagai fase kehidupan yang tidak mudah, dengan penyakit
diseleksi dan sindrom Asperger. Tetapi Einstein tetap terus melangkah maju
dan menikmati setiap momen dalam hidupnya. Pelajaran kedua yaitu
sesekali, buatlah kesalahan. Kesalahan dapat menjadi pelatuk yang akan

30
membuat kita terus belajar dan menjadi sosok yang lebih baik lagi. Pelajaran
ketiga yaitu pengalaman menjadi salah satu hal yang sangat penting selama
hidup. Dimana Einstein selalu menghargai bagaimana pengalaman terjadi
dalam hidupnya. Ketika Einstein melakukan kesalahan, ia segera menyadari
bahwa pengalaman gagalnya pada saat itu sangat berguna bagi percobaannya
di masa depan.

5. Merry Laraswati (1613022024):


Apa yang dimaksud filsafat bersifat umum dan ilmu bersifat khusus? Dan
mengapa ilmu membutuhkan filsafat?
Obyek material filsafat itu bersifat umum, yaitu segala sesuatu yang ada,
misalnya teori heliosentis oleh Copernicus. Sedangkan obyek material ilmu
bersifat khusus dan empiris, artinya ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang
masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak. Contoh ilmu yaitu sains dan
sosial, dimana sains mempelajari fenomena alam dan sosial mempelajari
perilaku manusia dan masyarakat. Alasan mengapa ilmu membutuhkan
filsafat yaitu karena pengertian filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari
sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau
rasio. Misalnya ilmu tentang hukum Newton, dimana untuk memeroleh
kepastian newton mengembangkan hukum I Newton menjadi hukum II
Newton dan hukum III Newton. Beberapa alasan lainnya yaitu ilmu
pengetahuan dapat diartikan sebagai keseluruhan lanjutan sistem pengetahuan
manusia yang telah dihasilkan oleh hasil kerja filsafat kemudian dibukukan
secara sistematis. Aktivitas dan ilmuwan itu sama, yakni menggunakan
aktifitas berpikir filosof. Berdasarkan cara berpikir seperti itu, maka hasil
kerja filosofis dapat dilanjutkan oleh cara kerja berfikir ilmuwan.

6. Ferdi Febriansyah (1613022012):


Apa contoh dari hubungan filsafat dan sains yaitu tidak selamanya teori yang
ada bersifat mutlak, sehingga filsafat berperan penting dalam perubahan-
perubahan sesuai dengan teori dan fakta-fakta yang ada?
Berdasarkan teori, filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.
Sehingga filsafat berperan penting dalam perkembangan ilmu, agar diperoleh
hasil yang lebih pasti dan sesusai. Contohnya hukum Newton, dimana

31
Newton mengembangkannya menjadi hukum I, hukum II dan hukum III
Newton. Yang mana filsafat berpengaruh dalam mencari tahu dan berfikir
sedalam-dalamnya, contoh lainnya yaitu hukum Keppler.

7. Murni (1613022002):
Sebutkan contoh bagaimana filsafat mempermudah dalam mempelajari fisika!
Berdasarkan temuan konsep fisika yang dilakukan oleh Archimedes aliran
filsafat yang mempengaruhi adalah aliran filsafat empirisme dan realisme.
Aliran filsafat empirisme mencoba memaparkan bahwa pengetahuan
bersumber dari pengalaman. Karena itu pengalaman Archimedes menjadi
sumber pengetahuan juga yaitu menemukan konsep Archimedes tersebut.
Sedangkan, aliran filsafat realisme anggapan bahwa obyek indera kita adalah
real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu
kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita.
Karena itu fenomena yang terjadi pada air ketika Archimedes mencelupkan
badannya dan berubah ketinggian merupakan suatu keadaan yang real.

8. Fitroh Amandini (1613022054)


Apa yang dimaksud dengan sains sosial?

Sains Sosial (Social Science) merupakan penggunaan kaedah saintifik untuk


mengkaji bidang kemanusiaan di dunia ini. Ia juga dikenali sebagai Kajian
Sosialyang berlaku dalam dunia sosial dan fenomena yang berlaku dalam
dunia sosial yang melibatkan manusia. Bidang Sains Sosial merangkumi:

a. Antropologi
b. Ekonomi

c. Linguistik

d. Etimologi

e. Psikologi

f. Sosiologi

g. Pendidikan

h. Komunikasi

32
Istilah sains sosial mengikut A New Dictionary of Sociology (Mitchell,
1979) secara umumnya digunakan untuk sebarang bentuk pengajian yang
berkaitan dengan manusia dan masyarakat. Secara khususnya, istilah
tersebut memberi penekanan kepada penggunaan kaedah yang ilmiah atau
saintifik dalam penelitian terhadap hubungan yang rumit dan kompleks
antara manusia. Ini bermakna bahawa setiap penelitian yang dilakukan ke
atas hubungan kemanusiaan dan kemasyarakatan itu mestilah dilakukan
dengan cara yang saintifik, mengikut kaedah-kaedah yang telah ditetapkan
serta teruji oleh masa dan tempat.

9. Syaiful Wibowo (1653022005)


Apakah pada periode perkembangan sejarah sebelumnya tidak membuat alat?
Pada periode perkembangan sejarah sebelumnya sudah membuat alat. Namun
tidak sebanyak pada periode keempat. Mengapa demikian? Dikarenakan pada
periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk
membuat perumusan empirik, pada periode kedua ini mulai dikembangkan
metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus
metoda saintifik dalam penelitian, dan pada periode ketiga memulasikan
konsep - konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan
sebutan Fisika Klasik. Pada periode pertama, kedua, dan ketiga masih
terfokus pada rumus empirik dan formulasi konsep fisika.

10. Ratih Setiani (1613022010)


Berikan contoh pada masalah alam dan jelaskan!
Masalah alam contohnya adalah bagaimana proses alam ini bisa terbentuk.
Para ilmuan dan ahli filsafat mencoba menjawab masalah alam tersebut.
Sehingga muncullah beberapa filsafat yang megemukakan tentang bagaimana
bumi bisa terbentuk dan mengapa benda yang jatuh selalu menuju pusat
bumi.

11. Rara Nurwidayanti (1613022026)


Berikan contoh dari masalah tuhan dan masalah manusia? Pada tokoh Fisika
Modern, terdapat interprestasi Kopenhagen bagaimaa interprestasi tersebut
dan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan apa?

33
Contoh dari masalah tuhan adalah pada jaman dahulu kala masih banyak
manusia yang tidak mempercayai adanya tuhan, sampai berjalan seiring
waktu, manusia mulai mempercayai adanya tuhan dari ciptaannya yang ada di
alam semesta ini. Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah.
Peradaban hari ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta
pemujaan terhadap manusia. Ada pendapat bahwa agama telah
menghancurkan kepribadian manusia serta telah memaksa mengorbankan
dirinya demi tuhan. Agama telah memamaksa ketika berhadapan dengan
kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa. (Ali Syariati, Paradigma
Kaum Tertindas, 2001). Contohnya adalah manusia yang diutus oleh Allah
SWT sebagai khalifah di bumi dan ada pula masalah dari mana manusia itu
berasal. Banyak ilmuan yang mengemukakan pendapatnya dari mana manusia
itu berasal.
Ada dua buah fakta yang tak terbantahkan dalam teori kuantum. Pertama,
saat mengamati elektron, elektron pasti ditemukan pada suatu posisi atau satu
titik saja. Fakta keduaadalah persamaan Schrodinger yang sukses
menjelaskan energi elektron dalam atom. Karena persamaan ini benar adanya
maka kita juga harus menyetujui konsep superposisi.
Satu-satunya cara menghubungkan dua fakta ini adalah ide “menyusutnya
sifat gelombang.” Ide ini terbukti sukses dalam menggabungkan dan
menghubungkan dua fakta di atas. Lebih lanjut, kita kemudian juga bisa
menghitung momentum dan energi dari elektron dengan persamaan
Schrodinger. Jadi di atas teori, ide atau interpretasi ini tidak masalah.
Kita sudah belajar kedua hal berikut, “Penyusutan sifat gelombang dari
elektron” dan “interpretasi probabilitas” yang adalah dua buah tiang utama
dari teori kuantum. Beberapa tahun kemudian, Bohr dan murid-muridnya di
Copenghagen mengumumkan Copenhagen Interpretation atau Interpretasi
Copenhagen. Para murid Bohr, seperti Heinsenberg, Pauli, Dirac, dan lainnya
terus melanjutkan penelitian yang telah dimulai Bohr dan di kemudian hari
mereka sukses memberikan hasil yang lebih spektakuler. Hasilnya jauh
melebihi apa yang telah dicapai Niels Bohr. Kita akan membahasnya dalam
bagian selanjutnya.
Interpretasi Copenhagen: Gambar sebelah kiri menunjukkan keadaan
superposisi dari wave function. Karena pengamatan (measurement)

34
dilakukan, kondisi superposisi runtuh dan menyusut, menjadi hanya sebuah
kondisi (kanan)

12. Anggun Wulandari (1613022016)


Bagaimana kedudukan filsafat dalam sains?
Kedudukan filsafat dalam sains itu cukup tinggi, mengingat arti filsafat
ialah adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan
hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan.
Sehingga dengan adanya filsafat, para filsuf dapat mempelajari fenomena-
fenomena alam yang terjadi dan menambah pengetahuan sains.

13. Isna Istikomah (1613022014)


Apa maksud dari fregmentasi dan fragmentasi? Berikan contoh!
Pada perbedaan filsafat dengan ilmu dibedakan menjadi fregmentasi dan
fragmentasi. Fregmentasi artinya menyeluruh. Contohnya filsafat memuat
keseluruhan dari apa yang ia temukan, sedangkan fragmentasi artinya bagian-
bagian dimana ilmu dapat dibagi menjadi beberapa bagian.

14. Amelia Yuni Saputri (1613022042)


Berikan contoh berpikir filsafat dalam ilmu fisika!
Berfikir radikal berarti berfikir sampai keakar-akarnya, tidak tanggung-
tanggung, sampai pada konsekuensinya yang terakhir. Tidak ada yang tabu,
tidak ada yang suci, dan tidak ada yang terlarang bagi yang berfikir radikal.
Contohnya adalah Newton yang memikirkan bagaimana bisa buah jatuh
menuju ke pusat bumi? Bagaimana penyebabnya? Dengan itu Newton
memikirkannya sampai keakar-akarnya. Setelah itu Newton berfikir secara
sistematis (ialah berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah
dengan penuh kesadaran dangan urutan-urutan yang saling berhubungan dan
teratur) untuk mencari tahu penyebabnya dengan menggunakan percobaan.
Lalu Newton berfikir universal (berarti pola pikir yang tidak khusus, terbatas

35
dan hanya pada bagian tertentu saja, akan tetapi mencakup keseluruhannya)
dengan mencari tahu dari sumber-sumber lainnya.

15. Miftahul Hasanah (1613022028)


Bagaimana indikator perubahan filsafat klasik dan modern?
Indikator perubahannya adalah karena ketidak mampuannya fisika klasik
dalam menjelaskan beberapa fenomena yang hanya mampu dijelaskan dengan
fisika modern. Fisika klasik tidak mampu menjelaskan fenomena yang terjadi
pada materi yang sangat kecil (fenomena mikroskopis). Fenomena
mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara
langsung, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Sedangkan
fisika modern mampu menjelaskan fenomena-fenomena tersebut karena para
fisikawan telah menemukan ilmu-ilmu baru dalam teori – teori baru.

36

Anda mungkin juga menyukai