Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Ekonomi Moneter
Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal dalam Model IS-LM

Kelompok 8 :

Hanny Nur Saidah (A10170297)


Auzan Ghufran Setiawan (A10170300)
Larissyah Amartya Sari (A10170316)
Ashylla Alvi Febiana (A10170322)

Kelas B

S1 Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekuitas
Jalan P.H.H Mustofa No.31
2018
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 1


BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
2.1 Kebijakan Fiskal ........................................................................................................................... 4
2.2 Kebijakan Moneter........................................................................................................................ 4
2.3 Pengaruh Kebijakan Fiskal dalam model keseimbangan IS-LM .................................................. 5
2.4 Pengaruh Kebijakan Moneter dalam model keseimbangan IS-LM .............................................. 7
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bangsa di dunia ini tanpa terkecuali, semuanya menginginkan kehidupan yang
makmur serta sejahtera. Sejahtera dalam aspek sosial, politik, budaya, agama, hankam,
terutama dalam hal perekonomian. Namun, kenyataan yang terjadi sering kali keadaan tersebut
tidak selalu sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemerintah maupun masyarakat. Hambatan
- hambatan yang berasal dari pemerintah sendiri, masyarakat bahkan pihak asing, sering
menjadi permasalahan - permasalahan yang membuat kesejahteraan tersebut menjadi sulit
untuk di raih dan di rasakan, terutama dalam bidang perekonomian.
Perekonomian adalah faktor yang tentu sangat berpengaruh dalam terciptanya
kesejahteraan dan kemakmuran di dalam kehidupan ini. Masalah kemiskinan serta pemerataan
yang tidak berimbang, tingkat inflasi yang tinggi, jumlah pengangguran yang semakin
meledak, neraca pembayaran luar negeri yang terus - menerus defisit, krisis nilai tukar mata
uang serta masalah perbankan dan kredit macet yang menyebabkan beberapa bank mengalami
kesulitan likuiditas. Selain itu, krisis global saat ini jauh lebih parah dan suasana
ketidakpastiannya sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian
menurun tajam. Akibatnya, kondisi ekonomi dunia terlihat semakin memprihatinkan dari hari
ke hari, walaupun semua bank sentral sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang
terendah.
Masalah - masalah tersebut hanya lah merupakan beberapa dari masalah - masalah
perekonomian yang melanda Indonesia bahkan dunia. Dalam menghadapi kenyataan seperti
ini, usaha untuk menghilangkan atau mencegah timbulnya gejala - gejala tersebut amat sangat
diperlukan. Oleh karena masalah tersebut secara langsung menyangkut variabel - variabel
ekonomi agregatif. Maka tindakan yang dilakukan pemerintah adalah mengambil suatu
kebijakan yang disebut kebijakan ekonomi makro. Kebijakan ekonomi makro adalah tindakan
pemerintah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan maksud agar supaya keadaan
perekonomian tidak terlalu menyimpang dari keadaan yang di inginkannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal?
2. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter?
3. Apa pengaruh kebijakan fiskal dalam model keseimbangan IS-LM ?
4. Apa pengaruh kebijakan moneter dalam model keseimbangan IS-LM ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Kebijakan Fiskal
2. Untuk mengetahui tentang Kebijakan Moneter
3. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan Fiskal dalam model keseimbangan IS-LM
4. Untuk mengerahui pengaruh Kebijakan Moneter dalam model keseimbangan IS-LM
BAB II

PENDAHULUAN
2.1 Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan di pasar barang dan jasa agar kondisi perekonomian menjadi semakin
membaik khsusus keadaan di pasar dan jasa .

Kebijakan fiskal dibagi menjadi dua yaitu :

A. Kebijakan Fiskal Ekspansif yaitu kebijakan ekonomi dari pemerintah dalam rangka
mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Contoh kebijakan dalam
menghadapi resesi, seperti menurunkan tingkat suku bunga diskonto, membeli SBI,
dan menurunkan tingkat pajak.
B. Kebijakan Fiskal Kontraktif yaitu kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan
belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Intinya kebijakan ini bertujuan untuk
menurunkan tingkat inflasi. Contoh Penerapanmya dalam menghadapi inflasi yaitu
menaikan tingkat bunga diskonto dan menaikkan tingkat tarif pajak.

2.2 Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilalukan oleh bank sentral untuk
mempengaruhi keadaan di pasar uang agar kondisi perekonomian menjadi semakin membaik
khususnya keadaan di pasar uang.

Kebijakan moneter di bagi menjadi dua jenis yaitu :

A . Kebijakan Moneter Ekspansif merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank


sentral melalui penambahan jumlah uang beredar ( Easy Money Policy), misalnya
melalui alat atau instrument kebijakan moneter seperti pembelian surat berharga,
pengurangan cadangan minimum, dan pengurangan tingkat bunga pinjaman.

B . Kebijakan Moneter Kontraktif merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank


sentral melalui pengurangan jumlah uang yang beredar( Tight Money Policy),
misalnya melalui alat atau instrumen kebijakan moneter seperti penjualan surat
berharga, penambahan tingkat bunga pinjaman.
2.3 Pengaruh Kebijakan Fiskal dalam model keseimbangan IS-LM
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah mempengaruhi keadaan ekonomi makro
melalui serangkaian tindakan yang mempengaruhi pasar barang. Kebijakan fiskal umumnya
dijalankan melalui kebijakan anggaran pemerintah atau APBN, selanjutnya APBN ini akan
mempengaruhi perekonomian makro. Bila APBN meningkat maka penerimaan dan
pengeluaran pemerintah juga meningkat. Peningkatan pengeluaran ini akan mempengaruhi
kurva IS. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa kurva IS bergeser bila terjadi perubahan
pengeluaran agregat yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu pengeluaran investasi swasta,
pengeluaran pemerintah dan pajak.

Perhatikan Gambar Pada awalnya keseimbangan berada pada titik E 0, kemudian


pengeluaran pemerintah mengalamai kenaikan sebesar ∆G sehingga AD juga naik. Kenaikan
AD menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan, mengakibatkan income atau output naik dari
Y0 ke Y1. Kenaikan income menyebabkan permintaan terhadap uang naik sehingga untuk
kembali ke titik keseimbangan maka bunga juga ikut naik ke i1 sehingga tercapai keseimbangan
pada titik E1. Apabila tingkat bunga tetap pada i0 maka income harusnya naik mencapai
Y2 dengan keseimbagan E2 sesuai dengan besarnya multiplier kali ∆G (αG ∆G). Pada titik E2
ini telah tercapai keseimbagan pada pasar barang karena pengeluaran telah sama dengan output
(income). Tetapi karena adanya keterkaitan antara pasar barang dengan pasar uang maka
perobahan pada pasar barang (kenaikan income) menyebabkan pasar uang tidak seimbang
karena kenaikan income telah menyebabkan naiknya permintaan uang yang selanjutnya
mendorong kenaikan tingkat bunga.
Peningkatan pengeluaran pemerintah ∆G menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan.
Pada tingkat bunga yang sama dan melalui proses multiplier income naik ke Y2 dengan titik
keseimbangan pada titik E2. Peningkatan income menyebabkan keseimbangan pasar uang
berobah karena permintaan uang naik sehingga tingkat bunga naik. Kenaikan bunga
menyebabkan investasi menurun sehingga kenaikan income berkurang menjadi Y1.
Pengurangan dampak investasi akibat kenaikan bunga ini disebut dengan crowding out.

Kenaikan tingkat bunga menyebabkan investasi swasta berkurang sehingga


mengurangi kenaikan AD. Disinilah keterkaitan antara pasar barang dan pasar uang terjadi.
Hanya pada titik E1 income sama dengan pengeluaran agregat dan permintaanuang sama
dengan ketersediaan supply uang. Titik E1 adalah titik dimana pasar barang dan pasar uang
dalam keadaan seimbang.

Pada pengaruh kebijakan fiskal ini terdapat beberapa istilah, antara lain yaitu
“Crowding out”.Pengertian dari ‘Crowding out’ adalah menurunnya dampak dari
pengeluaran autonomous (kebijakan fiskal) karena mengakibatkan tingkat bunga naik
sehingga pengeluaran invesasi swasta menurun. Perhatikan gambar, dengan kenaikan
pengeluaran pemerintah seharusnya output naik sebesar αG ∆G sampai mencapai titik E2, tetapi
kenyataan hanya sampai pada titik E1. Hal ini disebabkan karena kenaikan tingkat bunga telah
menyebabkan invesatasi swasta turun sehingga kenaikan output tidak sebesar yang seharusnya
(bila bunga tidak naik).

Dari Gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat crowding out tergantung dengan
kemiringan kurva LM, semakin tegak kurva LM maka semakin tinggi tingkat crowding out,
dan sebaliknya bila semakin miring maka crowding out semakin kecil. Full crowding out akan
terjadi bila kurva LM vertikal, artinya peningkatan investasi tidak memberikan dampak
sedikitpun terhadap output kecuali hanya menaikan tingkat bunga.

Pada kemiringan kurva LM tergantung dengan koefisien tingkat bunga (b), sehingga
semakin kecil b maka semakin tidak respon permintaan uang terhadap perubahan bunga,
artinya kurva LM semakin tegak (vertikal). Bila b (bunga) sama dengan nol maka kurva LM
vertikal. Dalam keadaan ini maka kebijakan fiskal menjadi tidak efektif sama sekali, karena
hanya akan menaikan tingkat bunga tetapi tidak berpengaruh terhadap income dan output.
2.4 Pengaruh Kebijakan Moneter dalam model keseimbangan IS-LM
Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah mempengaruhi situasi ekonomi makro
yang dilaksanakan dengan mempengaruhi pasar uang atau kebijakan moneter bisa juga
diartikan sebagai tindakan pemerintah dalam mempengaruhi proses penciptaan dan supply
uang. Dengan mempengaruhi penciptaan uang berarti pemerintah juga mempenagruhi jumlah
uang yang beredar. Dengan mempengaruhi jumlah uang yang berdar berarti pemerintah juga
mempengaruhi tingkat bunga yang berlaku dan selanjutnya akan berdampak pada agregat
demand dan income.

Dengan tindakan pemerintah menambah supply uang, sesuai dengan pertimbangan


kebutuhan ekonomi dan politik, maka kurva LM akan bergeser ke kanan. Dampak penambahan
supply uang ini dapat dilihat pada Gambar. Pada awalnya titik keseimbangan berada pada E0
dengan uang yang disupply pemerintah sejumlah tertentu dan dengan tingkat bunga pada i0
dan income Y0. Pemerintah kemudian menaikan supply uang sehingga kurva LM0 bergeser ke
kanan menjadi LM1 sehingga tingkat bunga turun menjadi i1. Penurunan tingkat bunga, akibat
penambahan supply uang, menyebabkan investasi naik sehingga income juga naik. Kenaikan
investasi juga menaikan AD dan kenaikan AD berarti kenaikan income dan output. Besarnya
kenaikan income adalah akibat penambah supply uang adalah sebagai berikut :

Kenaikan supply uang menggeser kurva LM ke kanan. Pasar uang menyesuaikan


dengan cepat sehingga bunga turun ke titik E2. Bunga yang rendah mendorong investasi naik
sehingga pengeluaran dan dan income naik ke Y1. Kenaikan income menyebabkan bunga naik
ke E1.
Sebelum keseimbangan mencapai titik E1 maka lebih dulu keseimbangan adalah pada
titik E2, hal ini karena proses penyesuaian di pasar uang dapat terjadi dengan sangat cepat.
Kelebihan supply uang yang terjadi segera diserap oleh publik. Akibatnya harga obligasi naik
dan tingkat bunga turun (ingat permintaan uang berbanding terbalik dengan tingkat bunga).
Karena tingkat bunga turun maka permintaan uang segera naik sehingga pasar uang segera
seimbang pada titik E1. Turunnya bunga mengakibatkan income naik ke Y1. Besarnya kenaikan
income adalah Y0Y1 lebih kecil dari 1/k ∆ M/P, hal ini disebabkan karena kurva LM tidak tegak
sehingga kebijakan moneter kurang efektif. Bila kurva LM tegak maka penambahan income
akan sama dengan 1/k ∆ M/P.

Argumen lain adalah pada titik E2 tersebut terjadi kelebihan permintaan barang (Excess
Demand of Goods) dimana income tinggi tetapi tingkat bunga rendah sehingga permintaan
investasi naik dan permintaan barang juga tinggi. Sebagai respon produsen menaikan output
sehingga income naik. Naiknya income menyebabkan permintaan uang naik sehingga tingkat
bunga kembali naik. Akhirnya titik keseimbangan dicapai pada titik E1. Secara ringkas proses
yang terjadi adalah sebagai berikut, MS ↑ → i ↓ → AD (I atau C)↑ → Y↑. Keadaan sebaliknya
akan terjadi bila terjadi penurunan supply uang, yaitu tingkat bunga akan naik, agregat demand
turun, dan income juga akan turun.

Efektifitas kebijakan moneter tergantung pertama, dari tingkat kemiringan kurva LM.
Bila kurva LM vertical maka semakin besar dampak dari kebijakan moneter terhadap
perubahan income dan sebaliknya bila kurva LM semakin miring maka semakin kurang efektif
kebijakan moneter tersebut karena sangat kecil dampaknya terhadap penambahan income.
Berarti efektifitas kebijakan moneter akan dipengaruhi oleh factor yang menentukan
kemiringan kurva LM. Kemiringan kurva LM tergantung dengan tingkat sensitifitas
permintaan uang terhadap tingkat bunga (koefisien b pada persamaan 6.5). Bila permintaan
uang sangat sensitive terhadap perubahan bunga (b besar) maka kurva LM akan miring. Ini
berarti bahwa sedikit perubahan tingkat bunga mengakibatkan penurunan tingkat bunga
sehingga pengeluaran investasi akan semakin besar.

Faktor kedua yang mempengaruhi efektifitas kebijakan moneter adalah


kemiringan kurva IS, semakin tegak kurva IS maka semakin tidak efektif kebijakan moneter,
sebaliknya bila kurva IS semakin datar maka kebijakan moneter akan semakin efektif.
Kemiringan kurva IS tergantung dengan tingkat sensifitas investasi terhadap perubahan tingkat
bunga. Bila pengeluaran investasi sangat sensitif terhadap perubahan bunga maka sedikit
perubahan tingkat bunga akan mengakibatkan perubahan investasi yang relative lebih besar.
Dalam keadaan seperti ini maka bentuk kurva IS akan semakin mendatar. Pengeluaran investasi
yang sensitive terhadap bunga merupakan indikasi bahwa ekonomi berada dalam keadaan
tidak full employment, artinya masih banyak factor produksi yang belum dipakai penuh. Bila
ekonomi berada dalam keadaan full employment maka pengeluaran investasi menjadi tidak
sensitive terhadap perubahan bunga dan bentuk kurva IS adalah vertical. Dalam keadaan seperti
ini maka bila stok uang ditambah (kebijakan moneter) maka income tidak akan naik walupun
tingkat bunga turun. Keadaan ini disebabkan karena investasi tidak respon terhadap penurunan
bunga.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa :
Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan untuk
mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi Yang mendekati
full employment dan untuk mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan
deflasi tidak terjadi.
Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara
pendapatan negara yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk menyediakan
barang dan jasa serta membelanjai pengeluaran yang lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan
campuran adalah merupakan campuran daari dua kebijakan bdiatas yang di lakukan dengan
cara mengubah pengeluaran, pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara
bersama-sama
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adimawan. 2013. Ekonomi Makro Islam. Jakarta. Rajawali Pers

M.U.CHAPRA(1997),Al Quran : Menuju sisitem moneter yang adil. Yogyakarta :Dana Bhakti
prima yasa

MM. Metwally. 1995. Teori dan model ekonomi islam. Jakarta : Bakit Daya Insan

http://adnantandzil.blogspot.com/2014/12/babii-pembahasan-a.html

http://www.econlib.org/library/Enc/FiscalPolicy.html

http://dictionary.reference.com/browse/straitjacket

Heyne, PT, Boettke, PJ, Prychitko, DL (2002): Jalan Ekonomi Berpikir (10 red). Prentice Hall.

Larch, M. dan J. Nogueira Martins (2009): Kebijakan Fiskal Membuat di Uni Eropa – Sebuah
Kajian Praktek dan Tantangan kini. Routledge.

“Kebijakan Moneter” . Federal Reserve Board. 3 Januari .

” BM Friedman , “Kebijakan Moneter,” Abstrak. . ” Ensiklopedi Internasional & Perilaku Ilmu


Sosial . 2001. hal 9976-9984.

Anda mungkin juga menyukai