A. Latar belakang
Partai politik, selanjutnya disingkat parpol, adalah produk masyarakat Barat yang
dimulai di Inggeris pada abad ke 17. Parpol dibentuk dalam rangka pikiran Barat bahwa
Negara adalah organisasi kekuasaan untuk menjamin bahwa kehidupan antara Individu yang
semua bebas dan berkuasa tidak mengakibatkan masalah sekuriti pada Individu. Organisasi
kekuasaan yang dibagi dalam kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif dan kekuasaan
yudikatif atau Trias Politica, merupakan perimbangan (checks & balances) antara tiga
kekuasaan itu. Untuk menjadikan kekuasaan legislatif mampu melakukan kontrol yang
efektif terhadap dua kekuasaan lainnya, khususnya terhadap eksekutif, rakyat di Inggeris
pada tahun 1678 membentuk partai politik, yaitu Tory. Parpol ini dalam abad ke 19
berkembang menjadi Partai Konservatif yang seringkali berkuasa di negaranya hingga masa
kini.
Kemudian parpol meluas di seluruh dunia, dan sejak permulaan abad ke 20 menjadi
wahana penting dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Menjadi
pertanyaan bagaimana parpol sebagai produk Barat dapat menjadi organisasi dan wahana
efektif dalam Republik Indonesia dengan Dasar Negara Pancasila. Sesuai dengan Pancasila
negara bukan organisasi kekuasaan, melainkan organisasi kesejahteraan. Tulisan ini berusaha
mencari jawaban terhadap pertanyaan itu untuk kepentingan masa depan kehidupan bangsa
Indonesia yang adil, maju dan sejahtera.
Berkembangnya aspirasi-aspirasi politik baru dalam suatu masyarakat, yang disertai
dengan kebutuhan terhadap partisipasi politik lebih besar, dengan sendirinya menuntut
pelembagaan sejumlah saluran baru, diantaranya melalui pembentukan partai politik baru.
Tetapi pengalaman di beberapa negara dunia ketiga menunjukkan, pembentukan partai baru
tidak akan banyak bermanfaat, kalau sistem kepartaiannya sendiri tidak ikut diperbaharui.
Suatu sistem kepartaian baru disebut kokoh dan adaptabel, kalau ia mampu menyerap
dan menyatukan semua kekuatan sosial baru yang muncul sebagai akibat modernisasi. Dari
sudut pandang ini, jumlah partai hanya akan menjadi penting bila ia mempengaruhi kapasitas
sistem untuk membentuk saluran-saluran kelembagaan yang diperlukan guna menampung
partisipasi politik. Sistem kepartaian yang kokoh, sekurang-kurangnya harus memiliki dua
kapasitas. Pertama, melancarkan partisipasi politik melalui jalur partai, sehingga dapat
mengalihkan segala bentuk aktivitas politik anomik dan kekerasan. Kedua, mencakup dan
menyalurkan partisipasi sejumlah kelompok yang baru dimobilisasi, yang dimaksudkan untuk
mengurangi kadar tekanan kuat yang dihadapi oleh sistem politik. Dengan demikian, sistem
kepartaian yang kuat menyediakan organisasi-organisasi yang mengakar dan prosedur yang
melembaga guna mengasimilasikan kelompok-kelompok baru ke dalam sistem politik.
Partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan aneka ragam pendapat
dan aspirasi masyarakat. Partai melakukan penggabungan kepentingan masyarakat (interest
aggregation) dan merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur (interest
articulation). Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa atau usulan
kebijakan yang disampaikan kepada penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang
diterapkan pada masyarakat. Gunanya penulis membahas judul ini ialah untuk untuk
mengetahui bagaimana sejarah perkembangan partai politik di indonesia, agar dapat
mengetahui lebih jelasnya, penulis akan membahasnya pada bab-bab berikutnya.
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Partai Politik
Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi
masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa dan kuasaan. Adanya
partai politik membuat rakyat dapat terlibat secara langsung dalam proses penyelenggaraan
negara dengan menempatkan wakilnya melalui partai politik. Secara umum partai politik
dikatakan sebagai suatu kelompok yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama, yang
berusaha memperoleh kekuasaan melalui pemilihan umum.
Pengertian partai politik dalam UU No. 31 Tahun 2002 pasal 1 (1) adalah:
“Organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara
sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan
anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum”.
Ramlan Surbakti mendefinisikan partai politik sebagai : “Kelompok anggota yang
terorganisasikan secara rapi dan stabil yang dipersatukan dan dimotivasi dengan ideologi
tertentu, dan yang berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan
melalui pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun”.
(Surbakti, 1992:116)
Inu Kencana dkk, mengemukakan definisi partai politik sebagai : “Sekelompok orang-
orang memiliki ideologi yang sama, berniat merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan
tujuan untuk memperjuangkan kebenaran, dalam suatu level negara”. (Kencana dkk,
2002:58)
Sigmun Neuman seperti yang dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya “Partisipasi
Politik dan partai Politik” mengemukakan definisi partai politik sebagai berikut : “Partai
politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam
masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada menguasai kekuasaan
pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat, dengan beberapa
kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Dengan demikian partai
politik merupakan perantara besar yang menghubungkan kekuasaan-kekuasaan dan ideologi
sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengkaitkannya dengan
aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas”. (Neuman dalam Miriam Budiardjo,
1998:16-17)
J. A. Corry dan Henry J. Abraham mengungkapkan pendapatnya tentang partai politik
seperti yang dikutip oleh Haryanto dalam bukunya “Partai Politik Suatu Tinjauan Umum”,
yaitu : “Political party is a voluntary association aiming to get control of the government by
filling elective offices in the government with its members (Partai politik merupakan suatu
perkumpulan yang bermaksud untuk mengontrol jalannya roda pemerintahan dengan cara
menempatkan para anggotanya pada jabatan-jabatan pemerintahan)”. (Corry dan dalam
Haryanto, 1984:9)
Dari berbagai definisi di atas, dapat dilihat bahwa tujuan utama partai politik adalah
menguasai pemerintahan sehingga mereka dapat lebih leluasa melaksanakan keinginan-
keinginan mereka serta mendapatkan keuntungan. Partai politik berbeda dengan
gerakan(movement). Suatu gerakan biasanya menggunakan politik untuk mengadakan suatu
perubahan terhadap suatu tatanan yang ada dalam masyarakat, bahkan ada yang sampai ingin
menciptakan tatanan masyarakat yang benar-benar baru. Partai politik memiliki tujuan yang
lebih luas dari sekedar perubahan, partai politik juga ikut mengadu nasibnya dalam pemilihan
umum.
Partai politik juga berbeda dengan kelompok penekan (pressure group) atau yang lebih
dikenal dengan kelompok kepentingan (inters group).Kelompok kepentingan hanya bertujuan
untuk memperjuangkan kepentingan tertentu dengan mempengaruhi pembuat keputusan.
Kelompok kepentingan biasanya berada di luar partai politik, yaitu berasal dari kelompok-
kelompok yang ada dalam masyarakat.
B. Sejarah dan Asal Usul Partai Politik
1. Sejarah partai politik
a. Sejarah Partai Politik di Dunia
Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat bersamaan dengan
gagasan bahwa rakyat merupakan fakta yang menentukan dalam proses politik. Dalam hal ini
partai politik berperan sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di lain
pihak. Maka dalam perkembangannya kemudian partai politik dianggap sebagai menifestasi
dari suatu sistem politik yang demokratis, yang mewakili aspirasi rakyat.
Pada permulaannya peranan partai politik di negara-negara Barat bersifat elitis dan
aristokratis, dalam arti terutama mempertahankan kepentingan golongan bangsawan terhadap
tuntutan raja, namun dalam perkembangannya kemudian peranan tersebut meluas dan
berkembang ke segenap lapisan masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan oleh perlunya
dukungan yang menyebar dan merata dari semua golongan masyarakat. Dengan demikian
terjadi pergeseran dari peranan yang bersifat elitis ke peranan yang meluas dan populis.
Perkembangan selanjutnya adalah dari Barat, partai politik mempengaruhi dan
berkembang di negara-negara baru, yaitu di Asia dan Afrika. Partai politik di negara-negara
jajahan sering berperan sebagai pemersatu aspirasi rakyat dan penggerak ke arah persatuan
nasional yang bertujuan mencapai kemerdekaan. Hal ini terjadi di Indonesia (waktu itu masih
Hindia Belanda) serta India. Dan dalam perkembanganya akhir-akhir ini partai politik
umumnya diterima sebagai suatu lembaga penting terutama di negara-negara yang
berdasarkan demokrasi konstitusional, yaitu sebagai kelengkapan sistem demokrasi suatu
negara.
b. Sejarah partai politik di Indonesia
Parpol yang pertama ada di Indonesia adalah De Indische Partij yang pada 25
Desember 1912 dibentuk Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo dan Ki Hadjar
Dewantara ketika Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Tujuan parpol itu adalah
mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Sekalipun paham Indonesia baru ditegaskan
pada 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda, namun para pendiri parpol ini sudah dilandasi
oleh pikiran bahwa seluruh rakyat Hindia Belanda merupakan kesatuan.
Pada tahun 1911 Haji Samanhudi membentuk Sarikat Dagang Islam (SDI) sebagai
organisasi untuk mengejar perbaikan nasib rakyat Indonesia dalam daerah jajahan Hindia
Belanda. Pada tahun 1912 Haji Oemar Said Tjokroaminoto memberikan kepada SDI nama
baru, yaitu Sarikat Islam (SI), karena hendak meluaskan perjuangannya tidak terbatas pada
bidang ekonomi saja. Dengan begitu SI juga melakukan perjuangan politik. Meskipun tidak
secara resmi dinamakan partai politik, tetapi melihat sifat perjuangannya SI adalah satu
parpol. Maka boleh dikatakan bahwa sejarah parpol di Indonesia bermula pada tahun 1912.
Setelah itu telah berkembang berbagai parpol di Indonesia, baik yang berorientasi
nasionalisme, agama maupun sosialisme. Di masa penjajahan Belanda jelas sekali bahwa
mayoritas parpol bertujuan mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia, kecuali beberapa
parpol yang dibentuk orang-orang Belanda atau orang-orang yang dekat dengan kepentingan
penjajahan Belanda. Yang menonjol adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mulanya
bernama Perserikatan Nasional Indonesia, dibentuk pada 4 Juli 1927 oleh Dr. Tjipto
Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskak Tjokrohadisuryo dan Mr. Sunaryo . Kemudian pada
tahun 1928 berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia dan dipimpin Ir Sukarno atau
Bung Karno yang pada 17 Agustus 1945 bersama Drs Mohamad Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia atas nama rakyat Indonesia.
Pada 1 Juni 1945 Bung Karno menyampaikan pandangannya depan Panitya Persiapan
Kemerdekaan tentang Pandangan Hidup Bangsa (Weltanschauung). Uraian yang beliau beri
nama Pancasila kemudian diterima sidang dan kemudian dengan beberapa perubahan
redaksional ditetapkan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Sejak permulaan berdirinya
Republik Indonesia ada partai politik. Semula hendak dibentuk parpol tunggal, tapi kemudian
dimungkinkan berdirinya banyak parpol. Itu berarti bahwa parpol oleh para Pendiri Negara
tidak dinilai bertentangan dengan pandangan hidup Pancasila, sekalipun asal mulanya di
masyarakat Barat yang dasarnya individualisme dan liberalisme. Namun karena berada dalam
masyarakat dengan dasar Pancasila, parpol itu menyesuaikan eksistensi dan perilakunya
dengan nilai dasar Pancasila, yaitu Perbedaan dalam Kesatuan dan Kesatuan dalam
Perbedaan.
Tabel
Sejarah Perkembangan Partai Politik Indonesia 1908-1998
Periode Periode Demokrasi Jumlah Partai
Pemerintahan
dibentuk Front
Nasional yang
mewakili semua
kekuatan politik
termasuk PKI, Front
Nasional ini
memberikan
kesempatan kepada
golongan fungsional
dan ABRI yang
sebelumnya kurang
berpartisipasi. PKI
dapat masuk ke Front
Nasional karena
didasarkan prinsip
NASAKOM
Penggabungan Partai
menjadi tiga orsospol
(9 partai + 1
Golongan Karya)
Pancasila satu-
satunya asas
NU Khittah
PDI pecah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum kita dapat mendefinisikan bahwa parai politik adalah suatu kelompok
yang teroganisir yang anggota-anggotanya memppunyai sebuah orientasi, nilai-nilai, dan cita-
cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh sebuah kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik yang biasanya di raih lewat konstitusional untuk melakukan
kebijakan-kebijakan dalam mencapai tujuan mereka.
Perlu diterangkan bahwa partai politik sangat berbeda dengan gerakan (movement)
dan berbeda juga dengan kelompok penekan (pressur group) atau istilah yang lebih banyak
digunakan pada dewasa ini yang memang memperjuangkan suatu kepentingan kelompok,
atau memang ingin melakukan perubahan terhadap paradigma masyarakat kearah yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Ichlasul. “Teori-Teori Mutakhir Partai Politik”, PT Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996
Budiarjo,Mariam .“Partisipasi dan Partai Politik”.Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,1998.
__________. “Dasar-Dasar Ilmu Politk”. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.
Surbakti, Ramlan. “Memahami Ilmu Poltik”. Grasindo, Jakarta, 1992.
http://masadmasrur.blog.co.uk/2007/08/17/peran_partai_politik~2824340/
http://kadri-blog.blogspot.com/2011/01/pengertian-partai-politik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Politik