Anda di halaman 1dari 6

Nama : Atik Setyani

NPM : 1706082343
Program : S2 Reguler

TUGAS WELDING

1. Jelaskan Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) dan jenis baja mana yang memiliki
kemampulasan yang baik serta faktor apa saja yang digunakan untuk menentukan
weldability baja tsb. Sebutkan penggunaan baja tsb (aplikasinya) di lapangan.
Jawab:
Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) adalah material yang mengandung lebih banyak
besi (dalam weight %), mengandung karbon kurang dari 2% dan sedikit mengandung
unsur paduan berupa Mn, Si dan Cr. Jenis baja yang memiliki kemampulasan yang baik
adalah
 High-Strength-Low-Alloy Steels (HSLA),
 Quenched and Tempered Steels (QT),
 Heat-Treatable-Low-Alloy Steels (HTLA),
 Chromium-Molybdenum Steels (Cr-Mo).
Faktor yang digunakan untuk menentukan weldability baja tersebut adalah kadar karbon
yang terkandung dalam low alloy steel dan kekerasan yang dimiliki material ini.
Penggunaanya : lebih dari 95% konstruksi logam menggunakan baja ini karena memiliki
kekuatan mekanis yang bervariasi dan memiliki harga yang murah dan kemudahan dalam
fabrikasi.
Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) banyak digunakan dalam konstruksi lasan yang
besar seperti jembatan, kapal laut dan bejana tekan.

2. Jelaskan Klasifikasi Baja menurut standard Jepang (JIS). Berikan penjelasan jenis jenis
baja apa saja yang dapat di las menurut kode tsb.
Jawab:
Klasifikasi Baja menurut standard Jepang (JIS):
 Struktur Umum dengan seri SS (SS 400, SS490, dll)
 Struktur Weld dengan seri SM
 Konstruksi Bangunan dengan seri S
 High Strength Steel dengan kekuatan tarik >490 MPa dengan perlakuan QT,
TMCP (Thermo Mechanical Control Process) disebut dengan HT steel (Tensile
Strength), HW (Yield / Proof Strength), SPV (Yield / Proof Stress)
 Low Temperature Service Steel dengan seri SLA, Al, Ni, Austenite SS (304, 304L)
 High Temperatur Service Steel dengan seri SB, misalnya untuk Boiler (Mo)
 Seri SMA (Corrosion Resistant caused by atmospheric condition)

3. Jelaskan secara singkat beberapa penguatan baja paduan rendah. Jelaskan peran/fungsi
paduan rendah (low alloys) dalam penguatan baja tsb.
Jawab:
 Solid Solution Strengthening
Merupakan proses penguatan pada baja paduan rendah dengan memberikan paduan
masuk ke posisi intersisi atau substitusi dari logam induk dalam jumlah yang sedikit
sehingga terbentuklah larutan padat, namun paduan ini mampu menghalangi jalannya
dislokasi, sehingga baja paduan rendah ini lebih kuat.

 Grain Size
Merupakan proses penguatan dengan membuat butir pada material menjadi lebih halus,
sehingga batas butir semakin banyak dan dislokasi terhambat, sehingga material lebih
kuat sesuai dengan hubungan antara yield stress dengan ukuran butir yang dijelaskan
dengan formula Hall-Petch.

Contohnya dengan menambahkan grain refiner pada saat proses solidifikasi dengan Al-
TiB.
 Precipitate
Merupakan proses penghalangan dislokasi dengan pembuatan endapan dalam matrik
material sehingga material bisa menjadi lebih kuat. Endapan ini terbentuk melalui
transformasi fase selama proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas untuk
penguatan pengendapan terdiri dari 3 tahap : Perlakuan pelarutan, Pencelupan (SSSS) dan
Penuaan. Pada mekanisme ini juga ditambahkan microalloying seperti Nb, V, Ti dalam
memaksimalkan hasil penguatan.
 Pengerjaan dingin (cold worked)
Merupakan proses penguatan logam melalui deformasi plastik. Hal ini dimungkinkan
melalui gerakan dislokasi yang dihasilkan dalam struktur kristal material. Mekanisme ini
bertujuan untuk memipihkan ukuran butir sehingga lebih kuat dalam menahan beban
yang diberikan.

4. Pada proses TMCP pada baja, faktor apa saja yang dikontrol diproses tsb agar diperoleh
baja dengan kekuatan yang tinggi.
Jawab:
Yang dikontrol pada TMCP adalah ukuran butir,butir dirolling menjadi halus sehingga
dislokasi semakin sulit bergerak
5. Jelaskan metoda pendekatan (approach) apa yang dilakukan dalam mengurangi cacat
(problem) “Cold Cracking” pada baja paduan rendah. Beri contohnya.
Jawab:
Cacat cold cracking disebabkan adanya hidrogen dalam lasan yang mengakibatkan crack
Untuk mungurangi retakpada low alloy steel, dapat dilakukan
a. Mengurangi penggunaan hydrogen
 Memakai eletroda dengan kadar hidrogen rendah
 Eletroda sebelum digunakan di oven dahulu untuk menghilangkan moisture
 Digunakannya pengelasan tanpa flux (GTAW, GMAW, dll)
 Heat treatment berupa Preheating
b. Memodifikasi microstructure, dengan cara
 Preheating
 mevariasi parameter pengelasan
c. Cara lain:
 No preheat CE<0.4 thickness < 35mm
 Jika HAZ memiliki kekerasan < 350 VHN Tidak rentan terhadap HAC

6. Jelaskan metoda pendekatan (approach) apa yang dilakukan dalam mengurangi cacat
(problem) “Reheat Cracking” pada baja paduan rendah. Beri contohnya.
Jawab:
Metoda pendekatan (approach) yang dilakukan untuk mengurangi cacat (problem)
“Reheat Cracking” pada baja paduan rendah adalah dengan memprediksi dengan nilai
Psr.
Nilai Psr yang lebih dari 0 akan memungkinkan adanya cracking pada saat di PWHT,
sehingga usaha yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pilih material dengan sedikit unsur pengotor seperti antimony, tin, arsenic, sulphur,
dan phosphorous.
b. Mengurangi/menghilangkan butir-butir berukuran besar (coarse grain) pada HAZ
dengan menggunakan teknik pengelasan yang benar, antara lain:
 Buttering
 Temper-bead technique
 2 stages PWHT

7. Jelaskan penyebab terjadinya ”temper embrittlement” pada lasan baja paduan rendah.
Jawab:
Temper embrittlement ialah terjadinya penurunan nilai ketangguhan saat material tersebut
mengalami pemanasan atau didinginkan perlahan, dimana akan menunjukkan perubahan
sifat yakni terjadi perubahan sifat dari ulet menjadi getas.
Temper embrittlement pada lasan baja paduan rendah disebabkan oleh terjadinya
segregasi dari elemen pengotor yang ada dalam baja paduan rendah di batas butir.
a. Rentang temperatur yang bisa menyebabkan temper embrittlement adalah 350-600⁰C,
hal ini dapat diprediksi dengan nilai J. Jika nilai J lebih dari 180, maka material rawan
terkena temper embrittlement. (Nilai J dihitung dari adanya kandungan Si, P, Sn, dan
Mn pada baja paduan rendah tersebut).
b. Nilai ketangguhan yang rendah (low toughness)

8. Jelaskan weldability baja Cr-Mo Steel secara singkat: problem apa saja yang terjadi dan
jelaskan cara mengatasinya.
Jawab:
Baja jenis Cr‐Mo dikembangkan untuk menghasilkan sifat‐sifat tahan terhadap mulur
(creep) pada temperatur tinggi. Baja Cr‐Mo tidak kehilangan keuletannya jika
diaplikasikan pada temperatur tinggi untuk waktu yang lama. Keunggulan lain yakni baja
ini memliki kekuatan tarik, ketahanan korosi, dan ketahanan temperature tinggi yang
cukup baik.
Weldability baja Cr-Mo Steel dikatagorikan baik, karena dapat dilas walaupun dalam
keadaan harus diheat treatment (heat treated, annealed, normalised, tempered, quenched)
setelah proses pengelasan dilakukan. Namun masalah yang sering timbul dari pengelasan
baja Cr-Mo ini adalah rawan cold cracking dan reheat cracking. Sehingga untuk
menghindarkan ini terjadi, dilkukan usaha antara lain :
 Mereduksi kandungan/keterlibatan hidrogen, menggunakan elektrode yang rendah
hidrogen, memanaskan elektrodanya, menggunakan proses las yang tanpa flux,
preheating.
 Memodifikasi struktur mikronya.
 Tidak dilakukan preheat apabila CE < 0.4 dan ketebalan < 35 mm
 Tidak rentan HIC apabila kekerasan HAZ < 350 VHN
 Perlu diberikan perlakuan PWHT setelah proses pengelasan selesai dilakukan.

9. Jelaskan weldability baja HSLA secara singkat: problem apa saja yang terjadi dan
jelaskan cara mengatasinya.
Jawab:
Baja HSLA memiliki sifat mampu kemampulasan yang baik. Peningkatan sifat mampu
las‐nya ditingkatkan dengan cara mengurangi hardenability baja, salah satunya
mengurangi kandungan karbon menjadi < 0.05% dan mengurangi kandungan unsur yang
tidak diinginkan seperti S dan P serendah mungkin. High strength diperoleh dari grain
refinement melalui:
a. Micro alloying dengan Nb, Ti, Al, V, B
b. Thermo-mechanical processing
HSLA juga mengandung low impurities, low C contents dan adakalanya ditambahkan Cu
agar terjadi precipitation strengthening
Kemampulasan baja HSLA baik, namun sering terjadi beberapa problem pada saat
pengelasan baja jenis ini. Diantaranya adalah terjadinya dilusi unsur Nb, Ti dan V dari
base metal, terjadi softening di daerah HAZ dan rawan terjadinya HAC sehingga untuk
menghindarinya perlu diadakan perhitungan CE sehingga didapatkan temperatur yang
valid untuk melakukan preheat dan PWHT pada baja HSLA sebelum dan sesudah dilas.

10. Jelaskan weldability baja galvanis (Galvanized Steels) secara singkat : problem apa saja
yang terjadi dan jelaskan cara mengatasinya.
Jawab:
Kemampulasan baja galvanis (Galvanized Steels) juga dapat dikatakan baik, hal ini
dikarenakan kadar C dari baja jenis ini masih rendah. Namun masalah yang sering
dihadapi pada baja jenis ini apabila di las adalah terbentuknya retak bila di las
menggunakan metoda las busur listrik, Retak ini terjadi karena adanya intergranular
penetration Zn ke logam las dan ini yang disebut zinc penetration cracking.
Baja menjadi rapuh dengan adanya seng yang mencair. Seng yang mencair ini dapat
menyerang logam las baja karbon disepanjang batas butir dan membentuk senyawa yang
rapuh yang akan mengalami retak jika tegangan sisa cukup tinggi.
Untuk menanggulanginya perlu dilakukan single atau double bevel, menghilangkan
lapisan dan menjaga root opening yang sesuai dengan minimun (0.06 inch), dan elektroda
yang disarankan untuk metoda SMAW adalah E6012, E6013 dan E7016.

Anda mungkin juga menyukai