Anda di halaman 1dari 23

Dasar - Dasar

Mikrobiologi

Disusun Oleh :
MUHAMMAD APRIA ISWARA

MAN 2 Mataram
MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang kehidupan
Mikroorganisme/Mikroba. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari Biologi. Dunia
Mikroorganisme terdiri atas EUBACTERIA, ARCHAEBACTERIA, PROTOZOA, VIRUS, ALGAE,
dan FUNGI Mikroskopis. Mikroorganisme erat kaitannya dengan kehidupan manusia,
beberapa diantaranya bermanfaat dan beberapa yang lain merugikan. Mikrobiologi
merupakan ilmu yang masih muda. Dunia Mikroba baru ditemukan 300 tahun yang lalu,
sekarang Mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaahan hampir semua
gejala biologis yang utama. Mikrobiologi membahas tentang macam macam
Mikroorganisme di alam, struktur sel Mikroba dan fungsinya, serta Metabolisme Mikroba
secara umum. Saat ini Mikrobiologi telah berkembang pesat menjadi berbagai macam ilmu
seperti Virologi, Bakteriologi, Mikologi, Fikologi, dan Protozologi.

Anthony van Leeuwenhoek (1632 – 1723)

Sang Perintis Mikrobiologi


Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Perkembangan Mikrobiologi diawali dengan penemuan Animalculus oleh
Anthony van Leeuwenhoek dengan Mikroskop buatannya sendiri. Animalculus
adalah jenis jenis Mikroba seperti Bakteri, Protozoa, Algae, dan Jamur.
Perkembangan mikrobiologi terbagi menjadi beberapa periode yaitu :

A. Era Perintisan
Dalam periode ini para ahli mencoba mencari jawaban atas berbagai masalah yang
timbul di lingkungannya yang berkaitan dengan peranan Mikroba.
Penemuan Mikroskop oleh Anthony van Leeuwenhoek
Anthony van Leeuwenhoek adalah seorang berkebangsaan Belanda, ia lahir
di Delft, Belanda. Ia merupakan seorang ahli lensa yang mendapatkan keahliannya
tanpa pendidikan formal apapun. Ketekunannya mengutak atik lensa
mengarahkannya menuju penemuan Mikroskop yang mengharumkan namanya di
kalangan ahli Mikrobiologi. Sebenarnya alat semacam lensa sudah pada saat itu
namun perbesarannya masih kurang baik Lensa yang diciptakan Leeuwenhoek
memiliki perbesaran yang labih kuat sehingga mampu menandingi Mikroskop yang
sudah ada. Pada 1674, ia mulai mengamati tetesan air hujan, air kolam, dan air
danau dan mendapati hewanbersel satu yang saat ini dikenal dengan Bakteri dan
Protozoa. Karena jasanya itu ia dikenal sebagai Perintis Ilmu Mikrobiologi.

Peran Mikroba pada Transformasi Bahan Organik


Bahan yang ditumbuhi oleh mikroba akan mengalami perubahan
susunan kimia. Perubahan kimia yang terjadi ada yang dikenal sebagai Fermentasi
dan Pembusukan. Fermentasi merupakan proses penguraian glukosa tanpa oksigen
dan biasanya menghasilkan asam organik atau Alkohol, misalnya yang terjadi pada
makanan yang mengandung karbohidrat. Pembusukan meupakan proses bahan
Protein dan biasanya menghasilkan bau busuk. Louis Pasteur, seorang ilmuwan dari
Prancis banyak meneliti tentang Fermentasi. Suatu saat, perusahaan pembuat
anggur dari gula bit menghasilkan anggur yang masam. Dari pengamatannya secara
mikroskopis, sel jamur Saccharomyces cerevisiae digantikan kedudukannya oieh sel
berbentuk bulat yang ukurannya lebih kecil. Adanya sel sel yang lebih kecil
mengakibatkan Fermantasi Alkohol didesak oleh Fermentasi lain yakni Fermentasi
Asam Laktat. Selanjutnya dibuktikan bahwa Fernentasi tertentu dilsksanakan oleh
organisme tertentu pula,seperti Alkohol oleh sel jamur dan Asam Laktat oleh bakteri
Lactobacillus.

Penemuan Enzim
Menurut Louis Pasteur, Fermentasi merupakan proses vital bagi kehidupan.
Pendapat tersebut ditentang oleh Bernard (1875), bahwa Khamir dapat memecah
gula menjadi alkohol dan CO2 karena mengandung katalisator Biologis dalam selnya.
Katalisator Biologis tersebut dapat diekstrak sebagai larutan yang tetap
menunjukkan Fermentasi sehingga Fermentasi dapat dijadikan proses yang tidak
vital lagi(tanpa sel). Pada 1897 terbukti bahwa sal khamir memang dapat memecah
glukosa menjadi Alkohol dan CO2. Hal ini membuka jalan bagi perkembangan
BIOKIMIA modern. Akhirnya diketahui bahwa perubahan Glukosa menjadi Alkohol
oleh sel jamur merupakan hasil urutan reaksi kimia yang dikatalisator oleh
Biokatalisator spesifik yang saat ini dikenal sebagai ENZIM.

Mikroba Patogen
Louis Pasteur mempunyai dugaan kuat tentang adanya peran mikroba dalam
menyebabkan penyakit pada jasad tingkat tinggi. Buktinya adalah dengan
ditemukannya jamur penyebab penyakit pada gandum, kentang, dan kulit manusia.
Pada 1850, diketahui bahwa dalam darah hewan yang terinfeksi Antraks terdapat
bakteri berbentuk batang. Pembuktian bahwa Antraks disebabkan oleh bakteri
dilakukan oleh Robert Koch, seorang dokter dari Jerman. Dengan menginokulasi
kuman dari tikus yang mati karena Antraks, Koch mampu mebuktikan bahwa Antraks
disebabkan oleh bakteri berjenis Bacillus anthracis. Koch menuliskan bahwa bakteri
Antraks memiliki kemampuan membentuk Endospora dalam lingkungan yang buruk.

B. Era Keemasan
Pada era keemasan ini dikaitkan dengan penemuan baru terutama oleh Robert
Koch tentang Biakan Murni. Percobaan Koch dan Peneliti lain membuktikan bahwa
Mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu, sehingga ditetapkan kriteria yang
mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. Kriteria itu dikenal dengan Postulat
Koch yang menjadi garis penunjuk hingga kini untuk membuktikan bahwa Mikroba
tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pada era keemasan juga ditemukan
Cawan Petri oleh salah satu asisten Koch, Julius Richard Petri dan metode
Pewarnaan Gram oleh Hans Christian Gram.

C. Era Modern
Era Modern ditandai dengan dipergunakannya metode dan alat mutakhir
seperti Mikroskop Elektron dan Kromatografi. Pada era modern perkembangan
Mikrobiologi juga ditandai dengan penemuan beberapa zat antibakteri untuk
menyembuhkan penyakit seperti Sufonamida, Penicillin, dan Streptomycin.

Penemuan Penicillin, Antibiotik Pertama untuk Infeksi Bakteri


Antibiotik penicillin merupaka salah satu penemuan secara kebetulan yang
paling menguntungkan pada abad ke 20. Alexander Fleming, seorang ilmuwan
Skotlandia yang melakukan penelitian terhadap bakteri Staphylococcus. Kejadian
yang sebenarnya yaitu ketika dia kembali dari liburan pada 1928, ia medapati salah
satu cawan petri percobaannya ditumbuhi jamur. Waktu itu ia belum menyadari
bahwa Staphylococccus tidak dapat tumbuh di lingkungan yang ditumbuhi jamur.
Setelah Fleming meneliti kembali dan mendapati jamur memang benar bisa
menghambat pertumbuhan Bakteri. Pada 1945, dilakukan penelitian lebih lanjut oleh
beberapa ilmuwan. Hal ini kemudian membuka jalan bagi pengobatan infeksi akibat
bakteri. Nama Penicillin diambil dari nama jamur yang digunakan yaitu jamur
Penicillium chrysogenum.

Sulfonamida Sebagai Zat Antibakteri


Sejak 1937, banyak digunakan persenyawaan yang mengandung belerang sebagai
penghambat pertumbuhan bakteri yang tidak merusak jaringan manusia.Terutam bangsa
kokus seperti Streptococcus, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus. Penggunaan
obat obatan ini akan menimbulkan alergi jika tidak mengikuti aturan. Khasiat Sufonamida
terganggu oleh asam-p-amino benzoat. Asam-p-aminobenzoat memegang peran penting
untuk membantu enzim pernapasan, dan dalam hal itu terjadi persaingan antara
sulfonamida dan asam p-aminobenzoat.

EUBACTERIA
Nama Bakteri berasal dari bahasa Yunani Bakterium, yang berarti batang
kecil. Meskipun demikian , bentuk bakteri tidak hanya seperti batang, melainkan ada
yang berbentuk bola, dan spiral. Ukuran Bakteri sangat kecil, panjangnya sekitar 10
Mikron. Oleh karena itu, Bakteri sulit diamati dengan Mikroskop perbesaran lemah.
Pengamatan Bakteri memerlukan Mikroskop dengan perbesaran minimal 1000X.

Morfologi Bakteri
a. Merupakan mikroorganisme yang berukuran lebar 0,5 – 1 mikron dan panjang
hingga 10 mikron.
b. Dapat hidup di berbagai lingkungan, misal tubuh organisme, tanah, air tawar,
dan air laut.
c. Dinding selnya tersusun atas Peptidoglikan yaitu gabungan antara Polisakarida
dan Protein.
d. Bakteri ada yang memiliki Flagela untuk bergerak dan ada pula yang tidak
memiliki Flagela namun dapat bergerak.
e. Jika kondisi lingkungan buruk, beberapa jenis Bakteri dapat memebentuk
Endospora. Endospora merupakan bentuk perlindungan Bakteri terhadap
lingkungan yang buruk.
Struktur Sel Bakteri
Kapsul
Disebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua Bakteri memiliki
kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi sebagai alat
pertahanan dari Antibodi yang dihasilkan sel Inang dan melindungi sel dari
kekeringan. Kapsul tersusun atas glikoprotein

.
Flagela
Letak Flagela pada Bakteri bebeda beda. Fungsi Flagela untuk bergerak.
Berdasarkan jumlah dan letaknya, tipe Flagela dapat dibedakan menjadi Monotrik,
Amfitrik, Lofotrik, dan Peritrik. Flagela tersusun atas protein yang disebut Flagelin.
Flagela berbentuk seperti pembuka sumbat botol. Flagela melekat pada Membran
Plasma.

Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas Peptidoglikan, yaitu gabungan antara Polisakarida
dan Protein. Dengan adanya dinding sel, bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi
dinding sel adalah untuk melindungi sel. Berdasarkan dinding selnya, bakteri dapat
dibedakan menjadi Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram
Positif memiliki Peptidoglikan diluar membran plasma. Pada Bakteri Gram Negatif,
Peptidoglikan terletak diantara membran plasma dan membran luar. Bakteri Gram
Negatif umumnya lebih patogen.

Mesosom
Pada tempat tertentu terdapat penonjolan membran sel ke arah Sitoplasma.
Tonjolan membran ini berfungsi sebagai pabrik energi untuk energi Bakteri. Organel
sel ini disebut Mesosom. Mesosom juga berfungsi untuk membentuk dinding sel
baru saat Proses pembelahan.
Lembar Fotosintetik
Pada Bakteri fotosintesis, terdapat pelipatan membran sel ke arah Sitoplasma.
Membran yang melipat berisi Klorofil, yaitu lembar fotosintetik (Tilkoid). Contohnya
pada bakteri ungu dan Bakteri hijau yang dapat berfotosintesis.

DNA
Deoxiribonucleic Acid (DNA)merupakan materi genetik Bakteri dalam
Sitoplasma. Bentuk DNA pada Bakteri melingkar seperti kalung tak berujung pangkal.
Bentuk yang demikian disebut DNA Sirkuler. DNA merupakan zat pengontrol sintesis
Protein Bakteri dan zat pembawa sifat. DNA Bakter tidak tersebar dalam Sitoplasma,
melainkan terpusat pada daerah yang dikenal sebagai inti bakteri .

Plasmid
Selain memiliki DNA Kromosom, bakteri juga memiliki DNA Non kromosom.
DNA Nonkromosom bentuknya juga Sirkuler. DNA Nonkromosom ini dikenal sebagai
Plasmid. Ukuran plasmid Seperseribu kali DNA Kromosom. Plasmid mengandung gen
gen tertentu, misalnya gen kebal Antibiotik. Dalam satu sel bakteri terdapat kira kira
10 – 20 Plasmid. Contoh Plasmid yang sudah lama dikaenal ialah faktor F dan faktor
R. Faktor F (Fertilitas) memegang peranan dalam konjugasi. Faktor R (Resisten)
dimiliki oleh sejumlah bakteri gram negatif yang kebal terhadadap berbagai obat
obatan

Ribosom
Ribosom meupakan organel yang berfungsi untuk sintesis protein. Bentuknya
berupa butir butir kecil. Ribosom tersusun atas Protein dan DNA. Dalam sel bakteri
Escherichia coli terkandung 15.000 butir Ribosom atau kira kira Seperempat massa
sel bakteri tersebut.

Endospora
Jika kondisi lingkungan buruk, bakteri dapat memebentuk Endospora untuk
mempertahankan diri dari kondisi luar yang buruk. Jika kondisi telah membaik,
Endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri semula. Endospora dapat mati diatas
suhu 120 C.

Reproduksi Bakteri
Reproduksi Aseksual bakteri dilakukan dengan Pembelahan Biner. Proses
pembelahan ini berlangsung sangat cepat. Satu sel bakteri E. Coli membelah menjadi
dua. Dalam satu jam satu sel sudah berjumlah 8. Untunglah pembelahan bakteri ada
faktor pembatasnya, misalnya nutrisi, suhu yang sesuai, dan organisme pemangsa
bakteri. Jika tidak , bumi akan dipenuhi Bakteri.
Reproduksi Seksual bakteri melalui proses Konjugasi. Konjugasi merupakan peristiwa
transfer materi genetik antar dua sel Bakteri yang berdekatan. Konjugasi terjadi jika
dua bakteri yang berdekatan memunculkan saluran Konjugasi. Melalui saluran
Konjugasi ini, materi genetik (Plasmid) dari satu sel berpindah ke sel yang lain.
Setelah DNA berpindah, terbentuklah Rekombinasi DNA dari Bakteri pemberi ke
bakteri penerima. Selanjutnya bakteri penerima melakukan pembelahan biner
membentuk sel anak bakteri.

Pertumbuhan Sel
Jika faktor faktor luar menguntungkan, maka setelah terjadi pembelahan , sel
sel membesar sampai masing masing menjadi sebesar sel induk. Pada golongan Basil
dan Spiril, pembelahan terjadi satu jurusan saja. Dinding yang membagi dua bakteri
bakteri itu tegak lurus dari ujung ke ujung. Kokus membelah diri menjadi dua
setengah bola, kemudian keduanya tumbuh menjadi dua bola yang masing masing
sebesar sel induk kokus. Basil yang telah membelah diri, menjadi dua bagian yang
masing masing menyerupai kokus. Namun, ini bukan kokus yang sebenarnya, sebab
kokus ini kemudian memanjang menjadi basil seperti induk semula.

Rekombinasi DNA Bakteri


Rekombinasi DNA artinya bergabungya dua DNA dari Bakteri yang berbeda.
Selain Rekombinasi DNA dengan Konjugasi, terdapat pula rekombinasi DNA bakteri
melalui peristiwa Transformasi dan Transduksi.

a. Transformasi
Bakteri yang berdekatan dengan bakteri lain dapat memindahkan plasmidnya,
tanpa adanya saluran konjugasi. Peristiwa ini dikenal sebagai Transformasi. Jika
plasmid pembawa gen patogen berpindah ke bakteri yang tidak patogen, misalnya
dari Pneumococcus yang ganas ke bakteri Pneumococcus yang jinak, maka bakteri
yang mula mula tidak patogen berubah menjadi patogen. Ini disebabkan bakteri
tersebut mendapat Plasmid dari bakteri patogen.
b. Transduksi
Transduksi adalah proses perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke
bakteri yang lain melalui perantara Bakteriofag (virus bakteri). Pada peristiwa daur
lisogenik virus, virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan
membentuk profag. Jika profag ini aktif, dia akan menjadi virus baru yang membawa
sepenggal DNA bakteri yang pernah diinfeksinya. Dalam tubuh virus, selain ada DNA
virus juga ada DNA bakteri. Virus yang memiliki dua macam DNA ini disebut partikel
transduksi (transducing particles). Saat partikel transduksi menginfeksi bakteri yang
lain, maka DNA bakteri yang terdapat dalam tubuh virus akan bergabung dengan
DNA bakteri yang diinfeksinya sehingga terjadilah rekombinasi DNA.

Klasifikasi Eubacteria
Berdasarkan sumber nutrisinya, bakteri terbagi menjadi dua kelompok yaitu bakteri
Autotrof dan bakteri Heterotrof
a. Bakteri Autotrof
Bakteri Autotrof adalah bakteri yang memperoleh makanan dengan cara
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Berdasarkan sumber energinya,
bakteri autotrof dibedakan menjadi dua yaitu
1. Bakteri Fotoautotrof
Bakteri Fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi matahari
sebagai sumber energi dalam mengubah bahan anorganik menjadi bahan
organik. Contohnya yaitu bakteri Rhodospirillum rubrum.
2. Bakteri Kemoautotrof
Bakteri Kemoautotrof adalah bakteri yang memperoleh energi dengan cara
mengoksidasi senyawa kimia anorganik. Contohnya bakteri Nitrosomonas yang
memperoleh energi dengan cara mengoksidasi senyawa amonia menjadi nitrit.
Bakteri Thiobacillus menggunakan Hidrogen Sulfida untuk memperoleh energi
dengan mengoksidasi senyawa tersebut menjadi sulfat, dan bakteri Galionella
dan Hydrogenobacter memperoleh energi dengan mengoksidasi gas hidrogen
menjadi air.
b. Bakteri Heterotrof
Bakteri Heterotrof adalah bakteri yang memperoleh energi dari bahan organik
yang berada disekitarnya. Pada umumnya bakteri heterotrof bersifat parasit dan
saprofit.
Bakteri yang bersifat parasit memperoleh makanan dari inangnya dan biasanya
bakteri ini hidup dalam tubuh inangnya dan bersifat patogen. Misalnya
Mycobacterium tubercolosis. Bakteri yang bersifat saprofit memperoleh makanannya
dengan cara merombak bahan organik disekitarmya yang berupa sisa sisa organisme.
Bakteri saprofit merupakan salah satu organisme pengurai (dekomposer) dan
biasanya bersifat apatogen. Misalnya Escherichia coli dan Clostridium sporageus.

Sementara berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dibedakan menjadi Bakteri


Aerob dan Bakteri Anaerob.

a. Bakteri Aerob
Bakteri Aerob adalah bakteri yang memerlukan oksigen untuk memperoleh
energi. Misalnya Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter. Nitrosomonas dan
Nitrosococcus mengoksidasi amonia menjadi nitrit, sedangkan Nitrobacter
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat.
b. Bakteri Anaerob
Bakteri Anaerob adalah bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk
memperoleh energi. Bakteri anaerob dibedakan menjadi bakteri anaerob obligat dan
bakteri anaerob fakultatif. Bakteri anaerob obligat hanya dapat hidup jika benar
benar tak ada oksigen, jika ada oksigen dia tidak dapat tumbuh. Misalkan Clostridium
botulinum. Bakteri anaerob fakultatif dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada
oksigen. Misalnya Escherichia coli

Cyanobacteria (Alga Hijau-Biru)


Berbeda dengan bakteri lain, alga ini mempunyai klorofil dan pigmen Fikosianin.
Klorofil tidak terdapat dalam kloroplas, melainkan pada membran tilakoid. Oleh karena itu,
alga ini dapat melakukan Fotosintesis. Inilah sifat yang tidak dimiliki oleh bakteri pada
umumnya. Pigmen Fikosianin mengakibatkan warna hijau kebiruan. Warna merah
diakibatkan oleh pigmen Fikoeritrin dan warna kuning disebabkan oleh pigmen Karoten.
Pada umumnya alga hijau biru memiliki kemampuan menambat nitrogen dari udara. Proses
ini dilakukan oleh sel khusus yang disebut Heterosista. Heterosista berukuran lebih besar
dibanding sel didekatnya. Oleh karena kemampuannya menambat Nitrogen, alga ini dapat
menyuburkan habitatnya.

Struktur Sel Alga Hijau-Biru


Alga Hijau-Biru ada yang uniseluler, berbentuk koloni, dan adapula yang berbentuk
benang.

Selubung Lendir
Selubung lendir terdapat di sebelah luar dinding sel. Selubung lendir berfungsi
mencegah sel dari kekeringan dan untuk memudahkan bergerak. Beberapa jenis alga ini
dapat bergerak dengan gerakan Osilasi (maju mundur).

Asam Nukleat
DNA terdapat disuatu lokasi dalam sitoplasma, namun tidak memiliki membran inti.

Mesosom dan Ribosom


Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan mesosom merupakan
penghasil energi.

Reproduksi Alga Hijau-Biru


a. Pembelahan Sel
Alga hijau biru dapat bereproduksi dengan pembelahan biner. Dengan
pembelahan sel, baik sel tunggal maupun sel penyusun Filamen akan bertambah
banyak.
b. Fragmentasi
Fragmentasi dilakukan oleh alga bebentuk benang. Dengan fragmentasi, filamen
akan terputus menjadi dua yang disebut Hormogonium. Hormogonium akan tumbuh
menjadi filamen baru.
c. Spora
Jika kondisi buruk, misalnya kurang air, diantara sel alga ada yang dapat
membentuk spora, seperti bakteri. Bentukan ini disebut Akinet, misalnya pada
Nostoc.

Contoh Cyanobacteria
a. Chroococcus
Chroococcus uniseluluer hidup didasar kolam atau tembok yang basah.
Tubuhnya diselubungi lendir. Sering terdapat sel yang bergandengan dua atau empat
yang merupakan sel yang gagal berpisah.
b. Polycystis
Polycystis terdiri atas sel sel berbentuk bola yang bergerombol seperti anggur.
c. Oscillatoria
Oscillatoria berbentuk benang (Filamen), yang tersusun atas sel sel pipih dan
rapat. Diantara sl sel yang pipih dan rapat terdapat sel yang mati atau Hormogonium
yang akan tumbuh menjadi Oscillatoria baru.

Archaebacteria
Archaebacteria merupakan mikroorganisme yang banyak ditemukan didaerah
berkondisi ekstrim. Misalnya sumber air panas dan air asin. Sebelumnya Archaebacteria
dianggap sama dengan Eubacteria, tapi penelitian Carl Woese menunjukkan bahwa
Archaebacteria dan Eubacteria berbeda dalam dinding sel dan susunan RNA.

Jenis Jenis Archaebacteria


a. Methanogen
Methanogen menghsilkan gas Metana dari gas hidrogen dan karbondioksida.
Methanogen telah ditemukan di beberapa tempat ekstrem yaitu di bawah lapisan es
di Greenland dan di tanah gurun yang panas. Methanogen merupakan oragnisme
anaerobik yang tak membutuhkan oksigen sehingga ia akan mati jika ada oksigen.
Contohnya yaitu Methanobacterium.
b. Halofil
Halofil hidup di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi, biasanya 12% - 15%
(sementar kadar garam dilaut sekitar 3,5%). Bakteri halofil dapat ditemukan di Great
Salt Lake di Utah, Amerika Serikat dan di Laut Mati. Contoh bakteri Halofil yaitu
Halococcus dan Halorubrum.
c. Termoasidofil
Termoasidofil hidup di lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam, misalnya
disumber air panas. Suhu optimum untuk hidupnya yaitu 60 – 80 C. Sebagian besar
termoasidofil adalah autotrof dan metabolismenya bergantung pada sulfur. Contoh
bakteri ini adalah Sulfolobus yang hidup di mata air panas di Yellowstone National
Park, Amerika Serikat.

Archaebacteria dalam Kehidupan


Archaebacteria memiliki peranan dalam kehidupan terutama sebagai organisme
pengurai. Beberapa petani telah mencoba menggunakan Metanogen untuk mengubah
sampah hewan menjadi Metana. Metana dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Beberapa jenis Archaebacteria juga diambil enzimnya untuk ditambahkan dalam detergen.
Enzim Archaebacteria ini mampu meningkatkan kemampuan kerja detergen jika digunakan
pada suhu dan pH tinggi. Selain itu, enzim tersebut juga berguna dalam industri makanan
untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin.

Gas Gas yang Dapat Dihasilkan Bakteri


Gas gas yang timbul sebagai hasil respirasi oleh bakteri dapat berupa Karbondioksida
(CO2), Hidrogen (H2), Metana (CH4), Nitrogen (N2), Hidrogen Sulfida (H2S), dan Amoniak
(NH3).

A. KARBONDIOKSIDA (CO2)
Kebanyakan gas yang timbul akibat aktivitas bakteri itu berupa CO2. Gas ini
dapat timbul sebagai hasil hasil pernapasan aerob maupun anaerob. Banyak
senyawa organik menghasilkan CO2 akibat penguraian oleh bakteri. Kebanyakan
senyawa yang mudah terurai oleh bakteri serta menghasilkan CO2 merupakan
golongan karbohidrat. Terlepasnya CO2 dari senyawa tersebut menambah
konsentrasi CO2 di udara, dan bermanfaat bagi fotosintesis tanaman klorofil. Gas ini
juga berguna bagi penentuan keasaman tanah, sebab CO2 dan H2O merupakan
senyawa asam karbonat yang mudah terurai.
B. HIDROGEN (H2)
Gas ini biasanya timbul bersama sama dengan CO2 sebagai hasil penguraian
karbohidrat atau asam amino. Dalam keadaan tertentu, Escherichia coli dapat
menguraikan asam semut (HCOOH) menjadi CO2 dan H2.
C. NITROGEN (N2)
Gas ini dapat timbul sebagai hasil penguraian nitrit maupun nitrat. Proses itu
dikenal sebagai denitrifikasi. Denitrifikasi terjadi di tempat tempat yang tertutup,
dan kekurangan udara. Peristiwa ini dapat mengurangi kesuburan tanah. Contoh
bakteri denitrifikasi yaitu Thiobacillus denitrificans
D. METANA (CH4)
Gas ini timbul sebagai hasil penguraian bermacam macam senyawa organik
ditempat tempat yang berair seperti di rawa rawa, kubangan, dan sebagainya. Dalam
keadaan anaerob, Methanobacterium omelianskii dapat menghasilkan metan dari
asam cuka (CH3COOH).
E. HIDROGEN SULFIDA (H2S)
Gas ini timbul sebagai hasil penguraian protein dan senyawa lain yang
mengandung belerang. Biasanya hasil itu tidak banyak, namun hal itu dapat diuji
dengan indikator. Pembusukan bangkai dan penguraian sulfat ditempat tempat yang
becek dapat menimbulkan banyak H2S. Bakteri yang banyak menghasilkan hidrogen
sulfida ialah Desulfovibrio desulfuricans.
F. AMONIAK (NH3)
Gas ini merupakan hasil penguraian protein dan senyawa lain yang mengandung
nitrogen. Proses ini dapat terjadi menurut tiga cara, yaitu dengan jalan deaminasi,
enzim Urease, dan reduksi nitrat. Proses deaminasi dimulai dengan penguraian
protein menjadi asam amino, kemudian asam amino oleh bakteri diuraikan menjadi
amoniak dan zat zat lain. Enzim urease dimiliki oleh beberapa spesies, enzim ini
dapat menguraikan urea menjadi amonium karbonat. Amonium karbonat mudah
sekali terurai menjadi amoniak, karbondioksida, dan air. Urea merupakan senyawa
yang terkandung dalam urine manusia. Pereduksian nitrat dilakukan oleh bakteri
denitrifikan. Nitrat diubah menjadi nitrit, dan nitrit direduksi menjadi amoniak.
Amoniak itu kemudian digunakan oleh spesies lain seperti bangsa jamur.

Asam Asam yang Dapat Dihasilkan Bakteri


Asam yang timbul dari aktivitas bakteri dapat berupa asam organik maupun asam
anorganik. Asam asam ini ada yang digunakan oleh mikroorganisme lain. Diantara asam
asam yang terkenal sebagai hasil aktivitas bakteri antara lain asam belerang, asam nitrat,
asam laktat, asam cuka, dan asam lemak.

A. ASAM BELERANG (H2SO4)


Bakteri belerang dapat mengoksidasi hidrogen sulfida menjadi unsur S bebas
atau menjadi asam belerang. Proses ini dapat dilakukan dengan jalan kemosisntetik
maupun fotosintetik oleh bakteri dalam tanah yang banyak mengandung hidrogen
sulfida. Bakteri bakteri yang melakukan proses ini sebenarnya tidak memerlukan
lingkungan yang sangat asam, namun diketahui, bahwa satu spesies diantaranya,
yaitu Thiobacillus thiooxidans dapat hidup di lingkungan yang mempunyai pH kurang
daripada 0,5 ; akan tetapi pH yang optimum baginya adalah antara 2 sampai 3,5.
B. ASAM NITRAT (HNO3)
Asam organik ini terbentuk karena aktivitas bakteri nitrifikan. Amoniak
dioksidasi menjadi nitrit oleh Nitrosomonas atau Nitrosococcus, kemudian nitrit
dioksidasi oleh Nitrobacter hingga terbentuk asam nitrat.
C. ASAM LAKTAT
Asam organik ini merupakan hasil penguraian berbagai macam zat organik.
Fermentasi karbohidrat, terutama glukosa, oleh bakteri asam susu dapat
menghasilkan asam susu. Laktosa yang terdapat dalam susu merupakan substrat
yang baik bagi Streptococcus lactis dan Lactobacillus.
D. ASAM CUKA (CH3COOH)
Sejak dahulu orang mengetahui bahwa alkohol yang dibiarkan kena udara akan
berubah menjadi asam. Hal ini karena asam cuka yang timbul dari aktivitas bakteri
genus Acetobacter. Beberapa spesies diantara bakteri ini dapat menghasilkan 6 %
sampai 10 % asam cuka.
E. ASAM LEMAK (CXH2X+1COOH)
Beberapa asam lemak yang terbentuk oleh bakteri yaitu asam propionat, asam
butirat, asam valerat, asam kaproat, dan asam kaprilat.
Asam propionat terbentuk oleh bakteri Propionibacterium, asam ini terbentuk
dalam pembuatan keju swiss.
Asam butirat dihasilkan oleh beberapa spesies dari genus Clostridium. Asam ini
penting untuk menghasilkan butil alkohol dan aseton.
Asam lemak dengan jumlah atom C lebih banyak seperti asam valerat
(C4H9COOH), Asam kaproat (C5H11COOH), dan Asam kaprilat (C7H15COOH) juag dapat
dihasilkan oleh beberapa spesies bakteri.

Toksin Bakteri
Beberapa spesies bakteri menghasilkan zat racun bagi kehidupan makhluk sekitarnya.
Racun itu ada yang dikeluarkan dari sel sehingga disebut Eksotoksin dan adapula yang tetap
tersimpan dalam sel sehingga disebut Endotoksin. Endotoksin tidak berbahaya selama masih
ada dalam sel bakteri. Eksotoksin mudah dipisahkan dengan jalan penyaringan. Eksotoksin
yang menggangu kesehatan manusia dihasilkan oleh bakteri seperti Clostidium tetani dan
Clostridium botulinum. Toksin Botulinum tipe A merupakan toksin yang pertama kali
dihablurkan. Toksin ini terdapat pada makanan basi. Jika tertelan 0,0024 miligram toksin ini,
orang akan mati. Endotoksin sukar sekali dipisahkan dari sel bakteri. Para ahli berkesimpulan
bahwa toksin ini semulanya terkurung dalam sel bakteri. Akhir akhir ini para pakar telah
berhasil memecahkan sel bakteri secara mekanis, dengan demikian terlepaslah isi sel
termasuk endotoksin.

VIRUS
Para ahli Biologi tidak menggolongkan virus
sebagai makhluk hidup karena tidak memiliki sel. Ukuran virus sangat kecil sehingga tidak
memungkinkannya memiliki struktur seperti sel. Oleh karena sangat kecil, virus disebut
organisme Ultramikroskopis.

Sejarah Penemuan Virus


Pada1892, Ahli Biologi Rusia, Dmitri Ivanovsky meneliti penyakit mosaik tembakau. Ia
membuat eksperimen, jika ekstrak daun yang terkena penyakit dioleskan pada daun yang
sehat, maka daun sehat akan terkena penyakit mosaik. Pada 1893, ia menyaring ekstrak
daun tembakau yang terkena penyakit dan cairan hasil saringan dioleskan ke tanaman yang
sehat, ternyata tanaman tersebut menjadi sakit. Ia mengambil kesimpulan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil. Martinus Willem Beijerinck, Ilmuwan
Belanda melakukan percobaan berdasarkan penemuan Ivanovsky. Mula mula ia menyaring
getah tanaman yang sakit dan getah tersebut dioleskan ketanaman yang sehat, tanaman
yang sehat itu menjadi sakit. Selanjutnya getah tanaman yang sakit ini disaring lagi dan
hasilnya dioleskan ke tanaman yang sehat, tanaman yang sehat itu menjadi sakit juga.
Demikian seterusnya. Ini berarti bakteri patogen itu mampu bekembang biak. Wendell
Meredith Stanley, dari Rockefeller Institute (Amerika Serikat) berhasilkan mengisolasi dan
mengkristalkan virus mosaik tembakau, dan menyimpulkan bahwa virus berbeda dengan
bakteri. Karena virus dapat dikristalkan, berarti ia bukan sel. Virus dianggap sebagai
peralihan dari benda Abiotik ke benda Biotik. Keberhasilan Stanley ini mendorong
berkembangnya ilmu kajian virus atau VIROLOGI.

Penemuan Bakteriofag (Virus Pemakan Bakteri)


Bakteriofag adalah virus yang menginfeksi sel bakteri. Virus ini ditemukan oleh dua
orang ahli Mikrobiologi, yaitu Frederick twort dan Felix d’Herelle sebagai partikel yang
menyebabkan sel bakteri lisis. Sejak dahulu sungai dipercaya memiliki kemampuan
menyembuhkan penyakit kulit, salah satunya adalah kusta, terlihat di berbagai sungai suci di
India seperti Gangga dan Yamuna. Hal itu menarik seorang peneliti yaitu Ernest Hanbury
Hankim untuk meneliti sungai tersebut. Pada 1896, beliau melaporkan ada sebuah aktivitas
Antibakteri terhadap bakteri Kolera dan makhluk tersebut dapat melewati serat porselen,
artinya makhluk tersebut sangatlah kecil. Pada 1915, seorang Ahli Bakteriologi asal Inggris,
Frederick Twort menemukan sebuah agen kecil dan agen tersebut membunuh bakteri. Dia
menarik Hipotesa bahwa hal tersebut merupakan tahap hidup bakteri dan tumbuhnya virus
yang membunuh bakteri tersebut. Sayangnya penelitian Twort tak dilanjutkan karena
kekurangan dana dan meletusnya Perang Dunia 1. Lalu seorang Ahli Bakteriologi asal
Prancis, Felix d’Herelle pada 3 September 1917 mengumumkan telah menemukan Mikroba
Antagonis dari bakteri dan sifatnya adalah virus parasit bakteri. Felix d’Herelle kemudian
memberi nama virus tersebut Bakteriofag (Bacteriophage) karena inang dari virus tersebut
adalah bakteri dan sifat dari virus tersebut adalah memakan bakteri.

Morfologi Virus
Salah satu ciri virus yang tidak dimilki oleh makhluk hidup adalah virus tersusun atas
selubung (Kapsid) yang tersusun atas molekul protein dan bagian isi yang tersusun atas
Asam Nukleat. Satu unit protein yang menyusun selubung (Kapsid) disebut Kapsomer. Oleh
karena itu para pakar tidak menggolongkan virus sebagai Organisme. Satu unit lengkap virus
yang mampu menginfeksi sel hidup disebut virion. Ukuran virus sangatlah kecil atau ukuran
ultramikroskopis. Ukurannya sekitar 20-300 milimikron. Jadi ukurannya jauh lebih kecil
dibanding bakteri yang hanya berukuran 10 mikron. Karena ukurannya yang kecil, virus tidak
terlihat dengan Mikroskop Cahaya, melainkan dengan Mikroskop Elektron. Tubuh virus
dapat dibagi menjadi bentuk Helikel dan Ikosahedral. Bentuk dasar virus umumnya
berstruktur Ikosahedral, yaitu tersusun atas dua puluh bentuk segitiga sama sisi dengan
sumbu rotasi ganda. Virus juga berbentuk Kompleks, yaitu berbentuk gabungan Helikel dan
Ikosahedral, contohnya yaitu Bakteriofag. Bagian inti virus berisi asam nukleat. Asam
Nukleat yang menyusun virus umumnya satu untaian, namun pada virus Influenza terdapat
6 – 8 untaian. Setiap untaian Asam Nukleat mengandung 3.500 sampai 600.000 nukleotida.
Jika diperkirakan 1 gen tersusun atas 1.000 nukleotida, maka virus tersusun sampai
beberapa ratus gen. Virus memilki Asam Nukleat yang bervariasi. Ada yang memiliki
Deoxiribonucleic acid (DNA) yang ganda berpilin atau tunggal berpilin. Ada juga yang
memilki Ribonucleic acid (RNA) yang rantai tunggal atau rantai ganda. Di dalam isi virus juga
terdapat beberapa macam Enzim.

Replikasi Virus
Virus hanya dapat hidup dan menggandakan diri dalam sel hidup atau sel inang
(Hospes). Bakteriofag yang menginfeksi bakteri bereproduksi dengan melekatkan
reseptornya di permukaan sel. Setelah itu virus akan menginjeksikan Asam Nukleatnya ke
sel bakteri dan mengambil alih Mesin Biosintesis bakteri. Daur hidup virus dapat dibedakan
menjadi daur litik dan daur lisogenik.

1. Daur Litik
Daur ini merupakan fase dimana virus menghancurkan sel inang yang
ditumpanginya. Daur ini terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu
A. ADSORBSI, yaitu melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri.
B. INJEKSI, yaitu ujung serabut ekor virus menyatu dengan dinding sel bakteri dan
masuknya Asam Nukleat virus.
C. EKLIFASI, yaitu saat Asam Nukleat virus mengambil alih perlengkapan metabolik
sel bakteri dan membentuk protein virus dari Ribosom bakteri.
D. PERAKITAN, kapsid yang dibentuk mula mula terpisah antara kepala dan ekor.
Setelah itu, bagian virus dibentuk menjadi virus yang lengkap. Jumlah virus yang
terbentuk dalam replikasi kira kira 100 sampai 200 virus.
E. LISIS, yaitu pecahnya sel bakteri karena virus menghasilkan Enzim Lisozim (Enzim
Penghancur) dan keluarnya virus virus baru
2. Daur Lisogenik
Pada fase ini virus tidak menghancurkan sel inag, melainkan bergabung dengan
Asam Nukleat sel inang. Namun, sewaktu waktu Asam Nukleat virus akan aktif dan
melakanakan daur litik kembali. Daur ini terbagi menjadi beberapa tahapan
A. ADSORBSI, prosesnya sama seperti daur litik.
B. INJEKSI, fase sama seperti daur litik.
C. PENGGABUNGAN, yaitu Asam Nukleat virus menyisipkan diri diantara Asam
Nukleat bakteri dan gabungan ini disebut Profag.
D. PEMBELAHAN, saat DNA bakteri bereplikasi, maka Profag juga akan ikut
bereplikasi sehingga terbentuklah dua bakteri yang mengandung Profag yang
identik.
E. SINTESIS, oleh karena satu dan lain hal, misalnya radiasi dan zat kimia, Profag
tiba tiba aktif. Profag yang telah aktif tersebut dapat melakukan daur Litik
kembali, membentuk virus baru, dan menghancurkan sel inang.

Klasifikasi Virus
Contoh klasifikasi virus adalah klasifikasi Baltimore yang membagi virus berdasarkan
Asam Nukleat (DNA,RNA), rantai Asam Nukleat (Tunggal,Ganda), dan cara replikasinya.
Klasifikasi Baltimore yaitu sebagai berikut :

Kelompok 1 : Virus DNA rantai ganda

Kelompok 2 : Virus DNA rantai tunggal

Kelompok 3 : Virus RNA rantai ganda

Kelompok 4 : Virus RNA rantai tunggal positif

Kelompok 5 : Virus RNA rantai tunggal negatif

Kelompok 6 : Virus RNA Transkripsi balik

Kelompok 7 : Virus DNA Transkripsi balik

Virus Transkripsi Balik (Reverse Trancribing Virus)


Virus ini merupakan virus yang bereplikasi dengan transkripsi balik, yaitu
pembentukan DNA dari cetakan RNA. Gologan ini mencakup virus dari kelompok 6 dan 7.
Contoh virus ini adalah Retrovirus. Retrovirus masuk kedalam sel dengan cara Endositosis.
Endositosis yaitu masuknya molekul kedalam sel ketika sel melingkupi molekul dan menelan
molekul tersebut. Dengan endositosis, baik inti maupun kapsid retrovirus ikut masuk dalam
sel inang. Dalam sel inang, RNA retrovirus dapat membuat kopi DNA. Hal ini karena
retrovirus memilki Enzim Transkriptase Balik, yaitu enzim yang dapat membuat kopi DNA
dari RNA. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh organisme selain virus. Kopi DNA ini kemudian
diintegrasikan ke dalam DNA sel inang. DNA kemudian mengalami transkripsi membentuk
messenger RNA yang membawa kodon yang akan ditranslasikan menjadi protein dan enzim
transkriptase balik. Selanjutnya RNA inti virus, enzim transkriptase balik, dan protein virus
mengkonstruksi diri membentuk virus baru. Retrovirus tidak memebentuk enzim lisis. Virus
baru yang terbentuk keluar dengan tidak menghancurkan membran sel, tetapi dengan
Eksositosis.

Protozoa
Protista mirip hawan dikelompokan dalam kelompok Protozoa. Ditinjau dari namanya,
Protozoa (Proto = mula mula, Zoon = hewan) semula dianggap hewan bersel satu, yang
terdiri atas satu sel. Dahulu orang menduga organisme inilah yang terbentuk pertamakali di
bumi. Teori itu sekarang tidak dianut orang lagi. Walaupun demikian, nama Protozoa tetap
dipertahankan. Protozoa memilki sel yang eukariotik, artinya inti dan organel sel memiliki
membran. Ukuran tubuh Protozoa berkisar antara 100-300 mikron. Sel ini dibungkus oleh
membran sel. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak. Adanya alat gerak ini
mengakibatkan Protozoa bersifat motil sehingga disebut protista mirip hewan.

Klasifikasi Protozoa
A. Filum Flagellata (flagela = cambuk)
Kelompok Flagellata memilki flagella sebagai alat gerak. Flagellata merupakan
Protozoa yang paling primitif. Contoh Flagellata yang parasit adalah genus
Trypanosoma dan Trichomonas. Misalnya Trypanosoma gambiense yang hidup
parasit dalam tubuh manusia dan mengakibatkan penyakit tidur. Penyakit tidur
banyak terdapat di Afrika. T. cruzi merupakan parasit penyebab penyakit chagas di
Amerika, dan T. evansi menyebabkan penyakit sura pada hewan.
B. Filum Rhizopoda (Rhizoid= akar, podos= kaki)
Organisme yang tergolong Rhizopoda menggunakan pseudopodia untuk
bergerak dan menangkap mangsa. Sitoplasma Rhizopoda dibedakan menjadi
ektoplasma dibagian luar yang kental, dan endoplasma dibagian dalam yang lebih
encer. Rhizopoda yang terkenal adalah Amoeba. Adapula Foraminifera dan Arcella,
yang hidup dilaut. Amoeba ada yang hidup bebas dan parasit, yang hidup bebas
misalnya Amoeba proteus, biasanya terdapat ditempat yang mengandung bahan
organik. Amoeba yang hidup parasit misalnya Entamoeba histolytica yang hidup
pada usus manusia. Apabila hidup parasit biasanya diberi nama Entamoeba. Cara
Rhizopoda mendapatkan mangsa yaitu pseudopodia akan bergerak melingkupi
mangsanya, setelah itu terbentuk vakuola makanan dan makanan yang ada
didalamnya dicerna

Amoeba proteus

C. Filum Ciliata (cilia = rambut getar)


Ciliata merupakan Protozoa yang memilki rambut getar disekeliling selnya. Jika
rambut ini bergetar, sel dapat meluncur bergerak dalam medium air. Ciliata memiliki
bentuk tubuh yng tetap. Hidup di tempat yang berair, misalnya sawah, rawa, dan
tanah becek. Contoh Ciliata yaitu Paramecium caudatum. Paramecium caudatum
bentuk selnya menyerupai telapak kaki. Organisme ini memiliki dua macam inti yaitu
inti kecil (Mikronukleus) dan inti besar (Makronukleus). Makronukleus berfungsi
dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mikronukleus berperan dalam
reproduksi yaitu pada peristiwa Konjugasi. Paramecium bergerak dengan
menggetarkan silianya. Cara organisme ini bergerak seperti perahu.

Paramecium caudatum

D. Filum Sporozoa (spora=alat reproduksi yang dapat tumbuh menjadi individu baru)
Anggota Filum Sporozoa semuanya bersifat parasit. Sporozoa tidak memiliki alat
gerak. Sifat lainnya adalah pada tahap zigot mampu membentuk spora. Contohnya
adalah Plasmodium falcifarum, yang hidup parasit pada manusia dan mengakibatkan
penyakit malaria tropika. Plasmodium mengalami dua fase dalam siklus hidupnya,
yaitu fase sporogoni dan fase skizogoni, yang masing masing terjadi pada dua
organisme yang berbeda.
Fase Sporogoni
Fase Sporogoni adalah fase saat Plasmodium berkembang biak memebentuk
Spora di tubuh nyamuk Anopheles betina. Spora Plasmodium disebut sporozoit,
artinya spora yang mirip hewan. Fase berikutnya adalah fase pembentukan gamet
dalam tubuh manusia.
Fase Skizogoni
Jika Sporozoit Plasmodium masuk ketubuh manusia, maka dalam jaringan
manusia, Sporozoit akan menuju sel hati dan membelah berkali kali membentuk
merozoit. Merozoit membelah menjadi Tropozoit. Tropozoit dapat menginfeksi dan
melisiskan eritrosit baru. Tropozoit akan tumbuh menjadi scizort yang akan pecah
melepaskan merozoit kembali. Demikianlah seterusnya daur hidup berputar selama
48 jam. Beberapa merozoit membelah menghasilkan gamet. Ada dua macam gamet,
yaitu gametosit jantan dan gametosit betina. Kedua gamet ini tidak dapat melakukan
perkawinan dalam tubuh manusia, melainkan dalam tubuh nyamuk Anopheles
betina. Peleburan antara sel gamet jantan dan betina menghasilkan zigot yang
disebut ookinet. Ookinet dalam nyamuk akan pecah menghasilkan sporozoit. Jika
nyamuk menggigit manusia, sel sel sporozoit masuk dalam tubuh manusia, demikian
seterusnya. Jenis jenis Plasmodium antara lain Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae, Plasmodium ovale, dan Plasmodium falcifarum.

Algae
Alga merupakan anggota kingdom Protista yang memiliki sel yang eukariotik, namun
sel tubuhnya tidak berdiferensiasi membentuk jaringan. Algae dapat ditemukan di air tawar,
air laut, dan menempel pada tempat yang basah dan lembab. Warna hijau di akuarium atau
kolam disebabkan oleh warna dari Alga. Bentuk tubuh Alga ada yang bersel tunggal dan ada
yang bersel banyak. Alga yang multiseluler berbentuk benang dan lembaran. Alga tidak
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tubuh yang demikian disebut talus. Itulah sebabnya
Alga tidak digolongkan sebagai tumbuhan. Didalam sel Alga terdapat berbagai plastida,
yaitu organel yang mengandung zat warna. Plastida yang terdapat pada alga terutama
Kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen Klorofil yang berperan penting dalam Fotosintesis.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, Alga dibedakan menjadi beberapa Filum, yaitu
Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.

1. Filum Euglenophyta
Euglenophyta merupakan organisme sel satu yang memperlihatkan ciri ciri mirip
hewan sekaligus tumbuhan. Euglenophyta dianggap mirip tumbuhan karena mempu
berfotosintesis, dan dianggap mirip hewan karena selnya tidak berdinding dan
mampu bergerak aktif. Euglenophyta hidup di air tawar, permukaan tanah, dan
tempat lembab. Salah satu contoh genus Euglenophyta adala Euglena. Euglena
memiliki sel oval memanjang dengan satu Flagela untuk bergerak. Didalam
sitoplasmanya terdapat butir kloroplas. Euglena memperoleh makanannya dengan
fotosintesis dan menyerap zat organik. Euglena berkembang biak dengan
pembelahan biner.
2. Filum Chrysophyta (Alga Keemasan)
Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Anggota alga keemasan hidup di air laut dan air tawar. Filum Chrysophyta dibagi
dalam tiga kelas, yaitu Xanthophyceae, Chrysophyceae, dan Diatom.
Kelas Xanthophyceae
Alga ini memiliki pigmen klorofil dan dan xanthofil sehingga berwarna hijau
kekuningan. Contohnya adalah Vauceria. Tubuh Vaucheria berbentuk benang
(Filamen). Filamen ini memiliki Anteridum dan dan Oogonium. Hasil fertilisasi
spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi Vaucheria
Baru.

Kelas Chrysophyceae
Alga ini memiliki pigmen klorofil dan karoten. Tubuhnya ada yang uniseluler
misalnya Ochromonas dan membentuk koloni misalnya Synura.

Kelas Diatom
Diatom banyak hidup di tanah yang basah dan lembab. Tanah yang mengandung
Diatom biasanya berwarna kuning keemasan. Tubuhnya ada yang uniseluler dan
berkoloni. Dinding selnya tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka) dan
tutup (epiteka).Jadi, bentuknya seperti kotak pensil.

3. Filum Pyrrophyta (Alga Api)


Anggota alga api disebut juga Dinoflagellata karena anggotanya memiliki dua
flagela yaitu diujung dan disamping selnya. Ciri utamanya adalah disebelah luar
terdapat celah dan alur, masing masing mengandung satu flagela. Didalam selnya
terdapat klorofil dan pigmen coklat kekuning kuningan. Alga api berkembang biak
dengan membelah diri. Contoh alga api adalah Peridinium yang bersifat fosforesensi
karena memiliki fosfor yang mampu memendarkan cahaya, sehingga disebut alga
api.
4. Filum Chlorophyta (Alga Hijau)
Sebagian besar Chlorophyta hidup di air tawar, hanya sedikit yang hidup di air
laut. Chlorophyta ada yang uniseluler dan mutiseluler. Chlorophyta merupakan
bagian dari plankton air tawar dan air laut. Chlorophyta juga ada yang hidup di tanah
basah, batang tumbuhan lain, dan melekat pada tubuh hewan. Chlorophyta
mengandung pigmen klorofil a dan b, serta karotenoid. Beberapa jenis Chlorophyta
antara lain sebagai berikut :
Spirogyra
Ulva
Chlorella
Volvox
Chlamydomonas
Hydrodictyon
5. Filum Phaeophyta (Alga Cokelat)
Alga cokelat memiliki tubuh seperti tumbuhan tinggi dengan panjang sampai
beberapa meter. Sebagian alga cokelat hidup di laut dangkal. Tubuhnya melekat di
bebatuan dengan hold fast , yaitu semacam akar. Alga ini memiliki pigmen klorofil
dan fikosantin. Contohnya adalah Sargassum, yang hidup di laut Sargasso. Contoh
lainnya adalah Macrocystis,Ectocarpus, dan Fucus.

6. Filum Rhodophyta (Alga Merah)


Rhodophyta hidup di laut dan tubuhnya seperti rumput sehingga sering disebut
rumput laut. Tubuhnya multiseluler dan berbentuk lembaran. Rhodophyta
mengandung pigmen klorofil dan fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan
spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Didalam laut, Rhodophyta tampak
berwarna merah, namun saat terdampar ke pantai, cahaya akan merusak pigmen
merah sehingga alga berwarna lebih gelap. Alga ini licin karena adanya perancah
Mikrofibril dalam matriks untuk melekat pada permukaan dalam sel.

Anda mungkin juga menyukai