Mikrobiologi
Disusun Oleh :
MUHAMMAD APRIA ISWARA
MAN 2 Mataram
MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang kehidupan
Mikroorganisme/Mikroba. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari Biologi. Dunia
Mikroorganisme terdiri atas EUBACTERIA, ARCHAEBACTERIA, PROTOZOA, VIRUS, ALGAE,
dan FUNGI Mikroskopis. Mikroorganisme erat kaitannya dengan kehidupan manusia,
beberapa diantaranya bermanfaat dan beberapa yang lain merugikan. Mikrobiologi
merupakan ilmu yang masih muda. Dunia Mikroba baru ditemukan 300 tahun yang lalu,
sekarang Mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaahan hampir semua
gejala biologis yang utama. Mikrobiologi membahas tentang macam macam
Mikroorganisme di alam, struktur sel Mikroba dan fungsinya, serta Metabolisme Mikroba
secara umum. Saat ini Mikrobiologi telah berkembang pesat menjadi berbagai macam ilmu
seperti Virologi, Bakteriologi, Mikologi, Fikologi, dan Protozologi.
A. Era Perintisan
Dalam periode ini para ahli mencoba mencari jawaban atas berbagai masalah yang
timbul di lingkungannya yang berkaitan dengan peranan Mikroba.
Penemuan Mikroskop oleh Anthony van Leeuwenhoek
Anthony van Leeuwenhoek adalah seorang berkebangsaan Belanda, ia lahir
di Delft, Belanda. Ia merupakan seorang ahli lensa yang mendapatkan keahliannya
tanpa pendidikan formal apapun. Ketekunannya mengutak atik lensa
mengarahkannya menuju penemuan Mikroskop yang mengharumkan namanya di
kalangan ahli Mikrobiologi. Sebenarnya alat semacam lensa sudah pada saat itu
namun perbesarannya masih kurang baik Lensa yang diciptakan Leeuwenhoek
memiliki perbesaran yang labih kuat sehingga mampu menandingi Mikroskop yang
sudah ada. Pada 1674, ia mulai mengamati tetesan air hujan, air kolam, dan air
danau dan mendapati hewanbersel satu yang saat ini dikenal dengan Bakteri dan
Protozoa. Karena jasanya itu ia dikenal sebagai Perintis Ilmu Mikrobiologi.
Penemuan Enzim
Menurut Louis Pasteur, Fermentasi merupakan proses vital bagi kehidupan.
Pendapat tersebut ditentang oleh Bernard (1875), bahwa Khamir dapat memecah
gula menjadi alkohol dan CO2 karena mengandung katalisator Biologis dalam selnya.
Katalisator Biologis tersebut dapat diekstrak sebagai larutan yang tetap
menunjukkan Fermentasi sehingga Fermentasi dapat dijadikan proses yang tidak
vital lagi(tanpa sel). Pada 1897 terbukti bahwa sal khamir memang dapat memecah
glukosa menjadi Alkohol dan CO2. Hal ini membuka jalan bagi perkembangan
BIOKIMIA modern. Akhirnya diketahui bahwa perubahan Glukosa menjadi Alkohol
oleh sel jamur merupakan hasil urutan reaksi kimia yang dikatalisator oleh
Biokatalisator spesifik yang saat ini dikenal sebagai ENZIM.
Mikroba Patogen
Louis Pasteur mempunyai dugaan kuat tentang adanya peran mikroba dalam
menyebabkan penyakit pada jasad tingkat tinggi. Buktinya adalah dengan
ditemukannya jamur penyebab penyakit pada gandum, kentang, dan kulit manusia.
Pada 1850, diketahui bahwa dalam darah hewan yang terinfeksi Antraks terdapat
bakteri berbentuk batang. Pembuktian bahwa Antraks disebabkan oleh bakteri
dilakukan oleh Robert Koch, seorang dokter dari Jerman. Dengan menginokulasi
kuman dari tikus yang mati karena Antraks, Koch mampu mebuktikan bahwa Antraks
disebabkan oleh bakteri berjenis Bacillus anthracis. Koch menuliskan bahwa bakteri
Antraks memiliki kemampuan membentuk Endospora dalam lingkungan yang buruk.
B. Era Keemasan
Pada era keemasan ini dikaitkan dengan penemuan baru terutama oleh Robert
Koch tentang Biakan Murni. Percobaan Koch dan Peneliti lain membuktikan bahwa
Mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu, sehingga ditetapkan kriteria yang
mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. Kriteria itu dikenal dengan Postulat
Koch yang menjadi garis penunjuk hingga kini untuk membuktikan bahwa Mikroba
tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pada era keemasan juga ditemukan
Cawan Petri oleh salah satu asisten Koch, Julius Richard Petri dan metode
Pewarnaan Gram oleh Hans Christian Gram.
C. Era Modern
Era Modern ditandai dengan dipergunakannya metode dan alat mutakhir
seperti Mikroskop Elektron dan Kromatografi. Pada era modern perkembangan
Mikrobiologi juga ditandai dengan penemuan beberapa zat antibakteri untuk
menyembuhkan penyakit seperti Sufonamida, Penicillin, dan Streptomycin.
EUBACTERIA
Nama Bakteri berasal dari bahasa Yunani Bakterium, yang berarti batang
kecil. Meskipun demikian , bentuk bakteri tidak hanya seperti batang, melainkan ada
yang berbentuk bola, dan spiral. Ukuran Bakteri sangat kecil, panjangnya sekitar 10
Mikron. Oleh karena itu, Bakteri sulit diamati dengan Mikroskop perbesaran lemah.
Pengamatan Bakteri memerlukan Mikroskop dengan perbesaran minimal 1000X.
Morfologi Bakteri
a. Merupakan mikroorganisme yang berukuran lebar 0,5 – 1 mikron dan panjang
hingga 10 mikron.
b. Dapat hidup di berbagai lingkungan, misal tubuh organisme, tanah, air tawar,
dan air laut.
c. Dinding selnya tersusun atas Peptidoglikan yaitu gabungan antara Polisakarida
dan Protein.
d. Bakteri ada yang memiliki Flagela untuk bergerak dan ada pula yang tidak
memiliki Flagela namun dapat bergerak.
e. Jika kondisi lingkungan buruk, beberapa jenis Bakteri dapat memebentuk
Endospora. Endospora merupakan bentuk perlindungan Bakteri terhadap
lingkungan yang buruk.
Struktur Sel Bakteri
Kapsul
Disebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua Bakteri memiliki
kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi sebagai alat
pertahanan dari Antibodi yang dihasilkan sel Inang dan melindungi sel dari
kekeringan. Kapsul tersusun atas glikoprotein
.
Flagela
Letak Flagela pada Bakteri bebeda beda. Fungsi Flagela untuk bergerak.
Berdasarkan jumlah dan letaknya, tipe Flagela dapat dibedakan menjadi Monotrik,
Amfitrik, Lofotrik, dan Peritrik. Flagela tersusun atas protein yang disebut Flagelin.
Flagela berbentuk seperti pembuka sumbat botol. Flagela melekat pada Membran
Plasma.
Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas Peptidoglikan, yaitu gabungan antara Polisakarida
dan Protein. Dengan adanya dinding sel, bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi
dinding sel adalah untuk melindungi sel. Berdasarkan dinding selnya, bakteri dapat
dibedakan menjadi Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram
Positif memiliki Peptidoglikan diluar membran plasma. Pada Bakteri Gram Negatif,
Peptidoglikan terletak diantara membran plasma dan membran luar. Bakteri Gram
Negatif umumnya lebih patogen.
Mesosom
Pada tempat tertentu terdapat penonjolan membran sel ke arah Sitoplasma.
Tonjolan membran ini berfungsi sebagai pabrik energi untuk energi Bakteri. Organel
sel ini disebut Mesosom. Mesosom juga berfungsi untuk membentuk dinding sel
baru saat Proses pembelahan.
Lembar Fotosintetik
Pada Bakteri fotosintesis, terdapat pelipatan membran sel ke arah Sitoplasma.
Membran yang melipat berisi Klorofil, yaitu lembar fotosintetik (Tilkoid). Contohnya
pada bakteri ungu dan Bakteri hijau yang dapat berfotosintesis.
DNA
Deoxiribonucleic Acid (DNA)merupakan materi genetik Bakteri dalam
Sitoplasma. Bentuk DNA pada Bakteri melingkar seperti kalung tak berujung pangkal.
Bentuk yang demikian disebut DNA Sirkuler. DNA merupakan zat pengontrol sintesis
Protein Bakteri dan zat pembawa sifat. DNA Bakter tidak tersebar dalam Sitoplasma,
melainkan terpusat pada daerah yang dikenal sebagai inti bakteri .
Plasmid
Selain memiliki DNA Kromosom, bakteri juga memiliki DNA Non kromosom.
DNA Nonkromosom bentuknya juga Sirkuler. DNA Nonkromosom ini dikenal sebagai
Plasmid. Ukuran plasmid Seperseribu kali DNA Kromosom. Plasmid mengandung gen
gen tertentu, misalnya gen kebal Antibiotik. Dalam satu sel bakteri terdapat kira kira
10 – 20 Plasmid. Contoh Plasmid yang sudah lama dikaenal ialah faktor F dan faktor
R. Faktor F (Fertilitas) memegang peranan dalam konjugasi. Faktor R (Resisten)
dimiliki oleh sejumlah bakteri gram negatif yang kebal terhadadap berbagai obat
obatan
Ribosom
Ribosom meupakan organel yang berfungsi untuk sintesis protein. Bentuknya
berupa butir butir kecil. Ribosom tersusun atas Protein dan DNA. Dalam sel bakteri
Escherichia coli terkandung 15.000 butir Ribosom atau kira kira Seperempat massa
sel bakteri tersebut.
Endospora
Jika kondisi lingkungan buruk, bakteri dapat memebentuk Endospora untuk
mempertahankan diri dari kondisi luar yang buruk. Jika kondisi telah membaik,
Endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri semula. Endospora dapat mati diatas
suhu 120 C.
Reproduksi Bakteri
Reproduksi Aseksual bakteri dilakukan dengan Pembelahan Biner. Proses
pembelahan ini berlangsung sangat cepat. Satu sel bakteri E. Coli membelah menjadi
dua. Dalam satu jam satu sel sudah berjumlah 8. Untunglah pembelahan bakteri ada
faktor pembatasnya, misalnya nutrisi, suhu yang sesuai, dan organisme pemangsa
bakteri. Jika tidak , bumi akan dipenuhi Bakteri.
Reproduksi Seksual bakteri melalui proses Konjugasi. Konjugasi merupakan peristiwa
transfer materi genetik antar dua sel Bakteri yang berdekatan. Konjugasi terjadi jika
dua bakteri yang berdekatan memunculkan saluran Konjugasi. Melalui saluran
Konjugasi ini, materi genetik (Plasmid) dari satu sel berpindah ke sel yang lain.
Setelah DNA berpindah, terbentuklah Rekombinasi DNA dari Bakteri pemberi ke
bakteri penerima. Selanjutnya bakteri penerima melakukan pembelahan biner
membentuk sel anak bakteri.
Pertumbuhan Sel
Jika faktor faktor luar menguntungkan, maka setelah terjadi pembelahan , sel
sel membesar sampai masing masing menjadi sebesar sel induk. Pada golongan Basil
dan Spiril, pembelahan terjadi satu jurusan saja. Dinding yang membagi dua bakteri
bakteri itu tegak lurus dari ujung ke ujung. Kokus membelah diri menjadi dua
setengah bola, kemudian keduanya tumbuh menjadi dua bola yang masing masing
sebesar sel induk kokus. Basil yang telah membelah diri, menjadi dua bagian yang
masing masing menyerupai kokus. Namun, ini bukan kokus yang sebenarnya, sebab
kokus ini kemudian memanjang menjadi basil seperti induk semula.
a. Transformasi
Bakteri yang berdekatan dengan bakteri lain dapat memindahkan plasmidnya,
tanpa adanya saluran konjugasi. Peristiwa ini dikenal sebagai Transformasi. Jika
plasmid pembawa gen patogen berpindah ke bakteri yang tidak patogen, misalnya
dari Pneumococcus yang ganas ke bakteri Pneumococcus yang jinak, maka bakteri
yang mula mula tidak patogen berubah menjadi patogen. Ini disebabkan bakteri
tersebut mendapat Plasmid dari bakteri patogen.
b. Transduksi
Transduksi adalah proses perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke
bakteri yang lain melalui perantara Bakteriofag (virus bakteri). Pada peristiwa daur
lisogenik virus, virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan
membentuk profag. Jika profag ini aktif, dia akan menjadi virus baru yang membawa
sepenggal DNA bakteri yang pernah diinfeksinya. Dalam tubuh virus, selain ada DNA
virus juga ada DNA bakteri. Virus yang memiliki dua macam DNA ini disebut partikel
transduksi (transducing particles). Saat partikel transduksi menginfeksi bakteri yang
lain, maka DNA bakteri yang terdapat dalam tubuh virus akan bergabung dengan
DNA bakteri yang diinfeksinya sehingga terjadilah rekombinasi DNA.
Klasifikasi Eubacteria
Berdasarkan sumber nutrisinya, bakteri terbagi menjadi dua kelompok yaitu bakteri
Autotrof dan bakteri Heterotrof
a. Bakteri Autotrof
Bakteri Autotrof adalah bakteri yang memperoleh makanan dengan cara
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Berdasarkan sumber energinya,
bakteri autotrof dibedakan menjadi dua yaitu
1. Bakteri Fotoautotrof
Bakteri Fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi matahari
sebagai sumber energi dalam mengubah bahan anorganik menjadi bahan
organik. Contohnya yaitu bakteri Rhodospirillum rubrum.
2. Bakteri Kemoautotrof
Bakteri Kemoautotrof adalah bakteri yang memperoleh energi dengan cara
mengoksidasi senyawa kimia anorganik. Contohnya bakteri Nitrosomonas yang
memperoleh energi dengan cara mengoksidasi senyawa amonia menjadi nitrit.
Bakteri Thiobacillus menggunakan Hidrogen Sulfida untuk memperoleh energi
dengan mengoksidasi senyawa tersebut menjadi sulfat, dan bakteri Galionella
dan Hydrogenobacter memperoleh energi dengan mengoksidasi gas hidrogen
menjadi air.
b. Bakteri Heterotrof
Bakteri Heterotrof adalah bakteri yang memperoleh energi dari bahan organik
yang berada disekitarnya. Pada umumnya bakteri heterotrof bersifat parasit dan
saprofit.
Bakteri yang bersifat parasit memperoleh makanan dari inangnya dan biasanya
bakteri ini hidup dalam tubuh inangnya dan bersifat patogen. Misalnya
Mycobacterium tubercolosis. Bakteri yang bersifat saprofit memperoleh makanannya
dengan cara merombak bahan organik disekitarmya yang berupa sisa sisa organisme.
Bakteri saprofit merupakan salah satu organisme pengurai (dekomposer) dan
biasanya bersifat apatogen. Misalnya Escherichia coli dan Clostridium sporageus.
a. Bakteri Aerob
Bakteri Aerob adalah bakteri yang memerlukan oksigen untuk memperoleh
energi. Misalnya Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter. Nitrosomonas dan
Nitrosococcus mengoksidasi amonia menjadi nitrit, sedangkan Nitrobacter
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat.
b. Bakteri Anaerob
Bakteri Anaerob adalah bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk
memperoleh energi. Bakteri anaerob dibedakan menjadi bakteri anaerob obligat dan
bakteri anaerob fakultatif. Bakteri anaerob obligat hanya dapat hidup jika benar
benar tak ada oksigen, jika ada oksigen dia tidak dapat tumbuh. Misalkan Clostridium
botulinum. Bakteri anaerob fakultatif dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada
oksigen. Misalnya Escherichia coli
Selubung Lendir
Selubung lendir terdapat di sebelah luar dinding sel. Selubung lendir berfungsi
mencegah sel dari kekeringan dan untuk memudahkan bergerak. Beberapa jenis alga ini
dapat bergerak dengan gerakan Osilasi (maju mundur).
Asam Nukleat
DNA terdapat disuatu lokasi dalam sitoplasma, namun tidak memiliki membran inti.
Contoh Cyanobacteria
a. Chroococcus
Chroococcus uniseluluer hidup didasar kolam atau tembok yang basah.
Tubuhnya diselubungi lendir. Sering terdapat sel yang bergandengan dua atau empat
yang merupakan sel yang gagal berpisah.
b. Polycystis
Polycystis terdiri atas sel sel berbentuk bola yang bergerombol seperti anggur.
c. Oscillatoria
Oscillatoria berbentuk benang (Filamen), yang tersusun atas sel sel pipih dan
rapat. Diantara sl sel yang pipih dan rapat terdapat sel yang mati atau Hormogonium
yang akan tumbuh menjadi Oscillatoria baru.
Archaebacteria
Archaebacteria merupakan mikroorganisme yang banyak ditemukan didaerah
berkondisi ekstrim. Misalnya sumber air panas dan air asin. Sebelumnya Archaebacteria
dianggap sama dengan Eubacteria, tapi penelitian Carl Woese menunjukkan bahwa
Archaebacteria dan Eubacteria berbeda dalam dinding sel dan susunan RNA.
A. KARBONDIOKSIDA (CO2)
Kebanyakan gas yang timbul akibat aktivitas bakteri itu berupa CO2. Gas ini
dapat timbul sebagai hasil hasil pernapasan aerob maupun anaerob. Banyak
senyawa organik menghasilkan CO2 akibat penguraian oleh bakteri. Kebanyakan
senyawa yang mudah terurai oleh bakteri serta menghasilkan CO2 merupakan
golongan karbohidrat. Terlepasnya CO2 dari senyawa tersebut menambah
konsentrasi CO2 di udara, dan bermanfaat bagi fotosintesis tanaman klorofil. Gas ini
juga berguna bagi penentuan keasaman tanah, sebab CO2 dan H2O merupakan
senyawa asam karbonat yang mudah terurai.
B. HIDROGEN (H2)
Gas ini biasanya timbul bersama sama dengan CO2 sebagai hasil penguraian
karbohidrat atau asam amino. Dalam keadaan tertentu, Escherichia coli dapat
menguraikan asam semut (HCOOH) menjadi CO2 dan H2.
C. NITROGEN (N2)
Gas ini dapat timbul sebagai hasil penguraian nitrit maupun nitrat. Proses itu
dikenal sebagai denitrifikasi. Denitrifikasi terjadi di tempat tempat yang tertutup,
dan kekurangan udara. Peristiwa ini dapat mengurangi kesuburan tanah. Contoh
bakteri denitrifikasi yaitu Thiobacillus denitrificans
D. METANA (CH4)
Gas ini timbul sebagai hasil penguraian bermacam macam senyawa organik
ditempat tempat yang berair seperti di rawa rawa, kubangan, dan sebagainya. Dalam
keadaan anaerob, Methanobacterium omelianskii dapat menghasilkan metan dari
asam cuka (CH3COOH).
E. HIDROGEN SULFIDA (H2S)
Gas ini timbul sebagai hasil penguraian protein dan senyawa lain yang
mengandung belerang. Biasanya hasil itu tidak banyak, namun hal itu dapat diuji
dengan indikator. Pembusukan bangkai dan penguraian sulfat ditempat tempat yang
becek dapat menimbulkan banyak H2S. Bakteri yang banyak menghasilkan hidrogen
sulfida ialah Desulfovibrio desulfuricans.
F. AMONIAK (NH3)
Gas ini merupakan hasil penguraian protein dan senyawa lain yang mengandung
nitrogen. Proses ini dapat terjadi menurut tiga cara, yaitu dengan jalan deaminasi,
enzim Urease, dan reduksi nitrat. Proses deaminasi dimulai dengan penguraian
protein menjadi asam amino, kemudian asam amino oleh bakteri diuraikan menjadi
amoniak dan zat zat lain. Enzim urease dimiliki oleh beberapa spesies, enzim ini
dapat menguraikan urea menjadi amonium karbonat. Amonium karbonat mudah
sekali terurai menjadi amoniak, karbondioksida, dan air. Urea merupakan senyawa
yang terkandung dalam urine manusia. Pereduksian nitrat dilakukan oleh bakteri
denitrifikan. Nitrat diubah menjadi nitrit, dan nitrit direduksi menjadi amoniak.
Amoniak itu kemudian digunakan oleh spesies lain seperti bangsa jamur.
Toksin Bakteri
Beberapa spesies bakteri menghasilkan zat racun bagi kehidupan makhluk sekitarnya.
Racun itu ada yang dikeluarkan dari sel sehingga disebut Eksotoksin dan adapula yang tetap
tersimpan dalam sel sehingga disebut Endotoksin. Endotoksin tidak berbahaya selama masih
ada dalam sel bakteri. Eksotoksin mudah dipisahkan dengan jalan penyaringan. Eksotoksin
yang menggangu kesehatan manusia dihasilkan oleh bakteri seperti Clostidium tetani dan
Clostridium botulinum. Toksin Botulinum tipe A merupakan toksin yang pertama kali
dihablurkan. Toksin ini terdapat pada makanan basi. Jika tertelan 0,0024 miligram toksin ini,
orang akan mati. Endotoksin sukar sekali dipisahkan dari sel bakteri. Para ahli berkesimpulan
bahwa toksin ini semulanya terkurung dalam sel bakteri. Akhir akhir ini para pakar telah
berhasil memecahkan sel bakteri secara mekanis, dengan demikian terlepaslah isi sel
termasuk endotoksin.
VIRUS
Para ahli Biologi tidak menggolongkan virus
sebagai makhluk hidup karena tidak memiliki sel. Ukuran virus sangat kecil sehingga tidak
memungkinkannya memiliki struktur seperti sel. Oleh karena sangat kecil, virus disebut
organisme Ultramikroskopis.
Morfologi Virus
Salah satu ciri virus yang tidak dimilki oleh makhluk hidup adalah virus tersusun atas
selubung (Kapsid) yang tersusun atas molekul protein dan bagian isi yang tersusun atas
Asam Nukleat. Satu unit protein yang menyusun selubung (Kapsid) disebut Kapsomer. Oleh
karena itu para pakar tidak menggolongkan virus sebagai Organisme. Satu unit lengkap virus
yang mampu menginfeksi sel hidup disebut virion. Ukuran virus sangatlah kecil atau ukuran
ultramikroskopis. Ukurannya sekitar 20-300 milimikron. Jadi ukurannya jauh lebih kecil
dibanding bakteri yang hanya berukuran 10 mikron. Karena ukurannya yang kecil, virus tidak
terlihat dengan Mikroskop Cahaya, melainkan dengan Mikroskop Elektron. Tubuh virus
dapat dibagi menjadi bentuk Helikel dan Ikosahedral. Bentuk dasar virus umumnya
berstruktur Ikosahedral, yaitu tersusun atas dua puluh bentuk segitiga sama sisi dengan
sumbu rotasi ganda. Virus juga berbentuk Kompleks, yaitu berbentuk gabungan Helikel dan
Ikosahedral, contohnya yaitu Bakteriofag. Bagian inti virus berisi asam nukleat. Asam
Nukleat yang menyusun virus umumnya satu untaian, namun pada virus Influenza terdapat
6 – 8 untaian. Setiap untaian Asam Nukleat mengandung 3.500 sampai 600.000 nukleotida.
Jika diperkirakan 1 gen tersusun atas 1.000 nukleotida, maka virus tersusun sampai
beberapa ratus gen. Virus memilki Asam Nukleat yang bervariasi. Ada yang memiliki
Deoxiribonucleic acid (DNA) yang ganda berpilin atau tunggal berpilin. Ada juga yang
memilki Ribonucleic acid (RNA) yang rantai tunggal atau rantai ganda. Di dalam isi virus juga
terdapat beberapa macam Enzim.
Replikasi Virus
Virus hanya dapat hidup dan menggandakan diri dalam sel hidup atau sel inang
(Hospes). Bakteriofag yang menginfeksi bakteri bereproduksi dengan melekatkan
reseptornya di permukaan sel. Setelah itu virus akan menginjeksikan Asam Nukleatnya ke
sel bakteri dan mengambil alih Mesin Biosintesis bakteri. Daur hidup virus dapat dibedakan
menjadi daur litik dan daur lisogenik.
1. Daur Litik
Daur ini merupakan fase dimana virus menghancurkan sel inang yang
ditumpanginya. Daur ini terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu
A. ADSORBSI, yaitu melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri.
B. INJEKSI, yaitu ujung serabut ekor virus menyatu dengan dinding sel bakteri dan
masuknya Asam Nukleat virus.
C. EKLIFASI, yaitu saat Asam Nukleat virus mengambil alih perlengkapan metabolik
sel bakteri dan membentuk protein virus dari Ribosom bakteri.
D. PERAKITAN, kapsid yang dibentuk mula mula terpisah antara kepala dan ekor.
Setelah itu, bagian virus dibentuk menjadi virus yang lengkap. Jumlah virus yang
terbentuk dalam replikasi kira kira 100 sampai 200 virus.
E. LISIS, yaitu pecahnya sel bakteri karena virus menghasilkan Enzim Lisozim (Enzim
Penghancur) dan keluarnya virus virus baru
2. Daur Lisogenik
Pada fase ini virus tidak menghancurkan sel inag, melainkan bergabung dengan
Asam Nukleat sel inang. Namun, sewaktu waktu Asam Nukleat virus akan aktif dan
melakanakan daur litik kembali. Daur ini terbagi menjadi beberapa tahapan
A. ADSORBSI, prosesnya sama seperti daur litik.
B. INJEKSI, fase sama seperti daur litik.
C. PENGGABUNGAN, yaitu Asam Nukleat virus menyisipkan diri diantara Asam
Nukleat bakteri dan gabungan ini disebut Profag.
D. PEMBELAHAN, saat DNA bakteri bereplikasi, maka Profag juga akan ikut
bereplikasi sehingga terbentuklah dua bakteri yang mengandung Profag yang
identik.
E. SINTESIS, oleh karena satu dan lain hal, misalnya radiasi dan zat kimia, Profag
tiba tiba aktif. Profag yang telah aktif tersebut dapat melakukan daur Litik
kembali, membentuk virus baru, dan menghancurkan sel inang.
Klasifikasi Virus
Contoh klasifikasi virus adalah klasifikasi Baltimore yang membagi virus berdasarkan
Asam Nukleat (DNA,RNA), rantai Asam Nukleat (Tunggal,Ganda), dan cara replikasinya.
Klasifikasi Baltimore yaitu sebagai berikut :
Protozoa
Protista mirip hawan dikelompokan dalam kelompok Protozoa. Ditinjau dari namanya,
Protozoa (Proto = mula mula, Zoon = hewan) semula dianggap hewan bersel satu, yang
terdiri atas satu sel. Dahulu orang menduga organisme inilah yang terbentuk pertamakali di
bumi. Teori itu sekarang tidak dianut orang lagi. Walaupun demikian, nama Protozoa tetap
dipertahankan. Protozoa memilki sel yang eukariotik, artinya inti dan organel sel memiliki
membran. Ukuran tubuh Protozoa berkisar antara 100-300 mikron. Sel ini dibungkus oleh
membran sel. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak. Adanya alat gerak ini
mengakibatkan Protozoa bersifat motil sehingga disebut protista mirip hewan.
Klasifikasi Protozoa
A. Filum Flagellata (flagela = cambuk)
Kelompok Flagellata memilki flagella sebagai alat gerak. Flagellata merupakan
Protozoa yang paling primitif. Contoh Flagellata yang parasit adalah genus
Trypanosoma dan Trichomonas. Misalnya Trypanosoma gambiense yang hidup
parasit dalam tubuh manusia dan mengakibatkan penyakit tidur. Penyakit tidur
banyak terdapat di Afrika. T. cruzi merupakan parasit penyebab penyakit chagas di
Amerika, dan T. evansi menyebabkan penyakit sura pada hewan.
B. Filum Rhizopoda (Rhizoid= akar, podos= kaki)
Organisme yang tergolong Rhizopoda menggunakan pseudopodia untuk
bergerak dan menangkap mangsa. Sitoplasma Rhizopoda dibedakan menjadi
ektoplasma dibagian luar yang kental, dan endoplasma dibagian dalam yang lebih
encer. Rhizopoda yang terkenal adalah Amoeba. Adapula Foraminifera dan Arcella,
yang hidup dilaut. Amoeba ada yang hidup bebas dan parasit, yang hidup bebas
misalnya Amoeba proteus, biasanya terdapat ditempat yang mengandung bahan
organik. Amoeba yang hidup parasit misalnya Entamoeba histolytica yang hidup
pada usus manusia. Apabila hidup parasit biasanya diberi nama Entamoeba. Cara
Rhizopoda mendapatkan mangsa yaitu pseudopodia akan bergerak melingkupi
mangsanya, setelah itu terbentuk vakuola makanan dan makanan yang ada
didalamnya dicerna
Amoeba proteus
Paramecium caudatum
D. Filum Sporozoa (spora=alat reproduksi yang dapat tumbuh menjadi individu baru)
Anggota Filum Sporozoa semuanya bersifat parasit. Sporozoa tidak memiliki alat
gerak. Sifat lainnya adalah pada tahap zigot mampu membentuk spora. Contohnya
adalah Plasmodium falcifarum, yang hidup parasit pada manusia dan mengakibatkan
penyakit malaria tropika. Plasmodium mengalami dua fase dalam siklus hidupnya,
yaitu fase sporogoni dan fase skizogoni, yang masing masing terjadi pada dua
organisme yang berbeda.
Fase Sporogoni
Fase Sporogoni adalah fase saat Plasmodium berkembang biak memebentuk
Spora di tubuh nyamuk Anopheles betina. Spora Plasmodium disebut sporozoit,
artinya spora yang mirip hewan. Fase berikutnya adalah fase pembentukan gamet
dalam tubuh manusia.
Fase Skizogoni
Jika Sporozoit Plasmodium masuk ketubuh manusia, maka dalam jaringan
manusia, Sporozoit akan menuju sel hati dan membelah berkali kali membentuk
merozoit. Merozoit membelah menjadi Tropozoit. Tropozoit dapat menginfeksi dan
melisiskan eritrosit baru. Tropozoit akan tumbuh menjadi scizort yang akan pecah
melepaskan merozoit kembali. Demikianlah seterusnya daur hidup berputar selama
48 jam. Beberapa merozoit membelah menghasilkan gamet. Ada dua macam gamet,
yaitu gametosit jantan dan gametosit betina. Kedua gamet ini tidak dapat melakukan
perkawinan dalam tubuh manusia, melainkan dalam tubuh nyamuk Anopheles
betina. Peleburan antara sel gamet jantan dan betina menghasilkan zigot yang
disebut ookinet. Ookinet dalam nyamuk akan pecah menghasilkan sporozoit. Jika
nyamuk menggigit manusia, sel sel sporozoit masuk dalam tubuh manusia, demikian
seterusnya. Jenis jenis Plasmodium antara lain Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae, Plasmodium ovale, dan Plasmodium falcifarum.
Algae
Alga merupakan anggota kingdom Protista yang memiliki sel yang eukariotik, namun
sel tubuhnya tidak berdiferensiasi membentuk jaringan. Algae dapat ditemukan di air tawar,
air laut, dan menempel pada tempat yang basah dan lembab. Warna hijau di akuarium atau
kolam disebabkan oleh warna dari Alga. Bentuk tubuh Alga ada yang bersel tunggal dan ada
yang bersel banyak. Alga yang multiseluler berbentuk benang dan lembaran. Alga tidak
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tubuh yang demikian disebut talus. Itulah sebabnya
Alga tidak digolongkan sebagai tumbuhan. Didalam sel Alga terdapat berbagai plastida,
yaitu organel yang mengandung zat warna. Plastida yang terdapat pada alga terutama
Kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen Klorofil yang berperan penting dalam Fotosintesis.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, Alga dibedakan menjadi beberapa Filum, yaitu
Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
1. Filum Euglenophyta
Euglenophyta merupakan organisme sel satu yang memperlihatkan ciri ciri mirip
hewan sekaligus tumbuhan. Euglenophyta dianggap mirip tumbuhan karena mempu
berfotosintesis, dan dianggap mirip hewan karena selnya tidak berdinding dan
mampu bergerak aktif. Euglenophyta hidup di air tawar, permukaan tanah, dan
tempat lembab. Salah satu contoh genus Euglenophyta adala Euglena. Euglena
memiliki sel oval memanjang dengan satu Flagela untuk bergerak. Didalam
sitoplasmanya terdapat butir kloroplas. Euglena memperoleh makanannya dengan
fotosintesis dan menyerap zat organik. Euglena berkembang biak dengan
pembelahan biner.
2. Filum Chrysophyta (Alga Keemasan)
Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Anggota alga keemasan hidup di air laut dan air tawar. Filum Chrysophyta dibagi
dalam tiga kelas, yaitu Xanthophyceae, Chrysophyceae, dan Diatom.
Kelas Xanthophyceae
Alga ini memiliki pigmen klorofil dan dan xanthofil sehingga berwarna hijau
kekuningan. Contohnya adalah Vauceria. Tubuh Vaucheria berbentuk benang
(Filamen). Filamen ini memiliki Anteridum dan dan Oogonium. Hasil fertilisasi
spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi Vaucheria
Baru.
Kelas Chrysophyceae
Alga ini memiliki pigmen klorofil dan karoten. Tubuhnya ada yang uniseluler
misalnya Ochromonas dan membentuk koloni misalnya Synura.
Kelas Diatom
Diatom banyak hidup di tanah yang basah dan lembab. Tanah yang mengandung
Diatom biasanya berwarna kuning keemasan. Tubuhnya ada yang uniseluler dan
berkoloni. Dinding selnya tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka) dan
tutup (epiteka).Jadi, bentuknya seperti kotak pensil.