BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi yang terdiri dari pegawai
negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang
bekerja di instansi pemerintah. ASN memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Sejumlah
keputusan-keputusan strategis mulai dari perumusan hingga
pelaksaanannya berpotensi memiliki dampak bagi masyarakat luas. ASN
diharapkan mampu memperbaiki manajemen pemerintahan yang
beorientasi pada pelayanan publik karena ASN tidak lagi berorientasi
melayani atasannya melainkan melayani masyarakat. Aturan ini
menempatkan ASN sebagai sebuah profesi yang bebas dari intervensi
politik dan akan menerapkan sistem karier terbuka yang mengutamakan
prinsip profesionalisme yang memiliki kompetensi, kualifikasi, kinerja,
transparansi, objektivitas serta bebas dari KKN yang berbasis pada
manajemen sumber daya manusia dan mengedepankan sistem merit
menuju terwujudnya birokrasi pemerintahan yang profesional.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara menimbang bahwa diperlukan pembangunan Aparatur Sipil
Negara yang memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Pembangunan tersebut diharapkan dapat
berkontribusi positif bagi pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa seperti
yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
1
2
1. Identifikasi Isu
Isu atau masalah ditemukan dari adanya gap atau kesenjangan
antara kondisi yang terjadi di BKMIA Kartini dengan kondisi yang
5
2. Penetapan Isu
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu
yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu APLK (Aktual, Problematik, Kelayakan,
Kekhalayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan)
Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis
ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual,
problematik, kekhalayan, dan kelayakan dari isu-isu yang
ditemukan di lingkungan BKMIA Kartini. Aktual artinya benar- benar
terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik
8
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah bagaimana
cara mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang tekandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) dalam mengoptimalkan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di BKMIA Kartini?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) dalam mengoptimalkan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di BKMIA Kartini
11
D. Manfaat Penulisan
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan serta
menghabituasikan nilai-nilai ANEKA di lingkungan BKMIA Kartini
b. Menjadi perawat yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu
bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan BKMIA
Kartini.
c. Memahami cara mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian
infeksi di BKMIA Kartini.
2. Bagi Instansi Balai Kesehatan Ibu dan Anak Kartini
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi,
dan pengembangan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak di
BKMIA Kartini.
b. Membantu terwujudnya visi dan misi, tujuan organisasi serta
menguatkan nilai-nilai instansi BKMIA Kartini.
3. Bagi Stakeholder
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
dan harapannya dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
12
13
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya. Nilai-nilai yang yang senantiasa berorientasi pada
kepentingan publik menjadi dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Pegawai ASN harus memahami dan mampu
mengaktualisasikan Pancasila dan semangat nasionalisme serta
wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan tugasnya,
sesuai bidangnya masing-masing. Pegawai ASN dapat mempelajari
24
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standard/norma yang
menentukan baik/buruk, perilaku benar/salah, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayan publik. Etika merupakan sistem penilaian
perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas,
guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut. Sebagai ASN diharapkan
mampu menanamkan nilai dan membentuk sikap dan perilaku patuh
kepada standard etika publik yang tinggi.
a. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yaitu:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
28
9) Inovatif
10) Keunggulan
11) Keluwesan
12) Kearifan
Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat menjadi cenderung tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat
tingkat bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktekkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dengan ditetapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik
harus dirubah. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
kedua, berubah dari wewenang menjadi peranan; ketiga, menyadari
bahwa pejabat publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu
terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang
menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektif
Efektif dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
30
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu “corruptio” yang
artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan asal
katanya korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan
negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5)
penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan (7) gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-
delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub C UU No.3/71).
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
33
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung
jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan
kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang
telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip
ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri,
dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan
yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat
34
2. Pelayanan Publik
Pelayan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di
Pusatdan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
(Lembaga Administrasi Negara: 1998). Sedangkan definisi yang
ada saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan
36
dan bersin, praktik menyuntik yang aman dan praktik lumbal pungsi
yang aman. Komponen kewaspadaan standar tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a. Kebersihan Tangan
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau
terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-based
handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Cuci tangan dengan
sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir, dilakukan
pada saat:
1) Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien
yaitu darah, cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak
utuh, ganti verband, walaupun telah memakai sarung tangan.
2) Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke
area lainnya yang bersih, walaupun pada pasien yang sama.
Indikasi kebersihan tangan:
1) Sebelum kontak pasien;
2) Sebelum tindakan aseptik;
3) Setelah kontak darah dan cairan tubuh;
4) Setelah kontak pasien;
5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
b. Alat Pelindung Diri (APD)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam APD sebagai berikut:
1) Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di
pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia,
biologi/bahan infeksius.
2) APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat,
pelindung mata (goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup
kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup (Sepatu
Boot).
42
f. Penatalaksanaan Linen
Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen terkontaminasi. Linen
terkontaminasi adalah linen yang terkena darah atau cairan tubuh
lainnya, termasuk juga benda tajam. Penatalaksanaan linen yang
sudah digunakan harus dilakukan dengan hati-hati. Kehatian-hatian
ini mencakup penggunaan perlengkapan APD yang sesuai dan
membersihkan tangan secara teratur sesuai pedoman kewaspadaan
standar.
g. Perlindungan Kesehatan Petugas
Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap semua petugas
baik tenaga kesehatan maupun tenaga nonkesehatan. Fasyankes
harus mempunyai kebijakan untuk penatalaksanaan akibat tusukan
jarum atau benda tajam bekas pakai pasien, yang berisikan antara
lain siapa yang harus dihubungi saat terjadi kecelakaan dan
pemeriksaan serta konsultasi yang dibutuhkan oleh petugas yang
bersangkutan. Apabila terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan
seperti tertusuk jarum suntik bekas pasien atau terpercik bahan
infeksius maka perlu pengelolaan yang cermat dan tepat serta efektif
untuk mencegah semaksimal mungkin terjadinya infeksi yang tidak
diinginkan.
h. Penempatan Pasien
1) Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non
infeksius.
2) Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi
penyakit pasien (kontak, droplet, airborne) sebaiknya ruangan
tersendiri.
3) Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat bersama
pasien lain yang jenis infeksinya sama dengan menerapkan
sistem cohorting. Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter.
Untuk menentukan pasien yang dapat disatukan dalam satu
45
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
47
48
C. Role Model
Sosok yang penulis jadikan role model adalah Kepala BKMIA Kartini
yaitu dr. Widjajani Sri Muljani. Beliau adalah sosok pemimpin yang sangat
patut di contoh dari sikap dan perilakunya. Beliau memiliki jiwa
kepemimpinan (Akuntabilitas) yang selalu disiplin (Anti Korupsi), tegas dan
memiliki wibawa yang disegani banyak orang dan selalu mengedepankan
Integritas, Kejujuran, Disiplin serta Tanggung jawab yang tinggi
(Akuntabilitas). Beliau juga selalu memberi contoh kepada karyawannya
untuk selalu melayani sesuai Standar Pelayanan (Etika Publik) dan
memberikan pelayanan yang prima (Komitmen Mutu) terhadap masyarakat
demi tercapainya kepuasan masyarakat dalam pelayanan di BKMIA Kartini.
Penulis berharap dapat mencontoh teladan yang diberikan oleh
Kepala BKMIA Kartini yaitu dr. Widjajani Sri Muljani tersebut dan
menerapkan hal-hal yang beliau lakukan sesuai dengan kapasitas dan
peranan di lingkungan kerja Penulis, yaitu BKMIA Kartini.
54
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
54
55
57
58
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
4. Menyebarkan angket 4. Angket yang Akuntabilitas:
kepada seluruh pegawai telah diisi oleh Transparan
di BKMIA Kartini sehingga pegawai
informasi yang ingin digali
dapat diketahui oleh
semua pegawai secara
transparan
5. Melakukan observasi 5. Lembar Akuntabilitas:
kepada petugas observasi yang Kejelasan
kesehatan untuk diisi oleh petugas
mengetahui dengan jelas kesehatan
mengenai pelaksanaan
cuci tangan, penggunaan
APD, etika batuk, dan
praktik menyuntik yang
aman
6. Membuat tabulasi data 6. Kesimpulan hasil Anti korupsi:
dan menyimpulkan hasil pelaksanaan Jujur
secara jujur apa adanya upaya
dan penuh pencegahan dan Akuntabilitas:
tangungjawab pengendalian tanggung jawab
infeksi oleh
pegawai di
BKMIA Kartini.
2. Merestrukturis Terbentuknya Berkontribusi Kegiatan ini Tidak ada petugas
asi tim struktur baru tim PPI dalam memberikan yang fokus pada
pencegahan pencapaian Misi penguatan upaya
dan 1. Berkonsultasi dengan 1. Berita acara Etika Publik: BKMIA Kartini kepada filosofi pencegahan dan
pengendalian Kepala BKMIA Kartini konsultasi berkonsultasi yang ke 4 yaitu BKMIA yaitu pengendalian
infeksi (PPI) mengenai calon anggota “Menjalin keselamatan infeksi
tim PPI kerjasama/ dan kesehatan
Sumber 2. Mengusulkan nama- 2. Daftar nama Akuntabilitas: koordinasi ibu ibu dan anak
kegiatan: nama calon angota tim petugas yang akan Usul/mengemukaka dan anak dalam diwujudkan
Penugasan secara adil dengan dijadikan anggota n pendapa/ upaya dengan
pimpinan mempertimbangkan tim PPI Partisipatif menyiapkan profesionalisme
penerus yang dan kebanggan
58
59
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
kompetensi dan Nasionalisme sehat jasmani dalam
tupoksinya Adil (sila ke 5) dan rohani” pelayanan
3. Mengusulkan untuk 3. Adanya SK tim PPI Akuntabilitas:
pembuatan SK tim PPI BKMIA Kartini. partisipatif
BKMIA Kartini.
4. Berkoordinasi 4. Berita acara dan Nasionalisme:
(musyawarah) dengan notula koordinasi Musyawarah
tim PPI tersebut untuk dengan tim PPI
membahas program kerja
3. Menyempurna Adanya pedoman Berkontribusi Kegiatan ini Tidak adanya
kan pedoman pengendalian dan dalam memberikan pedoman yang
pengendalian pencegahan infeksi pencapaian Misi penguatan dijadikan rujukan
dan (PPI) terkini untuk BKMIA Kartini kepada filosofi dalam
pencegahan digunakan di BKMIA yang ke 2 BKMIA yaitu pelaksanaan PPI
infeksi (PPI) di Kartini “Memberikan keselamatan
BKMIA Kartini 1. Melakukan studi literatur/ 1. Adanya sumber Akuntabilitas pelayanan, dan kesehatan
mencari referensi materi literatur yang Jelas, pendidikan, ibu dan anak
Sumber tentang PPI dengan jelas dijadikan rujukan tangungjawab pelatihan di diwujudkan
kegiatan: dan dapat dipertanggung penyusunan buku bidang dengan
inovasi jawabkan PPI kesehatan ibu profesionalisme
2. Menyusun pedoman 2. Adanya buku EtikaPublik: dan anak yang dan kebanggan
pengendalian dan pedoman PPI penghargaan seimbang, dalam
pencegahan infeksi (PPI) BKMIA Kartini terhadap karya komprehensif pelayanan
yang akan digunakan di orang lain dan dan terintegrasi”
lingkungan BKMIA Kartini. menghindari
Mencantumkan sumber plagiasi.
referensi pada daftar Komitmen Mutu:
pustaka sebagai bentuk inovasi, berorientasi
penghargaan terhadap mutu
karya orang lain dan
menghindari plagiasi.
Pedoman disusun dengan
inovasi dan berorientasi
mutu
3. Berkonsultasi dengan 3. Lembar Etika Publik:
Kepala BKMIA Kartini pengesahan oleh
59
60
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
dengan sopan dan kepala BKMIA Berkonsultasi,
santun untuk Kartini sopan dan santun
persetujuan/pengesahan
isi buku
4. Menyusun Adanya pedoman Berkontribusi Kegiatan ini Tidak adanya
pedoman kewaspadaan dalam memberikan pedoman untuk
kewaspadaan standar: pencapaian Misi penguatan pelaksanaan
standar: 1) 1) kebersihan tangan BKMIA Kartini kepada filosofi kewaspadaan
kebersihan (hand hygiene) yang ke 2 BKMIA yaitu standar yang bisa
tangan (hand mengacu pada “Memberikan keselamatan dijadikan rujukan
hygiene) standar WHO terkini, pelayanan, dan kesehatan
mengacu pada 2) penggunaan alat pendidikan, ibu dan anak
standar WHO pelindung diri (APD), pelatihan di diwujudkan
terkini, 2) 3) etika batuk dan bidang dengan
penggunaan bersin, kesehatan ibu profesionalisme
alat pelindung 4) serta praktik dan anak yang dan kebanggan
diri (APD), 3) menyuntik yang seimbang, dalam
etika batuk dan aman dengan komprehensif pelayanan
bersin, 4) serta standar terkini untuk dan terintegrasi”
praktik digunakan di BKMIA
menyuntik Kartini
yang aman. 1. Merujuk pada pedoman 1. Adanya buku Akuntabilitas:
PPI BKMIA Kartini dengan pedoman PPI Jelas,
Sumber jelas dan dapat BKMIA Kartini tanggungjawab
kegiatan: dipertangungjawabkan
inovasi 2. Menyusun pedoman 2. Adanya pedoman Komitmen mutu:
untuk kewaspadaan kewaspadaan Inovasi, berorientasi
standar: 1) kebersihan standar: 1) mutu
tangan (hand hygiene) kebersihan tangan
mengacu pada standar (hand hygiene)
WHO terkini, 2) mengacu pada
penggunaan alat standar WHO
pelindung diri (APD), 3) terkini, 2)
etika batuk dan bersin, 4) penggunaan alat
serta praktik menyuntik pelindung diri
yang aman (APD), 3) etika
60
61
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
Pedoman disusun batuk dan bersin,
dengan inovasi dan 4) serta praktik
berorientasi mutu menyuntik yang
aman
3. Berkonsultasi dengan 3. Lembar Etika Publik:
Kepala BKMIA Kartini pengesahan oleh Berkonsultasi,
secara sopan dan kepala BKMIA sopan dan santun
santun untuk Kartini
persetujuan/ pengesahan
isi pedoman
kewaspadaan standar
5. Mengadakan Tersosialisasikannya Berkontribusi Kegiatan ini Para pegawai
sosialisasi tim tim PPI yang baru dalam memberikan tidak mengetahui
PPI dan dan program PPI ke pencapaian Misi penguatan siapa tim
program PPI seluruh petugas di BKMIA Kartini kepada filosofi penangungjawab
PPI ke seluruh BKMIA Kartini yang ke 1 yaitu BKMIA yaitu PPI dan program
petugas di “Meningkatkande keselamatan kerjanya
BKMIA Kartini 1. Berkoordinasi 1. Berita acara dan Nasionalisme: rajat kesehatan dan kesehatan
(musyawarah) dengan notula koordinasi Musyawarah (sila ke perempuan dan ibu dan anak
Sumber Kepala BKMIA Kartini dan 4) anak dengan diwujudkan
kegiatan: bagian tata usaha untuk menyelenggarak dengan
Penugasan menentukan waktu, an pelayanan profesionalisme
pimpinan tempat dan sumber dana kebidanan, dan kebanggan
untuk sosialisasi kandungan, dalam
2. Membuat undangan untuk 2. Adanya undangan Akuntabilitas: kesehatan anak, pelayanan
pegawai BKMIA Kartini sosialisasi kepada transparan kesehatan
secara transparan pegawai BKMIA reproduksi dan
Kartini keluarga
3. Menyiapkan tempat dan 3. Tersedianya Akuntabilitas: berencana yang
materi sebagai bentuk tempat dan materi tanggungjawab bermutu tinggi
tanggungjawab kepada sosialisasi dan terjangkau
pihak-pihak yang oleh masyarakat”
diundang
4. Memperkenalkan anggota 4. Berita acara, daftar Etika publik:
tim PPI BKMIA Kartini hadir, notula dan Berkomunikasi
(berkomunikasi)dan foto kegiatan
61
62
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
program kerjanya secara Akuntabilitas:
transparan transparan
5. Membuat dokumentasi 5. Berita acara, daftar Akuntabilitas:
kegiatan sebagai bentuk hadir, notula dan tanggungjawab
pertanggungjawaban foto kegiatan
6. Mengadakan Adanya peningkatan Berkontribusi Kegiatan ini Defisiensi
penyegaran pengetahuan dan dalam memberikan pengetahuan
materi keterampilan pencapaian Misi penguatan petugas tentang
mengenai PPI petugas kesehatan di BKMIA Kartini kepada filosofi PPI
kepada BKMIA Kartini yang ke 2 BKMIA yaitu
petugas di tentang PPI sesuai “Memberikan keselamatan
BKMIA Kartini. dengan standar pelayanan, dan kesehatan
terkini. pendidikan, ibu dan anak
Sumber 1. Berkoordinasi 1. Berita acara dan Nasionalisme: pelatihan di diwujudkan
kegiatan: (musyawarah) dengan notula koordinasi Musyawarah (sila ke bidang dengan
Inovasi & Kepala BKMIA Kartini dan 4) kesehatan ibu profesionalisme
SKP bagian tata usaha untuk dan anak yang dan kebanggan
menentukan waktu, seimbang, dalam
tempat dan sumber dana komprehensif pelayanan
serta dan terintegrasi”
narasumber/pemateri
untuk kegiatan
penyegaran materi
mengenai PPI
2. Menghubungi 2. Kesepakatan Nasionalisme:
narasumber/pemateri dengan Musyawarah (sila ke
untuk berkoordinasi narasumber 4)
(musyawarah) mengenai
kesediaan dan waktu
pelaksanaan
3. Membuat undangan resmi 3. Adanya undangan Nasionalisme:
untuk narasumber dan untuk narasumber kerjasama (sila 4)
melakukan kerjasama
secara sopan Etika publik:
Sopan
62
63
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
4. Membuat undangan untuk 4. Adanya undangan Nasionalisme:
pegawai BKMIA Kartini untuk pegawai penghormatan (sila
sebagai bentuk BKMIA Kartini 2)
penghormatan
dalammeminta
kehadirannya
5. Pemaparan materi oleh 5. Materi dari Akuntabilitas:
narasumber untuk narasumber Kejelasan
memberikan kejelasan
kepada audience
6. Mengadakan demonstrasi 6. Video kegiatan Komitmen mutu:
tindakan kewaspadaan inovasi
standar: peningkatan mutu
1) kebersihan tangan
(hand hygiene) mengacu
pada standar WHO
terkini,
2) penggunaan alat
pelindung diri (APD),
3) etika batuk dan bersin,
4) serta praktik menyuntik
yang aman.
Kegiatan ini merupakan
inovasi dalam rangka
peningkatan mutu
7. Membuat dokumentasi 7. Berita acara, daftar Akuntabilitas:
kegiatan hadir, notula dan tanggungjawaban
untukpertanggungjawab foto kegiatan
an
7. Membuat Adanya media Berkontribusi Kegiatan ini Informasi yang
media informasi (pamflet dalam memberikan telah didapatkan
informasi: dan leaflet) mengenai pencapaian Misi penguatan nilai dapat dilupakan
kewaspadaan kewaspadaan BKMIA Kartini di BKMIA yaitu jika tidak terpapar
standar: 1) standar; yang ke 2 Eman, Gaten secara terus
kebersihan 1) kebersihan tangan “Memberikan dan Telaten menerus
tangan (hand (hand hygiene) pelayanan,
63
64
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
hygiene) mengacu pada pendidikan,
mengacu pada standar WHO terkini, pelatihan di
standar WHO 2) penggunaan alat bidang
terkini, 2) pelindung diri (APD), kesehatan ibu
penggunaan 3) etika batuk dan dan anak yang
alat pelindung bersin, 4) serta seimbang,
diri (APD), 3) praktik menyuntik komprehensif
etika batuk yang aman, dan terintegrasi
dan bersin, 4) yang dapat dilihat
serta praktik setiap saat oleh
menyuntik petugas kesehatan
yang aman. maupun oleh pasien
1. Melakukan studi literatur/ 1. Adanya sumber Akuntabilitas:
Sumber mencari referensi materi literatur yang Jelas,
kegiatan: tentang kewaspadaan dijadikan rujukan tanggungjawab
Inovasi & standar yang jelas dan
SKP dapat
dipertanggungjawabkan
2. Membuat media informasi 2. Leaflet dan Komitmen mutu:
inovatif dalam bentuk pamflet: inovasi
leaflet dan pamflet dalam a. Cuci tangan mutu
rangka peningkatan mutu mengacu pada
pelayanan standar WHO
terkini
b. 6 (enam)
momen cuci
tangan
c. Penggunaan
alat pelindung
diri (APD)
d. Etika batuk dan
bersin
e. Praktik
menyuntik yang
aman.
64
65
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
3. Berkonsultasi dengan 3. Lembar Etika Publik:
Kepala BKMIA Kartini persetujuan oleh Berkonsultasi
untuk kepala BKMIA
persetujuan/pengesahan Kartini Nasionalisme:
media informasi; leaflet Musyawarah (sila ke
dan pamflet 4)
65
66
Keterkaitan
Kontribusi Penguatan Dampak jika
Output/ Hasil Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai kegiatan tidak
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi dilaksanakan
(ANEKA)
Menyampaikan hasil pegawai di BKMIA
evaluasi sebagai bentuk Kartini
transparansi dan
pertanggungjawaban
2. Menyebarkan angket 2. Angket yang telah Akuntabilitas:
kepada seluruh pegawai diisi oleh pegawai Transparan
di BKMIA Kartini
sehingga informasi yang
ingin digali dapat
diketahui oleh semua
pegawai secara
transparan
3. Melakukan observasi 3. Lembar observasi Antikorupsi:
kepada petugas yang diisioleh jujur
kesehatan mengenai peserta tidak memihak
pelaksanaan cuci tangan,
penggunaan APD, etika
batuk, dan praktik
menyuntik yang aman.
Pengamatan dilakukan
secara jujur apa adanya
dengan tidak memihak
4. Membuat tabulasi data 4. Kesimpulan hasil Akuntabilitas:
dan menyimpulkan hasil pelaksanaan Transparan
dengan jujur sesuai upaya pencegahan
Etika publik:
kondisi yang sebenarnya, dan pengendalian
Tidak memanipulasi
tidak memanipulasi infeksi oleh
data
data dan data disajikan pegawai di BKMIA
secara transparan Kartini. Anti korupsi:
sehingga kualitas data Jujur
tetap terjaga
Komitmen mutu
Orientasi mutu
66
67
Juli-
Agus
Juli Agus
No Kegiatan tus Bukti Kegiatan
tus
III IV V-I II
5. Mengadakan 1. Berita acara dan
sosialisasi tim PPI notula koordinasi
dan program PPI 2. Undangan sosialisasi
3. Berita acara, daftar
hadir, notula dan foto
kegiatan
6. Mengadakan 1. Berita acara dan
penyegaran materi notula koordinasi
mengenai PPI 2. Undangan sosialisasi
kepada petugas di 3. Buku pedoman PPI
BKMIA Kartini. dan pedoman
kewaspadaan standar)
4. Berita acara, daftar
hadir, notula dan foto
kegiatan
7. Membuat media 1. Leaflet dan pamflet:
informasi: a. Cuci tangan
kewaspadaan mengacu pada
standar: 1) standar WHO terkini
kebersihan tangan b. 6 (enam) momen
(hand hygiene) cuci tangan
mengacu pada c. Penggunaan alat
standar WHO pelindung diri (APD)
terkini, 2) d. Etika batuk dan
penggunaan alat bersin
pelindung diri (APD), e. Praktik menyuntik
3) etika batuk dan yang aman.
bersin, 4) serta 2. Lembar persetujuan
praktik menyuntik oleh kepala BKMIA
yang aman. Kartini
8. Melakukan evaluasi 1. Angket
pengetahuan dan 2. Lembar observasi
pelaksanaan 3. Kesimpulan hasil
pencegahan dan tabulasi data
pengendalian infeksi
terhadap seluruh
pegawai di BKMIA
Kartini.
Keterangan:
: Pelaksanaan Kegiatan
69
BAB V
PENUTUP
72
73
DAFTAR PUSTAKA
LAN & BPKP, 2000, Akuntabilitas dan Good Government, Penerbit LAN
A. Identitas Diri
Nama : Kastuti Endang Trirahayu
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Banyumas, 01 Juli 1986
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Tinggi, berat badan : 160 cm, 55 kg
Kesehatan : Baik
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Perum. Tiara Permai 1 Blok E No.2
Karangrau Sokaraja Banyumas
53181
Telepon / HP : 0812134919999
E-mail : fiidalova@gmail.com
77
B. Riwayat Pendidikan
1991 – 1997 SD Negeri 3 Karangsembung
1997 – 2000 SLTP Negeri 1 Sumpiuh
2000– 2003 SMU Negeri 2 Purwokerto
Politeknik Kesehatan Semarang, Prodi
2003 – 2006
Keperawatan Semarang
Universitas Diponegoro, Fakultas
2007-2009 Kedokteran, Program Studi Ilmu
Keperawatan
Universitas Diponegoro, Fakultas
2009-2010
Kedokteran, Program Profesi Ners