Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu


mewujudkan segala keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang dimilikinya. Di
samping itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu
menjawab segala pertanyaan yang ada dalam benaknya. Segala keingintahuan itu akan
menjadikan manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan timbulnya tindakan
irrasionalitas. Munculnya pemujaan terhadap benda-benda merupakan bukti adanya
keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut terhadap sesuatu yang tidak
diketahuinya.
Kepercayaan manusia akan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat
yang tergantung pada hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Ketakutan
manusia apabila hubungan baik manusia dengan kekuatan gaib tersebut hilang, maka hilang
pulalah kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Agama


2. Apa pengertian Manusia
3. Kebutuhan manusia terhadap agama
4. Latar belakang perlunya manusia terhadap agama
5. Urgensi agama bagi manusia

B. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian Agama
2. Untuk mengetahui pengertian Manusia
3. Untuk mengetahui kebutuhan Manusia terhadap Agama
4. Untuk mengetahui latar belakang perlunya manusia terhadap agama
5. Untuk mengetahui urgensi agama bagi manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Pada umumnya pengertian agama adalah :

- Tata peribadahan manusia kepada yang dianggapnya mutlak.


- Tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainya,
sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di atas.1

Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan, kekuasaan, atau
kecenderungan. Agama bias juga berasal dari gabungan “a” yang artinya tidak dan “gama”
artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Agama juga merupakam terjemahan dari
bahasa Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan dan penyembahan Tuhan.
Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari
keberadaanya sendiri dan keberadaan alam semesta.

- Moenawar Chalil, mendefinisikan agama adalah cara atau adat kebiasaan, peraturan,
undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan, perhitungan,
hari kiamat, nasihat,
- Prof. Dr. M. Driyarkarsa S.J mendifinisikan agama dengan mengganti istilah agama
dengan religi, religi adalah ikatan atau pengikatan diri.

Selanjutnya, karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan oleh para
Ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi sebagai berikut:

- Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhi.
- Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
- Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu
sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan
manusia.
- Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
- Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada
suatu kekuatan gaib.
- Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rosul.

Jadi, agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana
keyakinan tersebut dianggap yang paling benar.

B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang berbadan tegak, yang kulitnya tampak (tidak
tertutup bulu), mempunyai akal, pemikiran, akhlak yang utama emosi yang selalu
berubah-ubah, perasaan yang benar, daya nalar yang sehat, serta perkataan yang fasih dan
jelas, Atau makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu
manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.

Allah memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian menciptakan keturunannya


dari sari pati air yang hina (air mani). Dia menciptakan Adam, manusia pertama dari
tanah dengan tangan-Nya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya, lalu darinya Allah SWT
ciptakan Istrinya, Hawa, lalu menyuruh malaikat agar bersujud kepadanya, maka mereka
semua bersujud kecuali Iblis yang menolak.Allah SWT melarangnya untuk makan dari
satu pohon, lalu dia lupa dan memakannya, maka, dia telah berbuat maksiat dan durhaka
karenanya. Lalu dia menerima beberapa kalimat dari Allah SWT dan mengucapkannya,
maka Allah SWT menerima taubatnya, kemudian menurunkannya ke bumi sebagai
khalifah setelah sebelumnya Allah SWT mempersiapkan bumi itu baginya, dan
menyediakan segala apa yang ada di bumi untuk memenuhi kebutuhannya.

Itulah manusia dalam keyakinan kita. Dan keyakinan kita tentang manusia ini
bersumber dari wahyu langit, yang tidak ada jalan untuk membandingkan, meneliti atau
mencari dalil tentangnya, karena hal seperti itu tidak bisa diketahui tanpa wahyu. Allah
berfirman tentang penciptaan Adam,

Artinya: Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Al-Hijr:26)
Allah juga berfiman tentang penciptaan manusia,

Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian
Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik”. (Al-Mukmin:12-14)

C. Kebutuhan Manusia terhadap Agama

Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini
dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana.
Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat
membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu
beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.

Dari sini dapat dinyatakan bahwa setiap umat yang ada di atas permukaan bumi, yaitu
sejak manusia itu hidup tidak bisa lepas dari akidah dan agama. Demikianlah
sebagaimana yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya.

Artinya: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaransebagai


pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun
melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”. (Fathir: 24)

Yang dimaksud dengan kebenaran di sini ialah agama tauhid dan hukum-hukumnya.,
dan yang dimaksud dengan pemberi peringatan adalah seorang nabi, rasul, atau seorang
yang alim yang mewarisi ilmu-ilmu para nabi. Ia memberi peringatan kepada semua
umat tentang akibat kekufurannya kepada Allah, kepada kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, syariat-syariat-Nya, dan mengancam mereka dari bahaya syirik kepada Tuhan,
berbuat maksiat kepada-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, dan apa yang menyertainya, yaitu
penyimpangan perilaku berupa kezhaliman, kejahatan dan kerusakan.
D. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama
Ada beberapa factor yang melatarbelakangi kebutuhan manusia terhdap agamayaitu
faktor fitrahnya manusia membutuhkan agama, factor kelemahan manusia dan factor
tantangan.
1. Faktor fitrah manusia
Setiap manusia manusia memiliki fitrah keagamaan dalam diriya, sehingga
agama merupakan suatu kebutuhan fitrah bagi manusia, kepercayaan adanya
Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama di muka bumi ini. Hal
ini lah yang melatarbelakangi manusia membutuhkan agama.
Bukti lain dari manusia secara fitrahnya membutuhkan agama yaitu pada
bukti-bukti historis dan antropologis, bukti ini menunjukkan bahwa manusia
primitive zamah dahulu percaya akan adanya tuhan walaupun hanya terbatas
pada daya khayal, mengenai hal itu Abbas Mahmoud Al-Akad mengatakan
bahwa dongeng atau mitos merupakan asal usul agama bagi orang-orang
primitive.
Hal ini ditunjukkandengan adanya kepercayaan animisme, dinamisme,
kenyataan ini menujunkkan bahwa manusia memiliki potensi untuk bertahan.
Namun, karena potensi itu tidak diarahkan , maka mengambil bentuk
bermacam-macam yang keadaan nya serba relative.
Pada keadaan inilah para nabi diutus untuk menginformasikan kepada
mereka bahwa tuhan yang mereka cari itu adalah Allah SWT, untuk itu, jika
seseorang yang ingin mendapatkan keagamaan yang benar haruslah melalui
bantuan para nabi, kepada mereka itu paranabi menginformasikan bahwa
tuhan yang menciptakan mereka dan yang wajib disembah adalah Allah SWT.

2. Faktor kelemahan manusia


Manusia di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia
bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan
baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta
Alam Semesta. Oleh sebab itu, sepatutnya jika manusia mempercayai adanya
Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan.
Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang
sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang
diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Sifa-sifat manusiayangcenderung kepada keburukan yang ada pada
manusia antara lain berlaku zhalim(aniaya), dalam keadaan susah
payah(fikabad), suka melampaui batas(anid), sombong(kubbar), ingkar dan
sebagainya. Karena itu manusia dituntut untuk menjaga kesuciannya, hal yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesuciannya dengan cara mendekatkan diri
pada Tuhan dengan bimbingan agama dan disinilah kebutuhan manusia
terhadap agama.
3. Faktor Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah
karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai
tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari
dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan.
Sedangakan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-
upaya yang dilakukan manusia lainnya yang secara sengaja berupaya ingin
memalingkan manusia dari Tuhan.
Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang di
infestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnya
mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Orang-orang kafir dengan
sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar
orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan, game, obat-
obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya
mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar
taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup yang demikian saat ini
semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi
penting.

E. Urgensi Manusia Terhadap Agama


Agama menjadi sangat penting bagi manusia dengan aturannya yang khusus,
manusia makan dan minum, mengatasi panas dan dingin, dia wajib bekerja untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, maka dengan sunnah-sunnah yang telah
ditetapkan oleh Tuhannya, dia mengusahakan makanan dan minuman, pakaian, dan
obat-obatan serta tempat tinggal dan kendaraannya..
Manusia dengan fitrahnya merasakan kelemahan dirinya dan kebutuhannya
kapada Tuhan agar menolongnya, menjaga, memeliharanya, dan memberinya taufik.
Karena itu dia berusaha mengenal Tuhannya dengan amalan-amalan yang wajib, yaitu
dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya dan menunaikan macam-macam ketaatan
dan ibadah, manusia dengan kemampuan, pikiran, perasaan dan inderanya, selalu
berusaha untuk mencapai derajat tertinggi dalam hal itu.
Sehingga dia tidak ingin berhenti pada satu batas tertentu. Maka dalam tiga
keadaannya yang kita sebutkan, dia membutuhkan syariat agama dari Tuhan, yang
sesuai dengan fitrahnya dan mengatur hubungannya dengan sesamanya, karena dia
akan selalu butuh untuk saling tololng menolong dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya dan menjaga keberadaannya di alam ini, seperti makanan, minuman,
pakaian, tempat tinggal, dan kendaraan.
Jika manusia yang berakal dan ingin mendapat petunjuk tentang segala hal
tentang kehidupan didunia ini dan mencari satu agama Tuhan yang benar dan murni.
maka dia pasti mendapatkannya dalam Islam, agama semua manusia, yang
terkandung dalam kitab-Nya, Al-Qur’an yang mulia, yang tidak berkurang satu huruf
pun darinya sejak diturunkannya dan tidak pula ada tambahan satu huruf pun padanya
dan tidak diganti satu kata pun dari tempatnya dalam Al-Qur’an. Dan tidak ada
ungkapan yang keluar dari apa yang ditunjukkannya, walaupun telah berlalu seribu
empat ratus lebih. Manusia beragama karena mereka memerlukan sesuatu dari agama
itu, yaitu manusia memerlukan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaanya di dunia dan
akhirat, dan semuanya hanyaakan di dapat dalam agama islam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan,
kekuasaan, atau kecenderungan. Agama bias juga berasal dari gabungan “a”
yang artinya tidak dan “gama” artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau.
Agama juga merupakam terjemahan dari bahasa Inggris, “religion” atau religi
yang artinya kepercayaan dan penyembahan Tuhan. Agama berkaitan dengan
usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaanya
sendiri dan keberadaan alam semesta.
Kebutuhan manusia terhadap agama dapat dilihat melalui hal-hal
berikut :
 Fitrah manusia, fitrah tersebut adalah potensi dalam diri manusia untuk
beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan, pengarahan,
dan pengembangan, dan seterusnya dengan cara mengenalkan agamake
padanya.
 Kelemahan dan kekurangan manusia, adanya kekurangan dan
kelemahan ini membuatmanusia membutuhkan suatu tuntutan yang
benar dan melalui agama itulah tuntutan tersebut datang.
 Tantangan manusia , hal ini ditunjukan dalam kehidupannya senantiasa
menghadapi berbagai tantangan, baik yang dating dari dalam (nafsu
dan setan) maupun dari luar dirinya(sesama manusia yang mengajak
untuk berpaling Tuhan.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu
kami menyarankan kepada teman-teman yang ingin lebih memhami tentang
kebutuhan manusia terhadap agama untuk mencari referensi tambahan melalui
buku-buku yang sekarang mudah di dapat.
DAFTAR PUSTAKA

AL-Lari, Sayyid Mujtaba Musawi. 2005. Teologi Islam Syiah. Jakarta: Al- Huda

Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. 2012. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.

Abuddin Nata. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm. 1.

Lubis, Ridwan. 2017. Agama dan Perdamaian. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama

www.gallerydunia.com/2012/06mengapa manusia membutuhkan agama .ht

http://www.academia.edu/18735250/urgensi_agama_pada_manusia7

Anda mungkin juga menyukai