Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUGAS ILMU BAHAN TENTANG

INFRASTRUKTUR JEMBATAN SEBAGAI PENGHUBUNG JALAN DESA PASAR

UJUNG BATU DENGAN DESA MONDANG KECAMATAN SOSA

A. Pengertian Jembatan

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan rute transportasi


melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan
adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian
jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,
alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak
sebidang dan lain-lain.

Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan


komunikasi atau transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan
alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami
perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang
sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.

Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang
dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu
jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api. Berikut beberapa jenis jembatan :

1.Jembatan diatas sungai

2.Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase


3.Jembatan diatas lembah

4.Jembatan diatas jalan yang ada

Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :


1. Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)
Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :
•Trotoir : - Sandaran + tiang sandaran -
Peninggian trotoir / kerb

-Konstruksi trotoir

•Lantai kendaraan + perkerasan


•Balok diafragma / ikatan melintang
•Balok gelagar

•Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)


•Perletakan (rol dan sendi)

Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu
jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu
lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan
bawah.
2. Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures) Konstruksi bagian bawah jembatan
meliuputi : 1Pangkal jembatan / abutment + pondasi 2 Pilar / pier + pondasi

Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas.


Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bengunan atas
dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh
pondasi disalurkan ke tanah.

Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok, yaitu
: 1.Bangunan atas

2.Landasan
3.Bangunan
bawah 4.Pondasi

5.Oprit

6.Bangunan pengaman jembatan.

B. Fungsi jembatan

Fungsi utama sebuah jembatan adalah untuk menghubungkan dua wilayah yang
berbeda. Setelah itu, dengan adanya jembatan dapat menimbulkan berbagai macam
kemajuan di kedua wilayah tersebut, baik di bidang transportasi, ekonomi, budaya,
dan bidang-bidang lainya. Selain berfungsi untuk menghubungkan dua wilayah,
jembatan berfungsi untuk mengatasi rintangan baik berupa air atau kemacetan.

Fungsi lainnya adalah dapat dijadikan sebagai tempat pariwisata. Keindahan


konstruksi sebuah jembatan dapat menarik perhatian para wisatawan. Apalagi jika
jembatan tersebut dikelola dengan baik dan didukung dengan keindahan alam di
sekitarnya jembatan akan semakin memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Jika banyak
wisatawan yang datang, tentunya hal itu dapat membantu perekonomian
masyarakat di sekitarnya.

C. Sejarah jembatan penghubung desa pasar ujung batu dengan desa mondang
Kilas balik sejarah sebelum dibangunnya
jembatan ini masyarakat di daerah
batang lubu sutam masih menggunakan
alat transportasi tradisional yang diberi
nama pedati yang ditarik oleh kerbau dan
menunggangi kuda.

Jadi masyarakat harus menyeberangi


sungai sosa ketika mau melintas ke pasar
ujung batu dan menaiki perahu ketika
sungai sosa meluap, dengan pentingnya
kebutuhan akan adanya jembatan
sebagai unsur penting dalam transportasi. Oleh karena itu jembatan ini dibangun
tepatnya kira-kira pada tahun 1979 pada era kepemimpinan presiden soeharto.

Jembatan yang sudah berusia 30


tahun ini sebenarnya kontruksinya
adalah jembatan yang dipindahkan
dari Kecamatan Batang Toru karena
ada pembangunan jembatan yang
baru disana. Menurut masyarakat
setempat kontruksi jembatan ini
sudah berusia lebih kurang 70
tahun. Jembatan ini membentang
diatas sungai sosa yang lebarnya 40
meter, jadi diperkirakan panjang fisik
bangunan ini berkisar 50 meter.
Rangka jembatan ini terbuat dari
dengan lantai menggunakan balok
kayu, baja ini di dihubungkan atau

diikat menggunakan baut pass yang biasa digunakan buat kontruksi berat seperti
jembatan.

1. Bagian – Bagian Kontruksi Jembatan

a. Bagian atas jembatan

Dilihat dari bentuknya jembatan ini disebut sebagai jembatan busur,yaitu jembatan
yang konstruksinya berbentuk setengah lingkaran atau parabola dengan abutmen di
kedua sisinya. Pemakaian desain berupa busur ini secara alami akan mengalihkan
beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga
kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping (Supriyadi, 2007).

Lengkungan dapat digunakan untuk mengurangi momen tekuk pada strukturstruktur


bentang panjang. Pada dasarnya, lengkungan bekerja sebagai kebalikan dari kabel,
sehingga lengkungan menerima bebannya berupa tekan, karena ketegarannya
lengkungan harus juga menahan beberapa bengkokan dan gaya geser yang
bergantung pada bagaimana lengkungan dibebani dan dibentuk. Khususnya, jika
lengkungan memiliki bentuk parabolik dan dibebani oleh beban vertikal yang
terdistribusi merata secara horizontal, maka dari analisis kabel hanya mengikuti
gaya-gaya mampatan yang akan ditahan oleh lengkungan (Hibbeler,2002).

Jembatan busur terduri dari beberapa bagian, yaitu deck, abutment, batang tegak,
batang lengkung (busur), pondasi jembatan Pada jembatan lengkung terdapat dua
macam gaya, yaitu gaya tarik dan gaya tekan. Dalam proses pemilihan desain
jembatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:

a. Pelengkung pada jembatan Pelengkung pada jembatan busur merupakan


struktur utama yang menahan sebagian besar beban yang di terima oleh
jembatan. Lengkung umumnya pada perletakan jepit, dengan ketebalan awal
lengkung sebesar 1,65 sampai 2 kali (L/20) dari puncak lengkung (L/40)
ketebalan rata rata adalah L/30 dan tinggi fokus L/5 (ACI 1996).

b. Jumlah segmen Jumlah segemen berpengaruh pada penyaluran gaya pada


jembatan, Semakin sedikit jumlah segmen semakin besar gaya yang yang di
pikul oleh kolom penyangga.

c. Pengaku batas Pengaku berfungsi memaksimalkan penyaluran gaya, dan


sebagai penguat struktur pada jembatan .

1. System lantai kendaraan yang terbuat dari balok kayu yang susun sedemikian
rupa diatas balok besi yang dihubungkan menggunakan baut dan mengunakan rantai
sepeda motor bekas.
2. Ikatan - Ikatan

Jembatan merupakan struktur ruang, menerima atau memikul beban – beban


vertical yang diteruskan ke pondasi dan menahan gaya lateral & longitudinal
yang disebabkan gaya angina, gaya rem dll.

Untuk mendapatkan kekakuan dalam arah melintang dan menjaga timbulnya


torsi maka diperlukan ikatan – ikatan. Meskipun jembatan dalam
keseluruhannya merupakan struktur ruang tetapi dalam perhitungannya
setiap perhitungannya dihitung sendiri – sendiri sebagai satu komponen yang
linier dan sebidang

3. Struktur pelengkap jembatan antara lain :

a. Expansion joint, sambungan beton jembatan berupa karet yang dapat di


cetak sesuai model yang diinginkan

b. Pegangan jembatan pada tepi kiri dan kanan jembatan


b. Bagian Bawah Jembatan

Menerima atau memikul beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian
menyalurkan ke pondasi, selanjutnya beban - beban tersebut oleh pondasi
disalurkan ke tanah.

Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas,


jenisnya sebagai berikut.

1. Oprit jembatan : berupa timbunan tanah dibelakang abutment timbunan


tanah ini harus dibuat sepadat mungkin untuk mengurangi penurunan

2. Plat injak : dipasang diatasnya timbunan tanah ( oprit ) dan dibelakang


abutment

3. Bangunan pengaman jembatan : berfungsi sebagai pengaman terhadap


pengaruh aliran air sungai baik langsung maupun tak langsung. Disamping
jembatan yang diamankan, sungainya pun harus diamankan, dimana biaya
pengamanan sungai lebih mahal dari pengamanan jembatan.

4. Abutment atau kepala jembatan : bagian bangunan pada ujung - ujung


jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atau juga berfungsi
sebagai penahan tanah. Dari pasangan batu atau beton bertulang

5. Pilar atau pier jembatan : fungsi sebagai pendukung bangunan atas


letaknya diantara kedua abutment dan jumlahnya tergantung keperluan,
sering juga pilar tidak diperlukan.

6. Pondasi : berfungsi sebagai peneriman beban dari bangunan bawah dan


menyalurkannya ke tanah.

Secara umum, pondasi dapat dibedakan menjadi dua:

a. Pondasi dangkal atau pondasi langsung ( shallow foundations )

b. Pondasi dalam atau pondasi tidak langsung ( deep foundations )


D. Kekurangan Jembatan

Dilihat dari struktur bangungannya terdapat banyak kekurangan baik lantai


kendaraan maupun kontruksi pendukung jembatan lainnya. Ukuran jembatan yang
kecil yang hanya bisa dilalui kendaraan dalam satu arah dan tidak adanya marka
jalan disebabkan lantai jembatan yang terbuat dari balok kayu. Terlihat jelas lantai
yang terbuat dari balok kayu mempunyai banyak kekurangan diantaranya :

 Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi
kering.

 Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa
penggunaan kayu hanya menjadi limbah.

 Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup
secara keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk
menyikapi hal ini kayu harus disambung atau diperlebar/perbesar.

 Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau
serangga lainnya.

 Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu
yang belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan
bentuk, oleh karena itu kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.

 Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban.

Karena kayu mudah diserang oleh serangga dan sensitif terhadap kelembapan
cuaca yang tidak menentu sehingga membuat jembatan ini mudah mengalami
penyusutan atau perubahan bentuk dan mengalami pelapukan, menurut cerita
warga sekitar lantai jembatan sudah mengalami tiga kali perubahan setelah
dibangun karena lantai yang pertama dipasang masih menggunakan bawaan dari
Batang Onang yang kondisi kayu yang sudah banyak mengalami perubahan.

Dilihat dari rangka jembatan yang terbuat dari baja juga mempunyai beberapa
kekurangan umumnya diantaranya :

1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi
kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran

Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga
dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan
kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja
terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.

3. Rentan Terhadap Buckling


Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap
buckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai
kekuatan yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom
seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu digunakan untuk
memperkuat kolom terhadap buckling.

4. Fatik

Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu
dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.

5. Keruntuhan Getas

Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas
dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik
dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan
getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).

Pengertian Korosi dan Faktor Penyebabnya

Pengertian korosi secara umum adalah rusaknya benda-benda logam yang


disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Proses korosi dapat dijelaskan secara
elektrokimia, misalnya pada proses perkaratan besi yang membentuk oksida besi.
Secara elektrokimia, proses perkaratan besi adalah peristiwa teroksidasinya logam
besi oleh oksigen yang berasal dari udara.
Korosi pada besi terjadi karena kontak dengan air. Pada besi tersebut ada yang menjadi
anode dan ada yang menjadi katode. (Sumber: http://schoolbag.info)
Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang mudah
mengalami korosi. Logam-logam lain yang mempunyai nilai potensial elektrode lebih
besar dari 0,4 V akan sulit mengalami korosi, sebab dengan potensial tersebut akan
menghasilkan Eoreaksi < 0 (negatif) ketika kontak dengan oksigen di udara. Logam-
logam perak, platina, dan emas mempunyai potensial elektrode lebih besar dari 0,4
V sehingga sulit mengalami korosi.

Faktor penyebab korosi / yang mempercepat korosi

1. Air dan kelembaban udara

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap
air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.

2. Elektrolit

Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer
muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara.
Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam.
Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama.

3. Permukaan logam yang tidak rata

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,


yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang
licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan
bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau
lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya
lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam
yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari
udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang
potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet.
Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi
akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat.

Dengan beberapa faktor tersebut kondisi baja bangunan jembatan ini juga
mengalami korosi yang sangat signifikan karena tidak ada perawatan sama sekali
secara berkelanjutan.
Dengan situasi yang memprihatinkan ini yang tidak layak lagi dilewati oleh
kendaraan yang bermuatan berat yang bermuatan sawit dan balok kayu yang
beratnya lebih kurang 12 ton. Oleh karena situasi yang sudah tidak layak ini dari
pada memakan korban nantinya masyarakat meminta kepada pemerintah untuk
dibangun jembatan yang baru sebagai penggantinya yang lebih layak. Pada tahun
2015 yang lalu dibangun lah jembatan yang kerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum,
Pertambangan Dan Energi yang memakan biaya lebih kurang 9 M. dengan
bangunan baru ini sebagai jembatan penghubung antara Kecamatan Sosa dengan
Kecamatan Batang Lubu Sutam sebagai harapan baru warga sekitar sebagai sarana
transportasi angkutan bahan pertanian dan perikanan terutama mengangkut buah
kelapa sawit yang beratnya puluhan ton.

Tetapi pada hakikatnya bangunan yang memakan biaya milyaran rupiah ini setelah
jadi seolah – olah dibangun asal jadi saja. Dan ini termasuk bangunan yang gagal di
kabupaten padang lawas.
"Gimana bisa digunakan jembatan yang baru, ya proyeknya aja macam main-main.
Suka-suka hati pemborongnya saja buat bangunannya," terang nando.

Cukup banyak komentar miring dari masyarakat saat melintasi jembatan, terlihat
proyek jembatan itu, Selasa (3/6) menunjukkan fakta di lapangan bahwa lantai
jembatan yang kualitas betonnya yang kurang baik sehingga lantainya sudah tidak
rata dan digenangi oleh air hujan dan tidak dilapisi oleh aspal sesuai rencana awal.
Terlihat juga seperti pada gambar kontruksi bangunan jembatan ini terdapat banyak
kekurangan.
Situasi jalan disekitar jembatan juga tidak ada perbedaan dari jalan sebelumnya
terlihat jalannya hanya berlapis agregat halus yang dipadatkan yang dilalui
masyarakat selama ini. Minimnya pengawasan dari pemerintah setempat membuat
bangunan ini seolah – olah terlhat hanya mementingkan satu pihak saja dan sangat
merugikan bagi masyarakat karena diprediksi bangunan ini tidak akan bertahan
lama, sedangkan jembatan ini adalah satu – satunya akses menuju ke Kecamatan
Batang Lubu Sutam.

Terlihat jelas seperti pada gambar dibawah ini;


Hanya tersisa bangunan aspal yang dibangun puluhan tahun yang lalu yang
kontruksinya terlihat yang seharusnya yang dapat dilalui kendaraan roda dua saja,
sedangkan yang melintasi jalan ini berat kendaraan + muatan kendaraan beratnya
mencapai puluhan ton.

harapan masyarakat pemerintah dapat memperhatikan akses jalan ke batang lubu


sutam lebih jauh lagi untuk meningkatkan pembangunan dan perekonomian
masyarakat. Karena memang akses jalan ke batang lubu sutam ketika musim hujan
bias dibilang sangat menyusahkan masyarakat dengan kondisi medan yang terjal
ketika melewati jalan yang berdekatan dengan anak bukit barisan.

Sudah banyak terjadi kecelakaan yang terjadi ketika masyarakat hendak melintas ke
batang lubu sutam di waktu musim hujan.
Begitulah kondisi jalan yang dilalui masyarakat setiap harinya, dimana program
pemerintah yang lagi gencarnya dengan pembangunan infrastruktur jalan tapi masih
minim dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Batang Lubu Sutam kabupaten
padang lawas.

Kondisi jalan yang hanya dilapisi pondasi dasar dengan agregat kasar yang
menggunakan batuan sungai yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena
batuan yang kasar sudah banyak yang yang hancur dan memisah dengan badan
jalan.
Lapisan aspal yang terlalu tipis yang membuat faktor utama rentannya jalan ini
hancur dan berlubang, pengikisan oleh air hujan dan kadang genangan sungai
ketika meluap yang mengalir diatas badan jalan.

Beban yang melintas diatas badan jalan juga menjadi salah faktor rusaknya jalan ini
karena masyrakat yang melintas sering membawa beban yang muatannya selalu
berlebihan karena faktor jarak yang jauh dari perkebunan ke pabrik masyarakat selalu
memaksakan membawa beban semaksimal mungkin yang sering kali over load.
Kesimpulan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.

Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubunkan suatu lintasan


yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan caramelompati
rintangan tersebut tanpa menimbulkan atau menutup rintangan itu. Lintasan tersebut
bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan pejalan kaki, sedangkan
rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan kereta api, atau jurang (bisa juga
berupa jurang pemisah antar gedung bertingkat).

Kondisi saat ini, bangunan jalan dan jembatan menuju Kecamatan Batang Lubu
Sutam masih sangat memprihatinkan dimana fungsi tersebut menjadi sarana untuk
meningkatkan perekonomian dan menjadi urat nadi pembangunan. Harapan
masyrakat pemerintah tanggap untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai