Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS RANCANGAN RUANG BAKAR TURBIN GAS

PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA


TERPASANG 128 MW DENGAN MENGGUNAKAN ANSYS

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

SYAIFUL AMRI NASUTION


100421034

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN EKSTENSI


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN EKSTENSI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

MEDAN

TUGAS SARJANA

TURBIN GAS

ANALISIS RANCANGAN RUANG BAKAR TURBIN GAS


PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA
TERPASANG 128 MW DENGAN MENGGUNAKAN ANSYS

Oleh :

SYAIFUL AMRI NASUTION


NIM : 100421034

Diketahui / disahkan Disetujui oleh


Departemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing.
Fakultas Teknik USU
Ketua

DR. ING. IR. IKHWANSYAH ISRANURI IR. MULFI HAZWI, MSc.


NIP. 19641224199211 1 001 NIP. 19491012198103 1 002

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS PERENCANAAN RUANG BAKAR TURBIN GAS
PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA
TERPASANG 128 MW DENGAN MENGGUNAKAN ANSYS

SYAIFUL AMRI NASUTION


NIM 100421034

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing

Ir. Mulfi Hazwi, M.Sc


NIP. 19491012 1981031002

Pembanding I Pembanding II

Ir.Syahrul Abda, M.Sc Ir. Syahril Gultom. MT


NIP. 195708051988111001 NIP. 195512101987101001

Diketahui Oleh:
Departemen Teknik Mesin USU
Ketua,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri


NIP. 196412241992111001

Universitas Sumatera Utara


SKRIPSI

TURBIN GAS

ANALISIS RANCANGAN RUANG BAKAR TURBIN GAS


PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA
TERPASANG 128 MW DENGAN MENGGUNAKAN ANSYS

OLEH:

SYAIFUL AMRI NASUTION


NIM : 100421034

Telah Disetujui Dari Hasil Seminar Skripsi

Periode ke 191, Pada Tanggal 15 Juni 2013

Pembanding I Pembanding II

Ir.Syahrul Abda, M.Sc Ir. Syahril Gultom. MT


NIP. 195708051988111001 NIP. 195512101987101001

Universitas Sumatera Utara


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN AGENDA : 312 / TS / 2009
PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSI DITERIMA : / /
FAKULTAS TEKNIK USU PARAF :
MEDAN

TUGAS SARJANA

NAMA : SYAIFUL AMRI NASUTION


NIM : 100421034
MATA PELAJARAN : TURBIN UAP DAN GAS
SPESIFIKASI : Analisis Perencanaan Ruang Bakar Turbin Gas
Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
128 MW Dengan Menggunakan software Ansys.
- Melakukan Survey lapangan
- Studi literatur

DIBERIKAN TANGGAL : 27/02/2013


SELESAI TANGGAL : 31/05/2013

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN,


DOSEN PEMBIMBING

DR. ING. IR. IKHWANSYAH ISRANURI IR. MULFI HAZWI,MSc.


NIP. 19641224 199211 1 001 19491012198103 1 002

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSI
JURUSAN TEKNIK MESIN
MEDAN
KARTU BIMBINGAN
TUGAS SARJANA MAHASISWA
No : 312 / TS / 2009
Sub Program : Teknik Mesin Konversi Energi
Bidang Tugas : Turbin Gas
Judul Tugas : Analisis Perencanaan Ruang Bakar Turbin Gas
Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
128 MW Dengan Menggunakan Ansys
Diberikan Tgl. : 27/02/2013 Selesai Tgl. : 31/05/2013
Dosen Pembimbing : Ir. Mulfi Hazwi, M.Sc Nama Mhs. : Syaiful Amri NST.
NIP : 19491012981031002 NIM : 100421034

No. Tanggal Kegiatan Asistensi Bimbingan Tanda Tangan


1 28-02-2013 Pemberian Spesifikasi Tugas Skripsi
2 04-03-2013 Survey Lapangan ke PLN sicanang
3 18-03-2013 Assistensi BAB I
4 21-03-2013 Perbaikan Latar Belakang dan sistematika penulisan
5 28-03-2013 Assistensi BAB II
6 08-04-2013 Perbaikan Siklus Turbin Gas dan Diagram T-S
7 22-04-2013 Assistensi BAB III
8 15-04-2013 Perbaiki metode penulisan literatur
9 25-04-2013 Assistensi BAB IV
10 13-05-2013 lengkapi dengan menggunakan software
11 31-05-2013 ACC Seminar
12

Diketahui,
Ketua Departemen Teknik Mesin
FT. USU

Catatan :

1. Kartu harus diperlihatkan kepada Dosen


Pembimbing setiap asistensi
2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi Dr. –Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri
3. kartu ini dikembalikan ke Jurusan NIP. 196412241992111001
bila kegiatan asistensi telah selesai

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Pemanfaatan listrik di Indonesia merupakan salah satu faktor pendukung


tercapainya pembangunan di segala bidang. Untuk menghasilkan energi listrik
perlu diciptakan suatu sistem pembangkit tenaga yang merupakan hasil dari
teknologi, salah satunya adalah Turbin Gas penggerak generator listrik. Pada
penulisan ini akan dikemukakan beberapa prinsip dasar yang penting untuk
perhitungan yang digunakan dalam perencanaan dan penganalisaan sistem kerja
pada ruang bakar dengan menggunakan Ansys dan perhitungan termodinamika.
Tujuan perencanaan ruang bakar turbin gas adalah menganalisa termodinamika
ruang bakar untuk mengetahui temperatur rata -rata keluar ruang bakar, dan
tekanan rata - rata keluar ruang bakar, mengetahui komponen - komponen utama
ruang bakar turbin gas dan menggunakan software ansys untuk mengetahui
temperatur, tekanan dan kecepatan rata - rata udara keluar ruang bakar menuju
turbin. Metode yang digunakan adalah dengan perhitungan termodinamika dan
metode simulasi numerik menggunakan Ansys. Hasil perhitungan termodinamika
menunjukkan temperatur keluar ruang bakar 1323oK dan tekanan keluar ruang
bakar 9,969 bar. Hasil simulasi yang dilakukan oleh Ansys menunjukkan
temperatur rata - rata keluar ruang bakar 1580oK, tekanan rata - rata keluar ruang
bakar 9.90 bar, dan kecepatan rata - rata udara panas 651 m/s. Hasil perbandingan
menunjukkan temperatur rata - rata keluar ruang bakar menggunakan Ansys lebih
besar 19,42% dari pada perhitungan termodinamika dan hasil perbandingan
menunjukkan tekanan rata - rata keluar ruang bakar menggunakan Ansys lebih
kecil 0,6% dari pada perhitungan termodinamika.

Kata Kunci : Ruang Bakar, Turbin Gas, Termodinamika, Ansys.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, kesehatan dan kesempatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas sarjana ini..Tugas skripsi ini
adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program studi
Strata-1 di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.

Penulis dalam tugas sarjana ini mengambil judul yaitu “ANALISIS


PERENCANAAN RUANG BAKAR TURBIN GAS PENGGERAK
GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA TERPASANG 128 MW
DENGAN MENGGUNAKAN ANSYS”.

Dalam proses penulisan tugas sarjana ini, penulis banyak mendapat berbagai
kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa
materi, informasi maupun segi administrasi, semua itu dapat diatasi. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik
moril maupun materil
2. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, M.Sc, selaku dosen pembimbing penulis yang dengan
sabar telah meluangkan waktu, pemikiran dan tenaga untuk membimbing serta
memberikan arahan hingga selesainya tugas sarjana ini.
3. Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai dilingkungan Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Pegawai PT. PLN (PERSERO) Daerah Pembangkit Bagian Sumatera
Utara Sicanang Belawan, dimana tempat penulis melakukan riset.
6. Kakak - Kakak saya yang selalu mendoakan dan mendukung penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Universitas Sumatera Utara


7. Rekan - rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
tugas sarjana ini.
Penulis menyadari Tugas Sarjana ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan saran maupun masukan yang sifatnya membangun
untuk penyempurnaan tugas sarjana ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dengan harapan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Medan, 28 Mei 2013


Hormat Penulis,

Syaiful Amri Nasution


NIM. 100421034

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBANDING .................................................ii
SPESIFIKASI TUGAS SARJANA .................................................................iii
KARTU BIMBINGAN ....................................................................................iv
ABSTRAK ........................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................xiv
DAFTAR NOTASI ............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
1.4 Batasan Masalah .................................................................................3
1.5 Manfaat Perancangan...........................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan ..........................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5


2.1 Pandangan Umum Tentang Turbin Gas ..............................................5
2.1.Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas .........................................................6
2.3.Klasifikasi sistem Turbin Gas ..............................................................6
2.3.1 Klasifikasi Sistem Turbin Gas Berdasarkan Siklusnya .............7
2.3.2 Klasifikasi Sistem Turbin Gas Berdasarkan Konstruksinya .....10
2.3.3 Klasifikasi Sistem Turbin Gas Berdasarkan arah alirannya ......11
2.4 Siklus Dasar Turbin Gas .................................................................. . 12
2.4.1 Siklus Brayton Ideal ............................................................... . 13
2.4.2Siklus Brayton Aktual ............................................................. . 15
2.5 Komponen Utama Turbin Gas .......................................................... . 17

Universitas Sumatera Utara


2.6 Prinsip Kerja Turbin Gas .................................................................. 23
2.7 Jenis Turbin Yang Digunakan .......................................................... 25
2.8 Teori Dasar Ruang Bakar Turbin Gas .............................................. 25
2.8.1 Pengertian Ruang Bakar ......................................................... 25
2.8.2 Tipe Ruang Bakar ................................................................... 26
2.8.2.1 Tipe Ruang Bakar Berdasarkan Bentuk .................... 26
2.8.2.2 Tipe Ruang Bakar Berdasarkan Peletakannya........... 29
2.9 Syarat - Syarat Ruang Bakar Turbin Gas ......................................... 31
2.10 Pemilihan Tipe Ruang Bakar .......................................................... 31
2.11 Prinsip Kerja ruang Bakar .............................................................. 32
2.12 Bahan Bakar dan Reaksi Pembakaran ........................................... 33
2.12.1 Proses Pembakaran...................................................... 34
2.13 Pandangan Umun Tentang Software ANSYS ................................ 35
2.13.1 Metode CFD menggunakan Perangkat Lunak Fluent . 35
2.13.2 Fluent ......................................................................... 36
2.13.3 Skema Numerik........................................................... 37
2.13.4 Diskritsasi.................................................................... 37
2.13.5 Linearisasi ................................................................... 38

BAB III DASAR PERENCANAAN RUANG BAKAR .............................. 39


3.1 Data Perencanaan ............................................................................. 39
3.2 Komponen Utama Ruang Bahan Bakar............................................ 39
3.3 Analisa Thermodinamika Pada Kompresor ...................................... 40
3.4 Analisa Thermodinamika PadaRuang Bakar .................................... 42
3.5 Analisa Thermodinamika Pada Turbin ............................................ 45
3.6 Perhitungan Daya Kompresor dan Daya Turbin ............................. 49
3.7 Efisiensi Thermal Siklus .................................................................. 50

BAB IV PERENCANAAN BAGIAN - BAGIAN UTAMA RUANG BAKAR


.......................................................................................................... 52
4.1 Komponen Utama Ruang Bakar ....................................................... 52
4.2 Casing ............................................................................................... 52

Universitas Sumatera Utara


4.3 Liner.................................................................................................. 55
4.4 Annulus ............................................................................................. 58
4.5 Hole................................................................................................... 59
4.6 Burner ............................................................................................... 62
4.7 Transition Pieces ............................................................................... 65
4.8 Pindahan Panas ................................................................................ 65
4.9 Perpindahan Panas Secara Radiasi .................................................. 65
4.9.1 Internal Radiasi ...................................................................... 65
9.9.2 External Radiasi ..................................................................... 67
4.10 Perpindahan Panas Secara Konveksi .............................................. 68
4.10.1 Internal Konveksi ................................................................ 68
4.10.2 External Konveksi ................................................................ 69
4.11 Perpindahan Panas SecaraKonduksi ............................................... 70
4.12 Langkah - Langkah Membuat Gambar Ruang Bakar Dengan Solid
Work ................................................................................................ 71
4.13 Langkah - Langkah Simulasi Menggunakan Software ANSYS .... 74
4.14 Data Hasil Simulasi ....................................................................... 84

BAB V KESIMPULAN ................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Turbin Gas ................................................................................ 5

Gambar 2.2. Prinsip Kerja Turbin Gas .......................................................... 6

Gambar 2.3. Skema Siklus Sistem Terbuka dan Tertutup ............................. 8

Gambar 2.4. Siklus Kombinasi Turbin Gas .................................................. 10

Gambar 2.5. Turbin Gas Berporos Tunggal .................................................. 10

Gambar 2.6. Turbin Gas Berporos Ganda ..................................................... 11

Gambar 2.7. Turbin Gas Tipe Axial .............................................................. 11

Gambar 2.8. Turbin Gas Tipe Radial ............................................................ 12

Gambar 2.9. Siklus Brayton .......................................................................... 12

Gambar 2.10. Diagram Siklus Brayton Ideal .................................................. 14

Gambar 2.11. Diagram T-S Siklus Brayton Aktual ........................................ 16

Gambar 2.12. Komponen Kompresor Sentrifugal dan Tipe Impeler untuk

Kompresor Sentrifugal ............................................................. 19

Gambar 2.13. Komponen Kompresor Aksial .................................................. 20

Gambar 2.14. Pematik Nyala Api ................................................................... 21

Gambar 2.15. Pendeteksi Nyala Api ............................................................... 22

Gambar 2.16. Prinsip Kerja Instalasi turbin Gas ............................................. 23

Gambar 2.17. Ruang Bakar Turbular .............................................................. 27

Gambar 2.18. Ruang Bakar Turboanular ........................................................ 28

Gambar 2.19. Ruang Bakar Annular ............................................................... 29

Gambar 2.20. Ruang Bakar Tubular Vertikal Double Chamber ..................... 30

Gambar 2.21. Ruang Bakar Tubular Vertikal ................................................. 32

Gambar 3.1. Rotor Kompresor 16 Tingkat ................................................... 40

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.2. Diagram h - s padaKompresor .................................................. 41

Gambar 3.3 Diagram h - s pada ruang bakar ................................................ 43

Gambar 3.4. Diagram h - s pada Turbin ........................................................ 45

Gambar 3.4. Skema Sistem Turbin Gas dan Kondisi Fluida Kerjanya ......... 50

Gambar 4.1. Casing ....................................................................................... 58

Gambar 4.2. Liner ......................................................................................... 61

Gambar 4.3 Dimensi Ruang Bakar .............................................................. 64

Gambar 4.4. Koefisien Penurunan Tekanan Pada Hole ................................ 67

Gambar 4.5. Burner ....................................................................................... 69

Gambar 4.6. Penampang Orifice ................................................................... 71

Gambar 4.7 Jendela Solidwork untuk Membuat Gambar ............................ 72

Gambar 4.8. Jendela kerja solidwork ............................................................ 72

Gambar 4.9. Sketsa Gambar Kerja ................................................................ 73

Gambar 4.10. Ruang Bakar Turbin Gas .......................................................... 74

Gambar 4.11. Jendela Awal Ansys ................................................................. 74

Gambar 4.12. Jendela Kerja Solidwork .......................................................... 75

Gambar 4.13. Ruang Bakar Setelah Diimport dari Solidwork ........................ 75

Gambar 4.14. Hasil Mesh Ruang Bakar Pada Ansys ...................................... 76

Gambar 4.15. Jendela Untuk Mengatur Species Model .................................. 77

Gambar 4.16. Jendela Untuk Mengatur Material ............................................ 77

Gambar 4.17. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Inlet Pada Ruang Bakar ..... 78

Gambar 4.18. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Thermal Pada Inlet Fuel ..... 78

Gambar 4.19. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Species Pada Inlet Fuel ..... 79

Gambar 4.20. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Massflow pada Inlet Gas 1. 79

Gambar 4.21. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Thermal pada Inlet Gas 1 ... 80

Gambar 4.22. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Species pada Inlet Gas 1 .... 80

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.23. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Massflow pada Inlet Gas 2. 81

Gambar 4.24. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Thermal pada Inlet Gas 2 ... 81

Gambar 4.25. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Species pada Inlet Gas 2 ... 82

Gambar 4.26. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Tekanan pada Outlet ......... 82

Gambar 4.27. Jendela Untuk Memulai Perhitungan ....................................... 83

Gambar 4.28. Jendela Untuk Menjalankan Perhitungan ................................. 83

Gambar 4.29. Kontur Temperatur Pada Ruang Bakar ..................................... 84

Gambar 4.30. Grafik Distribusi Temperatur Pada Outlet Ruang Bakar ......... 84

Gambar 4.31. Kontur Kecepatan Pada Ruang Bakar ....................................... 85

Gambar 4.32. Grafik Distribusi Kecepatan Pada Outlet Ruang Bakar ........... 86

Gambar 4.33. Kontur Tekanan Pada Outlet Ruang Bakar ............................... 86

Gambar 4.34. Grafik Distribusi Tekanan Pada Outlet Ruang Bakar .............. 87

Gambar 4.11. Arah Aliran udara Pada Ruang Bakar ...................................... 88

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi Dari Gas Alam ....................................................... 60

Tabel 4.1. Tabel Harga Kerugian Tekanan Ruang Bakar........................... 60

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR NOTASI

Simbol Keterangan Satuan


Ac Luas Penampang Casing m2
Al Luas Liner m2
Apl Luas Pelapis Liner m2
Aan Luas annulus m2
Ah Luas Hole m2
Ar Perbandingan luas Hole dengan Annulus m2
CD Coefisien Discharge m
Dan Diameter Annulus m
Dic Diameter dalam Casing m
Dol Diameter Luar Liner m
Dil Diameter dalam Liner m
Dh Diameter Hole m
Ds Diameter Swirl m
F Bahan Bakar
f Perbandingan bahan bakar dengan udara teoritis
f’ Perbandingan bahan bakar dengan udara aktual
h enthalpy KJ/kg
K Koefisien penurunan tekanan pada Hole W/m K
k Eksponen Adiabatik
Ka Konductifitas thermal udara W/m K
Kbt Konductifitas thermal batu tahan api W/m K
Kg Konductifitas thermal gas W/m K
Kl Konductifitas bahan liner W/m K
L Luminositas factor
LHV Low Heating Value

Universitas Sumatera Utara


ma Laju aliran udara kg/s
man Laju aliran massa udara annular kg/s
mc Laju aliran massa campuran kg/s
mf Laju aliran massa bahan bakar kg/s
P Daya bar
Qin Panas Masuk kJ/kg
Qout Panas keluar kJ/kg
Wc Daya Kompresor kW
Wg Daya Generator kW
Wt Daya Turbin kW
SG Spesific gravity
R Konstanta Gas J/kg K
T Temperatur K
zc Jumlah tingkat kompresor stage

Notasi Yunani Keterangan Simbol

η Efisiensi %

ε Emisivitas

θ Sudut jet o

δ Konstanta Stefan Boltzman W/m2.K4

µg Viskositas dinamik gas kg/m.s

α Faktor kelebihan udara %

λ Koefisien penurunan tekanan

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Pemanfaatan listrik di Indonesia merupakan salah satu faktor pendukung


tercapainya pembangunan di segala bidang. Untuk menghasilkan energi listrik
perlu diciptakan suatu sistem pembangkit tenaga yang merupakan hasil dari
teknologi, salah satunya adalah Turbin Gas penggerak generator listrik. Pada
penulisan ini akan dikemukakan beberapa prinsip dasar yang penting untuk
perhitungan yang digunakan dalam perencanaan dan penganalisaan sistem kerja
pada ruang bakar dengan menggunakan Ansys dan perhitungan termodinamika.
Tujuan perencanaan ruang bakar turbin gas adalah menganalisa termodinamika
ruang bakar untuk mengetahui temperatur rata -rata keluar ruang bakar, dan
tekanan rata - rata keluar ruang bakar, mengetahui komponen - komponen utama
ruang bakar turbin gas dan menggunakan software ansys untuk mengetahui
temperatur, tekanan dan kecepatan rata - rata udara keluar ruang bakar menuju
turbin. Metode yang digunakan adalah dengan perhitungan termodinamika dan
metode simulasi numerik menggunakan Ansys. Hasil perhitungan termodinamika
menunjukkan temperatur keluar ruang bakar 1323oK dan tekanan keluar ruang
bakar 9,969 bar. Hasil simulasi yang dilakukan oleh Ansys menunjukkan
temperatur rata - rata keluar ruang bakar 1580oK, tekanan rata - rata keluar ruang
bakar 9.90 bar, dan kecepatan rata - rata udara panas 651 m/s. Hasil perbandingan
menunjukkan temperatur rata - rata keluar ruang bakar menggunakan Ansys lebih
besar 19,42% dari pada perhitungan termodinamika dan hasil perbandingan
menunjukkan tekanan rata - rata keluar ruang bakar menggunakan Ansys lebih
kecil 0,6% dari pada perhitungan termodinamika.

Kata Kunci : Ruang Bakar, Turbin Gas, Termodinamika, Ansys.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di negara Indonesia yang tergolong pada negara berkembang dimana
dalam pembangunan di segala bidang harus memanfaatkan listrik sebagai salah
satu faktor pendukung tercapainya proses pembangunan tersebut.

Salah satu contoh pembangunan teknologi penting yang sangat dibutuhkan


tersebut adalah energi listrik yang harus tersedia untuk proses pembangunan di
segala bidang yang dimaksud, misalnya :bidang industri, penerangan, komunikasi
elektronik, penggerak alat – alat produksi, maupun bidang lain yang mendukung
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.

Di Indonesia pengadaan energi listrik ini telah dilakukan bermacam –


macam sistem pembangkit tenaga listrik seperti : PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU,
dan lain - lain. Beberapa alternative mesin konversi energi sebagai alat penggerak
generator listrik salah satunya adalah turbin gas.

Turbin gas memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan motor


diesel dan bensin, diantaranya adalah:

• Mekanikal efesiensinya tinggi,


berkisar antara 95% - 99% sedang pada motor diesel dan bensin
berkisar abtara 85% - 95% .
• Getaran yang dibandingkan relatif kecil, hal ini disebabkan adanya
gerakan bolak - balik dan proses pembakaran berlangsung kontinu
• Untuk daya 2000 HP keatas, turbin gas akan memakan waktu yang
lebih singkat dan biaya yang lebih kecil dibanding dengan motor
diesel dan bensin
• Berat per HP nya sangat kecil dibanding dengan motor diesel dan
bensin.
• Gas turbin biasa menggunakan bermacam-macam bahan bakar.

Universitas Sumatera Utara


• Pelumasan pada turbin gas lebih sederhana, karena minyak
pelumasnya praktis tidak berhubungan dengan proses pembakaran.
• Beroperasi lebih halus karena tekanan yang dibangkitkan praktis
konstan.
• Tidak membutuhkan air pendingin
• Gas buangnya bersih, karena udara yang terikut didalam ruang
bakarnya jauh lebih banyak dari kebutuhan proses pembakarannya,
akibat proses pembakarannya mendekati sempurna

Beberapa kekurangan turbin gas bila dibanding dengan motor diesel dan
bensin adalah:

• Pendinginan pada turbin gas lebih kompleks, karena kontruksinya


yang sulit guna pendingin sudu - sudunya.
• Starting pada turbin gas lebih sulit dari pada motor diesel dan
bensin, karena putaran operasinya yang sangat tinggi, untuk itu
umumnya menggunakan hubungan gigi guna menaikkan RPM yang
di dapat dari starter.
• Efesiensi total turbin gas lebih rendah dibanding dengan motor
diesel dan bensin

Untuk menghasilkan energi listrik itu sendiri perlu diadakan atau


diciptakan suatu sistem pembangkit tenaga yang merupakan hasil dari teknologi,
salah satunya adalah “Turbin Gas” penggerak generator listrik.

1.2 Perumusan Masalah


Ruang bakar Turbin gas merupakan terapan dari Thermodinamika. Oleh
karena itu pembahasan masalah teknis di dalam ruang bakar akan lebih baik jika
di mulai dari aspek – aspek masalah tersebut. Pada penulisan ini akan
dikemukakan beberapa prinsip dasar yang penting untuk perhitungan yang
digunakan dalam perencanaan dan penganalisaan sistem kerja pada ruang bakar.

Universitas Sumatera Utara


Penulis akan mencoba menyajikan materi yang membentuk pola analisis,
yang nantinya banyak digunakan dalam perencanaan tersebut, baik dalam sistem
kerja siklus maupun dalam perencanaan bahan pada ruang bakar itu sendiri.
Proses ini mencakup pengidentifikasian berbagai unsur penting dalam
perencanaan, penyederhanaan sistem yang akan di analisa dengan menggunakan
software Ansys dan penerapan hukum Thermodinamika yang sesuai agar
diperoleh hasil yang diinginkan.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari perencanaan ruang bakar turbin gas penggerak
generator listrik dengan daya 128 MW adalah
1. Menganalisa perhitungan termodinamika ruang bakar untuk mengetahui
temperatur rata -rata keluar ruang bakar, dan tekanan rata - rata keluar
ruang bakar.
2. Untuk Mengetahui komponen - komponen utama ruang bakar beserta
dimensinya.
3. Menggunakan software Ansys untuk mengetahui temperatur rata -rata
keluar ruang bakar, tekanan rata - rata keluar ruang bakar, dan
kecepatan rata - rata keluar ruang bakar.

1.4 Batasan Masalah


Dalam perencanaan ruang bakar turbin gas ini banyak terdapat masalah –
masalah yang komplek dari instalasi tersebut. Oleh karena itu, masalah yang
dibahas, yakni hanya berkisar pada:
1. Analisa Thermodinamika pada ruang bakar turbin gas
2. Mengetahui temperatur rata -rata keluar ruang bakar, tekanan rata - rata
keluar ruang bakar, dan kecepatan rata - rata keluar ruang bakar.dengan
menggunakan software Ansys
3. Ruang Bakar Turbin Gas, meliputi :
− Casing - Hole
− Liner -Burner
− Annulus
4. Analisa perpindahan panas

Universitas Sumatera Utara


1.5 Manfaat Perancangan
Adapun manfaat dari perencanaan ruang bakar turbin gas tersebut yaitu:
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam melakukan perencanaan
ruang bakar turbin gas bagi penulis.
2. Sebagai salah satu aplikasi untuk generasi selanjutnya dalam perencanaan
ruang bakar turbin gas

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
batasan masalah , manfaat penelitian dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pandangan umum Turbin Gas, klasifikasi,
cara kerja dan siklus dasar dari Turbin Gas, teori dasar ruang bakar
turbin gas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang dasar perencanaan unit ruang bakar yang
berisikan data perencanaan analisa thermodinamika siklus turbin
gas dan analisa kebutuhan bahan bakar turbin gas serta analisa
perpindahan panas.
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
Bab ini berisi tentang perencanaan bagian – bagian utama ruang
bakar.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil perencanaan
yang dilakukan.
.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pandangan Umum Tentang Turbin Gas


Turbin adalah mesin penggerak mula dimana fluida kerjanya yang
menghasilkan energi kinetis diarahkan langsung ke sudu turbin untuk
mendapatkan energi mekanis, fluida kerjanya dapat berupa air, udara panas
ataupun uap air (steam).
Turbin gas adalah mesin penggerak mula dimana fluida kerjanya yang
mempergunakan gas panas yang dihasilkan dalam ruang bakar,. Prinsip dasar
pengoperasian turbin ini adalah merubah energi kinetis yang berupa kecepatan
aliran udara panas menjadi energi mekanis yang berupa putaran turbin sehingga
menghasilkan daya.
Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian
turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya
yang menggerakkan beban.
Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas.
Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu
kompressor, ruang bakar dan turbin gas.
Oleh sebab itu didalam sistem turbin gas terjadi tiga proses pokok untuk
memproduksi energi yaitu :
1. Proses penekanan/pemampatan udara (kompresi)
2. Proses pembakaran udara - bahan bakar
3. Proses ekspansi gas hasil pembakaran.

Gambar 2.1 Turbin Gas

Universitas Sumatera Utara


2.2 Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompressor melalui saluran masuk (inlet).
Kompressor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekana udara tersebut,
akibatnya temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah
dikompresi ini masuk kedalam ruang bakar. Didalam ruang bakar disemprotkan
bahan bakar sehingga bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan proses
pembakaran. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan
konstan sehinnga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur.
Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu - sudu turbin. daya
yang dihasilkan turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.Setelah melewati
turbin gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust)
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut :
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan kedalam ruang
bahan bakar dengan udara kemudian dibakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir
keluar melalui nozel
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.

Gambar 2.2. Prinsip Kerja Turbin Gas

Universitas Sumatera Utara


Pada kenyataanya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetapi terjadi
kerugian - kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
gas turbin dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri.
Kerugian - kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin
gas. Sebab - sebab terjadinya kerugian antara lain :

• Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(pressure losses) di ruang bakar.
• Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang
menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
• Berubahnya nilai Cp dari fluida akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
• Adanya mechanical loss, dsb.
Untuk memperkecil kerugian ini hal yang dapat kita lakukan antara
lain dengan perawatan (maintenance) yang teratur atau dengan
memodifikasi peralatan yang ada.
.
2.3 Klasifikasi Sistem Turbin Gas
Sistem turbin gas dapat di klasifikasikan menjadi beberapa jenis antara
lain :
• Klasifikasi sistem turbin gas berdasarkan siklusnya
• klasifikasi sistem turbin gas berdasarkan konstruksi porosnya
• Klasifikasi sistem turbin gas berdasarkan alirannya

2.3.1 Klasifikasi sistem turbin gas berdasarkan siklusnya


1. Siklus terbuka (opened cycle)
Pada sistem turbin gas siklus terbuka dimana fluida kerja (udara)
dikompresikan dari udara bebas, kemudian mengalami proses pembakaran
diruang bakar, berekspansi di Turbin dan akhirnya keluar lagi ke udara bebas
walaupun terbentuk gas sisa pembakaran atau dengan kata lain sistem ini terbuka
terhadap udara bebas. gambar berikut adalah skema siklus terbuka

Universitas Sumatera Utara


2. Siklus tertutup (closed cycle)
Sistem kerja turbin gas dengan siklus tertutup prosesnya hampir sama
dengan siklus terbuka. Namun gas bekas yang keluar dari turbin dimasukkan
kembali ke kompressor untuk di kompresikan kembal, tetapi sebelum mendekati
kompressor gas bekas tersebut mengalami pendinginan hingga temperatur awal
memasuki kompressor pada sebuah alat penukar kalor (APK)

Gambar 2.3. Skema siklus sistem terbuka dan tertutup

3. Siklus kombinasi (Combination Cycle)


Siklus kombinasi ini sangat memperhatikan efisiensi dan
penghematan energi yang berasal dari gas buang yang merupakan kerugian besar
apabila gas buang dengan temperatur yang makin tinggi keluar dari turbin gas
namun tidak dimanfaatkan, bahkan dibuang ke udara bebas.
Ada beberapa jenis siklus kombinasi ini, antara lain :
 Siklus sistem regeneratif
 Siklus Reheat
 Siklus gabungan turbin gas dan turbin uap.

 Siklus Sistem Regeneratif


Pada turbin dengan sistem regeneratif atau sistem penambahan panas pada
udara yang keluar dari kompresor ini terjadi dengan memanfaatkan gas bekas
keluaran turbin yang masih bertemperatur tinggi dengan penempatan alat penukar

Universitas Sumatera Utara


kalor diantara kompresor dan ruang bakar, sehingga pada alat penukar kalor ini
terjadi pelepasan panas dari gas bekas dan penyerapan panas oleh udara keluar
kompresor. Tujuan siklus ini adalah untuk meningkatkan temperatur udara yang
masuk ke ruang bakar, sehingga efisiensi thermal dan efisiensi bahan bakar dapat
tercapai.

 Siklus Sistem Reheat


Pada sistem turbin gas jenis ini, sistem menggunakan dua tingkat turbin
gas yaitu :
1. Turbin gas tekanan tinggi (HP Turbine)
2. Turbin tekanan rendah (LP Turbine)

Reheat ditempatkan antara turbin tekanan tinggi (HP Turbine) dan turbin
tekanan rendah (LP Turbine), alat ini berfungsi memanaskan kembali gas bekas
yang keluar dari HP turbine sebelum diekspansikan pada LP Turbine.

 Siklus Sistem Gabungan Turbin Gas dan Turbin Uap


Siklus ini biasanya disebut dengan combine cycle, yaitu suatu sistem
pembangkit tenaga gas dan tenaga uap.
Panas yang dilepas dari pembangkit turbin gas dimanfaatkan oleh sistem
pembangkit tenaga uap, temperatur yang keluar dari sistem turbin gas masih
relatif tinggi dan dialirkan ke Heat Recovery Steam Generator (HRSG) sehingga
menghasilkan uap yang siap digunakan untuk menggerakkan turbin
Tujuan dari penggabungan kedua siklus ini untuk menaikkan efisiensi
thermis sistem pembangkit dengan cara memanfaatkan panas yang berguna, dan
pada akhirnya efisiensi siklus gabungan ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan
terhadap efisiensi sistem pembangkit jika digunakan secara terpisah

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.4. Siklus kombinasi Turbin Gas

2.3.2 Klasifikasi sistem turbin gas berdasarkan konstruksinya


Menurut konstruksinya Turbin Gas terbagi atas dua bagian, yaitu:
1. Turbin Gas berporos tunggal ( single shaft )
Turbin gas ini hanya memiliki satu poros saja, tetapi pada poros tersebut
terdiri dari beberapa komponen utama turbin gas, seperti sudu turbin dan sudu
kompressor. Jenis ini banyak digunakan untuk pembangkit listrik maupun
industri, karena digunakan padas daya beban torsi yang konstan.

Gambar 2.5. Turbin Gas berporos tunggal

Universitas Sumatera Utara


2. Turbin Gas berporos ganda ( multy shaft )
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan
tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk
menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit.
Turbin gas ini menggunakan poros ganda atau lebih dan biasanya
digunakan untuk beban torsi yang tinggi ataupun bervariasi.

Gambar 2.6. Turbin Gas berporos Ganda

2.3.4 Klasifikasi Turbin Gas menurut arah alirannya


Menurut arah alirannya Turbin Gas dibedakan atas dua bagian, yaitu :
1. Turbin Axial
Disebut turbin axial karena arah aliran fluida kerjanya sejajar dengar poros
turbin.

Gambar 2.7. Turbin gas tipe axial


2. Turbin Radial
Disebut turbin radial karena arah aliran gas (fluida kerja) menyilang poros
turbin atau dalam arah tegak lurus terhadap poros turbin.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.8. Turbin gas tipe radial

2.4 Siklus Dasar Turbin Gas


Siklus ini merupakan siklus daya thermodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbin
atau manufactur dalam analisa untuk upgrading performance. Siklus brayton ini
terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan
panas pada tekanan konstan. Pada siklus brayton tiap - tiap keadaan proses dapat
dianalisa secara berikut.

Gambar 2.9. Siklus Brayton

Universitas Sumatera Utara


Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:
•1 – 2 Kompresi isentropik (isentropic compression) di kompresor
•2 – 3 Penambahan panas tekanan tetap (constant pressure heat
addition)
•3 – 4 Expansi isentropik (isentropic expansion) di turbin
•4 – 1 Pembuangan panas tekanan tetap (constant pressure heat
rejection)

Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut :


Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk
memutar kompresor dan rotor generator yang terpasang satu poros, tetapi pada
saat start up fungsi ini terlebih dahulu dijalankan oleh penggerak mula (prime
mover).
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau generator turbin
gas itu sendiri yang menjadi motor melalui mekanisme SFC (Static frequency
Converter). Setelah kompresor berputar secara kontinu, maka udara luar terhisap
hingga dihasilkan udara bertekanan pada sisi discharge (tekan) kemudian masuk
ke ruang bakar.
Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up menggunakan
bahan bakar cair (fuel oil) maka terjadi proses pengkabutan (atomizing) setelah itu
terjadi proses pembakaran dengan penyala awal dari busi, yang kemudian
dihasilkan api dan gas panas bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin
sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya
gas panas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi.

2.4.1 Siklus Brayton Ideal


Siklus Brayton ideal merupakan siklus teoritis yang terdiri dari 4 (empat)
macam proses yaitu:
(1) (2) : Proses kompresi secara isentropis/adiabatis
(2) (3) : Proses penambahan panas secara isobar
(3) (4) : Proses ekspansi di turbin secara isentropis/adiabatis
(4) (1) : Proses pelepasan panas secara isobar

Universitas Sumatera Utara


Proses–proses tersebut diatas dapat digambarkan pada diagram P–V dan
T–S siklus brayton ideal seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.10. Diagram siklus brayton ideal

Pada hukum Thermodinamika I untuk setiap proses steady pada masing –


masing sistem yang ditunjukkan dalam diagram energi serta dengan mengabaikan
perubahan potensial.

Proses (1) (2) := Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor


Wc = ma (h2 – h1)
Proses (2) (3) = Jumlah kalor yang dihasilkan:
Qa = (mc + mf) h3 – ma . h2
Proses (3) (4) = Daya yang dibutuhkan turbin
WT = (ma + mf) (h3 – h4)
Proses (4) (1) = Jumlah kalor yang dilepas
QR = (ma + mf) (h4 – h1)

Daya bersih sistem (Nnet)


Wnet = Wt - Wc
= [(ma + mf) (h3 - h4)] - [(ma (h2 - h1)]

Universitas Sumatera Utara


Efisiensi thermal siklus :

�� +��
ηth =
��
Pt +Pk
=
(ma + mf )h3− ma .h2

Dimana
Pt = Kerja turbin
Pk = Kerja kompresor
ma = Massa udara
mf = massa bahan bakar
mc = massa campuran udara + bahan bakar

2.4.2 Siklus Brayton Aktual


Siklus Brayton aktual selalu memperhitungkan kerugian – kerugian dan
penyimpangan – penyimpangan yang terjadi baik dikompressor, ruang bakar
maupun turbin.

Adapun kerugian dan penyimpangan tersebut terjadi sebagai akibat dari


proses berikut :
1. Proses kompresi didalam kompresor tidak berlangsung secara isentropis
akibat gesekan fluida kerja.
2. Proses ekspansi didalam turbin tidak berlangsung secara isentropis akibat
fluida kerja.
3. Terjadi penurunan tekanan pada ruang bakar.
4. Panas jenis dari fluida kerja akan bervariasi akibat perubahan temperatur.
5. Gas hasil pembakaran adalah bukan gas sempurna
6. Kerja yang dihasilkan oleh turbin lebih kecil dari idealnya akibat dari
pengaruh beban – beban pembantu yang digunakan pada turbin.

Universitas Sumatera Utara


Berikut ini akan digambarkan diagram h,s siklus brayton aktual turbin gas
seperti gambar dibawah ini dengan memperlihatkan penyimpangan –
penyimpangan yang terjadi.

T P2

3
P3 <P2
2a
2s
P4 = P1
4S 4a
1
s
Gambar 2.11. Diagram T-S siklus brayton aktual

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa


A. kompresi berlangsung tidak secara isentropis menurut garis 1 – 2,
sedangkan pada proses ideal pada garis 1 – 2s.
B. Proses ekspansi tidak dapat berlangsung secara isentropis dengan
mengikuti garis 3 – 4, sedangkan proses ideal adalah mengikuti garis
ideal 3 – 4s.
C. Penurunan tekanan terjadi di ruang bakar dari P2 – P3.
D. Tekanan pada saat keluar turbin, sama dengan tekanan pada saat masuk
kompressor (P4 = P1), hal ini dikarenakan turbin gas menggunakan
siklus terbuka.

Dengan demikian proses kompresi dan ekspansi dengan gesekan fluida


mengakibatkan entalphi mengalami peningkatan dalam proses adiabatik dan hal
ini disebabkan oleh tingkat ketidakmampu – balikan fluida semakin besar.
Ketidakmampu – balikan disebabkan oleh gesekan fluida akan
meningkatkan temperatur fluida sekaligus fluida akan menyerap beberapa
masukan fluida kerja dilepas dalam gesekan fluida

Universitas Sumatera Utara


Pada akhirnya peningkatan entalphi akan menurunkan kerja atau daya
bersih siklus akibat kerja kompresor semakin besar dan sebaliknya kerja turbin
akan menurun, sehingga proses diatas memiliki efisiensi politropik atau adiabatik
isentropik.
 Efisiensi isentropik kompresor (ηc)

����� �����
ηc =
����� ������
ℎ 2�− ℎ 1
=
ℎ 2− ℎ 1

 Efisiensi isentropik turbin (ηt)

����� ������
ηt =
����� �����
ℎ3 − ℎ 4
=
ℎ 3 − ℎ 4�

2.5 Komponen Utama Turbin Gas


Adapun komponen - komponen utama turbin gas adalah :
• Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara se
belum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana
didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.
2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu - debu atau
partikel yang terbawa bersama udara masuk.

Universitas Sumatera Utara


3. Pre - Filler, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada
inlet house.
4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian
dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaringan ini masuk
kedalam kompresor aksial.
5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.

• Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghisap udara atmosfer dan
mengkompresikannya sehingga pada tekanan tertentu. Selain untuk
pemanfaatan udara bertekanan juga digunakan untuk pendinginan suhu
turbin gas, yaitu:
a) Kompresor Sentrifugal
Kompresor sentrifugal banyak dipakai pada turbin gas yang relatif
berukuran kecil. Kompresor sentrifugal ini terdiri dari infeler yang
tersimpan dalam suatu rumah yang berisi diffuser, seperti yang terlihat
pada gambar dibawah. Udara disedot kedalam pusat infeler yang
berputar dengan cepat. Kemudian disalurkan pada tekanan dan
kecepatan yang lebih tinggi pada diffuser stasioner. Penurunan
kecepatan udara dan energi kinetik mengakibatkan kenaikan tekanan
melalui infeler yang lebih dari dua tingkat pada turbin gas.
Infeler sentrifugal mempunyai pemasukan udara tunggal atau ganda.
Kompresor yang menggunakan pemasukan udara ganda berfungsi
untuk menaikkan kapasitas aliran.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.12. komponen kompresor sentrifugal dan type infeler untuk
kompresor sentrifugal

b) Kompresor Aliran Aksial


Kompresor ini dinamakan kompresor aksial karena udara mengalir
paralel terhadap sumbu rotor. Selama kompresi melalui satu susunan
yang terdiri dari beberapa tingkat. Tiap tingkat terdiri dari satu baris
sudu gerak yang terpasang pada rumah kompresor. Sebagai
perbandingan dengan kompresor sentrifugal, kompresor aliran aksial
bisa mencapai 15 tingkat untuk menghasilkan tekanan operasi yang
diinginkan.
Sebagaimana kompresor aliran sentrifugal, sebagian energi kinematik
yang hilang pada udara oleh sudu gerak diimbangi dengan kenaikan
tekanan pada sudu tetap. Stator juga berfungsi untuk mengarahkan
aliran ketingkat rotor berikutnya pada sudut yang optimum. Perhatikan
gambar dibawah, memperlihatkan aliran udara yang semakin sempit
sepanjang kompresor. hal ini diperlukan untuk menjaga kecepatan saat
kerapatan udara makin tinggi.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.13. Komponen kompresor aksial

Besarnya kerja kompresor berdasarkan siklus brayton adalah:

Wkompresor = Mudara (h2-h1) (kj/s)

Dimana :
Wkompresor = Kerja kompresor (kj/s)
Mudara = Aliran massa udara (kj/s)
H1 = Enthalphi pada kondisi tekanan P1 dan suhu T1 (kj/kg)
H2 = Enthalphi pada kondisi tekanan P2 dan suhu T2 (kj/kg)

• Ruang Bakar
Ruang Bakar adalah tempat dimana diharapkan terjadi percampuran udara
yang telah dimanfaatkan oleh kompresor dengan bahan bakar. Pada
instalasi ruang bakar dapat terdiri dari beberapa bagian, diantaranya
adalah:
a) Ruang Bakar Pembakaran (combustion chamber)
Merupakan tempat terjadinya seluruh proses pembakaran.
fungsinya sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang
telah dikompresi dengan bahan bakar udara yang masuk.
b) Tabung api silang (cross fire tube)
Merupakan penghubung antara can dan juga bagian combustion liner.
Fungsinya adalah untuk meratakan nyala api pada semua combustion
chamber.
c) Ruang Bakar Utama (Combustion Liner)

Universitas Sumatera Utara


Merupakan komponen yang terdapat didalam combustion chamber,
yang berfungsi sebagai tempat dimana bahan bakar dan udara dicampur dan
juga merupakan tempat berlangsungnya pembakaran. Bagian ini memiliki
sirip - sirip sebagai saluran masuknya udara kedalam combustion chamber
dan juga berfungsi untuk mendinginkan combustion liner ini sendiri.
d) Pelindung Ruang Bakar (combustion chamber cover)
Merupakan komponen penutup bagian combustion chamber, pada
bagian ini juga berfungsi sebagai tempat dudukan nozzle.
e) Pematik nyala api ( spark flug/ignitor)
merupakan komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api
kedalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan
udara dapat terbakar. Spark pluh ini didesain sedemikian rupa (sehinnga
menggunakan pegas) sehinnga timbul pembakaran pada waktu spark
plug akan keluar dari zona pembakaran

Gambar 2.14. Removal of Spark Plug

f) Pendeteksi nyala api (flame detector)


merupakan komponen yang berfungsi untuk mendeteksi proses
pembakaran yang terjadi sudah merata diseluruh ruang bakar.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.15. Removal of flame detector

g) Nozzle dan selang bahan bakar


Merupakan komponen yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar
gas kedalam combustion liner dan bercampur dengan udara. Sedangkan
pigtails (gas fuel line) adalah pipa yang menghubungkan saluran bahan
bakar gas dengan fuel nozzle.

h) Bagian transisi (transietion pieces)


Merupakan komponen yang digunakan untuk mengarahkan udara yang
dengan kecepatan tinggi yang dihasilkan combustion section. Pada
transition pieces ini terjadi penurunan temperatur sehingga dicapai
temperatur udara yang diinginkan sebelum udara tersebut masuk ke dalam
nozzle nozzle tingkat pertama. Transition piece juga berfungsi sebagai
nozzle, bila dilihat dari konstruksinya seperti saluran yang ujungnya
berbentuk konvergen.

Combustion chamber yang ada disusun kosentris mengelilingi aksial flow


kompresor dan disambungkan dengan keluaran kompresor udara dari aksial flow
kompresor yang dialirkan langsung ke masing - masing camber.
Zona pembakaran pada combustion chamber ada tiga yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1) Zona Utama (primary zone)
Primary zone merupakan daerah dimana udara berdifusi dengan udara dari
kompresor untuk membentuk campuran udara dan bahan bakar yang siap
terbakar, juga dimana tempat bahan bakar di sulut oleh spark Flug.
2) Zona kedua (secondary zone)
Secondary zone adalah zona penyempurnaan pembakaran sebagai
kelanjutan pembakaran pada primary zone.
3) Zona reduksi temperatur (dilution zone)
Dilution zone merupakan zona untuk mereduksi temperatur gas hasil
pembakaran pada keadaan yang diinginkan pada saat masuk first stage
nozzle.

• Turbin
Pada turbin terjadi perubahan energi kinetik kecepatan menjadi energi
mekanis putar yang digunakan untuk menggerakkan kompresor dan juga
sebagai penggerak generator listrik.

2.6 Prinsip Kerja Turbin Gas


Suatu instalasi turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
kompresor, ruang bakar dan turbin. Untuk lebih jelasnya bagaimana
prinsip kerja suatu instalasi turbin gas sebagai penggerak generator dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Ruang
udara masuk
Bakar

kompressor Turbin

gas buang
Gambar 2.16. Prinsip kerja instalasi turbin gas

Universitas Sumatera Utara


Proses kerja dari turbin gas yang terlihat seperti gambar dimulai dari udara
yang dihisap ke dalam inlet house yang memiliki saringan - saringan udara.
saringan - saringan ini berfungsi untuk menahan kotoran - kotoran atau debu -
debu agar tidak masuk kedalam kompresor. Udara yang sudah disaring tersebut
kemudian masuk kedalam kompresor untuk dimanfaatkan. Udara yang telah
dimanfaatkan dan bertekanan tinggi tersebut dialirkan kedalam ruang bakar
(combustion chamber). Didalam ruang bakar tersebut fluida kerja dicampur
dengan bahan bakar yang berupa gas alam murni. Di dalam ruang bakar,
campuran bahan bakar dan udara tersebut terbakar dengan bantuan spark plug dan
menimbulkan panas yang tinggi dan kecepatan yang tinggi pula.
Karena proses pembakaran tersebut dapat menghasilkan gas bertemperatur
tinggi dalam waktu yang lama, maka perlu diturunkan temperaturnya dengan
memanfaatkan udara yang relatif lebih dingin. Hal ini erat
kaitannya dengan ketahanan material sudu-sudu turbin yang terbatas dalam
menerima gas panas hasil pembakaran tersebut.
Gas hasil pembakaran dengan kecepatan tinggi tersebut mengalir melewati
transition piece menuju turbine section. Fluida kerja tersebut diarahkan oleh first
stage nozzle menumbuk first stage turbine sehingga menambah kecepatan putar
dari rotor. Fluida kerja yang telah keluar dari first stage turbin tersebut masih
memiliki kecepatan putar yang tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan lagi untuk
menambah kecepatan putar rotor dengan mengalirkan fluida panas tersebut
menumbuk second stage turbin.
Jadi energi kinetik yang dihasilkan dimanfaatkansemaksimal mungkin.Sete
lah keluar dari turbine section, udara tersebut dibuangke atmosfer melalui exhaus
section.Suhu udara buangan tersebut kira – kira 500oC. Rotor yang berputar
tersebut dihubungkan ke generator listrik.
Pada waktu start pertama, rotor diputar oleh sebuah motor penggerak.
Setelah mencapai kecepatan putar tertentu (kurang lebih 300 rpm), hubungan
antara motor penggerak dan rotor terputus dan motor dimatikan. Lalu rotor
berputar sendiri dengan adanya siklus pembakaran yang terus - menerus.

Universitas Sumatera Utara


2.7. Jenis Turbin Yang Digunakan
Dalam Perencanaan ini dipilih turbin aksial karena mempunyai keuntungan
antara lain: efisiensi yang lebih baik, perbandingan tekanan dapat diubah lebih tinggi,
konstruksi lebih ringan dan tidak membutuhkan ruangan yang lebih besar. Selain itu
turbin aksial lazimnya digunakan untuk keperluan industri dan pusat tenaga listrik
maupun sistem propulsi kendaraan darat, kapal dan pesawat terbang. Pada turbin
aksial, fluida kerjanya mengalir masuk dan keluar turbin dalam arah aksial, yaitu
sejajar dalam sumbu motor. Turbin aksial yang direncanakan adalah bertingkat 3
(tiga), dimana tiap tingkat terdiri dari satu baris sudu diam dan satu baris sudu gerak.
Sudu diam berfungsi mempercepat aliran fluida kerja dan sudu gerak berfungsi untuk
mengkonversikan energi kinetik menjadi energi mekanis.

Maka dalam perencanaan ini dipilih turbin aksial, turbin ini dipilih karena:
• Pada tipe ini, kecepatan tangensial yang mengalir diantara sudu - sudu
adalah tidak terlalu besar, sehingga kerugian gesekan akibat kecepatan
tidak terlalu besar
• Effisiensi tingkat pada tipe reaksi lebih baik dari pada yang lainnya,
dengan perbandingan kecepatan yang lebih besar.
• Pada turbin ini satu tingkat turbin dapat menghasilkan daya untuk
menggerakkan 10 atau lebih tingkat kompresor dengan efisiensi cukup
tinggi.

2.8 Teori Dasar Ruang Bakar Turbin Gas


2.8.1 Pengertian Ruang Bakar
Ruang bakar adalah tempat terjadinya pembakaran campuran bahan bakar
dengan udara kompresi yang akan menghasilkan energi thermal yang bertujuan
untuk meningkatkan enthalpi (h), entropi (s), dan temperatur (T) dari fluida kerja.
Pada umumnya ruang bakar turbinn gas terdiri atas bagian – bagian utama
seperti “casing” sebagai konstruksi tempat dudukan dari seluruh komponen utama
ruang bakar seperti linear maupun burner, selain itu casing juga berfungsi sebagai
penahan tekanan (pressure jacket).

Universitas Sumatera Utara


Adapun “liner” merupakan bagian dimana secara langsung memperoleh
energi panas atau tempat terjadinya pembakaran (flame tube), liner terletak
didalam casing dan dilengkapi dengan batu tahan api untuk melindungi material
liner dari kontak langsung terhadap api pembakaran serta sebagai isolasi thermal
ruang bahan bakar.
Sedangkan “burner” merupakan alat pembakar, bahan bakar cair atau gas
disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam ruang bakar, kemudian campuran
bahan bakar dan udara panas dibakar dengan penyalaan busi (spark – plug) yang
terpasang pada bagian sisi burner.

2.8.2 Tipe Ruang Bakar (Combustion Chamber)


Pemilihan bentuk ruang bakar disesuaikan dengan pemakaian pada
sistemturbin gas, yang juga akan mempengaruhi konstruksi dari
keseluruhan sistem turbin gas tersebut. Tipe ruang bakar umumnya
dikategorikan atas 2 macam, yaitu :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan peletakan

2.8.2.1 Tipe Ruang Bakar Berdasarkan Bentuk


Tipe ruang bakar berdasarkan bentuk terbagi menjadi 3(tiga) bagian, yaitu
1. Turbular
2. Turboanular
3. Annular

• Turbular
Turbular merupakan tipe ruang bakar yang terdiri dari satu unit silinder liner
yang terpasang konsentris didalam casing

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.17. Ruang bakar tubular

 Keuntungan
- Konstruksi kuat dan sederhana
- Pola aliran bahan bakar dan aliran udara mudah dipaduklan
- Pengujian dapat dilakukan secara sederhana dengan hanya memerlukan
sebagian kecil laju aliran massa udara total pesawat turbin
 Kerugian
- Konstruksinya besar dan berbobot besar
- Memerlukan pipa penghubung (duct)
- Tidak efisien untuk turbin berkapasitas kecil

• Turboanular
Turboanular merupakan tipe ruang bakar dimana satu grop silinder liner
dipasang pada satu anulus casing.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.18. Ruang bakar turboanular

 Keuntungan
- Konstruksi kecil dan kokoh
- Pola aliran bahan bakar dan udara mudah dipadu
- Pengujian hanya membutuhkan sebagian kecil dari total laju aliran massa
udara pesawat turbin
- Lebih pendek dan ringan
 Kerugian
- Kurang kompak dibandingkan dengan tipe annular
- Memerlukan pipa penghubung (duct)
- Konstruksi lebih rumit dari tipe tubular

• Annular
Annular merupakan tipe ruang bakar dimana liner dengan satu annular
casing dipasang kosentris didalam casing.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.19 Ruang bakar annular

 Keuntungan
- Konstruksinya pendek dan sederhana
- Penampang fronbal kecil
- Kerugian tekanan kecil

 Kerugian
- Terjadi masalah saat pembentukan dan pembengkokan pada selubung luar
(outer casing)
- Pengujian memerlukan laju aliran massa total
- Pola aliran bahan bakar dan udara sulit dipadukan
- Distribusi temperatur keluar yang stabil sulit dicapai

2.8.2.2 Tipe Ruang Bakar Berdasarkan Peletakannya


Berdasarkan peletakan ruang bakar turbin gas dapat dibedakan menjadi 2
(dua) macam, yaitu:
1. Vertikal
Peletakan secara vertikal merupakan peletakan ruang bakar yang saling
tegak lurus terhadap sumbu poros, baik secara langsung maupun tidak langsung
(memiliki jarak). Ruang bakar vertikal dalam satu unit turbin gas dapat dibuat satu
atau dua buah ruang bakar sesuai dengan kebutuhan.

Universitas Sumatera Utara


b 8

Gambar 2.20. Ruang bakar vertikal double chamber

Keterangan gambar: 1. Pressure shell


2. Burner combustion
3. Platform incl
4. Flame Tube
5. Turbine casing
6. Blow-of Pipes
7. Rotor
8. Manhole with inspection hole
A. Annular space for combustor air supply
B. Hot gas duct

2. Horizontal
Peletakan horizontal merupakan peletakan ruang bakar yang sejajar
dengan sumbu poros turbin dan biasa digunakan pada sistem turbin yang berdaya
ringan untuk sistem pembangkit listrik.
Dengan peletakan yang horizontal maka sistem dapat dibuat lebih kecil
dan sederhana sehingga sesuai juga digunakan pada mesin - mesin pesawat
terbang.

Universitas Sumatera Utara


2.9 Syarat - Syarat Ruang Bakar Turbin Gas
Ruang bakar turbin gas secara umum harus sesuai dengan kondisi
pemakaian dan sesuai dengan kebutuhan yang berbeda – beda dari setiap turbin
gas.
Syarat – syarat dasar yang harus dimiliki ruang bakar antara lain :
1. Mempunyai efisiensi pembakaran yang tinggi dimana bahan bakar
harus terbakar sempurna sehingga seluruh energi kimia dapat berubah
menjadi energi thermal.
2. Mudah untuk pembakaran awal, terutama untuk temperatur
lingkungan yang terjadi rendah.
3. Kerugian tekanan yang terjadi rendah.
4. Mempunyai emisi gas yang rendah
5. Mempunyai daya tahan yang tinggi
6. Panas temperatur ruang bakar harus tetap menjaga umur dari turbin
dan sudu pengara.
7. Mempunyai batas stabilitas yang luas, dimana api harus tetap nyala
dalam mencakup tekanan, serta kecepatan perbandingan bahan bakar
udara.
8. Perawatan yang ekonomis.

2.10 Pemilihan Tipe Ruang Bakar


Dalam pemilihan tipe ruang bakar yang akan digunakan harus dilihat
faktor – faktor bentuk, peletakkan dan harus memenuhi syarat – syarat yang harus
dimiliki ruang bakar seperti yang telah disebutkan pada sub – sub bab diatas.
Pada perencanaan ini tipe ruang bakar yang dipilih adalah bentuk
“Tubular” karena konstruksinya kuat dan sederhana dimana ruang bakar hanya
terdiri dari satu silinder yang terpasang konsentris di dalam casing dan tidak
terdiri dari multi liner yang membuat konstruksi menjadi lebih rumit.
Bentuk turbular ini dapat dilayani oleh lebih satu burner dan sangat sesuai
dengan efisiensi yang baik bagi turbin yang berkapasitas atau berdaya besar untuk
pembangkit listrik.

Universitas Sumatera Utara


Selain bentuk, peletakkan yang dipilih adalah peletakkan ruang bakar
“Vertikal” dimana peletakkan jenis ini memiliki kerugian energi potensial dari gas
pembakaran yang memasuki turbin sangat kecil dengan posisi gravitasi yang baik.
kedua faktor diatas, setelah di pertimbangkan dengan alasan – alasannya
telah memenuhi persyaratan yang harus dimiliki oleh sebuah ruang bakar turbin
gas.

Gambar 2.21. Ruang bakar tubular vertikal

2.11 Prinsip Kerja Ruang Bakar


Udara pembakaran (combustion air) yang merupakan udara hasil
pemamfaatan dari kompressor mengalir dalam anulus menuju bagian puncak liner
atau ke saluran udara primer yang terletak pada bagian sisi silindris dari burner
dan sebagian udara kompresi masuk ke ruang bakar melalui saluran udara
sekunder atau hole untuk menyempurnakan kebutuhan udara dan sebagai
pendingin ruang bakar.

Universitas Sumatera Utara


Pada saat yang bersamaan busi menyala (spark-plug) memercikkan bunga
api listrik ke sistem saluran utama bahan bakar pada burner sehingga pada burner
terjadi pembakaran.
Setelah proses pembakaran terjadi dengan sempurna, maka busi penyala
secara otomatis berhenti bekerja, sedangkan gas pemanasan hasil pembakaran
dengan temperatur yang tinggi mengalir ke turbin gas melalui saluran (duck) dan
sudu pengarah (transition piece) masuk memutar poros turbin.

2.12 Bahan Bakar dan Reaksi Pembakaran

Gas alam adalah bahan bakar fosil yang merupakan senyawa hidrokarbon
(CnH2n+2) dan terdiri dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah
terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2, CO2 dan H2S. Umumnya gas yang
terbentuk sebagian besar dari metan (CH4), dan dapat juga etan (C2H6) dan propan
(C3H8).

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana
(C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di
atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah,
konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika
tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan.
Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%

Gas alam digunakan sebagai bahan bakar turbin gas lebih diprioritaskan karena:

1. Pembakaran gas tidak menghasilkan abu dan jelaga sehingga akan


memperkecil kerusakan yang dialami sudut - sudut turbin
2. Pembakaran dengan gas alam relatif lebih sempurna, sehingga bahan bakar
ini cenderung mengurangi polusi yang dihasilkan dari gas buang turbin.

Universitas Sumatera Utara


3. Nilai kalor gas alam (natural gas) lebih besar dari bahan bakar solar, sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dari turbin gas tersebut.

Komposisi dari gas alam (natural gas) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No. Nama Gas Komposisi (%)

1. Karbon dioksida (CO2) 0,023


2. Nitrogen (N2) 2,019
3. Methana (CH4) 97,031
4. Ethana (C2H6) 0,227
5. Propana (C2H8) 0,658
6. 0,03
n – Butana (n – C4H10)

Total 100

Sumber: Arun Plant Orientation, Training Center

2.12.1 Proses Pembakaran

Proses pembakaran adalah reaksi eksotermik antara bahan bakar dan udara
untuk menghasilkan gas pembakaran pada temperatur dan tekanan tertentu. Proses
pembakaran mencakup fenomena fisika dan kimia, bukan sekedar merupakan
bagian kimia saja. Hal tersebut disebabkan karena dalam proses pembakaran
terdapat pulaperpindahan massa, thermodinamika, dinamika gas dan mekanika
fluida.

Proses pembakaran dalam ruang bakar berlangsung kontinu pada tekanan


konstan.Kalaupun terjadi kerugian tekanan, relatif sangat kecil dan perbandingan
penurunan tekanan total terhadap tekanan total udara masuk ruang bakar berkisar
3 - 5%. Pembakaran gas metan terjadi secara kimiawi yaitu dengan terjadinya
reaksi antara metan dan oksigen yang hasilnya berupa karbon di-oksida (CO2), air
(H2O) ditambah sejumlah besar energi (energi sebagai pemicu terjadinya
pembakaran). Reaksi pembakaran bahan bakar pada kondisi stokometri (100%
udara teoritis) adalah :

Universitas Sumatera Utara


− Reaksi pembakaran sempurna CH4
CH4 + 2(O2 + 3,76N2) CO2 + 2H2O + 2(3,76N2)
− Reaksi pembakaran sempurna C2H6
C2H6 + 3,5(O2 + 3,76N2) 2CO2 + 3H2O + 3,5(3,76N2)
− Reaksi pembakaran sempurna C3H8
C3H8 + 5(O2 + 3,76N2) 3CO2 +4H2O + 5(3,76N2)
− Reaksi pembakaran sempurna C4H10
C4H10 + 6,5(O2 + 3,76N2) 4CO2 + 5H2O + 6,5(3,76N2)

2.13 Pandangan Umum Tentang Software ANSYS


ANSYS adalah program paket yang dapat memodelkan elemen hingga
untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan mekanika, termasuk di
dalamnya masalah statis, dinamik, analisis struktural (baik linier maupun
nonlinier), masalah fluida dan juga masalah yang berhubungan dengan akuistik
dan elektromagnetik. Secara umum penyelesaian elemen hingga menggunakan
ANSYS dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :

1. Preprocessing: pendefinisian masalah


Langkah umum dalam preprocessing terdiri dari mendefenisikan
keypoint/lines/areas/volume, mesh lines/ areas/ volume sebagaimana yang
dibutuhkan akan tergantung pada dimensi yang dianalisis.
2. Solution: assigning loads, constraints, and solvings
Disini perlu menentukan tekanan, constraints (translasi dan rotasi)
kemudian menyelesaikan masalah yang diset.
3. Postprocessing
Dalam hal ini pengguna mungkin dapat melihat daftar pergeseran, gaya
elemen dan momentum, plot deflection dan diagram kontur tegangan
(stress) atau pemetaan suhu.

2.13.1 Metode CFD Menggunakan Perangkat Lunak FLUENT

CFD memungkinkan penyelesaian persamaan pembentuk aliran dengan


menggunakan suatu perhitungan numerik yang disebut dengan metode volume

Universitas Sumatera Utara


hingga (finite volume methods). Untuk mempermudah perhitungan numerik telah
tersedia banyak perangkat lunak komputer. Salah satu perangkat lunak yang
terkenal dalam perhitungan dan simulasi CFD adalah FLUENT

2.13.2 FLUENT

Fluent adalah program komputer yang dikembangkan oleh ANSYS


Inc.untuk memodelkan aliran fluida dalam geometri yang kompleks. Fluent
merupakan salah satu jenis program CFD (Computational Fluid Dynamics) yang
menggunakan metode diskritisasi volume hingga. FLUENT memiliki fleksibilitas
mesh, sehingga kasus - kasus aliran fluida yang memiliki mesh tidak terstruktur
akibat geometri benda yang rumit dapat diselesaikan dengan mudah. Selain itu,
FLUENT memungkinkan untuk penggenerasian mesh lebih halus atau lebih besar
dari mesh yang sudah ada berdasarkan pemilihan solusi aliran.

Fluent menggunakan teknik control volume untuk mengubah persamaan


pembentuk aliran menjadi persamaan algebra sehingga dapat diselesaikan secara
numeric. Teknik control volume ini mengandung pengintegralan setiap persamaan
pembentuk aliran pada tiap - tiap kontrol volume, menghasilkan persamaan -
persamaan diskrit yang mengkonversikan tiap jumlah yang ada pada control
volume.

Secara lengkap langkah - langkah FLUENT dalam menyelesaikan suatu


simulasi adalah sebagai berikut:

1. Membuat geometri dan mesh pada model.


2. Memilih solver yang tepat untuk model tersebut (2D atau 3D).
3. Mengimpor mesh model (grid).
4. Memilih formulasi solver.
5. Memilih persamaan dasar yang akan dipakai dalam analisa.
6. Menentukan kondisi batas.
7. Mengatur parameter kontrol solusi.
8. Initialize the flow field.
9. Melakukan perhitungan/iterasi.
10. Menyimpan hasil iterasi.

Universitas Sumatera Utara


11. Jika diperlukan, memperhalus grid kemudian melakukan iterasi ulang.[19]

2.13.3 Skema Numerik


FLUENT memberikan dua pilihan metode numerik, yaitu metode
segregated dan coupled. Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk
memecahkan persamaan integral kekekalan momentum, massa, dan energi
(governing integral equation), serta besaran skalar lainnya seperti turbulensi.
Dalam proses pemecahan masalah, baik metode segregated dan coupled memiliki
persamaan yaitu menggunakan teknik kontrol volume. Teknik kontrol volume
sendiri terdiri dari:
1. Pembagian daerah asal (domain) ke dalam kontrol volume diskrit dengan
menggunakan grid komputasi
2. Integrasi persamaan umum kontrol volume untuk membuat persamaan
aljabar dari variabel tak-bebas yang berlainan ( discrete dependent
variables) seperti kecepatan, tekanan suhu, dan sebagainya.
3. Linearisasi persamaan dan solusi diskritisasi dari resultan sistem
persamaan linear untuk menghasilkan nilai taksiran variabel tak-bebas.

Pada dasarnya metode segregated dan coupled memiliki persamaan dalam proses
diskritisasi yaitu volume berhingga (finite volume), tetapi memiliki perbedaan
pada cara pendekatan yang digunakan untuk melinearisasi dan memecahkan suatu
permasalahan.

2.13.4 Diskritisasi (Discretization)

FLUENT menggunakan suatu teknik berbasis volume kendali untuk


mengubah bentuk persamaan umum (governing equation) kebentuk persamaan
aljabar (algebraic equation) agar dapat dipecahkan secara numerik. Teknik kontrol
volume ini intinya adalah pengintegralan persamaan differensial umum untuk
setiap volume kendali, sehingga menghasilkan suatu persamaan diskrit yang
menetapkan setiap besaran pada suatu basis volume kendali. Diskritisasi
persamaan umum dapat diilustrasikan dengan menyatakan persamaan kekentalan
kondisi-steady untuk transport suatu besaran skalar.

Universitas Sumatera Utara


2.13.5 Linearisasi

Ketidaklinearan persamaan yang dipecahkan oleh FLUENT dapat


mengakibatkan perubahan yang dihasilkan pada tiap iterasi menjadi tidak teratur.
Tipikal dari adanya under-relaxation adalah mengurangi perubahan yang
dihasilkan dari setiap iterasi. Dalam bentuk yang sederhana, nilai variabel yang
baru dalam sebuah sel tergantung kepada nilai sebelumnya, perubahan yang
dihitung, dan faktor under relaxation

Universitas Sumatera Utara


BAB III

ANALISA THERMODINAMIKA

3.1 Data Perencanaan


Sebelum dimulai dengan perhitungan thermodinamika dari siklus, perlu
terlebih dahulu ketetapan sebagai dasar perencanaan. Hal ini dikarenakan akibat
adanya penyimpangan - penyimpangan yang terjadi pada siklus idealnya seperti
yang telah dijelaskan pada uraian terlebih dahulu, sehingga nantinya akan
diharapkan suatu hasil perhitungan yang sebenarnya.
Adapun spesifikasi data yang diambil dari PT. PLN Sektor Pembangkit
Sicanang sebagai perencanaan, perhitungan dan analisa pada ruang bakar adalah
sebagai berikut :
− Type = Tubular – Vertikal
− Jenis siklus = Siklus terbuka
− Daya generator = 128,8 MW
− Putaran Turbin = 3000 rpm
− Tingkat Sudu kompresor / turbin = 16/4
− Rasio kompresi = 10,14

− Temperatur udara masuk kompressor (T1) = 30o C = 303 K


− Temperatur masuk turbin (T3) = 1050oC = 1323oK
− Tekanan udara masuk kompresor (P1) = 1,0130 bar
− Jenis bahan bakar = Gas Alam
− LHV (Low Heating Value) = 45.700,kJ/kg

3.2 Komponen Utama Ruang Bahan Bakar


Ada beberapa komponen utama ruang bahan bakar yang digunakan,
antara lain :
1. Casing (Pressure Jacket)
2. Liner (Flame Tube)

Universitas Sumatera Utara


3. Annulus
4. Hole
5. Burner

3.3 Analisa Thermodinamika Pada Kompressor

Kompressor berfungsi untuk mengkompresikan udara luar menjadi udara


dengan kondisi tekanan dan temperatur yang sesuai dengan kebutuhan proses
pembakaran. Gambar 3.1 memperlihatkan rotor kompresor dengan 16 tingkat
sudu.

Gambar . 3.1. Rotor kompresor dengan 16 stage (16 tingkat sudu)


Diagram h - sproses kompresi udara dapat dilihat pada gambar 3.2.

h P2
2’
2 kompresor
h2 h1 P1

Gambar 3.2. Diagram h - s pada kompresor

Universitas Sumatera Utara


Dari spesifikasi diperoleh kondisi udara masuk kompresor
T1 = 300C=303 K
P1 = 1,0130 bar
Rp = 10,14

P2 = Rp . P1

dimana :

P2 = tekanan udara keluar kompressor


= 10,14 . 1.0130
= 10,27 bar

Dari tabel gas yoseph H. keenan untuk kondisi tersebut diperoleh :


H1 = 303,20 kJ/kg
Pr1 = 1,4365

Bila kondisi isentropis maka berlaku persamaan :


�2
Pr2 = .Pr1
�1
Pr2 = 10,14 . 1,4365
= 14,422

Dari tabel gas diperoleh untuk Pr2’ = 14,422 diperoleh


T2′ = 580,45 K
H2′ = 586,51 KJ/Kg

Dengan demikian kerja kompresor ideal (Wki) adalah :


Wki = h2′ - h1
= (586,51 – 303,20)
= 283,31 kJ/kg

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan diatas adalah kerja kompresor ideal, sedangkan kerja
kompresor aktual dapat dihitung dengan memperhitungkan efisiensi kompressor.
Pada data spesifikasi efisiensi kompressor (ηc) = 0,85
Maka:
Wki
ηc =
Wka

Wki
Wka =
ηc

283,31
=
0,85

Wka = 333,30 kJ/Kg

Sehingga akan diperoleh h2 :

h2 = Wka + h1
= (333,30 + 303,20) kJ/kg
= 636,5 kJ/kg

Dari Tabel gas untuk h2 = 636,5 kJ/kg, diperoleh :

T2 = 627,98 K = 354,9988oC
Pr2 = 19,544

3.4 Analisa Thermodinamika Pada Ruang Bakar


Proses pembakaran campuran bahan bakar dengan udara di dalam ruang
bakar (combustion chamber) menghasilkan gas panas yang selanjutnya berfungsi
sebagai fluida kerja untuk menggerakkan turbin, mengalami kerugian (losis)
tekanan yang di asumsikan sebesar 2%...(Cohen.H.G.F.C Rogers.H.I.H Gas Turbin Theory) dan di
asumsikan efisiensi ruang bakar 95%...(Fritz Dietzel,”Turbin, Pompa dan Kompresor) karena

Universitas Sumatera Utara


adanya kerugian di dalam ruang bahan bakar sebesar (2 - 3)%, maka tekanan
masuk turbin

Ruang Bakar
h3 h2

Gambar 3.3. Diagram h - s pada ruang bakar

P3 = P1 - Ploss
Dimana :

Ploss = rp . 2 %
= 10,04 . 0,02
= 0,2008

Maka :

P3 = 10,17 – 0.20028
= 9,969 bar

Kerugian tekanan (Ploss) didalam ruang bakar terjadi disebabkan karena


adanya gesekan antara aliran gas dengan dinding ruang bakar.
Dari data spesifikasi telah diketahui temperatur gas masuk turbin (T3 =
1050oC = 1323 K) maka dari tabel gas diperoleh :

h3 = 1423,34 kJ/kg
Pr3 = 355,92

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan perbandingan antara massa fuel gas dengan udara pembakaran
dapat dihitung dengan menggunakan rumus....(Jhon. W. Sawyer,”Gas Turbine Engineering Book
Theory and Design,USA,193,hal3)

�� ℎ�3−ℎ�2
=f=
�� ���−ℎ�3

Dimana :

Hx3 = h3
Ha2 = h2
mf = massa bahan bakar (kg)
ma = massa udara (kg)
LHV = nilai kalor terendah bahan bakar (Low Heating Value)
= 45700 kJ/kg (LHV Gas Alam)

maka :

ℎ3−ℎ2
f =
���−ℎ3
1423 ,34−636,5
=
45.700 −1423 ,34

= 0,0177

Efisiensi ruang bakar adalah = 0,95 (diasumsikan)


Maka perbandingan massa bahan bakar dan udara aktual adalah :


f′ =
�
0,0177
=
0,95
= 0,0186

Universitas Sumatera Utara


3.5 Analisa Thermodinamika Pada Turbin
Gas panas yang dihasilkan pada ruang bakar (combustion chamber)
selanjutnya masuk kedalam turbin melalui transition piece, dan didalam turbin gas
tersebut mengalami ekspansi. Diagram h - s pada kompresor terlihat pada
gambar3.3

h P3
3
Turbin
h4 h3 4
4‘
s

Gambar 3.3 Diagram h-s pada turbin

Pada perhitungan terdahulu diperoleh :


• Tekanan gas masuk turbin (P3) = 9,97 bar
• Tekanan gas keluar turbin (P4) = 1,0130 bar (sama dengan P1)

Maka rasio ekspansi, dapat diperoleh :

�3
rp =
�4

9,97
=
1,0130

= 9,84

Bila kondisi adalah isentropis, maka berlaku persamaan :

��3
rp =
��4′

Universitas Sumatera Utara


��3
maka : Pr4 ′ =
��
355,92
=
9,84
= 36,17

Dari tabel gas untuk Pr4 ′ = 36,17 diperoleh :

T4′ = 743,62 K= 461,62 K


h4′ = 760,34 kJ/kg

Dengan demikian kondisi kerja turbin ideal :

Wti = h3 – h4′
= (1423,34 – 760,34) kJ/kg
= 663 kJ/kg

Untuk menentukan kerja turbin aktual pada titik masuk dan keluar turbin
harus diperhatikan tingkat efisiensi turbin, dalam hal ini efisiensi turbin
diasumsikan sebesar 90%, maka dari persamaan

���
ηt =
���
Dimana :

Wta = ηt . Wti
= 0,9 . 663
= 596,7 kJ/kg

Sehingga besarnya h4 pada keadaan keluar turbin adalah :


h4 = h3 - Wta
= (1423,34 – 596,7) kJ/kg
= 826, 64 kJ/kg

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel gas diperoleh untuk h4 = 826,64 kJ/kg
T4 = 793,38 K = 520,38oC, Pr4 = 46,15

Turbin gas ini direncanakan untuk menggerakkan generator listrik, dengan


daya 128,8 MW, yang tergolong heavy duty industri power plant.
Tetapi dengan adanya faktor rendemen yang disebabkan oleh kerugian –
kerugian, seperti : kerugian mekanis, kerugian thermis, dll. Maka daya yang harus
diharuskan turbin harus lebih besar dari generator, maka untuk mendapatkan daya
yang harus disuplai turbin, terlebih dahulu harus ditetapkan besarnya efisiensi
generator dan reduction gear, yakni 95% dan 85% yang mana sistem transmisi
yang digunakan turbin ini adalah roda gigi miring, karena daya dan putaran yang
dipindahkan adalah besar.

Daya keluaran nyata generator adalah


Pg = 128 MW

Daya yang dibutuhkan generator adalah daya semu sehingga:


��
Ps =
cos ϕ

cos ϕ = faktor daya (0,6 - 0,9), berdasarkan harga yang umum dipakai
disini diambil 0,9

128000
Ps =
0,9

= 142,222.22 KW
Maka :
Daya netto turbin yang disuplai keturbin adalah:

��
Pn =
η� .η��

Universitas Sumatera Utara


142.222,22
=
0,95 .0,85
= 176.126,58 KW
= 176,128 MW

Dari perhitungan terdahulu diketahui bahwa :

��
= f′ = 0,0186
��

Pn = Daya netto turbin yang disuplai ke generator


= 176.126,58 KW

Dengan demikian harga – harga yang telah diketahui, dimasukkan ke


persamaan berikut, maka diperoleh jumlah udara yang dibutuhkan :

��
Pn = [(1+ ) ma (h3 – h4)] – [ma(h2 – h1)]
��

��
176.126,58 = [(1+ ) ma (h3 – h4)] – [ma(h2 – h1)]
��
176.126,58 = [(1+0,0186) ma (1423,34 – 826,64)] – [ma(636,5 – 303,20)]
176.126,58 = 607,79862 ma – 333,3 ma
176.126,58 = 274,49862 ma

176.126,58
ma =
274,49862

ma = 641,630 kg/sec (jumlah udara teoritis yang harus disuplai)


mf = ma . f′
= 641,630 x 0.0186
= 11,93 kg/sec

Universitas Sumatera Utara


Sehingga diperoleh massa campuran (mc)
mc = ma +mf
mc = 641,630 + 11,93
= 653,56 kg/sec

3.6 Perhitungan Daya dan Efisiensi Kompressor dan Turbin


Dari persamaan – persamaan pada sub – sub terdahulu dapat kita tentukan
daya kompresor (Pk).
Pk = mc (h2 – h1)
= 653,56 (636,5 – 303,20)
= 217831,54 KW
= 217,831 MW

Efisiensi kompresor
����� �����
ηc = X 100%
����� ������
ℎ 2′ − ℎ 1
= X 100%
ℎ 2− ℎ 1

586,1−303,20
ηc = X 100%
636,5−303,20

= 84,87 %

Daya turbin (Pt) adalah :


Pt = (ma + mf) (h3 – h4)
= (641,630 + 11,93) (1423,34 - 760,34)
= 433310,28 KW
= 433,10 MW

Efisiensi turbin
����� ������
ηt = x 100%
����� �����
ℎ3 − ℎ 4
= x 100 %
ℎ 3 − ℎ 4′

Universitas Sumatera Utara


1423 ,34−826,34
= X 100%
1423 ,34−760,34

= 88.04%

Persentase daya yang digunakan untuk menggerakan kompresor


��
%Nc = x 100%
��
217,83
= x 100%
433,10
= 50,29 %

Sedangkan sisanya sekitar 49,71% dari daya turbin digunakan untuk


menggerakkan generator dan alat pendukung lainnya serta ada kerugian –
kerugian mekanis dan thermis.

3.7 Efisiensi Thermal Siklus


Untuk menghitung efisiensi thermal siklus, terlebih dahulu dihitung daya
bersih sistem dan besar panas yang masuk dari proses pembakaran diruang bakar.
Wnet = Wt - Wc
= [(ma + mf) (h3 - h4)] - [(ma (h2 - h1)]
=[(641,630 +11,93) (1423,34-826,24) - [(641,630 (636,5-303,20)
= 176385,40 MW

Qm = (ma + mf) h3 – ma.h2


= mc.h3 – ma.h2
=(653,56.1423,34) – (641,630 – 636,5)
= 525250,049 KW
= 525,250 MW
Maka :
Besarnya efisiensi thermal siklus adalah ...(Yunus Cengel, Thermodynamics An

Enggineering Aproach, seven edition, Mc Graw Hill Book Company, New York, 1989.hal479) :

Universitas Sumatera Utara


����
ηth = x 100%
��
176385 ,401
= x 100%
525250 ,049
= 33,58 %
T1

P1 T2
CC
P3

G C TG

T3
CC
P3 T4
P4

Gambar 3.4. skema sistem turbin gas dan kondisi fluida kerjanya

Keterangan gambar :
G = Generator
CC = Combustion Chamber
C = Compressor
TB = Turbin
T1 = Temperatur udara Ambient masuk kompressor = 303 K (30oC)
P1 = Tekanan udara Ambient masuk kompressor = 1,0130 bar (1 ATM)
T2 = Temperatur udara keluar kompressor, masuk ruang bakar = 627,98K
P2 = Tekanan udara keluar kompressor, masuk ruang bakar = 10,17 bar
T3 = Temperatur gas hasil pembakaran udara + bahan bakar keluar dari
ruang bakar, masuk ke turbin = 1323 K (1050oC)
P3 = Tekanan gas hasil pembakaran udara + bahan bakar keluar dari
ruang bakar, masuk ke turbin = 9,969 bar.
T = Temperatur gas sisa pakai turbin keluar ke udara bebas = 793,38 K
P4 = Tekanan gas sisa pakai turbin keluar ke udara bebas = 1,0130 bar.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PERENCANAAN BAGIAN - BAGIAN UTAMA RUANG BAKAR

4.1 Komponen Utama Ruang Bakar


Ruang bakar merupakan tempat dimana diharapkan terjadi proses
pembakaran sempurna, yaitu reaksi eksotermik antara bahan bakar dan oksidator
untuk menghasilkan gas pembakaran pada temperatur dan tekanan tertentu.
Pada ruang bakar turbin gas dapat terdiri dari beberapa komponen yang
dapat mendukung terjadinya proses pembakaran.
Ada beberapa komponen utama ruang bakar yang akan dibahas dalam
tugas sarjana ini antara lain :
1. Casing
2. Liner (Flame Tube)
3. Annulus
4. Hole
5. Burner

4.2 Casing
Casing merupakan rumah atau rangka ruang bakar yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan seluruh sistem dari ruang bakar dan sebagai penahan tekanan
(pressure jacket) yang terjadi pada proses pembakaran.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.1. Casing di PLTGU Belawan
Untuk menghitung dimensi casing maka diketahui besarnya kapasitas
aliran udara kompresor, dan perhitungan bab sebelumnya telah didapat jumlah
aliran masa campuran udara (ma) yaitu 641,630 kg/sec. luas total casing ruang
bakar yang dibutuhkan dalam perencanaan ini dapat ditentukan dengan
persamaan:..... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”,Hemisphere Pub Listing Corporation, New York,

1983,hal111)

� �� .T20.5 ∆�3−4 ∆�3−4 -1 0.5


A ={ [ ] 2[ ][ ] }
2 �2 � �

Dimana :
A = luas penampang casing (m2)
R = konstanta gas
= 286,9 Nm/kg.k
T2 = Temperatur udara keluar kompressor
= 627,98 K = 628 K
ma = massa aliran udara keluar kompresor
= 641,630 kg/sec
P2 = tekanan udara keluar kompresor
= 10,17 bar = 10,17 x 105 N/m2
∆�3−4
= faktor kehilangan tekanan untuk type ruang bakar turbular = 37

∆�3−4
= perbandingan antara penurunan tekanan total sepanjang ruang

bakar dengan tekanan total masuk ruang bakar = 0,07

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat harga kerugian tekanan (pressure losses) untuk
ruang bakar turbular ...........(levebvre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, HemispherePub Listing Corporation,
New York, 1983, hal 112)

Universitas Sumatera Utara


Type ruang bakar ∆�3 − 4 ∆�3 − 4 ��. T20.5
� � �2

Turbular 0,07 37 0,0036

Turboannular 0,06 18 0,0039

Annular 0.06 20 0,0046

Tabel 4.1. Tabel harga kerugian tekanan ruang bakar

Maka luas casing adalah :

286,9 641,630 . 628 0.5


Ac ={ [ ] 2 (37).(0,07) -1 ]0.5
2 10,17 �10 5 N/m 2

= [143,45 x 0,000249969 x 37 x 14,28] 0.5


= 4,35 m2

Luas casing tersebut diatas merupakan luas penampang aqivalen untuk


total luasan penampang ruang bakar, pada perencanaan ini direncanakan 2 (dua)
buah ruang bakar, sehingga luas penampang casing setiap ruang bakar adalah :

��
Ac′ =
2
4,35
=
2
= 2.17 m2

Diameter dalam setiap casing adalah :


π
Ac′ = . Dc2
4
�� ′
Dc2 =
0,785

Universitas Sumatera Utara


2,17
=
0,785
= 2,76 m2
Maka :

DC = √2,76
= 1,67 m

4.3 Liner (Flame Tube)


Liner adalah tempat terjadinya proses pembakaran antara bahan bakar
dengan udara yang akan menghasilkan energi mekanis. Liner terpasang kosentris
didalam casing, pada bagian dalam liner terpasang batu pelapis tahan api sebagai
pelindung material liner.

Gambar 4.2 Liner (flame tube)

Adapun luas liner dapat ditentukan dengan persamaan berikut :....


(Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”,Hemisphere Pub Listing Corporation, New York, 1983,hal112).

Al = k . Ac′

Universitas Sumatera Utara


dimana :

K = perbandingan luas liner dengan luas casing


Ac′ = Luas penampang tiap casing
= 2,779 m2

Harga K dapat dihitung dengan harga persamaan :...... (Levebre,A.H,”Gas Turbine

Combustion”,Hemisphere Pub Listing Corporation, New York, 1983,hal112).

1/3
(1−��� ) 2 − λ
K= 1 - �∆� 3−4 �

− (λ .�)2

Dimana :

Msn = perbandingan saluran udara masuk slot dengan aliran total udara
ruang bakar = 0,12.
λ = koefisien penurunan tekanan udara masuk liner = 0,5
r = perbandingan luas casing dengan luas penampang masuk ruang bakar
= 6,0

maka :
1/3
(1−0,12) 2 − 0,5
K = 1 –� �
37−(0,5 .6) 2
= 0,756

Sehingga luas penampang liner adalah :

Al = K . Ac′
= 0,756 x 2,19 m2
= 1,65 m2

Universitas Sumatera Utara


Maka dengan demikian diameter diameter liner pada bagian dalam adalah :

��
DL = (4 )0.5
π

1.65 0.5
= (4 π
)

= 1,449 m

Panjang liner merupakan panjang daerah pembakaran di ruang bakar yang


dilapisi oleh batu tahan api sebagai pelindung bahan liner dari overheat, sehingga
panjang liner dapat ditentukan dengan persamaan :....... (Levebre,A.H,”Gas Turbine

Combustion” , New York, 1983,hal148).

∆� 1 −1
�� � � �� �1− �� ��
LL = DL

dimana :

DL = diameter dalam liner


= 1,449 m
A = faktor koreksi untuk ruang bakar tubular
= 0,07
∆� � ∆�3
= = faktor kehilangan tekanan dinding liner
� �
= 37

Pf = faktor bentuk (pattern faktor)


= 0,26

Universitas Sumatera Utara


sehingga :
1 −1
LL = 1,449 �0,07 .37 . �� � ��
1−0,26

= 1.86 m

Gambar 4.3. Dimensi Ruang Bakar


4.4 Annulus
Annulus adalah ruang diantara casing dan liner ruang bakar dimana udara
liffuser melewatinya sebelum memasuki liner, annulus berfungsi mengalirkan
udara keliner serta berfungsi juga sebagai pendingin ruang bakar melalui celah –
celah (slot)

Adapun luas annulus adalah :

π
Aan = (Dic – Dol)
4

Dimana :
Dic = diameter dalam casing
= 1,67 m

Universitas Sumatera Utara


Dol = diameter luar liner
= DiL + 2 x tebal liner (TL)
= 1,44 + 2 x 0,025
= 1,53 m
Maka :

π
Aan = (1,672 – 1,532)
4
= 0,3518 m

Maka diameter eqivalen annulus (Dn) adalah :

4 . ��
Dn =�
π

4 . 0,3158
=�
π

= 0,67 m

4.5 Hole
Hole merupakan lubang yang terdapat pada liner yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara dari annulus memasuki liner dan sebagai fluida pendingin
pada ruang bakar.

Laju aliran massa hole (mh) adalah :

mh = man – mprimari zone(mpz)

dimana :
man = massa aliran udara melewati annulus
= 0.9 x ma
= 641,630 x 0,9
= 577,46 kg/s

Universitas Sumatera Utara


mpz = massa aliran udara masuk primari zone
= 0,26 x man...... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 282).
= 0,26 x 641.630 kg/s
= 166,82 kg/s

maka :

laju aliran massa hole (mh)

mh = 577,46 kg/s – 166,82 kg/s


= 410,64 kg/s

perbandingan luas hole dengan luas annulus (Ar)

α
Ar = ....( Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 115).
�� . � 0,5

maka :

α = perbandingan laju aliran massa udara hole dengan laju aliran massa
udara annulus

�ℎ
α =
� ��
410,64 �� /�
=
577,46 �� /�
= 0,71

K = koefisien jatuh tekan pada hole


∆��
=1+

= 1 + 37
= 38

Universitas Sumatera Utara


�� = koefisien discharge hole
= 0.54 (berdasarkan grafik pada gambar 4.4)

Gambar 4.4. Koefisien penurunan tekanan pada hole


sumber: Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983

Maka :

α
Ar =
�� . � 0,5
0,71
=
0,54 . 38 0,5
= 0,213 m

Luas hole dapat diperoleh dengan persamaan berikut


Ah = Ar. Aan.... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983)
= 0,213 . 0,3518 m2
= 0,075 m2

Universitas Sumatera Utara


sehingga panjang sisi hole untuk bentuk overal hole adalah :

�ℎ
Dh =�

dimana:
n = jumlah hole (8 direncanakan)
Maka :

0,075
Dh =� 8

= 0,096 m
= 9.6 cm

4.6 Burner
Burner berfungi sebagai pengatur dan pembakaran bahan bakar gas
sehingga terbentuk partikel – partikel yang sangat halus dan selanjutnya akan
masuk kedalam ruang bakar untuk bercampur dengan udara, burner terletak
dibagian atas liner yang terikat pada bagian atas casing. Burner terhubung dengan
sistem distrubusi bahan bakar.

Gambar 4.5. burner

Universitas Sumatera Utara


Dalam perencanaan ini akan dihitung diameter orifice burner yang
dibutuhkan untuk mengabutkan bahan bakar. Dari hubungan massa aliran bahan
bakar yang masuk ke dalam ruang bakar, maka diameter dalam orifice burnr
ditentukan dengan persamaan :

�� /2
do = 0,5
��
9,2 �� .�� . � �� �

dimana :
do = diameter orifice yang dibutuhkan
mf = massa aliran bahan bakar
= 11,93 kg/sec
nrb = jumlah ruang bakar
= 2 (direncanakan)
AP = luas swiler chamber
= 0,0075 m2 (direncanakan)
� �� = jatuh tekanan pada atomizer/burner
= (100 ÷ 1700)kpa.... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983)
= 1200 (direncanakan)
SG = spesifik gravitasi bahan bakar
= 0,45277 kg/m2.s2 (data dari natural gas PT.PLN)
�� = jumlah burner 6 buah (direncanakan)

maka :
11,93/2
do = 0.007
9,2 � 6 . 0,4527 .12 � 10 5 � 0,5

= 0,0258 m
= 25,8 mm

Universitas Sumatera Utara


Perbandingan diameter orifice (do) dengan diameter swirl (ds) yang baik
sekitar (3,3 s/d 5), disini diambil D/do adalah s, untuk menjaga kerugian gesekan
yang besar pada swirl.

maka diameter swirl (ds) adalah :


Ds = s . Do
= 5 . 25,8 mm
= 129 mm

sedangkan panjang ujung orifice (L) dapat ditentukan berdasarkan


ketentuan antara panjang ujung orifice dengan diameter orifice L/do yang berkisar
antara (0,2 ÷ 0.5). Dalam hal ini diambil harga sebesar 0,35
Maka panjang ujung orifice (L) adalah :

L = 0,4 . do
= 0,4 . 0,0258 m
= 0,01032 m
= 10,32 mm

Gambar 4.6. Penampang orifice

Universitas Sumatera Utara


4.7 Transition pieces
Walaupun secara teknis tidak termasuk bagian ruang bakar, transition pieces
sangat penting sebagai bagian dari sistem pembakaran, yaitu mengarahkan gas hasil
pembakaran menuju sudut - sudut turbin. Material yang dipilih sebagai bahan
pembuatan transition pieces adalah sustenite stainless steel AISI tipe 310.

4.8 Pindahan Panas


Secara umun perpindahan panas yang terjadi pada ruang bakar akibat
aliran panas yang mengalir didalamnya, merambat ke segala arah dengan 3 cara,
yaitu :
− Perpindahan panas radiasi antara panas nyala api ke dinding tabung api
− Perpindahan panas konveksi antara gas panas hasil pembakaran ke dinding
tabung api sebelah dalam
− Perpindahan panas konduksi antara gas panas melalui dinding tabung
api sebelah dalam ke dinding tabung api ke arah anulus.

Laju pindahan panas untuk aliran gas pada tabung api ruang bakar dengan
aliran udara yang meliputinya dapat dicari dengan beberapa langkah - langkah
pertimbangan dalam perhitungannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah temperatur rata- rata yang terjadi pada ruang bakar, yang merupakan
hubungan antara temperatur udara laluan didalam annulus dengan temperatur rata
- rata yang terjadi didalam tabung api (liner).
Proses perpindahan panas yang terjadi didalam ruang bakar turbin gas
yang paling besar adalah proses perpindahan panas secara radiasi dan konveksi,
sedangkan proses perpindahan panas secara konduksi lebih kecil, karena pada
dinding liner dipasang batu tahan api.

4.9 Perpindahan Panas Secara Radiasi


4.9.1 Internal radiasi
Internal radiasi adalah panas yang dipancarkan oleh api proses
pembakaran dan gas panas pada dinding liner sebelah dalam (qrad l), sebelum
menghitung internal radiasi, terlebih dahulu ditentukan emisivitas gas pembakaran

Universitas Sumatera Utara


(εg), ini dapat diperoleh dari persamaan berikut:..... (Levebre,A.H,”Gas Turbine

Combustion”,Hemisphere Pub Listing Corporation, New York, 1983,hal 273).

εg = 1 – exp �−290 �3 . � ���� . ��� 0,5 ��−1,5 �

dimana :

P3 = Tekanan pada ruang bakar


= 9,97 bar
L = Luminositas Factor
= 1,7
fPZ = perbandingan bahan bakar dan udara pada daerah primer
= f . 110 %
= 0,01777 . 110 %
= 0,01947
Lb = Panjang nyala pembakaran (beam lenght)
= (0,6 ÷ 0,9) (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 284).
= 0,75 diambil
= 0,75 . 1,449
= 1,10925 m
Tg = Temperatur gas daerah primer = T3
= 1323 K

εg = 1 – exp [−290 .9,97 �102 . 7 (0,01947 . 1,10925) 0,5 . 1323−1,5 ]


= 0,7447 W/m2

Besarnya internal radiasi (qrad l) selanjutnya dapat ditentukan dengan


persamaan berikut :....... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 284).

qrad l = 0,5 δ .(1 + εbt) . εg . Tg 1,5 . (Tg 2,5 – TLl 2,5)

Universitas Sumatera Utara


Dimana :

δ = Konstanta Stefan Boltzmann


= 5,67 . 10 -8 W/m2 . K 4
εbt = Emisitas bahan pelapis liner
= 0,75 (untuk bata tanah liat tahan api)... (holzman,J.P,perpindahan kalor)
Tg = Temperatur gas panas pada primary zone = T3
= 1323oK

�3 + �4
TLl =
2

1323 + 793,38
=
2

= 1058,19o K

qrad l = 0.5 . 5,67 . 10-8 (1 + 0,75) . 0.7477 . 1323 1,5 (1323 2,5 – 1058,19 2,5)
= 48623,91392 W/m2

4.9.2 External radiasi


External radiasi yaitu panas yang dipancarkan oleh dinding luar liner ke
udara. Besarnya external radiasi ini dapat ditentukan dengan persamaan berikut :...
(Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 275).

ε� .ε�
qrad 2 =δ (TL24 – T24)
ε� + ε� (1− ε� )(� � /� � )

Dimana :
ε� = Emisivitas bahan casing
= 0,63 (baja tahan karat)
ε� = Emisivitas bahan liner
= 0,63 (baja tahan karat)

Universitas Sumatera Utara


��
=Perbandingan luas liner dengan casing
��

1,65 � 2
=
2,17 � 2
= 0,7603

TL2 = Temperatur rata – rata dinding liner sebelah luar


�3 + �2
=
2
1323 +627,98
=
2
= 975,49oK

Maka :

0,63. 0,63
qrad 2 = 5,67 . 10-8 0.63+ 0,63 (1− 0,63)(0,7603 ) (975,494 – 627,984)

= 15570,406 W/m2

4.10 Perpindahan Panas Secara Konveksi


4.10.1 Internal Konveksi
Internal konveksi adalah hantaran panas dari gas panas pembakaran ke
dinding melalui permukaan pelapis liner, bata tanah liat api. Besarnya Internal
konveksi tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut :....... (Levebre,A.H,”Gas

Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 278).

�� � ��
qkov 1 = 0,017 � � 0,8
(Tg – TL1)
��� 0,2 � �� . � �

Dimana :
kg = konduktivitas thermal gas
= 0,0806 W/m

Universitas Sumatera Utara


DPL = diameter pelapis liner bagian dalam
= DIL – 2 x tebal bata tanah liat tahan api
(direncanakan tebal bata tanah liat tahan api = 0,03 m)
= 1,449 – 2 (0,03)
= 1,389 m
APL = Luas pelapis liner
� �
= . DPL 2 = (1,389)2
4 4
2
= 1,5145 m
µg = Viscositas dinamik gas
= 4,79932 x 10-5 kg/m.s
��� = Laju aliran massa daerah primer
166,82 �� /�
=
2
= 83,41 kg/s

maka :

0,0806 83,41
0,2 � � 0,8
qkov 1 = 0,017 (1323 –
1,389 1,5145 . 4,7932 � 10 −5
1058,19)

= 0,017 x 0,07515 x 68468,800 x 264,81


= 23163,54385 W/m2

4.10.2 Eksternal konveksi


Eksternal konveksi yaitu hantaran panas dindimg luar liner kealiran
udara pada annulus. Besarnya Eksternal konveksi dinding luar liner dapat dihitung
dengan persamaan berikut :...... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 280).

�� � ��
qkov 2 = 0,02 � � � 0,8
(TL2 – T2)
��
0,2
Aan .µ�

Universitas Sumatera Utara


dimana :

�� = konduktivitas thermal udara annulus


= 0,0476 W/m2.K
µ� = Viskositas dinamik udara
= 3,0476.10-5
��� = laju aliran massa annulus
641,630 �� /�
=
2
= 320,815 kg/s
Aan = Luas annulus
= 0,3518 m2
Dan = Diameter annulus
= Dic – Dol
= 1,67 – 1,53
= 0,14 m

maka :
0,0476 320,815
0,2 � � 0,8
qkov 2 = 0,02 (975,49 – 627,98)
0,14 0,3518 .3,0476.10 −5

= 0,02. (0,07053) . (961752,2957) . (347,51)

= 471448,6729 W/m2

4.11 Perpindahan Panas Secara Konduksi


Perpindahan panas secara konduksi terjadi pada liner yakni melalui bahan
liner dan pelapis liner berupa bata tanah liat tahan api.
Besarnya perpindahan panas secara konduksi pada dinding liner dapat dihitung
dengan persamaan berikut :...... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 280).

Universitas Sumatera Utara


��
qkod 1-2 = (TL1 – TL2)
��

dimana :

kl = konduktifitas rata – rata bahan liner, yakni :


= 29 w/m.k
kbt = konduktifitas bata tanah liat tahan api
= 1,04 w/m.k

� �+� ��
kt =
2
29+ 1,04
=
2
=15,02 W/m.k
tt = tebal total liner
= tebal liner + tebal bata tanah liat tahan api
= 0,025 + 0,030
= 0,055 m

maka :

15,02
qkod 1-2 = (1058,19 – 975,49)
0,055
= 22584,618 W/m2

4.12 Langkah - Langkah Membuat Gambar Ruang Bakar dengan Solid


Work

1. Buka solidwork, pilih file dan klik new file. Lalu OK kan pada New
Document solidwork

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.7. Jendela solidwork untuk membuat gambar

2. Lalu pilih front line dan klik kanan lalu pilih sceth

Gambar 4.8. Jendela kerja solidwork


3. Pilih line untuk membuat garis lurus, diagonal lalu klik kanan untuk
menentukan sudut dan ukuran yang ditentukan, gunakan juga fillet untuk
membuat garis lengkung dengan radius yang dibutuhkan

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.9. Sketsa gambar kerja

4. Lalu Pilih Smart Dimension untuk menunjukkan dimensi ruang bakar.


Lalu pilih file kemudian ganti nama filenya perencanaan ruang bakar
turbin lalu simpan gambar yang telah selesai difolder dan klik save.
Gambar dibawah ini adalah ruang bakar turbin yang telah selesai
dikerjakan dengan solidwork yang akan diimport ke software ANSYS

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.10. Ruang Bakar Turbin Gas

4.13 Langkah - Langkah Simulasi Menggunakan Software ANSYS

Adapun langkah - langkah simulasi ANSYS untuk menentukam keadaan


aliran udara di dalam ruang bakar adalah sebagai berikut:

1. Membuat Gambar Ruang Bakar di solidwork


2. Setelah gambar selesai dibuat, klik kiri 2 kali pada fluid flow (FLUENT)

Gambar 4.11. Jendela awal Ansys

Universitas Sumatera Utara


3. Mengimport geometri
Untuk menampilkan gambar ruang yang telah dibuat dengan solidwork
Klik Geometry
lalu import external geometry
pilih file yang telah disimpan dari solidwork

Gambar 4.12. Jendela kerja solidwork

Gambar 4.13. ruang bakar setelah diimport dari solidwork

Setelah itu untuk menentukan kondisi batas pilih edge lalu klik kanan lalu
pilih create name selection lalu ketik inlet fuel dan tentukan zona inlet gas lalu
tekan OK, dengan cara yang sama tentukan inlet gas 1, inlet gas 2, outlet dan wall
dan tentukan zonanya masing - masing.

Universitas Sumatera Utara


4. Membuat Mesh
letakkan cursor pada mesh
lalu Klik kanan mesh dan pilih generate

Gambar 4.14. Hasil mesh ruang bakar pada Ansys

5. Mengatur Simulasi
Klik Setup
Lalu klik pada 2D, dan pada processing option klik serial lalu tekan OK.
Pilih model, atur sbb:
Energy-On
Viscous-standard k – e, standard wall fn
klik kiri 2 kali padaSpecies
Pada model pilih species transport
Pada Reaction pilih volumetric
Pada option pilih diffusion energy source
Pada mixture properties pilih methane-air
Pada Turbulence-chemistry interaction pilih eddy - dissipation

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.15. Jendela untuk mengatur species model

6. Mengatur material
Pilih material lalu klik kiri 2 kali lalu muncul create/edit material
lalu pada methane-air, atur Cp=1000, OK

Gambar 4.16. Jendela untuk mengatur material

7. Mengatur kondisi batas


Klik Boundary Conditions
Pilih inlet fuel

Universitas Sumatera Utara


Type mass flow inlet
lalu klik edit
klik momentun dan masukkan 11.9 kg/s pada mass flow rate
pilih Direction Specification method : Normal boundary
klik species lalu pada CH4 isi dengan angka 1 lalu klik O.K

Gambar 4.17. Jendela untuk memasukkan nilai inlet fuel pada ruang bakar

klik thermal lalu pada total temperature isi dengan 300 lalu klik OK

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.18. Jendela untuk memasukkan nilai thermal pada inlet fuel
klik species lalu pada CH4 isi dengan angka 1 lalu klik O.K

Gambar 4.19. jendela untuk memasukkan nilai species pada inlet fuel.

Pilih inlet gas 1


Type mass flow inlet
lalu klik edit
klik momentun dan masukkan 100 kg/s pada mass flow rate
pilih Direction Specification method : Normal boundary

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.20. Jendela untuk memasukkan nilai mass flow pada inlet gas 1
Klik Thermal isi dengan 627,98

Gambar 4.21. Jendela untuk memasukkan nilai thermal pada inlet gas 1

Pilih species O2, isi dengan angka 0,23 lalu klik O.K

Gambar 4.22. Jendela untuk memasukkan nilai species pada inlet gas 1

Pilih inlet gas 2


Type mass flow inlet
lalu klik edit
klik momentun dan masukkan 541 kg/s pada mass flow rate

Universitas Sumatera Utara


pilih Direction Specification method : Normal boundary

Gambar 4.23. Jendela untuk memasukkan nilai mass flow pada inlet gas 2

Klik Thermal isi dengan 627,98

Gambar 4.24. Jendela untuk memasukkan nilai thermal pada inlet gas 2

Universitas Sumatera Utara


Pilih species O2, isi dengan angka 0,23 lalu klik O.K

Gambar 4.25. Jendela untuk memasukkan nilai species pada inlet gas 2

Pilih outlet
lalu klik edit
klik momentun dan masukkan 996900 pada gauge pressure
pilih backflow Direction Specification method : Normal boundary

Gambar 4.26. Jendela untuk memasukkan nilai tekanan pada outlet

8. Perhitungan
Klik solution initialization:
Pada initialization methods pilih standard initialization
Pada compute from pilih all zone
klik initialize

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.27. Jendela untuk memulai perhitungan

9. Jalankan perhitungan
Klik run calculation, masukkan iterasi 200 lalu klik calculate, setelah perhitungan
selesai, masukkan kembali 200 dan lakukan iterasi kembali

Gambar 4.28. Jendela untuk memulai perhitungan

Universitas Sumatera Utara


4.14 Data Hasil Simulasi
Temperature

Gambar 4.29. kontur temperatur pada ruang bakar

Grafik Temperatur

Gambar 4.30. Grafik distribusi temperatur pada outlet ruang bakar

Temperatur tertinggi =1670 oK


Temperatur tertinggi terjadi karena pembakaran sempurna
Temperatur terendah = 1485 oK
Temperatur terendah terjadi karena didaerah tersebut pembakaran yang terjadi
belum sempurna
Temperatur rata - rata = 1580 oK

Universitas Sumatera Utara


Kecepatan

Gambar 4.31. kontur kecepatan pada outlet ruang bakar

Grafik Kecepatan

`
Gambar 4.32. Grafik distribusi kecepatan pada outlet ruang bakar

Kecepatan tertinggi = 770 m/s


Kecepatan tertinggi terjadi karena udara mendekat pada nozzle dengan luas
penampang yang lebih kecil yang mau di dialirkan ke turbin
Kecepatan terendah berwarna biru tua = 0 m/s
Kecepatan terendah terjadi karena aliran bergesekan dengan dinding ruang bakar
sehingga terjadi losses kecepatan pada aliran.
Kecepatan rata - rata = 370 m/s

Universitas Sumatera Utara


Tekanan

Gambar 4.33. kontur tekanan pada outlet ruang bakar

Grafik Tekanan

Gambar 4.34. Grafik distribusi tekanan pada outlet ruang bakar

Tekanan tertinggi = 997.000 Pa


Tekanan tertinggi berlawanan dari kecepatan terendah P >> V << sesuai
dengan persamaan bernoulli

Tekanan terendah = 978.000 Pa


Tekanan terendah berlawanan dari kecepatan tertinggi P << V >>
Tekanan rata - rata = 990.750 bar

Universitas Sumatera Utara


Persamaan Bernoulli:

�1 �12 �2 �22
+ + Z1 = + + Z2
� 2� � 2�

Vector kecepatan

Gambar.4.35. Arah aliran udara pada ruang bakar

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis ruang bakar pada sistem turbin
gas, baik itu pemilihan jenis ruang bakar, variabel - variabel serta dimensi yang
berkenaan dengan sistem perencanaan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
terpenting dalam tugas sarjana ini diantaranya:

1. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diantaranya adalah sebagai


berikut:

a. Kompresor
− Tipe Axial kompresor
− efisiensi kompresor 84,87 %
− Temperatur masuk (T1) 303oK
− Tekanan masuk (P1) 1,013 bar
− Temperatur keluar (T2) 627,98oK
− Tekanan keluar (P2) 10,17 bar
− Daya Kompresor 217,831 MW

b. Ruang Bakar
− Tipe Vertikal Turbular
− Jumlah ruang bakar 2 (dua) buah
− Temperatur masuk (T2) 627,98oK
− Tekanan masuk (P2) 10.17 bar
− temperatur keluar (T3) 1323oK
− Tekanan keluar (P3) 9,969 bar

Universitas Sumatera Utara


c. Bahan Bakar
− Jenis Gas Alam
− Low Heating Value (LHV) 45700 kj/kg
− Perbandingan bahan bakar dan udara 0,0186
− Laju aliran massa bahan bakar 11,93 kg/s
− Laju aliran massa udara 641,630 kg/s

d. Turbin
− Tipe - Siklus Axial - terbuka
− Temperatur gas masuk 1323oK
− Temperatur gas keluar 793,38oK
− Efisiensi Turbin 90%
− Daya Turbin 433,10 MW

2. Komponen Ruang Bakar

− Casing (Pressure Jacket)


Luas casing 2,17 m2
Diameter dalam casing 1,67 m
tebal caisng 0,025 m

− Liner (Flame Tube)


Luas Liner 1,65 m
diameter Liner 1,44 m
Panjang Liner 1,86 m

− Burner
Jumlah Burner 6 buah
Diameter orifice 25,8 m
Panjang ujung Orifice 10,32 mm
− Annulus
Luas Annulus 0,3518 m

Universitas Sumatera Utara


diameter annulus 0,67 m

− Hole
Luas Hole 0,075 m2
jumlah hole 8 buah
panjang hole 9,6 cm

3. Berdasarkan analisis simulasi Ansys:


Temperatur rata - rata masuk turbin (T3) : 1580 oK
Tekanan rata - rata masuk turbin (P3) 9.90 Bar
Kecepatan rata - rata masuk turbin 651 m/s

Perbandingan hasil perhitungan thermodinamika dengan metoda simulasi


Ansys :

1. Temperatur keluar ruang bakar


1323 −1580
� � x 100 % = 19,42 %
1323

Hasil perbandingan menunjukkan temperatur rata - rata keluar ruang bakar


menggunakan Ansys lebih besar dari pada perhitungan termodinamika sebesar
19,42%

2. Tekanan keluar ruang bakar


9,969 −9.90
� � x 100 % = 0,6 %
9,969

Hasil perbandingan menunjukkan tekanan rata - rata keluar ruang bakar


menggunakan Ansys lebih kecil dari pada perhitungan termodinamika sebesar
0,6%

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Archie W. Culp Jc dan Darwin Sitompul. 1991. Prinsip - prinsip Konversi


Energi. Jakarta:Erlangga.
2. Arthur H.Levebvre. 1983 .Gas Turbine Combustion.USA: Hemisphere
Publishing Corporation
3. Arthur H.Levebvre.1987. Gas Turbine Combustor Design Problem. Indiana:
Purdue University
4. Fritz Dietzel dan Dakso Sriyono. 1986. Turbine Pompa dan Kompresor.
Jakarta: Erlangga
5. Jhon. W. Sawyer. 1982. Gas Turbine Enginnering Book Theory and Design.
USA: Gas Turbine Publication Inc
6. H. Cohen,G.F.C. Rogers, H.I.H. Saravanamutto.1987, Gas Turbine Theory.
Third Edition, John Willey & Sons: Inc. New York .
7. Harijono Djojodihardjo.1987. Thermodinamika Teknik: Aplikasi dan
Termodinamika Statistik, Jakarta: Gramedia
8. Arismunandar.W,2002. Pengantar Turbin Gas dan Motor Propulsi. Dirjen
Dikti Depdiknas.
9. Yunus A. Cengel dan Michael A. Boles.1998. Thermodynamics and
Engineering Approach. Third Edition. United of Amerika: The McGraw-Hill
companies, Inc.
10. Richard T.C. Harman, 1981. Gas Turbine Engineering Aplication, cycles and
characteristic. London: The Macmillan Press Ltd.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai