SKRIPSI
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
TUGAS SARJANA
TURBIN GAS
Oleh :
Pembimbing
Pembanding I Pembanding II
Diketahui Oleh:
Departemen Teknik Mesin USU
Ketua,
TURBIN GAS
OLEH:
Pembanding I Pembanding II
TUGAS SARJANA
Diketahui,
Ketua Departemen Teknik Mesin
FT. USU
Catatan :
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, kesehatan dan kesempatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas sarjana ini..Tugas skripsi ini
adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program studi
Strata-1 di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
Dalam proses penulisan tugas sarjana ini, penulis banyak mendapat berbagai
kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa
materi, informasi maupun segi administrasi, semua itu dapat diatasi. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik
moril maupun materil
2. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, M.Sc, selaku dosen pembimbing penulis yang dengan
sabar telah meluangkan waktu, pemikiran dan tenaga untuk membimbing serta
memberikan arahan hingga selesainya tugas sarjana ini.
3. Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai dilingkungan Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Pegawai PT. PLN (PERSERO) Daerah Pembangkit Bagian Sumatera
Utara Sicanang Belawan, dimana tempat penulis melakukan riset.
6. Kakak - Kakak saya yang selalu mendoakan dan mendukung penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Halaman
Gambar 3.4. Skema Sistem Turbin Gas dan Kondisi Fluida Kerjanya ......... 50
Gambar 4.17. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Inlet Pada Ruang Bakar ..... 78
Gambar 4.18. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Thermal Pada Inlet Fuel ..... 78
Gambar 4.19. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Species Pada Inlet Fuel ..... 79
Gambar 4.20. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Massflow pada Inlet Gas 1. 79
Gambar 4.21. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Thermal pada Inlet Gas 1 ... 80
Gambar 4.22. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Species pada Inlet Gas 1 .... 80
Gambar 4.24. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Thermal pada Inlet Gas 2 ... 81
Gambar 4.25. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Species pada Inlet Gas 2 ... 82
Gambar 4.26. Jendela Untuk Memasukkan Nilai Tekanan pada Outlet ......... 82
Gambar 4.30. Grafik Distribusi Temperatur Pada Outlet Ruang Bakar ......... 84
Gambar 4.32. Grafik Distribusi Kecepatan Pada Outlet Ruang Bakar ........... 86
Gambar 4.34. Grafik Distribusi Tekanan Pada Outlet Ruang Bakar .............. 87
Halaman
η Efisiensi %
ε Emisivitas
θ Sudut jet o
PENDAHULUAN
Beberapa kekurangan turbin gas bila dibanding dengan motor diesel dan
bensin adalah:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari perencanaan ruang bakar turbin gas penggerak
generator listrik dengan daya 128 MW adalah
1. Menganalisa perhitungan termodinamika ruang bakar untuk mengetahui
temperatur rata -rata keluar ruang bakar, dan tekanan rata - rata keluar
ruang bakar.
2. Untuk Mengetahui komponen - komponen utama ruang bakar beserta
dimensinya.
3. Menggunakan software Ansys untuk mengetahui temperatur rata -rata
keluar ruang bakar, tekanan rata - rata keluar ruang bakar, dan
kecepatan rata - rata keluar ruang bakar.
TINJAUAN PUSTAKA
Reheat ditempatkan antara turbin tekanan tinggi (HP Turbine) dan turbin
tekanan rendah (LP Turbine), alat ini berfungsi memanaskan kembali gas bekas
yang keluar dari HP turbine sebelum diekspansikan pada LP Turbine.
�� +��
ηth =
��
Pt +Pk
=
(ma + mf )h3− ma .h2
Dimana
Pt = Kerja turbin
Pk = Kerja kompresor
ma = Massa udara
mf = massa bahan bakar
mc = massa campuran udara + bahan bakar
T P2
3
P3 <P2
2a
2s
P4 = P1
4S 4a
1
s
Gambar 2.11. Diagram T-S siklus brayton aktual
����� �����
ηc =
����� ������
ℎ 2�− ℎ 1
=
ℎ 2− ℎ 1
����� ������
ηt =
����� �����
ℎ3 − ℎ 4
=
ℎ 3 − ℎ 4�
• Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghisap udara atmosfer dan
mengkompresikannya sehingga pada tekanan tertentu. Selain untuk
pemanfaatan udara bertekanan juga digunakan untuk pendinginan suhu
turbin gas, yaitu:
a) Kompresor Sentrifugal
Kompresor sentrifugal banyak dipakai pada turbin gas yang relatif
berukuran kecil. Kompresor sentrifugal ini terdiri dari infeler yang
tersimpan dalam suatu rumah yang berisi diffuser, seperti yang terlihat
pada gambar dibawah. Udara disedot kedalam pusat infeler yang
berputar dengan cepat. Kemudian disalurkan pada tekanan dan
kecepatan yang lebih tinggi pada diffuser stasioner. Penurunan
kecepatan udara dan energi kinetik mengakibatkan kenaikan tekanan
melalui infeler yang lebih dari dua tingkat pada turbin gas.
Infeler sentrifugal mempunyai pemasukan udara tunggal atau ganda.
Kompresor yang menggunakan pemasukan udara ganda berfungsi
untuk menaikkan kapasitas aliran.
Dimana :
Wkompresor = Kerja kompresor (kj/s)
Mudara = Aliran massa udara (kj/s)
H1 = Enthalphi pada kondisi tekanan P1 dan suhu T1 (kj/kg)
H2 = Enthalphi pada kondisi tekanan P2 dan suhu T2 (kj/kg)
• Ruang Bakar
Ruang Bakar adalah tempat dimana diharapkan terjadi percampuran udara
yang telah dimanfaatkan oleh kompresor dengan bahan bakar. Pada
instalasi ruang bakar dapat terdiri dari beberapa bagian, diantaranya
adalah:
a) Ruang Bakar Pembakaran (combustion chamber)
Merupakan tempat terjadinya seluruh proses pembakaran.
fungsinya sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang
telah dikompresi dengan bahan bakar udara yang masuk.
b) Tabung api silang (cross fire tube)
Merupakan penghubung antara can dan juga bagian combustion liner.
Fungsinya adalah untuk meratakan nyala api pada semua combustion
chamber.
c) Ruang Bakar Utama (Combustion Liner)
• Turbin
Pada turbin terjadi perubahan energi kinetik kecepatan menjadi energi
mekanis putar yang digunakan untuk menggerakkan kompresor dan juga
sebagai penggerak generator listrik.
Ruang
udara masuk
Bakar
kompressor Turbin
gas buang
Gambar 2.16. Prinsip kerja instalasi turbin gas
Maka dalam perencanaan ini dipilih turbin aksial, turbin ini dipilih karena:
• Pada tipe ini, kecepatan tangensial yang mengalir diantara sudu - sudu
adalah tidak terlalu besar, sehingga kerugian gesekan akibat kecepatan
tidak terlalu besar
• Effisiensi tingkat pada tipe reaksi lebih baik dari pada yang lainnya,
dengan perbandingan kecepatan yang lebih besar.
• Pada turbin ini satu tingkat turbin dapat menghasilkan daya untuk
menggerakkan 10 atau lebih tingkat kompresor dengan efisiensi cukup
tinggi.
• Turbular
Turbular merupakan tipe ruang bakar yang terdiri dari satu unit silinder liner
yang terpasang konsentris didalam casing
Keuntungan
- Konstruksi kuat dan sederhana
- Pola aliran bahan bakar dan aliran udara mudah dipaduklan
- Pengujian dapat dilakukan secara sederhana dengan hanya memerlukan
sebagian kecil laju aliran massa udara total pesawat turbin
Kerugian
- Konstruksinya besar dan berbobot besar
- Memerlukan pipa penghubung (duct)
- Tidak efisien untuk turbin berkapasitas kecil
• Turboanular
Turboanular merupakan tipe ruang bakar dimana satu grop silinder liner
dipasang pada satu anulus casing.
Keuntungan
- Konstruksi kecil dan kokoh
- Pola aliran bahan bakar dan udara mudah dipadu
- Pengujian hanya membutuhkan sebagian kecil dari total laju aliran massa
udara pesawat turbin
- Lebih pendek dan ringan
Kerugian
- Kurang kompak dibandingkan dengan tipe annular
- Memerlukan pipa penghubung (duct)
- Konstruksi lebih rumit dari tipe tubular
• Annular
Annular merupakan tipe ruang bakar dimana liner dengan satu annular
casing dipasang kosentris didalam casing.
Keuntungan
- Konstruksinya pendek dan sederhana
- Penampang fronbal kecil
- Kerugian tekanan kecil
Kerugian
- Terjadi masalah saat pembentukan dan pembengkokan pada selubung luar
(outer casing)
- Pengujian memerlukan laju aliran massa total
- Pola aliran bahan bakar dan udara sulit dipadukan
- Distribusi temperatur keluar yang stabil sulit dicapai
2. Horizontal
Peletakan horizontal merupakan peletakan ruang bakar yang sejajar
dengan sumbu poros turbin dan biasa digunakan pada sistem turbin yang berdaya
ringan untuk sistem pembangkit listrik.
Dengan peletakan yang horizontal maka sistem dapat dibuat lebih kecil
dan sederhana sehingga sesuai juga digunakan pada mesin - mesin pesawat
terbang.
Gas alam adalah bahan bakar fosil yang merupakan senyawa hidrokarbon
(CnH2n+2) dan terdiri dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah
terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2, CO2 dan H2S. Umumnya gas yang
terbentuk sebagian besar dari metan (CH4), dan dapat juga etan (C2H6) dan propan
(C3H8).
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana
(C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di
atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah,
konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika
tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan.
Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%
Gas alam digunakan sebagai bahan bakar turbin gas lebih diprioritaskan karena:
Komposisi dari gas alam (natural gas) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No. Nama Gas Komposisi (%)
Total 100
Proses pembakaran adalah reaksi eksotermik antara bahan bakar dan udara
untuk menghasilkan gas pembakaran pada temperatur dan tekanan tertentu. Proses
pembakaran mencakup fenomena fisika dan kimia, bukan sekedar merupakan
bagian kimia saja. Hal tersebut disebabkan karena dalam proses pembakaran
terdapat pulaperpindahan massa, thermodinamika, dinamika gas dan mekanika
fluida.
2.13.2 FLUENT
Pada dasarnya metode segregated dan coupled memiliki persamaan dalam proses
diskritisasi yaitu volume berhingga (finite volume), tetapi memiliki perbedaan
pada cara pendekatan yang digunakan untuk melinearisasi dan memecahkan suatu
permasalahan.
ANALISA THERMODINAMIKA
h P2
2’
2 kompresor
h2 h1 P1
P2 = Rp . P1
dimana :
Wki
Wka =
ηc
283,31
=
0,85
h2 = Wka + h1
= (333,30 + 303,20) kJ/kg
= 636,5 kJ/kg
T2 = 627,98 K = 354,9988oC
Pr2 = 19,544
Ruang Bakar
h3 h2
P3 = P1 - Ploss
Dimana :
Ploss = rp . 2 %
= 10,04 . 0,02
= 0,2008
Maka :
P3 = 10,17 – 0.20028
= 9,969 bar
h3 = 1423,34 kJ/kg
Pr3 = 355,92
�� ℎ�3−ℎ�2
=f=
�� ���−ℎ�3
Dimana :
Hx3 = h3
Ha2 = h2
mf = massa bahan bakar (kg)
ma = massa udara (kg)
LHV = nilai kalor terendah bahan bakar (Low Heating Value)
= 45700 kJ/kg (LHV Gas Alam)
maka :
ℎ3−ℎ2
f =
���−ℎ3
1423 ,34−636,5
=
45.700 −1423 ,34
= 0,0177
�
f′ =
�
0,0177
=
0,95
= 0,0186
h P3
3
Turbin
h4 h3 4
4‘
s
�3
rp =
�4
9,97
=
1,0130
= 9,84
��3
rp =
��4′
Wti = h3 – h4′
= (1423,34 – 760,34) kJ/kg
= 663 kJ/kg
Untuk menentukan kerja turbin aktual pada titik masuk dan keluar turbin
harus diperhatikan tingkat efisiensi turbin, dalam hal ini efisiensi turbin
diasumsikan sebesar 90%, maka dari persamaan
���
ηt =
���
Dimana :
Wta = ηt . Wti
= 0,9 . 663
= 596,7 kJ/kg
cos ϕ = faktor daya (0,6 - 0,9), berdasarkan harga yang umum dipakai
disini diambil 0,9
128000
Ps =
0,9
= 142,222.22 KW
Maka :
Daya netto turbin yang disuplai keturbin adalah:
��
Pn =
η� .η��
��
= f′ = 0,0186
��
��
Pn = [(1+ ) ma (h3 – h4)] – [ma(h2 – h1)]
��
��
176.126,58 = [(1+ ) ma (h3 – h4)] – [ma(h2 – h1)]
��
176.126,58 = [(1+0,0186) ma (1423,34 – 826,64)] – [ma(636,5 – 303,20)]
176.126,58 = 607,79862 ma – 333,3 ma
176.126,58 = 274,49862 ma
176.126,58
ma =
274,49862
Efisiensi kompresor
����� �����
ηc = X 100%
����� ������
ℎ 2′ − ℎ 1
= X 100%
ℎ 2− ℎ 1
586,1−303,20
ηc = X 100%
636,5−303,20
= 84,87 %
Efisiensi turbin
����� ������
ηt = x 100%
����� �����
ℎ3 − ℎ 4
= x 100 %
ℎ 3 − ℎ 4′
= 88.04%
Enggineering Aproach, seven edition, Mc Graw Hill Book Company, New York, 1989.hal479) :
P1 T2
CC
P3
G C TG
T3
CC
P3 T4
P4
Gambar 3.4. skema sistem turbin gas dan kondisi fluida kerjanya
Keterangan gambar :
G = Generator
CC = Combustion Chamber
C = Compressor
TB = Turbin
T1 = Temperatur udara Ambient masuk kompressor = 303 K (30oC)
P1 = Tekanan udara Ambient masuk kompressor = 1,0130 bar (1 ATM)
T2 = Temperatur udara keluar kompressor, masuk ruang bakar = 627,98K
P2 = Tekanan udara keluar kompressor, masuk ruang bakar = 10,17 bar
T3 = Temperatur gas hasil pembakaran udara + bahan bakar keluar dari
ruang bakar, masuk ke turbin = 1323 K (1050oC)
P3 = Tekanan gas hasil pembakaran udara + bahan bakar keluar dari
ruang bakar, masuk ke turbin = 9,969 bar.
T = Temperatur gas sisa pakai turbin keluar ke udara bebas = 793,38 K
P4 = Tekanan gas sisa pakai turbin keluar ke udara bebas = 1,0130 bar.
4.2 Casing
Casing merupakan rumah atau rangka ruang bakar yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan seluruh sistem dari ruang bakar dan sebagai penahan tekanan
(pressure jacket) yang terjadi pada proses pembakaran.
1983,hal111)
Dimana :
A = luas penampang casing (m2)
R = konstanta gas
= 286,9 Nm/kg.k
T2 = Temperatur udara keluar kompressor
= 627,98 K = 628 K
ma = massa aliran udara keluar kompresor
= 641,630 kg/sec
P2 = tekanan udara keluar kompresor
= 10,17 bar = 10,17 x 105 N/m2
∆�3−4
= faktor kehilangan tekanan untuk type ruang bakar turbular = 37
�
∆�3−4
= perbandingan antara penurunan tekanan total sepanjang ruang
�
bakar dengan tekanan total masuk ruang bakar = 0,07
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat harga kerugian tekanan (pressure losses) untuk
ruang bakar turbular ...........(levebvre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, HemispherePub Listing Corporation,
New York, 1983, hal 112)
��
Ac′ =
2
4,35
=
2
= 2.17 m2
DC = √2,76
= 1,67 m
Al = k . Ac′
1/3
(1−��� ) 2 − λ
K= 1 - �∆� 3−4 �
�
− (λ .�)2
Dimana :
Msn = perbandingan saluran udara masuk slot dengan aliran total udara
ruang bakar = 0,12.
λ = koefisien penurunan tekanan udara masuk liner = 0,5
r = perbandingan luas casing dengan luas penampang masuk ruang bakar
= 6,0
maka :
1/3
(1−0,12) 2 − 0,5
K = 1 –� �
37−(0,5 .6) 2
= 0,756
Al = K . Ac′
= 0,756 x 2,19 m2
= 1,65 m2
��
DL = (4 )0.5
π
1.65 0.5
= (4 π
)
= 1,449 m
∆� 1 −1
�� � � �� �1− �� ��
LL = DL
dimana :
= 1.86 m
π
Aan = (Dic – Dol)
4
Dimana :
Dic = diameter dalam casing
= 1,67 m
π
Aan = (1,672 – 1,532)
4
= 0,3518 m
4 . ��
Dn =�
π
4 . 0,3158
=�
π
= 0,67 m
4.5 Hole
Hole merupakan lubang yang terdapat pada liner yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara dari annulus memasuki liner dan sebagai fluida pendingin
pada ruang bakar.
dimana :
man = massa aliran udara melewati annulus
= 0.9 x ma
= 641,630 x 0,9
= 577,46 kg/s
maka :
α
Ar = ....( Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983,hal 115).
�� . � 0,5
maka :
α = perbandingan laju aliran massa udara hole dengan laju aliran massa
udara annulus
�ℎ
α =
� ��
410,64 �� /�
=
577,46 �� /�
= 0,71
= 1 + 37
= 38
Maka :
α
Ar =
�� . � 0,5
0,71
=
0,54 . 38 0,5
= 0,213 m
�ℎ
Dh =�
�
dimana:
n = jumlah hole (8 direncanakan)
Maka :
0,075
Dh =� 8
= 0,096 m
= 9.6 cm
4.6 Burner
Burner berfungi sebagai pengatur dan pembakaran bahan bakar gas
sehingga terbentuk partikel – partikel yang sangat halus dan selanjutnya akan
masuk kedalam ruang bakar untuk bercampur dengan udara, burner terletak
dibagian atas liner yang terikat pada bagian atas casing. Burner terhubung dengan
sistem distrubusi bahan bakar.
�� /2
do = 0,5
��
9,2 �� .�� . � �� �
�
dimana :
do = diameter orifice yang dibutuhkan
mf = massa aliran bahan bakar
= 11,93 kg/sec
nrb = jumlah ruang bakar
= 2 (direncanakan)
AP = luas swiler chamber
= 0,0075 m2 (direncanakan)
� �� = jatuh tekanan pada atomizer/burner
= (100 ÷ 1700)kpa.... (Levebre,A.H,”Gas Turbine Combustion”, New York, 1983)
= 1200 (direncanakan)
SG = spesifik gravitasi bahan bakar
= 0,45277 kg/m2.s2 (data dari natural gas PT.PLN)
�� = jumlah burner 6 buah (direncanakan)
maka :
11,93/2
do = 0.007
9,2 � 6 . 0,4527 .12 � 10 5 � 0,5
= 0,0258 m
= 25,8 mm
L = 0,4 . do
= 0,4 . 0,0258 m
= 0,01032 m
= 10,32 mm
Laju pindahan panas untuk aliran gas pada tabung api ruang bakar dengan
aliran udara yang meliputinya dapat dicari dengan beberapa langkah - langkah
pertimbangan dalam perhitungannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah temperatur rata- rata yang terjadi pada ruang bakar, yang merupakan
hubungan antara temperatur udara laluan didalam annulus dengan temperatur rata
- rata yang terjadi didalam tabung api (liner).
Proses perpindahan panas yang terjadi didalam ruang bakar turbin gas
yang paling besar adalah proses perpindahan panas secara radiasi dan konveksi,
sedangkan proses perpindahan panas secara konduksi lebih kecil, karena pada
dinding liner dipasang batu tahan api.
dimana :
�3 + �4
TLl =
2
1323 + 793,38
=
2
= 1058,19o K
qrad l = 0.5 . 5,67 . 10-8 (1 + 0,75) . 0.7477 . 1323 1,5 (1323 2,5 – 1058,19 2,5)
= 48623,91392 W/m2
ε� .ε�
qrad 2 =δ (TL24 – T24)
ε� + ε� (1− ε� )(� � /� � )
Dimana :
ε� = Emisivitas bahan casing
= 0,63 (baja tahan karat)
ε� = Emisivitas bahan liner
= 0,63 (baja tahan karat)
1,65 � 2
=
2,17 � 2
= 0,7603
Maka :
0,63. 0,63
qrad 2 = 5,67 . 10-8 0.63+ 0,63 (1− 0,63)(0,7603 ) (975,494 – 627,984)
= 15570,406 W/m2
�� � ��
qkov 1 = 0,017 � � 0,8
(Tg – TL1)
��� 0,2 � �� . � �
Dimana :
kg = konduktivitas thermal gas
= 0,0806 W/m
maka :
0,0806 83,41
0,2 � � 0,8
qkov 1 = 0,017 (1323 –
1,389 1,5145 . 4,7932 � 10 −5
1058,19)
�� � ��
qkov 2 = 0,02 � � � 0,8
(TL2 – T2)
��
0,2
Aan .µ�
maka :
0,0476 320,815
0,2 � � 0,8
qkov 2 = 0,02 (975,49 – 627,98)
0,14 0,3518 .3,0476.10 −5
= 471448,6729 W/m2
dimana :
� �+� ��
kt =
2
29+ 1,04
=
2
=15,02 W/m.k
tt = tebal total liner
= tebal liner + tebal bata tanah liat tahan api
= 0,025 + 0,030
= 0,055 m
maka :
15,02
qkod 1-2 = (1058,19 – 975,49)
0,055
= 22584,618 W/m2
1. Buka solidwork, pilih file dan klik new file. Lalu OK kan pada New
Document solidwork
2. Lalu pilih front line dan klik kanan lalu pilih sceth
Setelah itu untuk menentukan kondisi batas pilih edge lalu klik kanan lalu
pilih create name selection lalu ketik inlet fuel dan tentukan zona inlet gas lalu
tekan OK, dengan cara yang sama tentukan inlet gas 1, inlet gas 2, outlet dan wall
dan tentukan zonanya masing - masing.
5. Mengatur Simulasi
Klik Setup
Lalu klik pada 2D, dan pada processing option klik serial lalu tekan OK.
Pilih model, atur sbb:
Energy-On
Viscous-standard k – e, standard wall fn
klik kiri 2 kali padaSpecies
Pada model pilih species transport
Pada Reaction pilih volumetric
Pada option pilih diffusion energy source
Pada mixture properties pilih methane-air
Pada Turbulence-chemistry interaction pilih eddy - dissipation
6. Mengatur material
Pilih material lalu klik kiri 2 kali lalu muncul create/edit material
lalu pada methane-air, atur Cp=1000, OK
Gambar 4.17. Jendela untuk memasukkan nilai inlet fuel pada ruang bakar
klik thermal lalu pada total temperature isi dengan 300 lalu klik OK
Gambar 4.19. jendela untuk memasukkan nilai species pada inlet fuel.
Gambar 4.21. Jendela untuk memasukkan nilai thermal pada inlet gas 1
Pilih species O2, isi dengan angka 0,23 lalu klik O.K
Gambar 4.22. Jendela untuk memasukkan nilai species pada inlet gas 1
Gambar 4.23. Jendela untuk memasukkan nilai mass flow pada inlet gas 2
Gambar 4.24. Jendela untuk memasukkan nilai thermal pada inlet gas 2
Gambar 4.25. Jendela untuk memasukkan nilai species pada inlet gas 2
Pilih outlet
lalu klik edit
klik momentun dan masukkan 996900 pada gauge pressure
pilih backflow Direction Specification method : Normal boundary
8. Perhitungan
Klik solution initialization:
Pada initialization methods pilih standard initialization
Pada compute from pilih all zone
klik initialize
9. Jalankan perhitungan
Klik run calculation, masukkan iterasi 200 lalu klik calculate, setelah perhitungan
selesai, masukkan kembali 200 dan lakukan iterasi kembali
Grafik Temperatur
Grafik Kecepatan
`
Gambar 4.32. Grafik distribusi kecepatan pada outlet ruang bakar
Grafik Tekanan
�1 �12 �2 �22
+ + Z1 = + + Z2
� 2� � 2�
Vector kecepatan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis ruang bakar pada sistem turbin
gas, baik itu pemilihan jenis ruang bakar, variabel - variabel serta dimensi yang
berkenaan dengan sistem perencanaan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
terpenting dalam tugas sarjana ini diantaranya:
a. Kompresor
− Tipe Axial kompresor
− efisiensi kompresor 84,87 %
− Temperatur masuk (T1) 303oK
− Tekanan masuk (P1) 1,013 bar
− Temperatur keluar (T2) 627,98oK
− Tekanan keluar (P2) 10,17 bar
− Daya Kompresor 217,831 MW
b. Ruang Bakar
− Tipe Vertikal Turbular
− Jumlah ruang bakar 2 (dua) buah
− Temperatur masuk (T2) 627,98oK
− Tekanan masuk (P2) 10.17 bar
− temperatur keluar (T3) 1323oK
− Tekanan keluar (P3) 9,969 bar
d. Turbin
− Tipe - Siklus Axial - terbuka
− Temperatur gas masuk 1323oK
− Temperatur gas keluar 793,38oK
− Efisiensi Turbin 90%
− Daya Turbin 433,10 MW
− Burner
Jumlah Burner 6 buah
Diameter orifice 25,8 m
Panjang ujung Orifice 10,32 mm
− Annulus
Luas Annulus 0,3518 m
− Hole
Luas Hole 0,075 m2
jumlah hole 8 buah
panjang hole 9,6 cm