Anda di halaman 1dari 1

Tenaga kerja asing (TKA) asal China paling banyak dipekerjakan di Indonesia dibandingkan TKA negara

lain. Berdasarkan data jumlah TKA 2018 yang diterima detikFinance dari Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemnaker), dari total TKA di Indonesia yang tercatat sebesar 95.335, sebanyak 32.209 berasal dari
China, atau 33,7% dari total.

Rasio terbesar penggunaan TKA khusus dipegang oleh AS sebesar 20,7%, Malaysia sebesar 1,8%,
Thailand sebesar 1,7%, Singapura sebesar 1,4%, Uni Emirat Arab sebesar 1,2%, Qatar sebesar 1,2%,
Jepang sebesar 0,9%, Taiwan sebesar 0,5%, Hong Kong sebesar 0,3%, dan Indonesia hanya 0,1%.

Pada tahun 2018, Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia mencapai 95.335 orang. Hal ini didukung dengan
fakta bahwa banyak nya TKA yang berkerja kawasan Industri Indonesia. China merupakan salah satu
Negara yang paling banyak meng ekspor tenaga kerja nya. Tercatat bahwa Cina menempati posisi pertama
sebagai ekportir tenaga kerja hingga 33.7% dari total seluruh TKA di Indonesia. Data tersebut didukung
dengan kebijakan yang di terapkan oleh pemerintah sejak 2018 yaitu One Belt One Road (OBOR). Sehingga
menyebabkan semakin terbuka kesempatan bagi TKA untuk masuk ke Indonesia. Hal ini menimbulkan pro
dan kontra terutama dikalangan masyarakat.

Masyarakat beranggapan bahwa pemerintah tidak memberikan kesempatan dan wadah yang cukup bagi
tenaga kerja asal Indonesia untuk berkontribusi bagi negaranya sendiri. Namun disisi lain, pemerintah
membatah dengan alasan bahwa pemerintah sedang memangkas TKA masuk ke Indonesia dengan
menggenjot kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Menurut data kemenker, tahun 2018
jumlah TKA di Indonesia menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pemerintah beranggapan
bahwa untuk menghentikan TKA masuk ke Indonesia, tenaga kerja lokal harus memiliki kemampuan SDM
yang setara atau lebih baik dari TKA sehingga dapat memenuhi kebutuhan Industri. Pemerintah telah
berupaya dengan maksimal untuk memberikan kesetaraan pendidikan bagi masyarakat daerah 3T seperti
membuka peluang beasiswa afirmasi, beasiswa 3T dan memberikan tenaga pengajar yang berkualitas
dengan program SM3T. Namun, Menurut data Kementrian pendidikan dan kebudayaan tahun 2017,
jumlah anak putus sekolah dasar mencapai lebih dari 25% sehingga keterampilan yang dimiliki tidak
memenuhi standar industri.

Menurut saya, sebagai warga Negara Indonesia, tentu menginginkan SDM dimanfaatkan sebaik-baiknya
oleh pemerintah. Solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk memangkas tenaga kerja asing di
Indonesia yaitu dibutuhkan pemerataan pendidikan formal sehingga SDM di Indonesia memiliki
penyerataan pendidikan. Selain itu pendidikan vokasi atau skill merupakan salah satu langkah yang dapat
di lakukan oleh pemerintah dengan membangun beberapa pusat pelatihan yang dapat diakses oleh setiap
kalangan sehingga, SDM di Indonesia juga dapat bersaing dengan TKA.

Sehingga, apabila setiap daerah memiliki kualitas SDM dengan keterampilan yang memadai dengan
memberlakukan pendidikan merupakan hal wajib bagi setiap warga Negara maka pemerintah Indonesia
tentu tidak perlu mengimpor TKA karena tenaga kerja lokal sudah dapat memenuhi kebutuhan Industri.

Anda mungkin juga menyukai