Tugas Besar: Satuan Operasi Dan Proses "Kristalisasi" Dosen Pengampu: Arie Febrianto Mulyadi, STP, MP
Tugas Besar: Satuan Operasi Dan Proses "Kristalisasi" Dosen Pengampu: Arie Febrianto Mulyadi, STP, MP
“KRISTALISASI”
Dosen Pengampu:
Kelas F
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
RESUME JURNAL KRISTALISASI
Percobaan Pendahuluan
Bertujuan untuk mengetahui rentang nilai pH yang menghasilkan
penyisihan fosfat terbesar. Pada Gambar 2 dapat dilihat kecenderungan nilai pH.
1. Evaporator Cristallizers
Kristaliser jenis ini mengkombinasikan antara pendinginan dan evaporasi
untuk mencapai kondisi supersaturasi (larutan lewat jenuh).
Pada gambar diatas terlihat bahwa umpan berupa larutan induk terlebih
dahulu dilewatkan melalui sebuah Heat Exchangers untuk dipanaskan. Heat
exchangers tersebut berada didalam evaporator. Didalam evaporator terjadi flash
evaporation yaitu, terjadi pengurangan jumlah atau kandungan pelarut dan terjadi
peningkatan kosentrasi zat terlarut. Dimana pada saat itu juga, keadaan zat terlarut
sudah lewat jenuh atau supersaturasi. Larutan yang sudah berada pada keadaan
lewat jenuh tersebut dialirkan menuju badan crystallizer untuk diperoleh padatan
berupa kristal. Dimana pada badan crystallizer terdapat mekanisme kristalisasi
yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal. Produk kristal dapat diambil sebagai hasil
pada bagian bawah crystallizer, namun tidak semua proses berjalan sempurna atau
dengan kata lain tidak semua cairan induk berubah menjadi padatan kristal.
Karena itu ada proses pengembalian kembali hasil pipa sirkulasi (circulating pipe)
atau proses recycle hasil kristaliasi. Terlihat bahwa umpan dan campuran umpan
dengan hasil yang masih belum padatan, dialirkan dengan paksa atau forced
circulation, serta adanya Heat Exchangers dapat membuat kenaikan titik didih
yang sempurna. Kenaikan titik didih pada Heat Exchangers pada Evaporator
untuk dapat membuat larutan menjadi lewat jenuh berkisar antara 3 – 100F untuk
sekali lewat. Bila kenaikan titid didih yang diharapkan untuk mendapatkan kristal
yang baik tidak sesuai, maka dapat digunakan beberapa evaporator untuk
menaikan titik didih, dimana kosentrasi zat terlarut akan meningkat juga. Karena
mengalir secara paksa menggunakan pompa, maka kecepatan aliran cukup tinggi,
sehingga akan mengakibatkan ketinggian permukaan larutan pada crystallizer
tidak tetap atau naik turun. Umumnya crystallizer jenis ini dibangun dengan
diameter 2 feet atau pada skala industri sekitar 4 feet atau lebih.
PTP Nusantara X (Persero) PG Pradjekan Bondowoso. Pada tahapan
ketiga dari proses pembuatan gula adalah proses penguapan dengan evaporator.
Penguapan nira dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam nirasampai diperoleh
nira dengannkekentalan tertentu. Penguapan ini dilakukan pada kondisi vacuum
agar sukrosa yang terkandung dalam nira tidak rusak atau pecah. Nira encer yang
memiliki brix 12-14% dikentalkan sehingga mencapai nilai brix 60-65% sehingga
air yang diuapkan sampai 50%. Penguapan dilakukan dengan menggunakan
system quadruple effect yang dalam hal ini uap dari evaporator terdahulu
digunakan sebagai pemanas bagi evaporator selanjutnya (Haikal, 2013).
PG Krebet Baru I. Mempunyai evaporator berjumlah lima buah dalam
susunan seri . dengan menggunakan system penguapan berseri dapat didapatkan
keuntungan yaitu apabiladigunakan empat rangkaian badan maka dengan satu
kilogram uap di dapat nira kurang lebih satu kilogram apabila digunakan empat
rangkaian badan maka dengan satu kilogram uap dapat diuapkan kurang lebih
empat kilogram air dan apabila digunakan lima rangkaian maka dengan satu
kilogram uap dapat diuapkan kurang lebih lima kilogram (Subiyantoro, 2010).
PT Nestle Indonesia Kejayan. Menggunakan evaporator jenis falling
film evaporator dengan system multiple effects dengan 4 effects yang di susun
secara parallel. Susu memasuki evaporator efek pertama dengan suhu pemanasan
yang telah ditentukan. Pada evaporator effect kedua konsentrat diuapkan dengan
suhu pemanas lebih rendah yang di peroleh dari uap air ( vapor ) hasil pemanasan
evaporator effects pertama (Syafiudin, 2010).
2. Draft Tube Baffle Cristallizers
Draft tube baffle (DTB) crystallizers atau plat buang/tabung isap
kristalisasi merupakan salah satu dari beberapa jenis alat kristalisator yang
didasarkan pada prinsip pemisahan debu atau uap dari bahan melalui fase lewat -
jenuh yang ditingkatkan sehingga diperoleh kristal – kristal yang besar. Alat ini
dilengkapi dengan tabung jujut (draft tube) yang berfungsi sebagai sekat untuk
mengendalikan sirkulasi magma, dan agitator propeller yang mengarah ke bawah
untuk memberikan sirkulasi yang terkendali di dalam kristalisator.
3. Vacuum Pans
Vacuum pan merupkan alat yang berfungsi sebagai tempat pembentukan
inti kristal. Prinsip kerjanya yaitu pengurangan kadar air pada kondisi vacuum.
Proses kristalisasi yang dibuat pada kondisi vaccum bertujuan agar suhu yang
digunakan untuk pemasakan tidak terlalu tinggi yaitu berkisar antara 60-650C
sehingga tidak merusak bahan. Kecepatan masakan di vaccum pan
dipengaruhi oleh kepekatan (brix) larutan thick liquor, semakin tinggi
kepekatan maka proses pemasakan semakin cepat. Hasil dari proses
kristalisasi disebut masscuite. Massecuite kemudian ditampung dalam receiver.
Pada receiver terjadi pengadukan agar larutan tidak membentuk gumpalan
kristal (Dwiastuti, 2010).
Prinsip vacuum pan dan kontruksinya hampir sama dengan evaporator.
Perbedaannya pada vacum pan bekerja secara individual (sendiri) sedangkan
pada evaporator bekerja secara paralel. Pada proses kristalisasi pada stasiun
masakan, diharapkan dapat diperoleh hasil dan daya guna yang tinggi antara lain
(Desa, 2004):
a. Pembentukan inti kristal.
b. Pembentukan inti kristal sampai didapat ukuran yang diharapkan
c. Merapatkan kristal sehingga dihasilkan produk masakan yang tinggi.
Vacuum pan merupakan hasil modifikasi dari short tube vertical
evaporator. Peracangan sistem impeller ini dibuat dengan alur peredaran cairan
dari atas ke bawah, dimana feed dibuat agar masuk dari satu titik didasar bejana.
Penerapan impeller ini secara efektif dapat meningkatkan pergerakan stilling tube.
Penambahan ini berguna untuk menyeragamkan panas didalam vacuum pan dan
kristal dapat tumbuh dengan bebas (Desa, 2004).
Vacuum pan sering digunakan pada industri gula. Kristal gula yang
dimasukkan dalam vakuum pan akan mengalami pembesaran hingga ukuran
tertentu. Bahan yang dimasukkan yaitu nira kental, gula leburan, dan molase.
Hasil resultan dari kristalisasi adalah berupa massecuite. Tingkat masakan
(kristalisasi) dilaksanakan dalam sistem ABC. Kristalisasi A dan B massecuite
dikerjakan dengan menggunakan batch pan yang dilengkapi dengan pengaduk,
sedangkan untuk C massecuite dikerjakan dengan continous pan untuk
"C" massecuite dikerjakan dengan continous pan (GMP, 2009).
Selain pabrik gula, pabrik produk susu seperti susu skim, susu penuh,
buttermilk, campuran es krim, dan lain-lain juga menggunakan vacuum pan.
Vacuum pan adalah suatu bejana yang digunakan untuk kondensasi atau
konsentrasi pada perpindahan sebagaian dari air yang mendidih. Upaya
menghindari efek negatif dari pemanasan pada titik didih dengan atm, proses yang
ada dalam bejana adalah mengurangi temperatur dimana panas yang diterapkan
tidak menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan pada produk (Tharp, 2013).
(Desa, 2004).
Beberapa industri yang menggunakan vacuum pan yaitu Gunung Madu
Plantation Lampung, PT Dharmapala Usaha Sukses Cilacap, Pabrik Gula
Madukismo Yogyakarta, Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri, dan lain-lain.
Dewi, Deviana, Fitrika dan Ali, Masduqi. 2003. Penyisihan Fosfat dengan
Kristalisasi dalam Reaktor Terfluidisasi menggunakan Media Pasir
Silika. Jurnal Purifikasi. 4[4]. 151-156.
Syaviudin, Imam Syafi’i. 2010. Laporan PKL Physical Tes Monitoring in Line
Laboratory di PT Nestle Indonesia Kejayan Factory Pasuruan.
Tharp, Bruce, W and Young, L, Steven. 2013. Tharp and Young on Ice Cream:
An Encyclopedia Guide to Ice Cream Scienceand Technology. DEStech
Publications Inc. USA.
NIM : 125100301111045
Blog : blog.ub.ac.id/irenne/
NIM : 125100301111075
Blog : blog.ub.ac.id/gitasyarifahali
NIM : 125100301111079
Blog : blog.ub.ac.id/qanita/
NIM : 125100301111083
Blog : blog.ub.ac.id/mifta/
NIM : 125100301111099
Blog : blog.ub.ac.id/karimah/