Anda di halaman 1dari 11

A.

Tugas dan Perkembangan pada Lansia


Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir
kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah
tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas
dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan
perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel,
yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan
kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain.
Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan
teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel,
umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang
beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika
telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
1) Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
2) Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
3) Membina kehidupan rutin yang menyenangkan
4) Saling merawat sebagai suami-istri
5) Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang
positif (menjadi janda atau duda).
6) Melakukan hubungan harmonis dengan anak-anak dan cucu-cucu.
7) Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

B. Penyesuaian Diri terhadap Perubahan Fisik


Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan
penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia
madya.
1. Perubahan dalam Penampilan
Penampilan seseorang memegang peranan penting terutama dalam
penilaian sosial, sambutan sosial, dan kepemimpinan. Mereka yang
berusia madya, memberontak terhadap penilaian status tersebut yang
mereka takuti ketika penampilan mereka menurun. Bagi pria, terdapat
kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orang-orang yang lebih muda,
lebih kuat, dan lebih enerjik, yang lebih cenderung untuk menilai
kemampuannya dalam mempertahankan pekerjaannya dalam kaitannya
dengan penampilan. Bagi pria maupun wanita, selalu terdapat ketakutan
bahwa penampilan usia madya mereka akan menghambat kemampuan
mereka untuk mempertahankan pasangan, ataupun mengurangi daya tarik
terhadap lawan jenisnya.
2. Perubahan dalam Kemampuan Indera
Perubahan yang paling nampak dan merepotkan terdapat pada mata
dan telinga. Perubahan fungsional dan generative pada mata berakibat
mengecilnya bundaran kecil pada anak mata, mengurangnya ketajaman
mata akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak, dan tumor.
Kebanyakan orang berusia madya menderita presbiopi atau kesulitan
melihat sesuatu dari jarak jauh. Kemampuan mendengar juga melemah,
akibatnya harus mendengarkan sesuatu secara lebih sungguh-sungguh
daripada yang mereka melakukan pada masa lalu. Disamping menurunnya
kemampuan mendengar, penurunan daya cium juga terjadi karena jumlah
rambut hidung yang bertambah, sehingga mempengaruhi rangsangan daya
cium.
3. Perubahan dalam Keberfungsian Fisiologis
Perubahan ini, sebagian besar bagian tubuh, langsung atau tidak
langsung diakibatkan perubahan jaringan tubuh. Seperti gelang karet yang
tua, dinding saluran arteri menjadi rapuh denan bertambahnya usia.
Keadaan tersebut dapat menimbulkan kesulitan sirkulasi, meningkatnya
tekanan darah, khususnya orang gemuk dapat menyebabkan komplikasi
jantung. Fungsi kelenjar tubuh menjadi lembam. Pori-pori dan kelenjar-
kelenjar pada kulit yang membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih
pelan, sehingga bau badan bertambah. Berbagai kelenjar yang
dihubungkan dengan proses pencernaan berfungsi lebih lambat, sehingga
mengalami masalah karena pencernaan menjadi lebih sering bekerja.
4. Perubahan pada Kesehatan
Masalah kesehatan mencakup kecenderungan untuk mudah lelah,
telinga berdengung, sakit pada otot, kepekaan kulit, pusing, sakit pada
lambung (konstipasi, asam lambung, dan sendawa), kehilangan selera
makan, dan insomnia. Bagaimana usia madya mempengaruhi kesehatan
individu, tergantung pada banyak faktor, seperti faktor keturunan, riwayat
kesehatan, tekanan ekonomi dalam hidup, dan kemauan untuk
menyesuaikan diri dengan pola hidup untuk mengubah kondisi jasmani.
5. Perubahan Seksual
Wanita memasuki masa menopause, dimana masa menstruasi berhenti,
dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria
mengalami masa klimaterik.

C. Penyesaian Diri terhadap Peruahan Mental


Suatu studi yang dilaporkan oleh Kangas dan Bradway menyimpulkan
bahwa kecerdasan dapat sedikit meningkat pada masa usia madya, terutama
pada mereka yang tingkat kecerdasannya tinggi. Pria menunjukkan
peningkatan nilai IQ pada saat mereka menjadi semakin tua, sedang wanita
menunjukkan sedikit penurunan. Karena pria secara mental harus lebih
waspada dan siap untuk bersaing dalam kerja daripada wanita bersaing untuk
membawakan peran sebagai pengatur rumah.

D. Penyesuaian Diri terhadap Minat yang Berubah


Perubahan minat yang ada pada usia madya terjadi sebagai akibat dari
perubahan tugas, tanggung jawab, kesehatan dan peran dalam hidup.
Konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja sedangkan wanita jauh
lebih tegas dan konkrit pada usia madya dibanding pria, konsekuensinya,
perubahan keinginan ini lebih berkesan.
1. Penampilan dan Pakaian
Minat dalam penampilan, yang mulai berkurang setelah menikah dan
khususnya selama tahun-tahun awal sebagai orang tua semakin nampak
pada waktu perubahan fisik yang terjadi, yang dibarengi dengan semakin
bertambahnya usia. Pria semakin sadar terhadap pernanan pakaian
daripada yang biasa ia pakai pada masa muda dulu atau pada waktu status
kepegawaiannya masih rendah karena pada masa ini mereka dapat
mencapau puncak karier. Pada wanita, kesadaran tentang peranan pakaian
lebih kecil dibandingkan dengan pria atau pada masa remaja, tetapi
mereka juga sepakat bahwa peranan pakaian dan dandadan penting agar
usaha dan dunia sosialnya berhasil.
2. Uang
Bagi pria yang berasal dari kelompok yang tidak memiliki ketrampilan
atau setengah-setengah, selama mereka berusia madya pekerjaannya
kurang mantap. Terlebih, kecepatan menurunnya sebanding dengan
kesulitan yang mereka peroleh dalam mempelajari teknik baru, yang
memaksa mereka untuk menerima perkerjaan dengan upah yang lebih
rendah dibandingkan dengan upah mereka pada awal masa puncak
kariernya. Akibat dari kesehatan yang buruk, utang yang dibawa atau
tanggung jawab ekonomi dari keluarga cenderung beban uang bagi pria
dari semua kelompok pekerja , kecuali mereka yang pendapatannya lebih
banyak dari tuntutan kebutuhannya. Wanita usia madya lebih tertarik pada
uang daripada pria, baik dalam bentuk harta benda sebagai alat
pembanding dengan teman-temannya maupun dalam bentuk keamanan
bagi dirinya seperti kesinambungan nafkah apabila ia sakit atau
meninggal, atau kalau terjadi perceraian.
3. Symbol Status
Karena orang usia madya suka berpikir dan mawas diri sebagai
generasi pemimpin yaitu kelompok yang mempunyai kekuasaan dan
kekuatan paling besar, mereka ingin memiliki harta benda yang dapat
digunakan untuk menyatakan status mereka kepada orang atau kelompok
lain
4. Agama
Banyak orang usia madya tertarik pada kegiatan yang berhubungan
dengan keagamaan daripada yang pernah mereka kerjakan pada waktu
muda walaupun keinginannya ini mungkin bukan karena alasan
keagamaan. Contohnya karena mereka memiliki banyak waktu luang dan
menganggap bahwa kegiatan keagamaan atau sosial dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhannya. Keinginan untuk lebih terlibat dengan
kegiatan keagamaan akan semakin besar setelah seseorang kehilangan
keluarga atau teman dekatnya.
5. Urusan Kemasyarakatan
Pria dan wanita berusia madya, yang merasa diri mereka sebagai
pemimpin dalam kehidupan sosial seperti terjadi di rumah dan
pekerjaanya, juga merasa bahwa masa madya merupakan saat untuk
melayani. Orang yang berusia madya sudah mempunyai perkerjaan yang
mantap, dan bagi ibu rumah tangga, tugas rumah tangganya sudah
berkurang. Dengan demikian mereka dapat lebih banyak memanfaatkan
waktu untuk kegiatan masyarakat, melayani masyarakat, gereja, dan
lembaga professional, atau berperan dalam kepemimpina organisasi.
6. Rekreasi
salah satu tugas perkembangan pokok selama masa usia madya adalah
belajar menggunakan waktu luang dengan cara yang memuaskan. Ini
merupakan tugas yang sulit karena baik pria maupun wanita pada usia ini
mempunyai waktu luang yang lebih banyak, dibandingkan dengan awal
masa mudanya. Karena itu, biasanya mereka meningkatkan jumlah
kegiatan yang bersifat rekreasional.

E. Penyesuaian Sosial
Usia madya sering membawa perubahan minat dalam kehidupan sosial.
Sebagai pasangan yang tanggung jawab keluarganya berkurang dan status
ekonomi mereka meningkat, mereka dapat lebih banyak terlibat dengan
kegiatan sosial dibanding semasa mudanya. Banyak orang yang berusia
madya terutama kaum wanitanya, menyadari bahwa kegiatan sosial dapat
menghilankan kesepian karena anak-anaknya sudah dewasa semua dan mulai
berkeluarga.
Selama usia madya, orang senang terhadap kegiatan menjamu teman
dalam bentuk acara makan malam, pesta dan pada umumna kehidupan sosial
mereka senang berkumpul dengan jenis kelamin yang sama. Kemudian bila
seseorang mulai memasuki masa pension, dengan berkurangnya pendapatan
kegiatan dalam masyarakat mulai berkurang. Akibatnya, mereka cenderung
menghabiskan waktunya dengan anggota keluarga. Kegiatan sosial dalam
masyarakat dipengaruhi oleh status kelas sosial seseorang.
A. Contoh Kasus

Inisial Partisipan I : H
Umur partisan : 60 tahun
Pekerjaan yang dulu : Pegawai perusahaan bosowa
Sekarang sebagai ketua pengurus Masjid Nurul Iman III, Telkomas, jln telegrap 1
1. Bagaimana perbedaannya ketika masih kerja dan setelah pensiun?
Waktu bekerja yang diutamakan adalah tugas, setelah pensiun yang
diutamakan adalah kewajiban. Tugas adalah beban tanggung jawab yang
diberikan untuk perusahaan sesuai dengan perundang-undangan dari
perusahaan yang berlaku dan harus mencapai target. Kewajiban adalah dasar
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dimana kita berdomisili.
Contohnya diberi tugas dari masyarakat, kalau ketua rt ada tugasnya, sebagai
pengurus masjid ada tugasnya, semua ada tugasnya.
2. Adakah kekhawatiran yang dirasakan setelah masuk usia keatas dan pensiun,
a. Ada. Kekhawatiran yang pertama adalah pendapatan.
b. Pendapatan tidak sama pada waktu aktif. Ketika masih bekerja 100%
penghasilan.
c. Nah setelah pensiun, kita cuma terima 30%. Bisa dibilang gaji buta.
d. Dulu kan ada bonus gaji ke-13, bonus gaji tiga bulan sekali, bonus kerja,
dsb. Sekarang harus pikir-pikir dulu kalau mau beli barang.
e. Yang kedua adalah masalah stress.
3. Apakah anda merasa stress?
Tidak, karena apa? Karena semua itu kita kembali kepada Allah bahwa
segala karunia yang kita berikan pada waktu tua menjelang umur, nikmat itu
dikurangi sedikit demi sedikit.
Yang pertama rejeki dikurangi, dari 100% menjadi 30%. Kedua
kesehatan menurun, saya kalau shalat saja sakit, asam urat. Lihat saja orang-
orang yang pensiun keluhan pertamanya itu sakit di kaki, sudah tidak bisa
pergi jauh lagi, pendengaran berkurang, mata kabur. Namun, kita tidak
merasakan bahwa itu adalah nikmat yang diambil sedikit demi sedikit.
4. Perbedaan mengenai waktu luang ketika bekerja dulu,
Digunakan untuk, kalau saya itu, waktu luang yang mana dulu. Karena
saya dulu masuk kerja jam tujuh pagi, berhenti jam duabelas, istirahat sampai
jam satu. Dan bekerja lagi sampai jam lima sore. Kalau ada pekerjaan lagi jam
tujuh malam sampai jam sebelas. Belum lagi urusan yang lain.
Pewawancara : waktu yang satu jam itu Pak, dari jam duabelas sampai
jam satu. Untuk Ishama. Istirathat, makan, shalat.
Ada juga kita bagi hari sabtu minggu kalau tidak ada piket untuk
keluarga. Bercanda bersama, bagi waktu bersama, olahraga. Jadi, waktu luang
adalah waktu dimana kita tidak melakukan kegiatan untuk perusahaan. Kalau
sekarang lebih banyak waktu untuk berkenalan.
5. Mengapa anda masih memilih untuk bekerja dalam hal ini sebagai pengurus
masjid,
Pengurus masjid itu bukan pekerjaan. Siapa yang mau jadi pengurus
kalau tidak digaji? Kan tidak digaji. Namun kita ditunjuk sebagai masyarakat
yang dipilih untuk menjalankan amanah sebagai, timbul pertanyaan kenapa
saya yang dipilih? Kenapa kamu dipilih sebagai? Kenapa jokowi dipilih
sebagai presiden? Karena adanya kemampuan, kemampuan untuk memimpin,
melaksanakan amanah, dan untuk bertindak.
6. Bagaimana pemaknaan hidup anda sekarang?
Saya lebih tegas dari sebelum pensiun, lebih mengenal diri dari
sebelumnya. Lebih dekat dengan Allah SWT. Apa contohnya : Shalat tidak
pernah terlambat lagi. Kalau shalat tidak pernah terlambat, maka kita harus
tau makna dari shalat. Shalat itu untuk mencegah dari perbuatan keji dan
munkar, kalau masih melakukan perbuatan keji maka shalatnya perlu
ditanyakan. Lebih bagus sekarang karena waktu luang maka banyak kenalan,
juga kalau masjid ini ramai. Dukanya kalau tidak ada yang pergi. Bagaimana
perasaannya kalau tidak ada yang pergi? Sedih kan. Mengapa banyak yang
tidak pergi ke masjid, padahal masjid sudah dibersihkan, karpet sudah
disediakan, lantai sudah dipel, tinggal pergi shalat saja.
Aspek keluarga, kita semakin lebih bertanggung jawab. Bukannya apa,
tugas dari orangtua ada tiga :
a. Memberi nama yang baik.
b. Mengaqikahkan.
c. Menikahkan.

Mendidik anak juga sesuai dengan Al-Qur’an. Kita kan tidak tahu anak
pergi ke mana, sama siapa, kita ingatkan supaya dia tetap mengingat Allah
dan Allah mengingatnya. Shalat itu yang paling penting.

B. Analisis Hasil Wawancara


Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan yang didapatkan oleh H ketika bekerja dan pensiun. Mulai dari
perbedaan orientasi apa yang dikerjakan seperti ketika masih bekerja tugasnya
hanya berasal dari bos dan ketika pensiun tugasnya berasal dari masyarakat
sekitar tempat ia tinggal. Pemilihan pekerjaan usai pensiun sebagai penjaga
mesjid dan keterangan bahwa ia tidak digaji akan hal tersebut. Hal tersebut dapat
dikaitkan dengan teori bahwa pria pada lanjut usia biasanya lebih tertarik pada
jenis pekerjaan yang statis daripada pekerjaan yang bersifat menantang, yang
mereka sadari tak mungkin akan ada. Akibatnya, mereka lebih puas dengan
pekerjaannya dalam hal tersebut tidak mempengaruhi sikap mereka terhadap
pekerjaannya ketika mereka menikmati apa yang mereka kerjakan (Hurlock,
1980). Para peneliti juga menemukan bahwa bertindak sebagai sukarelawan di
usia lanjut berkaitan dengan sejumlah hasil yang positif (Burr, 2009). Dampak
positif dari kerja sukarela ini disebabkan oleh adanya aktivitas-aktivitas yang
konstruktif dan peran-peran yang produktif, integrasi sosial, dan meningkatkan
makna hidup (Tan & kawan-kawan, 2007). Adanya perbedaan waktu yang
dirasakan ketika bekerja dan bekerja usai pensiun yang dikatakan H dapat
dikaitkan dengan teori dimana orang-orang lanjut usia yang berolahraga secara
teratur, keluar, dan menghadiri berbagai pertemuan, berpartisipasi dalam aktivitas
keagaaman dan berlibur akan lebih puas dalam menjalani kehidupannya
dibandingkan mereka yang memisahkan diri dari masyarakat (Levin, Chatters,
dan Taylor, 2010; Venturelli, dkk, 2010).
Daftar Pustaka

Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Papilia E. Diane, dkk. 2008. Human Development. Jakarta: Prenada Media Group

Santrock J.W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga

Hurlock B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentan Kehidupan). Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai