Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Anuitas dapat didefenisikan pembayaran premi asuransi, pembayaran hipotik,
pembayaran bunga atas obligasi, pembayaran sewa, pembayaran secara cicilan, pembayaran
uang pensiun adalah beberapa contoh daripada sebagai suatu rangkaian pembayaran atau
penerimaan berkala atau periodik dari sejumlah uang yang sama besarnya dan dibayar atau
diterima pada setiap periode waktu yang sama selama jangka waktu tertentu pembayaran atau
penerimaan secara anuitas.

Berdasarkan jangka waktu, anuitas dapat dibagi dua yaitu :anuitas yang jangka waktu
pembayarannya sudah pasti(annuity certain) dan anuitas yang jangka waktu pembayarannya
tergantung kepada beberapa peristiwa yang bersifat tidak pasti(contingen annuity). Jika
dilihat dari waktu pembayarannya ,anuitas dapat dibagi dua yaitu anuitas biasa (ordinary
annuity) dan anuitas dimuka (annuity due). Anuitas biasa adalah suatu anuitas yang dibayar
pada setiap akhir periode pembayaran, sedangkan anuitas dimuka adalah suatu anuitas yang
dibayar pada setiap awal periode pembayaran. Kemudian berdasarkan ketepatan antara
periode pembayaran anuitas dengan periode perhitungan bunga anuitas tersebut, anuitas
dapat dibagi dua yaitu anuitas sederhana(simple annuity) dan anuitas umum(general
annuity). Anuitas sederhana adalah suatu anuitas dimana periode pembayarannya adalah
bertepatan atau bersamaan dengan periode perhitungan bunga anuitas tersebut. Anuitas
umum adalah suatu anuitas dimana periode pembayarannya tidak bertepatan atau tidak
bersamaan dengan periode perhitungan bunga anuitas tersebut.

Page | 1
I.2 TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu :
 Untuk mengetahui pengertian anuitas
 Untuk mengetahui persamaan umum anuitas biasa
 Untuk mengetahui pembagian dari anuitas

Page | 2
BAB II PEMBAHASAN MATERI

II.1 DEFENISI ANUITAS

Untuk memahami pengertian anuitas, perhatikan contoh berikut ini yang sering
ditemui dalam kehidupan sehari- hari.

Contoh: :
Sebagai seorang pegawai negeri, pak Dody mendapatkan fasilitas kredit perumahan dari
Bank Tabungan Negara di kompleks perumahan tasbih setia budi Medan. Di samping
pembayaran uang muka, pak Dody mempunyai kewajiban untuk melunasi kredit dengan cara
angsuran. Pembayaran dilakukan secara teratur setiap bulan sebesar Rp 165.725,00.

Sistem (cara) pembayaran yang dilakukan oleh pak Dody itu merupakan contoh dari
anuitas.

Dalam sistem pembayaran tersebut terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :

(1) Jumlah uang yang dibayarkan adalah tetap.


(2) Selang waktu pembayarannnya juga tetap.

Jadi ,

Anuitas (annuity) adalah suatu rangkaian pembayaran/ penerimaan sejumlah uang


umumnya sama besar, dengan periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran.

Anuitas secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Anuitas biasa (ordinary annuity), yaitu jika pembayaran dilakukan setiap akhir
periode (mulai satu periode lagi).
2. Anuitas muka (annuity due), yaitu jika pembayaran dilakukan setiap awal periode
(pembayaran mulai hari ini).
3. Anuitas ditunda (deferred annuity), yaitu jika pembayaran dilakukan setelah
bebrapa periode.

Page | 3
II.1.1 ANUITAS BIASA

Anuitas biasa (ordinary annuity), yaitu jika pembayaran dilakukan setiap akhir
periode(mulai satu peride lagi).

Persamaan yang dipakai dalam anuitas biasa ada dua , yaitu untuk nilai sekarang
(present value) dan untuk nilai akan datang(future value). Persamaan untuk nilai sekarang
dapat digunakan untuk menghitung besarnya cicilan per bulan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR), cicilan utang sewa guna usaha (leasing), tingakt bunga efektif dari suatu pinjaman,
lamanya periode waktu yang diperlukan, nilai sekarang dari rangkaaian pembayaran di
kemudian hari, dan saldo pinjaman pada saat tertentu.

Sedangkan persamaan untuk nilai yang akan datang dapat digunakan untuk mencari
nilai akhir dari suatu tabungan atau nilai tabungan pada saat tertentu, lamanya waktu yang
diperlukan untuk bisa mencapai jumlah tabungan tertentu, dan besarnya tabungan yang harus
dilakukan setiap periode untuk bisa memperoleh jumlah tertentu.

a. NILAI SEKARANG DARI ANUITAS

Nilai sekarang dari suatu anuitas hampir sama dengan nilai masa depan dari suatu
anuitas, hanya saja pembayaran per periodenya berdasarkan nilai sekarang. Jadi, nilai
sekarang dari suatu anuitas adalah jumlah dari nilai- nilai sekarang dari setiap periode
pembayaran atau penerimaan uang tertentu. Nilai sekarang dari anuitas ini biasanya
dilambangkan dengan PV.

Misalkan suatu anuitas dengan pembayaran Rp 1 dilakukan pada akhir setiap tahun
selama n tahun. Nilai sekarang dari pembayaran pertama pada akhir tahun pertama adalah
(1 + i)−1; nilai sekarang dari pembayaran kedua pada akhir tahun kedua adalah (1 + i)−2;
nilai sekarang dari pembayaran ketiga pada akhir tahun ketiga adalah (1 + i)−3; dan
seterusnya sampai pada pembayaran akhir tahun ke-n. Karena nilai sekarang dari suatu
anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari masing masing pembayaran, maka dapat
ditulis rumusnya adalah ,

PV = (1 + i)−1 +(1 + i)−2 + ⋯ + (1 + i)−n (1)

Jika difaktorkan dengan (1 + i)−n , maka Persamaan (1) akan menjadi,

Page | 4
PV = (1 + i)−n [1 + (1 + i)+(1 + i)2 + ⋯ + (1 + i)n−2 ] (2)

Karena Sn = [1 + (1 + i)+(1 + i)2 + ⋯ + (1 + i)n−2 ], maka Persamaan (2) menjadi,

PV = (1 + i)−n [Sn ]

(1 + i)n − 1
PV = (1 + i)−n [ ]
i

Dengan demikian,

1 − (1 + i)−n
PV = [ ]
i

Jadi, jika A merupakan pembayaran per periode yang dibuat dalam rupiah, maka nilai
sekarang anuitas PV, selama n periode pembayran adalah,

1 − (1 + i)−n
PV = [ ]A (3)
i

dengan :

PV = present value atau nilai di awal periode atau nilai sekarang

i = tingkat bunga/ periode

n = jumlah periode

A = anuitas atau pembayaran/ periode

(1−(1+i)−n )
dalam persamaan ini disebut faktor anuitasnilai sekarang dan
i
dinotasikan 𝑎n˥i

Contoh :

Hitunglah nilai sekarang dari uang Rp 1.000.000 yang diterima setiap tahun selama lima
tahun mulai satu tahun lagi jika tingkat bunga yang relevan adalah 15% p.a.

Dik :

I = 0,15

A = Rp 1.000.000

Page | 5
n = 5 tahun

Dit :

PV = ... ?

Penyelesaian :
1 − (1 + i)−n
PV = [ ]A
i

(1 − (1 + 0,15)−5 )
PV = Rp 1.000.000
0,15

PV = Rp 3.352.155,10

b. MENGHITUNG BESAR CICILAN

1−(1+i)−n
Dari persamaan (3) PV = [ i
]A kita dapat menurunkan persamaan baru untuk
mencari cicilan atau angsuran yaitu A.

PV = an˥i × A

(1−(1+i)−n )
= A
i

PV
A =
an˥i

PV
A = (1−(1+i)−n )
(4)
i

Contoh

Rina meminjam uang sebesar Rp 10.000.000 dengan bunga 12 % p.a. Jika pinjaman tersebut
harus ia lunasi dalam 24 kali cicilan bulanan, berapakah besarnya cicilan yang harus ia bayar
setiap bulannya?

Jawab :

PV = Rp 10.000.000

Page | 6
n = 24

12%
i= = 1% = 0,01
12

PV
A=
an˥i

Rp 10.000.000
=
a24˥1%

A = Rp 470.734,72

c. MENGHITUNG JUMLAH PERIODE

Persamaan untuk mencari jumlah periode atau n dengan cara sebagai berikut :
(1 − (1 + i)−n )
PV = [ ]A
i

PV (1 − (1 + i)−n )
=[ ]A
A i

PV. i
(1 − (1 + i)−n ) =
A
PV. i
1− = (1 + i)−n
A
PV. i
log ( ) = log(1 + i)−n
A
PV.i
log (1 − )
A
−n = −
log(1 + i)
PV.i
log (1 − )
A
n=− (5)
log(1 + i)

Contoh:

KPR sebesar Rp 210.000.000 dikenakan bunga 18% p.a. Jika besarnya angsuran perbulan
adalah rp 3.783.889,18,dalam berapa lama KPR tersebut akan lunas?

Page | 7
PV = RP 210.000.000

18%
i = = 1,5% = 0,015
12

A = RP 3.783.889,18

PV.i
log (1 − )
A
n=
log(1 + i)

Rp210.000.000x0.015
log (1 − )
Rp 3.783.889,18
n=−
log(1 + 0,015)

log 0,167523188
n=−
log1,015

(−0,77592507)
n=−
0,00646604

n = 120bulan atau 10 tahun

Jadi, KPR tersebut akan lunas dalam 120bulan atau 10 tahun.

d. MENGHITUNG TINGKAT BUNGA

Sampai saat sudah didapatkan persamaan untuk menghitung nilai sekarang (PV),
angsuran (A), atau lamanya periode (n). Untuk mencari tingkat bunga per periode (i),
sayangnya kita tidak dapat menurunkan persamaan (29). Yang dapat dilakukan untuk mencari
i jika diberikan variabel lainnya (PV, A, dan n) adalah mencoba satu nilai i yang bisa
memenuhi persamaan.

Apabila nilai i itu tidak memenuhi ,kita dapat mencoba nilai i yang baru dan demikian
seterusnya hingga kita mendapatkan nilai i yang memenuhi persamaan. Pencarian nilai i
seperti ini disebut dengan metode trial and error , yang artinya coba, kalau salah coba yang
lain. Oleh karena itu ,dalam mencari nilai i diperlukan waktu yang relatif lama dibandingkan
dengan mencari variabel lain karena tidak ada persamaan eksplisit dengan i disebelah kiri dan
variabel lainnya (kecuali i) disebelah kanan.

Page | 8
Contoh:

Sebuah perhiasan bernilai Rp.30.000.000 tunai dapat dibeli dengan 12kali angsuran bulanan
masing-masing sebesar Rp 2.758.973,49.Berapakah tingkat bunga yang dikenakan ?

Jawab

i =1,5%=0,015

A =Rp2.758.973,49

PV =Rp 30.000.000

n =12

(1−(1+i)−𝑛 )
PV = A
i

(1−(1+i=0,015)−12 )
PV = x Rp 2.758.973,49
0,015

PV = Rp 30.093.517,7

Ternyata PV Rp 30.000.000 sehingga kita harus mencoba i yang baru. Karena PV yang
didapat Rp 30.000.000 maka kita harus mencoba dengan nilai i yang lebih besar lagi,
misalkan 19% p.a.

19%
i = 0,0158333
12

A = Rp. 2.758.973,49

PV = Rp 30.000.000

n = 12

A = Rp. 2.758.973,49

PV = Rp 30.000.000

n = 12

(𝟏−(𝟏+𝟎,𝟎𝟏𝟓𝟖𝟑𝟑𝟑)−𝟏𝟐 )
PV = 𝟎,𝟎𝟏𝟓𝟖𝟑𝟑𝟑
×RP. 2.758.973,49

Page | 9
PV = Rp 29.937.889,81

Ternyata Pv ≠ Rp 30.000.000 sehingga kita harus mencoba i yang baru. Karena PV yang
didapat < Rp 30.000.000 degna i = 19% p.a. dan PV yang di dapat Rp 30.000.000 dengan i
=18% p.a. , maka kita dapat ambil kesimpulan bahwa tingkat bunga berada diantara 18% p.a.
dan 19% p.a. Selanjutnya, kita bisa mencobamisalkan 18,5% p.a.:

18,5%
𝑖 = 0,01541666 ( )
12

A = Rp. 2.758.973,49

PV = Rp 30.000.000

n = 12

(1−(1+i)−𝑛 )
PV = A
i

(1−(1+0,01541666)−12 )
PV = × Rp 2.758.973,49
0,01541666

PV = Rp 30.015.556,77

Karena PV masih > Rp 30.000.000 , kita naikan tingkat bunga lagi menjadi 18,6% p.a. atau
1,55% per bulan.

I = 0,0155

A = Rp. 2.758.973,49

PV = Rp 30.000.000

n = 12

(1−(1+i)−𝑛 )
PV = A
i

(1−(1+0,0155)−𝑛 )
PV = × Rp. 2.758.973,49
0,0155

PV = Rp 30.000.000

Jadi, i=1,55% per bulan atau 18,6% p.a.

Page | 10
BAB III PENUTUP

III. 1 KESIMPULAN

Dari pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan , yaitu :

1. Anuitas (annuity) adalah suatu rangkaian pembayaran/ penerimaan sejumlah uang


umumnya sama besar, dengan periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran.
2. Anuitas secar garis besar dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

*Anuitas biasa (ordinary annuity), yaitu jika pembayaran dilakukan setiap akhir
periode (mulai satu periode lagi).

*Anuitas muka (annuity due), yaitu jika pembayaran dilakukan setiap awal
periode(pembayaran mulai hari ini).

*Anuitas ditunda (deferred annuity), yaitu jika pembayaran dilakukan setelah


bebrapa periode.

3. Persamaan yang dipakai dalam anuitas biasa ada dua , yaitu untuk nilai sekarang (present
value) dan untuk nilai akan datang(future value)

4. rumus persamaan anuitas nilai sekarang adalah

(1 − (1 + 𝑖)−𝑛 )
𝑃𝑉 = 𝐴
𝑖

Page | 11
DAFTAR PUSTAKA

Kalangi, Josep Bintang. 2008. Matematika Ekonomi & Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.

Frensidy, Budi. 2008. Matematika Keuangan Edisi 3. Jakarta: Salemba


Empat.
Bu’ulolo, Faigiziduhu. 2010. Matematika Keuangan. Medan: USU Press.
Spiegel, Murray R. 1987. Matematika Dasar. Jakarta: Erlangga.
http://www.scribd.com/doc/13771014/Matematika-Keuangan-ANUITAS-BIASA-
Indra-Maipita

Page | 12
LAMPIRAN

1. Sebuah pinjaman dikenakan bunga 18%p.a dan dapat dilunasi dengan 12 kali cicilan
masing-masing Rp 10.000.000 per tahun.Berapakah besar pinjaman tersebut?
Jawab
𝐴 = 𝑅𝑝 10.000.00
𝑖 = 18% = 0,18
𝑛 = 12
(1 − (1 + 𝑖)−𝑛 )
𝑃𝑉 = 𝐴
𝑖
(1 − (1 + 0,18)−12 )
𝑃𝑉 = 𝑋 𝑅𝑝 10.000.000
0,18
𝑃𝑉 = 𝑅𝑝 47.932.249
2. Sepasang pengantin baru berniat membeli rumah dengan menggunakan fasilitas kredit
pemilikan rumah (KPR) dari sebuah bank.Rumah yang akan mereka beli berharga tunai Rp
300.000.000 dan KPR bank mensyaratkan uang muka (doen payment-DP)sebesar 30% dari
harga rumah tersebut dan pembeli dikenakan bunga 15% p.a. untuk sisanya .Apabila
pasangan tersebut ingin melunasi KPR-nya dalam 60 bulan ,berapakah angsuran per bulan
yang harus mereka bayar?
Jawab
Harga rumah = Rp 300.000.000
Uang muka =Rp 30% x Rp 300.000.000
=Rp 90.000.000
KPR yang harus diangsur =Rp 300.000.000 – Rp 90.000.000
=Rp 210.000.000
𝑃𝑉 = 𝑅𝑝 210.000.000
𝑛 = 60
15%
i= = 1.25% = 0,0125
12
𝑃𝑉
𝐴=
an˥i
𝑅𝑝210.000.000
=
a60˥1,25%
𝑅𝑝. 210.000.000
= (1−(1+0,0125)−60 )
0,0125

A = Rp. 4.995.885,328.

Page | 13
3.Apakah fungsi dari persamaan untuk mencari nilai akan datang?
Jawab:
Persamaan untuk nilai yang akan datang dapat digunakan untuk mencari nilai akhir dari suatu
tabungan atau nilai tabungan pada saat tertentu, lamanya waktu yang diperlukan untuk bisa
mencapai jumlah tabungan tertentu, dan besarnya tabungan yang harus dilakukan setiap
periode untuk bisa memperoleh jumlah tertentu.
4.Persamaan apa sajakah yang dipakai dalam anuitas biasa ?
Jawab :
Persamaan yang dipakai dalam anuitas biasa yaitu :
untuk nilai sekarang (present value)
untuk nilai akan datang(future value)
5. Apa sajakah yang perlu diperhatikan pada system pembayaran secara anuitas ?
Jawab :
1. Jumlah uang yang dibayarkan adalah tetap.
2. Selang waktu pembayarannnya juga tetap.

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai