Tujuan hidup saya adalah memperoleh kebahagian melalui jalan sebagai pengikut Kristus. Sehingga kebahagian yang dimaksud tidak merujuk pada sesuatu yang hanya bersifat duniawi saja, namun juga kebahagian kekal yang bersumber dari Allah sendiri. Allah mengizinkan manusia untuk memperoleh kebahagiaan dan mencari kebahagiaan dalam hidup. Mengutip dari Katekismus Popular yang diterbitkan oleh Youcat Indonesia (2010:170), Allah telah menempatkan di dalam hati kita suatu kerinduan tak terbatas akan kebahagiaan yang tidak dapat dipuaskan oleh apapun selain oleh Allah sendiri. Semua kepuasan duniawi hanyalah gambaran dari kebahagiaan kekal. Diatas segalanya, kita harus menuju Allah (lih. KGK 1718-1719 dan 1725). 2. Mengapa Anda mengimani Katolik? Bagi saya menjadi Katolik adalah pilihan untuk menjalani hidup dengan bahagia dan seimbang. Katolik menawarkan jalan hidup yang seimbang untuk berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Ketika orang Farisi mencobai Yesus dengan bertanya mengenai hal utama dalam Hukum Taurat, Yesus menjawab “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama” (bdk. Matius 22:37-38). Kemudian Yesus melanjutkan, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (bdk. Matius 22:39). Yesus memberikan pemahaman yang jelas bagaimana seharusnya manusia berhubungan dengan Tuhan dan manusia menjalin relasi dengan sesama. Pernyataan tersebut ditekankan dalam ucapan Yesus sendiri “...yang sama dengan itu…” yang menegaskan bahwa dua hal, mengasihi Allah dan mengasihi sesama adalah hal yang terutama. Melalui sabda Yesus juga umat Katolik diajak turut memperoleh dan menikmati kebahagian kekal. Dalam kotbahnya di atas bukit, Yesus menawarkan kepada manusia jalan kebahagiaan melalui Sabda Bahagia (bdk. Matius 5:3-12). 3. Bagaimana Anda memperkaya dan mengimani iman Katolik Anda? Permulaan untuk mengimani diri menjadi Katolik adalah melaksanakan proses inisasi yang diwajibkan yaitu bersedia untuk dibaptis, melaksanakan katekisasi untuk komuni pertama dan sakramen krisma serta mengikuti perayaan ekaristi dengan semestinya. Namun agar setiap orang yang beriman Katolik dapat menghayati perjalanan melalui iman Katoliknya dengan semakin sungguh-sungguh, maka iman tersebut perlu diperkaya dengan mengikuti kegiatan yang dapat membuat pengikutnya menghayati dengan baik. Sebagai pengikut Kristus, menjalin komunikasi dengan-Nya merupakan sarana untuk berjumpa dan mendengar suara Allah. Doa adalah pintu gerbang untuk berkomunikasi dengan Allah. Seseorang yang berdoa tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri dan oleh kekuatannya sendiri1. Selain dengan berdoa, penghayatan hidup menjadi Katolik juga dilakukan dengan terlibat dalam kegiatan Gereja seperti menjadi bagian dari Orang Muda Katolik (OMK), mengikuti paduan suara dalam, membaca Alkitab, dan berbuat baik pada sesama.
1 Youcat Indonesia, Katekismus Popular (Yogyakarta:Kanisius, 2010), hlm. 264.