Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PERUSAHAAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan komunikasi. Hal ini
tidak lepas juga dari sebuah organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi
yang mampu menjalankan komunikasi antar anggotanya dengan baik.
Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui
suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang
ditetapkan. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi artinya
memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications
atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi,
maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam
lingkungan pengendalian manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem
pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan, memotivasi
manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat
mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi.
(http://andreprat.blogspot.com)
Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya
komunikasi yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut.
Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan
dalam bekerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Komunikasi Organisasi?
2. Bagaiaman arti penting komunikasi dalam sebuah organisasi?
3. Apa saja konsep komunikasi dalam sebuah organisasi?
4. Contoh analisis kasus Komunikasi Organanisasi/
C. Pembahasan
Pengertian Komunikasi Organisasi

Istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata
“communis” yang berarti “sama” (common). Jika kita akan mengkomunikasikan
suatu idea atau gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar
titik-temu yang sama untuk mencapai suatu pemahaman atau pengertian.
Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk
menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara
atau penulis. Hal serupa juga diungkap Laswell bahwa Komunikasi adalah proses
yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan
efek apa. Istilah organisasi berasal dari bahasa yunani, yaitu "Organon" atau
dalam bahasa Latin "Organum" yang berarti alat,bagian, anggota, atau badan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ,organisasi adalah
kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian bagian orang dalam perkumpulan
untuk mencapai tujuan bersama. (http://artikelampuh.blogspot.com)

Sedangkan Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan


berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi (Wiryanto dalam Iqbal, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi
yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Orientasi nya bukan pada organisasi tapi lebih kepada anggotanya
secara individual.

Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat diartikan sebagai


komunikasi suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para
karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam
rangka pembinaan kera sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran
organisasi (effendi dalam Iqbal). Price mendefinisikan komunikasi organisasi
sebagai derajat atau tingkat informasi tentang pekerjaan yang dikirimkan
organisasi untuk anggota dan diantara anggota organisasi.

Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization,


mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan
pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems
Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen
mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang. (http://syntechnepal.blogspot.com)

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada


peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang
dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa
yang menjadi penghambat, dan sebagainya

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan


fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan
sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal. Enjhu
dalam jurnalnya (2009) menjelaskan:

Communication has crucial impacts within or among workgroups in that


organization communication can be a channel to flow information,
resources, and even policies. Given the importance of organization
communication and its managerial impacts, further research is needed to
explore this topic as it relates to the public administration field. To this
end, this study assesses the impacts of organizational communication on
the perception of red tape by comparing internal communication with
external, especially client-oriented, communication in both public and
nonprofit organizations.

Komunikasi sangat berperan peting demi berlangsungnya sebuah


organisasi yang baik. Organisasi merupakan wadah bagi individu untuk
berinterkasi, sehingga dalam hal ini terjalinnya komunikasi yang baik sangat
diperlukan. Terutama komunikasi antara atasan dan karyawan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan.
Arti Penting Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya


salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar
tercapainya tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan
dan mensinkronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan
dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah
interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya.
Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat
berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin
pembagian tugas kerja.

Sebuah bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar


tercipta hasil yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi
meliputi atasan dan bawahan dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan
ke bawahannya yang semata-mata semua berorientasi berdasarkan organisasi.
Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak manfaat
secara langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari instruksi-instruksi
yang diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa
terjadi dan memang sudah melekat pada suatu organisasi.

Apabila semua bawahan dan atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka
seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap
manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang berbeda-beda secara
verbal. Jay M. Jackson (2009):

An organization may be considered a system of overlapping and


interdependent groups. These groups can be departments located on the
same floor of a building, or they can be divisions scattered over the face of
the earth.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pentingnya komunikasi dalam


organisasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar.


2. Komunikasi menempatkan menempatkan orang-orang pada tempat yang
seharusnya.
3. Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan
meningkatkan motivasi untuk melibatkan kinerja yang baik dan
meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
4. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara
bawahan, kolega, dan orang-orang di dalam dan di luar organisasi.
5. Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
6. Komunikasi meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam
keorganisasian seperti konflik, stress, demotifasi dan loyalitas.
(http://mudzakiriqbal.blogspot.com)

Komunikasi juga sangat berperan aktif untuk mengatasi setiap konflik yang terjadi
di sebuah perusahaan atau organisasi. Hal ini seperti yang diungkapkan Pekka
Aula & Kalle Siira (2010).

Organizational communication occurs in communicative arenas (Stacey


1991), that is, all organizational surroundings in which we create and
share meanings and make sense of our experiences. This includes
surroundings inside and outside an organization. Arenas are places in
which organizational members and stakeholders encounter each other and
create representations and interpretations (Aula 1999, 2000). We suggest
that two distinctive types of communication arenas can be identified,
which are also the places where conflicts are managed.
Konsep Komunikasi Organisasi

Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi dalam organisasi yaitu


proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang
saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang selalu
berubah-ubah. Dalam definisi komunikasi dalam organisasi terdapat 7 konsep
yaitu: (http://mudzakiriqbal.blogspot.com)

a. Proses
Dalam suatu organisasi kita menciptakan dan saling tukar menukar
pesan antar anggota, hal ini berjalan terus-menerus dan tidak ada hentinya
maka hal ini disebut sebagai proses.
b. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Pengklasifikasian
pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan verbal dan pesan
nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima dapat dibedakan menjadi 2
yaitu pesan internal dan eksternal. Klasifikasi pesan yang terakhir adalah
berdasarkan tujuan dari pengiriman dan penerima pesan. Redding
(Goldhaber,1986) ada 3 alasan umum bagi arus pesan dalam organisasi
yaitu berkenaan dengan tugas dalam organisasi, pemeliharaan organisasi,
dan kemanusiaan.
c. Jaringan
Pertukaran pesan dari orang satu ke orang yang lain terjadi melewati
suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah
laku dalam organisasi menentukan siapa yang menduduki posisi tertentu
atau pun pekerjaan tertentu baik dinyatakan formal maupun informal.
d. Keadaan saling tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi sistem terbuka. Jika
suatu bagian dalam organisasi mengalami gangguan maka berpengaruh
kepada bagian yang lain. Begitu juga dengan jaringan komunikasi dalam
organisasi saling melengkapi.
e. Hubungan
Organisasi yang merupakan sistem terbuka, sistem kehidupan sosial
maka untuk berfungsi bagian-bagian itu terletak ditangan manusia. Karena
itu hubungan manusia dalam organisasi memfokuskan kepada tingkah laku.
Hubungan manusia dalam organisasi mulai dari yang sederhana yaitu
hubungan diantara dua orang, hubungan dalam kelompok-kelompok
kecil,maupun besar dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan bersifat
individual, kelompok dan hubungan organisasi. Sedangkan pace dan boren
menggunakan istilah hubungan interpesonal dalam komunikasi yang terjadi
hubungan tatp muka.
f. Lingkungan
Lingkungan secara fisik dan faktor sosial perlu diperhitungkan
dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal.
Lingkungan internal terdiri dari organisasi dan kultur nya dan antara
organisasi itu dengan lingkungan eksternal nya. Kultur organisasi yaitu pola
kepercayaan dan harapan dari anggota organisasi yang menghasilkan
norma-norma yang membentuk tingkah laku individu dan kelompok dalam
organisasi. Karena lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan
informasi baru. Informasi baru ini harus dapat mengatasi perubahan dalam
lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan baik secara internal
dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap kepentingan umum secara
eksternal.
g. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang ada dengan
informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastian organisasi
menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan penelitian,
pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang komplek
dengan integrasi yang tinggi. Salah satu urusan utama dari komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi
yang diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang
berlebihan.
Contoh Studi Kasus 2

THE IMPACT OF ORGANIZATIONAL COMMUNICATION ON PUBLIC


AND NONPROFIT MANAGERS’ PERCEPTION OF RED TAPE
Eunju Rho
The University of Georgia
ABSTRACT

Communication has crucial impacts within or among workgroups in that


organization communication can be a channel to flow information, resources, and
even policies. Given the importance of organization communication and its
managerial impacts, further research is needed to explore this topic as it relates to
the public administration field. To this end, this study assesses the impacts of
organizational communication on the perception of red tape by comparing internal
communication with external, especially client-oriented, communication in both
public and nonprofit organizations. This study is based on the questionnaire data
from the National Administration Studies Project (NASP)-III, closed in January
2006, gathered from a survey of public and nonprofit managers in the states of
Illinois and Georgia. Results show that frequent communication with clients plays
an important role in reducing perceived red tape, and sector-based differences
between public and nonprofit sectors influence the impact of communication type
on red tape perception. The analysis controls for the organizational characteristics,
job characteristics, and personal characteristics.

This study presents several surprising but provocative findings as well.


The first involves a sector-based difference. In the nonprofit sample, neither
communication type has the explanatory power to explain red tape perception, but
in the public sample, client-oriented communication behaviors of managers are
negatively associated with their red tape perception. In addition, job
characteristics are more likely to explain the red tape in the public sector sample
than in the nonprofit sample. The future works can address what kinds of
alternative factors are determining the red tape perception among nonprofit
managers. It will be both interesting and possibly helpful to find out why job
characteristics could not explain anything about red tape perception of nonprofit
managers while some of job characteristics are related to public managers’ red
tape perception.

Dalam penelitian yang dilakukan Eunjhu, ingin meneliti dampak akibat


adanya penerapan komunikasi organisasi pada publik serta keuntungan pada
manager Red Tape. Penelitian dilakukan karena melihat bahwa komunikasi dalam
setua organisasi sangat penting, terutama dalam memberikan persepsi pada
khalayak. Pola komunikasi yang terpakan dalam organisasi ini untuk menciptakan
persepsi bagi public dengan adanya penerapan komunikasi organisasi yaitu:

http://www2.ku.edu

Dalam hasil penelitiannya Eunjhu menemukan bahwa memang benar


komunikasi dalam sebuah organisasi sangat diperlukan untuk menciptakan
persepsi public yang baik. Sebagai bentuk organisasi, perusahan tentu sangat
membutuhkan komunikasi antar atasan dan karyawan. Terutama untuk
mengkomunikasikan hal pekerjaan demi mencapi tujuan bersama.
Contoh Studi Kasus 2

Pengaruh Komunikasi dalam Organisasi terhadap Kinerja Karyawan


melalui Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada Karyawan bagian Produksi
Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung).
(http://annyaasss.blogspot.com)

Komunikasi dalam Organisasi, Kepuasan Kerja, Kinerja. Dewasa ini telah


banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil
maupun besar. Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang
mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan
tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerjayang disampaikan pimpinan
kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan,
dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas
mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan untuk
mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji lebih mendalam tentang komunikasi dalam organisasi yang ada di
Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung guna meningkatkan kinerja
karyawan melalui kepuasan kerja.
Penelitian ini menggunakan analisis data berupa analisis jalur (path
analysis), yang merupakan suatu bentuk terapan dari analisis regresi berganda
(multiple regression analysis. Tujuan dari analisis jalur ini adalah menentukan
pengaruh langsung dan tidak langsung diantara sejumlah variabel. Lokasi
penelitian ini berada pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung dan
dilaksanakan sejak bulan Mei 2006. Subjek dan informan dalam penelitian ini
adalah karyawan bagian produksi (sebagai responden) dan karyawan bagian
HRM. Penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu komunikasi dalam
organisasi (X), variabel interfening yaitu kepuasan kerja (Y), dan variabel
terikatyaitu kinerja (Z).
Dalam penelitian ini data yang diperoleh menggunakan beberapa cara,
antara lain: angket atau kuesioner, wawancara atau interview, dokumentasi, dan
observasi. Instrumen penelitian ini menggunakan item-item dari penelitian
terdahulu yang telah teruji, sehingga uji coba kuesioner untuk menguji instrument
tidak dilakukan. Sedangkan untuk uji validitas dan reliabilitas tetap dilakukan
untuk menguji validitas dan relibilitas data yang diperoleh. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan bagian produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan
Tulungagung yang berjumlah 245 orang. Sedangkan sampelnya diambil sebanyak
71 orang dan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang penting untuk
diketahui terutama untuk digunakan sebagai pertimbangan penelitian yang
selanjutnya. Keterbatasan-keterbatasan itu antara lain: meskipun ukuran
perusahaan jika dilihat dari luar cukup besar tetapi karena tempatnya yang
terpencil menjadikan masyarakat luas belum mengenalnya, karyawan bagian
produksi yang digunakan sebagai sampel memiliki pendidikan yang berbeda-beda
sehingga mempengaruhi dalam penjelasan dan pengisian kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan antara atasan dengan bawahan
pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung lebih sering meningkatkan
koordinasi (mengadakan sharing) sehingga setiap kegiatan berjalan dengan baik
karena dapat mengerti perasaan dari karyawan mulai dari masalah pekerjaan
,rekan sekerja, sampai masalah kesesuian upah, secara periodik para atasan
(direktur, manager, kapala bagian) lebih sering terjun langsung ke lapangan
sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja, pimpinan memperhatikan
keluhan-keluhan dari para karyawan. Selain itu peneliti menyarankan agar
penelitian selanjutnya diutamakan mengambil obyek penelitian pada organisasi
yang besar dan sudah dikenal oleh masyarakat luas, selanjutnya yang digunakan
untuk sampel disarankan karyawan-karyawan yang memiliki pendidikan
setingkat.
KESIMPULAN

Dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan dan diperlukan komunikasi


yang efektif dan baik demi tercapainya suatu tujuan bersama, tidak terlepas dari
karwayan maupun atasan. Pimpinan di dalam organisasi harus dapat memfasilitasi
tumbuhnya suasana keterbukaan dalam komunikasi dengan karyawan, dapat
berempati, memiliki sikap yang dapat memberikan dukungan kepada karyawan,
dapat bersikap positif baik terhadap diri sendiri maupun karyawan serta mampu
menciptakan suasana setara, dalam arti ada pengakuan bahwa kedua belah pihak
dalam hal ini pimpinan dan karyawan sama–sama bernilai dan berharga.
Komunikasi karyawan yang efektif akan menghasilkan kepuasan dan
produktivitas karyawan, perbaikan pencapaian hasil karya dan tujuan perusahaan.
Tidak hanya itu, hubungan antar karyawan yang dibangun berdasarkan iklim dan
kepercayaan atau suasana perusahaan yang positif turut memberi andil dalam
menciptakan iklim komunikasi efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Jurnal Internasioanl:

Aula, P. (2010). Organizational Communication and Conflict Management


Systems: A Social Complexity Approach. Nordicom Review 31.1 , 125-
141, diakses melalui situs
http://www.nordicom.gu.se/common/publ_pdf/321_aula_siira.pdf, pada
tanggal 11 Desember 2013, pukul 22.05 WIB.

Jackson, J. M. (Februari 2006). The Organizational And Its Communication


Problem. Jounal of Communication Volume 6 , 158-167, diakses
melalui situs http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1460-
2466.1959.tb00313.x/abstract, pada tanggal Rabu, 11 Desember 2013,
pukul 21.15 WIB.

Rho, E. (2009). The Impact of Organizational Communication on Public and


Nonprofit Managers' Perception of Red Tape. Journal National Public
Management Research Conference , 1-29, diakses melalui situs
http://www2.ku.edu/~pmranet/conferences/OSU2009/papers/Rho,%20
Eunju.%20%20The%20Impact%20of%20Organizational%20Communi
cation%20on%20Public%20and%20Nonprofit%20Managers%27%20P
erception%20of%20Red%20Tape.pdf, pada tanggal 11 Desember 2013,
pukul 22.17 WIB.

Referensi Web Online:

Abdhi. (2013, Agustus Minggu, 11). Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli.
Diakses pada Rabu, Desember Rabu, 11, 2013, from
http://artikelampuh.blogspot.com/2013/08/pengertianorganisasi.html#_

Anny. (2012, Oktober). Komunikasi Dalam Organisasi. diakses Desember Selasa,


11, 2013, from http://annyaasss.blogspot.com/2012/10/komunikasi-
dalam-organisasi.html
Bagas. (2013, Mei Minggu, 19). Peran Komunikasi Dalam Organisasi
Perusahaan. Retrieved Desember Rabu, 11, 2013, from
http://syntechnepal.blogspot.com/2013/05/peran-komunikasi-dalam-
organisasi.html

Mudzakir, I. (2012, Desember). Komunikasi Dalam Organisasi Perusahaan.


Diakses pada bulan Desember Rabu, 11, 2013, from
http://mudzakiriqbal.blogspot.com/2012/12/komunikasi-dalam-
organisasi-perusahaan.html

Pratama, A. (2013, Oktober Jumat, 18). Komunikasi Dalam Organisasi. Diakses


pada tanggal Rabu Desember 11, 2013, meluli situs
http://andreprat.blogspot.com/2013/10/makalah-komunikasi-dalam-
organisasi.html

Anonim. (Februari, 2010). Teori Komunikasi Organisasi. Diakses pada tanggal


Rabu Desember 11, 2013, meluli situs
http://chueycapone.wordpress.com/teori-komunikasi-organisasi/

Referensi Buku:

Rubin And Piele Que Kommas Fisip UNS. (2000). Communication Research:
Strategies and Sourches (5th ed.). USA: Wadsworth.

Anda mungkin juga menyukai