Anda di halaman 1dari 19

KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)

1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi


a. Pengertian kesehatan reproduksi
- Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system
reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
- Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi (cholil,1996).
b. Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan
1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS.
3) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4) Kesehatan reproduksi remaja
5) Pencegahan dan penanganan infertile
6) Kanker pada usia lanjut
7) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital, fistula, dll.
c. Hak-hak reproduksi
Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan, disepakati hal-hal reproduksi yang
bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan rohani dan
jasmani, meliputi :
1) Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2) Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3) Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
4) Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan
5) Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan
6) Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
7) Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari pelecehan,
perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual
8) Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
9) Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
10) Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11) Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam berkeluarga dan kehidupan kesehatan
reproduksi
12) Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi

Menurut BKKBN tahun 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia untuk mewujdkan
pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak kesehatan reproduksi
b) Advokasi hak-hak kesehatan reproduksi
c) KIE hak-hak kesehatan reproduksi
d) System pelayanan hak-hak reproduksi
2. Menerapkan peran dan tugas bidan dalam PHC untuk kesehatan wanita yang menekankan pada
aspek pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
a. Asuhan kesehatan reproduksi pada remaja
1) Tujuan program kesehatan reproduksi remaja
Untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap
dan perilaku sehat dan bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi
a) Tujuan Umum :
Mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran
sikap, dan perilaku remaja dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam kehidupan
berkeluarga serta pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus.
b) Tujuan khusus
1. Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasarannya : meningkatnya
cakupan penyebaran informasi KRR mll mass media
2. Seluruh remaja di sekolah. Sasarannya : meningkatanya cakupan penyebaran info KRR di
sekolah umum, SLTP, SMU, pesantren.
3. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat informasi
ttg KRR. Sasarannya : karang taruna, remaja masjid, perusahaan, remaja gereja, PKK, pramuka,
pengajian, dan arisan.
4. Seluruh remaja di perusahaan di tempat kerja mendapatkan info ttg KRR. Sasarannya :
memperoleh informasi dan layanan KRR mll perusahaan di tempat kerja
5. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani.
Sasarannya : meningkatkan jumlah dan pemanfaatan pusat konseling dan pelayanan khusus bagi
remaja
6. Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan program KRR. Sasarannya :
meningkatkan komitmen bg politisi, toga, toma, LSM dalam pelaksanaan KRR.
2) Kesehatan reproduksi remaja
a) Remaja
1) Pengertian remaja
· Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh
(growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
psikologik serta kognitif (soetjiningsih,2004).
· Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan
orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena, itu remaja sering kali
dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu
menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang
perlu ditekankan di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah
berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik
(Mohammad Ali, 2010).
· Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ
reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti Yani, 2009).
2) Tahap-tahap Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-tahapan yang dalam
hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau sekitarnya. Masa remaja
dibedakan menjadi:
a) Masa remaja awal (10-13 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir khayal
(abstrak)
b) Masa remaja tengah (14-16 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
c) Masa remaja akhir (17-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
3) Manfaat remaja mengetahui kesehatan reproduksi
Agar memiiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang
ada disekitarnya sehingga remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertujuan mengenai
proses reproduksi.
4) Pengetahuan dasar apa yg perlu diberikan kpd remaja agar mereka mempunyai kespro yang baik
a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi dan hak – hak reproduksi
b) Mengapa remaja perlu menDWSkan usia kawin serta bgmn merencanakan kehamilan agar
sesuai dengan keinginnannya dan pasangannya
c) PMS,HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
d) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e) Pengaruh sosial & media thdp perilaku sexual
f) Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar
mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative.
5) Perubahan pada remaja
a) Perubahan Fisik
Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-kali memasuki
usia antara 9 – 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih
besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yg memungkinkan untuk
bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau
sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi pada
perempuan atau mimpi basah pada laki-laki.
1) Mimpi basah
Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses
yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa terjadi secara alami
(tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui mimpi basah.
2) Proses terjadinya menstruasi
Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam
rahim. Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan yang banyak
mengandung PemDa, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan vagina dalam
bentuk darah, yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan haid
berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari.
b) Alat reproduksi
1) Pada perempuan
Ø Bibir luar dan labia minora
Ø Kelentit (clitoris)
Ø Lubang vagina
Ø Rambut kemaluan (mons veneris)
Ø Vagina
Ø Mulut rahim (cervix)
Ø Rahim (uterus)
Ø Sal telur (tuba fallopi )
Ø Indung telur (ovarium)

2) Pada laki-laki
Ø Zakar (penis)
Ø Buah zakar (testis)
Ø Saluran zakar (uretra)
Ø Skrotum
Ø Sal sperma (vas deferens)
Ø Kelenjar prostat
Ø Bladder (kandung kencing)
c) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik puncak
kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya Tanggal menstruasi
berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil perkiraan masa subur 3-5 hari
sebelum dan sesudah hari ke 14.
b) Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat di kelompokan sebagai berikut :
Ø kehamilan tak dikehendaki
Ø kehamilan dan persalinan usia muda
Ø masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
Ø tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi seks komersil
c) Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja, berupa pembekalan ilnu pengetahuan diantaranya
:
Ø Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Ø Proses reproduksi yg bertanggung jawab
Ø Pergaulan yg sehat antara remaja laki-laki dan perempuan
Ø Persiapan pra nikah
Ø Kehamilan dan persalinan, serta cara Pencegahannya
3) Peran bidan dalam menanggulangi masalah seksual
a) Ikut serta dalam kelompok remaja sehingga lebih mudah mengadakan pendekatan misal :
pengajian remaja & karang taruna
b) Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi

b. Peran dan tugas bidan melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan


Secara umum dalam penanggulangan masalah pada remaja, peran bidan adalah sebagai
fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan
yang dihadapi oleh remaja sehingga bidan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yg cukup
Contoh peran yang bisa dilakukan oleh bidan adalah:
Ø Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya.
Ø Membangun komunikasi dengan remaja.
Ø Ikut serta dalam kelompok remaja
Ø Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Ø Memberikan informasi yang selengkap- lengkapnya pada remaja sesuai dengan kebutuhannya.
1) Melibatkan wanita dlm pengambilan keputusan
Kenyataan di tengah- tengah masyarakat bahwa perilaku diskriminatif terhadap perempuan
yaitu gender menjadi suatu permasalahan yang tidak pernah tuntas dibahas sehingga pada
akhirnya wanita tidak mempunyai hak untuk mengambil keputusan terbaik yang berhubungan
dengan dirinya.
Ø Gender
§ Adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tujuan antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil konstruksi (kebiasaan sosial yang tumbuh dan disepakati
dalam masyarakat) sehingga dapat diubah sesuai perkembangan zaman.
§ Adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang
berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena
peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita juga berbeda-
beda.

2) Cara melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan


Ø Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang permasalahan sesuai kebutuhan
Ø Memberikan pandangan-pandangan tentang akibat dari keputusan apapun yang akan diambilnya.
Ø Menyakinkan ibu untuk bertujuan terhadap keputusan yang akan diambilnya.
Ø Pastikan bahwa keputusan yang diambil ibu adalah yang terbaik
Ø Memberi dukungan pada ibu atas keputusan yang diambilnya.
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA,
USIA LANJUT SERTA PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SETIAP TAHAP.

Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu konsepsi, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa usia lanjut.

Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut
juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa
yang bersangkutan.
1. Konsepsi

2. Bayi

Periode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


- Perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat
- Berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya dan awal munculnya individualitas
- Mulai belajar mengenal orang lain diluar dirinya dan ibunya
- Menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan (sosialisasi)
- Adanya keingintahuan yang sangat besar walau koordinasi otot dan kekuatan fisik belum
sempurna.
Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genitalia internal sudah selesai, jumlah folikel
primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi
pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina dan genitalia eksternal sudah terbentuk, labia
mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi premature vagina kurang tertutup dan labia
minora lebih kelihatan.
Pada minggu pertama dan kedua kehidupan di luar, bayi masih mengalami pengaruh estrogen
yang sewaktu hamil memasuki tubuh janin melalui placenta. Karena itu, uterus bayi baru lahir
lebih besar dibandingkan dengan uterus anak kecil. Di samping itu estrogen juga menyebabkan
pembengkakan pada payudara bayi wanita maupun pria selama 10 hari pertama dari
kehidupannya, kadang-kadang disertai dengan sekresi cairan seperti air susu. Selanjutnya 10-
15% dari bayi wanita dapat timbul perdarahan pervagina dalam minggu-minggu pertama yang
bersifat withdrawal bleeding.
Genetalia bayi wanita yang baru lahir itu basah karena sekresi cairan yang jernih. Epitel
vagina relatif tebal dan Ph vagina 5, setelah 2-3 minggu epitel vagina tipis dan Ph naik manjadi
7. Pada 1/3 dari bayi wanita, endoserviks tidak terhenti pada ostium uteri eksternum, tetapi
menutupi juga sebagian dari portioservisis, sehingga terdapat apa yang dinamakan seudoerosio
kongenitalis. Setelah lebih kurang 1,5 tahun, erosio ini hilang dengan sendirinya.
Pada waktu lahir perbandingan servik dan korpus uteri 1:1 karena hipertrofikorpus, setelah
pengaruh estrogen tidak ada perbandingan lambat laun menjadi 2:1. Pada pubertas dengan
pengaruh estrogen yang dihasilkan sendiri oleh anak, perbandingan berubah lagi, dan pada
wanita dewasa berubah menjadi 1:2.
2. anak
Yang khas pada ,masa kanak-kanak ini adalah bahwa perangsangan oleh hormon kelamin
sangat kecil, dan memang kadar hormon estrogen dan gonadotropin sangat rendah. Karena itu
alat-alat genital pada masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti samapi
permulaan pubertas. Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam
pertumbuhan badan.
Pada masa kanak-kanak sudah nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama
dalam tingkah lakunya. Tetapi perbedaan ini ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan.
3. remaja
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. tidak ada
batas yang tajam antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi dapat
dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertasa akhir pada saat
ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur.
Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau
sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita , mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun
dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun.
Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa , iklim, gizi dan kebudayaan. Pada abad ini secara
umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda, dikarenakan
meningkatnya kesehatan umum dan gizi.
Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, tumbuhnya
ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi dibawah
pengaruh hormin gonadotropin dan hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh
releasing factor dan hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun folikel-folikel
tidak sampai matang, karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut
sudah mampu mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan, korteks kalenjar
suprarena mulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan dalam pertumbuhan
badan.
Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak adalah pertumbuhan badan anak yang
lebih cepat, terutama ekstremitasnya dan badan lambat laun mendapatkan bentuk sesuai jenis
kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga bahwa pada wanita kecepatan
pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen. Estrogen ini pula yang pada suatu waktu
menyebabkan penutupan garis epifisis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan terhenti.
Pengaruh estrogen yang lain ialah pertumbuhan genitalia interna, genitalia eksterna dan ciri-ciri
kelamin sekunder. Dalam masa pubertas genitalia interna dan eksterna lambat laun tumbuh
mencapai bentuk dan sifat seperti masa dewasa.
Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam alam pelindung serta aman
menuju arah alam berdiri sendiri dan bertanggungjawab, dari alam ergosentris ke alam pikiran
yang lebih matang.
4. reproduksi
Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada
masa ini paling teratur dan siklus alat genita bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada
masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari.
Biarpun pada usia 40 tahun keatas wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat
seduah usia tersebut.
5. klimakterium dan menopouse
1) klimakterium
Klimakterium dalam bahasa yunani tangga, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi
dan masa senium. Klimakterium bukan suatu keadaan patologi, melainkan suatu masa peralihan
yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah
menopouse. Kita menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir klimakterium. Tetapi
dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopouse, berdasarkan
keadaan endokrinologi (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon gonadotropin naik), dan
jika ada gejala-gejala klinis.
Klimakterium kira-kira berakhir 6-7 tahun sesudah menopouse. Pada saat ini kadar estrogen
telah rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah terhenti.
Dengan demikian lama klimakterium kurang lebih 13 tahun.
Mengenai dasarnya klimakterium dapat dikatakan bahwa jika pubertas disebabkan oleh mulainya
sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium disebabkan oleh kurang beraksinya
ovarium terhadap rangsangan hormon itu. Hal ini disebabkan oleh ovarium menjadi tua, bisa
dianggap ovarium lebih dahulu tua daripada alat-alat tubuh lainnya.’
Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel waktu lahir adalah 750.000
buah, pada waktu menopouse tinggal beberapa ribu buah folikel yang tersisa ini lebih resisten
terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian siklus ovarium yang terdiri atas
pertumbuhan folikel, ovulasi dan pembentukan korpus luteum lambat laun terhenti. Pada wanita
di atas 40 tahun siklous haid untuk 25% tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulatoar.
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin.
Kadar hormon akhir ini tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopouse, kemudian
mulai turun. Tingginya kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh berkurangnya oleh hormon
estrogen, sehingga native feedback terhadap gonadotropin berkurang.
Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu, yang dapat menyebabkan
ganguan ringan dan kadang-kadang berat. Klimakterium merupakan masa perubahan, umumnya
masa itu dilalui oleh wanita tanpa banyak keluhan, hanya pada sebagian kecil (25% wanita
Eropa, pada wanita Indonesia kurang) ditemukan keluhan yang cukup berat yang menyebabkan
wanita bersangkutan minta pertolongan dokter. Perubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda
beda menurut waktunya klimakterium. Pada permulaan klimakterium kesuburan menurun, pada
masa premenopouse terjadi kelainan perdarahan, sedangkan pada pascamenopouse terdapat
gangguan vegetative, psikis dan organis.
Gangguan vegetatif biasanya berupa rasa panas dengan keluarnya malam dan perasaan jantung
berdebar debar. Dalam masa pasca menopause dan seterusnya dalam masa senium, terjadi atrofi
alat-alat genital. Ovarium menjadi kecil dan dari seberat 10-12 gr pada wanita dalam masa
reproduksi menjadi 4 gr pada wanita usia 60 tahun.
Uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi. Uterus masih tetap dapt
bereaksi terhadap estrogen, pemberian estrogen dari luar yang diikuti dengan penghentiannya,
dapt menimbulkan withdrawal bleeding. Epitel vagina menipis, tetapi karena masih ada estrogen
(walaupun sudah berkurang), atrofi selaput-selaput lendir vagina belum seberapa jelas dan apus
vagina memperlihatkangambaran campuran (spread pattern). Mamma mulai menjadi lembek dan
proses ini berlangsung terus selama senium.
Sumber estrogen dalam klimakterium selain ovarium juga glandula suprarenal, sumber utama
dalam pasca menopause adalah konversi dari androstenedion.
Metabolism sekitar menopause memperlihatkan beberapa perubahan, misalnya hiperlipemi yang
merupakan salah satu factor kea rah bertambahnya penyakit koroner pada masa ini. Pada wanita
yang banyak merokok, yang diberi estrogen dan yang menderita hipertensi, kemungkinan
timbulnya penyakit di atas lebih besar.
b. menopause
menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir atau saat terjadinya haid
terakhir. Diagnosis dibuat setelah terdapat aminorhea sekurang-kurangnya satu tahun.
Berhentinya haid didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang
berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum dan
pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang
lebih tua.
Terjadinya menopause ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin
lambat menopause timbul. Pada bad ini tampak bahwa menarche makin dini timbul dan
menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi makin panjang. Walaupun demikian
di Negara-negara maju menopause tidak bergeser lagi keumur yang lebih muda. Tampaknya
batas maksimal telah tercapai.
Menopause yang artificial karena operasi atau radiasi umumnya menimbulkan keluhan lebih
banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.
c. senium
pada senium telah tercapai keadaan keseimbangan hormonal yang baru, sehingga tidak ada lagi
gangguan vegetative msupun psikis. Yang mencolok pada masa ini ialah kemunduran alat-alat
tubuh dan kemampuan fisik., sehingga proses menjadi tua. Dalam masa senium terjadi pula
osteoporosis dengan intesitas berbeda pada masing-masing wanita. Walaupun sebab-sebabnya
belum jelas betul, namun berkurangnya osteo trofoblas memegang peranan dalam hal ini.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita


1. Factor genetic
Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal,
Contoh : jenis kelamin, suku, bangsa
2. Factor lingkungan
Komponen biologis, misalnya oragan tubuh, gizi, perawatan, kebersihan lingkungan, pendidikan,
social budaya, tradisi, agama, adat, ekonomi, politik.
3. Factor perilaku
Keadaan perilaku akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Perilaku yang tertanam pada masa
anak akan terbawa dalam kehidupan selanjutnya.

Factor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita dari konsepsi sampai usia lanjut.
1. Kosepsi, dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a. Keturunan
b. Fertilitas
c. Kecukupan gizi
d. Kondisi sperma dan ovum
e. Factor hormonal
f. Factor psikologis

2. Bayi
Factor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi :
a. Lingkungan
b. Kondisi ibu
c. Sikap orang tua
d. Aspek psikologi pada masa bayi
e. System reproduksi

3. Masa kanak-kanak
a. Factor dalam
1) Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh.
2) Kemampuan intelektual
3) Keadaan hormonal tubuh
4) Emosi dan sifat
b. Factor luar
1) Keluarga
2) Gizi
3) Budaya setempat
4) Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
4. Remaja
Berdasarkan factor-faktor yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja, termasuk
kesehatan reproduksi remaja :

a. Masalah gizi
1) Anemia dan kurang gizi kronis
2) Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri
b. Masalah pendidikan
1) Buta huruf
2) Pendidikan rendah
c. Masalah lingkungan dan pekerjaan
1) Lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan bekerja yang akan
menggangu kesehatan remaja
2) Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik,
mental dan emosional remaja.
d. Masalah sek dan seksualitas
1) Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tahu tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
2) Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas.
3) Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan HIV/AIDS
4) Penyalahgunaan seksual
5) Kehamilan remaja
6) Kehamilan pra nikah atau di luar ikatan pernikahan
e. Masalah kesehatan reproduksi remaja
1) Ketidakmatangan secara fisi dan mental
2) Resiko komplikasi dan kematian ibu dan janin lebih besar
3) Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri
4) Resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman.
5. Dewasa
Factor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa dewasa.
a. Perkembangan organ reproduksi
b. Tanggapan seksual
c. Kedewasaan psikologi
6. Usia lanjut
a. Factor hormonal
b. Kejiwaan
c. Lingkungan
d. Pola makan
e. Aktifitas fisik (olah raga)
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
Febrina Kaban 16:33 Kesehatan Reproduksi dan KB, Materi Kuliah

A. DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI

Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Conference on


Population and Development), di Kairo Mesir tahun 1994 diikuti 180 negara menyepakati perubahan
paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan
pengendalian populasi dan penurunan fertilitas/keluarga berencana menjadi pendekatan yang terfokus
pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Tahun 1995 Konferensi sedunia IV tentang wanita
dilaksanakan di Beijing, Cina, di Haquue 1999, di New York tahun 2000 menyepakati antara lain Definisi
kesehatan reproduksi : suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta
fungsi dan prosesnya.

B. RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN

Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir sampai mati.
Pelaksanaan kesehatan reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approach) agar di
peroleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta dilaksanakan secara terpadu dan
berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program
pelayanan yang tersedia.

Dalam pendekatan siklus hidup di kenal lima tahap,beberapa pelayanan kesehatan reproduksi dapat di
berikan pada tiap tahapan berikut ini.

1. Konsepsi: a. Perlakukan sama terhadap janin laki-laki atau perempuan b. Palayanan antenatal,
persalinan, dan nifas yang aman serta pelayanan bayi baru lahir
2. Bayi dan Anak: a. ASI eksklusif dan penyapihan yang layak b. Tumbuh kembang anak dan
pemberian makanan dengan gizi seimbang c. Imunisasi, manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
dan manajemen terpadu bayi muda (MTBM) d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan e.
Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang sama pada laki-laki dan
perempuan
3. Remaja: a. Gizi seimbang b. Informasi tentang kesehatan reproduksi c. Pencegahan kekerasan
sosial d. Pencegahan terhadap ketergantungan narkotik, psikotropika, dan zat adiktif e.
Perkawinan pada usia yang wajar f. Pendidikan dan peningkatan keterampilan g. Peningkatan
penghargaan diri h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
4. Usia Subur: a. Kehamilan dan persalinan yang aman b. Pencegahan kecacatan da kematian
akibat kehamilan akibat kehamilan pada ibu dan bayi c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah
kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi atau KB d. Pencegahan erhadap PMS atau HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas f. Pencegahan penanggulangan masalah
aborsi secara rasional g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim h. Pencegahan dan
manajemen infertilitas
5. Usia Lanjut: a. Perhatian terhadap menopause/andropause b. Perhatian penyakit utama
degeneratif termasuk rabun, gangguan morbilin dan esteoporosis c. Deteksi dini kanker rahim
dan kanker prostat

Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.


2. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk PMS HIV / AIDS. 3.
Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi. 4. Kesehatan reproduksi remaja. 5.
Pencegahan dan penanganan infertilitas. 6. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis. 7.
Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula, dll.
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi
mulai dari sejak kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause hingga
meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi pada kondisi bayi yang
dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan
mengalami haid/menarche yang bisa beresiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana
bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Selain
itu juga menyangkut kehidupan remaja memasuki masa perkawinan. Remaja yang menginjak
masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko kehamilan muda yang mana
mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinnya. Selain hal tersebut di atas, ICPD
juga menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi juga mengimplikasikan seseorang berhak atas
kehidupan seksual yang memuaskan dan aman. Seseorang berhak terbebas dari kemungkinan
tertulari penyakit infeksi menular seksual yang bisa berpengaruh pada fungsi organ reproduksi,
dan terbebas dari paksaan. Hubungan seksual dilakukan dengan memahami dan sesuai etika
dan budaya yang berlaku.

Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Departemen Kesehatan RI dilaksanakan secara


integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok
di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), yaitu:

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.


2. Keluarga berencana.
3. Kesehatan reproduksi remaja.
4. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS.

Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) terdiri dari PKRE ditambah kesehatan
reproduksi pada usia lanjut.
C. HAK-HAK REPRODUKSI

Hak-hak reproduksi menurut kesepakatan dalam Konferensi International Kependudukan dan


Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan
jasmani maupun rohani, meliputi :
1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.
4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.
5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.
6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari
perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi.
9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya.
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan
reproduksi.
12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi.

Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-
hak reproduksi :

1. Promosi hak-hak reproduksi

Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku
apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial
budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan dukungan secara
politik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek
pelanggaran hak-hak reproduksi.

2. Advokasi hak-hak reproduksi

Advokasi dimaksudkan agar mendapatkan komitmen dari para tokoh politik, tokoh agama, tokoh
masyarakat, LSM/LSOM dan swasta. Dukungan swasta dan LSM sangat dibutuhkan karena ruang gerak
pemerintah lebih terbatas. Dukungan para tokoh sangat membantu memperlancar terciptanya
pemenuhan hak-hak reproduksi. LSM yang memperjuangkan hak-hak reproduksi sangat penting artinya
untuk terwujudnya pemenuhan hak-hak reproduksi.

3. KIE hak-hak reproduksi

Dengan KIE diharapkan masyarakat semakin mengerti hak-hak reproduksi sehingga dapat bersama-sama
mewujudkannya.
4. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi

Indikator terpenuhinya atau tidak terpenuhinya hak reproduksi digambarkan dalam derajat kesehatan
reproduksi masyarakat yang ditunjukkan dengan beberapa komponen berikut.

1. Angka kematian ibu/AKI (makin tinggi AKI semakin rendah derajat kesehatan reproduksi
2. Angka kematian bayi/AKB (makin tinggi AKB makin rendah derajat kesehatan reproduksi
3. Angka cakupan pelayanan KB dan patisipasi laki-laki dalam keluarga berencana (makin rendah
angka cakupan pelayanan KB, makin rendah kesehatan reproduksi)
4. Jumlah ibu hamil dengan 4T terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu
banyak anak (makin tinggi jumlah ibu hamil dengan 4T, makin rendah derajat kesehatan
reproduksi)
5. Jumlah perempuan atau ibu hamil dengan masalah kesehatan terutama anemia dan kurang
energi kronis (semakin tinggi tingkat anemia dan energi kronis, semakin rendah derajat
kesehatan reproduksi)
6. Perlindungan bagi perempuan terhadap penularan penyakit menular seksual/PMS (makin
rendah perlindungan bagi perempuan, makin rendah derajat kesehatan reproduksi)
7. Pemahaman laki-laki terhadap upaya pencegahan dan penularan PMS (makin rendah
pemahaman PMS pada laki-laki makin rendah derajat kesehatan reproduksi)

Anda mungkin juga menyukai