Menurut BKKBN tahun 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia untuk mewujdkan
pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak kesehatan reproduksi
b) Advokasi hak-hak kesehatan reproduksi
c) KIE hak-hak kesehatan reproduksi
d) System pelayanan hak-hak reproduksi
2. Menerapkan peran dan tugas bidan dalam PHC untuk kesehatan wanita yang menekankan pada
aspek pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
a. Asuhan kesehatan reproduksi pada remaja
1) Tujuan program kesehatan reproduksi remaja
Untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap
dan perilaku sehat dan bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi
a) Tujuan Umum :
Mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran
sikap, dan perilaku remaja dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam kehidupan
berkeluarga serta pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus.
b) Tujuan khusus
1. Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasarannya : meningkatnya
cakupan penyebaran informasi KRR mll mass media
2. Seluruh remaja di sekolah. Sasarannya : meningkatanya cakupan penyebaran info KRR di
sekolah umum, SLTP, SMU, pesantren.
3. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat informasi
ttg KRR. Sasarannya : karang taruna, remaja masjid, perusahaan, remaja gereja, PKK, pramuka,
pengajian, dan arisan.
4. Seluruh remaja di perusahaan di tempat kerja mendapatkan info ttg KRR. Sasarannya :
memperoleh informasi dan layanan KRR mll perusahaan di tempat kerja
5. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani.
Sasarannya : meningkatkan jumlah dan pemanfaatan pusat konseling dan pelayanan khusus bagi
remaja
6. Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan program KRR. Sasarannya :
meningkatkan komitmen bg politisi, toga, toma, LSM dalam pelaksanaan KRR.
2) Kesehatan reproduksi remaja
a) Remaja
1) Pengertian remaja
· Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh
(growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
psikologik serta kognitif (soetjiningsih,2004).
· Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan
orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena, itu remaja sering kali
dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu
menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang
perlu ditekankan di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah
berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik
(Mohammad Ali, 2010).
· Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ
reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti Yani, 2009).
2) Tahap-tahap Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-tahapan yang dalam
hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau sekitarnya. Masa remaja
dibedakan menjadi:
a) Masa remaja awal (10-13 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir khayal
(abstrak)
b) Masa remaja tengah (14-16 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
c) Masa remaja akhir (17-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
3) Manfaat remaja mengetahui kesehatan reproduksi
Agar memiiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang
ada disekitarnya sehingga remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertujuan mengenai
proses reproduksi.
4) Pengetahuan dasar apa yg perlu diberikan kpd remaja agar mereka mempunyai kespro yang baik
a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi dan hak – hak reproduksi
b) Mengapa remaja perlu menDWSkan usia kawin serta bgmn merencanakan kehamilan agar
sesuai dengan keinginnannya dan pasangannya
c) PMS,HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
d) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e) Pengaruh sosial & media thdp perilaku sexual
f) Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar
mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative.
5) Perubahan pada remaja
a) Perubahan Fisik
Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-kali memasuki
usia antara 9 – 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih
besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yg memungkinkan untuk
bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau
sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi pada
perempuan atau mimpi basah pada laki-laki.
1) Mimpi basah
Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses
yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa terjadi secara alami
(tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui mimpi basah.
2) Proses terjadinya menstruasi
Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam
rahim. Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan yang banyak
mengandung PemDa, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan vagina dalam
bentuk darah, yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan haid
berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari.
b) Alat reproduksi
1) Pada perempuan
Ø Bibir luar dan labia minora
Ø Kelentit (clitoris)
Ø Lubang vagina
Ø Rambut kemaluan (mons veneris)
Ø Vagina
Ø Mulut rahim (cervix)
Ø Rahim (uterus)
Ø Sal telur (tuba fallopi )
Ø Indung telur (ovarium)
2) Pada laki-laki
Ø Zakar (penis)
Ø Buah zakar (testis)
Ø Saluran zakar (uretra)
Ø Skrotum
Ø Sal sperma (vas deferens)
Ø Kelenjar prostat
Ø Bladder (kandung kencing)
c) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik puncak
kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya Tanggal menstruasi
berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil perkiraan masa subur 3-5 hari
sebelum dan sesudah hari ke 14.
b) Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat di kelompokan sebagai berikut :
Ø kehamilan tak dikehendaki
Ø kehamilan dan persalinan usia muda
Ø masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
Ø tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi seks komersil
c) Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja, berupa pembekalan ilnu pengetahuan diantaranya
:
Ø Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Ø Proses reproduksi yg bertanggung jawab
Ø Pergaulan yg sehat antara remaja laki-laki dan perempuan
Ø Persiapan pra nikah
Ø Kehamilan dan persalinan, serta cara Pencegahannya
3) Peran bidan dalam menanggulangi masalah seksual
a) Ikut serta dalam kelompok remaja sehingga lebih mudah mengadakan pendekatan misal :
pengajian remaja & karang taruna
b) Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu konsepsi, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa usia lanjut.
Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut
juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa
yang bersangkutan.
1. Konsepsi
2. Bayi
Factor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita dari konsepsi sampai usia lanjut.
1. Kosepsi, dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a. Keturunan
b. Fertilitas
c. Kecukupan gizi
d. Kondisi sperma dan ovum
e. Factor hormonal
f. Factor psikologis
2. Bayi
Factor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi :
a. Lingkungan
b. Kondisi ibu
c. Sikap orang tua
d. Aspek psikologi pada masa bayi
e. System reproduksi
3. Masa kanak-kanak
a. Factor dalam
1) Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh.
2) Kemampuan intelektual
3) Keadaan hormonal tubuh
4) Emosi dan sifat
b. Factor luar
1) Keluarga
2) Gizi
3) Budaya setempat
4) Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
4. Remaja
Berdasarkan factor-faktor yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja, termasuk
kesehatan reproduksi remaja :
a. Masalah gizi
1) Anemia dan kurang gizi kronis
2) Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri
b. Masalah pendidikan
1) Buta huruf
2) Pendidikan rendah
c. Masalah lingkungan dan pekerjaan
1) Lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan bekerja yang akan
menggangu kesehatan remaja
2) Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik,
mental dan emosional remaja.
d. Masalah sek dan seksualitas
1) Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tahu tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
2) Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas.
3) Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan HIV/AIDS
4) Penyalahgunaan seksual
5) Kehamilan remaja
6) Kehamilan pra nikah atau di luar ikatan pernikahan
e. Masalah kesehatan reproduksi remaja
1) Ketidakmatangan secara fisi dan mental
2) Resiko komplikasi dan kematian ibu dan janin lebih besar
3) Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri
4) Resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman.
5. Dewasa
Factor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa dewasa.
a. Perkembangan organ reproduksi
b. Tanggapan seksual
c. Kedewasaan psikologi
6. Usia lanjut
a. Factor hormonal
b. Kejiwaan
c. Lingkungan
d. Pola makan
e. Aktifitas fisik (olah raga)
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
Febrina Kaban 16:33 Kesehatan Reproduksi dan KB, Materi Kuliah
Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir sampai mati.
Pelaksanaan kesehatan reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approach) agar di
peroleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta dilaksanakan secara terpadu dan
berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program
pelayanan yang tersedia.
Dalam pendekatan siklus hidup di kenal lima tahap,beberapa pelayanan kesehatan reproduksi dapat di
berikan pada tiap tahapan berikut ini.
1. Konsepsi: a. Perlakukan sama terhadap janin laki-laki atau perempuan b. Palayanan antenatal,
persalinan, dan nifas yang aman serta pelayanan bayi baru lahir
2. Bayi dan Anak: a. ASI eksklusif dan penyapihan yang layak b. Tumbuh kembang anak dan
pemberian makanan dengan gizi seimbang c. Imunisasi, manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
dan manajemen terpadu bayi muda (MTBM) d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan e.
Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang sama pada laki-laki dan
perempuan
3. Remaja: a. Gizi seimbang b. Informasi tentang kesehatan reproduksi c. Pencegahan kekerasan
sosial d. Pencegahan terhadap ketergantungan narkotik, psikotropika, dan zat adiktif e.
Perkawinan pada usia yang wajar f. Pendidikan dan peningkatan keterampilan g. Peningkatan
penghargaan diri h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
4. Usia Subur: a. Kehamilan dan persalinan yang aman b. Pencegahan kecacatan da kematian
akibat kehamilan akibat kehamilan pada ibu dan bayi c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah
kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi atau KB d. Pencegahan erhadap PMS atau HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas f. Pencegahan penanggulangan masalah
aborsi secara rasional g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim h. Pencegahan dan
manajemen infertilitas
5. Usia Lanjut: a. Perhatian terhadap menopause/andropause b. Perhatian penyakit utama
degeneratif termasuk rabun, gangguan morbilin dan esteoporosis c. Deteksi dini kanker rahim
dan kanker prostat
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) terdiri dari PKRE ditambah kesehatan
reproduksi pada usia lanjut.
C. HAK-HAK REPRODUKSI
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-
hak reproduksi :
Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku
apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial
budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan dukungan secara
politik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek
pelanggaran hak-hak reproduksi.
Advokasi dimaksudkan agar mendapatkan komitmen dari para tokoh politik, tokoh agama, tokoh
masyarakat, LSM/LSOM dan swasta. Dukungan swasta dan LSM sangat dibutuhkan karena ruang gerak
pemerintah lebih terbatas. Dukungan para tokoh sangat membantu memperlancar terciptanya
pemenuhan hak-hak reproduksi. LSM yang memperjuangkan hak-hak reproduksi sangat penting artinya
untuk terwujudnya pemenuhan hak-hak reproduksi.
Dengan KIE diharapkan masyarakat semakin mengerti hak-hak reproduksi sehingga dapat bersama-sama
mewujudkannya.
4. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
Indikator terpenuhinya atau tidak terpenuhinya hak reproduksi digambarkan dalam derajat kesehatan
reproduksi masyarakat yang ditunjukkan dengan beberapa komponen berikut.
1. Angka kematian ibu/AKI (makin tinggi AKI semakin rendah derajat kesehatan reproduksi
2. Angka kematian bayi/AKB (makin tinggi AKB makin rendah derajat kesehatan reproduksi
3. Angka cakupan pelayanan KB dan patisipasi laki-laki dalam keluarga berencana (makin rendah
angka cakupan pelayanan KB, makin rendah kesehatan reproduksi)
4. Jumlah ibu hamil dengan 4T terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu
banyak anak (makin tinggi jumlah ibu hamil dengan 4T, makin rendah derajat kesehatan
reproduksi)
5. Jumlah perempuan atau ibu hamil dengan masalah kesehatan terutama anemia dan kurang
energi kronis (semakin tinggi tingkat anemia dan energi kronis, semakin rendah derajat
kesehatan reproduksi)
6. Perlindungan bagi perempuan terhadap penularan penyakit menular seksual/PMS (makin
rendah perlindungan bagi perempuan, makin rendah derajat kesehatan reproduksi)
7. Pemahaman laki-laki terhadap upaya pencegahan dan penularan PMS (makin rendah
pemahaman PMS pada laki-laki makin rendah derajat kesehatan reproduksi)