Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
NAMA PESERTA : SISKA YULI ASTUTI S.KEP., NS.
NIP : 199107282019022002
NO. URUT : 26
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA
SKPD/INSTANSI : PUSKESMAS AJIBARANG II
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
DALAM OPTIMALISASI PELAYANAN PROLANIS PADA PASIEN HIPERTENSI
DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS AJIBARANG II KECAMATAN
AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
Menyetujui,
COACH MENTOR
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA DALAM
OPTIMALISASI PELAYANAN PROLANIS PADA PASIEN HIPERTENSI DAN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS AJIBARANG II KECAMATAN
AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
Mengetahui,
A.N Kepala Bidang Pengembangan,
Kompetensi Pengendalian Mutu Dan Diklat
Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Banyumas
TIMBUL SUTEJO,SE
Pembina
NIP. 196110101989031011
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Aparatur Sipil Negara Optimalisasi Pelayanan Prolanis Pada Pasien Hipertensi dan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas” dengan baik.
Program yang terdapat dalam rancangan aktualisasi ini adalah kegiatan di lingkungan
Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Penulis merasa perlu
adanya upaya optimaslisasi kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan kesehatan
pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam menginternalisasikan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA.
1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.
2. Dwiyono, SE, selaku narasumber yang telah memberikan saran dan masukan, sehingga
rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik.
3. Sodikin, S.S. M.Si selaku coach atas bimbingan, saran, dan masukannya dalam
penyusunan rancangan aktualisasi ini.
4. Edi Hartono, SKM.,MM selaku mentor sekaligus Kepala Puskesmas Ajibarang II atas
semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingannya.
5. Keluarga besar Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas atas
dukungan dan kerjasamanya
6. Para Widyaiswara yang telah berbagi pengetahuan, memberikan motivasi dan arahan
dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi.
7. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V dan VI.
8. Seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan motivasinya.
Semoga apa yang telah dihasilkan dari tulisan ini dapat bermanfaat bagi kebaikan
sesama.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pelaksana kegiatan administrasi negara dilaksanakan oleh ASN sebagai
sumber daya manusia penggerak birokrasi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. PNS
merupakan bagian dari ASN (Aparatur Sipil Negara). Menurut UU no. 5 tahun 2014
bahwa ASN mempunyai 3 fungsi diantaranya pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia saat ini. ASN
memiliki 3 fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Selain memiliki tiga fungsi utama yang harus ada pada diri tiap ASN, seorang
ASN juga memiliki nilai-nilai dasar yang melekat pada diri tiap ASN. Melalui
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 maka nilai-nilai dasar itu dijabarkan melalui
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA). Nilai-nilai dasar ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik
yang sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk membentuk ASN yang professional
maka diadakan pendidikan dan pelatihan dasar yang didasarkan pada lima nilai-nilai
dasar yang diaktualisasikan pada unit kerja masing-masing yang disesuaikan dengan
visi dan misi unit kerja.
Masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa
dicegah atau dihindari. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan
universal karena ada faktor-faktor di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi
diantaranya faktor sosial ekonomi dan budaya. Pada kasus di beberapa negara
berkembang seperti di Indonesia, masalah kesehatan yang marak terjadi pada kurun
waktu beberapa tahun kebelakang dan diperkirakan akan terus mengalami
peningkatan pada tahun tahun yang akan datang ialah masalah kesehatan penyakit
tidak menular atau penyakit degeneratif atau sering juga disebut penyakit
kronis.Menurut World Health Organization (WHO, 2008), masalah kesehatan utama
yang menjadi penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis. Penyakit
kronis tersebut banyak macamnya, dua diantaranya ialah penyakit Hipertensi dan
Diabetes Melitus . (Sumber: http : //www.voaindonesia.com/a/penyakit-kronik-
penyebab-utamakematian-dunia-121735089/93151.html.)
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
(Effendi, 2009). Sehingga walaupun sempat berada pada era yang berbeda (Era Askes
dan Era BPJS), Puskesmas tetap konsisten memberikan layanan kesehatan untuk
masyarakat, dan ditambah dengan keberadaan Puskesmas yang mudah untuk
dijangkau.
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mengupayakan salah satu program untuk
mengatasi permasalahan tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS). Tujuan dari kegiatan program pengelolaan penyakit kronis adalah
untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis khususnya Hipertensi
mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang
berkunjung ke fasilitas tingkat pertama memiliki hasil baik, pada pemeriksaan
spesifik terhadap Diabetes Mellitus, dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
Perlu peran dari berbagai pihak, baik dari tenaga kesehatan yang hendaknya
mengupayakan program pengelolaan pemyakit kronis tersebut berjalan sehingga dapat
mengatasi kasus Hipertensi pasien, dengan menggunakan metode promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Di dalam mengupayakan kegiatan tersebut seringkali tidak
optimal karena faktor dari keterjangkauan akses pelayanan, dukungan keluarga dan
peran petugas kesehatan terhadap penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di
puskesmas. Hal ini dapat meningkatakan kualitas pelayanan kesehatan dan
memberikan motivasi kepada semua masyarakat serta melibatkan mayarakat aktif
disetiap program-program kesehatan guna meningkatkan kualitas kesehatan yang
lebih baik khususnya pada program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis).
Masalah- masalah lainnya yang ada di setiap program yang dilaksanakan
diPuskesmas memang beragam antara lain: Masih adanya Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) yang belum berobat sesuai standar di puskesmas merupakan salah satu
masalah yang ada di Puskesmas Ajibarang II, karena masih ada pasien dengan ODGJ
yang belum terdeteksi oleh petugas puskesmas, kemudian Cakupan (Open Defecation
Free) ODF di wilayah Puskemas Ajibarang II masih belum tercapai karena masih
banyaknya masyarakat yang tidak melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga di wilayah Puskesmas Ajibarang II Masih kurangnya kunjungan rumah dan
pemantauan dari tenaga kesehatan khususnya pada pasien PROLANIS hipertensi
yang sudah tidak rutin berobat ke puskesmas di masing- masing desa binaan wilayah
kerja puskesmas Ajibarang II, Kedisiplinan pegawai masih kurang, Proses
Penyeterilan alat setelah Tindakan Keperawatan masih kurang.
Sebagai perawat di Puskesmas Ajibarang II, diharapkan mampu
mengaktualisasikan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen
mutu, Anti Korupsi) , nilai-nilai dasar ASN dapat terinternalisasi dalam tindakan dan
pekerjaan sehari-sehari, dan mampu mempengaruhi seluruh ASN di lingkungan kerja
Puskesmas Ajibarang II ke arah yang positif, dan mampu mempertanggungjawabkan
pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsinya, akhirnya mampu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan visi misi Puskesmas Ajibarang II.
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan
2 Belum ada desa Pelayanan Di Wilayah kerja Semua desa di wilayah kerja
yang berstatus public Puskesmas Puskesmas Ajibarang II
Open Defecation Ajibarang II menjadi desa ODF
Free (ODF) atau masih belum
Bebas buang air menjadi desa ODF
besar sehingga
cakupan Desa
STBM masih nol
3 Masih kurang Pelayanan Pelayanan Kegiatan prolanis dapat
optimalnya Publik Kegiatan dilakukan dengan lebih
kegiatan pelayanan PROLANIS optimal
PROLANIS dan masih kurang
pemantauan optimal khususnya
kesehatan pasien pada pasien yang
Hipertensi dan sudah tidak rutin
Diabetes Mellitus mengikuti
Tipe 2
kegiatan
Kriteria
No. Isu Keterangan
A P K L
1. Masih adanya Orang Dengan + + + + Memenuhi
Gangguan Jiwa (ODGJ) Syarat
yang belum berobat sesuai
standar
1. Masih adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang belum berobat
sesuai standar
2. Belum ada desa yang berstatus Open Defecation Free (ODF) atau Bebas buang
air besar sehingga cakupan Desa STBM masih nol
3. Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan
kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2
Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan metode USG
menggunakan skala likert dengan rentang penilaian 1-5 dengan ketentuan nilai 1
berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar,
dan nilai 5 berarti sangat besar. kriteria analisis USG yaitu:
a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas yang dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait isu-isu di Puskesmas Patikraja disajikan dalam
tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3. Identifikasi Isu dengan Metode USG
Kriteria
Keterangan skor:
1 : Sangat kecil 4 : Besar
2 : Kecil 5 : Sangat besar
3 : Sedang
Setelah melalui tahap analisis dengan metode USG, maka dapat diidentifikasi isu
yang menjadi prioritas. Berdasarkan latar belakang dan hasil identifikasi isu yang telah
diperoleh, maka rumusan masalah rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut;
Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan kesehatan
pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2. Dengan terpilihnya isu yang menjadi
prioritas penyelesaian laporan aktualisasi ini, maka diberi judul: “Optimalisasi
Pelayanan Prolanis pada Pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus di unit Puskesmas
Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas”.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar profesi ASN bagi
peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019, diharapkan :
a. Melaksanakan aktualisasi dan habituasi ASN sesuai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
b. Untuk membentuk sumber daya manusia ASN yang memiliki karakter sesuai dengan
nilai-nilai dasar profesi ASN
c. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat yang bersifat akuntabel,
berjiwa nasionalisme, memiliki etika publik yang baik, berorientasi pada komitemen
mutu serta pribadi yang anti korupsi berlandaskan spiritual accountability.
d. Untuk menyelesaikan persyaratan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan VI di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas.
3. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan yang didapatkan dalam rancangan aktualisasi ini yaitu:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Menambah wawasan bagi peserta mengenai aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS
b. Dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN pada saat menjalankan tugas di
Puskesmas Ajibarang II
c. Meningkatkan profesionalitas kerja perawat melalui aktualisasi nilai-nilai
dasar profesi PNS
2. Bagi Puskesmas Ajibarang II :
a. Membantu mewujudkan visi dan misi Puskesmas Ajibarang II
b. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Ajibarang II.
c. Meningkatkan profesionalisme ASN di Puskesmas Ajibarang II
3. Bagi pasien :
a. Memberikan kepuasan pada pasien
b. Menambah pengetahuan tentang pentingnya kesehatan
4. Bagi masyarakat Desa binaan wilayah Puskesmas Ajibarang II, yaitu menambah
pengetahuan tentang penyakitnya dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang
baik dan bermutu.
BAB II
LANDASAN TEORI
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN
maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga
dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir .(Kusumasari,Bevaola, dkk: 2015)
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap politik masyarakat yang mempunyai cita-cita
dan tujuan yang sama sehingga suatu bangsa merasakan kecintaan dan kesetiaan pada
bangsa tersebut. Nasionalisme Indonesia yaitu nasionalisme yang berlandaskan pada
Pancasila, yang memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat manusia. Nilai-nilai nasionalisme
Indonesia sesuai dengan nilai-nilai sila-sila dalam Pancasila, antara lain sebagai
berikut.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai yang terkandung dalam sila pertama antara
lain jujur dan mempunyai integritas, menghormati hak orang lain, menghormati
aturan dan hukum masyarakat, beretika, tidak korupsi, sabar, berjiwa besar,
berprasangka baik, menghormati kepercayaan dan agama orang lain, serta tidak
memaksakan agama dan kepercayaan terhadap orang lain.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Nilai yang terkandung dalam sila
kedua meliputi sikap toleran, berlaku adil, menghormati hak asasi orang lain,
tidak dzalim, berlaku sopan santun, serta saling tolong-menolong.
c. Sila Persatuan Indonesia Nilain yang terkandung dalam sila ketiga meliputi sikap
siap sedia membela negara, kehormatan bangsa, kesatuan dan persatuan
Indonesia, menjaga kerukunan dan kedamaian, memajukan persatuan Indonesia
atas dasar bhineka tunggal ika, serta memjukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
d. Sila Kerakyakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan Nilai yang terkandung dalam sila keempat meliputi
tidak mau menang sendiri, tidak ngotot, tidak menghalalkan segala cara, tidak
berbuat merugikan orang/kelompok lain, mau mendengar pendapat orang lain,
sportif, siap menang tapi juga siap kalah, serta selalu mematuhi aturan yang
berlaku.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Nilai yang terkandung dalam
sila kelima antara lain tidak mementingkan diri sendiri, kelompok, atau golongan,
memperhatikan nasib orang lain, gotong royong, tidak serakah, tepat waktu, mau
bekerja keras, saling membantu, serta senang menabung dan berinvestasi.
Seorang PNS harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dalam menjalankan
tugasnya. Seorang PNS harus selalu berorientasi pada kepentingan publik dengan
selalu memberikan pelayanan prima serta berintegritas tinggi dalam menjalankan
setiap tugasnya sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan publik serta sebagai
pemberi pelayanan publik.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu
pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila (keteguhan)
b. Setia dalam mempertahankan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
(setia)
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak (professional)
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian (keahlian)
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif (adil, non diskriminatif)
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir (Kumorotomo, Wahyudi, dkk: 2015)
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah kebulatan tekad, tanggung jawab yang terdiri dari
kegiatan perbaikan berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam organisasi
melalui usaha yang terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada setiap
level oranisasi. Kinerja aparatur dalam memberikan layanan publik yang bermutu
harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi (LAN RI, 2016). Nilai-
nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5) layanan publik sebagaimana dituangkan
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tenang ASN, secara keseluruhan mencerminkan
perlunya komitmen mutu dari setiap aparatur dalam memberikan layanannya dan
kepada siapapun. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan msyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction).
Uraian di atas menunjukkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu
yaitu:
a. Efektivitas
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (dalam LAN RI, 2016) mendefinisikan
efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakan. Efektivitas organisasi
tidak hanya diukur dari performan untuk mencapai target mutu, kuantitas,
ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilakukan, sehingga tidak terjadi pemborosan,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar
alur. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Karakteristik yang ideal dari tindakan efektif dan
efisien yaitu: penghematan, ketercapaian target, pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak. Sedangkan,
konsekuensi jika suatu pelaksanaan pekerjaan tidak efektif dan efisien adalah
ketidakcapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas
instansi, bahkan kerugian finansial.
c. Inovasi
Pengertian inovasi menurut Richard L. Daft (dalam LAN RI, 2016) menyatakan
bahwa inovasi barang dan jasa adalah cara suatu organisasi beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan. Inovasi dalam layanan
publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. Inovasi muncul karena dorongan
kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan. Dorongan
untuk melakukan perubahan dapat berasal dari dalam, ataupun dari pihak luar.
Inovasi dalam pelayanan publik merupakan sebuah keniscayaan. Khususnya
dalam rangka meningkatkan kepuasan publik atas layanan aparatur. Upaya
peningkatan produktivitas PNS sebagai aparatur penyelenggara pemerintah dapat
dilakukan melalui banyak cara, misalnya peningkatan kompetensi, motivasi,
penegakan disiplin, dan pengawasan profesional untuk mengawal kinerja PNS
agar tetap berada di jalur yang tepat dan tidak melakukan penyimpangan.
d. Mutu
Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis (dalam LAN RI, 2016),
mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan pengguna.
Keberhasilan institusi pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan
sangat bergantung pada mutu sumberdaya manusia serta bagaimana potensi
mereka diberdayakan oleh pimpinannya (LAN RI, 2016). Pelayanan publik yang
berorientasi mutu adalah pelayanan yang diarahkan untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik menyangkut layanan producer
view maupun costumer view. Zeithmalh, dkk (dalam LAN RI, 2016) menyatakan
bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan yaitu: 1) tangible
(nyata/berwujud); 2) reliability (kehandalan); 3) responsiveness (cepat tanggap);
4) competence (kompetensi); 5) access (kemudahan); 6) courtesy (keramahan); 7)
communication (komunikasi); 8) credibility (kepercayaan); 9) security
(keamanan); dan 10) understanding the customer ( pemahaman pelanggan).
5. Anti Korupsi
Nilai seorang PNS yang anti korupsi berarti bahwa tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi terdiri
dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Jujur
Kejujuran merupakan landasan utama bagi penegakan integritas diri. Sikap jujur
terhadap diri sendiri maupun orang lain dapat membentengi diri dari perbuatan
curang.
b. Peduli
Sikap peduli terhadap orang lain menjadikan seseorang memiliki rasa kasih sayang
antar sesama. Pribadi berjiwa sosial tinggi tidak akan tergoda untuk memperkaya
diri dengan cara yang salah.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter seseorang agar tidak mudah bergantung kepada
pihak lain, sehingga dapat terhindar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan.
d. Disiplin
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Pekerja keras akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi
terwujudnya kemanfaatan publik yang maksimal.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Karakter yang kuat akan membentuk pribadi yang berani untuk menyatakan
kebenaran dan menolak kebathilan.
i. Adil
Adil yaitu kemampuan untuk memperlakukan orang lain sesuai hak dan
kewajibannya, sehingga akan menyadari bahwa apa yang diterima sesuai dengan
jerih payahnya.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu bnyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi
mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu
pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika
mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan
dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa yang
telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan
saat memutuskan peristiwa yang terjadi (Tim Penulis Pemberantasan Korupsi: 2015).
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan
dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka
butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan
karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di
sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media
publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat ( Purwanto, Erwan
Agus, dkk: 2017)
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
dialog atau pertukaran informasi;
joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
joint working, atau kolaborasi sementara;
joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak; merger,
yaitu penggabungan ke dalam struktur baru (Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo
Sejati: 2017)
A. Definisi Prolanis
Definisi Prolanis menurut BPJS Kesehatan ialah suatu sistem pelayanan
kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang
melibatkan peserta, Faskes (Fasilitas Kesehatan) dan BPJS Kesehatan dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien (Buku panduan praktis PROLANIS BPJS Kesehatan, 2014).
Penyakit kronis yang dimaksud dalam program Prolanis BPJS ialah penyakit diabetes
melitus tipe II dan penyakit hipertensi, dengan bentuk aktivitas pelaksanaan yang
meliputi konsultasi medis/ edukasi, homevisit, aktivitas klub dan pemantauan status
kesehatan dengan penanggungjawab program ada pada Kantor Cabang BPJS
Kesehatan Bagian Manajemen Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014).
Kegiatan kunjungan rumah khususnya pada pasien prolanis Hipertensi dan
Diabetes Melitus di Puskesmas Ajibarang II masih belum berjalan optimal,
disebabkan karena jadwal kunjungan dan tenaga kesehatan yang melakukan
kunjungan belum diatur dengan jelas. Angka kunjungan pasien prolanis di Puskesmas
Ajibarang II, khususnya pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus juga masih kurang
sehingga berimbas pada pendapatan besaran kapitasi berdasarkan pencapaian target.
Salah satu Indikator yang mempengaruhi besaran pembayaran kapitasi adalah
indikator Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB) yaitu ≥ 50%, dan
Rasio Kunjungan Rumah (RKR) 8.33 % sebulan atau 100% setahun.
Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta
PROLANIS untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi
peserta PROLANIS dan keluarga Sasaran: Peserta PROLANIS dengan kriteria :
Tipe 2 dan Hipertensi. Aktifitas dalam PROLANIS meliputi aktifitas konsultasi medis
atau edukasi, Home Visit, Reminder, aktifitas klub, pelayanan obat secara rutin, dan
PROFIL ORGANISASI
1. IDENTITAS
A. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Nama Instantsi : PUSKESMAS AJIBARANG II
Alamat : Jln. Desa Kalibenda RT 002 RW 001
Kecamatan : Ajibarang
Kabupaten : Banyumas
Propinsi : Jawa Tengah
No Telpon : 0281 (572372)
7. PROFIL ORGANISASI
Puskesmas Ajibarang II Kabupaten Banyumas yang dibentuk berdasarkan
Tugas Pokok, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Puskesmas Ajibarang II pada
sehat.
yang lebih baik lagi, maka Puskesmas Ajibarang II berusaha mengantisipasi tuntutan
menerapkan pola pengelolaan umum Badan Pelayanan Umum Daerah yang diatur
II adalah :
1. Karakteristik Bisnis
kinerja keuangan dan indikator kinerja operasional dan indikator manfaat. Bisnis
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui kegiatan
A. Letak Geografis
Puskesmas Ajibarang II merupakan salah satu bagian dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten
Banyumas, dan merupakan unit 2 dari Kecamatan Ajibarang. Dengan luas wilayah mencapai
2.676 km, mempunyai 7 desa wilayah kerja yang meliputi Desa Pancasan, Lesmana ,
Pancurendang , Kalibenda , Banjarsari , Sawangan dan Jingkang ,sedangkan wilayah desa yang
terluas desa Jingkang tersempit desa Kalibenda.
2 LESMANA
208 41 12
2,279
3 PANCURENDANG
289 35 7
2,157
4 KALIBENDA
134 11 2
765
5 BANJARSARI
399 48 7
2,498
6 SAWANGAN
710 52 11
1,894
7 JINGKANG
738 43 8
2,320
KECAMATAN 2676
Batas wilayah kerja Puskesmas Ajibarang II kecamatan Ajibarang, disajikan pada
gambar 1.
Batas Wilayah Puskesmas II Ajibarang
Lesmana
Pancurendang
Kalibenda Banjarsari
Ajibarang ii.shp
Pancasan Banjarsari
Jingkang
Sawangan Kalibenda
Lesmana
Pancasan
Pancurendang
Jingkang Saw angan
W E
1 0 1 2 Miles
S
1. Dokter Umum 1 0 1 2
2. Dokter Gigi 1 0 0 1
3. Apoteker 0 0 1 1
4. Bidan 15 0 4 19
5. Perawat 6 0 2 8
6. Perawat Gigi 1 0 0 1
7. Asisten Apoteker 0 0 1 1
8. Tenaga Gizi 1 0 1 2
12 Administrasi 2 0 2 4
15 Pengemudi 0 0 2 2
16 Petugas kebersihan 0 0 2 2
17 Petugas Keamanan/Satpam 0 0 2 2
Jumlah 28 0 24 52
A. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Struktur organisasi Puskesmas II Ajibarang terdiri dari :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian Tata Usaha
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
e. Penanggung jawab jejaring pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayana
kesehatan.
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar PNS
Kegiatan yang ada pada rancangan ini adalah kegiatan yang bersumber dari
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagai Perawat Ahli Pertama atau penugasan khusus
dari atasan. Kegiatan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang terdiri atas
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi
(ANEKA) diperoleh tujuh kegiatan untuk sarana aktualisasi ANEKA pada Puskesmas
Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas dengan pertimbangan bahwa
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan selama masa aktualisasi nilai dasar di tempat tugas.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, peserta Diklat Latsar dituntut
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS sebagai tindak lanjut dari proses
internalisasi nilai-nilai dasar selama masa pembelajaran.
Kegiatan akan diterapkan di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang,
Kabupaten Banyumas selama 30 hari efektif pelayanan, yang dilaksanakan pada tanggal
12 juli 2019 sampai tanggal 10 agustus 2019.
Identifikasi Isu 1. Masih adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang belum
berobat sesuai standar
2. Belum ada desa yang berstatus Open Defecation Free (ODF) atau
Bebas buang air besar sehingga cakupan Desa STBM masih nol
3. Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS
dan pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes
Mellitus Tipe 2
4. Tingginya kebiasaan merokok dan masih kurangnya KTR di
fasilitas pelayanan kesehatan
5. Pembentukan POSBINDU PTM Desa/kelurahan masih kurang
Isu yang : Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan
diangkat pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas
Keterkaitan Analisis
Kontribusi Terhadap Penguatan
Output/ Hasil Substansi Dampak Jika
No Kegiatan Tahapan kegiatan Visi dan Misi Unit Nilai
Kegiatan Mata Kegiatan tidak
Kerja Organisasi
Pelatihan Dilaksanakan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Mengefektifkan 1. Melakukan 1. Didapatkannya Akuntabilitas Dengan melakukan Nilai 1. Akan
kegiatan konsultasi persetujuan Konsultasi kegiatan ini akan organisasi menghambat
skrining faktor dengan Kepala dari pimpinan dilakukan Mempermudah proses yang ke satu kegiatan
resiko Puskesmas untuk dengan sopan, pendataan , dimana hasil yaitu berikutnya
Hipertensi dan pelaksanaan santun dan pendataan tersebut dapat :Cekatan karena
Diabetes
kegiatan penuh rasa diajdikan acuan untuk langkah awal
Mellitus
(lembar hormat, serta peningkatan mutu harus
persetujuan) mengikuti pelayanan keperawatan mendapat
masukan dari yang juga berakibat pada persetujuan
atasan peningkatan mutu dari atasan
pelayanan hal ini sesuai terlebih
(Etika Publik dengan misi Puskesmas dahulu.
:Hormat, Ajibarang II yang ke 2
santun, taat yaitu :
2. Melakukan 2. Mendapatkan perintah, - Meningkatkan kinerja
pengkajian atau data dan dan mutu pelayanan
anamnesa identitas Komitmen kesehatan 2. Tidak
pasien yang pasien yang Mutu: mendapatka
berobat dirawat terindikasi Kegiatan n data
jalan mempunyai dilaksanakan rekam medis
faktor resiko agar mencapai pasien
Hipertensi hasil sesuai
dan Diabetes dengan target: 3. Tidak ada
Mellitus Efektif dan dokumen
efisien tertulis
3. Mencatat 3. Mendapatkan
pasien yang data pasien
mempunyai Hipertensi
faktor resiko dan Diabetes
Hipertensi dan Mellitus
Diabetes untuk
Mellitus selanjutnya di
arahkan untuk
mengikuti
kegiatan
Prolanis.
2. Menyusun SOP 1. Melakukan 1. Mendapat Konsultasi Dengan membuat SOP Kegiatan ini 1. Kegiatan
tentang konsultasi persetujuan dilakukan tentang kunjungan rumah dilakukan tidak berjalan
kunjungan dengan atasan pelaksanaan dengan sopan, pasien prolanis maka hal sebagai sesuai alur
rumah pasien kegiatan santun dan ini sesuai dengan visi dan bentuk atau prosedur
PROLANIS penuh rasa misi organisasi : pengabdian yang sesuai
2. Koordinasi 2. Adanya hormat, serta - Mendorong dan tanggung
dengan tim kesepakatan mengikuti kemandirian jawab 2. Tidak adanya
Sumber untuk bersama masukan dari masyarakat untuk pekerjaan kesepakatan
kegiatan: merancang atasan (Etika hidup sehat sesuai
INOVASI SOP Publik dengan nilai 3. Tidak ada
:Hormat, - Meningkatkan :(Memadai ) alur yang
3. Membuat 3. Terbentuknya santun, taat kinerja dan mutu yaitu jelas dalam
susunan SOP SOP perintah, pelayanan ketersediann kegiatan
tentang kunjungan kesehatan; ya Standar
kunjungan rumah Operasional 4. Petugas tidak
rumah Akuntabilitas Prosedur mengetahui
adanya SOP alur SOP
yang dapat yang
4. Melakukan 4. Petugas medis/ dipertanggung semestinya.
sosialisasi SOP paramedis jawabkan
kepada petugas mampu
Medis dan melakukan SOP Nasionalisme
Paramedis di yang sudah terjadinya
Puskesmas disepakati musyawarah
Ajibarang II bersama antar tenaga
kesehatan
untuk
kesepakatan
pelaksanaan
kegiatan
kunjungan
rumah yang
terjadwal.
Etika Publik
melaksanakan
tugas dengan
professional
Komitmen
Mutu bekerja
dengan efektif
dan efisien
terbentuknya
kesepakatan
untuk
melakukan
upaya promotif
dan preventif
bagi pasien.
Anti Korupsi
bekerja dengan
jujur dengan
konsep yang
jelas
3. Membuat 1. Mengajukan 1. Disetujuinya Akuntabilitas Dengan membuat Leaflet Dengan 1. Atasan tidak
leaflet dan proposal tentang proposal adanya dan Banner/MMT membuat mengetahui
Banner pembuatan pembuatan kejelasan mengenai PROLANIS, Leaflet dan tentang
mengenai Leaflet dan Banner dan informasi maka hal ini sesuai Banner/MM rencana
PROLANIS Banner kepada leaflet dengan visi organisasi : T mengenai
untuk kepala TU Nasionalisme, -Mendorong kemandirian PROLANIS 2. Tidak
diberikan seluruh lapisan masyarakat untuk hidup hal ini terbentuknya
kepada pasien masyarakat sehat. menguatkan rencana
2. Membuat desain 2. Terbentuknya yang datang ke nilai
leaflet dan leaflet dan puskesmas adil organisasi : 3. Tidak ada
Sumber Banner banner mendapatkan Memadai yang melihat
kegiatan: mengenai informasi hasil askhir
INOVASI PROLANIS tentang dari suatu
PROLANIS kegiatan
3. Evaluasi
kegiatan 3. Terpasangnya Etika Publik
Banner dan melaksanakan
leaflet tentang tugas dengan
PROLANIS professional
diPuskesmas
Komitmen
Mutu
terciptanya
inovasi sarana
informasi
mengenai
PROLANIS
Anti Korupsi
desain yang
sederhana dan
mudah
dipahami
masyarakat
Anti Korupsi
bekerja dengan
jujur dengan
materi yang
jelas
6 Membuat 1. Mendata nomor 1. Nomor ponsel Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan 1. Petugas
group ponsel dan peserta dapat adanya materi pembuatan grup melakukan kesulitan
Informasi membuat grup terdata yang dapat informasi berbentuk koordinasi untuk
WA peserta dipertanggung - dan membuat grup
berbentuk Grup informasi WA
yang mengikuti jawabkan pembuatan informasi
group kegiatan Merupakan misi jadwal
Whatsapp PROLANIS Nasionalisme organisasi : kunjungan
(WA) untuk bersatunya pasien
pemahaman - Mendorong PROLANIS
meningkatkan
2. Memberikan pembuatan kemandirian yang
kepatuhan masyarakat untuk dilakukan
peserta informasi yang 2. Peserta jadwal
berkaitan PROLANIS kunjungan hidup sehat bersama akan 2. Peserta
PROLANIS
dengan dapat menguatkan PROLANIS
kesehatan di memperoleh Etika Publik - Meningkatkan kinerja nilai tidak
didalam grup informasi melaksanakan dan mutu pelayanan organisasi : mengetahui
tersebut sewaktu- tugas dengan kesehatan - Memadai apabila ada
waktu professional - Berkualitas info terbaru
3. Melakukan - Harmonis
evaluasi tentang 3. Mengetahui Komitmen
pembuatan grup manfaat di Mutu bekerja 3. Petugas tidak
WA untuk bentuknya dengan efektif mengetahui
meningkatkan grup WA dan efisien bagaimana
kepatuhan terbentuknya dampak yang
peserta kerjasama dirasakan
PROLANIS untuk oleh peserta
penanganan PROLANIS
C. JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI
Program/Kegiatan : Optimalisasi kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas
JULI AGUSTUS
N
KEGIATAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
O
2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0
1 Mengefektifka
n skrining
faktor resiko
Hipertensi dan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Diabetes
Mellitus
2 Menyusun
SOP tentang
kunjungan
V
rumah pasien
PROLANIS
3 Membuat
leaflet dan
Banner
mengenai
V
PROLANIS
untuk
diberikan
kepada pasien
4 Melakukan
Kunjungan V V V V V V V V
rumah
5 Melakukan
penyuluhan
pendidikan
kesehatan pada V V
pasien di
kegiatan
PROLANIS
6 Mengaktifkan
kembali
kegiatan senam
PROLANIS V
yang diikuti
oleh lansia
7 Membuat
group
Informasi
berbentuk
Whatsapp
(WA) V V
meningkatkan
kepatuhan
peserta
PROLANIS
BAB V
PENUTUP
3. Rancangan aktualisasi akan dilaksanakan pada saat off campus selama 30 hari yaitu
tanggal 12 Juli– 10 Agustus 2019 bertempat di Puskesmas Ajibarang II
4. Indikator nilai dasar yang digunakan dalam kegiatan yang dirancang meliputi :
a. Nilai Akuntabilitas, yaitu kepemimpinan, transparansi, pertanggungjawaban,
integritas, kejelasan dan konsistensi.
b. Nilai Nasionalisme, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Nilai Etika Publik, yaitu standard etika luhur, sopan santun, dan empati.
d. Nilai Komitmen Mutu, yaitu orientasi mutu, efektif, efisiensi, serta menghargai
komunikasi dan konsultasi.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.