Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEGAWATDARURATAN

DENGAN KASUS HEPATOMEGALI

DI RUANG UGD

RUMAH SAKIT TENTARA KALIMANTAN TIMUR

DI SUSUN OLEH :

BELA AYU ANGGRAINI

NPM : 16.11.4066.E.A.0078

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI

SAMARINDA TAHUN

2018
A. Pengertian
Hepatomegali adalah istilah untuk menggambarkan adanya pembesaran
ukuran hati (liver). Ukuran hati normal sekitar 7,5 cm pada wanita dan 10,5 cm
pada laki-laki. Hati terletak di daerah perut kanan atas, terlindung oleh rusuk
kanan. Jika terjadi hepatomegali, maka hati akan teraba melewati rusuk kanan
paling bawah. Hepatomegali disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti
infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba, penimbunan lemak (fatty liver),
penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran
dari keganasan (metastasis). (Brunner & Suddarth,2000:22 )

B. Etiologi
Hepatomegali dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa hal berikut ini:

1. Penyakit hati (sirosis, hepatitis, kista, tumor, dll)


2. Kanker: Penyakit kanker yang menyerang bagian lain dari tubuh dapat
menyebar ke organ hati, misalnya leukemia, limfoma, dan lain-lain
3. Masalah pada pembuluh darah (penyumbatan pembuluh darah yang
mengalir ke hati, gagal jantung)
4. Hepatitis A dan B
5. Gagal jantung kongeshif (CHF Congestive Heart Failure)
6. Leukemia
7. Neuroblastoma

Namun, ada beberapa hal yang turut meningkatkan risiko masalah pada organ
hati, seperti:

o Minum alkohol berlebihan: Apabila Anda minum alkohol dalam jumlah


lebih dari normal, organ hati Anda dapat rusak.
o Dosis obat, vitamin, dan suplemen yang terlalu besar: Risiko kerusakan hati
dapat meningkat bila Anda mengonsumsi obat-obatan dengan dosis yang
lebih dari anjuran dokter.
o Infeksi: Jika Anda mengalami infeksi, seperti malaria dan demam, Anda
berpeluang besar untuk mengalami kerusakan hati.
o Obesitas: Kelebihan lemak yang menyebabkan berat badan berada di atas
normal dapat meningkatkan risiko penyakit hati.

C. Patofisiologi Hepatomegali
Faktor-faktor resiko seperti rokok jamur, kelebihan zat dan infeksi virus
hepatitis B serta alcohol yang mengakibatkan sel-sel pada hepar rusak serta
menimbulkan reaksi hiperplastik yang menyebapkan neoplastik hepatima yang
mematikan sel-sel hepar dan mengakibatkan pembesaran hati. Hepatomegali dapat
mengakibatkan infasi pembuluh darah yang mengakibatkan obstruksi vena hepatica
sehingga menutup vena porta yang mengakibatkan menurunnya produksi albumin
dalam darah (hipoalbumin) dan mengakibatkan tekanan osmosis meningkatkan
tekanan osmosis meningkat yang mengakibatkan cairan intra sel keluar ke ekstrasel
dan mengakibatkan udema. Menutupnya vena porta juga dapat mengakibatkan
ansietas. Hepatomegali juga dapat mengakibatkan vaskularisasi memburuk,
sehingga mengakibatkan nekrosis jaringan.
Hepatomegali dapat mengakibatkan proses desak ruang, yang mendesak
paru, sehingga mengakibatkan sesak, proses desak ruang yang melepas mediator
radang yang merangsang nyeri. Kanker hati biasanya dengan riwayat infeksi
hepatitis B dan C atau penyakit hati kronik misalnya sirosis dan terpajan ke
karsinogen-karsinogen jenis tinggi, termasuk aflatoksin yang ditemukan pada
kacang atau jagung berjamur. Kanker hati primer dapat berasal dari hepatosit
(karsinoma hepatoseluler) atau dari duktus ampedu. Kanker hati sekunder timbul
akibat metastasis kanker di bagian tubuh lain misalnya usus dan pankreas yang
mengalirkan darahnya ke hati melalui vena porta. Kanker hati primer dan sekunder
sering bermetastasis keluar hati terutama jantung dan paru. Karena aliran darah dari
hati mula-mula menyerang kedua organ tersebut.
(Iyer et al, 1996 dalam Nursalam,2002. 1-2)

D. Tanda dan Gejala


Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika
pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut
terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.
Tandadan gejala yang lain berupa:
 Umumnya tanpa keluhan
 Pembesaran perut
 Nyeri perut pada epigastrium/perut kanan atas
 Nyeri perut hebat, mungkin karena ruptur hepar
 Ikterus

E. Komplikasi Hepatomegali
Orang yang hatinya rusak karena pembentukan jaringan parut (sirosis), bisa
menunjukkan sedikit gejala atau gambaran dari hepatomegali. Beberapa diantaranya
mungkin juga mengalami komplikasi, yaitu:
- hipertensi portal dengan pembesaran limpa
- asites (pengumpulan cairan dalam rongga perut)
- gagal ginjal sebagai akibat dari gagal hati (sindroma hepatorenalis)
- kebingungan (gejala utama dari ensefalopati hepatikum) atau
- kanker hati (hepatoma)

F. Penatalaksanaan Hepatomegali
a) Terapi umum

- Istirahat
- Diet
- Medikamentosa
- Obat pertama
- Obat alternative
b) Terapi komplikasi

- Ruptur : pembedahan
- Kista terinfeksi : pasang drainase

c) Pembedahan
- Pembedahan
- Operasi pintas porto-cava
- Aspirasi cairan (bila kista besar)
- Skleroterapi (bila ada perdarahan varises)
- Transplantasi hati

G. Pemeriksaan diagnostic
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan
fisik. Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi
lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu. Hati
akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis.
Benjolan yang nyata biasanya diduga suatu kanker. Pemeriksaan lainnya yang
bisa dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya hati
adalah:

 rontgen perut
 CT scan perut
 tes fungsi hati.

Uji Normal Makna klinis


Bilirubin 0,1-0,3 Meningkat bila terjadi gangguan
serum mg/dl ekskresi bilirubin terkonjugasi.
terkonjugasi
Bilirubin
0,2-0,7
serum tak Meningkat pada hemolitik.
mg/dl
terkonjugasi
Bilirubin 0,3-1,0 Meningkat pada penyakit
serum total mg/dl hepatoseluler.
Bilirubin Mengesankan adanya obstruksi
0
urine pada sel hati
Urobilinogen 1,0-3,5 Berkurang pada gangguan
urine mg/24jam ekskresi empedu, gangguan hati.
5-35
Enzim SGOT Meningkat pada kerusakan hati.
unit/ml
5-35
Enzim SGPT Meningkat pada kerusakan hati
unit/ml
200-450
Enzim LDH Meningkat pada kerusakan hati
unit/ml
Fosfatase 30-120
Meningkat pada obtruksi biliaris.
alkali IU/L
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian
merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
individu. Dalam hal ini yang perlu dikaji pada pasien berupa:
- Aktivitas/ Istirahat
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot perut. Tidak banyak
aktivitas karena nyeri di perutnya.
- Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi AML, klaudikasi, kebas, takikardi, perubahan
tekanan darah
- Integritas Ego
Stress, ansietas
- Eliminasi
Perubahan pola berkemih sulit BAB, BAK sedikit.
- Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penambahan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
- Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
- Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri pada perut kanan atas (sedang / berat)
- Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
- Keamanan
Kulit kering, gatal.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dimiliki muncul pada penderita anemia adalah
sebagai berikut :
1. Nyeri akut b/d proses penyakit, inflamasi
2. Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri pada perut kanan atas dan punggung.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia

3. Perencanaan Keperawatan
Menurut Marilyn E. Dongoes, dkk (1999;569-581), intervensi ataupun
perencanaan yang dapat dilaksanakan pada klien dengan penyakit anemia adalah
sebagai berikut :

DX 1 : Nyeri akut b/d proses penyakit, inflamasi


Tujuan : Nyeri berkurang / terkontrol
Kriteria hasil : Klien mengatakan nyerinya berkurang, TTV dalam batas normal,
wajah pasien rileks, klien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik
relaksasi, skala nyeri 0 – 3
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan
keperawatan.
2. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan
otot serta mengurangi nyeri.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : Relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih
nyaman.
5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi
lebih nyaman.

DX 2 : Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri pada perut kanan atas dan punggung.
Tujuan : Gangguang Pola teratasi
Kriteria hasil : Pasien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit, · Pasien tenang
dan
wajah segar, Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup
Intervensi :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
Rasional : Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan
tidur/istirahat
2. Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.
Rasional : Mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan
pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien
3. Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek
obat-obatan dan suasana ramai
Rasional : Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain dialami
dan dirasakan pasien
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi
Rasional : Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur,
teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.
5. Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur pasien
Rasional : Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien
akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat.

DX 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia


Tujuan : Nutrisi klien terpenuhi
Kriteria hasil : Klien mengatakan tak mual lagi, nafsu makan klien meningkat
porsi
makan di habiskan, pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara
mengatasi malas makan.
Intervensi :
1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
Rasional :.Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
2. Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional :.Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi
nutrisi.
3. Berikan makan sedikit dan frekuensi sering
Rasional :.Makan sedikit dapat menurun kelemahan dan meningkatkan serta
mencegah distensi gaster.
4. Berikan dan Bantu personal hygiene mulut sebelum dan sesudah makan
menggunakan sikat gigi halus untuk penyikatan lembut.
Rasional :.Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral menurunkan
pertumbuhan bakteri dan meminimalkan pertumbuhan infeksi.
5. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
Rasional : menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan
nafsu makan
Daftar Pustaka

Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi


keperawatan,
Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.
Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC,
Jakarta, 1999.
http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415 Terapi Akupunktur untuk
Vertigo.pdf/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html
Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia
Kedokteran No.144, Jakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai