Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENELITIAN

PENERAPAN MEDIA KOLAM TERPAL UNTUK MENINGKATKAN

BUDIDAYA IKAN LELE di DAERAH SUKASADA

DISUSUN OLEH :

PUTU DIANA MANIK WULANDARI

XII MIPA 3

SMAN 4 SINGARAJA

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Penerapan Media Kolam Terpal Untuk Menigkatkan


Budidaya Ikan Lele di Daerah Sukasada” diajukan untuk memenuhi penilaian tugas akhir
siswa.

Singaraja, 10 Agustus 2018

Guru Pembimbing,

Dra. Made Sri Marsilawati, M.Pd

NIP. 196512291992032009

Kepala Sekolah

SMA Negeri 4 Singaraja,

Drs. Putu GedeWartawan

NIP. 197002241995031003

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penerapan Media Kolam
Terpal Untuk Menigkatkan Budidaya Ikan Lele di Daerah Sukasada”. Adapun maksud dan
tujuan dari penulisan karya tulis ini, untuk memenuhi upaya penulis dalam mengembangkan
dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang materi yang sedang penulis pelajari.

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Putu Gede Wartawan, selaku Kepala SMA Negeri 4 Singaraja, yang telah
memberikan dukungan secara penuh terhadap siswa-siswi dalam rangka pengembangan
metode pembelajaran yang ilmiah.
2. Ibu Dra. Made Sri Marsilawati, M.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan
masukan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
3. Siswa-siswi SMA Negeri 4 Singaraja yang telah mendukung dalam penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Singaraja, 10 Agustus 2018

Penulis
3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ......................................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 5


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 6
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 7

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 8

3.1 Metode Pemecahan Masalah ............................................................................... 8


3.2 Pelaksanaan Pemecahan Masalah ....................................................................... 8
3.3 Pembahasan Hasil Pemecahan Masalah .............................................................. 9

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12


3.2 Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 14

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati,
misalnya ikan lele (Clarias Batrachus). Lele atau ikan keli adalah sejenis ikan yang hidup
di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang,
serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama dengan semakin
maraknya “Usaha Warung Pecel Lele” di daerah Buleleng. Ikan lele sudah sejak lama
menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan masyarakat
Indonesia. Budidaya ikan lele banyak dilakukan karena dapat dilakukan pada lahan dan
sumber air yang terbatas, teknologi budidaya yang relatif mudah di mengerti masyarakat,
pertumbuhannya cepat, dan bernilai ekonomi yang relatif tinggi. Lele tidak pernah
ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke
dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Keinginan untuk menggalakkan budidaya lele bukan tanpa kendala. Asumsi
masyarakat yang melihat lele sebagai ikan yang kotor karena suka hidup digenangan air
yang kotor dan juga masyarakat yang tidak suka mengkonsumsi ikan terutama ikan air
tawar seperti lele. Adanya kendala ini tidak membuat Dinas terkait patah semangat untuk
membuat Buleleng berhasil membudidayakan ikan lele, bahkan hal tersebut menjadi
tantangan tersendiri bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Buleleng. Beberapa strategi
disiapkan agar kesinabungan dan keberlanjutan budidaya ikan lele dapat berjalan dengan
baik. Lahan yang dikembangkan di Buleleng ini adalah lahan-lahan pekarangan rumah
ataupun berada di area kebun para penduduk. Oleh karenanya budidaya lele yang
dikembangkan di Buleleng adalah Budidaya lele di kolam terpal yang dapat dimasukkan
benih dengan kepadatan tinggi.

5
1.2.RUMUSAN MASALAN
1. Bagaimana cara menerapkan media kolam terpal pada pembudidayaan ikan lele ?
2. Bagaimana cara mendapatkan ikan lele yang berkualitas melalui media kolam terpal?
3. Apakah kelebihan dari penerapan media kolam terpal pada pembudidayaan ikan lele?
1.3.TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengetahuan tentang cara menerapkan media kolam terpal pada
pembudidayaan ikan lele.
2. Mengetahui cara membudidayakan ikan lele melalui media kolam terpal.
3. Mengetahui kelebihan dari penerapan media kolam terpal pada budidaya ikan lele.

1.4.MANFAAT
1. Untuk meningkatkan minat dalam pembudidayaan ikan lele di kalangan masyarakat
Buleleng.
2. Mengembangkan kolam terpal sebagai media dalam budidaya ikan lele.
3. Meningkatkan minat konsumsi masyarakat.
4. Bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat sebagai referensi dalam membuat karya
ilmiah kedepannya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan asli perairan Indonesia. Dalam perdagangan
internasional ikan lele disebut cafish. Ikan lele adalah salah satu di antara 1.500 spesies yang
termasuk subordo Siluridea. Ikan lele memiliki bentuk tubuh (badan) memanjang (Jwgilig)
dan memipih (pipih) di bagian belakang (pangkal ekor). Kepala gepeng, berukuran relatif
besar, dan dilengkapi dengan empat pasang ungut di sekitar mulut. Ikan ini memiliki alat
bantu pernapasan yang disebut selaput labirynth. Ikan lele memiliki sirip perut dan sirip
dubur yang terpisah (tidak menyatu). Pada sirip dadanya terdapat taji (patil) yang runcing dan
bergerigi. Taji (patil) berfungsi sebagai alat pertahanan (membela diri), sekaligus sebagai alat
bantu untuk menyerap di atas permukaan lumpur atau di daratan. Ikan lele memiliki kulit
yang licin dan tidak bersisik. Permukaan kepala dan punggung berwarna gelap dan
permukaan perut berwarna terang (lebih terang). Ikan lele termasuk jenis ikan karnivora
sekaligus ikan omnivora. Ikan ini memiliki lambung relatif besar dan panjang, sementara
ususnya relatif pendek jika dibandingkan dengan panjang badannya. Ikan lele memiliki
sepasang gonada yang terletak di sekitar usus, sepasang hati, dan gelembung renang.

Ada beberapa jenis ikan lele yaitu Clarias Battachus, Clarias Leiocanthus, Clarias
Nieuwhafi, dan Clarias Teesmanii, Clarias Battachus termasuk jenis yang paling banyak
dijumpai dan dibudidayakan, di samping terdapat di alam. Lele asli Indonesia (Clarias
Battachus) juga banyak dipelihara di Taiwan. Di Indonesia juga dikenal dengan lele dumbo.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada
siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele
memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami
umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya
bisa mencapai lebih dari 2 kg, contohnya lele Wels dari Amerika. Banyak jenis lele yang
merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang,
namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Produksi budidaya ikan
lele meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar
bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan
murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki
masa tunggu panen yang singkat.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Metode Pemecahan Masalah

Potensi budidaya air tawar Buleleng terbuka sangat lebar. Potensi budidaya air tawar
Buleleng terdiri dari perairan umum dan budidaya di darat berupa kolam dan minapadi.
Potensi perairan umum seluas 481,3 Ha yang terdiri dari 446 Ha perairan danau, 25 Ha
perairan sungai, 10 Ha perairan waduk dan 0,30 Ha saluran irigasi. Saat ini terdapat danau
yang sangat potensial untuk dikembangkan budidaya karamba jaring apung yaitu Danau
Buyan yang terletak di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada. Sementara potensi mina padi
tercatat seluas 3.354,6 Ha pada sawah berpengairan teknis maupun setengah teknis namun
pemanfaatannya baru mencapai 198 ha, sehingga pengembangan usaha ini masih sangat
terbuka. Luas lahan potensial untuk usaha ikan di kolam juga masih sangat memungkinkan
dan sampai dengan tahun 2010 telah dimanfaatkan seluas 53,3 Ha.

Prospek pengembangan budidaya air tawar terutama kolam terpal lebih diarahkan ke
budidaya ikan lele. Pengembangan budidaya ikan lele ini lebih disebabkan karena
kemudahan dalam membudidayakannya. Lele dapat dibudidayakan dengan memanfaatkan
lahan yang tidak begitu luas seperti pekarangan rumah. Selain itu, benih lele mudah
didapatkan dan mudah dibenihkan. Dalam membesarkannya pun ikan lele tidak begitu sulit.
Usaha budidaya ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah, kolam beton maupun kolam terpal,
bahkan ikan lele juga banyak dipelihara dalam drum. Budidaya ikan lele di kolam galian
konvensional dan kolam permanen (kolam beton) memiliki banyak kendala, misalnya
membutuhkan lahan yang luas dan biaya pembuatannya tinggi. Untuk menekan biaya dan
mengoptimalkan lahan yang sempit, kolam terpal merupakan alternatif yang bisa dipilih.

3.1 Pelaksanaan Pemecahan Masalah

1. Tahap pembuatan kolam Lele dari Terpal


Pertama beli terpal yang cukup kuat dan tebal untuk menahan tekanan air. Untuk
memilih terpal usahakan memilih dengan hati – hati, karena ada beberapa terpal yang robek
ketika menahan tekanan air yang cukup kuat. Untuk ukuran terpal dapat anda sesuaikan
dengan besar lahan yang akan di taruh kolam diatasnya. Namun umumnya terpal yang
beredar di pasaran berukuran 4 x 6 meter. Kemudian siapkan bambu untuk kerangka kolam,

8
usahakan bentuk kerangka cukup kokoh. Agar tidak rusak atau roboh ketika dimasuki air.
Untuk dasar dan dinding kolam dapat anda tambahkan papan kayu biar kuat. Setelah itu taruh
terpal diatasnya dan ikat dengan kuat. Ukuran kolam dapat di sesuaikan dengan lahan.
Umumnya 2x4 atau 3x4 meter dengan kedalaman sekitar 0,5 meter.

2. Pemilihan tipe budidaya ikan Lele


Setelah selesai dalam pembuatan kolam selanjutnya anda menentukan tujuan
pembudidayaan nantinya. Dalam pembudidayaan ikan lele dibagi dalam dua tipe yaitu untuk
anakan dan untuk konsumsi. Yang dimaksud anakan adalah dibudidaya untuk diambil anakan
lele semata, tujuanya untuk dijual dalam bentuk bibit anakan lele. Umur anakan ini antara 1-2
bulan. Sedangkan lele konsumsi adalah lele yang ditujukan untuk konsumsi dan sudah
berumur 4 bulan atau sudah masuk ukuran siap dijual ke pasar. Anda dapat memilih salah
satu atau keduanya. Apabila memilih keduanya, anda tidak perlu membeli bibit lagi pada
pembudidaya lainya.

3. Tahap perawatan ikan Lele


Selanjutnya isi kolam dengan air dan masukkan bibit ikan lele. Untuk tiap meter
persegi masukkan bibit sejumlah 200 ekor anakan ikan lele. Untuk pergantian air, saya rasa
tidak perlu ganti air sampai masa panen. Kecuali jika air dirasa sudah sangat keruh cukup
tambahkanairkedalam kolam tanpa menguras. Jangan lupa soal makanan, karena ini sangat
vital. Karena jika anda telat memberi makan atau jumlah makanan kurang ikan lele akan
memakan temanya. Hal ini disebabkan sifat kanibalisme ikan lele. Berikan makanan ikan lele
atau biasa disebut pelet dua kali sehari secukupnya. Jika anda ingin hemat dapat anda mix
atau campur dengan bangkai ayam. Bisa juga dengan jeroan ayam. Kedua pakan alternatif itu
dapat diperoleh di peternakan dan tempat pemotongan ayam. Yang bisa didapatkan secara
cuma – cuma. Kalaupun bayar, harganya akan sangat murah. Dengan pakan alternatif anda
dapat menghemat biaya pembelian pakan.

3.1 Pembahasan Pemecahan Masalah

Untuk menghilangkan asumsi masyarakat tentang ikan lele sebagai ikan kotor,
dilakukan sosialisasi dan penerangan kepada masyarakat bahwa lele kini telah menjadi
komoditas budidaya yang telah budidayakan dengan bersih dan rapih. Saat ini, beberapa
daerah di sentra-sentra budidaya telah melaksanakan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).
Itu pula yang dilakukan Dinas dengan mengampanyekan budidaya yang baik dan ramah
lingkungan. Dengan cara ini diharapkan masyarakat terbuka pikirannya bahwa lele kini telah

9
menjadi komoditas konsumsi yang disenangi karena dagingnya yang enak dan gurih yang
berasal dari budidaya yang baik. Masyarakat Buleleng termasuk masyarakat yang rendah
konsumsi ikannya. Masyarakat Buleleng lebih menyukai daging sebagai menu santapan
dibandingkan dengan ikan. Apalagi ikan air tawar seperti lele. Ini tentu tantangan tersendiri
yang harus di atasi agar Buleleng berhasil dalam membudidayakan ikan lele. Strategi yang
dikedepankan adalah dengan membuat menu baru dalam setiap perayaan ataupun pertemuan-
pertemuan dengan masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengganti bahan dasar lawar
yang selama ini berupa daging dengan ikan lele. Kerja sama antara Dinas dan pembudidaya
dengan membuat lawar lele untuk konsumsi setiap kali pertemuan diharapkan dapat
meningkatkan kegemaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan lele. Kendala lain yang
dihadapi pembudidaya adalah mahalnya pakan ikan. Salah satu strategi yang bisa dicoba
adalah dengan mencoba pakan buatan sendiri namun perlu disiapkan mesin pakan pellet.
Mesin pellet tidak perlu besar tapi cukup berupa pakan pellet mini. Selain itu, dapat pula
dengan mengkombinasikan dengan pakan alternatif sehingga mahalnya pakan pellet dapat
lebih dikurangi.

Benih adalah sumber daya utama dalam membudidayakan ikan lele. Unit pembenihan
saat ini yang terdapat di Buleleng adalah Balai Benih milik pemerintah dan dari situ pulalah
para pembudidaya lele mendapatkan benih ikannya. Untuk lebih mengembangkan budidaya
lele secara lebih utuh maka perlu distimulasi pembentukan benih-benih lele namun hal ini
tidak akan terwujud manakala budidaya lele untuk konsumsi tidak menunjukkan prospek
yang baik. Lahan yang dikembangkan di Buleleng ini adalah lahan-lahan pekarangan rumah
ataupun berada di area kebun para penduduk. Oleh karenanya budidaya lele yang
dikembangkan di Buleleng adalah Budidaya lele di kolam terpal yang dapat dimasukkan
benih dengan kepadatan tinggi. Alasan penggunaan kolam terpal yang dipilih oleh para
pembudidaya air tawar ini antara lain, yaitu :

- Tidak memerlukan lahan yang luas dan lebar seperti kolam pada umumnya.
- Efesiensi pengunaan air, mengingat untuk budidaya lele sistem terpal kita hanya perlu
mengisi air pada awal dan penambahan air dapat juga disesuaikan dengan kondisi,
misalnya air dalam kolam terpal berkurang. Dengan demikian sebagai pembudidaya ikan
lele tidak akan menjadi penyaing dalam pengambilan air irigasi.
- Dapat dibuat dan ditempatkan pada kondisi lahan yang poros/sulit air irigasi.
- Tidak merusak lahan karena tidak perlu melakukan penggalian tanah seperti kolam tanah
karena kolam terpal berada di atas tanah tanpa perlu melakukan pengolahan tanah.

10
- Biaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton/permanent atau semi
permanent.
- Terhindar dari pemangsaan ikan liar.
- Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.
- Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan tidak berbau
dibandingkan pemeliharaan di wadah lainnya.
- Mudah cara merakit atau membuat kolam sistem terpal.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan adanya program pengembangan budidaya ikan lele dengan pembentukan


pembudidaya-pembudidaya baru dan pembukaan lahan-lahan baru, dapat meningkatkan
produktivitas ikan lele di daerah Sukasada dan kabupaten Buleleng dalam skala yang lebih
luas. Selain itu, potensi air tawar di danau buyan kecamatan Sukasada yang sangat potensiall
untuk dikembangkan budidaya karamba jarring apung tebuka sangat luas. Penggunaan sistem
kolam terpal pada pembudidayaan ikan lele juga lebih efisien, mudah, dan ramah lingkungan
dibandingkan menggunakan sistem lainnya. Sehingga masyarakat lebih mudah
membudidayakan ikan lele di daerahnya masing-masing. Menerapkan media kolam terpal
juga dapat mengurangi asumsi negative masyarakat bahwa ikan lele merupakan ikan kotor.
Dengan bekal ilmu dan cara membudidayakan ikan lele yang mudah, masyarakat sudah bisa
membangun usaha ternak lele dengan omset yang cukup tinggi.

4.2 Saran

Dalam penulisan makalah penelitian ini, tidak luput dari kesalahan dan kekurangan
yang tanpa sadar penyusun lakukan. Untuk itu, kepada pembaca agar memberikan masukan
moral dan koreksi sebagai dukungan dan penyempurnaan dalam makalah selanjutnya. Dan
saya berterima kasih kepada pihak pembimbing yang telah membantu saya selama
pembuatan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agraribisnis,Info.2017.kelebihan budidaya ikan lele kolam.www.infoagrarisbisnis.com.

Azzamy.2018.Budidaya Perikanan.https://mitalom.com.

http://azollamagelang.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-ikan-lele-di-kolam-terpal.htm.

Mina Farm, Surya.2013.pengertian ikan lele.www.bibitikan.net.

Perikanan, Dinas.2018.cara-membudidayakan-lele.https://bulelengkab.go.id.

13
LAMPIRAN

1. Kolam Terpal

2. Benih Ikan Lele

3. Ikan Lele Siap Konsumsi

14

Anda mungkin juga menyukai