Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KEDISIPLINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA KERJA TERHADAP

KINERJA TENAGA PENGAJAR

Dwi Agung Nugroho Arianto


Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, Indonesia
goeng_info@yahoo.co.id

Abstrak: Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Budaya Kerja Terhadap


Kinerja Tenaga Pengajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kedi-
siplinan kerja, lingkungan kerja dan budaya kerja terhadap kinerja tenaga pengajar.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pengajar Yaspenlub Demak.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan regresi linear
ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedisiplinan kerja tidak berpengaruh
terhadap kinerja, lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja, budaya kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja tenaga pengajar, dan secara bersama-sama ke-
disiplinan kerja, lingkungan kerja dan budaya kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja tenaga pengajar.

Kata Kunci: Kedisiplinan, Lingkungan, Budaya Kerja, Kinerja

Abstract: The Effects of Discipline, Work Environment and Work Culture on Lecturer
Performance. This study aims to analyze the influence of work discipline, work envi-
ronment and work culture on the performance of teachers. The population of this
study was all lectures of Yaspenlub Demak. The results of this study indicate that the
discipline does not affect the performance of the work, the work environment has no
effect on performance, work culture has a positive effect on the performance of teach-
ers, and jointly work discipline, work environment and work culture positive effect on
the performance of teachers.

Keywords: Discipline, Environment, Work Culture, Work Performance.

PENDAHULUAN Yayasan Pendidikan Luar Biasa (Yas-


Sumber daya manusia merupakan salah penlub) Kabupaten Demak adalah suatu or-
satu asset paling berharga yang dimiliki oleh ganisasi berbentuk yayasan yang mengem-
suatu organisasi, karena manusialah yang ban misi pelayanan kepada masyarakat me-
merupakan satu-satunya sumber daya yang lalui bidang sosial dan pendidikan untuk
dapat menggerakkan sumber daya lainnya. anak-anak berkebutuhan khusus. Pelayanan
Dengan demikian, unsur sumber daya manu- sosial dan pendidikan tersebut meliputi Panti
sia merupakan faktor kunci yang harus diper- Sosial Anak Asuh Luar Biasa dan Sekolah Luar
tahankan suatu organisasi sejalan dengan Biasa (SLB) tunagrahita dan tunawic-
tuntutan yang senantiasa dihadapi organisasi ara/rungu dari mulai tingkat persiapan, da-
untuk menjawab setiap tantangan yang ada. sar, menengah dan atas. Untuk dapat
Oleh karena itu, upaya untuk mempertahan- melaksanakan misi ini, produktivitas kerja
kan sumber daya manusia yang berkualitas karyawan memegang peranan yang sangat
merupakan langkah utama organisasi. penting dan menentukan. Oleh karena itu

191
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013

sumber daya manusia perlu dikelola dengan Dengan tingkat absensi karyawan atau
baik untuk meningkatkan kinerja karyawan tenaga pengajar yang tinggi, hal ini menun-
dalam hal ini pelayanan terhadap masyara- jukkan bahwa di Yayasan Pendidikan Luar Bi-
kat khususnya anak-anak berkebutuhan khu- asa Kabupaten Demak, tingkat kedisiplinan
sus. karyawan/tenaga pengajar masih rendah.
Salah satu permasalahan penting yang Oleh karena itu kedisiplinan dalam suatu or-
dihadapi oleh para pimpinan adalah ganisasi harus ditegakkan, karena tanpa
bagaimana dapat meningkatkan kinerja kar- dukungan kedisiplinan karyawan yang baik,
yawannya sehingga dapat mendukung maka sulit untuk mewujudkan tujuan dari or-
keberhasilan pencapaian tujuan. Menurut ganisasi tersebut.
Schermerharn (2003: 7) bahwa pimpinan Faktor lain yang mempengaruhi kinerja
atau manajer yang baik adalah yang mampu karyawan atau tenaga pengajar adalah ling-
menciptakan suatu kondisi sehingga orang kungan kerja. Menurut Nitisemito (1991:
secara individu atau kelompok dapat bekerja 184-196), faktor-faktor yang mempengaruhi
dan mencapai kinerja yang tinggi. Permasala- lingkungan kerja adalah pewarnaan, kebersi-
han peningkatan kinerja erat kaitannya han, penerangan, pertukaran udara, musik,
dengan permasalahan bagaimana memoti- keamanan dan kebisingan. Pada Yayasan
vasi karyawan, bagaimana pengawasan dil- Pendidikan Luar Biasa, lingkungan kerjanya
akukan, dan bagaimana cara mengem- dirasa kurang nyaman dan menyenangkan
bangkan budaya kerja yang efektif serta karena penerangan yang terlalu berlebihan
bagaimana menciptakan lingkungan kerja dan menyilaukan pandangan mata, seperti
yang nyaman dan kondusif, agar karyawan ruang kelas SMPLB yang berukuran 6 x 9 m2
dapat dan mau bekerja optimal dan sehingga di dalamnya terpasang lampu TL atau neon
dapat mendukung pencapaian tujuan organ- 36 watt, selain itu sinar matahari masuk ke
isasi. Berdasarkan dari rekapitulasi daftar ruang kelas sehingga menyilaukan mata dan
hadir selama tiga tahun terakhir, mulai dari membuat udara di dalam kelas terasa panas,
ajaran tahun 2009 sampai 2011, tingkat kedi- hal ini dikarenakan ruang kelas SMPLB
siplinan tenaga pengajar di Yayasan Pendidi- menghadap arah matahari ketika pagi sam-
kan Luar Biasa Kabupaten Demak dinilai ren- pai siang. Tenaga pengajar dalam
dah. Terjadinya peningkatan absensi tenaga melaksanakan tugas seringkali membutuh-
pengajar dari tahun ke tahun bahkan dapat kan penerangan yang cukup. Penerangan
dikatakan tingkat absen tenaga pengajar yang cukup, tetapi tidak menyilaukan akan
dengan alasan izin dan tugas luar tetap stabil membantu meningkatkan kepuasan kerja
(tinggi). Daftar absensi hadir di atas belum dan prestasi kerja karyawan. Kebersihan ling-
termasuk tenaga pengajar yang izin tiba-tiba kungan kerja Yayasan Pendidikan Luar Biasa
di tengah jam kerja karena alasan pribadi, yang kurang bisa dilihat seperti kebersihan di
keluarga dan panggilan ke Kantor Dinas Pen- halaman kelas, ruangan, peralatan seperti
didikan setempat. meja kursi yang sering terkena debu dan
kebersihan kamar mandi termasuk air dan
bak mandi yang jarang dibersihkan, selain itu

192
Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan …. (Dwi Agung Nugroho Arianto)

banyaknya sampah sisa makanan yang tidak kesejahteraan, komunikasi dan interaksi an-
dibuang pada tempatnya. Lingkungan yang tara karyawan, wali murid/orang tua, pimpi-
bersih akan menyehatkan dan menyejukkan nan dan lingkungan masyarakat masih ada ja-
pandangan serta menyegarkan udara, se- rak atau pembatas, sehingga terlihat kurang
hingga karyawan tidak merasa terganggu harmonis (Hoy, 2001: 189). Pada Yayasan
dengan kotoran dan bau akibat lingkungan Pendidikan Luar Biasa, budaya kerjanya
yang kurang bersih. dirasa kurang baik.
Pada Yayasan Pendidikan Luar Biasa, Yayasan Pendidikan Luar Biasa dapat
hubungan kerja yang terjadi antar karyawan memperhatikan permasalahan faktor kedi-
atau tenaga pengajar dirasa kurang harmonis siplinan kerja yang masih rendah, lingkungan
karena terdapat jarak atau pembatas antara kerja kurang nyaman, dan budaya kerja yang
karyawan atau pengajar yang berstatus Peg- belum dapat berkembang dengan efektif se-
awai Negeri Sipil (PNS) dengan tenaga hon- hingga kinerja karyawan atau tenaga
orer (wiyata bhakti) dan adanya pembatas pengajar yang diharapkan dapat terwujud
antara karyawan yayasan dengan karyawan dengan baik.
sekolah luar biasanya. Hubungan antara kar- Berdasarkan latar belakang masalah yang
yawan dengan atasan juga kurang akrab, terjadi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Ka-
mereka merasa ada pembatas antara karya- bupaten Demak, perlu dilakukan penelitian
wan dengan atasan (kepala sekolah dan terhadap kinerja tenaga pengajar di Yayasan
ketua yayasan) sehingga hubungan yang ter- Pendidikan Luar Biasa Kabupaten Demak. Se-
jadi kurang harmonis. Menurut hasil wa- hingga penelitian ini bertujuan untuk menge-
wancara dengan salah satu tenaga pengajar tahui pengaruh kedisiplinan kerja, ling-
di Yayasan Pendidikan Luar Biasa, bah- kungan kerja, budaya kerja terhadap kinerja
wasanya beberapa tenaga pengajar bersikap secara parsial atau bersama-sama.
acuh ketika ada pekerjaan sekolah dan Pada dasarnya kinerja tenaga pengajar
cenderung pekerjaan dibebankan kepada (guru) adalah prestasi kerja atau prestasi
satu orang. Selain itu, kurang adanya komu- sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
nikasi antara kepala sekolah dengan tenaga Jadi, kinerja bisa diartikan sebagai prestasi
pengajar apabila ada pekerjaan sekolah atau yang tampak sebagai bentuk keberhasilan
tugas dari Dinas pendidikan. Seharusnya an- kerja pada diri seseorang. Keberhasilan
tara karyawan dengan karyawan, maupun kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan
antara karyawan dengan atasan harus dapat serta kemampuan seseorang pada bidang
terjalin hubungan kerja yang harmonis dan tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan
serasi, sehingga akan dapat meningkatkan dengan kepuasan kerja seseorang
kinerja karyawan dalam bekerja. (Mangkunegara, 2000: 67). Menurut Usman
Faktor lain yang juga mempunyai peran (2003: 10-19) untuk mengukur kinerja
dalam upaya meningkatkan kinerja adalah tenaga pengajar terdapat indikator-indikator
budaya kerja. Budaya kerja dapat dilihat yaitu: (1) kemampuan merencanakan belajar
dengan rendahnya tingkat penghargaan ter- mengajar, meliputi: menguasai garis-garis
hadap kinerja karyawan, rendahnya tingkat

193
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013

besar penyelenggaraan pendidikan, me- pengamatan karena hipotesis hubungan an-


nyesuaikan analisis materi pelajaran, me- tara kedisiplinan kerja dan kinerja saling
nyusun program semester, menyusun pro- berkaitan dan merupakan hal yang dapat di-
gram atau pembelajaran, (2) kemampuan manipulasi untuk keuntungan organisasi
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, maupun perseorangan. Hal ini diperkuat
meliputi: tahap pra intruksional, tahap in- dengan penelitian yang dilakukan oleh be-
truksional, tahap evaluasi dan tidak lanjut, berapa sarjana muda Indonesia maupun sar-
dan (3) kemampuan mengevaluasi, meliputi: jana luar negeri mengenai kedisiplinan kerja.
evaluasi normatif, evaluasi formatif, laporan Penelitian yang dilakukan Aritonang (2005)
hasil evaluasi, pelaksanaan program perbai- yang meneliti tentang hubungan disiplin
kan dan pengayaan. Sedangkan menurut Ri- kerja guru terhadap kinerja guru, hasil
vai & Basri (2005: 16-17) beberapa faktor penelitian menyatakan bahwa terdapat hub-
yang mempengaruhi kinerja di antaranya ungan positif antara disiplin kerja terhadap
disiplin kerja, lingkungan kerja dan budaya kinerja guru secara sendiri-sendiri maupun
kerja. secara bersama-sama. Penelitian lain yang
Menurut Nitisemito (1991: 199) disiplin berkaitan dengan kedisiplinan kerja dan pen-
kerja adalah sikap, tingkah laku dan per- ingkatan kinerja karyawan dilakukan oleh Et-
buatan yang sesuai dengan peraturan dari ykawaty (2005) yang meneliti pengaruh kedi-
organisasi baik yang tertulis maupun tidak siplinan terhadap kinerja pegawai, dengan
tertulis. Indikator kedisiplinan kerja adalah hasil penelitian menyatakan bahwa (1) kedi-
sebagai berikut: tujuan dan kemampuan, siplinan mempunyai pengaruh positif dan
teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, signifikan serta memberikan kontribusi da-
waskat atau pengawasan, sanksi hukuman, lam meningkatkan kinerja pegawai, (2) ada
ketegasan dan hubungan kemanusiaan. Se- pengaruh yang positif dan signifikan secara
dangkan tujuan dari pembinaan disiplin kerja sendiri-sendiri dari disiplin kerja terhadap
menurut Sastrohadiwiryo (2003: 296) adalah kinerja pegawai, (3) pengaruh disiplin yaitu
agar para tenaga kerja menepati segala per- diukur dengan indikator patuh pada pera-
aturan dan kebijakan ketenagakerjaan, dapat turan, efektif dalam bekerja (pegawai me-
melaksanakan pekerjaan dengan baik, nyelesaikan pekerjaan dengan cepat), dan
menggunakan dan memelihara prasarana tindakan korektif (melakukan pencatatan
dan sarana barang dan jasa perusahaan terhadap semua pekerjaan). Dari uraian ter-
dengan baik, bertindak dan berperilaku sebut dapat diajukan hipotesis pertama
sesuai dengan norma yang berlaku dan yakni disiplin kerja berpengaruh secara posi-
tenaga kerja mampu memperoleh tingkat tif terhadap kinerja tenaga pengajar
produktivitas yang tinggi. Kedisiplinan kerja Lingkungan kerja itu sendiri menurut
telah diidentifikasikan sebagai variabel yang Nitisemito (1991: 183) adalah segala sesuatu
paling banyak dipelajari dalam penelitian- yang ada di sekitar pekerja dan dapat
penelitian tentang organisasi. Konsep terse- mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
but telah menjadi sasaran sebagian besar tugas-tugas yang dibebankan. Indikator-indi-

194
Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan …. (Dwi Agung Nugroho Arianto)

kator lingkungan kerja adalah sebagai beri- Indikator-indikator budaya kerja tenaga
kut: pewarnaan, kebersihan, penerangan, pengajar adalah sebagai berikut: (1) kondisi
pertukaran udara, musik, keamanan dan ke- lingkungan fisik pekerjaan, meliputi: pem-
bisingan. Unsur-unsur lingkungan kerja berian penghargaan, pemberian kesejahter-
menurut Kartono (1995: 161) adalah tutur aan, terpenuhi prasarana dan sarana. (2)
kata di antara tenaga kerja, sikap tolong me- kondisi lingkungan pekerjaan, meliputi:
nolong, sikap saling menegur dan mengore- dukungan dalam menjalankan tugas, dapat
ksi kesalahan dan sikap kekeluargaan di an- merancang dan mendesain pekerjaan,
tara tenaga kerja. Sedangkan keadaan yang pengawasan dan disiplin kerja, komunikasi
mendukung lingkungan kerja menurut dan interaksi dengan teman sejawat, orang
Nitisemito (1991: 192) adalah suasana kerja tua siswa, kepala sekolah dan lingkungan
yang menyenangkan, tingkat otoriter atasan masyarakat, fungsi kepemimpinan kepala
karyawan dalam bekerja, tingkat sumber sa- sekolah, menetapkan kebijakan secara per-
ran dalam kelompok, kesempatan untuk sonil, program sekolah sesuai dengan sifat
mengembangkan bakatnya, ketentraman, dan tujuan, menetapkan kebijakan kompen-
dan ruangan atau tempat di mana ia bekerja. sasi dan pengelolaan sekolah. Menurut pen-
Lingkungan kerja akan menentukan kenya- dapat para ahli budaya kerja berdampak ter-
manan seseorang dalam bekerja. Semakin hadap kepuasan kerja berdasarkan sosial-
baiknya lingkungan kerja akan mengakibat- isasinya. Kesuksesan sosialisasi budaya kerja
kan pencapaian kinerja organisasi secara selanjutnya akan berdampak positif pada
maksimal. Hal ini dibuktikan oleh Trisno & kepuasan kerja pegawai sementara kega-
Suwarti (2004) yang melakukan penelitian galannya berarti memberi dampak negatif
tentang analisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Budaya
terhadap kinerja aparat pemerintah, dari kerja yang kuat dapat menciptakan suasana
hasil penelitian menunjukkan bahwa ling- kerja yang kondusif sehingga kualitas kerja
kungan kerja berpengaruh positif dan signif- akan tertingkatkan yang merupakan kunci
ikan terhadap kinerja. Dari uraian di atas keberhasilan bagi suatu organisasi, di mana
dapat diajukan hipotesis kedua, yaitu ling- keberhasilan organisasi menjadi satu indi-
kungan kerja berpengaruh positif terhadap kator kepuasan kerja karyawan. Penelitian
kinerja tenaga pengajar. Daryatmi (2005) mengenai pengaruh budaya
Budaya kerja adalah suatu falsafah yang kerja terhadap kinerja karyawan dapat disim-
didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai- pulkan bahwa budaya kerja berpengaruh
nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan positif terhadap kinerja karyawan. Dari ura-
kekuatan pendorong, membudaya dalam ke- ian mengenai budaya kerja tersebut. Dengan
hidupan suatu kelompok masyarakat atau demikian, hipotesis ketiga yang diajukan ada-
organisasi, kemudian tercermin dari sikap lah budaya kerja berpengaruh positif ter-
menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, hadap kinerja tenaga pengajar
pendapat dan tindakan yang terwujud se- Setelah melakukan telaah pustaka yang
bagai “kerja” atau “bekerja” (Triguno, 1995: mendasari perumusan masalah maka, selan-
3). jutnya dibentuk sebuah kerangka pemikiran

195
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013

Gambar 1. Model Penelitian

teoritis, yang akan digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah semua karyawan tenaga
untuk pemecahan masalah. Kerangka pengajar Yayasan Pendidikan Luar Biasa Ka-
pemikiran teoritis dan model penelitian dit- bupaten Demak yang berjumlah 30 orang.
ampilkan pada Gambar 1. Alur pemikiran dalam analisis ini adalah
diawali dengan mengidentifikasi faktor-
METODE faktor kedisiplinan kerja, lingkungan kerja
Jenis penelitian yang digunakan dalam dan budaya kerja. Faktor kedisiplinan kerja
penelitian ini adalah penelitian explanatory. antara lain: bekerja sesuai aturan, balas jasa,
Penelitian explanatory adalah penelitian keadilan, sanksi hukuman, ketegasan pimpi-
yang bersifat penjelasan di mana penelitian nan dan hubungan kemanusiaan. Faktor ling-
ini menyoroti hubungan antara variabel-var- kungan kerja antara lain: pewarnaan,
iabel independen terhadap variabel de- kebersihan, penerangan, pertukaran udara,
penden dan menguji hipotesis yang telah keamanan, musik dan tidak bising. Se-
dirumuskan sebelumnya (Singarimbun & Ef- dangkan faktor budaya kerja antara lain: kon-
fendi, 1990: 5). Adapun lokasi penelitian dil- disi lingkungan fisik pekerjaan dan kondisi
akukan di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Ka- lingkungan pekerjaan. Jika ketiga variabel
bupaten Demak. tersebut yaitu kedisiplinan kerja, lingkungan
Sedangkan populasinya adalah seluruh kerja dan budaya kerja meningkat maka
karyawan yaitu seluruh tenaga pengajar yang kinerja sumber daya manusia akan mening-
bekerja di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Ka- kat.
bupaten Demak baik yang berstatus pegawai Sumber data penelitian ini terdiri dari
negeri sipil maupun honorer/wiyata bhakti data primer dan data sekunder. Sedangkan
yang berjumlah 30 orang. Karena popu- data primer dalam penelitian ini diperoleh
lasinya kurang dari 100 maka sampel dalam melalui kuesioner yang dibuat oleh penulis

196
Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan …. (Dwi Agung Nugroho Arianto)

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi

Variabel Koefisien Signifikan


Konstanta 19,260 0,005
Kedisiplinan Kerja 0,181 0,204
Lingkungan Kerja 0,177 0,628
Budaya Kerja 0,402 0,015
F (Sig.) 8,044 (0,001)
R 0,694
Adjusted R2 0,422
N 30

dan wawancara tidak terstruktur yang dil- Jika Cronbach alpha > 0,6 maka variabel reli-
akukan oleh penulis mengenai kedisiplinan abel, dan jika Cronbach alpha < 0,5 maka var-
kerja, lingkungan kerja, budaya kerja dan iabel tidak reliabel (Arikunto, 1996: 168).
kinerja tenaga pengajar Yayasan Pendidikan Metode analisis data dalam penelitian
Luar Biasa Kabupaten Demak. Dan data ini menggunakan analisis regresi linier ber-
sekunder dalam penelitian ini adalah studi ganda. Sedangkan untuk uji t, apabila t hi-
pustaka mengenai kedisiplinan kerja, ling- tung > t tabel dan signifikansi t hitung < α ,
kungan kerja, budaya kerja dan kinerja maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dan apa-
tenaga pengajar Yayasan Pendidikan Luar Bi- bila t hitung < t tabel dan signifikansi t hitung
asa Kabupaten Demak. Kemudian metode > α , maka Ho diterima dan Ha ditolak,
pengumpulan data dalam penelitian ini ada- dengan taraf signifikan 0,05. Untuk uji F, jika
lah kuesioner, wawancara dan studi pustaka. F hitung < F tabel (k, n-k-1) dan signifikansi F
Pengujian validitas dilakukan dengan hitung > α, maka: Ho diterima dan Ha ditolak,
bantuan komputer menggunakan program begitu juga berlaku sebaliknya (Margono,
SPSS for Windows versi 17. Dalam penelitian 2003: 194).
ini pengujian validitas hanya dilakukan ter-
hadap 30 responden. Kemudian nilai r yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh dibandingkan dengan nilai r tabel Analisis statistik yang digunakan dalam
sesuai dengan baris n dan taraf signifikasi penelitian ini yaitu regresi linier berganda.
(α=5%). Pengujian validitas, kuesioner Analisis ini digunakan untuk mengetahui
dikatakan valid apabila r hitung > r tabel besarnya pengaruh variabel-variabel bebas
(Ghozali, 2005: 45). Sebelum kuesioner (independent) yaitu kedisiplinan kerja (X1),
dipergunakan untuk penelitian terlebih lingkungan kerja (X2), dan budaya kerja (X3)
dahulu diujicobakan kepada 30 tenaga terhadap variabel terikat (dependent) yaitu
pengajar di Yayasan Nurul Huda Kabupaten kinerja tenaga pengajar (Y). Besarnya
Demak. Uji coba ini dilakukan untuk pengaruh variabel independent (kedisiplinan
mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Se- kerja, lingkungan kerja dan budaya kerja)
dangkan untuk mengukur tingkat reliabilitas dengan variabel dependent (kinerja tenaga
data menggunakan rumus Alpha Cronbach. pengajar) secara bersama-sama dapat dihi-
tung melalui persamaan regresi berganda.

197
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013

Hasil pengolahan data regresi berganda Yayasan Pendidikan Luar Biasa Kabupaten
disajikan pada Tabel 1. Demak menunjukkan bahwa semakin kuat
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi budaya kerja yang terbentuk dalam ke-
regresi diperoleh nilai koefisien determinasi hidupan tenaga pengajar di sekolah menjadi
yang disesuaikan (adjusted R2) adalah 0,422 pendorong terhadap peningkatan kinerja
artinya 42,2 % variasi dari semua variabel tenaga pengajar. Sedangkan kedisiplinan
bebas (kedisiplinan kerja, lingkungan kerja kerja dan lingkungan kerja tidak berpengaruh
dan budaya kerja) dapat menerangkan varia- terhadap kinerja tenaga pengajar di Yayasan
bel terikat (kinerja tenaga pengajar), se- Pendidikan Luar Biasa Kabupaten Demak
dangkan sisanya sebesar 57,8 % diterangkan Kedisiplinan kerja tenaga pengajar di
oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam Yayasan Pendidikan Luar Biasa Kabupaten
penelitian ini. Demak rendah, hal ini dapat dilihat dari ku-
Koefisien positif dan nilai signifikansi rangnya kesadaran dan kesediaan para
menunjukkan pengaruh kedisiplinan kerja tenaga pengajar untuk menaati semua pera-
terhadap kinerja tenaga pengajar di Yayasan turan yang dibuat oleh Yayasan Pendidikan
Pendidikan Luar Biasa Kabupaten Demak Luar Biasa Kabupaten Demak. Pandangan ini
sebesar 0,204 lebih besar dari 0,05, sehingga menjelaskan bahwa suatu kerelaan dan kese-
disimpulkan kedisiplinan kerja tidak ber- diaan seseorang dalam mentaati peraturan-
pengaruh terhadap kinerja tenaga pengajar. peraturan yang berlaku tanpa paksaan. Se-
Nilai signifikansi pengaruh lingkungan kerja hingga dapat disimpulkan bahwa kedisipli-
terhadap kinerja tenaga pengajar di Yayasan nan kerja tidak dapat mendorong para
Pendidikan Luar Biasa Kabupaten Demak tenaga pengajar Yayasan Pendidikan Luar Bi-
adalah 0,628 lebih besar dari 0,05 sehingga asa Kabupaten Demak untuk bekerja lebih
disimpulkan lingkungan kerja tidak ber- keras dan lebih baik dalam menyelesaikan
pengaruh terhadap kinerja tenaga pengajar. setiap pekerjaan yang diberikan oleh pimpi-
Nilai signifikansi pengaruh budaya kerja ter- nan (kepala sekolah) dan tugas dalam mem-
hadap kinerja tenaga pengajar di Yayasan berikan pengajaran/pendidikan kepada
Pendidikan Luar Biasa Kabupaten Demak siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa kedisipli-
adalah 0,015 lebih kecil dari 0,05 sehingga nan kerja tidak berpengaruh terhadap
disimpulkan budaya kerja berpengaruh posi- kinerja tenaga pengajar di Yayasan Pendidi-
tif terhadap kinerja tenaga pengajar. kan Luar Biasa Kabupaten Demak.
Sedangkan untuk uji F (F-test) dari hasil Lingkungan kerja tidak memiliki
perhitungan output, nilai F hitung sebesar pengaruh (tidak signifikan) terhadap kinerja
8,044 dengan nilai signifikan 0,001 lebih kecil tenaga pengajar di Yayasan Pendidikan Luar
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan kedi- Biasa Kabupaten Demak. Hal ini dikarenakan
siplinan kerja, lingkungan kerja dan budaya lingkungan fisik dan non fisik di Yayasan Pen-
kerja secara bersama-sama berpengaruh didikan Luar Biasa Kabupaten Demak kurang
positif terhadap kinerja tenaga pengajar. memadai dan kurang mendukung bagi
Diterimanya hipotesis pengaruh budaya kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat
kerja terhadap kinerja tenaga pengajar di dilihat dari ruang kelas yang sempit, kamar

198
Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan …. (Dwi Agung Nugroho Arianto)

mandi tidak bersih, lahan parkir terbatas dan yaitu hanya 30 orang, sehingga hasilnya be-
halaman serta lapangan yang tidak memadai lum dapat digeneralisasikan pada kelompok
untuk kegiatan upacara maupun pramuka. populasi dengan jumlah yang besar. Periode
Sehingga lingkungan kerja tidak berpengaruh sampel dalam penelitian ini hanya dua tahun
terhadap peningkatan kinerja tenaga yaitu tahun 2009 sampai 2011 sehingga ber-
pengajar di Yayasan Pendidikan Luar Biasa potensi tidak tertangkapnya gambaran yang
Kabupaten Demak. sebenarnya atas pengaruh kedisiplinan, ling-
Sedangkan budaya kerja merupakan kungan dan budaya kerja terhadap kinerja
faktor yang memiliki pengaruh positif (signif- tenaga pengajar.
ikan) terhadap kinerja tenaga pengajar di Mengingat hasil penelitian ini memiliki
Yayasan Pendidikan Luar Biasa. Hasil keterbatasan, maka penulis mengajukan sa-
penelitian ini juga didukung oleh penelitian ran bagi penelitian selanjutnya di antaranya:
dari Julianti (2010) yang menyatakan bahwa sebaiknya penelitian berikutnya menam-
budaya kerja berpengaruh positif dan signif- bahkan periode waktu penelitian 3 tahun
ikan terhadap kinerja karyawan. Budaya atau lebih, sehingga dapat memperoleh
kerja yang kuat dapat menciptakan suasana keadaan yang sebenarnya, dan sebaiknya dil-
kerja yang kondusif sehingga kualitas kerja akukan penambahan variabel independen
akan meningkat dan merupakan kunci keber- yang diyakini dapat mempengaruhi kinerja.
hasilan bagi suatu organisasi, di mana keber-
hasilan organisasi menjadi satu indikator DAFTAR PUSTAKA
kepuasan kerja karyawan. Maksudnya bu- Arikunto, S. (1996) Prosedur Penelitian:
daya kerja berdampak terhadap kepuasan Suatu Pendekatan Praktek (Cetakan ke-
kerja berdasarkan sosialisasinya. 11). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kesusksesan sosialisasi budaya kerja selan- Aritonang, K.T. (2005) “Hubungan Kompen-
jutnya akan berdampak positif pada kepua- sasi Kerja, Disiplin Kerja Tenaga pengajar
san kerja pegawai sementara kegagalannya terhadap Kinerja Tenaga pengajar SMP
berarti memberi dampak negatif terhadap Kristen BPK Penabur Jakarta”. Jakarta:
Jurnal Pendidikan Penabur, 4(4).
kepuasan kerja karyawan.
Daryatmi. (2005) Pengaruh Motivasi,
Pengawasan, dan Budaya Kerja Ter-
SIMPULAN
hadap Produktivitas Kerja Karyawan Pe-
Penelitian ini menemukan bahwa ling- rusahaan Daerah Bank Perkreditan
kungan kerja dan kedisiplinan kerja tidak ber- Rakyat Badan Kredit Desa Kabupaten Ka-
pengaruh pada kinerja tenaga pengajar. Se- ranganyar. Diakses pada
mentara itu budaya kerja memiliki pengaruh http://eprints.ums.ac.id/125/ Dar-
yatmi.pdf pada tanggal 30 Desember
positif terhadap kinerja. Dengan demikian
2013.
beberapa hipotesis tidak berhasil dibuktikan
Etykawaty, R. (2005) “Pengaruh Motivasi dan
dalam penelitian ini. Ada beberapa
Kedisiplinan terhadap Kinerja Petugas
keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Kelas
ini, di antaranya adalah populasi terbatas I Surakarta”. Tesis. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah.

199
Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013

Ghozali, I. (2005) Aplikasi Analisis Multivariat Rivai, V. & Basri, A.F.M. (2005) Performance
dengan Program SPSS. Semarang: Uni- Appraisal. Jakarta: PT. RajaGrafindo Per-
versitas Diponegoro. sada.
Hoy, W.K, & Miskel, C.G. (2001) Educational Sastrohadiwiryo, B.S. (2003) Manajemen
Administration: Theory Research and Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Ad-
Practice (Sixth Edition). New York: McGr- ministratif dan Operasional. Jakarta:
raw Hill. Bumi Aksara.
Julianti, L.M. (2010) “Pengaruh Budaya Kerja Schermenharn, J.R. (2003) Manajemen (Edisi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pabrik Bahasa Indonesia). Yogyakarta: Penerbit
Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PTPN III Andi.
(Persero). Skripsi Fakultas Ekonomi Uni- Singarimbun, M. & Effendi, S. (1990) Metode
versitas Sumatera Utara. Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Kartono, K. (1995) Manajemen Industri. Ban- Triguno. (1995) Budaya Kerja. Jakarta:
dung: Rajawali. Gunung Agung.
Mangkunegara, AA. (2006) Evaluasi Kinerja Trisno, I. & Suwarti, T. (2004) “Analisis
SDM (Cet. Ke-10). Bandung: PT. Refika Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan
Aditema. Kerja terhadap Kinerja Aparat
Margono, S. (2003) Metodologi Penelitian Pemerintah (Studi Kasus Pada Dinas Per-
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. industrian dan Perdagangan Kabupaten
Pati)”. Jurnal Ilmiah Telaah Manajemen,
Nitisemito, A.S. (1991) Manajemen Per-
1(1).
sonalia. Jakarta: Ghalia.
Usman, M.U. (2003) Menjadi Guru Profe-
sional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

200

Anda mungkin juga menyukai