Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM DOKTER INTRENSHIP INDONESIA

MINI PROJECT

EDUKASI CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MURID MADRASAH


IBTIDAYAH SUNGAI LIMPAH DESA LAMBIRA KECAMATAN
SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2019

Disusun Oleh :
Letda Ckm dr. Alfun Iqbal

Pendamping :
dr. Fia Dewi Auliani, MARS

PUSKESMAS SUKAMAKMUR
KABUPATEN ACEH BESAR, PROVINSI ACEH, INDONESIA

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan unsur kesejahteraan sesuai


dengan cita-cita bangsa Indonesia, dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang - Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan
masyarakat dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.10,11
Hingga saat ini, masih banyak sekali anak-anak Indonesia yang meninggal
karena diare, juga juga anak-anak yang kurang gizi karena cacingan. Selain itu,
masih ada pula anak dan orang dewasa yang tertular dan meninggal karena
terinveksi virus flu burung. Padahal, dengan melakukan perilaku sederhana, cuci
tangan pakai sabun (CTPS) sebenarnya sudah dapat mengurangi risiko tertular
penyakit-penyakit tersebut. Data WHO menunjukkan, perilaku CTPS mampu
mengurangi angka kejadian Diare sebanyak 45 persen. Telah dibuktikan juga
bahwa CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit kecacingan, serta mampu
menurunkan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan Flu Burung hingga
50 persen. Sanitasi penting, karena turut menyelamatkan jiwa.9,19
Riskesdas 2013 menyebutkan penyakit Diare merupakan penyebab
kematian nomor satu pada bayi (31,4%), balita (25,2), pada semua kelompok
umur nomor empat (13,2%). Berbagai faktor yang mempengaruhi penyakit Diare
diantaranya faktor perilaku kesehatan terutama perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) yang telah dikampanyekan, dari tingkat pusat maupun Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui Puskesmas, terutama di sekolah-sekolah, termasuk
tingkat SMP. Permasalahannya adalah sampai seberapa jauh peranan perilaku
CTPS dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya pada anak sekolah. Cuci
tangan merupakan salah satu solusi yang mudah dan efektif dalam pencegahan
penyakit menular dan juga dapat mencegah gangguan saluran pencernaan.3,13

1
Masalah kesehatan yang timbul pada anak usia sekolah yaitu gangguan
perilaku, penyakit infeksi, penyakit saluran pencernaan, penyakit saluran
pernafasan, penyakit kulit dan malnutrisi. Masalah-masalah tersebut karena
kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya kesehatan terutama
kebiasaan mencuci tangan dan mengkonsumsi jajanan sehat. Cuci tangan
merupakan solusi yang mudah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular
dan jajanan yang sehat juga dapat mencegah gangguan saluran pencernaan.7,25
Rumah Tangga Ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggota
keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat meliputi 10 indikator yaitu
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, Bayi diberi ASI eksklusif, balita
ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu
sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan
tidak merokok di rumah.7,35
Salah satu penyebab diare pada masyarakat adalah perilaku hidup sehat
yang belum baik, masih banyak sampah yang di buang bukan pada tempatnya,
buang air besar tidak di jamban serta kebiasaan minum air mentah dan makan
yang tidak di dahului dengan mencuci tangan terlebih dahulu. Penderita diare
yang ditangani adalah Jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana
kesehatan dan kader pada suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.7,35
Wilayah kerja Puskesmas Suka Makmur mencakup 35 desa, dari 35 desa
tersebut, desa Sungai Limpah merupakan salah satu desa yang tinggi angka
kejadian Diare. Diare banyak terjadi pada usia dini sehingga pencegahan harus
dilakukan pada usia dini. Hal tersebut mendasari pemilihan sasaran penyuluhan
cuci tangan dengan sabun sebagai pencegahan diare pada usia dini di Madrasah
Ibtidayah Negeri Sungai Limpah.

B. Rumusan Masalah

1 Apa bahaya jika tidak mencuci tangan?

2 Bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar?

3 Kapan waktu yang tepat untuk kita mencuci tangan?

2
4 Bagaimana cara menarik perhatian anak-anak agar mau mencuci tangan?

5 Apa saja manfaat mencuci tangan?

6 Manakah yang lebih baik hand sanitizer atau sabun cuci tangan ?

C. Tujuan
 Tujuan Umum
Untuk mengedukasi murid MIN Sungai Limpah di desa Lambira.
 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran anak – anak akan kesehatan dengan mencuci
tangan pakai sabun
b. Menjadikan cuci tangan pakai sabun sebagai kebiasaan hidup sehat
untuk anak – anak
c. Mengurangi tingginya angka penyakit, terutama diare karena di
Indonesia, tingkat kematian anak akibat diare mencapai 100.000 jiwa
per tahun.

D. Manfaat
 Bagi Puskesmas ( Institusi )

Diharapkan mini project ini dapat dijadikan refensi untuk pengembangan.

 Bagi Peneliti

Diharapkan mini project ini dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi peneliti
untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti.

 Bagi Sekolah

Diharapkan mini project ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi sekolah
untuk dapat mengembangkan pengetahuan di bidang kesehatan.

 Bagi Masyarakat

Diharapkan mini project ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
masyarakat untuk pengembanganyang berwawasan kesehatan.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Mencuci tangan adalah proses yang mekanis melepaskan kotoran dari kulit
tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir dan menurut PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan
kebiasaan membersihkan tangan dari kotoran dan berfungsi membunuh kuman
penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Mencuci tangan yang baik
membutuhkan peralatan seperti sabun, air mengalir dan handuk yang bersih.
Menurut WHO (2005) terdapat 2 teknik mencuci tangan yaitu mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan dengan larutan yang berbahan dasar alkohol
(Wati, 2011). Cuci tangan merupakan proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air yang bertujuan
untuk mencegah kontaminasi silang (orang ke orang atau benda terkontaminasi ke
orang) suatu penyakit atau perpindahan kuman. Perilaku mencuci tangan adalah
salah satu tindakan sanitasi dengan cara membersihkan tangan dan jari-jemari
dengan menggunakan air atau cairan lainnya yang bertujuan agar tangan menjadi
bersih. Mencuci tangan yang baik dan benar adalah dengan menggunakan sabun
karena dengan air saja terbukti tidak efektif.10,20

B. Tujuan

Mencuci tangan merupakan suatu teknik yang paling mendasar untuk


menghindari masuknya kuman kedalam tubuh dimana tindakan ini dilakuakan
dengan tujuan :

1. Menghilangkan kotoran yang melekat di tangan


2. Menghilangkan bau yang melekat di tangan
3. Mencegah penyebaran infeksi silang
4. Menjaga kondisi tangan agar tetap steril
5. Memberikan perasaan yang segar dan bersih

C. Tata cara

Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu langkah paling penting


untuk mencegah penyakit. Menurut penelitian, mencuci tangan yang benar dapat

4
menurunkan angka penularan infeksi berbagai penyakit (seperti influenza, diare,
hingga hepatitis A) hingga 50%. Karena itu, penting untuk mengetahui cara
mencuci tangan yang benar sesuai standar World Health Organisation (WHO) dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.11,50

Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir merupakan cara
terbaik untuk membunuh kuman. Namun bila tidak tersedia, Anda dapat
menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol 60% sebagai gantinya. Kendati
demikian, penggunaan hand sanitizer tidak dibenarkan jika tangan Anda terdapat
kotoran yang sangat kotor dan sulit bersihkan.6,3

Sebelum mencuci tangan, pastikan Anda memiliki sabun dan sumber air
mengalir. Alirkan air terlebih dahulu, lalu letakkan sabun (dapat sabun cair atau
sabun batang) pada tangan. Jauhkan tangan dari air selama mencuci tangan. Saat
mencuci tangan, lakukanlah hal-hal berikut:

1. Gosok kedua telapak tangan dengan cara menempelkan bagian telapak tangan
yang satu dengan yang lain.
2. Gosok kedua punggung tangan. Telapak tangan kanan menggosok punggung
tangan kiri. Lakukan pada tangan sebaliknya.
3. Menggosok sela-sela jari dengan menyilangkan jari tangan kanan dengan kiri.
4. Gosok bagian dalam dan punggung jari dengan posisi ujung jari saling
mengunci.
5. Bersihkan ibu jari. Gosok ibu jari tangan kiri secara memutar dalam
genggaman tangan kanan. Lakukan pada tangan sebaliknya.
6. Membersihkan kuku dan ujung jari dengan cara menguncupkan ujung-ujung
jari sehingga saling bertemu. Kemudian gosokkan pada telapak tangan yang
berlawanan. Lakukan pada tangan sebaliknya.

Setelah selesai, bilas kembali tangan di bawah air mengalir hingga bersih.
Lakukan selama 15-30 detik. Kemudian keringkan dengan lap tangan yang
terjamin kebersihannya atau hand dryer. Anda juga dapat menerapkan langkah
yang sama saat menggunakan hand sanitizer.5,6

BAB III

5
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


deskriptif kualitatif yang bersifat menggambarkan, memaparkan, dan
menguraikan objek yang diteliti. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi atau gambaran untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.1,21

Metode ini digunakan sesuai dengan tujuan yaitu mengevaluasi


keberhasilan penyuluhan murid MIN Sungai Limpah terhadap pengetahuan cuci
tangan dengan sabun. Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai screening dan
bentuk evaluasi penurunan angka kejadian diare. Pengolahan hasil penelitian
evaluasi ini menggunakan analisis presentase.2,29

Jadwal yang digunakan sesuai dengan jadwal kegiatan madrasah dan


dilakukan selama dua kali. Pertama di lakukan pemberian quisioner awal pada 30
murid terbaik untuk mengetahui pengetahuan murid tersebut karena program cuci
tangan dengan sabun terintegrasi dengan program PHBS di sekolah. Lalu
pertemuan kedua dilakukan penyuluhan dan perberian quisioner setelah
penyuluhan. Penyuluh bertugas menyiapkan diri dengan penguasaan materi
penyuluhan, cara penyampaian pesan, dan alat peraga penyuluhan.6,30

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Jadwal April
kegiatan 27 28 29 30
Quisioner pra
Penyuluhan
Quisioner post
D. Populasi dan Sample Penelitian

6
1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Objek /Subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007). Populasi dalam
penelitian ini adalah murid MIN Sungai Limpah yang berjumlah 157 anak.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel penelitian ini 30 orang karena jumlah populasi 257.
sampel dalam penelitian ini siswa MIN Sungai Limpah sebanyak 30 orang.
Sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.9,23

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu


populasi suatu target dan terjangkau akan diteliti. Adapun kriteria inklusi sampel
yang akan diteliti adalah :

1) Anak usia sekolah

2) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek memenuhi


kriteria inklusi namun tidak dapat diikut sertakan dalam peneliti yang meliputi :

1) Siswa tidak masuk sekolah saat dilakukan penelitian

2) Tidak bersedia menjadi responden penelitian

E. Variable dan Definisi Oprasional

1. Variabel Independen (bebas)

7
Variabel independen dalam penelitian ini adalah edukasi sosiodrama
tentang PHBS cuci tangan.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan


sikap mencuci tangan Murid MIN Sungai Limpah.

 Definisi Operasional

Tabel 1.2 Definisi Operasional

No Variable Definisi Skala Alat ukur Hasil Ukur


1. Edukasi Pemberian informasi Nominal Belum
sosiodrama tentang PHBS cuci dilakukan
tentang PHBS tangan dengan Edukasi Telah
cuci tangan menggunakan metode dilakukan
pembelajaran bermain edukasi
peran yang dimainkan
oleh siswa untuk
memecahkan masalah
berdasarkan skenario
terkait cuci tangan yang
diberikan peneliti.

2. Tingkat Pemahaman Murid MIN Ordinal Kuesioner Jawaban dari


pengetahuan Sungai Limpah tentang pertanyaan
tentang definisi cuci tangan, kuesioner
mencuci manfaat, akibat bila dikategorikan
tangan tidak mencuci sbb :
tangan, waktu yang Baik : 76 –
tepat untuk mencuci 100 %,
tangan, dan teknik Cukup : 56%
mencuci tangan. - 75%,
Rendah : ≤
3. Sikap Reaksi atau respon Ordinal Kuisioner Hasil dari
tentang tertutup Murid MIN kuesioner
cuci tangan Sungai Limpah kelas 3, dikategorikan
4 dan 5 tentang menjadi :
cuci tangan. Positif : ≥
76%,
Netral : 56%
- 75%,
Negatif : ≤
55%

8
F. Jenis dan Cara Pengambilan Data

Penelitian bersifat deskriptif dengan metode survei menggambarkan


pengetahuan, sikap, tindakan murid MIN Sungai Limpah tentang perilaku CTPS.

G. Langkah Pengolahan Data

 Pelaksanaan Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi CTPS yang memakan


waktu + 15 menit. Setelah penyuluhan selesai, para murid diberikan kesempatan
untuk bertanya kepada penyuluh mengenai materi yang telah diberikan, sesi tanya
jawab berlangsung + 15 menit. Diikuti dengan pemberian quisioner post
penyuluhan untuk para murid.

 Isi Penyuluhan

Materi penyuluhan yang akan disampaikan pada kegiatan ini yaitu:


a. Informasi umum tentang cuci tangan dengan sabun
b. Pentingnya mengenali cuci tangan dengan sabun
c. Pentingnya ketaatan dalam pola hidup bersih dan sehat
d. Mengenali akibat tidak cuci tangan dengan sabun
 Metode dan Media

Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah tentang cuci tangan dengan


sabun. Alat bantu yang digunakan berupa galon air dan sabun cair. Media yang
digunakan berupa penjelasan secara lisan menggunakan lembar balik dan
peragaan menggunakan alat peraga tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Pada pelaksanaan UKS yang dilakukan di MIN Sungai Limpah
terintegrasi dengan kegiatan penyuluhan CTPS, terdata jumlah kehadiran murid
sebanyak 30 orang. Berikut adalah data quisioner pra dan post penyuluhan pada
murid MIN Sungai Limpah.

9
No. Nama Umur (th) Jenis Quisioner Quisioner
kelamin pra post
27/04/19 30/04/19

10
1 Nurul Navizah 10 Pr 9 10

2 Shera Melany 9 Pr 8 10

3 Nida Nabila 10 Pr 7 10

4 M. Arif K 10 Lk 8 10

5 Keysa Ashseva 10 Pr 10 10

6 Zainab 9 Pr 9 10

7 Nahdan N 10 Lk 10 10

8 Ocahais B 8 Lk 10 10

9 Ira Humaira 11 Pr 9 10

10 Nurul Azkia 11 Pr 10 10

11 Hajar 9 Lk 8 10

12 Ravy S 10 Lk 10 10

13 M Firman 10 Lk 10 10

14 Dara Nazwa P 10 Pr 10 10

15 M Nazar 10 Lk 8 10

16 Zahra M 12 Pr 10 10

17 Annisa S 11 Pr 10 10

18 Naiva Virasa 10 Pr 10 10

19 Siti Aisyah A 9 Pr 10 10

20 Tazkia Adila H 9 Pr 10 10

21 Abdul Manan 10 Lk 10 10

22 Putri W 10 Pr 10 10

23 Khansa D M 9 Pr 10 10

24 Muzair Arifin 8 Lk 10 10

25 Isra Mawadah 11 Pr 10 10

26 Keysa Alfira 10 Pr 10 10

27 Hasbul Qahari 10 Lk 10 10

28 Tazkia Hadina 11 Pr 10 10

11
29 Alfa Mahera 9 Lk 10 10

30 Siti Zulaikha 10 Pr 10 10

4.2 Pembahasan
UKS dilakukan di MIN Sungai Limpah merupakan kegiatan yang
diintegrasikan dengan kegiatan Penyuluhan cuci tangan dengan sabun. Pada
pelaksanaan penyuluhan tersebut jumlah kehadiran murud di MIN Sungai Limpah
adalah 30 orang. Sebanyak 30 murid terpilih di MIN Sungai Limpah akan di
jadikan percontohan untuk murid lainnya. Hal ini dapat membantu program PHBS
di puskesmas dan di lanjutkan pada pembinaan UKS selanjutnya.
Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab kurangnya pengetahuan
murid tentang cuci tangan pakai sabun antara lain komunikasi informasi dan
edukasi kepada murid dan keluarga yang masih kurang sehingga kesadaran untuk
cuci tangan pakai sabun. Mengingat usia muda membutuhkan keluarga sebagai
pendamping, maka petugas kesehatan diharapkan melakukan pendekatan yang
lebih kepada keluarga dan guru di sekolah. Pendekatan secara aktif dapat pula
dilakukan dengan bantuan tokoh masyarakat yang disegani.
Dalam pelaksanaan UKS di MIN Sungai Limpah, kegiatan yang dilakukan
diawali dengan penyuluhan dan dilanjutkan dengan peragaan cuci tangan pakai
sabun. Kegiatan ini jika dilanjutkan dapat mengedukasi banyak orang serta
dilakukan berkelompok disertai peragaan agar memudahkan murid
memahaminya. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk keperluan penyuluhan
kesehatan serta sumber daya manusia merupakan bagian penting yang harus terus
ditingkatkan. Berdasarkan data yang tercatat saat kegiatan Penyuluhan di MIN
Sungai Limpah maka dari 30 murid yang terpilih ditemukan 8 murid atau 3 %
yang pengetahuan cuci tangan pakai sabun kurang. Setelah penyuluhan mengenai
cuci tangan 5 murid atau 100 % murid berhasil meningkatkan pengetahuan cuci
tangan pakai sabun. Berdasarkan data tersebut, tingkat pengetahuan cuci tangan
pakai sabun pada murid MIN Sungai Limpah di desa Lambira menunjukkan
keberhasilan yang signifikan setelah mendapatkan penyuluhan tentang cuci tangan
pakai sabun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain meningkatnya

12
tingkat pengetahuan murid MIN Sungai Limpah yang mempengaruhi kesadaran
menjaga kesehatan dengan cuci tangan pakai sabun secara rutin terutama sebelum
dan sesudah makan. Hal ini juga dipengaruhi terlibatnya tenaga kesehatan dan
pengajar untuk memotivasi dan promosi pentingnya cuci tangan pakai sabun.
Pada pelaksanaan UKS di MIN Sungai Limpah Bukti dilakukan penyuluhan
mengenai cuci tangan pakai sabun pada murid terpilih. Selama pelaksanaan
penyuluhan berjalan lancar, walaupun jumlah murid yang datang sedikit.
Beberapa murid mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan dan ada
yang memberikan pernyataan tentang cuci tangan pakai sabun setelah
penyuluhan. Secara umum pelaksanaan penyuluhan cuci tangan pakai sabun
berjalan lancar.
BAB V
KESIMPULAN

 Kesimpulan

1. Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah kegiatan monitoring dan deteksi


dini faktor resiko penyakit terintegrasi (stunting, kurang gizi, penyakit
akibat hygine yang buruk) serta edukasi mengenai pengetahuan
kesehatan pada anak sekolah dikelola oleh sekolah melalui pembinaan
terpadu dari tenaga kesehatan setempat.
2. Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran murid serta guru di sekolah.
3. Tingkat pengetahuan cuici tangan pakai sabun di MIN Sungai Limpah
mengalami perbaikan setelah mendapatkan penyuluhan tentang CTPS,
dimana angka kejadian murid yang kurang memahami CTPS yaitu 18
atau 72% mengalami perbaikan menjadi 12 atau 66% setelah diberikan
informasi berupa penyuluhan cuci tangan pakai sabun.

 Saran

13
Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai hubungan antara kebiasaan cuci
tangan murid MIN Sungai Limpah, disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Bagi petugas Puskesmas Sukamakmur


Petugas Puskesmas Sukamakmur diharapkan lebih aktif dalam kegiatan
promosi kesehatan melalui media berupa leaflet, booklet, kalendar, dan sms gate
way , Jejaring sms gate way adalah petugas kesehatan, kader posyandu dan ibu
rumah tangga, informasi kesehatan diberikan secara berkala. Penyuluhan yang
dilakukan tidak membosankan dan mudah dipahami. Peningkatan peran kader
kesehatan melalui pelatihan dan pembinaan kader, agar menjadi promotor
kesehatan di lingkungan dan mengenai kebiasaan cuci tangan pakai sabun.

2. Bagi Sekolah
Bagi Sekolah memfasilitas bimbingan teknis pada puskesmas dan
melaksanakan pola integrasi program promosi kesehatan bekerjasama dengan
lintas sektor terkait baik sektor pemerintah maupun swasta dan tokoh masyarakat
dengan pemanfaatan dukungan sumber daya dan sumber dana yang ada untuk
tujuan meningkatkan upaya promosi kesehatan, khususnya perilaku hidup bersih
dan sehat terutama untuk kegiatan gerakan cuci tangan dengan sabun.

3. Bagi masyarakat
Masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam kegiatan kesehatan dan
kebiasaan dalam mencuci tangan dengan sabun.

4. Bagi peneliti
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang
berhubungan cuci tangan pakai sabun.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


PT. Rineka Cipta.
2. Azwar, S. 2000. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jogjakarta :
Pustaka Pelajar Jogja Offset.

3. Bambang Murwanto, 2015, Faktor Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun


(CTPS) di SMP, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Universitas
indonesia.
4. Budiono. 2002. Pengantar Pendidikan Kesehetan Masyarakat. Semarang :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

5. CDC. 2018. https://www.cdc.gov/features/handwashing/index.html..Wash


Your Hands.
6. Diana. 2006. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan
Pengetahuan Remaja di Madrasah Aliyah di Kecamatan Mlonggo
kabupaten Jepara.

7. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2009. Profil Kesehatan Provinsi Aceh


2009

15
8. Hidayat. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik
Klasik, Jakarta : Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Indonesia.

9. Kemenkes. 2011. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011,Jakarta. Menkes RI
10. Keumalasari, Kartini Hasballah, dan Imran, 2017, Promosi Kesehatan
Cuci Tangan Dan Jajanan Sehat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa,
Jurnal Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang
Sistem Kesehatan Nasional

Lampiran

16
17
18
Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun
Selasa, 30 April 2019

19

Anda mungkin juga menyukai