Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kegawatan Maternal dan
Neonatal
Disusun Oleh :
Kelompok 10
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta
karunia-Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga kami bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul“Melaksanakan Asuhan Keperawatan
Meternitas pada Pendarahan di Luar Haid” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kegawatan Maternal dan Neonatal.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada
kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu atas bantuannya dalam penyusunan makalah ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perdarahan di luar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara
2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan
menometroragia. Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak
berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan
siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran
suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium,
karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan
penggunaan estrogen eksogen
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu Polip serviks, Erosi
portio, Ulkus portio, Trauma, dan Polip endometrium
Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche
dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa
permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-
wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas
40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula
perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini
biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang asuhan kebidanan pada perdarahan diluar haid
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui beberapa penyebab perdarahan diluar haid
4
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah tentang CHF ini terdiri dari 5 BAB,
masing-masing BAB terdiri dari sub-sub bahasan yaitu:
1) BAB 1 Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
2) BAB 2 Pembahasan
Terdiri dari pengertian, beberapa penyebab pendarahan diluar haid (polip,
eroportio, ulkus portio, trauma, polips endometrium)
3) BAB 3 Penutup
Terdiri dari DaFtar Pustaka, Kesimpulan dan Saran
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara
2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan
menometroragia.
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan
siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu
spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma
endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen
eksogen. Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari
dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan
kasus ini sama dengan hipermenorea.
6
2) Penanganan
Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret.
Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia).
Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium patologi guna
memastikan bahwa histologis-nya jinak/sesuai dengan gambaran jaringan
polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil.
7
i. Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan
warnanya.
- Palpasi
i. Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula.
ii. Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan
nyeri tekan.
iii. Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas.
iv. Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri
tekan.
(3) Pola Aktivitas Sehari-Hari
(a) Sirkulasi
Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkin tidak tejadi sampai
kehilangan darah bermakna), Pelambatan pengisian kapiler, Pucat,
kulit dingin/lembab, Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara
eksternal , Haemoragi berat atau gejala syock diluar proporsi jumlah
kehilangan darah.
(b) Eliminasi
Kesulitan berkemih dapat menunjukan haematoma dari porsio atau
serviks.
(c) Nyeri/Ketidaknyamanan
Sensasi nyeri terbakar/robekan (laserasi), dan nyeri uterus lateral.
(d) Keamanan
Laserasi jalan lahir: darah memang terang sedikit menetap (mungkin
tersembunyi) dengan uterus keras, uterus berkontraksi baik; robekan
terlihat pada labia mayora/labia minora, dari muara vagina ke
perineum; robekan luas dari episiotomie, ekstensi episiotomi kedalam
kubah vagina, atau robekan pada serviks.
(e) Seksualitas
Uterus kuat; kontraksi baik atau kontraksi parsial, dan agak menonjol
(fragmen placenta yang tertahan)., Kehamilan baru dapat
8
mempengaruhi overdistensi uterus (gestasi multipel, polihidramnion,
makrosomia), abrupsio placenta, placenta previa.
b) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan distensi jaringan, pembedahan.
2) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kehilangan vascular yang
berlebihan.
3) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi seksualitas.
4) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5) Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kegagalan memperoleh
informasi yang adekuat sehubungan dengan keadaannya.
7) Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme
c) Intervensi keperawatan
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang
berlebihan.
Intervensi :
(a) Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatikan
faktor-faktor penyebab atau pemberat pada situasi hemoragi.
(b) Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung
pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh perawat.
(c) Perhatikan hipotensi atau takikardi, perlambatan pengisian kapiler atau
sianosis dasar kuku, membran mukosa dan bibir.
(d) Pantau parameter hemodinamik seperti tekanan vena sentral atau
tekanan baji arteri pulmonal bila ada.
(e) Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh
horizontal.
2) Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan, prosedur
pembedahan.
Intervensi :
9
(a) Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji klien
terhadap nyeri perineal yang menetap, perasaan penuh pada vagina,
kontraksi uterus atau nyeri tekan abdomen.
(b) Kaji kemungkinan penyebab psikologis dari ketidaknyamanan.
(c) Berikan tindakan kenyamanan seperti pemberian kompres es pada
perineum.
(d) Berikan analgesik, narkotik, atau sedativa sesuai indikasi
3) Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan
atau kematian.
Intervensi :
(a) Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian
(b) Evaluasi respon fisiologis pada hemoragik; misalnya tachikardi,
tachipnea, gelisah atau iritabilitas.
(c) Tunjukan sikap tenang, empati dan mendukung.
(d) Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ancietas, berikan
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan.
4) Resiko tinggi terjadi Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Intervensi :
(a) Demonstrasikan mencuci tangan yang tepat dan teknik perawatan diri.
Tinjau ulang cara yang tepat untuk menangani dan membuang material
yang terkontaminasi misalnya pembalut, tissue, dan balutan.
(b) Perhatikan perubahan pada tanda vital atau jumlah SDP
(c) Perhatikan gejala malaise, mengigil, anoreksia, nyeri tekan uterus atau
nyeri pelvis.
(d) Selidiki sumber potensial lain dari infeksi, seperti pernapasan
(perubahan pada bunyi napas, batuk produktif, sputum purulent),
mastitis (bengkak, eritema, nyeri), atau infeksi saluran kemih (urine
keruh, bau busuk, dorongan, frekuensi, nyeri).
(e) Kaji keadaan Hb atau Ht. Berikan suplemen zat besi sesuai indikasi.
5) Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
Intervensi:
10
(a) Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada klien
untuk menggambarkan masalahnya dakata-kata sendiri.
(b) Beri informasi tentang kondisi individu
(c) Anjurkan klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan pasangan/orang
dekat
(d) Diskusikan pada klien tentang penggunaan cara teknik khusus saat
berhubungan.
(e) Kolaborasi dengan dokter
6) Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Intervensi :
(a) Jelaskan faktor predisposisi atau penyebab dan tindakan khusus
terhadap penyebab hemoragi.
(b) Kaji tingkat pengetahuan klien, kesiapan dan kemampuan klien untuk
belajar. Dengarkan, bicarakan dengan tenang, dan berikan waktu untuk
bertanya dan meninjau materi.
(c) Diskusikan implikasi jangka pendek dari hemoragi, seperti klien tidak
mampu melakukan perawatan terhadap bayi dan dirinya.
(d) Diskusikan implikasi jangka panjang Ca Seriks dengan tepat, misalnya
resiko hemoragi kehamilan selanjutnya, atonia uterus, atau
ketidakmampuan untuk melahirkan anak pada masa datang bila
histerektomie dilakukan.
11
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Usia saat kawin : 20 tahun Penghasilan : 2,5 juta / bulan
Jumlah anak :3 Status kawin : sah, kawin 1x
Status kawin : sah, kawin 1x
Alamat : Balenrejo, Bojonegoro
(2) Keluhan Utama
Mengalami keputihan di daerah kemaluannya
(3) Riwayat Kesehatan
i. Sekarang
Ibu mengatakan mengalami keputihan di daerah kemaluan agak
banyak, disertai gatal dan berbau sejak 1 bulan yang lalu, ibu juga
mengatakan setelah bersenggama keluar darah. Kemudian ibu
datang ke RS untuk memeriksanya.
ii. Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, penyakit menurun seperti kencing manis, penyakit
menahun seperti darah tinggi.
iii. Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah ada
yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, penyakit
menurun seperti kencing manis, penyakit menahun seperti darah
tinggi.
(4) Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Teratur/Tidak : Teratur,1 bulan sekali
Lama : 6-7 hari
Jumlah : 1 hari habis 4 kotek
Sifat darah : Cair tidak bergumpal
Disminorhoe : Kadang – kadang
12
Flour albus : Ya, sering. Kental, agak banyak, gatal, dan berbau
HPHT : 17 – 08 – 2013
(5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Anak, Nifas yang lalu
Hamil Persalinan Anak Nifas
ke usia tempat jenis penolong H/M L/B BB PB Usia ASI Penyakit
1 9bln BPS N Bidan H P 3,1 50 32th - -
2 10bln BPS N Bidan H L 3 48 29th - -
3 9bln BPS N Bidan H L 3 51 27th - -
13
(f) Pola Seksual
Ibu melakukan hubungan suami istri 3 – 4 x seminggu, pernah
perdarahan setelah melakukan hubungan.
14
h) Dada : Simetris, bentuk bulat datar, tidak ada retraksi
intercostae, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, dan tidak
ada jejas.
i) Payudara : Bentuk simetris, konsistensi kenyal, putting susu
menonjol keluar, tidak ada benjolan abnormal.
j) Abdomen : Tidak ada bekas luka, kelainan kulit dan odema
k) Genitalia : Penyebaran rambut pubis merata, bersih, terdapat
pengeluaran cairan putih dari vagina yang purulen, warna
kekuningan, agak banyak, bau, tidak ada lesi, vulva dan vagina
tidak ada odema tidak ada varises, tidak ada peradangan pada
kelenjar bartholin dan skene.
l) Anus : Bersih, tidak ada hemoroid
m) Ekstremitas
1) Atas : Tidak ada oedem kanan/kiri
2) Bawah : Tidak ada oedem kanan/kiri, tidak ada varises
15
Inspekulo : Adanya keputihan dari mulut rahim, warna putih, agak
banyak, bau, hanya bersifat lokal. Ada jaringan tambahan (polip) menjulur
keluar servik uteri berwarna cokelat, permukaan halus
(g) Evaluasi
S : Ibu mengatakan lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan
tentang kondisinya saat ini. Ibu bersedia menjalani anjuran
(dilakukan curetage)
O : Ibu tampak lebih tenang dan dapat menerima tindakan yang akan
dilakukan
A : Ny.”E” P3003 dengan polip servik dengan tujuan jangka pendek
Teratasi
P : Antar pasien dan rekam medik keruang sakinah untuk MRS
16
b. Eroportio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang
terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa
karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan
zat kimia/alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya
sebagian/seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang
normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang
mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna
merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi.
Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks.
Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.
a) Penyebab
Level estrogen: : Erosi serviks merupakan respon terhadap sirkulasi
estrogen dalam tubuh :
(a) Dalam kehamilan: Erosi serviks sangat umum ditemukan dalam
kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat
menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat
berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan
menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
(b) Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum
terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level
estrogen yang tinggi.
(c) Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi
wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena
respon maternal saat bayi berada di dalam rahim.
17
(d) Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT):
karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil,dan
krim.
Infeksi: Teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai
menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak
menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang
bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi.
Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, dan kontrasepsi kimia
dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks.
Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan
seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena
speculum).
b) Gejala
(1) Mayoritas tanpa gejala
(2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus
menstruasi) yang terjadi setelah berhubungan seksual (poscoital),
diantara siklus menstruasi, disertai keluarnya cairan mucus yang
jernih/kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina.
(3) Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks
meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak
sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan
mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
c) Penanganan
(1) Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
(2) Melakukan penatalaksanaan pemberian obat. Lyncopar 3x1 untuk
infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus
pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
18
Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan. Mefinal 3x1
berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan stress, perubahan status kesehatan.
2) Kekurangan cairan berhubungan dengan perdarahan.
3) Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi seksual.
4) Nyeri berhubungan dengan infeksi pada sistem reproduksi
19
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit,prognosis dan kebutuhan pengobatan
6) Resiko infeksi berhubungan dengan kontak dengan mikroorganisme.
7) Resiko Shock berhubungan dengan output yang berlebihan
c. Intervensi Keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan stress, perubahan status kesehatan.
Intervensi:
a) Gunakan pendekatan yang menenangkan.
b) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien.
c) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
d) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.
e) Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis.
20
c) Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak,
rendah kolestrol, dan berupa diet vegetarian.
d) Anjurkan klien untuk menggunakan krim vagina dan gel
21
c) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
d) Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung.
e) Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
c. Ulcus portio
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna
merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum.
1) Gejala
(a) Adanya fluxus
(b) Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
(c) Adanya kontak berdarah
(d) Portio teraba tidak rata
2) Penanganan
(a) Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap
kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus
dihindari sampai ulkus sembuh
(b) Menjaga kebersihan vagina
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk
kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
(c) Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.
22
1. Asuhan Keperawatan pada Ulkus Portio
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Penyakit Sekarang
4) Riwayat Penyakit Dahulu
5) Riwayat Penyakit Keluarga
b. Pemeriksaan Fisik
23
c. Diagnosa Keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan stress, perubahan status kesehatan.
2) Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi seksual.
3) Nyeri berhubungan dengan infeksi pada sistem reproduksi.
4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit,prognosis dan kebutuhan pengobatan.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan kontak dengan mikroorganisme
d. Intervensi Keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan stress perubahan status kesehatan.
Intervensi :
a) Gunakan pendekatan yang menenangkan.
b) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien.
c) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur.
d) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
takut.
e) Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
prognosis.
24
c) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
d) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan.
e) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
25
1. Identitas
Nama Klien : Ny. K
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Joton
No. Register :-
Masuk PKM : 6 September 2018 Pukul 08.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 6 September 2018 Pukul 08.30 WIB
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan mengalami keputihan disertai darah sejak 3 hari
yang lalu, nyeri pada perut dan alat kelamin terasa sakit setelah
berhubungan.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Sifat darah : cair
Siklus : 28 hari Keluhan : tidak ada
Lama : 7 hari Bau : khas darah
4. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah Menikah ke :1
Lama perkawinan : 4 tahun Umur waktu menikah : 27 th
26
Hamil tgl Umur Jenis penolong BB Laktasi
ke kehamilan persalinan lahir
27
b) Eliminasi
1) BAK : pasien mengatakan BAK 5x/hari, warna urin kuning
jernih
2) BAB : pasien mengatakan BAB 1x/hari, warna kuning
kecoklatan, konsistensi lunak.
c) Istirahat/Tidur
Pasien mengatakan tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam.
d) Personal Hygiene
1) Mandi : Pasien mengatakan mandi 2x/hari
2) Gosok gigi : pasien mengatakan gosok gigi 2x/hari.
e) Pola seksualitas
Frekuensi :5 x/minggu
f) Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan melakukan kegiatan sehari-hari seperti
menyapu, mencuci, dan lain sebagainya. Ibu tidak pernah
olahraga.
g) Data psiko-sosio-spiritual(pengetahuan ibu dan keluarga
tentang kontrasepsi,pengambilan keputusan, kegiatan ibadah,
keadaan ekonomi keluarga) :
Ibu mengatakan KB Iud 3 tahun sekali dan efek sampingnya
tidak begitu memberatkan. Ibu mengatakan suami sebagai
pengambil keputusan utama. Ibu mengatakan menjalankan
sholat 5 waktu. Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan. Ibu
mengatakan kebutuhan sehari-hari terpenuhi
b. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
2. Tanda – tanda vital
28
TD : 110/70 mmHg R : 22x/menit
N : 84x/menit S : 37,2 oC
BB : 50 kg TB : 155 cm
29
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Inspekulo : tanggal 6 September 2013 Pukul:
08.37 WIB. Terlihat portio tertutupi banyak lendir, portio tidak rata.
d. Diagnosa
Ny. K umur 27 tahun P1A0 Ah1 akseptor KB IUD dengan ulkus portio.
Data Dasar :
Data Subjektif :
- Ibu mengatakan telah berumur 27 tahun.
- Ibu mengatakan mempunyai anak 1 ,tidak pernah abortus.
- Ibu mengatakan menggunakan kb IUD
- Ibu mengatakan mengalami keputihan disertai darah sejak 3 hari
yang lalu, nyeri pada perut dan alat kelamin terasa sakit setelah
berhubungan
Data Objektif :
KU : Baik.
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
VS
TD : 110/70 mmHg N : 84x/menit
S : 37,2 C R : 22x/menit
BB :50 kg TB :155 cm
Genetalia : terdapat lendir becampur darah
Pemeriksaan Penunjang : Inspekulo (Terlihat portio tertutupi banyak
lendir dan portio terlihat tidak rata)
Masalah :
Ibu cemas dengan keadaannya.
Data Dasar
DS : ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya.
DO : Ibu tampak pucat
30
e. Intervensi dan Implementasi
1) Beritahu keadaan ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
.
2) Jelaskan keadaan yang ibu rasakan.
3) Beri dukungan moral pada ibu.
4) Jelaskan pada ibu faktor yang berkaitan dengan iud.
5) Berikan ibu terapi.
6) Anjurkan ibu untuk melakukan Pap smear setiap 6 bulan.
7) Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene.
8) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi atau
TKTP
9) Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih
dahulu sebelum ulcus benar-benar sembuh untuk mencegah
bertambah parahnya peradangan dan lesi pada portio.
10) Lakukan kolaborasi dengan dokter obgyn
11) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu untuk memeriksakan
keadaan ibu
f. Evaluasi
1) Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang di lakukan .
2) Ibu sudah mengerti dengan keadaan yang dirasakan.
3) Ibu tampak tenang.
4) Ibu mengerti dengan faktor yang mempengaruhi penggunaan IUD.
5) Terapi telah diberikan.
6) Ibu bersedia untuk memeriksa dengan pap smear.
7) Ibu bersedia menjaga personal hygiene.
8) Ibu bersedia makan makanan yang bergizi.
9) Ibu bersedia untuk tidak berhubungan seksual dahulu.
10) Ibu bersedia untuk dilakukan kolaborasi.
11) Ibu bersedia untuk kunjungan ulang
31
d. Trauma
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan
pengertian medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah
hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan
tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat
efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.
1) Gejala
Nyeri vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakkan
merupakan gejala-gejala yang paling khas. Kemungkinan gejala lainnya
adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi
2) Penyebab
Trauma yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya
yang sering terjadi pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim
(utamanya pada wanita yang telah menopause) Tempat perlukaan yang
paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, verniks
posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi).
3) Penanganan
Penanganannya sesuai dengan penyebabnya , misalnya trauma
yang disebabkan translokasi IUD, maka IUD nya harus dicabut, dan
diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan buat para wanita yang
menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi terapi
hormon.
e. Polip Endometrium
Polip endometrium merupakan salah satu penyebab gangguan
kesuburan karena dapat mengganggu penempelan embrio di dalam rahim.
Karena itu bila hasil 3 pemeriksaan dasar normal (sperma, sel telur dan saluran
telur) maka perlu dilakukan tindakan untuk mengambil polip di dalam rahim.
Polip endometrium atau polip uterus adalah massa atau jaringan lunak
yang tumbuh pada lapisan dinding bagian dalam endometrium dan menonjol
32
ke dalam rongga endometrium. Pertumbuhan sel – sel yang berlebih pada
lapisan endometrium (rahim) mengarah pada pembentukan polip. Besarnya
polip endometrium mulai dari beberapa millimeter hingga beberapa
sentimeter yang seukuran bola golf atau lebih besar. Polip endometrium
melekat pada dinding endometrium yang dihubungkan melalui sebuah tangkai
tipis.
Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak,
dan kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan
ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram karena
mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika
mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka. Ada kejadian
langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya
terkadang sulit untuk hamil
1) Gejala
Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi
pertumbuhan mereka dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama
estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat
diidentifikasi terkait dengan pembentukannya, seperti:
a Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid
b Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan
c Perdarahan haid yang terlalu berat
d Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
2) Pengobatan
(1) Waspada. Polip kecil yang tidak menimbulkan gejala dan tanda tidak
membutuhkan pengobatan kecuali beresiko menjadi kanker
endometrium
(2) Obat. obat hormon tertentu, termasuk pelepas hormon progestin dan
agonis-gonadotropin, mungkin dapat mengecilkan polip
endometrium dan mengurangi gejala.namun biasanya gejala akan
kambuh setelah berhenti minum obat.
33
(3) Kuretase. Kuretase adalah tindakan untuk mengikis dinding
endometrium bagian dalam dengan menggunakan alat yang berbentuk
logam yang ujungnya tajam. Selain menghilangkan polip, kuretase
bertujuan untuk mengumpulkan sampel atau contoh jaringan untuk
diperiksa di laboratorium.
(4) Histerektomi. Jika pemeriksaan lebih dekat menunjukkan bahwa
polip endometrium mengandung sel kanker, operasi untuk
mengangkat endometrium (histerektomi) menjadi perlu untuk
dilakukan.
3) Penanganan Polips Endometrium
Penanganannya sesuai dengan penyebabnya, misalnya: trauma yang
disebabkan translokasi IUD, maka IUD-nya harus dicabut dan diganti
dengan alat kontrasepsi lain. Sedangkan buat para wanita yang
menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi terapi
hormon.
34
A. Pengkajian
c. Dispareun
d. Nyeri ovulasi
e. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri
pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
f. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
h. Hipermenorea
i. Menoragia
j. Feces berdarah
35
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang mungkin muncul :
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses
penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis
dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab
penyakit.
4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
(Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta)
C. Intervensi Keperawatan
(1) Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses
penjalaran penyakit.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri
klien akan berkurang.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak
memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat
berkurang.
Intervensi :
a. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan
respon hemodinamik) klien.
Rasional : untuk mendapatkan indicator nyeri.
b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien.
Rasional : untuk mendapatkan sumber nyeri.
c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
Rasional : nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode
skala merupakan metodeh yang mudah serta terpercaya untuk
menentukan intensitas nyeri.
d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang
klien rasakan.
36
Rasional : ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi
terhadap nyeri sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat.
e. Jelaskan penyebab nyeri klien.
Rasional : dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat
bertoleransi terhadap nyeri
f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.
Rasional : memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.
g. Berikan pujian untuk kesabaran klien.
Rasional : meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri.
h. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan
Midol.
Rasional : analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa
prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.
2. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada endometriosis
a. Berikan motivasi kepada pasien
Rasional : meningkatkan harga diri klien dan merasa di perhatikan.
b. Bina hubungan saling percaya
Rasional : hubungan saling percaya memungkinkan klien terbuka pada
perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.
c. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki
Rasional : mengidentifikasi hal – hal positif yang masih di miliki klien.
3. Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan x24 citra diri klien akan
meningkat.Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna,
penampilan klien rapi, menerima.
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien.
Rasional : klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada
orang yang dipercayainya.
b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan
tentang dirinya.
37
Rasional : meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat
dalam membuat penyelesaian.
c. Diskusikan dengan system pendukung klien tentang perlunya
menyampaikan nilai dan arti klien bagi mereka.
Rasional : penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung
membuat klien merasa diterima.
d. Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung
kekuatan tersebut sebagai aspek positif.
Rasional : mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus
pada karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri.
e. Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompok
Rasional : memungkinkan menerima stimulus social dan intelektual yang
dapat meningkatkan konsep diri klien.
f. Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan
penanganan gangguan menstruasi seperti ke klinik kewanitaan, dokter ahli
kebidanan.
Rasional : jujur dan terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi
yang diberikan dapat membuat klien mencari penanganan terhadap
masalah yang dihadapinya.
BAB III
PENUTUP
38
A. Kesimpulan
Menurut schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada
uterus dan ovario pada waktu yang sama. Dapat dinarik kesimpulan bahwa
gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemorrágica terjadi karena
persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan
pembentukan corpus luteum. Akibatnya terjadilah hiperplasia endometrium
karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus.
Penelitian menunjukan pula bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan
bersamaan dengan berbagai jenis endometrium yaitu: endometrium atropik,
hiperplastik, ploriferatif, dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi
merupakan bagian terbesar. Endometrium jenis nonsekresi dan jenis sekresi
penting artinya karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan anovulatori
dari perdarahan ovuloatoir.
Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan
disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan
penanganan yang berbeda.
Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoir gangguan dianggap berasal dari
factor-faktor neuromuskular, vasomotorik, atau hematologik, yang mekanismenya
Belem seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovulatoir biasanya dianggap
bersumber pada gangguan endokrin.
B. Saran
Saran untuk petugas kesehatan, terutama perawat yaitu agar dapat mengenali tanda
dan gejala dari perdarahan di luar haid agar diagnosa penatalaksaan yang diberikan
menjadi efektif sehingga didapatan hasil penyembuhan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
39
https://www.academia.edu/11593866/Asuhan_Kebidanan_Pada_Perdarahan_Di_Luar_
Haid
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Yanuarti, Yayuk. 2013. Makalah Askeb Pada Ibu dengan Ulkus Portio. Link :
http://yayuk-yanuarti.blogspot.co.id/2013/10/makalah-askeb-pada-ibu-
dengan-ulkus.html (diakses pada Sabtu, 17 Februari 2018 pukul 12.17
WITA)
40