Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

GAYA MENGAJAR DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas modul 4 kegiatan belajar 3


PPG Daljab 2019

Oleh:
MOH. ROYANI

Dosen pembimbing:
Dr. H. Munawir, M.Ag

UNIVERSITAS ISLAM SUNAN AMPEL SURABAYA


Juli, 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam
mendidik, mengajar, dan membimbing siswa. Orang yang disebut guru adalah
orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu
menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan (Uno,
2007: 15).
Mengajar pada hakikatnya bermaksud mengantarkan siswa mencapai tujuan
yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam praktek, perilaku mengajar yang
dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam, meskipun maksudnya sama. Aneka
ragam perilaku guru mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh gambaran tentang
pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa. Pola umum ini
oleh Dianne Lapp dan kawan-kawan diistilahkan “Gaya Mengajar” atau teaching
style (Lapp, dkk. 1975:1).
Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar mengajar
baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang bersifat
kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan mata pelajaran
tertentu. Sedangkan gaya mengajar yang bersifat psikologis adalah guru mengajar
yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil
belajar mengajar.
Gaya mengajar seorang guru berbeda antara yang satu dengan yang lain pada
saat proses belajar mengajar walaupun mempunyai tujuan sama, yaitu
menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap siswa, dan menjadikan siswa
terampil dalam berkarya. Gaya mengajar guru juga mencerminkan kepribadian guru
itu sendiri dan sulit untuk diubah karena sudah menjadi pembawaan sejak kecil atau
sejak lahir. Dengan demikian, gaya mengajar guru menjadi faktor penting dalam
menentukan keberhasilan prestasi siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam gaya mengajar?
2. Apakah arti berbagai gaya mengajar bagi guru?
3. Bagaimana aplikasi gaya mengajar dalam pembelajaran

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui macam-macam gaya mengajar.
2. Untuk mengetahui arti berbagai gaya mengajar bagi guru.
3. Untuk mengetahui cara pengaplikasian gaya mengajar dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan
harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh
siswa.
Oleh karena itu, rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti,
membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam
perbuatan mengajar itu sendiri. Bohar Suharto (1992) mendefisikan , mengajar
merupakan suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur (mengelola)
lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan. Atau
dengan kata lain, Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar.
Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling
mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan,
guru dan siswa yang memainkan peranan serta ada dalam hubungan social tertentu,
jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana prasarana belajar mengajar yang
tersedia.
Mengajar dapat pula di artikan proses membantu seorang atau kelompok
melakukan kegiatan belajar sehingga proses belajar dapat berlangsung efektif.

2. Pengertian Gaya Mengajar


Gaya mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang
mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri sendiri
dan orang lain. Manen dalam Marzuki (1999: 21) mengemukakan bahwa gaya
mengajar adalah ciri-ciri kebiasaan, kesukaan yang penting hubungannya dengan
peserta didik, baik materi, stategi, metode dan media pembelajaran, serta kurikulum
yang digunakan. Lebih dari itu, gaya mengajar lebih menekankan suatu kebiasaan
dan cara istimewa dari tingkah laku atau pembicaran guru atau dosen.
Tambahan pula, gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat mengajar,
baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang bersifat
kurikuler dapat ditunjukkan ketika guru mengajar sesuai dengan tujuan dan sifat
mata pelajaran tertentu. Sementara itu, gaya mengajar yang bersifat psikologis
dapat diamati ketika guru mengajar yang sesuai dengan motivasi peserta didik,
pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar.
3. Tujuan Gaya Mengajar
Gaya mengajar merepresentasikan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru
untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, yang dipengaruhi oleh
pandangannya sendiri tentang mengajar, pendekatan-pendekatan psikologi yang
digunakan, serta kurikulum yang diimplementasikan.

B. MACAM-MACAM GAYA MENGAJAR


Penggunaan gaya mengajar yang ditunjukkan guru merujuk pada teknik dan
metode pengajaran berbeda dengan mempertimbangkan hasil pembelajaran yang
diperoleh dan kenyamanan guru dalam mengadakan gaya mengajar yang dimiliki.
Disamping itu guru juga perlu meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan
ketrampilan yang dimiliki karena faktor-faktor ini juga mempengaruhi gaya mengajar
yang ditampilkan oleh guru.
Banyak guru menggambarkan gaya penganjaran yang bervariasi dari segi
deskriptif dan beragam makna. Guru harus mengembangkan gaya dan teknik
pengajaran berdasarkan karakteristik fisik dan mental mereka sendiri. Iklimsosial,
psikolog, pendidikan di kelas dan sekolah juga memiliki sesuatu untuk menentukan
gaya mengajar. Gaya guru adalah masalah pilihan dan kenyamanan dan apa yang
berhasil dengan seorang guru tidak selalu berhasil atau sesuai dengan guru lain.
Tidak ada jenis guru atau gaya guru ideal, dan tidak ada lembaga pendidikan harus
memaksakan hal tersebut kepada seorang staf atau pendidik yang ada di dalamnya.

1. Gaya Mengajar Klasik


Guru dengan gaya mengajar klasik masih menerapkan konsepsi sebagai
satu-satan berbagai cara belajar dengan berbagai konsekuensi yang di terimanya.
Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa memberi kesempatan pada siswa
untuk aktif, sehingga akan menghambat perkembangan siswa dalam proses
pembelajara. Gaya mengajar klasik tidak sepenuhnya disalahkan saat kondisi kelas
yang mayoritas siswanya pasif. Dalam pembelajaran klasik, peran guru sangat
dominan karena merupakan satu-satunya pihak dalam penyampaikan materi
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus ahli (expert) dalam bidang pelajaran yang
diampunya. Dalam model pembelajaran seperti ini, siswa cenderng bersikap pasif (
hanya menerima materi pembelajaran).
Namun demikian, gaya mengajar seperti ini sudah tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip pembelajaran sekarang yang sudah bergeser dari paradigma pendekatan
teacher-centered menjadi student-centered. Pergeseran paragdima ini disebabkan
oleh berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dengan bantuan teknologi canggih.
Adapun ciri-ciri gaya mengajar klasik dapat disebutkan sebagai berikut :
1) Materi pembelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang sudah populer dan
diketahui peserta didik, bersifat objektif, jelas, sistematis dan logis.
2) Proses penyampaian materi mengandung nilai-nilai lama dari generasi terdahulu
ke generasi berikutnya yang bersifat memelihara, tidak didasarkan pada minat
peserta didik, hanya didasarkan pada urutan tertentu.
3) Peran peserta didik pasif, hanya diberi pelajaran untuk didengarkan,
4) Guru berperan sangat dominan, hanya menyampaikan materi pembelajaran,
otomatis, tetapi benar-benar menguasai materi yang diajarkan.

2. Gaya Mengajar Teknologis


Gaya yang menerapkan gaya mengajar teknologis sering menjadi bahan
perbincangan yang tidak pernah selesai. Argumentasinya adalah setiap guru
mempunyai watak yang berbeda-beda : ada yang kaku, keras , moderat, dan
fleksibel. Gaya mengajar teknologis ini mensyaratkan guru untuk berpegang pada
media yang tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa dan
selalu memberi rangsangan kepada peserta didiknya untuk mampu menjawab
segala persoalan yang dihadapi. Selain itu guru memberikan kesempatan kepada
peserta didiknya untuk mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minatnya
sehingga dapat memberikan banyak manfaat kepada peserta didik.
Dengan kebebasan peserta didik untuk memilih mata pelajaran dan di
perkenankan menggunakan seperangkat media yang tersedia, hal ini bukan
mengurangi peran guru, melainkan guru seharusnya terus memanta perkembangan
belajar peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik dapat di peroleh secara
maksimal. Lebih lanjut lagi, gaya mengajar teknologis mempunyai karakter sebagai
berikut :
1) Materi pembelajaran terprogram sedemikian rupa dalam perangkat lunak
(software)dan keras (hadware) yang ditekankan pada kompetensi peserta didik
secara individu, disusun oleh ahlinya masing-masing, terkait dengan data objektif
dan keterampilan peserta didik untuk menunjang kompetensinya.
2) Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik
dan dengan memberi stimulan pada peserta didik untuk dijawab.
3) Peran peserta didik ialah mempelajari apa yang dapat member manfaat pada
dirinya, belajar dengan menggunakan media secukupnya, dan merespon apa
yang diajukan kepadanya dengan bantuan media.
4) Peran guru adalah sebagai pemandu (membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran), pengarah (memberi petunjuk kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran), dan fasilitator (memberi kemudahan kepada peserta didik dakam
proses pembelajaran).

3. Gaya Mengajar Personalisasi


Pembelajaran personalisasi dilakukan berdasarkan atas minat pengalaman dan
pola perkembangan mental peserta didik. Gaya mengajar guru menjadi salah satu
kunci keberhasilan peserta didik. Pada dasarnya guru mengajar bukan semata-mata
untuk menjadikan peserta didik pandai, tetapi juga untuk meningkatkan
kompetensinya sebagai seorang guru. Guru dengan gaya mengajar personalisasi ini
akan selalu meningkatkan belajar siswa dari senantiasa memandang siswa seperti
dirinya sendiri. Guru tidak dapat memaksakan siswa untuk menjadi sama dengan
gurunya, karena siswa tersebut mempunyai minat, bakat, dan kecenderungan
masing-masing.
Jadi, dalam gaya mengajar ini, peserta didik di pandang sebagai seorang pribadi
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Disinilah, guru inisiator selalu
memposisikan dirinya sebagai mitra belajar peserta didik dengan memberikan
bantuan atas perkembangan peserta didik dalam berbagai aspek. Adapun cirri-ciri
gaya mengajar personalisasi adalah sebagai berikut :
1) Materi pembelajaran disusun secara situasional sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
2) Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan perkembangan mental,
emosional, dan kecerdasan peserta didik.
3) Peserta didik berperan dominan dan dipandang sebagai suatu pribadi.
4) Guru berperan untuk membantu perkembangan peserta didik melalui
pengalaman belajar, fungsi sebagai psikologi, penguasaan metodologi
pembelajaran, dan fungsi sebagai narasumber.

4. Gaya Mengajar Interaksional


Dalam proses Pembelajaran, peserta didik di samping berkedudukan sebagai
makhluk individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, peserta
didik seharusnya melakukan interaksi sosial dengan berbagai problematika yang
harus dihadapi. Peserta didik dihadapkan pada suatu realitas yang beraneka ragam.
Oleh karena itu, dalam proses pendidikan, peserta didik diberi kesempatan luas
untuk memilih disiplin ilmu yang sesuai denga kebutuhan masyarakat kekinian.
Peserta didik juga dilibatkan dalam pembentukan interaksi sosial yang
mengharuskan mampu belajar secara mandiri.
Guru insiator tentunya cenderung berpola pikir untuk menjadi guru yang bergaya
interaksional. Guru dalam pengajaran interaksional senantiasa mengedepankan
pendekatan dialogis dengan peserta didiknya sebagai bentuk interaksi yang dinamis.
Guru dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik lainnya saling
ketergantunagan, artinya mereka sama-sama menjadi subjek pembelajaran, dan
tidak ada yang dianggap paling baik atau paling jelek. Hal ini mengindikasikan guru
dan peserta didik sama-sama menjadi subjek pembelajaran, dan tidak ada yang
dianggap sebagai yang paling baik atau sebaliknya paling buruk. Gaya mengajar
interaksional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Materi pembelajaran berupa masalah-masalah situasional yang bersifat sosio-
kultural dan kontemporer.
2) Materi pembelajaran disampaikan dengan dua arah, yakni menggunakan
pendekatan dialogis atau Tanya jawab antara guru dengan peserta didik dan
antara peserta didik satu dengan peserta didik lainya.
3) Peserta didik berperan dominan dalam mengemukakan pandangannya tentang
realita, mendengarkan pendapat temannya, serta memodifikasi berbagai ide
untuk mencari bentuk baru yang lebih tajam dan valid.
4) Guru berperan dominan dalam menciptakan iklim belajar yang saling
ketergantungan, dan bersama peserta didik memodifikasi berbagai idea atau
pengetahuan untuk mencari bentuk baru yang lebih actual dan terpercaya.

C. APLIKASI GAYA MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN

1. Membuat perencanaan yang matang

Untuk bisa membuat perencanaan yang matang, jawablah pertanyaan ini,


‘bagaimana cara saya membuat murid paham dengan materi yang saya sampaikan.
Fokuslah pada pertanyaan itu, jangan memikirkan materi atau hal lainnya. Biasanya,
di tahap perencanaan guru hanya fokus pada materi. Sibuk menyusun materi,
membuat pertanyaan yang akan diajukan ke siswa dan merancang metode belajar.
Mereka lupa bertanya, ‘apakah dengan cara ini anak benar-benar mampu
memahami materi pelajaran?. Pola yang tepat adalah bagaimana murid bisa
mengerti, kemudian baru dirancang cara ajar yang sesuai.

2. Persiapan materi dan metode penyampaian

Karena terbias a menyampaikan materi yang sama selama bertahun-tahun,


beberapa guru merasa sudah memahami dengan baik materi yang akan
disampaikan pada murid. Inilah yang membuat guru malas untuk belajar lagi.
Mereka sekedar memanfaatkan textbook dan selama proses pembelajaran, guru
sesekali membaca serta menyampaikan gagasannya.

Jika Anda ingin membuat murid paham terhadap materi Anda, Anda sendiri perlu
memahami materi tersebut. Bukan sekedar menghafal karena sudah terbiasa
mengajarkannya, tapi Anda paham dengan baik apa yang Anda sampaikan. Untuk
itu, buatlah catatan kecil yang bisa Anda gunakan sebagai contekan saat di kelas.
Catatan kecil ini bisa berupa mindmap yang berisi poin-poin dari materi pelajaran.

3. Kenali gaya belajar Anda

Saat mengajar, kita cenderung menggunakan gaya mengajar yang sesuai


dengan gaya belajar kita. Karena kita menganggap gaya belajar itulah yang terbaik
dan paling nyaman untuk diri kita sendiri. Misalnya, ada seseorang dengan gaya
belajar auditori, maka saat mengajar orang ini akan cenderung menggunakan
metode ceramah. Karena suara menjadi perhatian dari si auditori. Hal ini akan
sangat merugikan murid. Karena di dalam kelas, ada juga murid visual dan
kinestetik. Dengan mengetahui hal ini, selanjutnya Anda harus mencoba untuk
memadukan 3 gaya belajar.

4. Perhatikan kata-kata Anda

Kata-kata yang diucapkan guru atau orangtua sangat mempengaruhi psikis anak.
Misalnya, saat anak tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan guru di dalam kelas,
kemudian guru merespon dengan kalimat negatif, ‘makanya, kalau guru menjelaskan itu
didengar. Kalau tidak mau dengar, jadinya seperti ini. Nggak bisa jawab.’ Jika murid
belum bisa menjawab, tetap berikan respon positif. Dorongan dan motivasi dari orang
yang dihormati akan membuat anak mau berusaha lebih baik.

5. Opening class yang menarik

Coba Anda perhatikan, bagaimana kebiasaan para guru dalam membuka kelas?
Apakah nyelonong masuk dan langsung mengajar? Itu pasti membosankan,
membuat murid menghela napas dan mengeluh, ‘aduh belajar lagi’. Kenapa belajar
menjadi sesuatu yang membosankan dan menyebalkan seperti ini? Cobalah untuk
banyak membaca konten di internet dengan kata kunci ice breaking dalam kelas.
Anda akan temukan banyak sekali cara untuk mengubah kelas yang tegang menjadi
lebih santai dan menyenangkan.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Seorang pendidik yang hebat adalah tatkala ia mampu melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu membuat peserta didik antusias
dalam kegiatan belajar-mengajar. Antusiasme peserta didik dapat diwujudkan ketika
seorang guru mempunyai keahlian dalam mengajar yaitu yang mampu memvariasikan
kegiatan pembelajaran dan gaya mengajar yang bisa menarik perhatian peserta didik.
Oleh kaena itu, variasi dan gaya mengajar penting diaplikasikan dikarenakan mampu
menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga mampu
membangkitkan antusiasme belajar peserta didik dan dapat menghindarkan kebosanan
atau sifat monoton dalam proses pembelajaran.

B. Saran-saran/Rekomendasi
Dengan memahami dan menghayati seluk-beluk mengenai variasi dan gaya
mengajar, diharapkan mahasiswa atau penulis makalah dapat mengaplikasikan contoh-
contoh variasi dan gaya mengajar sebagai calon guru MI/SD bagi peserta didik kelak
sehingga kita akan menjadi seorang guru yang ideal dan mempunyai martabat di
hadapan peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Zaenal Mustakim. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi


Revisi). Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.

Jamil Suprihatiningrum. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

Nanang Nahafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep StrategiPembelajaran. Bandung:


PT Refika Aditama.

Syaiful Bahri Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Konseptual: Konsep dan Aplikasi. Bandung:


PT Refika Aditama.

Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:


Alfabeta Bandung.

Etin Solihatin dan Dwi Nini Sutini. 2012. Strategi Pembelajaran PPKn. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Nunuk Suryani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali


Pers.

Jurnal Pendidikan Khusus dengan Judul Penggunaan Strategi


Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Beajar Siswa, karya Galih Anne
Rivera keluaran 2015.

Anda mungkin juga menyukai