Anda di halaman 1dari 10

InSight, Vol. 18 No.

2, Agustus 2016 2548-1800

SYUKUR SEBAGAI SEBUAH PEMAKNAAN

Handrix Chris Haryanto1, Fatchiah E. Kertamuda2


12
Departement of Psychology of Paramadina University
1
handrix.haryanto@paramadina.ac.id
2
fatchiah.kertamuda@paramadina.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi mengenai konsep syukur dan dilakukan pada
kalangan mahasiswa di Universitas Paramadina. Pertanyaan penelitian yang dibangun berupa
bagaimanakah gambaran konsep syukur yang maknai oleh para responden. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif analisis isi dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan dianalisis
dengan analisis isi secara induktif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa di universitas
Paramadina yang berjumlah 192 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep rasa syukur
dibangun atas 5 kategori yang terkait dengan kondisi menerima (41,15%), berterimakasih (23,44%),
menikmati (9,38%), menghargai (6,25%), dan memanfaatkan (6,25%). Kelima kategori tersebut
mengarahkan pada kondisi yang ada dan dimiliki dalam diri serta segala proses kehidupan yang
dijalani. Di dalam penelitian ini, objek rasa syukur ini diarahkan pada keberadaan Tuhan. Hasil
dalam penelitian ini memberikan gambaran yang berbeda terkait dengan konsep syukur yang
biasanya menjadi rujukan dalam penelitian di barat khususnya terkait dengan objek keberadaan
Tuhan.

Kata Kunci: syukur, menerima, berterimakasih, menikmati, menghargai, memanfaatkan.

GRATITUDE AS A MEANING

Handrix Chris Haryanto1, Fatchiah E. Kertamuda2


12
Departement of Psychology of Paramadina University
1
handrix.haryanto@paramadina.ac.id, 2fatchiah.kertamuda@paramadina.ac.id

Abstract
This research aims to study about gratitude concept in students of Paramadina University.
The research question is how description about gratitude concept which is interpreted by
respondents. This research used qualitative content analysis with open-ended questionnaire and
analysis with inductive content analysis. Respondents in this research are 192 students at
Paramadina University. The results showed that gratitude concept built with five categories that is
acceptance (41.15%), gratefulness (23.44%), enjoy (9.38%), appreciate(6.25%), andutilize(6.25%).
Thisfivecategoriesdirectingto therealconditionandownedinsideof self and all the life lived. The
result of this research also directing to the existence of God. This result shows the difference view
with the west literature, especially related to the object of God.

Keywords: gratitude, acceptance, gratefulness, appreciate, utilize.

109
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

PENDAHULUAN merupakan bentuk emosi yang menyenangkan


dengan didahului terbentuknya suatu persepsi
Dalam konteks literatur psikologi bahwa dirinya mendapatkan suatu manfaat dari
kontemporer konsep syukur menjadi salah satu pemberian orang lain dan didasarkan pada
bagian pembahasan dalam kajian psikologi setelah menerima manfaat dari agen sosial
positif yang mengacu pada konsep psikologi (McCullough, Kimeldorf, & Cohen, 2008).
barat. Syukur sebagai konsep di Indonesia Dalam kajian yang lain, gratitude diungkapkan
seringkali di dalam kajian psikologi positif sebagai bentuk perasaan yang dialami oleh
sejalan dengan konsep gratitude yang individu ketika menerima suatu kebaikan atau
dikembangkan di psikologi barat. Konsep keuntungan dari seorang penderma (Lambert,
syukur dalam perkembangannya sudah Graham &Fincham, 2009).Emmons,
memiliki sejarah yang panjang. Emmons McCullough and Tsang (2003) menjelaskan
(2004) menjelaskan bahwa konsep tersebut konsep syukur sebagai bentuk perasaan takjub,
dalam seabad ini telah lama menjadi kajian para berterimakasih dan menghargai atas manfaat
kalangan teolog, filusuf moral, maupun para yang diperolehnya. Perasaan tersebut bisa
penulis yang menggambarkan sebagai bagian diarahkan pada orang lain maupun pada diri
suatu kebajikan serta suatu karakter yang sendiri. Selain halnya konteks yang sudah
unggul. Dalam konteks budaya pun, konsep dijelaskan sebelumnya, konsep gratitude
syukur sudah memiliki konsep-konsep yang menurut McCullough,TsangandEmmons
sejalan dengan nilai-nilai yang dimiliki dalam (2004) sangat terkait dengan konteks
budaya tersebut. Meskipun telah menjadi kajian kepribadian, emosi, kehidupan sosial dan
yang lama pada kalangan-kalangan tersebut, kesejahteraan psikologis. Fitzgerald (Emmons,
dalam konteks psikologi konsep syukurmasih 2004) menambahkan bahwa dalam konsep
memiliki sejarah kajian yang cukup pendek. gratitudeterdiri dari tiga komponen yaitu
Pada kajian psikologi lebih jauh, konsep berupa bentuk apresiasi yang hangat terhadap
gratitude telah banyak dikonsepkan oleh para sesuatu atau seseorang, niat baik terhadap
ahli. Emmons (2004) lebih jauh menjelaskan sesuatu atau seseorang dan keberadaan perilaku
bahwa konsep syukur ini berasal dari kata yang merupakan implikasi dari apresiasi dan
gratia yang memiliki arti menyukai atau kata niat tersebut.
gratus yang memiliki arti Melihat lebih jauh terkait
menyenangkan.Menurut Park, Peterson& penelitiandengan variabel gratitude saat ini
Seligman (2004) gratitude digambarkan tidak terlepas dari konstruk thankfulness,
dengan kondisi individu yang sadar dan gratefulness, dan appreciative yang tergambar
berterimakasih atas segala hal baik yang terjadi. dalam skala Gratitude GQ-6 (McCullough,
Individu dalam hal ini dituntut juga untuk bisa Emmons, & Tsang, 2002). Thankfulnessdan
mengekspresikan maupun mengungkapkan gratefulness dalam konsep gratitude dijelaskan
rasa terimakasih. Syukur dalam hal ini oleh Steindl-Rast (2004) mengarahkan pada

110
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

dua kondisi yang bersifat personal dan memunculkan satu ekspresi maupun ungkapan
transpersonal. Thankfulness dianggap sebagai terimakasih (thankfulness) sebagai ungkapan
bentuk personal gratitude yang mana dalam rasa syukur.
konsep ini terdapat ekspresi maupun ungkapan Selain konstruk syukur yang
terimakasih terhadap seseorang yang mendasarkan pada skala Gratitude GQ-6,
memberikan manfaat atau kebaikan bagi penelitian konsep syukur yang ada juga
dirinya. Konsep thankfullness ini secara mengacu pada skala Gratitude, Resentment and
alaminya relasinya bersifat sosial. Lain halnya Appreciation Test (GRAT). Skala GRAT ini
gratefulness yang dianggap sebagai bentuk mulai dikenal salah satunya melalui penelitian
transpersonal gratitude karena tidak hanya yang dilakukan oleh Watkins, Woodward,
menekankan pada bentuk ekspresi maupun Stone and Kolts (2003). Dalam skala GRAT ini,
ungkapan terimakasih yang terlihat,akan tetapi konsep syukur dijelaskan dalam 3 dimensi yaitu
mengarahkan pada kondisi kesadaran dalam sense of abundance, appreciation of simple
diri yang lebih mendalam terkait dengan pleasure dan appreciation of others. Watkins
pengalaman yang dialaminya. Dalam konteks (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa 3
gratefulness individu tidak harus dihadapkan dimensi tersebut merupakan pilar maupun
dengan sosok atau objek yang jelas untuk karakteristik orang-orang yang bersyukur.
memunculkan rasa terimakasih tersebut. Lebih Sense of abundancemengarahkan pada kondisi
jauh dijelaskan bahwa jika dikaitkan dalam individu yang merasakan bahwa hidupnya
konteks agama dan spiritual, keberadaan selalu melimpah dan diberikan anugerah.
Tuhan, takdir maupun kekuatan-kekuatan alam Individu tidak merasa kekurangan satu apapun.
menjadi sosok terpenting sebagai faktor Individu juga merasakan bahwa dirinya telah
munculnya pengalaman akan rasa syukur ini. menerima lebih dari apa yang berhak
Untuk konsep appreciative itu sendiri diterimanya. Appreciation of simple pleasure
mengarahkan pada kondisi emosi yang bersifat merupakan bentuk penghargaan dalam diri
positif dalam diri seseorang (McCraty & terkait dengan pengalaman-pengalaman
Childre, 2004). McCraty and Childe (2004) maupun hal-hal yang telah dilakukan walaupun
menjelaskan lebih lanjut bahwa konsep ini pada sifatnya sangat sederhana. Appreciation of
umumnya dipahami individu sebagai bentuk others mengarahkan bentuk penghargaan
respon terhadap orang lain atas apa yang individu terhadap individu lain sebagai bentuk
dilakukannya. Padahal keberadaan konsep respon terhadap kontribusi yang sudah
appreciative ini juga dapat diarahkan pada diri diberikan orang lain tersebut. Selain itu,
sendiri atas apa yang telah dilakukan maupun individu yang bersyukur harus menyadari
diselesaikan. Konsep appreciative ini lebih bahwa memberikan apresiasi merupakan hal
mudah dipahami sebagai bentuk perasaan yang penting.
positif dalam diri yang bersifat aktif dan Meskipun konsep syukur sudah
diantaranya dapat mengarahkan individu untuk dianggap memiliki konstruk yang baik dengan

111
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

beberapa skala yang ada, menjadi catatan lebih laki dan 124 perempuan)dengan rentang usia
lanjut mengenaikonsep syukur antara 17-24 tahun.
adalahketerkaitannya dengan keberadaan
konteks budaya, agama maupun Metode penelitian
filosofis(Emmons, 2004). Konsep syukur Penelitian ini menggunakan metode
dalam hal ini bisa saja memiliki penekanan kualitatif analysis isi. Metode penelitian
maupun konstruk yang berbeda ketika kualitatif analisis isi menurut Hsieh and
dihadapkan dengan konteks budaya, agama Shannon(2005) merupakan salah satu bentuk
maupun filosofi yang berbeda pula. Hal metode dalam penelitian kualitatif yang
tersebut dapat diartikan bahwa konstruk konsep mengarahkan pada upaya peneliti untuk
syukur yang terbentuk dalam individu tidak mencari sebuah makna dari data-data yang
dapat dilepaskan dari proses pembelajaran yang sifatnya tekstual. Upaya untuk mencari makna
mengarahkan pada satu nilai sangat erat dengan ini dilakukan dengan melalui proses
nilai budaya, agama maupun filosofi yang ada pengkodingan yang sistematis.Metode
di sekitarnya. Kondisi proses pembelajaran penelitian kualitatif analisis isi sejalan dengan
nilai-nilai seperti halnya tersebut sering pendekatan grounded theory (Sandelowski &
dipahami sebagai bentuk proses sosialisasi dan Barosso, 2003) yang mengarahkan pada upaya
enkulturasi. Menurut Matsumoto dan Juang peneliti untuk mencoba memahami fenomena
(2003) sosialisasi merupakan suatu proses dan mengembangkan sebuah konsep yang
individu di dalam melakukan pembelajaran dan bersifat induktif (tidak membuktikan teori) dan
internalisasi mengenai suatu aturan maupun bottom up (Glasser & Strauss, 1967).
ketentuan dalam berperilaku yang dipengaruhi Alat pengumpul data dan analisis data
oleh budaya. Enkulturasi dalam hal ini Penelitian ini menggunakan kuisioner
merupakan produk dari proses sosialisasi. terbuka sebagai alat pengumpul data. Kuisioner
Berdasarkan pada pemahaman tersebut, maka terbuka merupakan salah satu alat pengumpul
peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh data yang dapat digunakan dalam penelitian
bagaimanakah konsep syukur yang dipahami kualitatif analisis isi (Hancock, Okleford, &
oleh responden yang memiliki kultur yang Windridge, 2009). Pertanyaan penelitian yang
berbeda dalam hal ini adalah responden di dibangun dalam penelitian ini adalah “Apa
Indonesia. makna syukur pada mahasiswa Paramadina?”.
Data yang diperoleh denganpertanyaan terbuka
METODE dianalisis menggunakan analisis konten
Sampel (Weber, 1990). Analisis konten yang digunakan
Sampel dalam penelitian ini adalah adalah analisis yang bersifat induktif yang
mahasiswa Universitas Paramadina dengan bertujuan untuk membangun suatu konsep
total mahasiswa sebanyak 192 orang (68 laki- maupun dinamika berdasar pada jawaban

112
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

responden bukan untuk melakukan verifikasi subkategori yang terdiri dari jawaban peneliti
terhadap salah satu konsep teori (Ello & anggap tidak relevan dan jawab yang kosong
Kyngas, 2008). atau tidak diisi oleh para responden penelitian.
Validitas dan reliabilitas penelitian Gambar 2. Paparan Makna Konsep Syukur
Dalam upaya mencapai validitas dan reliabilitas Kondisi yang
terjadi dalam
dalam penelitian, maka peneliti telah diri, segala
melakukan beberapa metode yaitu peer Men
Atas segala 1. K
Bert o
debriefing dan intercoder agreement menurut
S Men Apa yang
Creswell (2009). Dalam pelaksanaan peer Men
Apa yang sudah
debriefing ini telah dilakukan review oleh rekan Me TUHA

sejawat dosen terkait dengan hasil penelitian Apa yang

yang dihasilkan. Untuk intercoder agreement


Pada gambar 2. merupakan gambaran
dalam hal ini antar peneliti telah melakukan
mengenai dinamika dalam konsep syukur yaitu
proses pemeriksaan kembali hasil penelitian
berupa respon yang dipahami (menerima,
dan memperoleh kesepakatan bersama terhasil
berterimakasih, menikmati, menghargai, dan
hasil tema yang diperoleh dalam penelitian.
memanfaatkan) serta objek dari respon yang
dipahami oleh responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada gambar 2. dapat
Gambar 1. Persentase Kategori Makna Syukur
disimpulkan bahwa makna syukur terdiri dari
Makna rasa syukur bentuk penerimaan, berterimakasih,

persentase menikmati, menghargai dan memanfaatkan


atas segala sesuatu yang dimiliki saat ini
41,15%
23,44% maupun proses kehidupan yang sedang dijalani.
9,38% 6,25% 6,25%
Penekanan akanlima pemaknaan rasa syukur
tersebut diarahkan pada apa yang dimiliki serta
proses kehidupan yang dijalani saat ini yang
dipahami sebagai pemberian Tuhan.
Pada gambar 1 menunjukkan bahwa Makna konsep syukur dalam penelitian
makna rasa syukur bagi mahasiswa di ini mengarahkan pada lima kategori berupa
Universitas Paramadina terbangun atas 5 bentuk penerimaan, berterimakasih,
kategori yaitu menerima (41.15%), menikmati, menghargai dan memanfaatkan.
berterimakasih (23.44%), menikmati (9.38%), Kelima kategori tersebut erat pada objek segala
menghargai (6.25%) dan memanfaatkan sesuatu yang dimiliki serta proses kehidupan
(6.25%). Untuk kategori terakhir sebanyak yang sedang dijalan dengan menekankan pada
13.53% berupa kategori others. Kategori others keberadaan Tuhan. Pada pemaknaan akan
merupakan kategori yang dibangun atas penerimaan dalam penelitian syukur dalam

113
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

literatur psikologi barat menurut Putra (2014) barat dan hasil penelitian yang ada. Perbedaan
kurang begitu banyak ditemui. ini dapat dikaji dalam sisi konsep yang
Konsep penerimaan yang terkait dengan menjelaskan bahwa ucapan terimakasih ini
Tuhan ini lebih banyak ditemui pada ranah tidak perlu mendapati sosok yang jelas sebagai
religiusitas maupun spiritualitas (Gall, et. al, objek akan tetapi lebih menekankan pada
2005). Konsep penerimaan ini menurut Gall, et. kondisi kesadaran dalam diri (Steindl-Rast,
al. (2005) mengarahkan pada hubungannya dan 2004). Emmons and Kneezel (2005) dalam
keterlibatan dengan Tuhan sehingga studinya juga menjelaskan bahwa konsep
menjadikan individu terhindar dari perasaan syukur dalam perspektif ilmu sosial lebih
yang menekan dalam dirinya ketika dihadapkan mengarahkan pada hubungan resiprokal (timbal
dengan situasi yang tidak menyenangkan. balik) antar personal.
Menjelaskan lebih jauh dalam kaitannya Dalam hal ini dijelaskan bahwa ketika
dengan keberadaan Tuhan, Al-Jawziyyah (al- individu menerima sesuatu maka memiliki
Khattab, 1997) sendiri juga memberikan kewajiban untuk memberikan kembali sebagai
gambaran konsep penerimaan dalam rasa bentuk timbal balik. Dalam penelitian ini secara
syukur ini mengarahkan pada konsep sabar lebih khusus mengarahkan makna syukur
dalam agama Islam. Hal tersebut dijelaskan sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada
sebagai penerimaan pada ketetapan Allah Tuhan. Penekanan pada konteks keberadaan
sebagai Tuhan yang menjadikan individu harus Tuhan dapat terlihat dalam jawaban responden
mampu menerima apapun yang diberikan oleh yaitu ’berterimakasih kepada Tuhan atas
Allah baik yang bersifat tidak menyenangkan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup”.
maupun sebaliknya. Penekanan pada konteks Pada pemaknaan akan menikmati dalam
religiusitas dan spiritual terkait dengan kategori penelitian syukur ini sejalan dengan konsep
penerimaan dapat terlihat dalam jawaban para yang dijelaskan oleh Emmons and Mishra
responden yaitu “menerima apapun yang (2012). Emmons and Mishra (2012)
diberikan oleh Tuhan”. menjelaskan bahwa konsep syukur pada
Pada pemaknaan akan berterimakasih implementasinya akan mengarahkan kondisi
dalam penelitian syukur ini dapat dikatakan yang positif bagi individu salah satunya terkait
sejalan dengan konsep gratefulness yang dengan proses menikmati hidup. Konteks
menekankan pada konsep transedental. Konsep syukur ini menjadikan individu mampu
transedental ini mengarahkan kembali salah menikmati hidup yang merupakan hasil
satunya pada keberadaan Tuhan jika kemampuan individu untuk melihat hal-hal
dikembalikan dalam konteks agama (Steindl- positif dari proses kehidupan yang dijalaninya.
Rast, 2004). Meskipun konsep gratefulness Individu yang bersyukur dalam hal ini tidak lagi
inibersifat transedental, akan tetapi jika ditelaah memfokuskan pada hal yang bersifat
lebih lanjut dapat diketahui bahwa terdapat materialism yang dapat mengarahkan individu
perbedaan konsep gratefulness dalam literatur

114
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

pada ketidakpuasan dalam hidup (Lambert, Emmons, McCullough and Tsang (2003)
Fincham, Stillman, & Dean, 2009). menjelaskan bahwa keberadaan apresiasi ini
Selain itu, keberadaan syukur juga dapat ada yang bersifat transsendental yang
menjadikan individu merasakan bentuk emosi mengarahkan pada keberadaan Tuhan, alam
positif salah satunya adalah kebahagiaan maupun kosmos, akan tetapi dalam
(Watkins, Woodward, Stone, Kolts, pemaparannya secara keseluruhan Emmons, et.
2003;Safaria, 2014). Perbedaan makna al (2003) lebih banyak membahas apresiasi
menikmati dalam literatur barat dengan dalam konteks interpersonal. Penekanan pada
penelitian ini adalah adanya penekanan pada keberadaan Tuhan sebagai pusat dalam
keberadaan Tuhan sebagai sosok sentral yang pemaknaan menghargai ini dapat terlihat dari
diyakini sebagai pihak yang memiliki jawaban responden yaitu “menghargai hidup
kekuasaan atas segala kondisi maupun proses yang diberikan oleh Tuhan”.
kehidupan yang dijalani. Hal ini dapat terlihat Pada pemaknaan memanfaatkan dalam
dalam jawaban responden yaitu “menerima penelitian syukur ini mengarahkan pada upaya
semua yang telah diberikan oleh Tuhan”. individu untuk bisa memanfaatkan apa yang
Pada pemaknaan menghargai dalam dimiliki dan proses kehidupan yang dijalani
penelitian ini jika dibahas lebih mendalam, untuk hal-hal yang bersifat positif. Makna
maka akan didapati perbedaan-perbedaan memanfaatkan pada dasarnya bisa disejajarkan
dengan literatur barat. Dalam literatur barat, dengan konsep moral reinforcer yang
konsep menghargai dapat disejajarkan dengan mengarahkan pada upaya individu dalam
konsep appreciate. Penggambaran konsep mengekspresikan rasa syukur tersebut dalam
appreciate dalam konsep barat diantaranya bentuk kata-kata maupun tindakan
menurut McCraty and Childre (2004) (McCullough & Tsang, 2004). McAdams
menekankan pada konteks bentuk penghargaan andBauer (2004) menjelaskan lebih lanjut
yang diarahkan pada orang lain maupun pada bahwa moral reinforcer merupakan sebuah
diri sendiri. Bentuk penghargaan yang bentuk reward sosial dan terus mendorong
diarahkan kepada orang lain ini merupakan munculnya tindakan moral dalam komunitas
bentuk respon terhadap aksi orang tersebut. sosial.
Respon penghargaan ini tidak selalu diarahkan Beberapa perilaku yang berdasar pada
hanya pada aksi-aksi yang bersifat positif atau moral ini digambarkan dengan beberapa hal
memberikan manfaat bagi diri sendiri. Untuk diantaranya berupa perilaku prososial
penghargaan terhadap diri sendiri dapat (Emmons, McCullough, & Tsang, 2003)
digambarkan dalam bentuk menghargai diri ,maupun perilaku-perilaku kebajikan yang bisa
sendiri atas pekerjaan yang sudah diselesaikan, berupa empati, simpati, maupun mampu
adanya kemajuan dari upaya pencapaian tujuan mengoreksi kesalahan dalam diri sendiri yang
atau usaha-usaha positif yang dilakukan untuk bisa berakibat buruk pada ranah sosial
membuat perubahan dalam diri. Meskipun (McCullough, Kilpatrick, Emmons, & Larson,

115
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

2001). Pemaknaan pemanfaatan terkait dengan


rasa syukur dalam penelitian ini kembali lagi DAFTAR PUSTAKA
diarahkan pada keberadaan Tuhan sebagai Al-Khattab, N. (1997). Patience and gratitude
pihak yang memberikan segala sesuatu maupun by Ibn Qayyim al-Jawziyyah.
http://www.missionislam.com/knowledg
kondisi hidup yang sedang dijalani. Individu e/books/Patience_and_Gratitude.pdf -
dituntut untuk bisa memanfaatkan apa yang diunduh pada 12 Juni 2015.

sudah diberikan oleh Tuhan dengan melakukan Bono, G. & McCullough M. E. (2006). Positive
responses to benefit and harm: Bringing
perilaku-perilaku yang bersifat positif sebagai forgiveness and gratitude into cognitive
bentuk rasa syukur itu sendiri. Penekanan akan psychotherapy. Journal of Cognitive
Psychotherapy, 20, 147-158.
pemaknaan memanfaatkan yang didasarkan
akan keberadaan Tuhan dapat terlihat dari Creswell, J. W. (2009). Research design:
Qualitative, quantitative, and mixed
jawaban responden yaitu “menggunakan apa methods approaches 3rd ed. California:
yang diberikan oleh Tuhan dengan baik”. Sage Publications.

Elo, S.& Kyngäs, H. (2008). The qualitative


content analysis process. Journal of
KESIMPULAN
Advanced Nursing, 62 (1), pp. 107-115.
Berdasarkan pada pembahasan yang
Emmons, R. A. (2004). The psychology of
sudah dipaparkan di atas maka dapat gratitude: An introduction. In Emmons,
disimpulkan bahwa penelitian mengenai makna R. A., & McCullough, M. E. (Eds).The
Psychology of Gratitude. New York:
syukur ini menekankan pada keberadaan Tuhan Oxford University Press.
sebagai motif di dalam memunculkan reaksi
Emmons, R. A., & Kneezel, T. T. (2005).
terkait dengan keberadaan syukur itu sendiri. Giving thanks: Spiritual and religious
Dalam penelitian ini juga memberikan correlates gratitude. Journal of
Psychology and Christianity, 24(2), 140-
gambaran yang cukup mendasar mengenai 148.
konsep syukur yang ada pada literature barat. Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003).
Perbedaan yang cukup mencolok ini berupa Counting blessings versus burdens: An
experimental investigation of gratitude
penekanan akan keberadaan Tuhan sebagai and subjective well-being in daily life.
pihak yang penting dalam memaknai rasa Journal of Personality and Social
Psychology, 84, 377-389.
syukur dalam penelitian ini. Relasi
transcendental menjadi poin penting dan utama Emmons, R. A., McCullough, M. E. & Tsang,
J-A. (2003). The assessment of gratitude.
dalam memaknai rasa syukur ini sendiri. Dalam In Lopez, S. J. & Snyder, C. R. (Eds)
literatur barat sendiri, konsep syukur lebih Positive psychological assessment: A
handbook of models and measures.
banyak diarahkan pada kondisi relasi United States of America: American
interpersonal antar individu. Pembahasan Psychological Association.

mengenai konsep syukur yang diarahkan pada Emmons, R. A., & Mishra, A. (2012). Why
gratitude enhances well-being: What we
relasi transsendental belum menjadi fokus
know, what we need to know. In
pembahasan dan seringkali dijelaskan sebagai Sheldon, K., Kashdan, T., & Steger, M.F.
(Eds.) Designing the future of positive
pembahasan di ranah agama.

116
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

psychology: Taking stock and moving Psychology of Gratitude. New York:


forward. New York: Oxford University Oxford University Press.
Press.
McCullough, M. E.,Emmons, R. A., &Tsang, J-
Gall, T. L., Charbonneau, C., Clarke, N. H., A. (2002). The grateful disposition: A
Grant, K., Joseph, A., & Shouldice, L. conceptual and empirical topography.
(2005). Understanding the nature and Journal of Personality and Social
role of spirituality in relation to coping Psychology, 82(1), 112-127.
and health: Conceptual framework.
Canadian Psychology.46, 88–104. McCullough, M. E., Kilpatrick, S. D., Emmons,
R. A., & Larson, D. B. (2001). Is
Glasser, B. G., & Strauss, A. L. (1967). The gratitude a moral affect.Psychological
discovery of grounded theory: Strategies Bulletin, 127(2), 249-266.
for qualitative research. New
Brunswick: Aldine Transaction. McCullough, M. E., Kimeldorf, M. B., &
Cohen, A. D. (2008). An adaptation for
Hancock, B., Ockleford, E., & Windridge, K. altruism? The social causes, social
(2009). An introduction to qualitative effects, and social evolution of gratitude.
research. http://www.rds- Current Directions in Psychological
yh.nihr.ac.uk/wp- Science, 17, 281-284
content/uploads/2013/05/5_Introduction
-to-qualitative-research-2009.pdf - McCullouh, M. E. & Tsang, J-A. (2004).
diunduh pada 12 Agustus 2015. Parents of the virtues? The prosocial
contours of gratitude. In Emmons, R. A.,
Hsieh, H-F., & Shannon, S. E. (2005). Three & McCullough, M. E. (Eds) The
approaches to qualitative content Psychology of Gratitude. New York:
analysis. Qualitative Health Research, Oxford University Press.
15(9), 1277-1288.
McCullough, M. E., Tsang, J-A., & Emmons,
Lambert, N. M., Fincham, F. D., Stillman, T. F., R. A. (2004). Gratitude in intermediate
& Dean, L. R. (2009). More gratitude, affective terrain: Links of grateful moods
less materialism: The mediating role of to individual differences and daily
life satisfaction. The Journal of Positive emotional experience. Journal of
Psyhcology, 4(1), 32-42. Personality and Social Psychology, 86,
295-309.
Lambert, N. M., Graham, S. M., Fincham, F. D.
(2009). A prototype analysis of gratitude: Park, N., Peterson, C., & Seligman, M. E. P.
Varieties of gratitude experiences. (2004). Strengths of character and well-
Personality and Social Psychology being. Journal of Social and Clinical
Bulletin, 35(9), 1193-1207. Psychology, 23(5), 603-619.

Matsumoto, D., & Juang. (2003), L. Culture Putra, J. S. (2014). Syukur: Sebuah konsep
and Psychology (3rd ed.) New York: indigenous psikologi Islami. Jurnal Soul,
Wadsworth. 7(2), 35-44.

McAdams, D. P. & Bauer, J. J. (2004). Polak, E., & McCullough, M. E. (2006). Is


Gratitude in modern life: Its gratitude an alternative to
manifestations and development. In materialism?.Journal of Happiness
Emmons, R. A., & McCullough, M. E. Studies, 7, 343-360.
(Eds) The Psychology of Gratitude. New
York: Oxford University Press. Safaria, T. (2014). Forgiveness, gratitude, and
happiness among college students.
McCraty, R., & Childre, D. (2004). The International Journal of Public Health
gratefull heart: The psychophysiology of Science, 3 (4), 241-245.
appreciation. In Emmons, R. A., &
McCullough, M. E. (Eds) The Sandelowski, M., & Barroso, J. (2003).
Classifying the findings in qualitative

117
InSight, Vol. 18 No. 2, Agustus 2016 2548-1800

studies. Qualitative Health Research,


13(7), 905-923.

Steindl-Rast, D. (2004). Gratitude as


thankfulness and as gratefulness. In
Emmons, R. A., & McCullough, M. E.
(Eds).The Psychology of Gratitude. New
York: Oxford University Press.

Watkins, P. C. (2014). Gratitude and the good


life: Toward a psychology of
appreciation. Dordrecht: Springer.

Watkins, P. C., Woodward, K., Stone, T., &


Kolts, R. L. (2003). Gratitude and
happiness: Development of a measure of
gratitude, and relationships with
subjective well-being. Social Behavior
and Personality, 31(5), 431-452.

Weber, R. P. (1990). Basic Content Analysis


(second edition)-Series Quantitative
Applications in the Social Sciences.
SAGE Publication: USA.

118

Anda mungkin juga menyukai