Deadline Kombis Pert. 3
Deadline Kombis Pert. 3
PEMBAHASAN
Budaya, Etnosentrisme dan Bahasa Dalam Komunikasi
Budaya dapat diartikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Menurut Matsumo ( 1996 ) entrosentrisme adalah kecenderungan
melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Entnosentrisme
dalam hal tertentu merupakan sesuatu yang positif. Etnosentrisme tidak semata
– mata buruk,etnosentrisme merupakan sesuatu yang fungsional karena
mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kebudayaan.
Kunci keberhasilan dalam hubungan komunikasi bisnis dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal:
Social Value
Roles and Status
Concept of Time
Concept of Personal Space
Dalam bukunya, antropolog Edward Hall membedakan budaya konteks tinggi
dan budaya konteks rendah. Menurutnya, budaya bisa dianggap ada dalam
suatu rentang.
Budaya Konteks Tinggi dan Rendah
Anggota budaya konteks tinggi lebih terampil membaca perilaku nonverbal
dan “ dalam membaca lingkungan ”, dan mereka menganggap bahwa orang lain
juga akan mampu melakukan hal yang sama. Jadi mereka lebih sedikit daripada
anggota – anggota budaya konteks rendah.
Budaya konteks rendah, sebaliknya menekankan komunikasi langsung dan
eksplisit : pesan – pesan verbal sangat penting dan informasi yang akan
dikomunikasikan disandi dalam pesan verbal.
Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Dengan melihat perkembangan atau tren saat ini, komunikasi bisnis lintas
budaya sangat penting bagi terjalinnya harmonisasi bisnis. Semakin banyak pola
kerjasama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai dunia akan menjadikan
komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.Semakin terbukanya peluang
usaha multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan di dorong dengan
semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka
kebutuhan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting. ( Djoko
Purwanto, 2011 )
1. Definisi Budaya
Menurut Hfstede dalam buku Komunikasi Bisnis Drs Djoko
Purwanto, M.B.A. budaya diartikansebagai pemrograman kolektif atas
pikiran yang membedakan anggota – anggota suatu kategori orang dari
kategori lainya. Dalam hall ini yang menjadi kata kunci budaya adalah
pemrogaman kolektif, yang menggambarkan suatu proses yang mengikat
setiap orang segera setelah dia dilahirkan didunia. Menurut Bovee dan
Thill dalam buku Komunikasi Bisnis Drs Djoko Purwanto, M.B.A. Budaya
adalah sistem sharing atas symbol-simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai,
harapan, dan norma-norma untuk berperilaku. Dalam hall ini semua
anggota dalam budaya memiliki asumsi – asumsi yang serupa tentang
bagaimana seorang berpikir, berperilaku, dan komunikasi, cenderung
untuk melakukannya berdasarkan asumsi tersebut. Beberapa budaya ada
yang dibentuk dari berbagai kelompok homogin. Klompok berbeda yang
berada dalam wilayah budayamayoritas lebih tepat dikatakan sebagai sub
budaya.
2. Komponen Budaya
Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya
material, lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika, dan bahasa.
1. Budaya Material
Budaya Material dibedakan kedalam dua bagian, yaitu
teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara
yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material
menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya.
Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang
menggunakan segala kemampuannya untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2. Lembaga Sosial
Lembaga Sosial dan pendidikan adalah suatu lembaga
yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungna
dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan mereka untuk
dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar
perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
3. Sistem Kepercayaan
Sistem Kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh
suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang
ada di masyarakat tersebut.
Keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat juga akan
mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka.
4. Estetika, Dan Bahasa
Estetika berkatian dengan seni, dongeng, hikayat, musik,
drama dan tari-tarian. Nilai-nilai estetika yang ditunjukkan
mesyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara
benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara
efektif.
Bahasa adalah suatu cara yang digunakan seseorang
dalam mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertentu
kepada orang lain. Bahasa merupakan salah satu komponen yang
paling sulit pemahamannya. Meskipun demikian bahasa sangatlah
penting untuk dipelajaridan dipahami dengan benar, memahami
bahasa asing secara baik dan benar diperlukan ketekunan,
kesabaran dan latihan yang cukup.
5. Mengenal Perbedaan Budaya
Dalam kehidupan sehari – hari, orang akan selalu berhubungan
dengan orang ain yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang
berbeda. Di samping itu juga, perbedaan dalam hall suku, agam, ras/
etnis, pendidikan,usia, pekerjaan, status, dan jenis kelamin. Perbedaan
berbagai macam latar belakang budaya yang ada akan berpengaruh
terhadap bagaimana seseorang mengirim dan menafsirkan pesan –
pesan kepada orang lain. Pemahaman yang baikl dan benar terhadap
budaya dan bahasa. Hall ini sangat diperlukan untuk menghindari
kesalahan pahaman dalam berkomunikasi
6. Nilai – nilai sosial
Nilai nilai sosial yang tumbuh dan berkembang si suatu negara
bisa jadi berbeda dengan negara lain. Di indonesia khususnya orang
pedeaan pada umumnya masih memiliki nilai – nilai gotong royong,
sebaliknya di perkotaan nilai – nilai ini mulai memudar seiring semakin
tingginya sikap individualisme.
a. Peran dan Status
Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang,
termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa,
apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana
mereka berkomunikasi. Begitu pula dalam konsep status, yang
cara pandangnya berbeda antara negara satu dengan negara
yang lain.
Di indonrsia status seorang eksekutif dapat dilihat dari penataan
ruang kerja yang terkesan lux dan seberapa mewah jenis
kendaraan yang digunakan.
b. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para
manajemen puncan antara negara yang satu dengan negara yang
lain berbeda, ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat.
c. Konsep Waktu
Penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan
negara yang lain juga berbeda, ada yang ketat tetapi ada juga
yang longgar/luwes. Dimana menciptakan suatu dasar – dasar
hubungan bisnis adalah lebih penting daripada sekedar dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan.
d. Konsep Jarak Komunikasi
Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga
berbeda untuk budaya yang berbeda di amerika jarak komunikasi
sekitar 5 kaki tetapi di jerman dan jepang dirasa kurang dekat.
e. Konteks Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara orang
menyampaikan pesannya kepada orang lain sangat ditentukan
konteks budaya.
f. Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber
kesalahpahaman berkomunikasi lintas budaya. Sering kali orang
perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-
gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang
sebenarnya. Bentuk bahasa tubuh lainnya adalah kontak mata.
Mata adalah salah satu bagian tubuh yang sangat ekspresif.
g. Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi
dianggap kurang sopan di negara lain. Selain itu, perilaku sosial
antara negara satu dengan yang lain juga bisa menjadi
penghampat berkomunikasi.
h. Perilaku Etis
Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa
berbeda. Di beberapa negara perusahaan diharapkan membayar
sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak
pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang
rutin.
i. Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam
melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain, budaya organisasi
mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain.
Beberapa tips dibawah ini dapat menjadi masukan apabila kira melakukan
perjalanan bisnis di negara lain.
a. Adat-istiadat Masyarakat
Bagaimana reaksi terhadap orang asing? bersahabat atau
mewaspadai ?
Bagaimana kata-kata atau gesture untuk menyambut seseorang?
Bagaimana caranya ketika seseorang yang akan masuk/keluar
rumah? Membungkuk, mengangguk, atau berjabat tangan?
Bagaimana cara untuk memperkenalkan nama?
Bagaimana cara mengekspresikan undangan makan siang atau
makan malam? Atau pada saat membawa sutau hadiah? Atau
menulis ucapan terima kasih?
Apa saja gerakan isyarat atau ekspresi wajah yang dianggap
ssebagai suatu perbuatan yang tidak baik?
Bagaimana kedekatan seseorang apabila melakukan pembicaraan
dengan berdiri?
Bagaimana cara untuk mempersilahkan duduk dalam suatu acara
kemasyarakatan?
Bagaimana cara untuk menolak suatu undangan secara sopan?
Bagaimana gesture untuk menunjukkan suatu persetujuan?
Ketidaksetujuan? Rasa homat?
b. Konsep Waktu
Bagaimana cara mengekspresikan waktu?
Bagaimana jam kerja yang dapat diterima secara umum?
Bagaimana orang memandang masalah waktu dalam masyarakat?
Bagaimana pebisnis memandang janji suatu yang sudah terjadwal?
c. Pakaian dan Makanan
Apakah suatu kegiatan memerlukan pakaian khusus? Apakah
warna kegiatannya?
Apakah parfum yang digunakan?
Berapa kali orang makan setiap harinya? Bagaimana cara
makannya, memakai sendok dan garpu atau tanpa sendok dan
garpu?
Jenis makanan dan minuman apa saja yang cocok untuk pertemuan
bisnis?
Dimana tempat bagi tamu kehormatan dalam suatu jamuan?
d. Politik
Bagaimana stabilitas politik? Bagaimana pengaruhnya terhadap
dunia bisnis?
Bagaimana kekuatan politik dimanifestasikan? Kekuatan militer?
Kekuatan ekonomi?
Saluran apa yang digunakan untuk mengekspresikan pendapat
politik?
Apakah media informasi begitu penting? Siapa yang
mengendalikan media tersebut?
Dalam suasana bisnis, apakah layak bicara soal politik?
e. Perbedaan Satuan Kerja
Apakah masyarakat homogen?
Apakah ada kelompok minoritas?
Apa bahassa yang digunakan?
Bagaimana perbedaan satuan kerja?
f. Agama dan Kepercayaan
Bagaimana keyakinan agamanya mampu mempengaruhi kegiatan
sehari-hari?
Tempat mana yang dianggap sakral? Kegiatan apa yang dianggap
sakral?
Apakah toleransi dengan kelompok minoritas?
Bagaimana hari libur keagamaan mempengaruhi bisnis dan
pemerintah?
Apakah ada larangan agama untuk makan atau minum sesuatu
pada waktu tertentu?
g. Lembaga Ekonomi dan Bisnis
Apa jenis pelatihan teknologi dan pemagangan yang ditawarkan?
Bagaimana tingkat pendidikan para pebisnis?
Apakaj layak bisnis dilakukan melalui telepon atau alat komunikasi
atau media sosial lainnya?
Bagaimana tingkat senioritas dalam organisasi bisnis?
h. Etika, Nilai, dan Hukum
Apakah pemberian hadiah itu etis dan legal?
Etika bisnis seperti apa yang dapat mempengaruhi transaksi bisnis?
Apakah suatu kesopanan lebih penting dari kejujuran?
Masalah hukum yang seperti apakah yang bisa mempengaruhi
transaksi bisnis?
2. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya
Menerima dan mengirim pesan-pesan lintas budaya atau lintas negara
dapat mencapai efektif apabila antar pihak atau salah satu diantaranya
dapat mempelajari budaya satu sama lain. Akah tetapi perlu juga untuk
tetap diingat bahwa; (1) jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat
memahami budaya orang lain secara utuh atau sempurna. (2) jangan
mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari
lain budaya.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk yang dapat digunakan seseorang
apabila sedang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya
berbeda.
Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti. Jangan
pernah berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan sama
sampai benar-benar asumsi itu dapat terbukti.
Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan
berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang
utuh dan menerima perbedaan tanpa memberikan pendapaat atau
penilaian tentang mereka.
Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu
penghargaan itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat,
kontak mata, dan sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
Empati. Apabila kita ingin menyampaikan suatu pesan, maka kita
harus mencoba untuk membayangkan perasaan orang lain
sehingga kita mempunyai alasan mengapa dan bagaimana harus
berkomunikasi.
Menahan sikap ambiguitas/mendua. Yakni belajar untuk
mengendalikan kekecewaan pada situasi yang membingungkan.
Sabar dan tekun. Jika kita berkomunikasi dengan seseorang yang
memiliki budaya berbeda maka jangan mudah menyerah.
Fleksibel/luwes. Kita harus bisa mengubah kebiasaan/sikap ketika
berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda.
Mengenal bias budaya sendiri. Yakni belajar untuk mengidentifikasi
ketika asumsi kita berbeda dengan orang lain.
Mengirim pesan yang jelas. Apabila melakukan percakapan atau
berkomunikasi maka cobalah untuk membuat sinyal verbal dan
nonverbal yang jelas dan konsisten.
Memperlakukan tafsiran diri sendiri sebagai hipotesis kerja. Saat
kita memahami budaya asing, maka kita juga harus berhati-hati
terhadap umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan.
Tingkatkan kepekaan budaya. Belajar tentang berbagai kebiasaan
dan praktik, sehingga seseorang perlu waspada terhadap potensi
munculnya miskomunikasi.
Tekankan pada hal-hal yang biasa. Kita harus mencari kesamaan
untuk menjalin suatu kerja sama.
Belajar secara langsung. Melakukan investigasi setiap budaya,
sehingga kita akan tahu kapan mengirim suatu pesan dengan cara
langsung atau tidak langsung.
3. Negosiasi Lintas Budaya
Bagi seorang pebisnis negosiasi adalah aktivitas yang kerap kali dilakukan.
Bukan hanya seorang pebisnis tapi juga bagi seorang konsumen,
contohnya membeli motor, menyewa kantor, dan juga salah satunya
melakukan negosiasi dengan orang lain yang memiliki budaya yang
berbeda. Inilah yang biasanya menjadi ujian tersendiri bagi seorang
pebisnis, dari sini kita dapat menilai sejauh mana keterampilan komunikasi
kita. Moran, Stahl & Boyer International, perusahaan yang bergerak pada
bidang pelatihan lintas udaya (cross-cultural-training), membedakan
budaya dalam dua kelompok, yaitu pertama, budaya permukaan (surface
culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup. Kedua yakni budaya tinggi
(deep culture) terdiri atas sikap dan nilai-nilai di mana budaya tersebut
sebagai dasarnya.
Lain budaya lain juga karakternya, hal inipun tercermin dalam hal
negosiasi. Orang dari budaya yang berbeda juga mempunyai pendekatan
bernegosiasi yang berbeda pun pada tingkat toleransinya untuk suatu
ketidaksetujuan. Contoh berikut adalah beberapa macam sifat negosiasi
dari beberapa negara;
negosiator yang berasal dari Amerika Serikat cenderung relatif
impersonal dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan
dalam sudut pandang ekonomi dan biasanya menganggap unsur
kepercayaan adalah hal yang penting diantara mereka.
Sebaliknya, negosiator dari Cina dan Jepang lebih suka pada
suasana hubungan sosial. Sehingga ini adalah masukan bagi
pebisnis Indonesia yakni ketika melakukan negosiasi di Cina
sebaiknya kita sabar dan menguasai bagaimana hubungan
personal (pribadi) di Cina.
Di Perancis yang hubungannya relatif kurang personal dan
menyukai suasana formal dan dimulai dengan unsur
ketidakpercayaan kepada pihak lain.
PENUTUP
Kesimpulan
4.