Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)


PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SIDRAP

ABSTRAK
Siti Fahmia, 2017. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Sidrap.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. M. Yamin Wahab dan
Pembimbing II Sri Satriani.

Penelitian ini merupakan penelitian Pra-eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas
eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen “One- Group Pretest-Postest Design”
yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika melalui model
kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Sidrap dengan
sampel 32 orang siswa. Data dikumpul dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian
yaitu tes hasil belajar, lembar observasi dan angket. Selanjutnya data yang terkumpul telah
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptip dan analisis statistik inferensial.
Dari analisis statistik yang dilakukan diproleh beberapa hasil yaitu, (1) skor rata-rata hasil
belajar siswa (pre-test) adalah 25,96 dan skor rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah
80,28. Skor tersebut juga sudah mencapai ketuntasan secara klasikal. Oleh karena 90,62% dari
32 siswa ,yaitu 29 orang yang tuntas dalam pembelajaran matematika. Peningkatan hasil belajar
siswa dari pre-test ke post-test adalah (gain ternormalisasi) mencapai 22% diantaranya
mengalami peningkatan sedang dan 78% kategori tinggi. (2) Persentasi rata-rata skor penilaian
tentang aktivitas siswa adalah 81,47% .(3) Persentasi yang menjawab respon positif adalah
88,12 %. (4) Skor rata-rata keterlaksnaan pembelajaran adalah 2,90 yaitu dalam kategori aktif.
Sementara, dari hasil analisis statistik inferensial diproleh hasil, yaitu data hasil belajar
matematika siswa baik pre-test maupun pots-test dalam kategori normal karena nilai Pvalue > 𝑎.
Uji hipotesis yang dilakukan menyatakan bahwa (1) nilai Pvalue adalah 0,000 < 0,05 artinya skor
rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar melalui penerapan kooperatif tipe Group Investigation
lebih dari 74,9 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yakni rata-rata hasil belajar postest lebih
dari KKM. (2) Nilai Pvalue adalah 0,000 < 0,05, artinya rata-rata gain ternormalisasi pada siswa
kelas X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap lebih dari 0,29 , Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yakni
gain ternormalisasi hasil belajar siswa berada pada kategori sedang. (3) Nilai Z > Z(0,5 – α ) yaitu
1,96 > 1,64 artinya ketuntasan belajar matematika siswa setelah diajar melalui penerapan
kooperatip tipe Group Investigation secara klasikal mencapai 75%, yakni 90,62% berdasarkan
hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Model kooperatif tipe Group Investigation efektif
diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap.

Kata kunci: Efektivitas Pembelajaran Matematika, Model kooperatip tipe Group Investigation
(GI)
Pendahuluan diorganisasikan kedalam kelompok-
kelompok belajar sehingga siswa sulit
Peran pendidikan sangat penting untuk saling bertukar
untuk menciptakan masyarakat yang informasi/pengetahuan dalam proses
cerdas, terbuka, dan demokratis. Oleh pembelajaran sehingga siswa dalam
karena itu pembaharuan dalam bidang mengikuti pelajaran menjadi tidak
pendidikan harus selalu dilakukan efektif dan tujuan pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas akhirnya tidak tercapai dan prestasi
pendidikan suatu bangsa. Namun untuk belajar siswa dibawah kritria ketuntasan
mewujudkan tujuan pendidikan minimal yang berlaku oleh sekolah
tersebut, diperlukan usaha untuk tersebut yaitu 75. Khususnya pada kelas
meningkatkan proses pembelajaran agar X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap.
diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Ketidaktercapaian tujuan pembelajaran
Dari sini pendidikan tidak hanya matematika tidak hanya disebabkan
outputnya, melainkan harus dilihat juga oleh faktor siswanya saja, faktor dari
dari segi bagaimana proses gurupun ikut menyebabkan nya. salah
pembelajaran itu diselenggarakan yang satu upaya untuk meningkatkan prestasi
membutuhkan perencanaan dan belajar siswa adalah dengan melakukan
pelaksanaan yang sangat matang agar pembaharuan dalam pengajaran
tercapai hasil yang maksimal. Salah satu matematika di Sekolah yaitu
caranya adalah dengan menerapkan pembaharuan strategi pengajaran
model pembelajaran yang dapat kegiatan belajar, model mengajar dalam
menarik minat belajar siswa di dalam mata pelajaran Matematika dapat dipilih
kelas. Penentuan model pembelajaran dari sekian banyak model yang tersedia.
sangat penting dalam Para guru hendakanya memiliki
menyelenggarakan proses belajar kempuan dalam memilih model yang
mengajar. Dengan merumuskan model tepat untuk setiap materi pelajaran dan
pembelajaran akan menentukan (1) pola bahkan untuk mencapai tujuan
interaksi kegiatan belajar mengajar, (2) pembelajaran.
tahap-tahap pencapaian tujuan Dalam proses belajar mengajar
pengajaran, dan (3) tingkat serta hasil terdapat berbagai komponen yang saling
belajar. berkaitan seperti tujuan materi/bahan
Berdasarkan observasi dan pelajaran, kegiatan belajar mengajar.
wawancara yang dilakukan oleh peneliti Model kooperatif tipe, alat/media,
di SMA Negeri 3 Sidrap, diperoleh sumber belajar dan evaluasi. Dari
informasi yaitu sebagian guru komponen tersebut harus dikusai benar
matematika jarang memberikan oleh guru, hal ini bertujuan utuk
kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan kemampuan guru dalam
berkelompok, jarang memberikan melaksanakan proses belajar mengajar.
kesempatan pada siswa untuk Salah satu ciri terbentuknya proses
menyimpulkan sendiri materi yang belajar mengajar yang baik dan efektif
dibahas oleh guru, sehinga terkadang yaitu adanya variasi model kooperatif
siswa berpedoman pada 3D, yaitu tipe mengajar. Variasi dalam
datang, duduk, diam, terlebih lagi jika pembelajaran adalah perubahan dalam
pelajaran matematika ditempatkan pada proses kegiatan yang bertujuan untuk
jam terakhir. Selain itu kurang terjadi meningkatkan motivasi belajar peserta
interaksi antar siswa karena dalam didik, serta mengurangi kejenuhan dan
proses pembelajaran siswa tidak kebosanan (Mulyasa, 2011:78). Dalam
pengajaran matematika , model kooperatif tipe group investigation
kooperatif tipe pendekatan serta model (GI)
yang telah dipilih, merupakan alat 2. Aktivitas siswa kelas X IIS2 SMA
komunikasi yang baik antara pengajar Negeri 3 Sidrap pada saat diajar
dengan siswa, sehingga setiap dengan menggunakan model
pengajaran dan setiap uraian yang kooperatif tipe group investigation
disajikan dapat memberikan motivasi (GI)
belajar dengan menemukan model 3. Respon siswa kelas X IIS2 SMA
kooperatif tipe dan pendekatan serta Negeri 3 Sidrap terhadap
model yang dipilih dalam pembelajaran pembelajaran matematika dengan
matematika nantinya akan membawa menggunakan model kooperatif tipe
pengaruh yang baik terhadap pola group investigation (GI)
pengajaran maupun hasil akhir yang 4. Keterlaksanaan pembelajaran
dicapai. matematika dengan menggunakan
Untuk meningkatkan prestasi model kooperatif tipe group
belajar siswa adalah dengan investigation (GI)
menerapkan model pembelajaran Group
Investigation (GI). Dalam penelitian ini Sesuai dengan permasalahan
peneliti menggunakan model yang telah peneliti kemukakan,
pembelajaran Group Investigation yang maka tujuan penelitan ini adalah
merupakan model pembelajaran yang untuk mengetahui keefektifan
berasal dari jamannya Jhon Dewey pembelajaran matematika melalui
(1970), sebuah model kooperatif tipe model kooperatif tipe Group
untuk mendorong keterlibatan maksimal Investigation (GI) ditinjau dari
para siswa (Slavin, 2016:214). Dengan indikator keefektifan pembelajaran,
model pembelajaran ini minat belajar yaitu:
siswa meningkat dan hasil 1. Untuk mengetahui hasil belajar
pembelajarannya diharapkan lebih matematika siswa kelas X IIS2 SMA
bermakna bagi siswa. Negeri 3 Sidrap setelah diajar dengan
Berdasarkan uraian diatas maka menggunakan model kooperatif tipe
perlu diadakannya penelitian group investigation (GI)
eksperimen dengan judul “Efektivitas 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa
Pembelajaran Matematika Melalui kelas X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap
Penerapan Model Kooperatif Tipe pada saat diajar dengan
Group Investigation (GI) Pada Siswa menggunakan model kooperatif tipe
kelas X SMA Negeri 3 Sidrap. group investigation (GI)
3. Untuk mengetahui respon siswa
Dari uraian diatas, yang menjadi kelas X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap
rumusan masalah dalam penelitian ini terhadap pembelajaran matematika
adalah “Apakah pembelajaran dengan menggunakan model
matematika efektif melalui penerapan kooperatif tipe group investigation
model kooperatif tipe group (GI)
investigation (GI) ditinjau dari indikator 4. Untuk mengetahui keterlaksanaan
keefektifan pembelajaran yaitu: pembelajaran pembelajaran
1. Hasil belajar matematika siswa kelas matematika dengan menggunakan
X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap setelah model kooperatif tipe group
diajar dengan menggunakan model investigation (GI)
Manfaat yang diharapkan dari penelitian dengan tujuan yang telah direnacakan
ini antara lain sebagai berikut: sebelumnya.
1. Bagi siswa, Siswa memproleh
pengalaman langsung mengenai Sufirtiyani (2013:11)
adanya kebebasan dalam belajar menyebutkan bahwa pembelajaran yang
sesuai perkembangan berfikirnya. dikatakan efektif jika tercapainya empat
2. Bagi guru, hasil penelitian ini indikator berikut, yakni ketuntasan
diharapkan dapat digunakan belajar siswa, aktivitas siswa, respons
sebagai bahan masukan dan salah siswa terhadap proses pembelajaran dan
satu acuan bagi guru matematika keterlaksanaan pembelajaran.
dalam memilih model pembelajaran Sementara itu, Mukhlis dalam Novita
yang efektif. (2014: 133) menyatakan bahwa
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan pembelajaran matematika dikatakan
masukan mengenai salah satu efektif jika paling sedikit tiga aspek dari
strategi pembelajaran yang efektif empat aspek berikut ini terpenuhi, yaitu:
dan memberi sumbangsih yang (1) ketuntasan belajar, (2)
berguna dalam rangka perbaikan keterlaksanaan pembelajaran, (3)
pembelajaran matematika dan aktivitas siswa dan (4) respons siswa,
peningkatan prestasi belajar dengan syarat aspek ketuntasan belajar
matematika siswa. terpenuhi. Berikut empat indikator yang
akan digunakan dalam penelitian ini.
Kajian Pustaka, Kerangka Fikir, a. Hasil belajar
Dan Hipotesis Penelitian Menurut Oemar Hamalik
(Tampubolon. 2014:140) “Hasil belajar
1. Efektivitas pembelajaran adalah perubahan tingkah laku siswa
secara nyata setelah proses belajar
Efektivitas berasal dari kata efektif mengajar yang sesuai dengan tujuan
Menurut kamus Bahasa Indonesia pengajaran. Sementara menurut
(2012:203), efektif berarti; (1) ada Suprijono (Taufiq. 2014:49-59)
efeknya; (2) ada pengaruhnya. (3) ada mengemukakan bahwa “Hasil belajar
akibatnya: (4) dapat membawa hasil. belajar adalah pola-pola perbuatan,
Menurut Sadiman (Trianto, 2011:20) nilai-nilai, pengertian-pengertian,
Mendefenisikan Keefektifan sikap-sikap, apresiasi, dan
pembelajaran adalah hasil guna yang keterampilan”. Sudijono (Lubis,
diproleh setelah pelaksanaan proses 2009:41) menjelaskan bahwa hasil
belajar mengajar. Sedangkan menurut belajar merupakan sesuatu yang
Ekosusilo (Harmiati, 2016:7) menggambarkan tingkat pencapaian
mengemukakan bahwa efektivitas atau prestasi belajar melalui tes hasil
adalah suatu keadaan yang belajar. Dari beberapa pendapat diatas,
menunjukkan sejauh mana apa yang dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
sudah direncanakan dapat tercapai. merupakan tingkat pencapaian
Semakin banyak rencana yang dapat seseorang dan perubahan tingkah laku,
dicapai, berarti semakin efektif pula apresiasi, dan keterampilan siswa
kegiatan tersebut. Dengan secara nyata setalah proses belajar
memperhatikan pendapat di atas, maka mengajar yang sesuai dengan tujuan
dapat disimpulkan bahwa keefektifan pengajaran.
adalah keadaan yang menunjukkan Hasil belajar dapat dilihat dari
sejauh mana hasil yang dicapai sesuai ketuntasan hasil belajar siswa yang
telah mencapai Kriteria Ketuntasan informasi (pengetahuan), sehingga
Minimal (KKM) sebagaimana mereka tidak hanya menerima secara
ditetapkan oleh sekolah. Hasil belajar pasif pengetahuan yang diberikan oleh
Matematika yang dimaksud adalah guru. Dalam proses belajar mengajar
tingkat penguasaan siswa terhadap tugas guru adalah mengembangkan dan
materi pelajaran setelah melalui proses menyediakan kondisi agar peserta didik
pembelajaran matematika dengan model dapat mengembangkan bakat dan
kooperatif tipe group investigation. potensinya.
Tingkat penguasaan siswa ini diukur Menurut Nasution (2000:89),
dari nilai yang diperoleh siswa aktivitas belajar adalah aktivitas yang
berdasarkan tes hasil belajar yang bersifat jasmani ataupun rohani. Dalam
diberikan. Berdasarkan KKM yang proses pembelajaran, kedua aktivitas
ditetapkan SMA Negeri 3 Sidrap, tersebut harus selalu terkait. Seorang
bahwa seorang siswa dikatakan telah siswa akan berpikir selama ia berbuat,
tuntas belajar jika hasil belajar siswa tanpa perbuatan maka peserta didik
tersebut mencapai ≥ 75, tuntas secara tidak berfikir. Oleh karena itu agar
klasikal jika terdapat minimal 80% peserta didik aktif berfikir maka siswa
jumlah siswa dalam kelas tersebut yang harus diberi kesempatan untuk berbuat
telah mencapai skor ≥ 75, dan hasil atau beraktivitas.
belajar siswa dikatakan efektif jika rata- Dari beberapa pendapat diatas, dapat
rata gain ternormalisasi siswa minimal disimpulkan bahwa aktivitas siswa
berada dalam kategori sedang atau > merupakan kegiatan dan kesibukan
0,29. Ketuntasan belajar dapat dilihat yang dilakukan siswa selama proses
dari hasil belajar yang telah mencapai belajar mengajar.
ketuntasan individual, yakni siswa telah c. Respon positif siswa terhadap
memenuhi kriteria ketuntasan minimal. pembelajaran
b. Aktivitas Siswa Respons siswa adalah tanggapan
Aktivitas belajar siswa adalah siswa terhadap pelaksanaan
aktivitas yang bersifat fisik ataupun pembelajaran matematika setelah model
mental (Sardiman, 2005:96). Aktivitas pembelajaran kooperatif tipe Group
belajar adalah serangkaian kegiatan Investigation (GI) diterapkan pada
fisik atau jasmani maupun mental atau siswa. Model pembelajaran yang baik
rohani yang saling berkaitan sehingga dapat memberi respons yang positif
tercipta belajar yang optimal. Dalam bagi siswa setelah mereka mengikuti
aktivitas belajar ini peserta didik kegiatan pembelajaran.
haruslah aktif mendominasi dalam d. Keterlaksnaan pembelajaran
mengikuti proses belajar mengajar Menurut Sudjana (2014:21) bahwa
sehingga mengembangkan potensi yang kemampuan yang dituntut dalam
ada pada dirinya. Dengan kata lain pelaksanaan proses pembelajaran adalah
dalam beraktivitas peserta didik tidak keaktifan guru dalam menciptakan dan
hanya mendengarkan dan mencatat menumbuhkan kegiatan siswa belajar
seperti yang dijumpai di sekolah- sesuai dengan rencana yang telah
sekolah yang melakukan pembelajaran disusun dalam perencanaan. Guru harus
secara konvensional. dapat mengambil keputusan atas dasar
Proses pembelajaran dikatakan penilaian yang tepat, apakah kegiatan
efektif bila peserta didik secara aktif belajar dihentikan ataukah diganti
ikut terlibat langsung dalam metodenya, apakah mengulang dulu
pengorganisasian dan penemuan pelajaran yang lalu manakala para siswa
belum dapat mencapai tujuan topik dan mengkategorikan saran-
pengajaran. Pada tahap ini, selain saran.
pengetahuan guru tentang belajar  Para siswa bergabung dengan
mengajar dan siswa, diperlukan pula kelompoknya untuk mempelajari
kemahiran dan keterampilan menilai topik yang telah mereka pilih.
hasil belajar siswa dan menilai serta  Komposisi kelompok didasarkan
menggunakan strategi atau pendekatan pada ketertarikan siswa dan harus
pembelajaran yang akan digunakan. homogen.
Berdasarkan hal tersebut, maka  Guru membantu dalam
indikator efektivitas pembelajaran pengumpulan informasi dan
tentang kemampuan guru dalam memfasilitasi pengaturan.
mengelola kelas dapat diukur melalui Tahap 2 : Merencanakan Tugas Yang
keterlaksanaan dari rencana pelaksanaan Akan Dipelajari
pembelajaran (RPP) yang sesuai ketika  Para siswa merencanakan bersama
diterapkan dalam proses pembelajaran. mengenai, apa yang akan di
pelajari?, bagaimana
mempelajarinya?, apa tujuan
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
mempelajarinya?
Group Investigation (GI)
Tahap 3: Melaksanakan Investigasi
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Invstigtion (GI) adalah  Para siswa mengumpulkan
bentuk pembelajaran kooperatif yang informasi menganalisis data. dan
bersasal dari jamannya Jhon Dewey membuat kesimpulan
(1970), tetapi telah diperbaharui oleh  Tiap anggota kelompok
Shlomo dan Yael Sharan, serta Rachel berkontribusi untuk usaha-usaha
di Israel (Slavin, 2016 : 214). yang dilakukan kelompoknya.
 Para siswa saling bertukar,
Group Investigation (GI) berdiskusi, mengklarifikasi, dan
merupakan salah satu bentuk model mensistesis semua gagasan.
pembelajaran kooperatif yang menekan
pada partisipasi dan aktivitas siswa Tahap 4: Menyiapkan Laporan Akhir
untuk mencari sendiri materi  Anggota kelompok menentukan
(informasi) pelajaran yang akan pesan-pesan esensial dari proyek
dipelajari melalui berbagai sumber dari mereka.
dalam luar sekolah. Siswa dilibatkan  Anggota kelompok merencanakan
sejak perencanaan, baik dalam apa yang akan mereka laporkan,
menentukan topik maupun cara untuk dan bagaimana mereka akan
mempelajarinya melalaui investigasi. membuat presentasi mereka.
(Slavin, 2016:218-220)  Wakil-wakil kelompok
membagi langkah-langkah pelaksanaan membentuk sebuah panitia acara
model Group Investigasi (GI) meliputi untuk mengkoordinasikan
6 (enam) fase, yaitu : rencana-rencana presentasi.
Tahap 1 : Mengidentifikasi Topik Dan
Mengatur Murid Kedalam Kelompok Tahap 5: Mempresentasikan Laporan
maupun dari Akhir
 Para siswa meneliti beberapa  Presentasi yang dibuat untuk
sumber, mengusulkan sejumlah seluruh kelas dalam berbagai
macam bentuk.
 Bagian presentasi tersebut harus secara statistik, maka dirumuskan
dapat melibatkan pendengarnya hipotesis kerja sebagai berikut:
secara aktif. H0 : π ≤ 74,9, melawan H1 : π >74,9
 Para pendengar tersebut Keterangan: π = parameter
mengevaluasi kejelasan dan ketuntasan klasikal
penampilan presentasi 3. Rata-rata gain (peningkatan)
berdasarkan kriteria yang telah ternormalisasi matematika siswa
ditentukan sebelumnya oleh kelas X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap
seluruh anggota kelas. setelah diterapkan model kooperatif
tipe Group investigation (GI) lebih
Tahap 6: Evaluasi besar dari 0,29. Untuk keperluan
 Para siswa memberikan umpan pengujian secara statistik, maka
balik mengenai topik tersebut, dirumuskan hipotesis kerja sebagai
mengenai tugas yang telah mereka berikut: H0 : µg ≤ 0,29, melawan H1 :
kerjakan, memgenai keefektifan µg> 0,29
pengalaman-pengalaman mereka. Keterangan: µg = parameter skor
 Guru dan siswa berkolaborasi rata-rata gain ternormalisasi
dalam mengevaluasi dalam b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
pembelajaran. Aktivitas siswa kelas X IIS2 SMA
A. Hipotesis Penelitian Negeri 3 Sidrap dengan menerapkan
Berdasarkan kajian pustaka dan model kooperatif tipe Group
kerangka pikir di atas, maka hipotesis investigation (GI) meningkat dengan
dalam penelitian ini adalah: ditunjukkan sekurang-kurangnya 70%
1. Hipotesis Mayor siswa terlibat aktif dalam proses
Pembelajaran matematika efektif pembelajaran.
melalui model kooperatif tipe Group c. Respons siswa terhadap proses
investigation (GI) pada siswa kelas X pembelajaran
SMA Negeri 3 Sidrap. Persentase respons positif siswa
2. Hipotesis Minor kelas X IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap
a. Hasil Belajar Matematika setelah diterapkan Group investigation
1. Rata-rata skor hasil belajar (GI) minimal 75%.
matematika pada siswa kelas X IIS2 d. Keterlaksanaan pembelajaran
SMA Negeri 3 Sidrap setelah Setelah penerapan model
diterapkan Group investigatio (GI) > pembelajaran kooperatif tipe Group
74,9 (KKM 75). Untuk keperluan Investigation (GI) pada siswa kelas X
pengujian secara statistik, maka IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap. kemampuan
dirumuskan hipotesis kerja sebagai guru dalam mengelola pembelajaran
berikut telah mencapai minimal kategori cukup
H0 : µ ≤ 74,9, melawan H1 : µ >74,9 aktif dengan interval rata-rata nilai 1,50
Keterangan : µ = rata-rata skor hasil – 2,49. ( Agus, 2012 : 6 )
belajar matematika siswa
2. Ketuntasan belajar matematika siswa Metode Peneltian
siswa kelas X IIS2 SMA Negeri 3
Sidrap setelah diterapkan model A. Jenis Penelitian
kooperatif tipe Group investigatio Jenis penelitian ini adalah pre-
(GI) secara klasikal lebih besar dari experimental dengan melibatkan satu
74,9%. Untuk keperluan pengujian kelompok atau satu kelas. Dengan
tujuan untuk mengetahui gambaran
efektivitas pembelajaran matematika Sampel adalah sebagian populasi
melaui model pembelajaran kooperatif yang akan ditelti, pengambilan sampel
tipe Group Investigation (GI) pada dalam penelitian ini yaitu dengan
siswa kelas X IIS2 SMA Negeri 3 random sampling dengan cara :
Sidrap. a. Membuat kerangka sampling
B. Variabel Dan Desain Penelitian dengan kelas sebagai unit
1. Variabel Penelitian sampel
Dalam penelitian ini, variabel b. Memilih salah satu kelas, dari
penelitiannya adalah efektivitas kelas yang ada
pembelajaran matematika yang meliputi c. Siswa yang terlibat dalam kelas
aspek: ketuntasan belajar (hasil belajar tersebut merupakan sampel
matematika siswa), aktivitas siswa dalam peneltian ini.
dalam D. Defenisi Operasional Variabel
proses pembelajaran, dan respon Variabel yang dilibatkan dalam
siswa terhadap pembelajaran sedangkan penelitian ini adalah hasil belajar
perlakuan yang diberikan adalah model matematika siswa kelas X IIS2
kooperatif tipe Group Investigation SMA Negeri 3 Sidrap. Sedangkan
(GI). perlakuan yang diterapkan adalah
2. Desain Penelitian model pembelajaran kooperatif tipe
Desain pada penelitian ini Group Investigation (GI).
adalah One Group Pretest-Postest 1. Efektivitas pembelajaran
Design yaitu sebuah eksperimen yang matematika adalah suatu ukuran
dilaksanakan tanpa adanya kelompok keberhasilan yang menyatakan
pembanding (kontrol) dengan seberapa besar kriteria efektivitas
memberikan pretest dan postest (ketuntasan belajar, aktivitas
disamping perlakuan. siswa, dan respons siswa), yang
Tabel 3.1 One Group Pretest-Postest telah tercapai dalam pembelajaran
Design matematika. Dimana makin besar
persentase target yang dicapai,
O1 X O2 maka makin tinggi efektivitasnya.
Sumber : (Sukamadinata, 2016: 208) 2. Hasil belajar matematika siswa
Keterangan: yang dimaksudkan dalam penelitian
O1 = Nilai Pretest (sebelum ini adalah skor yang dicapai siswa
diberi perlakuan) setelah mengikuti tes belajar
X = Treatment (Perlakuan). melalui penerapan hasil model
O2 = Nilai Posttest (setelah kooperatif tipe Group Investigation
diberi perlakuan) (GI).
C. Populasi Dan Sampel 3. Aktivitas siswa adalah rata-rata
1. Populasi keterlaksanaan aktivitas atau
Populasi adalah keseluruhan perilaku siswa selama kegiatan
objek yang diteliti baik berupa orang, pembelajaran berlangsung.
benda, maupun kejadian. Dalam 4. Respon siswa adalah rata-rata dari
penelitian ini peneliti menetapkan nilai tanggapan siswa terhadap
populasi yang akan dijadikan objek pembelajaran yang diukur dengan
penelitian yaitu seluruh siswa kelas X istrumen respons siswa.
IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap tahun 5. Keterlaksanaan pembelajaran
pelajaran 2017/2018. dikatakan efektif apabila
2. Sampel keterlaksanaan dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) a) Menyampaikan materi yang
sesuai dengan yang diterapkan akan diajarkan dengan
dalam proses pembelajaran. menggunakan pembelajaran
6. Pembelajaran matematika dengan kooperatif tipe Group
penerapan model kooperatif tipe investigation (GI) sesuai
Group Investigation (GI) dengan Rencana
didefinisikan sebagai model Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran dimana siswa sebagai (RPP).
peserta didik belajar secara b) Memberikan Pretest dan
kelompok dalam menelaah suatu Posttest untuk mengetahui
materi dengan membentuk hasil belajar siswa.
beberapa kelompok. c) Memberikan angket
E. Prosedur Penelitian respons siswa mengenai
Adapun tahap-tahap prosedur tanggapan siswa tentang
peneltian ini adalah sebagai berikut : kegiatan pembelajaran
1. Tahap persiapan Adapun kegiatan melalui penerapan model
yang dilakukan dalam tahap kooperatif tipe Group
persiapan ini adalah sebagai Investigation (GI).
berikut: 3. Tahap akhir
a) Menelaah kurikulum Kegiatan yang dilakukan pada
b) Menelaah materi yang akan tahap akhir adalah:
diajarkan. a) Mengolah data hasil
c) Membuat rencana penelitian.
pelaksanaan pembelajaran b) Membahas data hasil
(RPP) model kooperatif tipe penelitian.
Group Investigation (GI). c) Menyimpulkan hasil
d) Membuat lembar observasi penelitian.
siswa untuk melihat F. Instrumen Peneltian
aktivitas siswa saat proses Instrumen penelitian adalah
belajar mengajar suatu alat yang digunakan untuk
berlangsung. mengukur fenomena yang diamati.
e) Membuat angket respons Suatu instrumen harus teruji validitas
siswa. mengenai tanggapan dan realibilitasnya agar dapat
siswa tentang kegiatan memperoleh data yang valid dan
pembelajaran melalui reliabel.
penerapan model kooperatif Instrumen yang digunakan dalam
tipe Group Investigation penelitian ini adalah:
(GI). 1. Tes hasil belajar
f) Membuat pretest dan Tes hasil belajar merupakan
posttest sesuai materi yang bentuk uraian untuk memproleh data
akan diajarkan. sejauh mana penguasaan matematika
2. Tahap pelaksanaan kegiatan siswa setelah proses pembelajaran.
Tahap pelaksanaan Kegiatan Penskoran hasil tes siswa
pelaksanaan dalam tahap ini adalah menggunakan skala bebas yang
pelaksanaan proses pembelajaran sesuai bergantung dari bobot butir soal.
dengan rencana pembelajaran. Adapun 2. Lembar observasi (pengamatan).
langkah-langkah pada tahap ini adalah: Lembar observasi adalah
instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data tentang aktivitas (informasi) pelajaran yang akan
siswa dan keterlaksanaan pembelajaran dipelajari melalui berbagai sumber dari
selama proses pembelajaran dalam luar sekolah. Siswa dilibatkan
matematika. sejak perencanaan, baik dalam
3. Angket respons siswa menentukan topik maupun cara untuk
Angket respon siswa untuk mempelajarinya melalaui investigasi,
memproleh data tentang tanggapan dalam penelitian ini peneliti
siswa terhadap pembelajaran yang menerapakan model kooperatif tipe
dilakukan melalui penerapan model group investigation.
Group Investigation (GI). Mukhlis dalam Novita (2014:
G. Teknik Pengumpulan Data 133) menyatakan bahwa pembelajaran
Adapun tekhnik pengumpulan data matematika dikatakan efektif jika paling
dalam penelitian ini adalah sebagai sedikit tiga aspek dari empat aspek
berikut : berikut ini terpenuhi, yaitu: (1)
1. Untuk memproleh data mengenai ketuntasan belajar, (2) keterlaksanaan
hasil belajar matematika siswa, pembelajaran, (3) aktivitas siswa dan
peneliti menggunakan tes. (4) respons siswa, dengan syarat aspek
2. Untuk memproleh data mengenai ketuntasan belajar terpenuhi.
aktivitas siswa selama proses Hasil penelitian yang telah
pembelajaran penelti menggunakan dikumpulkan kemudian dianalisis
tehnik observasi atau pengamatan dengan menggunakan tehnik analisis
3. Untuk memproleh data mengenai statistik deskriptif dan analisis statistik
respons siswa terhadap inferensial.
pembelajaran peneliti Sudijono (Lubis, 2009 :41)
menggunakan tehnik pemberian menjelaskan bahwa hasil belajar
angket. merupakan sesuatu yang
4. Untuk memproleh data tentang menggambarkan tingkat pencapaian
keterlaksanaan pembelajaran atau prestasi belajar melalui tes hasil
selama proses pembelajaran belajar. Hasil belajar siswa kelas X IIS2
berlangsung diambil dengan SMA Negeri 3 Sidrap dapat dilihat dari
menggunakan lembar observasi ketuntasan KKM yang dicapai siswa
pada saat pemberian tindakan sesuai dengan yang ditetapkan sekolah
melalui pengamatan. yaitu 75. Secara deskriptif, hasil belajar
H. Teknik Analisis Data matematika siswa kelas X IIS2 SMA
Data yang telah terkumpul Negeri 3 Sidrap setelah penerapan
dengan menggunakan instrumen- model GI dalam kategori sangat rendah
instrumen yang ada, kemudian dengan skor rata-rata hasil belajara
dianalisis dengan menggunakan teknik 25,96. Dari 32 orang siswa tidak ada
analisis deskriptif dan analisis memenuhi KKM yang telah ditetapakan
inferensial. artinya 0% siswa yang tuntas secara
klasikal. Setelah penerapan model GI
Pembahasan hasil peneltian skor rata-rata hasil belajar siswa kelas X
Menurut (Slavin,2016 : IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap adalah 80,82
214) Group Investigation (GI) dengan skor tersebut, hasil belajar
merupakan salah satu bentuk model matematika siswa dalam kategori tinggi,
pembelajaran kooperatif yang menekan dai 32 orang siswa terdpat 29 orang
pada partisipasi dan aktivitas siswa siswa yang memenuhi KKM, artinya
untuk mencari sendiri materi 90,62% siswa yang memenuhi
ketuntasan secara klasikal. Dengan hasil lebih besar daripada kriteria ketuntasan
demikian setelah penerapan model GI, minimal (KKM) yaitu 75.
hasil belajar matematika siswa Untuk Uji hipotesis berdasarkan
mengalami peningkatan (Gain), yakni gain dengan hipotesis statistik H0:µg ≤
dari kategori sangat rendah kekategori 0,29 melawanH1:µg > 0,29 diperoleh
tinggi dengan skor rata-rata hasil belajar hasilPValue = 0,000 < α = 0,05 Dengan
25,96 ke 80,82. Skor rata-rata demikian rata-rata peningkatan nilai
peningkatan hasil belajar matematika hasil belajar siswa kelas X IIS2 SMA
siswa adalah 0,74. Skor tersebut Negeri 3 sidrap setelah mengikuti
menunjukkan bahwa peningkatan hasil pembelajaran matematika dengan model
belajar matematika siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Group
kategori tinggi dengan rentan skor g ≥ Investigation lebih besar dari kriteria
0,7. yang telah ditentukan yaitu 0,30.
Hal ini sesuai dengan penelitian Untuk uji hipotesis berdasarkan
yang dilakukan oleh Wahyuni Yaman ketuntasan klasikal dengan hipotesi
pada tahun 2015 dengan judul sstatistik 𝐻0 : 𝜋 ≤ 79,9% lawan 𝐻1 : 𝜋 >
“Efektivitas pembelajaran Matematika 79,9% yang dilakukan dengan uji
melalui penerapan model kooperatip proporsi (uji Z) diperoleh nilai Zhitung =
tipe Group Investigation (GI) pada 1,96 > 1,64 Ztabel = 0,45, berarti
siswa kelas VII SMP Jaya Negara Zhitung>Ztabel yang berarti hasil belajar
Makassar” diperoleh hasil bahwa model siswa tuntas secara klasikal.
GI efektif di terapkan dalam Adapun indikator keberhasilan
pembelajaran matematika dilihat dari 22 siswa dalam penelitian ini ditunjukkan
orang siswa yang mengikuti tes hasil dengan skor sekurang kurangnya
belajar 86,36 % siswa masuk dalam terlibat aktif dalam proses pembelajaran
kategori tuntas. melalui penerapan model GI, dari hasil
Hasil analisis inferensial peneltian diproleh dari hasil observasi,
menunjukkan bahawa data pretest dan menunjukkan bahwa dari 32 orang atau
postest telah memenuhi uji normalitas 100% siswa yang mengikuti kegiatan
yang meupakan uji prasyarat sebelum pembelajaran terdapat 81,47% dari
melakukan uji hipotesis data pretest dan jumlah siswa aktif pada kegiatan
postest telah terdistribusi dengan normal pembelajaran pada semua pertemuan.
karena nilai P > 𝑎 (𝑎 = 0,05 ) karena Dengan demikian keaktivan siswa untuk
data berdistribusi normal maka setiap pertemuan telah mencapai kriteria
memenuhi kriteria untuk digunakan uji yang diharapkan yaitu 75% dari jumlah
T, dalam menguji hipotesis penelitian. siswa terlibat aktif dalam kegiatan
Pengujian KKM dan gain menggunakan pembelajaran. Gambaran keaktifan
uji T, Untuk KKM dengan hipotesis siswa selama proses pembelajaran
statistik H0:µ ≤ 74,9 melawan H1:µ melalui penerapan GI, dapat dilihat dari
>74,9 diperoleh hasil PValue = 0,000 < α uraian indikator berikut, pada indikator
= 0,05 memberikan kesimpulan bahwa pertama yaitu kehadiran siswa secara
H0 ditolak dan pada saat yang umum keaktifan siswa mengikuti proses
bersamaan H1 diterima. Dengan belajar mengajar tidak mengalami
demikian rata-rata skor posttest siswa masalah, hanya pada pertemuan ke
kelas X IIS2 SMA Negeri 3 sidrap empat terdpat 2 orang siswa yang tidak
setelah mengikuti pembelajaran mengikuti proses belajar, karena tidak
matematika dengan model pembelajaran hadir.pada indikator kedua, belum
kooperatif tipe Group Investigation sepenuhnya siswa yang memperhatikan
materi oleh karena pergantian guru yang tidak kalah menarik adalah seorang
mengajar yang mengakibatkan siswa siswa mengaku senang belajar
cenderung cuek, akan tetapi setelah berkelompok karena semua anggota
penerapan GI, perlahan siswa mulai kelompok dapat memahami materi
tertarik dan siswa mulai mengikuti secara bersamaan. Artinya kondisi
materi. sosial dalam pembelajaran berkelompok
Pada indikator ke tiga tidak dapat terjalin harmonis. Sementara itu
semua siswa aktif dalam kelompoknya siswa yang memberikan respon negatif
masing-masing, dikarenakan beberapa mengaku tidak senang belajar
siswa cenderung mengandalkan teman berkelompok karena tidak senang
sekelompoknya. Pada indikator keempat bekerja sama. Disamping itu terdapat
dan kelima yaitu mengajukan dan siswa yang mengaku hanya dirinya saja
menjawab pertanyaan masih tergolong yang bekerja dalam kelompoknya.
rendah, karena kegiatan ini didominasi Tidak terjalin kerjasama yang baik
oleh siswa yang dalam kategori pandai. dengan teman-temannya. Pada aspek
pada indikator keenam dan ketujuh apakah anda senang belajar matematika
hampir semua siswa mengerjakan LKS dengan menuliskan pertanyaan, 78,12%
dan PR karena siswa cenderung bekerja siswa memberikan respons positif. Pada
sama dalam menyelesaikan tugas umumnya alasan siswa memberikan
dengan teman sekelompoknya. Dan respons positif karena dengan
untuk indikator kedelapan hanya pembelajran model kooperatif tipe
beberapa orang yang tidak melakukan Group investigtion memudahkan siswa
aktivitas diluar skenario pembelajaran. saling bertukar pikiran dan bekerja
Hasil analisis deskriptif data sama pada saat diskusi dan pada saat
respons siswa setelah mengikuti mengerjakan soal.
pembelajaran matematika dengan model Pada aspek apakah anda
pembelajaran kooperatif tipe Group mengalami ada kemajuan pada
Investigation yang telah diuraikan pada pembelajaran matematika dengan model
bagian sebelumnya menunjukkan pembelajaran kooperatif tipe Group
bahwa dari 32 orang atau 100% siswa Investigation 96,88% siswa
yang mengisi angket respon siswa memberikan respon positif. Alasan yang
terdapat 88,12% diantaranya diungkapkan oleh seorang siswa yang
memberikan respon positif terhadap mengatakan bahwa pembelajaran
pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Group Investigation
pembelajaran kooperatif tipe Group merupakan pembelajaran yang bisa
Investigation. Dengan demikian meningkatkan minat belajar . Siswa
persentase siswa yang memberi respons yang memberi respons negatif mengaku
positif berada diatas kriteria persentase tidak begitu senang belajar
yang telah ditentukan yaitu 75% dari berkelompok karena harus pindah dari
jumah siswa yang mengisi angket posisi dudukya. Secara umum siswa
respon siswa memberi respons positif. setuju apabila pembelajaran berikutnya
Secara umum siswa memberikan dilakukan dengan menerapkan model
respons positif mengaku senang kooperatif tipe Group Investigation.
mengikuti pembelajaran berkelompok Menurut Sudjana (2014:21) bahwa
karena dalam pembelajaran kemampuan yang dituntut dalam
berkelompok mereka dapat berdiskusi pelaksanaan proses pembelajaran adalah
dan bertukar pendapat dengan teman- keaktifan guru dalam menciptakan dan
teman sekelompoknya. Alasan yang menumbuhkan kegiatan siswa untuk
belajar sesuai dengan rencana yang Hal ini ditunjukkan dengan
telah disusun dalam perencanaan. perolehan rata-rata persentasi
Berdasarkan teori tersebut, tolak ukur aktivitasi siswa yaitu sebanyak
kemampuan guru dalam mengelola 81,47,% aktif dalam pembelajaran
pembelajaran berdasarkan matematika.
keterlaksanaan dari RPP yang sesuai 3. Hasil analisis respons siswa
ketika diterapkan dalam pembelajaran. terhadap pembelajaran matematika
Dari treatment yang dilakukan selama 4 melalui pendekatan Group
kali pertemuan, diamati oleh observer Investigation telah mencapai ≥
yakni seorang guru mata pelajaran 75%, yaitu rata-rata persentasi
matematika. Dari hasil penelitian frekuensi siswa yang memberi
diperoleh skor rata-rata penilaian jawaban YA atau respons positif
tentang kemampuan guru dalam adalah 88,12%. Dengan demikian
mengelola pembelajaran dari pertemuan dapat disimpulkan bahwa siswa
II, III, IV dan V secara berturut-turut member respons positif terhadap
adalah 2,27, 2,81, 3,18,3,36. Dan skor pembelajaran matematika melalui
rata-rata keseluruhan penilaian dari 4 pendekatan Group Investigation.
pertemuan tersebut adalah 2,90. 4. Hasil dari keterlaksnaan
Berdasarkan tabel konversi nilai pembelajaran
keterlaksanaan pembelajaran, skor yang Skor yang diperoleh dalam kategori
diperoleh dalam kategori aktif dengan aktif dengan interval skor 1,50 –
interval skor 1,50 – 2,90. Artinya guru 2,90. Artinya guru aktif dengan
aktif dengan kemampuan yang dimiliki kemampuan yang dimiliki untuk
untuk mengelola pembelajaran mengelola pembelajaran
matematika melalui penerapan model matematika melalui penerapan
kooperatif tipe Group Investigation model kooperatif tipe Group
pada siswa kelas X IIS2 SMA Negeri 3 Investigation pada siswa kelas X
Sidrap. IIS2 SMA Negeri 3 Sidrap.

Kesimpulan Dan Saran Saran


Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dari penelitian ini, maka
telah dikemukakan pada bab IV dapat
penulis mengajukan beberapa saran
disimpulkan bahwa :
sebagai berikut :
1. hasil belajar matematika siswa
1. Disarankan kepada guru yang
kelas X IIS2 SMA Negeri 3 sidrap
ingin menerapkan pendekatan
setelah diterapkan model kooperatif
Group Investigation agar
tipe Group Investigation (GI)
mempertimbangkan materi dan
Mengalami peningkatan dengan
kondisi siswa sehingga dapat
nilai gain ternormalisasi berada
terlaksana secara efektif.
pada interval 𝑔 ≥ 0,7 yang
2. Bagi penelititi yang berminat
menandakan bahwa peningkatan
mengembangkan lebih lanjut
hasil belajar yang terjadi
penelitian ini diharapkan
dikategorikan tinggi.
mencermati keterbatasan
2. Aktivitas siswa yang berkaitan
penelitian ini, sehingga penelitian
dengan kegiatan pembelajaran dari
selanjutnya dapat
aspek yang diamati secara
menyempurnakan hasil penelitian
keseluruhan dikategorikan aktif.
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Susilo Farid, 2012. Peningkatan Efektivitas Pada Proses Pembelajaran.


Artikel diterbitkan (Online), jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/3022/30/article.p
df. Surabaya, universitas Negeri Surabaya. Diakses Tanggal 13 September 2017
Pukul 04:18 WITA

Arnida, Andi. 2016. “Efekivitas Pembelajaran Matematika dengan Model kooperatif


tipe IndexCard Match pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Salomekko”. Skripsi
tidak diterbitkan. Makassar : FKIP Unismuh Makassar.

Elfirah, Inayah. 2014. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan


Problem Posing Secara Berkelompok pada Siswa Kelas VIIB MTs muallimin
Muhamadiyah Makassar. Skripsi. Makassar. Unismuh makassar.

FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita Press.

Harmiati. 2016. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model


Kooperatif Tipe Questions Student Have Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2
Duampanua Kabupaten Pinrang. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar : FKIP
Unismuh Makassar.

Herman, Muhammad. 2012. Kefektifan Pembelajaran Matematika Dengan


Menggunakan Model Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri
2 Sungguminasa. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar : FKIP Unismuh Makassar.

Lubis, 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Maryam, Ummu. 2015. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan


Model Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas VII c MTs
Aisyiyah sungguminasa. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar : FKIP Unismuh
Makassar.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Novita, Rita, 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share(Tps) pada Materi Trigonometri di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Banda
Aceh. Jurnal Visipena, 5(1) : 128-135.

Rofiah, Fiqratul. 2015. Defenisi Aktivitas Belajar, (Online),


http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/definisi-aktivitas-belajar.html,
Diakses Tanggal 12 September 2017 Pukul 20:33 WITA.

Santoso, F.G.I. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Group Investigation


Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kecedasan Majemuk
Siswa Kelas VII SMP Negeri Kota Madiun. Tesis tidak diterbitkan. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Sufitriyani, Siti, 2013. Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan
Problem Solving pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Disamakan Di
Wilayah Sulsel. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar, Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2016. Model kooperatif tipe Peneltian Pendidikan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slavin, E. 2016. Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.

Suprijono, Agus. 2015. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprihatiningrum. 2016. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi


Pendidik Dan Keilmuan. Jakarta : Erlangga

Tim Pustaka Phoenix. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Media Pustaka
Phoenix.

Tiro, M. A. 2008. Dasar – Dasar Statistika Edisi Ketiga. Makassar : Andira Publisher.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana Media Group.

Anda mungkin juga menyukai