Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PENCERNAAN

“Malnutrisi”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. DEVI EKA NOVIYANTI 16.156.01.11.011


2. NOVITASARI 16.156.01.11.026
3. REBBEKA PANJAITAN 16.156.01.11.031
4. SEPTI AMELIA 16.156.01.11.033
5. SYAFINNATUNAJAH 16.156.01.11.037

2A ILMU KEPERAWATAN

STIKES MEDISTRA INDONESIA


Jl. CUT MEUTIA RAYA NO. 88A BEKASI, JAWA BARAT INDONESIA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
tepat waktu tanpa ada halangan sedikitpun.

Tujuan penulis membuat makalah ini sebagai tambahan referensi bagi para mahasiswa
yang membutuhkan ilmu tambahan tentang “ MALNUTRISI ”

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Karena kesalahan adalah milik semua orang dan kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang
Maha Esa. Semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses pembelajaran.

Bekasi, Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I…………………………………………………………………………………………..4
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang...………………………………………………………………………….4
B. Tujuan…………………………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….5
A. Definisi Malnutrisi………………………………………………………………………..5
B. Etiologi Malnutris………………………………………………………………………...5
C. Manifestasi Klinis Malbutrisi..……….........…………...………………………………...6

D. Klasifikasi Malnutrisi ……………………………………………………………………6


E. Pathway Malnutrisi…………………………………………………………………….....7
F. Patofisiologi Malnutrisi…………………………………………………………………...8
G. Pemeriksaan Diagnostik Malnutrisi …………..............…………..……………………..9

H. Penatalaksanaan Malnutrisi ……………..........................……………………………….9

I. Komplikasi Malnutrisi…………………………………………………………………...10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………………………..11


BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………26
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………..26
B. SARAN……………………………………………………………………………….…..26

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi juga dapat disebut keadaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan diantara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bias
terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi
makanan atau kegagalan metabolik (Oxford Medical Dictionary 2007: 524).

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari Malnutrisi.


2. Untuk mengetahui etiologi dari Malnutrisi
3. Untuk mengetahui manifestasi dari klinis Malnutrisi
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari Malnutrisi
5. Untuk mengetahui pathway dari Malnutrisi
6. Untuk mengetahui patofisiologi dari Malnutrisi
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari Malnutrisi
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Malnutrisi
9. Untuk mengetahui komplikasi dari Malnutrisi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi juga dapat disebut keadaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan diantara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa
terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi
makanan atau kegagalan metabolik (Oxford Medical Dictionary 2007: 524).
Malnutrisi adalah gizi yang salah, yang mencangkup gizi kurang atau lebih. Di
Indonesia dengan masih tinggi angka kejadian gizi kurang, istilah malnutrisi lazim
dipakai untuk keadaan saat ini. Secara umum kekurangan gizi disebabkan oleh kurangnya
energi atau protein.
Malnutrisi adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian atau cara
makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi. Istilah ini sering kali lebih dikaitkan
dengan keadaan undernutricion (gizi kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan
yang kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa malnutrisi adalah suatu keadaan
dimana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,
perkembangan dan aktivitas akibat konsumsi pangan tidak cukup mengandung energi dan
protein.

B. ETIOLOGI
Penyebab utama marasmus menurut Sodikin (2012), yaitu:
 Faktor psikologis : seperti adanya penolakan ibu dan penolakan yang
berhubungan dengan anoreksia.
 Asupan kalori dan protein yang tidak memadai akibat diet yang tidak cukup.
 Kebiasaan makan yang tidak tepat seperti hubungan antara orang tua dan anak
yang terganggu atau tidak harmonis.
 Adanya kelainan metabolik, atau malformasi kongenital.

5
C. MANIFESTASI
1. Kelelahan dan kekurangan energi.
2. Pusing
3. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk
melawan infeksi).
4. Kulit yang kering dan bersisik.
5. Gusi bengkak dan berdarah.
6. Gigi yang membusuk.
7. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat.
8. Berat badan kurang.
9. Pertumbuhan yang lambat
10. Kelemahan pada otot
11. Perut kembung
12. Tulang yang mudah patah
13. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh

D. KLASIFIKASI
Secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Marasmus
Marasmus adalah suatu keadaan kekurangan kalori protein berat. Namun,
lebih kekurangan kalori daripada protein. Penyebab marasmus adalah sebagai
berikut :
 Intake kalori yang sedikit
 Infeksi yang berat dan lama, trouma infeksi entral
 Kelainan struktur bawaan
 Prematuritas dan penyakit pada masa neonates
 Pemberian asi yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan.
 Gangguan metabolisme
 Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang.
 Urbanisasi

6
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan protein
dalam jumlah besar. Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori.
Penyebabnya adalah :
 Intake protein yang buruk
 Infeksi suatu penyakit
 Masalah penyapihan.

E. PATHWAY

7
F. PATOFISIOLOGI
Karbohidrat dan lemak dalam diet merupakan sumber energi utama tubuh. Kira-
kira 15% hingga 25% tubuh terdiri atas lemak, yaitu cadangan energi tubuh. Sisanya
(otot, tulang, jaringan tubuh lain dan organ) merupakan massa tubuh lean (tidak
berlemak) yang tersusun dari jaringan aktif secara metabolic. Protein dalam diet terutama
digunakan untuk mempertahankan ini. Glikogen dan protein dalam massa tubuh tidak
berlemak ini juga berperan cadangan energi.
Apabila asupan nutrient dalam makanan tidak memenuhi kebutuhan energi tubuh,
tubuh menggunakan glikogen, protein dan lipid (lemak) untuk menunjang metabolisme.
Pada kasus kelaparan (ketidak adekuatan asupan makanan), glikogen biasanya digunakan
untuk menghasilkan energi. Setelah 24 jam pertama kelaparan gluconeogenesis
(pembentukan glukosa dari protein) menjadi sumber energi utama. Ketika kelaparan ini
berlanjut tubuh memecah lemak menjadi asam lemak bebas dan keton, yang
menghasilkan energi untuk otak. Ukuran dari semua kompartemen tubuh menurun karena
lemak tubuh dan protein otot digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi. Seiring
penurunan massa tubuh tidak berlemak, jaringan aktif secara metabolik pun berkurang,
dan pengeluaran energi menurun.
Stress akibat penyakit akut, pembedahan, atau trauma menimbulkan respons yang
berbeda. Respons terhadap stress akut menimbulkan kondisi hipermetabolisme dan
katabolisme (pemecahan sel dan jaringan). Kondisi hipermetabolik ini meningkatkan
pengeluaran energi dan kebutuhan akan nutrient, yang mengakibatkan kurang gizi energi
protein (KEP). Pada KEP, baik protein maupun kalori menurun. Massa tubuh tidak
berlemak dipecah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jika tidak diatasi, setengah dari
cadangan protein tubuh dapat digunakan dalam 3 minggu. Cadangan protein viseral
(dalam) juga diubah dalam energi, disertai penurunan protein dari organ seperti hati,
saluran gastrointestinal, ginjal dan jantung. Penurunan protein dari hati berdampak pada
kemampuannya dalam menghasilkan protein plasma. Sel imun menjadi menurun, dan
menyembuhkan luka terganggu. Atrofi mukosa gastrointestinal menimbukan
malabsorbsi, yang lebih lanjut menyebabkan defisit protein. Kontraktilitas miokardium
dan curah jantung menurun, serta fungsi pernafasan terganggu.

8
Defisiensi protein kronik disertai kalori yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
energi disebut kwashiorkor. Ketika protein dan kalori tidak mencukupi dalam memenuhi
kebutuhan tubuh, KEP dikenal marasmus.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
 Mengukur tinggi badan dan berat badan
 Mengitung indeks masa tubuh, yaitu BB (kg) dibagi dengan TB (cm)
 Mengukur ketebalan lipatan kulit di lengan atas sebalah belakang (lipatan
trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya
dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm
pada wanita.
 Status gizi dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak
berlemak)
2. Pemeriksaan Laboratorium
 Albumin
 Kreatinin
 Nitrogen
 Elektrolit
 HB
 HT
 Transferin

H. PENATALAKSANAAN
 Bila ada dehidrasi, atasi terlebih dahulu.
 Pemberian diit TKTP 1.200 kal/hari
 Vitamin A 100.000-200.000 K1 1 M 1 kali. Vitamin B kompleks, C, AD tetes
personal.
 Bila perlu beri transfuse sel darah merah padat atau plasma.
9
 Kontrol poli klinik gizi anak.

I. KOMPLIKASI
1. Marasmus
2. Beri-beri
3. Kwashiorkor
4. Scurvy

10
BAB III

Kasus Pemicu

Seorang anak usia 8 tahun ditemukan datang ke pelayanan kesehatan masyarakat dengan keluhan
batuk dan flu dan dengan keadaan umum sangat lemah. Datang dengan di gendong ayahnya.
Dari hasil inspeksi ditemukan anak dengan massa otot yang sangat kurang dengan berat badan 10
kg, badan terlihat kurus, mata cekung, perut membesar seperti busung lapar. Akan dilakukan
pemeriksaan Antropometri pada lingkar lengan atas dan masa otot dll, yang berhubungan dengan
status gizi pasien.

Step 1 (Mencari Kata-Kata Sulit)

1. Pemeriksaan Antropometri
2. Inspeksi
3. Busung lapar

Step 2 (Menjawab Kata-Kata Sulit)

1. Pemeriksaan Antropometri adalah pemeriksaan pada ukuran tubuh pasien dengan cara
mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar tubuh, panjang anggota tubuh, tebal lemak,
oedema.
2. Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat.
3. Busung lapar adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi pada
tubuh.

Step 3 (Membuat Pertanyaan)

1. Mengapa pada pasien yang mengalami gizi buruk (malnutrisi) identik dengan perut
membesar seperti busung lapar?
2. Mengapa pada pasien gizi buruk (malnutrisi) dilakukan pemeriksaan antropometri?

Step 4 (Menjawab Pertanyaan)

1. Karena terdapat pengumpulan cairan didalam rongga perut, terjadi karena cairan keluar
dari dalam pembuluh darah.
2. Karena untuk mengetahui status gizi pasien.

11
Step 5 (LO) Malnutrisi (Gizi Buruk)

12
Asuhan Keperawatan

1. Data Demografi
1. Biodata
Nama : An. A
Usia : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jakarta
Suku : Betawi
Status pernikahan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Dx. Medis : Malnutrisi
Nomor RM : 025
Tanggal Masuk : 15-03-2018
Tanggal Pengkajian : 15-03-2018
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn.Y
Usia : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Klien : Ayah Pasien
2. Keluhan Utama
Orang tua pasien mengatakan masa otot anaknya yang sangat kurang dengan berat badan
10kg. sehingga badan anaknya terlihat kurus, mata cekung, perut membesar seperti busung
lapar.

13
Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan sekarang
a. Klien datang dengan keluhan batuk dan flue dan dengan keadaan umum
sangat lemah. BB anak 10kg sehingga badan terlihat kurus, mata cekung,
perut membesar seperti busung lapar.

B. Riwayat kesehatan dahulu


a. Orang tua pasien mengatakan tidak memiliki penyakit dahulu.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Orang tua pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit yang serupa
dengan pasien.
3. Riwayat Psikososial
Klien juga cenderung tidak suka bermain dengan teman sebaya nya, ia lebih suka diam
di dalam rumah.
4. Pola Aktivitas
Pasien masih pergi ke sekolah seperti biasa
5. Pola Nutrisi
Orang tua pasien mengatakan bahwa beberapa bulan ini anaknya tidak nafsu makan,
dan makanan yang diberikan tidak pernah habis dengan berat badan yang makin hari
makin turun. Berat badan sebelum sakit : 20kg ; Berat badan saat ini 10kg. Lingkar
lengan : 6 (normalnya:13,5) TB: 110 cm , IMT : 18 (normalnya: 25) , Lingkar Kepala:
50
6. Pola Eliminasi
Orang tua pasien mengatakan bahwa selama seminggu ini anaknya hanya BAB 1x
7. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum :sakit sedang
 Kesadaran : composmentis
 Pemeriksaan TTV
TD : 110/60mmHg
S : 370C

14
N : 95x/menit
RR : 20x/menit
- Keadaan fisik :
a. Wajah :
- Inspeksi : Warna kulit pucat dan pipi tirus
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area sekitar wajah
b. Kepala :
- Inspeksi : distribusi rambut merata, tidak ada luka ataupun lesi, tidak
ada kemerahan, di sekitar kulit kepala, kulit kepala kering rambut
mengalami kerontokan sedang
- Palpasi : tidak ada nyeri pada area kepala
c. Mata :
- Inspeksi : simetris, mata cekung
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Hidung :
- Inspeksi : simetris, penyebaran rambut silia merata dan terdapat secret.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Mulut :
- Inspeksi : mukosa mulut kering.
f. Telinga :
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen dan discharge.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kartilago
g. Abdomen :
- Inspeksi : perut membesar seperti busung lapar
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : hipertimpani
- Auskultasi : adanya suara bising usus
h. Integument :
- Inspeksi : tidak ada hiperpigmentasi
- Palpasi : turgor kulit tidak elastis (kembali 5detik)
i. Musculoskeletal
- Inspeksi : penurunan massa otot

15
8. Pemeriksaan penunjang :

No. Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Antropometri :
13,5
-Lingkar lengan 6
1.
-Tinggi Badan 110 cm 130 cm
- Lingkar Kepala 50 54

2. Status Gizi z-skor < -3 -2 ≤ z-skor < +1

16
DATA FOKUS

Nama Pasien : An. A Perawat : TIM


Dx. Medis : Malnutrisi Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

Data Subjektif Data Objektif

1. Orang tua pasien mengatakan anaknya 1. Berat badan An. A sudah beberapa bulan
tidak nafsu makan dan berat badannya ini tidak naik-naik malah cenderung
semakin menurun. turun (BB sekarang 10kg) sebelumnya
2. Orang tua pasien mengatakan bahwa 20kg.
anaknya batuk, flue dan sangat lemah 2. Klien tampak lemah dan masa otot
3. Orang tua pasien mengatakan bahwa berkurang.
nafsu makan anaknya berkurang. 3. Perut pasien tampak membesar seperti
4. Orang tua pasien mengatakan busung lapar.
anaknya BAB 1x/minggu 4. Klien tampak kurus dan mata cekung
5. Orang tua pasien mengatakan bahwa 5. Lingkar lengan pasien : 6
anakanya khawatir anaknya dijauhi 6. Turgor kulit tidak elastis (kembali 5detik)

oleh teman-temannya 7. Konjungtiva anemis

6. Orang tua pasien mengatakan 8. Batuk (+)

khawatir terhadap perubahan bentuk 9. Flu (+)

tubuh anaknya. 10. Pemeriksaan TTV


TD : 90/60mmHg
S : 370C
N : 95x/menit
RR : 20x/menit
11. Keadaan umum : Compos mentis
12. Keadaan umum : sakit sedang
13. Pemeriksaan Antropomertri (+)
14. Integument : Palpasi : turgor kulit tidak
elastis (kembali 5detik)
15. Mulut : Inspeksi : mukosa mulut kering.
16. Kepala : kulit kepala kering rambut

17
mengalami kerontokan sedang

18
ANALISA DATA

Nama Pasien : An. A Perawat : TIM


Dx. Medis : Malnutrisi Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

No. Data Problem Etiologi

DS :
1. Orang tua pasien mengatakan
anaknya tidak nafsu makan
dan berat badannya semakin
menurun.
2. Orang tua pasien
mengatakan bahwa
anaknya sangat lemah
3. Orang tua pasien
mengatakan bahwa nafsu
makan anaknya berkurang.
Faktor psikologis
DO :
1. Defisit Nutrisi (Keengganan untuk
1. Berat badan An. A sudah makan)
beberapa bulan ini tidak
naik-naik malah cenderung
turun (BB sekarang 10kg)
sebelumnya 20kg.
2. IMT : 18
3. Klien tampak lemah dan
massa otot berkurang.
4. Keadaan umum : sakit
sedang
5. Kesadaran : composmentis
6. Pemeriksaan TTV

19
TD : 90/60mmHg
S : 370C
N : 95x/menit
RR : 20x/menit

DS :
1. Orang tua pasien
mengatakan khawatir
terhadap perubahan bentuk
tubuh anaknya.
2. Orang tua pasien
mengatakan bahwa
anakanya khawatir dijauhi Perubahan
2. Gangguan citra tubuh struktur/bentuk tubuh
oleh teman-temannya.

DO :

1. Klien tampak kurus dan mata


cekung
2. Perut pasien tampak
membesar seperti busung
lapar.
3. IMT : 18

DS :
Tidak ada

DO :

1. Integument : Palpasi : turgor Perubahan status


Resiko gangguan
3. kulit tidak elastis (kembali nutrisi (kekurangan
integritas kulit
5detik) nutrisi)

2. Mulut : Inspeksi : mukosa


mulut kering.
3. Kepala : kulit kepala kering
rambut mengalami

20
kerontokan sedang

21
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. A Perawat : TIM


Dx. Medis : Malnutrisi Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

1. Defisit nutrisi b/d Faktor psikologis (Keengganan untuk makan)


2. Gangguan citra tubuh b/d Perubahan struktur/bentuk tubuh
3. Resiko gangguan integritas kulit b/d Perubahan status nutrisi (kekurangan nutrisi)

22
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. A Perawat : TIM


Dx. Medis : Malnutrisi Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

No. Dx. Keperawatan Tujuan d an Kriteria Hasil Intervensi

1. Defisit Nutrisi b/d faktor Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan status gizi pasien dan
psikologis (Keengganan keperawatan selama 2 x 24 kemampuan ( pasien ) untuk
untuk makan) d/d berat jam diharapkan asupan gizi memenuhi kebutuhan gizi
badan menurun min. 10 % untuk memenuhi 2. Timbang berat badan pasien
dibawah rentang ideal dan kebutuhan-kebutuhan 3. Lakukan pengukuran
nafsu makan menurun. metabolik dapat meningkat antropometri pada komposisi
dengan KH : tubuh pasien (misal, indeks
masa tubuh, pengukuran
1. Berat badan klien
pinggang, dan lipatan kulit)
meningkat sesuai
4. Monitor diet dan asupan kalori
IMT yang ideal
5. Berikan makanan pada pasien
2. Nafsu makan klien
sedikit tapi sering
kembali dan
6. Monitor kecenderungan
meningkat
terjadinya penurunan dan
3. Porsi makan klien
kenaikan berat badan.
habis
7. Ciptakan lingkungan yang
4. Asupan
optimal pada saat
karbohidrat,
mengkonsumsi makan ( mis.
protein, lemak,
Bersih, berventilasi, santai, dan
serat, vitamin,
bebas dari bau yang menyengat)
mineral dapat
8. Berikan pilihan makanan sambil
terpenuhi
menawarkan bimbingan
terhadap pilihan ( makanan )
yang lebih sehat, jika perlu
9. Pastikan makanan yang
disajikan dengan cara yang
menarik dan pada suhu yang

23
paling cocok untuk konsumsi
secara optimal.
2. Gangguan citra tubuh b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Tentu persepsi pasien dan
Perubahan struktur/bentuk keperawatan selama 2x 24 keluarga terkait dengan
tubuh jam diharapkan persepsi perubahan citra diri dan realitas
terhadap penampilan dan 2. Identifikasi strategi-strategi
fungsi tubuh sendiri dapat penggunaan koping oleh
ditingkatkan dengan KH : orangtua dan berespon terharap
perubahan panampilan anak.
1. Anak mampu
3. Bantu orangtua untuk
mengungkapkan
mengidentifikasi perasaan
perasaannya
sebelum mengintervensi anak,
2. Anak tertarik dan
dengan cara yang tepat
mampu bermain
4. Tentukan apakah perubahan
3. Anak tidak
citra tubuh berkontribusi pada
menunjukkan
peningkatan isolasi social.
isolasi social
3. Resiko gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor intake makanan/cairan
integritas kulit b/d keperawatan selama 2 x 24 dan hitung masukan kalori
Perubahan status nutrisi jam diharapkan keutuhan perhari
(kekurangan nutrisi) struktur fungsi fisiologis 2. Tentukan jumlah kalori dan tipe
kulit dan selaput lendir nutrisi yang diperlukan untuk
dapat ditingkatkan dengan memerlukan kebutuhan nutrisi
KH : dengan berkolaborasi bersama
ahli gizi, sesuai kebutuhan
1. Hidrasi tidak
3. Sediakan bagi pasien makanan
terganggu
dan minuman bernutrisi yang
2. Elastitisitas kulit
tinggi protein, tinggi kalori, dan
tidak terganggu
mudah di konsumsi sesuai
(<3 detik)
kebutuhan
3. Ketebalan dalam
4. Monitor kulit untuk adanya
batas normal
kekeringan dan kelembaban
4. Tampakan tubuh
5. Dokumentasikan perubahan
ideal
membrane mukosa

24
5. Pertumbuhan 6. Lakukan langkah-langkah
rambut pada kulit untuk mencegah kerusakan
tidak terganggu lebih lanjut
7. Ajarkan anggota keluarga atau
pemberi asuhan tanda-tanda
kerusakan kulit dengan tepat

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi juga dapat disebut keadaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan diantara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bias
terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi
makanan atau kegagalan metabolik (Oxford Medical Dictionary 2007: 524).

B. Saran
Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit apendisitis karena
akan menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi health
education kepada klien dan keluarga agar mereka paham dengan apendisitis dan
bagaimana pengobatannya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran: EGC

Eprints. Ums. Ac. id/34160/16/NASKAH PUBLIKASI. pdf

Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. (2004). Nursing Interventions classification (NIC) (5th
ed.). America: Mosby Elseiver

Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., dan Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes Classification
(NOC) (5th ed.). United state of America: Mosby Elsevier

Priscilla LeMone, dkk. 2012. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah : Gangguan
Gastrointestinal, ed.5 : Buku Kedokteran : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat Nasional Indoneia (PPNI)

27

Anda mungkin juga menyukai