Analisis Timbulan Sampah
Analisis Timbulan Sampah
Linda Syahadhatun Nisa’ (1), Marga Retta Kurnia Berty (1), Adam Umbara (1), Fiby
Agil Farera (1), Suci Ramadhani (1), Ainil Islach (1), Fahrur Rozzi (1),
Anita Dewi Mulyaningrum S.KM,. M.Kes(2), Khoiron M.Sc.,M.Kes(2), Prehatin
Trirahayu Ningrum, S.KM.,M.Kes(2), Ellyke S.KM.,M.Kes (2)
1) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
2) Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pengelolaan Limbah Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember
ABSTRAK
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses
alam yang berbentuk padat ( UU No.18 Tahun 2008). Semakin tingginya
jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat.
Dalam melakukan studi evaluasi pengolahan sampah di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik perlu diadakan penelitian untuk mengetahui volume timbulan
sampah dan komposisi sampah. Tujuan penelitian ini untuk mengukur
timbulan sampah yang terdapat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Penentuan sampah dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil data dari observasi primer yang telah dilakukan di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember yaitu terdapat sampah organik
dan anorganik. Sampah terbesar yang dihasilkan oleh seluruh anggota
akademisi maupun non akademisi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yaitu bersumber dari Kantin Fakultas, serta sampah yang banyak dihasilkan
setiapharinya juga terdapat pada sampah organik berupa daun. Berdasarkan
hasil penelitian setiapharinya terdapat perbedaan timbulan sampah yang
dihasilkan mengalami penurunan drastis yang disebabkan karena hari libur.
Penelitian dilakukan pada tanggal 3 April sampai 10 April dengan waktu yang
relative tetap pada pagi hari.
1
Kata Kunci : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, timbulan Sampah, Volume
Sampah.
ABSTRACT
The garbage is the rest of the daily activities of human and / or from
natural processes in the solid form (Act No.18 of 2008). The higher the number
of people and activities, making the volume of waste continues to increase. In
an evaluation study waste treatment in the Faculty of Social and Political
Sciences there should be a research to determine the volume of waste
generation and waste composition. The purpose of this research was to measure
the solid waste contained in the Faculty of Social and Political Sciences.
Determination of the trash can be done by observation and interviews. Based on
the results of primary data from observations that have been made in the
Faculty of Social and Political Sciences, Jember University that are organic and
inorganic waste. The biggest waste generated by all members of the academic
and non-academic in the Faculty of Social and Political Sciences that comes
from the Faculty’s cafeteria, also present in organic waste such as leaves. Based
on the research results everyday there is a difference of waste generated
decreased dramatically due to the holiday. The study was conducted on 3 April
to 10 April with a relatively fixed time in the morning.
Key word: Faculty of Social and Political Sciences, waste generation, volume of
waste
2
BAB 1. PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui titik timbulan sampah yang ada di FISIP
1.2.2 Mengetahui bagaimana sistem pengelolaan sampah yang ada di FISIP
1.2.3 Mengetahui banyaknya sampah yang dihasilkan oleh FISIP
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
5
berasal dari sisa kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan umumnya
bersifat padat .
6
2.2 Pengelolaan Sampah
Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1997 bab iv pasal 9.
7
mahluk hidup, misalnya plastik, batu batere, bola lampu, kaca, barang bekas
terbuat dari logam. Sebenarnya ada jenis sampah ketiga, yaitu yang
termasuk kategori Bahan Beracun Berbahaya (B3), seperti batu baterai
bekas, PCB yang tak terpakai, sampah jenis ini dibuang ke sebuah
perusahaan pengelola sampah B3.
8
2.3 Pengelolaan Sampah di Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
(FISIP) Universitas Jember
Di lingkungan Universitas Jember, sampah banyak ditemui dimana-
mana. Seperti hasil data dari observasi primer yang telah dilakukan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , petugas kebersihan mengeluhkan
banyaknya sampah yang dikumpulkan setiap hari rata-rata dihasilkan oleh
kegiatan mahasiswa dan tidak dibuang pada tempat yang telah disediakan,
sampah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi sampah tidak dapat di
daur ulang (anorganik) dan sampah dapat didaur ulang (organik).
Sampah yang dapat di daur ulang memiliki nilai ekonomis sehingga
sampah yang telah dikumpulkan nantinya akan dijual pada pengepul dan
menambah nilai ekonomis dari sampah yang telah dikumpulkan. Sampah
yang tidak dapat di daur ulang akan dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan
Sementara) untuk dipilah kembali oleh pengelola TPS. Sampah yang
terkumpul di TPS bukan hanya bersumber dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dan Fakultas lain nya di Universitas Jember , tetapi juga
penduduk setempat. Hasil pemilahan sampah didapatkan dua macam
sampah, yaitu sampah oganik dan sampah anorganik.
Sampah organik yang dapat di daur ulang diolah menjadi pupuk
Kompos, sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat di daur ulang akan
di kubur. Proses pengolahan kompos dilakukan melalui beberapa tahap.
Tahap pertama semua bahan daur ulang di diamkan selama satu minggu,
setelah satu minggu didiamkan sampah organik di giling di dalam mesin,
setelah proses penggilingan didapatkan bentuk yang lebih kecil dari awal
sampah organik didiamkan, tahap selanjutnya yaitu didiamkan selama satu
minggu. Dari hasil yang telah didiamkan tadi setiap minggu akan
dipilahsesuai waktunya dan akhirnya menjadi kompos yang siap digunakan.
Sampah anorganik yang juga diolah sama halnya dengan sampah
organik agar tidak mencemari lingkungan. Semua sampah anorganik berupa
plastik akan dikumpulkan menjadi satu yang selanjutnya dijual pada
pengepul untuk diolah lagi di sebuah lokasi yang berada di daerah Jember.
Sampah yang tadinya tidak bernilai dan bersifat merusak lingkungan
9
selanjutnya akan diolah kembali untuk dijadikan plastik lain atau kantong
kresek.
Peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian sampah adalah
sebagai berikut :
1. Alat pencatat hasil
2. Kantong plastik besar (poly bag)
3. Kotak pengukuran 40 L
4. Timbangan
5. Masker
6. Alat ukur
10
BAB 3. LOKASI PENGAMBILAN DAN WAKTU PENGAMBILAN DATA
11
Pengambilan dilakukan di enam titik lokasi yaitu :
Lokasi Pengambilan 1 depan ruang
ujian pasca sarjana
12
3.2 Waktu Pengambilan
Waktu pengambilan dlakukan pagi hari karena apabila dilakukan pada
siang atau sore hari sampah sudah diambil oleh tukang kebun untuk
dilakukan pembakaran sampah serta juka biambil siang hari terdapat
sebagian sampah yang bi ambil oleh pemulung.
13
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
14
sampah pun juga berkurang. Jumlah sampah terbanyak menurut data diatas
adalah sampah di halaman. Sampah tersebut berupa sampah daun, dari
jumlah sampah daun yang diambil adalah sebagian sampah yang dihasilkan
karena jumlah sampah daun sangat banyak. Hal ini dikarenakan fakultas ini
memiliki banyak pohon, yang setiap hari daunnya berguguran. Jumlah
timbulan sampah di FISIP paling banyak adalah saat pertama melakukan
pengukuran. Sampah pada waktu itu terdiri dari banyak daun-daun basah,
kertas dan plastik.
15
kebersihan FISIP. Pengukuran paling sedikit adalah pada tanggal 6 April
2015. Pada saat itu merupakan hari minggu, dimana perkuliahan tidak ada
dan kegiatan ekstra kurikuler pun juga tidak diadakan. Saat pengambilan
timbulan sampah, sampah daun mendominasi di setiap harinya. Hal ini jelas
terlihat dari hasil pengukuran volume timbulan sampah perhari baik pada
pengukuran pertama maupun pengukuran kedelapan. Hal ini memang sangat
wajar adanya, karena memang sampah daun dari pepohonan di fakultas ini
sangat banyak.
16
Hari Jenis Berat % Komponen
sampah (kg)
1 Organik 6.3 54% kotak makan, putung rokok, kertas,
tissu, sampah daun, sisa makanan
dan kertas minyak
Anorganik 5.3 46% bekas botol air mineral, bungkus
permen, bekas air mineral gelasan,
plastik cilok dan bungkus jajan
2 Organik 8.3 79% daun, kertas, daun pisang, tissu,sisa
makanan, sisa kue, kotak rokok dan
putung rokok
Anorganik 2.2 21% sterofom makanan, bungkus jajan
plastik, coffe luak, botol
bearbrand,bungkus top coffe
3 Organik 1.93 65% sampah daun, putung rokok, sisa
kue, tissu, dan kertas
Anorganik 1.05 35% plastik, plastik bekas jajan dan bungkus
jajan
4 Organik 2.8 90% sampah daun, kertas (sedikit) dan
putung rokok
17
8 Organik 6.55 57% kertas, kardus sisa makan ( banyak),
sampah daun, kotak bungkus kue,
kertas manila,
Anorganik 5.02 43% bekas air mineral gelasan dan botok,
orotan pensil, kaleng bearbrand,
bungkus tolak angin.
2. Hari ke-2
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
8,3
= 10,5 x 100% = 79,05 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
2,2
= 10,5 x 100% = 20,95 %
3. Hari ke-3
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
1,93
= 2,98 x 100% = 64,77 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
1,05
= 2,98 x 100% = 35,23 %
4. Hari ke-4
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
2,8
= 3,1 x 100% = 90,32 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
0,3
= 3,1 x 100% = 9,68 %
18
5. Hari ke-5
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
4,64
= 8,2
x 100% = 56,59 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
3,56
= 8,2
x 100% = 43,41 %
6. Hari ke-6
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
5,83
= 8,61 x 100% = 67,71 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
2,78
= 8,61 x 100% = 32,29 %
7. Hari ke-7
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
5,8
= 7,69 x 100% = 75,42 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
1,89
= 7,69 x 100% = 24,58 %
8. Hari ke-8
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
6,55
= 11,57 x 100% = 56,61 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
5,02
= 11,57 x 100% = 43,39 %
19
hari nya juga berbeda. Di beberapa hari banyak sampah daun, sampah
kertas, sampah plastik. Di beberapa hari ada sampah kertas, daun, botol air
mineral, bungkus permen. Sampah organik terutama daun tidak mengalami
penyusutan walau hari minggu dimana kegiatan perkuliahan libur. Hal ini
dikarenakan sampah daun merupakan sampah di fakultas bukan sampah
yang dihasilkan dari aktivitas akademika.
d. Setelah itu, kami menimbang berat timbulan sampah setiap titik lokasi
timbulan menggunakan timbangan dengan skala 0,1 kg – 10 kg.
20
e. Setelah diukur volume sampah, sampah-sampah tersebut kita pilah
berdasarkan komponen penyusunnya, yaitu terdiri dari sampah
organik dan sampah anorganik.
4.5 Pembahasan
21
pertemuan, seminar dosen maupun mahasiswa, kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan mahasiswa yang berkaitan dengan UKM, dll.
Sampah yang paling banyak dihasilkan di FISIP yakni sampah daun.
Hal tersebut karena memang di FISIP banyak terdapat pohon-pohon
dibandingkan fakultas yang lain seperti FKM, Kedokteran, dll. Seperti yang
kita ketahui bahwa sampah daun itu lama mengurainya sehingga akan
sangat menyulitkan dalam hal pengelolaan. Menurut bapak Muhayat
Zamroni dalam wawancara tersebut menjelaskan bahwa pengelolaan
sampah di FISIP tersebut masih kurang. Dikarenakan kesadaran dari
mahasiswa yang masih kurang mengenai kebersihan dari sampah itu sendiri.
Pihak fakultas sudah membuat dan menyediakan tempat-tempat sampah,
namun masih saja ditemukan sampah-sampah yang berserakan. Baik itu di
ruang kelas maupun di tempat-tempat sekitar kampus yang sering digunakan
mahasiswa.
Sebenarnya pengelolaan sampah sudah pernah dilakukan seperti
membuat pupuk dari sampah daun. Tetapi tidak berjalan lama, karena
pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama karena
sampah daun di FISIP dapat dibilang daun yang berukuran besar sedangkan
pihak pengelola tidak mempunyai alat pemotong daun sehingga daun susah
terurai menjad pupuk. Pengolahan sampah di FISIP juga menggunakan
meode pembakaran sampah yang setiap hari dilakukan. Tempat pembakaran
sampah dilakukan di belakang gedung FISIP lebih tepatnya disebelah kantin
FISIP, tetapi kemarin sampah tersebut dibakar di depan gedung karena ada
kesalah pahaman antara petugas kebersihan dengan tata usaha. Terdapat
tempat galian yang tidak dipakai tetapi dimanfaatkan oleh petugas
kebersihan untuk membakar sampah.
Di FISIP sampah yang dihasilkan oleh mahasiswa, dosen maupun staf
setiap harinya yaitu berupa sampah organik dan anorganik. Sampah yang
dihasilkan paling banyak yaitu dikantin dan cara pembuangan sampah yang
tidak teratur juga terjadi di kantin karena sering mahasiswa membuang
sampah sembarangan sehingga sampah menumpuk di belakang dan
berserakan di sekitar kantin yang terlihat jorok. Sampah yang dihasilkan di
22
bagian depan yaitu sampah daun, serta kertas dan sampah makanan dari
setiap kegiatan. Menurut narasumber sudah ada kebijakan yang mengatur
kebersihan dikantin tetapi tetap dilanggar dan pihak fakultas tidak bisa
mengatur lebih karena kantin juga sudah membayar kepada pihak fakultas.
Pohon-pohon yang menghasilkan Sampah daun tersebut tidak dapat
dipotong oleh pihak fakultas karena pohon-pohon tersebut menjadi milik
pihak pusat Universitas Jember, sedangkan jika rumput yang terdapat di
FISIP biasanya digunakan untuk makan hewan ternak masyarakat di sekitar
lingkungan kampus. Beberapa jenis sampah di FISIP juga di ambil oleh
pemulung yaitu botol bekas minuman atau kertas-kertas. Petugas keamanan
di FISIP kurang berjalan berdasarkan tugasnya, mereka hanya duduk di
tempat satpam dan ngobrol dengan teman-temanya.
Perilaku mahasiswa FISIP masih kurang baik untuk menyikapi hal
sampah di fakultasnya. Menurut narasumber mahasiswa sering membuang
sampah sembarangan, sangat sering membuang sampah di ruang kelas
tempat duduknya.
Menurut narasumber pengolahan sampah diFISIP sudah berjalan tetapi
petugas kebersihan terkadang menunggu teguran, biasanya dikamar mandi
sering ditemukan limah cair yang dihasilkan oleh manusia. Petugas
kebersihan juga setiap harinya mengontrol kebersihan ruang. Tempat yang
sering banyak sampah yaitu tempat mahasiswa yang biasanya nongkrong
atau mengerjakan tugas. Di FISIP sebenarnya sudah ada pemulung yang
biasanya mengambil sampah botol dan mereka diperbolehkan oleh pihak
fakultas dikarenakan sama-sama mencari penghasilan.
Dalam hal pengelolaan sampah ini, faktor dari luar memang lebih
banyak mendominasi. Seperti masalah sampah daun yang didapat dari
pohon-pohon di fakultas yang sebenarnya menjadi tanggung jawab pihak
pusat yakni pihak Universitas. Ketika ada pohon yang roboh atau sampah
daun yang dihasilkan terlalu banyak, maka fakultas tidak boleh
sembarangan dalam menebang. Tentunya hal tersebut menjadi penghambat
untuk pihak fakultas dalam mengelola sampah disana. Kurangnya inovasi
dalam pengelolaan sampah juga turut menjadi pemicu banyaknya sampah di
23
fakultas FISIP. Narasumber mengaku bahwa kesulitan untuk menyikapi hal
tersebut.
Harapan dari pihak fakultas, mereka berharap suatu saat dapat
menciptakan formula bagaimana pengelolaan sampah dengan baik.
Biodata Narasumber
Nama : Toriman
Umur : 43 tahun
Jabatan : Petugas kebersihan
Lama bekerja : 20 tahun
Titik timbulan sampah yang ada di FISIP terdiri dari 3 titik timbulan
sampah, yaitu di depan, di belakang gedung, dan di area lantai dua. Dimana
sampah di belakang gedung merupakan tempat pembuangan akhir sebelum
di bakar. Sampah di depan gedung yang merupakan sampah daun, di
bersihkan setiap pagi, dan sampah di gedung lantai satu dimasukkan ke
dalam 4 bak sampah yang berukuran lebih besar. Dimana bak sampah ini
diletakkan di depan ruang tata usaha, di pojok utara, tengah, serta pojok
selatan. Sedangkan sampah di lantai dua, disediakan tempat sampah
berukuran kecil di setiap depan ruang kelas, lalu ada 1 bak sampah
berukuran besar di ruang paling utara.
Jumlah tenaga kebersihan di FISIP terdiri dari 7 orang, dimana 5 orang
bagian kebersihan dalam ruangan dan 2 orang bagian luar ruangan. Tenaga
kebersihan di dalam ruangan, bertugas membersihkan sampah di sekitar
ruang kelas dan mengumpulkan sampah ke tempat pembuangan akhir
sebelum dibakar, dan tenaga luar ruangan membersihkan sampah di
halaman gedung, baik sampah daun, merapikan rumput, dan mengambil
sampah-sampah di sekitar gedung.
Jenis sampah di FISIP terdiri dari sampah organik, dan anorganik.
Dimana kedua jenis sampah tersebut titik dipisahkan baik dari saat awal
pembuangan di kotak sampah, pewadahan, sampai saat di tempat
pembuangan akhir. Sampah organik terdiri dari daun, kertas-kertas dan sisa
24
makanan. Sampah anorganik terdiri dari stereform, bungkus-bungkus
makanan, bungkus permen dll.
Proses pengelolaan sampah di FISIP tidak dikelola dengan baik.
Dimana, saat terdapat timbulan sampah. Sampah tersebut di ambil dan
diwadahi di bak sampah lalu dibuang di tempat sampah di belakang gedung.
Setelah kering, sampah-sampah tersebut dibakar oleh petugas kebersihan.
Hal ini dikarenakan tidak adanya truk pengangkut sampah yang dapat untuk
mengambil sampah di FISIP untuk dibawa ke TPA Pakusari. Untuk
pengelolaan titik timbulan sampah, sampah yang terdapat pada titri. Setelah
kering, tumpukan sampah lalu dibakar tanpa memilah sampah organik
ataupun anorganik.
Dari hasil wawancara dengan petugas kebersihan ini didapatkan hasil
bahwa pengelolaan sampah di FISIP hanya dibakar ditempat terbuka. Hal
ini tidak disarankan untuk dilakukan, Para petugas kebersihan sampah
sebenarnya juga berharap sampah-sampah tersebut dapat dikelola, tetapi
karena sarana pengolahan tidak tersedia, sarana pengangkutan ke TPA juga
tidak ada, mereka akhirnya membakar sampah-sampah tersebut.
25
Kebanyakan mahasiswa FISIP, jika melihat sampah yang berserakan
di sembarang tempat, mereka membiarkan saja sampah itu tanpa
memperdulikannya atau tidak mengambil sampah lalu dibuang ke
tempat sampah. Hal ini menyatakan pula bahwa kesadaran mahasiswa
akan pentingnya membuang sampah di tempat sampah masih rendah.
Berdasarkan penggolongan sampah, menurut mahasiswa sampah di
FISIP masih tercampur, hal ini disebsbkan karena tidak tersedianya
sarana pembuangan dimana tempat sampah tersebut terdiri dari tempat
sampah khusus sampah organik, dan tempat sampah untuk sampah
anorganik.
Dari hasil kuisioner, timbulan sampah dikatakan banyak apabila
sumber sampah tiap hari menghasilkan sampah. Sedikit apabila sampah
hanya dapat ditemui dalam beberapa hari sekali saja.
Pengelolaan sampah kurang baik, karena sampah di FISIP hanya
dibakar saja tanpa melalui proses pengolahan sampah seperti di TPA.
Seharusnya pengelolaan sampah yang kurang baik, diubah menjadi
pengolahan sampah yang baik dan terpadu. Dalam hal ini, sampah daun
dapat dimanfaatkan untuk kompos, pupuk organic. Sedangkan anorganik
dapat di daur ulang atau di lakukan pengelolaan bank sampah.
Dari hasil wawancara, baik pada petugas kebersihan, kasubbag umum
dan perlengkapan, serta mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sampah di Fakultas ini masih
kurang, didasarkan pada ketidaktersedianya truk pengangkut sampah ke
TPA Pakusari, kurangnya kepedulian mahasiswa pada sampah yang
berserakan, kurangnya kesadaran anggota akademika FISIP akan pentingnya
pengelolaan sampah yang baik, tidak tersedianya sarana pembuangan
sampah yang sudah dibedakan antara sampah organik dan anorganiknya
serta tidak adanya rasa peduli pada lingkungan disekitarnya.
26
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya.
Berdasarkan hasil survey sampah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) dapat diketahui bahwa timbulan sampah yang ada di FISIP
banyak dihasilkan saat kegiatan belajar mengajar atau kegiatan perkuliahan
dilaksanakan. Pada hari libur, sampah di fakultas ini menurun drastis.
Observasi sampah dilakukan di enam titik yang ada di fakultas tersebut.
Jumlah sampah terbanyak yakni di halaman. Sampah tersebut berupa
sampah daun. Hal tersebut dikarenakan fakultas ini memiliki banyak pohon.
Jumlah timbulan sampah di FISIP paling banyak adalah saat pertama
melakukan pengukuran serta volume timbulan sampah paling banyak juga
pada pengukuran pertama. Perbandingan sampah organik dan sampah
anorganik di setiap pengambilan sampah sangat terlihat. Sampah organik
mendominasi setiap harinya. Sampah organik di fakultas ini terdiri dari
sampah daun (kering atau basah), kertas, kotak nasi, sisa makanan.
Sedangkan sampah anorganik terdiri dari plastik, bungkus permen, botol air
mineral, kemasan air mineral gelas, bolpoint, spidol, tali rafia, dan
stereform.
Menurut wawancara yang telah dilakukan, pengelolaan sampah di
fakultas tersebut masih kurang. Dikarenakan kesadaran dari mahasiswanya
yang masih minim mengenai kebersihan dan sampah itu sendiri. Pihak
fakultas sudah membuatkan maupun menyediakan tempat-tempat sampah,
namun masih saja ditemukan sampah-sampah yang berserakan. Baik itu di
ruang kelas, katin, maupun di tempat-tempat sekitar kampus yang sering
digunakan mahasiswa. Meskipun, dari hasil kuisioner mahasiswa sebanyak
16 orang dari 1.600 mahasiswa memang belum dapat diambil kesimpulan
mengenai perilaku mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan terutama
masalah sampah.
27
5.2 Saran
a. Sebaiknya pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menyediakan
tempat sampah yang dipisahkan antara organik dan anorganik.
b. Membuat peraturan yang tegas untuk seluruh kompenen fakulas baik itu
mahasiswa, dosen, para pegawai untuk membiasakan menjaga
kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.
c. Hindari pemusnahan sampah dengan cara membakar agar tidak
menyebabkan polusi udara.
d. Untuk masalah pepohonan yang ada di Fakultas lebih baik diusahakan
untuk menjalin kerja sama yang baik dengan pihak atas atau pihak
Universitas agar masalah sampah daun yang ada bisa diselesaikan.
e. Pemanfaatan sampah daun menjadi kompos sebaiknya segera dilakukan
untuk mengurangi sampah daun yang menumpuk. Hal tersebut juga
dapat mmberikan manfaat untk pihak fakultas. Misalnya jika kompos
dijual akan memberikan dana pemasukan untuk fakultas sehingga dapat
digunakan untuk kebutuhan fakultas berkaitan dengan mahasiswa,
dosen, dan seluruh komponen yang ada di fakultas.
f. Pihak fakultas sebaiknya membuat tempat pembuangan sampah
sementara. Sehingga sampah tidak hanya dibuang begitu saja ke tanah
yang ada di bagian belakang fakultas.
g. Untuk pihak Universitas hendaknya memberikan dana yang digunakan
untuk pengelolaan sampah di setiap fakultas yang ada. Sehingga
28
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20777/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada tanggal 24 April 2015)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_6_
PENGELOLAAN_SAMPAH.pdf (diakses pada tanggal 24 April 2015)
http://www.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/Indonesia-Hasilkan-625-
Juta-Liter-Sampah-Sehari (diakses pada tanggal 24 April 2015)
http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/diktatsampah-2010-
bag-1-3.pdf (diakses pada tanggal 23 April 2015)
http://www.pekanbaru.go.id/blh/index.php?option=com_content&view=article&i
d=38:pengelolaan-sampah-menurut-uu-no-18-tahun-2008 (diakses pada tanggal
23 April 2015)
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/02/pengelolaan-sampah-di-indonesia/
(diakses pada tanggal 23 April 2015)
29
LAMPIRAN
Sampah-sampah
30
Proses Pengambilan dan Pengukuran Sampah
31
Pengisian Quisioner Mahasiswa
32
DISKUSI
Notulensi presentasi Kelompok 4
Moderator : Ian Fandi P 132110101107
Pertanyaan:
1. Nabigh Abdul Jabbar 132110101116
Bagaimana pengolahan sampah di FISIP?, dan adakah perbedaan
pengolahan pada jenis sampah organik dan anorganik?
Semua jenis sampah di FISIP diolah dengan cara di bakar. Sampah
yang setiap hari dikumpulkan, ditimbun dan bila sudah kering akan
dibakar di belakang gedung. Dan untuk pemisahan sampah organik
dan anorganik, di FISIP tidak ada pemisahan, sampah organik dan
anorganik sama-sama dibakar.
2. Arsya Nur Azizah 132110101133
Bagaimana pengolahan sampai mulai dari timbulan sampah
sampah proses pengolahan sampah?, dan bagaimana pengangkutan
sampah nya?
Pengolahan sampah di FISIP dimulai dari mengumpulkan sampah
di timbulan, lalu diangkut ke belakang gedung. Jika sampah
tersebut sudah kering, maka akan segera dibakar. Apabila hujan,
sampah basah maka sampah tersebut akan tetap ditimbun tanpa ada
pengolahan. Untuk pengangkutan sampah, sampah yang
dikumpulkan dibawa dengan bak atau tong besar, ditimbun di
belakang gedung untuk dibakar.
3. Ilham Wirananto 132110101068
Apakah ada perbedaan tempat sampah untuk sampah organik dan
anorganik di FISIP?, dan seperti apa contoh sampah tersebut?
Tempat sampah di FISIP tidak ada perbedaan untuk tempat sampah
organik ataupun anorganik. Semua mahasiswa membuang sampah
di satu jenis tempat sampah. Jadi tidak ada pemisahan baik dari
pewadahan, pengangkutan, ataupun pengolahan sampah. Contoh
sampah organik adalah daun, ranting pohon, kertas. Sedangkan
33
sampah anorganik seperti botol plastik, stereform, bolpoint, spidol,
bungkus permen, bungkus snack makanan ringan.
4. Wildan Satrio 132110101161
Apakah pengolahan sampah di FISIP sudah baik?. Jika belum, apa
rekomendasi anda untuk pengolahan sampah nya?
Pengolahan sampah di FISIP masih kurang baik, karena sistem
pengolahan sampahnya hanya ditimbun, lalu dibakar di tempat
terbuka. Pemisahan sampah juga tidak dilakukan. Sebenarnya
menurut bagian umum dan perlengkapan, pihak fakultas sudah
mengajukan upaya untuk menjadikan sampah organik menjadi
kompos. Tetapi karena memakan waktu yang lama, upaya ini
berhenti di tengah jalan. Berdasarkan wawancara dengan petugas
kebersihan, pihak fakultas juga sempat meminta kepada universitas
untuk mengangkut sampah dengan truk sampah., tetapi sampai
sekarang hal ini tidak pernah terlaksana.
34