Anda di halaman 1dari 34

PENGUKURAN TIMBULAN SAMPAH DI FAKULTAS ILMU SOSIAL

DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS JEMBER

Linda Syahadhatun Nisa’ (1), Marga Retta Kurnia Berty (1), Adam Umbara (1), Fiby
Agil Farera (1), Suci Ramadhani (1), Ainil Islach (1), Fahrur Rozzi (1),
Anita Dewi Mulyaningrum S.KM,. M.Kes(2), Khoiron M.Sc.,M.Kes(2), Prehatin
Trirahayu Ningrum, S.KM.,M.Kes(2), Ellyke S.KM.,M.Kes (2)
1) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
2) Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pengelolaan Limbah Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember

ABSTRAK
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses
alam yang berbentuk padat ( UU No.18 Tahun 2008). Semakin tingginya
jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat.
Dalam melakukan studi evaluasi pengolahan sampah di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik perlu diadakan penelitian untuk mengetahui volume timbulan
sampah dan komposisi sampah. Tujuan penelitian ini untuk mengukur
timbulan sampah yang terdapat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Penentuan sampah dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil data dari observasi primer yang telah dilakukan di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember yaitu terdapat sampah organik
dan anorganik. Sampah terbesar yang dihasilkan oleh seluruh anggota
akademisi maupun non akademisi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yaitu bersumber dari Kantin Fakultas, serta sampah yang banyak dihasilkan
setiapharinya juga terdapat pada sampah organik berupa daun. Berdasarkan
hasil penelitian setiapharinya terdapat perbedaan timbulan sampah yang
dihasilkan mengalami penurunan drastis yang disebabkan karena hari libur.
Penelitian dilakukan pada tanggal 3 April sampai 10 April dengan waktu yang
relative tetap pada pagi hari.

1
Kata Kunci : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, timbulan Sampah, Volume
Sampah.

ABSTRACT
The garbage is the rest of the daily activities of human and / or from
natural processes in the solid form (Act No.18 of 2008). The higher the number
of people and activities, making the volume of waste continues to increase. In
an evaluation study waste treatment in the Faculty of Social and Political
Sciences there should be a research to determine the volume of waste
generation and waste composition. The purpose of this research was to measure
the solid waste contained in the Faculty of Social and Political Sciences.
Determination of the trash can be done by observation and interviews. Based on
the results of primary data from observations that have been made in the
Faculty of Social and Political Sciences, Jember University that are organic and
inorganic waste. The biggest waste generated by all members of the academic
and non-academic in the Faculty of Social and Political Sciences that comes
from the Faculty’s cafeteria, also present in organic waste such as leaves. Based
on the research results everyday there is a difference of waste generated
decreased dramatically due to the holiday. The study was conducted on 3 April
to 10 April with a relatively fixed time in the morning.

Key word: Faculty of Social and Political Sciences, waste generation, volume of
waste

2
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan
biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya
bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya). Sampah
merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di
seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya,
membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi
sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas.
Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan
jika tidak dikelola dengan baik.
Berdasarkan keterangan kementrian Lingkungan Hidup tahun 2012
mengenai jmlah sampah di Indonesia, negara ini menghasilkan rata-rata
sampah sekitar 2,5 liter per hari atau 625 juta liter dari jumlah total
penduduk. Sedangkan untuk Jember berdasarkan data Dinas Pekerjaan
Umum (DPU) tahun 2014, menghasilkan 1300 meter kubik sampah dengan
750 meter kubik sampah warga terlayani oleh Dinas Pekerjaan Umum yang
sisanya tidak dilayani dikelola oleh masyarakat sendiri dan ada pula yang
dibuang sembarangan. Dengan tingginya angka sampah yang dihasilkan di
Indonesia terutama untuk Jember, perlunya tindakan pencegahan terhadap
efek yang akan ditimbulkan oleh banyaknya sampah seperti sistem
pengelolaan sampah yang terdiri dari pengumpulan, transportasi,
pengelolaan TPA dan lain-lain. Pengelolaan sampah dimaksudkan agar
sampah tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak mencemari
lingkungan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memperoleh manfaat
atau keuntungan bagi manusia. Hal ini didasari oleh pandangan bahwa
sampah adalah sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan dan bahkan
memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut muncul seiring dengan semakin
langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya lingkungan.

3
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui titik timbulan sampah yang ada di FISIP
1.2.2 Mengetahui bagaimana sistem pengelolaan sampah yang ada di FISIP
1.2.3 Mengetahui banyaknya sampah yang dihasilkan oleh FISIP

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi, Jenis dan Penyebab Sampah

Pengertian Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak


dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Banyak sampah organik masih
mungkin digunakan kembali atau pendaurulangan (re-using), walaupun
akhirnya akan tetap merupakan bahan yang tidak dapat digunakan kembali.
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari
benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai
mengganggu kelangsungan hidup.

Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008


menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari
proses alam yang berbentuk padat.

Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1997, Limbah adalah sisa


suatu usaha dan/atau kegiatan. Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya

Sejumlah literatur mendefinisikan sampah sebagai semua jenis limbah


berbentuk padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan, dan dibuang
karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi kehadirannya
(Tchobanoglous, et al., 1993dalam Kementerian Pekerjaan Umum, 2011)

Hadiwiyoto (1983) mengungkapkan ciri-ciri dari sampah adalah:


merupakan bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi
(barang bekas) maupun bahan yang sudah tidak diambil bagian utamanya
,merupakan bahan yang sudah tidak ada harganya , bahan buangan yang
tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan
pada kelestarian lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa sampah adalah

5
berasal dari sisa kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan umumnya
bersifat padat .

Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair


dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, menurut Syahrul dan Ollich (1985) sampah dapat
digolongkan kedalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya


a. Sampah non organik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan
plastik
b. Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging
b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca
4. Berdasarkan sumbernya, yaitu :
a. sampah hasil aktifitas rumah tangga termasuk dari kampus, rumah
sakit, hotel hotel dan kantor;
b. sampah hasil kegiatan industri dan pabrik;
c. sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, kehutanan,
perikanan, dan peternakan yang sering juga disebut sebagai limbah
pertanian;
d. sampah hasil kegiatan perdagangan, misalnya pasar dan pertokoan ,
e. sampah dari hasil kegiatan pembangunan; dan sampah dari sekitar
jalan raya.

Kategorisasi lain yang ditetapkan oleh WHO membagi sampah


berdasarkan sumber penghasilan, yaitu; sampah rumah tangga (domestic
wastes), sampah pasar (commercial wastes), sampah binatang dan
pertanian (agricultural and animal wastes) dan sampah pertambangan
(mining wastes).

6
2.2 Pengelolaan Sampah
Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1997 bab iv pasal 9.

1. Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan


lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan
nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat.
2. Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu oleh
instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab
masing-masing, masyarakat, serta pelaku pembangunan lain dengan
memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan
kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan
penataan ruang, perlindungan sumber daya alam nonhayati,
perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan
perubahan iklim.
4. Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dikoordinasi oleh Menteri.

Pengelolaan sampah bukan hanya tanggungjawab dari pemerintah,


karena masyarakat juga memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawat
lingkungan agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Pengelolaan sampah dimulai dengan membagi jenis sampah atas dua


jenis sampah, organik dan non organik. Pembagian ini didasarkan atas
pemikiran bahwa sampah organik akan lebih mudah lapuk dan kembali
menjadi tanah dibanding sampah non organik. Contoh sampah organik
misalnya kertas bekas, karton bekas, kain bekas, daun pembungkus
makanan dan sampah lain yang bahan bakunya berasal dari bahan organik
di alam, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sampah non organik adalah
sampah-sampah yang tidak mudah lapuk dan bahan bakunya bukan dari

7
mahluk hidup, misalnya plastik, batu batere, bola lampu, kaca, barang bekas
terbuat dari logam. Sebenarnya ada jenis sampah ketiga, yaitu yang
termasuk kategori Bahan Beracun Berbahaya (B3), seperti batu baterai
bekas, PCB yang tak terpakai, sampah jenis ini dibuang ke sebuah
perusahaan pengelola sampah B3.

Dari pemilahan sampah didapatkan sampah organik dan sampah


anorganik, sampah anorganik dikelola melalui daur ulang dan dimusnahkan.
Sementara sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku
pembuatan pupuk kompos yang dapat digunakan untuk menambah nilai
ekonomis dan bermanfaat bagi lingkungan.

Pembuangan sampah yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat


mengakibatkan:
a. Tempat berkembang dan sarang bagi vector dan rodent.
b. Menjadi sumber pencemaran air, tanah, dan udara di sekitar timbunan
sampah.
c. Menjadi sumber dan tempat hidup bakteri pathogen.
d. Dapat menimbulkan bencana sampah apabila tidak dikelola dengan
baik.
Sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan
sampah basah yaitu sebesar 60-70 % dari total seluruh sampah. Ada
beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan antara lain:
a. penumpukan dan pengerukan tanah (open dumping). Dengan metode
ini, sampah tidak dimusnahkan tetapi dibiarkan membusuk menjadi
bahan organic.
b. Pengomposan atau composting. Cara ini adalah cara sederhana yang
menghasilkan pupuk dan nilai tambah secara ekonomi.
c. Pembakaran dengan incenerator. Dengan metode ini, sampah yang
dibakar harus dipastikan terbakar habis dan tidak menimbulkan sisa.
d. Pengurukan tanah atau sanitary landfill. Metode ini menggunakan
cekungan atau kubangan tanah yang kemudian ditimbun dengan tanah,
membutuhkan lahan yang luas dan tempat khusus.

8
2.3 Pengelolaan Sampah di Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
(FISIP) Universitas Jember
Di lingkungan Universitas Jember, sampah banyak ditemui dimana-
mana. Seperti hasil data dari observasi primer yang telah dilakukan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , petugas kebersihan mengeluhkan
banyaknya sampah yang dikumpulkan setiap hari rata-rata dihasilkan oleh
kegiatan mahasiswa dan tidak dibuang pada tempat yang telah disediakan,
sampah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi sampah tidak dapat di
daur ulang (anorganik) dan sampah dapat didaur ulang (organik).
Sampah yang dapat di daur ulang memiliki nilai ekonomis sehingga
sampah yang telah dikumpulkan nantinya akan dijual pada pengepul dan
menambah nilai ekonomis dari sampah yang telah dikumpulkan. Sampah
yang tidak dapat di daur ulang akan dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan
Sementara) untuk dipilah kembali oleh pengelola TPS. Sampah yang
terkumpul di TPS bukan hanya bersumber dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dan Fakultas lain nya di Universitas Jember , tetapi juga
penduduk setempat. Hasil pemilahan sampah didapatkan dua macam
sampah, yaitu sampah oganik dan sampah anorganik.
Sampah organik yang dapat di daur ulang diolah menjadi pupuk
Kompos, sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat di daur ulang akan
di kubur. Proses pengolahan kompos dilakukan melalui beberapa tahap.
Tahap pertama semua bahan daur ulang di diamkan selama satu minggu,
setelah satu minggu didiamkan sampah organik di giling di dalam mesin,
setelah proses penggilingan didapatkan bentuk yang lebih kecil dari awal
sampah organik didiamkan, tahap selanjutnya yaitu didiamkan selama satu
minggu. Dari hasil yang telah didiamkan tadi setiap minggu akan
dipilahsesuai waktunya dan akhirnya menjadi kompos yang siap digunakan.
Sampah anorganik yang juga diolah sama halnya dengan sampah
organik agar tidak mencemari lingkungan. Semua sampah anorganik berupa
plastik akan dikumpulkan menjadi satu yang selanjutnya dijual pada
pengepul untuk diolah lagi di sebuah lokasi yang berada di daerah Jember.
Sampah yang tadinya tidak bernilai dan bersifat merusak lingkungan

9
selanjutnya akan diolah kembali untuk dijadikan plastik lain atau kantong
kresek.
Peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian sampah adalah
sebagai berikut :
1. Alat pencatat hasil
2. Kantong plastik besar (poly bag)
3. Kotak pengukuran 40 L
4. Timbangan
5. Masker
6. Alat ukur

Sedangkan tata cara pengamatan adalah sebagai berikut ;


1. Mencatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah.
2. Mengumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah.
3. Mengangkut seluruh kantung plastik, ketempat pengukuran.
4. Menimbang kotak pengukur.
5. Menuang secara bergiliran kantung plastic tersebut ke kotak pengukur
40 liter.
6. Menghentakkan 3 kali kotak kantong plastic dengan mengangkat kotak
setinggi 20cm lalu dijatuhkan ke tanah.
7. Mengukur dan mencatat volume sampah.
8. Menimbang dan mencatat berat sampah.
9. Pilah sampah berdasarkan komponen komposisi sampah ( organic dan
anorganik )
10. Menimbang dan mencatat berat sampah.
11. Menghitung komponen komposisi sampah.

10
BAB 3. LOKASI PENGAMBILAN DAN WAKTU PENGAMBILAN DATA

3.1 Lokasi pengambilan


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember

11
Pengambilan dilakukan di enam titik lokasi yaitu :
Lokasi Pengambilan 1 depan ruang
ujian pasca sarjana

Lokasi Pengambilan 2 depan ruang


15A 103

Lokasi Pengambilan 3 depan ruang tata


usaha

Lokasi pengambilan 4 di halaman


(sampah daun)

Lokasi Pengambilan 5 di depan ruang


labolatorium

12
3.2 Waktu Pengambilan
Waktu pengambilan dlakukan pagi hari karena apabila dilakukan pada
siang atau sore hari sampah sudah diambil oleh tukang kebun untuk
dilakukan pembakaran sampah serta juka biambil siang hari terdapat
sebagian sampah yang bi ambil oleh pemulung.

Hari Ke Tanggal Jam


1 3 April 2015 07:00
2 4 April 2015 06:30
3 5 April 2015 06:30
4 6 April 2015 06:30
5 7 April 2015 06:30
6 8 April 2015 06:30
7 9 April 2015 06:30
8 10 April 2015 06:30

13
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran Timbulan sampah


Berikut adalah tabel hasil pengukuran berat timbulan sampah perhari
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember :

TABEL 1. BERAT KOTOR TIMBULAN SAMPAH


Titik sampah (kg)
No Tanggal Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Jumlah
pengambil pengambil pengambil pengambil pengam penga
Berat an 1 an 5 an 3 an 4 bilan 2 mbilan
Kotak 6
1 3-Apr 1.4 4.9 2.7 2.3 7.2 3.8 2.6 23.5
2 4-Apr 1.4 2.6 1.8 2.2 9.5 0 0 16.1
3 5-Apr 1.4 1.58 2.2 1.6 3.2 0 0 8.58
4 6-Apr 1.4 1.7 0 0 4.2 0 0 5.9
5 7-Apr 1.4 2.4 2.15 2.1 5.9 2.15 1.9 16.6
6 8-Apr 1.4 2.48 1.66 1.65 7.15 1.68 2.4 17.02
7 9-Apr 1.4 2.03 1.6 1.76 7.15 1.65 1.9 16.09
8 10-Apr 1.4 2.83 1.89 0 9.3 1.65 2.9 18.57
Jumlah 20.52 14 11.61 53.6 10.93 11.7 122.36

TABEL 2. BERAT BERSIH TIMBULAN SAMPAH

Titik sampah (kg)


No Tanggal Jumlah
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
pengam pengam pengam pengam pengam pengam
bilan 1 bilan 5 bilan 3 bilan 4 bilan 2 bilan 6
1 3 April 3,5 1.3 0.9 5.8 2.4 1.2 11.6
2 4 April 1.2 0.4 0.8 8.1 - - 10.5
3 5 April 0.18 0.8 0.2 1.8 - - 2.98
4 6 April 0.3 - - 2.8 - - 3.1
5 7 April 1 0.75 0.7 4.5 0.75 0.5 8.2
6 8 April 1.08 0.26 0.25 5.75 0.28 1 8.62
7 9 April 0.63 0.2 0.36 5.75 0.25 0.5 7.69
8 10 April 1.43 0.49 - 7.9 0.25 1.5 11.57

Jumlah 5.82 4.2 3.21 42.4 3.93 4.7 64.26

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa timbulan sampah yang


ada di FISIP lebih banyak pada saat kegiatan belajar mengajar atau kegiatan
perkuliahan dilaksanakan dibandingkan pada saat hari libur, yang
menunjukkan sampah di fakultas ini menurun drastis. Titik-titik timbulan

14
sampah pun juga berkurang. Jumlah sampah terbanyak menurut data diatas
adalah sampah di halaman. Sampah tersebut berupa sampah daun, dari
jumlah sampah daun yang diambil adalah sebagian sampah yang dihasilkan
karena jumlah sampah daun sangat banyak. Hal ini dikarenakan fakultas ini
memiliki banyak pohon, yang setiap hari daunnya berguguran. Jumlah
timbulan sampah di FISIP paling banyak adalah saat pertama melakukan
pengukuran. Sampah pada waktu itu terdiri dari banyak daun-daun basah,
kertas dan plastik.

4.2 Pengukuran volume


TABEL 3. VOLUME SAMPAH

Titik sampah (dm3) = p x l x t


No Tanggal Jumlah
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
pengambilan pengambilan pengambilan pengambilan pengambilan pengambilan
1 5 3 4 2 6
1 3 April 28 26 21.2 72 31.6 30.8 209.6
2 4 April 11.2 6.4 20.4 75.2 0 0 113.2
3 5 April 2 7.2 4.4 35.2 0 0 48.8
4 6 April 6.8 0 0 32.4 0 0 39.2
5 7 April 15.2 8.8 12 64.8 7.6 11.6 120
6 8 April 20 15.6 30.4 73.2 9.6 22.4 171.2
7 9 April 13.2 6.4 6.4 80 6.8 14.4 127.2
8 10 32.4 12 0 93.2 13.2 7.6 158.4
April
Jumlah 128.8 82.4 94.8 526 68.8 86.8 987.6

Menurut data diatas dapat dilihat bahwa volume timbulan sampah


paling banyak adalah pada pengukuran pertama. Volume terbesar pada
pengukuran ini ada di timbulan sampah halaman. Dimana di halaman
merupakan sampah daun-daun yang setiap pagi dibersihkan oleh petugas

15
kebersihan FISIP. Pengukuran paling sedikit adalah pada tanggal 6 April
2015. Pada saat itu merupakan hari minggu, dimana perkuliahan tidak ada
dan kegiatan ekstra kurikuler pun juga tidak diadakan. Saat pengambilan
timbulan sampah, sampah daun mendominasi di setiap harinya. Hal ini jelas
terlihat dari hasil pengukuran volume timbulan sampah perhari baik pada
pengukuran pertama maupun pengukuran kedelapan. Hal ini memang sangat
wajar adanya, karena memang sampah daun dari pepohonan di fakultas ini
sangat banyak.

4.3 Penggolongan sampah berdasarkan komponen sampah


Sampah berdasarkan komponennya terdiri dari sampah organik dan
sampah anorganik. Berikut adalah hasil prosentase sampah berdasarkan
komponen sampah:

16
Hari Jenis Berat % Komponen
sampah (kg)
1 Organik 6.3 54% kotak makan, putung rokok, kertas,
tissu, sampah daun, sisa makanan
dan kertas minyak
Anorganik 5.3 46% bekas botol air mineral, bungkus
permen, bekas air mineral gelasan,
plastik cilok dan bungkus jajan
2 Organik 8.3 79% daun, kertas, daun pisang, tissu,sisa
makanan, sisa kue, kotak rokok dan
putung rokok
Anorganik 2.2 21% sterofom makanan, bungkus jajan
plastik, coffe luak, botol
bearbrand,bungkus top coffe
3 Organik 1.93 65% sampah daun, putung rokok, sisa
kue, tissu, dan kertas
Anorganik 1.05 35% plastik, plastik bekas jajan dan bungkus
jajan
4 Organik 2.8 90% sampah daun, kertas (sedikit) dan
putung rokok

Anorganik 0.3 10% bekas air mineral gelasan, bungkus


jajan, bungkus permen dan bungkus kit
sepeda.
5 Organik 4.64 56% sisa makanan, putung rokok, sampah
daun dan tissu
Anorganik 3.56 44% sterofom sisa makanan, bungkus
permen, bungkus tea kotak, plastik
bungkus cilik
6 Organik 5.83 67% sampah daun, putung rokok, kertas
minyak, kertas no. kursi dan kardus sisa
kue
Anorganik 2.78 33% gelas plastik bekas jus, sendok makan
plastik dan sisa botol aqua
7 Organik 5.8 75% sampah daun, kertas minyak, putung
rokok, kulit pisang, , daun pisang dan
kulit buah manggis dsb
Anorganik 1.89 25% botol bekas susu, bekas air mineral
gelasan, mika bungkus kue, top coffe
dan bungkus jus

17
8 Organik 6.55 57% kertas, kardus sisa makan ( banyak),
sampah daun, kotak bungkus kue,
kertas manila,
Anorganik 5.02 43% bekas air mineral gelasan dan botok,
orotan pensil, kaleng bearbrand,
bungkus tolak angin.

Berat Bersih PenggolonganTimbulan Sampah


4.3.1 Komposisi sampah
1. Hari ke-1
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
6.3
= 11,6 x 100% = 54,31 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
5,3
= 11,6 x 100% = 45,69 %

2. Hari ke-2
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
8,3
= 10,5 x 100% = 79,05 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
2,2
= 10,5 x 100% = 20,95 %

3. Hari ke-3
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
1,93
= 2,98 x 100% = 64,77 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
1,05
= 2,98 x 100% = 35,23 %

4. Hari ke-4
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
2,8
= 3,1 x 100% = 90,32 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
0,3
= 3,1 x 100% = 9,68 %

18
5. Hari ke-5
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
4,64
= 8,2
x 100% = 56,59 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
3,56
= 8,2
x 100% = 43,41 %

6. Hari ke-6
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
5,83
= 8,61 x 100% = 67,71 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
2,78
= 8,61 x 100% = 32,29 %

7. Hari ke-7
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
5,8
= 7,69 x 100% = 75,42 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
1,89
= 7,69 x 100% = 24,58 %

8. Hari ke-8
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Organik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
6,55
= 11,57 x 100% = 56,61 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Anorganik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘+𝑎𝑛𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘) x 100%
5,02
= 11,57 x 100% = 43,39 %

Hasil dari data diatas menunjukkan bahwa perbandingan sampah


organik dan sampah anorganik di setiap pengambilan sampah sangat
terlihat. Sampah organik mendominasi setiap harinya. Sampah organik di
fakultas ini terdiri dari sampah daun (kering atau basah), kertas, kotak nasi,
sisa makanan. Sedangkan sampah anorganik terdiri dari plastik, bungkus
permen, botol air mineral, kemasan air mineral gelas, bolpoint, spidol, tali
rafia, dan stereform. Jumlah dan jenis sampah organik dan anorganik setiap

19
hari nya juga berbeda. Di beberapa hari banyak sampah daun, sampah
kertas, sampah plastik. Di beberapa hari ada sampah kertas, daun, botol air
mineral, bungkus permen. Sampah organik terutama daun tidak mengalami
penyusutan walau hari minggu dimana kegiatan perkuliahan libur. Hal ini
dikarenakan sampah daun merupakan sampah di fakultas bukan sampah
yang dihasilkan dari aktivitas akademika.

4.4 Metode pengukuran


Metode pengukuran untuk timbulan sampah yang kelompok kami
lakukan adalah dengan menimbang berat sampah setiap titik sampah. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui lokasi manakah yang memiliki timbulan
sampah paling banyak. Setelah dilakukan penimbangan, selanjutnya
dilakukan pengukuran volume. Langkah ini menggunakan kotak kayu
berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm.
Pengukuran volume dilakukan agar dapat diketahui volume sampah
setiap titiknya, hal ini digunakan untuk mengetahui volume terbesar dari
setiap lokasi timbulan sampah. Selanjutnya adalah memilah sampah
berdasarkan komponennya. Disini terbagi menjadi dua, yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Pemilahan ini juga berguna untuk
membedakan cara pengelolaan tiap-tiap sampah berdasarkan komponennya.
Hal ini dilakukan pula agar pengelolaan sampah dapat sesuai dengan cara
atau metode yang seharusnya digunakan untuk mengelola timbulan sampah
Adapun langkah yang kelompok kami lakukan untuk mengukur
timbulan sampah adalah sebagai berikut :
a. Menentukan titik timbulan sampah yang ada di FISIP.

b. Mengambil sampah yang ada di setiap titik sampah dan


memasukkannya kedalam kresek sampah setiap harinya.

c. Selanjutnya, memasukkan setiap sampah dari titik timbulan sampah


kedalam kotak pengukuran volume dengan tinggi 100cm.

d. Setelah itu, kami menimbang berat timbulan sampah setiap titik lokasi
timbulan menggunakan timbangan dengan skala 0,1 kg – 10 kg.

20
e. Setelah diukur volume sampah, sampah-sampah tersebut kita pilah
berdasarkan komponen penyusunnya, yaitu terdiri dari sampah
organik dan sampah anorganik.

f. Selesai pemilahan, kedua jenis sampah tersebut kita timbang beratnya


untuk menentukan persentase komponen sampah setiap harinya.

g. Hasil pengukuran dari hari pertama sampai hari kedelapan kita


analisis berdasarkan berat, volume, maupun komponen dari sampah
tersebut.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Wawancara 1: Kasubbag Umum dan Perlengkapan


Biodata Narasumber
Nama : Muhayat Zamroni
Tempat, tanggal lahir : Ponorogo, 11 Desember 1973
Jabatan : Kas sub bagian umum dan perlengkapan
Alamat : Jl. Srikoyo Atas No. 108 (Depan Dinkes)
No. Hp : 081336116099

Berdasarkan wawancara dengan bapak Muhayat Zamroni selaku kasub


bagian umum dan perlengkapan di Fakultas Ilmu Sosil dan Ilmu Politik
(FISIP), didapatkan informasi bahwa jumlah pegawai di fakultas tersebut
sebanyak 153 dengan jumlah dosen 90 orang dan karyawan 63 orang.
Jumlah ruangan di fakultas kurang lebih 78 ruangan. Yang terdiri dari
14 ruang kuliah, 31 ruang dekanat dan administrasi, 33 ruang fasilitas umum
yang terdiri dari 8 kamar mandi/wc, 4 gudang, 8 ruang tangga, 2 selasar
ruang tangga, 1 ruang dapur, 1 musholla, 2 kamar UKM, 6 ruang UKM dan
1 tempat parkir.
Tiap bulan melaksanakan kegiatan minimal 13-15 kegiatan yang pasti
menghasilkan sampah. Rata-rata 2 hari sekali ada acara atau kegiatan yang
diselenggrakan di fakultas ini. Kegiatan tersebut misalnya seperti rapat

21
pertemuan, seminar dosen maupun mahasiswa, kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan mahasiswa yang berkaitan dengan UKM, dll.
Sampah yang paling banyak dihasilkan di FISIP yakni sampah daun.
Hal tersebut karena memang di FISIP banyak terdapat pohon-pohon
dibandingkan fakultas yang lain seperti FKM, Kedokteran, dll. Seperti yang
kita ketahui bahwa sampah daun itu lama mengurainya sehingga akan
sangat menyulitkan dalam hal pengelolaan. Menurut bapak Muhayat
Zamroni dalam wawancara tersebut menjelaskan bahwa pengelolaan
sampah di FISIP tersebut masih kurang. Dikarenakan kesadaran dari
mahasiswa yang masih kurang mengenai kebersihan dari sampah itu sendiri.
Pihak fakultas sudah membuat dan menyediakan tempat-tempat sampah,
namun masih saja ditemukan sampah-sampah yang berserakan. Baik itu di
ruang kelas maupun di tempat-tempat sekitar kampus yang sering digunakan
mahasiswa.
Sebenarnya pengelolaan sampah sudah pernah dilakukan seperti
membuat pupuk dari sampah daun. Tetapi tidak berjalan lama, karena
pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama karena
sampah daun di FISIP dapat dibilang daun yang berukuran besar sedangkan
pihak pengelola tidak mempunyai alat pemotong daun sehingga daun susah
terurai menjad pupuk. Pengolahan sampah di FISIP juga menggunakan
meode pembakaran sampah yang setiap hari dilakukan. Tempat pembakaran
sampah dilakukan di belakang gedung FISIP lebih tepatnya disebelah kantin
FISIP, tetapi kemarin sampah tersebut dibakar di depan gedung karena ada
kesalah pahaman antara petugas kebersihan dengan tata usaha. Terdapat
tempat galian yang tidak dipakai tetapi dimanfaatkan oleh petugas
kebersihan untuk membakar sampah.
Di FISIP sampah yang dihasilkan oleh mahasiswa, dosen maupun staf
setiap harinya yaitu berupa sampah organik dan anorganik. Sampah yang
dihasilkan paling banyak yaitu dikantin dan cara pembuangan sampah yang
tidak teratur juga terjadi di kantin karena sering mahasiswa membuang
sampah sembarangan sehingga sampah menumpuk di belakang dan
berserakan di sekitar kantin yang terlihat jorok. Sampah yang dihasilkan di

22
bagian depan yaitu sampah daun, serta kertas dan sampah makanan dari
setiap kegiatan. Menurut narasumber sudah ada kebijakan yang mengatur
kebersihan dikantin tetapi tetap dilanggar dan pihak fakultas tidak bisa
mengatur lebih karena kantin juga sudah membayar kepada pihak fakultas.
Pohon-pohon yang menghasilkan Sampah daun tersebut tidak dapat
dipotong oleh pihak fakultas karena pohon-pohon tersebut menjadi milik
pihak pusat Universitas Jember, sedangkan jika rumput yang terdapat di
FISIP biasanya digunakan untuk makan hewan ternak masyarakat di sekitar
lingkungan kampus. Beberapa jenis sampah di FISIP juga di ambil oleh
pemulung yaitu botol bekas minuman atau kertas-kertas. Petugas keamanan
di FISIP kurang berjalan berdasarkan tugasnya, mereka hanya duduk di
tempat satpam dan ngobrol dengan teman-temanya.
Perilaku mahasiswa FISIP masih kurang baik untuk menyikapi hal
sampah di fakultasnya. Menurut narasumber mahasiswa sering membuang
sampah sembarangan, sangat sering membuang sampah di ruang kelas
tempat duduknya.
Menurut narasumber pengolahan sampah diFISIP sudah berjalan tetapi
petugas kebersihan terkadang menunggu teguran, biasanya dikamar mandi
sering ditemukan limah cair yang dihasilkan oleh manusia. Petugas
kebersihan juga setiap harinya mengontrol kebersihan ruang. Tempat yang
sering banyak sampah yaitu tempat mahasiswa yang biasanya nongkrong
atau mengerjakan tugas. Di FISIP sebenarnya sudah ada pemulung yang
biasanya mengambil sampah botol dan mereka diperbolehkan oleh pihak
fakultas dikarenakan sama-sama mencari penghasilan.
Dalam hal pengelolaan sampah ini, faktor dari luar memang lebih
banyak mendominasi. Seperti masalah sampah daun yang didapat dari
pohon-pohon di fakultas yang sebenarnya menjadi tanggung jawab pihak
pusat yakni pihak Universitas. Ketika ada pohon yang roboh atau sampah
daun yang dihasilkan terlalu banyak, maka fakultas tidak boleh
sembarangan dalam menebang. Tentunya hal tersebut menjadi penghambat
untuk pihak fakultas dalam mengelola sampah disana. Kurangnya inovasi
dalam pengelolaan sampah juga turut menjadi pemicu banyaknya sampah di

23
fakultas FISIP. Narasumber mengaku bahwa kesulitan untuk menyikapi hal
tersebut.
Harapan dari pihak fakultas, mereka berharap suatu saat dapat
menciptakan formula bagaimana pengelolaan sampah dengan baik.

4.5.2 Wawancara 2: petugas kebersihan

Biodata Narasumber
Nama : Toriman
Umur : 43 tahun
Jabatan : Petugas kebersihan
Lama bekerja : 20 tahun
Titik timbulan sampah yang ada di FISIP terdiri dari 3 titik timbulan
sampah, yaitu di depan, di belakang gedung, dan di area lantai dua. Dimana
sampah di belakang gedung merupakan tempat pembuangan akhir sebelum
di bakar. Sampah di depan gedung yang merupakan sampah daun, di
bersihkan setiap pagi, dan sampah di gedung lantai satu dimasukkan ke
dalam 4 bak sampah yang berukuran lebih besar. Dimana bak sampah ini
diletakkan di depan ruang tata usaha, di pojok utara, tengah, serta pojok
selatan. Sedangkan sampah di lantai dua, disediakan tempat sampah
berukuran kecil di setiap depan ruang kelas, lalu ada 1 bak sampah
berukuran besar di ruang paling utara.
Jumlah tenaga kebersihan di FISIP terdiri dari 7 orang, dimana 5 orang
bagian kebersihan dalam ruangan dan 2 orang bagian luar ruangan. Tenaga
kebersihan di dalam ruangan, bertugas membersihkan sampah di sekitar
ruang kelas dan mengumpulkan sampah ke tempat pembuangan akhir
sebelum dibakar, dan tenaga luar ruangan membersihkan sampah di
halaman gedung, baik sampah daun, merapikan rumput, dan mengambil
sampah-sampah di sekitar gedung.
Jenis sampah di FISIP terdiri dari sampah organik, dan anorganik.
Dimana kedua jenis sampah tersebut titik dipisahkan baik dari saat awal
pembuangan di kotak sampah, pewadahan, sampai saat di tempat
pembuangan akhir. Sampah organik terdiri dari daun, kertas-kertas dan sisa

24
makanan. Sampah anorganik terdiri dari stereform, bungkus-bungkus
makanan, bungkus permen dll.
Proses pengelolaan sampah di FISIP tidak dikelola dengan baik.
Dimana, saat terdapat timbulan sampah. Sampah tersebut di ambil dan
diwadahi di bak sampah lalu dibuang di tempat sampah di belakang gedung.
Setelah kering, sampah-sampah tersebut dibakar oleh petugas kebersihan.
Hal ini dikarenakan tidak adanya truk pengangkut sampah yang dapat untuk
mengambil sampah di FISIP untuk dibawa ke TPA Pakusari. Untuk
pengelolaan titik timbulan sampah, sampah yang terdapat pada titri. Setelah
kering, tumpukan sampah lalu dibakar tanpa memilah sampah organik
ataupun anorganik.
Dari hasil wawancara dengan petugas kebersihan ini didapatkan hasil
bahwa pengelolaan sampah di FISIP hanya dibakar ditempat terbuka. Hal
ini tidak disarankan untuk dilakukan, Para petugas kebersihan sampah
sebenarnya juga berharap sampah-sampah tersebut dapat dikelola, tetapi
karena sarana pengolahan tidak tersedia, sarana pengangkutan ke TPA juga
tidak ada, mereka akhirnya membakar sampah-sampah tersebut.

4.5.3 Wawancara 3 : mahasiswa


Dari kuisioner beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jember, didapat hasil sebagai berikut:
 Dari 16 mahasiswa, didapatkan hasil bahwa 13 mahasiswa
mengatakan sampah yang dihasilkan FISIP banyak, dan sisanya
mengatakan hasil sampah setiap harinya adalah sedang.
 Berdasarkan kuisioner ini, didapat hasil bahwa tempat pembuangan
sampah dari aktivitas mereka selama di kampus adalah kotak sampah
di sekitar ruang kelas.
 Hasil kuisioner selanjutnya, menjelaskan bahwa mayoritas timbulan
sampah yang ada di FISIP pengelolaannya kurang baik. Dari 16
mahasiswa, 9 mahasiswa mengatakan kurang baik, 1 mahasiswa
mengatakan buruk, dan sisanya mengatakan pengelolaan sampah di
FISIP sedang.

25
 Kebanyakan mahasiswa FISIP, jika melihat sampah yang berserakan
di sembarang tempat, mereka membiarkan saja sampah itu tanpa
memperdulikannya atau tidak mengambil sampah lalu dibuang ke
tempat sampah. Hal ini menyatakan pula bahwa kesadaran mahasiswa
akan pentingnya membuang sampah di tempat sampah masih rendah.
 Berdasarkan penggolongan sampah, menurut mahasiswa sampah di
FISIP masih tercampur, hal ini disebsbkan karena tidak tersedianya
sarana pembuangan dimana tempat sampah tersebut terdiri dari tempat
sampah khusus sampah organik, dan tempat sampah untuk sampah
anorganik.
Dari hasil kuisioner, timbulan sampah dikatakan banyak apabila
sumber sampah tiap hari menghasilkan sampah. Sedikit apabila sampah
hanya dapat ditemui dalam beberapa hari sekali saja.
Pengelolaan sampah kurang baik, karena sampah di FISIP hanya
dibakar saja tanpa melalui proses pengolahan sampah seperti di TPA.
Seharusnya pengelolaan sampah yang kurang baik, diubah menjadi
pengolahan sampah yang baik dan terpadu. Dalam hal ini, sampah daun
dapat dimanfaatkan untuk kompos, pupuk organic. Sedangkan anorganik
dapat di daur ulang atau di lakukan pengelolaan bank sampah.
Dari hasil wawancara, baik pada petugas kebersihan, kasubbag umum
dan perlengkapan, serta mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sampah di Fakultas ini masih
kurang, didasarkan pada ketidaktersedianya truk pengangkut sampah ke
TPA Pakusari, kurangnya kepedulian mahasiswa pada sampah yang
berserakan, kurangnya kesadaran anggota akademika FISIP akan pentingnya
pengelolaan sampah yang baik, tidak tersedianya sarana pembuangan
sampah yang sudah dibedakan antara sampah organik dan anorganiknya
serta tidak adanya rasa peduli pada lingkungan disekitarnya.

26
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya.
Berdasarkan hasil survey sampah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) dapat diketahui bahwa timbulan sampah yang ada di FISIP
banyak dihasilkan saat kegiatan belajar mengajar atau kegiatan perkuliahan
dilaksanakan. Pada hari libur, sampah di fakultas ini menurun drastis.
Observasi sampah dilakukan di enam titik yang ada di fakultas tersebut.
Jumlah sampah terbanyak yakni di halaman. Sampah tersebut berupa
sampah daun. Hal tersebut dikarenakan fakultas ini memiliki banyak pohon.
Jumlah timbulan sampah di FISIP paling banyak adalah saat pertama
melakukan pengukuran serta volume timbulan sampah paling banyak juga
pada pengukuran pertama. Perbandingan sampah organik dan sampah
anorganik di setiap pengambilan sampah sangat terlihat. Sampah organik
mendominasi setiap harinya. Sampah organik di fakultas ini terdiri dari
sampah daun (kering atau basah), kertas, kotak nasi, sisa makanan.
Sedangkan sampah anorganik terdiri dari plastik, bungkus permen, botol air
mineral, kemasan air mineral gelas, bolpoint, spidol, tali rafia, dan
stereform.
Menurut wawancara yang telah dilakukan, pengelolaan sampah di
fakultas tersebut masih kurang. Dikarenakan kesadaran dari mahasiswanya
yang masih minim mengenai kebersihan dan sampah itu sendiri. Pihak
fakultas sudah membuatkan maupun menyediakan tempat-tempat sampah,
namun masih saja ditemukan sampah-sampah yang berserakan. Baik itu di
ruang kelas, katin, maupun di tempat-tempat sekitar kampus yang sering
digunakan mahasiswa. Meskipun, dari hasil kuisioner mahasiswa sebanyak
16 orang dari 1.600 mahasiswa memang belum dapat diambil kesimpulan
mengenai perilaku mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan terutama
masalah sampah.

27
5.2 Saran
a. Sebaiknya pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menyediakan
tempat sampah yang dipisahkan antara organik dan anorganik.
b. Membuat peraturan yang tegas untuk seluruh kompenen fakulas baik itu
mahasiswa, dosen, para pegawai untuk membiasakan menjaga
kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.
c. Hindari pemusnahan sampah dengan cara membakar agar tidak
menyebabkan polusi udara.
d. Untuk masalah pepohonan yang ada di Fakultas lebih baik diusahakan
untuk menjalin kerja sama yang baik dengan pihak atas atau pihak
Universitas agar masalah sampah daun yang ada bisa diselesaikan.
e. Pemanfaatan sampah daun menjadi kompos sebaiknya segera dilakukan
untuk mengurangi sampah daun yang menumpuk. Hal tersebut juga
dapat mmberikan manfaat untk pihak fakultas. Misalnya jika kompos
dijual akan memberikan dana pemasukan untuk fakultas sehingga dapat
digunakan untuk kebutuhan fakultas berkaitan dengan mahasiswa,
dosen, dan seluruh komponen yang ada di fakultas.
f. Pihak fakultas sebaiknya membuat tempat pembuangan sampah
sementara. Sehingga sampah tidak hanya dibuang begitu saja ke tanah
yang ada di bagian belakang fakultas.
g. Untuk pihak Universitas hendaknya memberikan dana yang digunakan
untuk pengelolaan sampah di setiap fakultas yang ada. Sehingga

28
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20777/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada tanggal 24 April 2015)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_6_
PENGELOLAAN_SAMPAH.pdf (diakses pada tanggal 24 April 2015)
http://www.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/Indonesia-Hasilkan-625-
Juta-Liter-Sampah-Sehari (diakses pada tanggal 24 April 2015)
http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/diktatsampah-2010-
bag-1-3.pdf (diakses pada tanggal 23 April 2015)
http://www.pekanbaru.go.id/blh/index.php?option=com_content&view=article&i
d=38:pengelolaan-sampah-menurut-uu-no-18-tahun-2008 (diakses pada tanggal
23 April 2015)
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/02/pengelolaan-sampah-di-indonesia/
(diakses pada tanggal 23 April 2015)

29
LAMPIRAN

Sampah-sampah

alat yang digunakan

30
Proses Pengambilan dan Pengukuran Sampah

31
Pengisian Quisioner Mahasiswa

Wawancra Petugas Kebersihan

Wawancara Kasub Bagian Umum dan Perlengkapan

32
DISKUSI
Notulensi presentasi Kelompok 4
Moderator : Ian Fandi P 132110101107
Pertanyaan:
1. Nabigh Abdul Jabbar 132110101116
Bagaimana pengolahan sampah di FISIP?, dan adakah perbedaan
pengolahan pada jenis sampah organik dan anorganik?
 Semua jenis sampah di FISIP diolah dengan cara di bakar. Sampah
yang setiap hari dikumpulkan, ditimbun dan bila sudah kering akan
dibakar di belakang gedung. Dan untuk pemisahan sampah organik
dan anorganik, di FISIP tidak ada pemisahan, sampah organik dan
anorganik sama-sama dibakar.
2. Arsya Nur Azizah 132110101133
Bagaimana pengolahan sampai mulai dari timbulan sampah
sampah proses pengolahan sampah?, dan bagaimana pengangkutan
sampah nya?
 Pengolahan sampah di FISIP dimulai dari mengumpulkan sampah
di timbulan, lalu diangkut ke belakang gedung. Jika sampah
tersebut sudah kering, maka akan segera dibakar. Apabila hujan,
sampah basah maka sampah tersebut akan tetap ditimbun tanpa ada
pengolahan. Untuk pengangkutan sampah, sampah yang
dikumpulkan dibawa dengan bak atau tong besar, ditimbun di
belakang gedung untuk dibakar.
3. Ilham Wirananto 132110101068
Apakah ada perbedaan tempat sampah untuk sampah organik dan
anorganik di FISIP?, dan seperti apa contoh sampah tersebut?
 Tempat sampah di FISIP tidak ada perbedaan untuk tempat sampah
organik ataupun anorganik. Semua mahasiswa membuang sampah
di satu jenis tempat sampah. Jadi tidak ada pemisahan baik dari
pewadahan, pengangkutan, ataupun pengolahan sampah. Contoh
sampah organik adalah daun, ranting pohon, kertas. Sedangkan

33
sampah anorganik seperti botol plastik, stereform, bolpoint, spidol,
bungkus permen, bungkus snack makanan ringan.
4. Wildan Satrio 132110101161
Apakah pengolahan sampah di FISIP sudah baik?. Jika belum, apa
rekomendasi anda untuk pengolahan sampah nya?
 Pengolahan sampah di FISIP masih kurang baik, karena sistem
pengolahan sampahnya hanya ditimbun, lalu dibakar di tempat
terbuka. Pemisahan sampah juga tidak dilakukan. Sebenarnya
menurut bagian umum dan perlengkapan, pihak fakultas sudah
mengajukan upaya untuk menjadikan sampah organik menjadi
kompos. Tetapi karena memakan waktu yang lama, upaya ini
berhenti di tengah jalan. Berdasarkan wawancara dengan petugas
kebersihan, pihak fakultas juga sempat meminta kepada universitas
untuk mengangkut sampah dengan truk sampah., tetapi sampai
sekarang hal ini tidak pernah terlaksana.

34

Anda mungkin juga menyukai