Anda di halaman 1dari 16

Pembumian Dan Proteksi Tegangan sentuh

SISTEM PENTANAHAN/PEMBUMIAN
Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem,
Badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia
dari sengatan listrik, dan mengamankan komponenkomponen instalasi dari bahaya
tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, system pentanahan menjadi bagian
esensial dari sistem tenaga listrik.

Pembumian atau disebut juga pentanahan dalam sistem jaringan tegangan rendah
meskipun tinggi terdiri dari dua bagian yaitu: elektrode bumi dan hantaran pentanahan.
Tujuan dari Pembumian adalah sebagai pengaman dari kejut listrik yang disebabkan oleh
tegangan sentuh dan kerusakan alat yang disebabkan karena rusaknya isolasi. Tegangan sentuh
dapat terjadi karena kebocoran/kegagalan isolasi pada perlengkapan listrik seperti motor listrik,
seterika listrik, kotak hubung bagi dsb. Besar tegangan sentuh yang membahayakan manusia
adalah 50 V keatas (untuk tempat kering) atau 25 V keatas (untuk tempat lembab).

Tujuan pentanahan suatu system tenaga listrik secara umum adalah:

1. Mencegah timbulnya busur tanah akibat dari arus gangguan yang besar (>5 A)
2. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaatan listrik dan
lingkungan
3. Memproteksi peralatan
4. Mendapatkan keandalan penyaluran pada system baik dari segi kualitas, keandalan
ataupun kontinuitas penyaluran tenaga listrik dengan kontrol noise termasuk transien dari
segala sumber.
5. Membatasi kenaikan tegangan fasa yang tidak terganggu (sehat)

Pembumian dilakukan dengan cara menghubungkan peralatan listrik (seperti body motor
listrik, body kotak hubung bagi) dengan elektroda tanah yang ditanam didalam tanah. Penghantar
Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan dengan:
 bahan dan tipe konduktor, dan
 ukuran konduktor.
Sebagai tambahan, penghantar pembumian adalah tembaga dan alumunium.
Pemasangan penghantar juga dapat dilihat pada PUIL.

Alat yang dipakai dalam system pentanahan :


1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod).
2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari beberapa batang tunggal yang
dihubungkan paralel.
3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.
4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.
I. Jenis – Jenis elektroda pentanahan

Elektroda batang (ROD)


Elekroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi profil yang dipasangkan ke dalam tanah.
Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan sekalis menjadi landasan teori –
teori baru dari elektrodajenis lain.
Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan menancabkannya
kedalam tanah.kelebih elekroda jenis batang (ROD) adalah tidak memerlukan lahan yang luas.
Elektroda ini sering digunakan pada gardu – gardu induk.

Berikut rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD)

Dengan keterangan
RG = Tahanan pentanahan (ohm)
RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)
Ρ = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LR = panjang elektroda (meter)
AR = diameter elekroda (meter)
Eletroda pelat

Elektrodaplat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat
kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh
dengan menggunakan jenis – jenis elektroda yang lain. Pada umumnya elektroda ini ditanam
dalam.
Berikut rumusnya sob

Yaitu :
RP = tahanan pentanahan pelat (ohm)
P = tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LP = panjang pelat (m)
WP = lebar pelat (m)
TP = tebal pelat (m)

Elektroda Pita

Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang
bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dalam. Pemasangan eketroda jenis
ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan – lapisan tanah yang berbatu.

Disamping sulit pemsangannya, untuk mendapati nilai tahanan yang rendah juga akan
bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut pemasangan secara vertikal kedalam tanah dapat
dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar (horizontal) dan dangkal
Disamping itu, ternyata tahanan pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bentuk
konfigurasi elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau kombinasi antar keduanya
Berikut rumus dari perhitungannya :

Dimana :
RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)
P = Tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
LW = panjang total grid kawat (m)
dW = Diameter kawat (m)
AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m²0)
ZW = kedalaman penanaman (m)
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TAHANAN PENTANAHAN
Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :
1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan yang
ditanahkan.
2. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.

Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan
kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi
terhadap impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk
menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling elektroda
atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).

 TAHANAN JENIS TANAH (ρ)


Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang hemispherical R =
ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya ρ. Untuk berbagai
tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung pada beberapa faktor :

1. sifat geologi tanah


2. Komposisi zat kimia dalam tanah
3. Kandungan air tanah
4. Temperatur tanah

Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.Sifat Geologi Tanah Ini
merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar dari pada tanah
relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai tahanan jenis terendah,
sedang batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.
III. Jenis pentanahan yang digunakan berdasarkan standar IEEE yang
menjadi acuan terhadap sistem pentanahan pada suatu instalasi

Jenis-jenis Pentanahan (Sistem Grounding)

1. TN-S (Terre Neutral - Separate)


2. TN-C-S (Terre Neutral - Combined - Separate)
3. TT (Double Terre)
4. TN-C (Terre Neutral - Combined)
5. IT (Isolated Terre)

Pentanahan (Grouding) atau pembumian (Earthing) adalah penamaan dengan maksud yang
sama, pada sistim jaringan tenaga listrik tegangan rendah (LV Low Voltage) memiliki
karakteristik yang dapat dilihat pada sisi sekunder dari transformator MV/LV (Distribusi) dan
instalasi pembumian pada sisi peralatan tegangan rendah. Identifikasi jenis sistem pembumian
yang diterapkan pada jaringan tenaga listrik tegangan rendah didefinisikan dengan dua huruf,
yaitu :

1. Huruf Pertama, menyatakan koneksi netral transformator, seperti pada gamar dibawah ini :

Dari gambar diatas terdapat 2 kemungkinan untuk koneksi netral transforamtor ini, yaitu :
 Terhubung ke bumi , dilambangkan dengan huruf “T” (Terre)
 Tidak terhubung dengan bumi (terisolasi), dilambangkan dengan huruf “I” (Isolated)
2. Huruf Kedua yang menyatakan koneksi frame peralatan dengan bumi, , seperti pada gambar
dibawah ini :

Juga terdapat 2 kemungkinan untuk koneksi frame peralatan ini, yaitu :

 Terhubung ke bumi , disimbolkan dengan huruf “T”


 Terhubung dengan netral instalasi dimana peralatan tersebut terpasang, dilambangkan
dengan huruf “N”

Kombinasi dari kedua huruf ini memberikan tiga sistem konfigurasi pembumian, yaitu :
1. Sistim TT: Netral dari transformator dibumikan, dan frame peralatan dibumikan.
2. Sistim TN: Netral dari transformator dibumikan, dan frame peralatan dihubungkan
kenetral instalasi.
3. Sistim IT: Netral dari transformator tidak dibumikan (Isolated), dan frame peralatan
dihubungkan kenetral instalasi.

Sistem TN, seperti dalam IEC 60364 mencakup beberapa sub – system :
 Sistem TN-C : Jika N dan konduktor PE terhubung (PEN)
 Sistem TN-S : Jika N dan konduktor PE terpisah
 Sistem TN-C-S : Gabungan antara TN-C dan TN-S, dalam tingkatan distribusi listrik
TN-S diterapkan pada peralatan dibawah peralatan yang menggunakan TN-C, biasanya
peralatan setelah power suplay.
Secara keseluruhan jenis pentanahan ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

1. TN-C (Terre Neutral - Combined)


Pada sistem TN-C, saluran netral dari peralatan distribusi utama (sumber listrik) terhubung
lansung dengan saluran netral konsumen dan frame dari peralatan yang terpasang.
Dengan sistem ini konduktor netral digunakan sebagai konduktor pelindung dan gabungan antara
netral dengan pembumian sisi frame peralatan dikenal sebagai konduktor PEN (Prtective
Earthing and Neutral).
Sistem ini tidak diizinkan untuk konduktor kurang dari 10 mm2 atau untuk peralatan portabel.
Hal ini dikarenakan bila terjadi gangguan maka pada saat yang sama konduktor PEN membawa
arus unbalance phasa serta arus harmonisa tingkatan ketiga dan kelipatannya.
Untuk mengurangi dampak terhadap peralatan dan makhluk hidup disekitar peralatan tersebut,
maka pada penerapan sistim TN-C, konduktor PEN harus terhubung kesejumlah batang
elektroda untuk pembumian pada instalasi tersebut.

2. IT (Isolated Terre)
Dari huruf pertamanya ( I ) sudah jelas bahwa , pada sistem pembumian dengan jenis IT ini,
netral nya isolated (tidak terhubung) dengan bumi. Titik PE tidak terhubung ke saluran netral
tetapi lansung dihubungkan ke pembumian.

Pada penerapannya, titik netral pada sistim IT tidak benar – benar terisolasi dengan bumi, tetapi
masih dihubungkan dengan impdedansi Zs yang nilainya sangant tinggi yaitu sekitar 1000 ohm
sampai 3000 ohm. Hal ini untuk tujuan membatasi level tegangan over voltage ketika terjadinya
ganguan pada sistim tersebut.
IV.
Sistem

pengamanan bahaya sengatan listrik bagi manusia baik


terhadap sentuhan langsung maupun sentuhan tidak langsung.

1. Pengamanan Terhadap Sentuhan Langsung


Terdapat banyak cara atau metode pengamanan terhadap bahaya sengatan listrik dari
sentuhan langsung seperti yang dijelaskan berikut ini.

a. Menyekat dengan isolasi pengaman yang memadai


Memastikan bahwa kualitas isolasi pengaman baik dan melakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan dengan baik agar kondisi isolasi tetap berfungsi dengan baik. serta memasang
kabel sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku.

b. Menghalangi akses atau kontak langsung menggunakan enklosur, pembatas dan


penghalang
c. Menggunakan peralatan INTERLOCKING
Peralatan ini biasa dipasang pada pintu-pintu ruangan yang di dalamnya terdapat peralatan
yang berbahaya. Jika pintu dibuka, semua aliran listrik ke peralatan terputus (door switch).

2. Pengamanan Terhadap Sentuhan Tidak Langsung


Pentanahan (arde/grounding) merupakan salah satu cara konvensional untuk mengatasi
bahaya tegangan sentuh tidak langsung yang dimungkinkan terjadi pada bagian peralatan yang
terbuat dari logam. Untuk peralatan yang mempunyai selungkup/rumah tidak terbuat dari logam
tidak memerlukan sistem ini. Agar sistem ini dapat bekerja secara efektif maka baik dalam
pembuatannya maupun hasil yang dicapai harus sesuai dengan standar.
Tedapat dua hal yang dilakukan oleh sistem pentanahan, yaitu :
a. Menyalurkan arus dari bagian-bagian logam peralatan yang teraliri arus listrik liar ke tanah
melalui saluran pentanahan, dan
b. Menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan tanah sehingga tidak
membahayakan bagi yang menyentuhnya. Berikut ini contoh potensi bahaya tegangan sentuh
tidak langsung dan pengamanannya.

Tegangan sentuh (tidak langsung)


Peralatan yang digunakan menggunakan sistem tegangan fasa-satu, dengan tegangan
antara saluran fasa (L) dan netral (N) 220 V. Alat tersebut menggunakan sekering 200 A. Bila
terjadi arus bocor pada selungkup/rumah mesin, maka tegangan/beda potensial antara selungkup
mesin dan tanah sebesar 220 V. Tegangan sentuh ini sangat berbahaya bagi manusia. Bila
selungkup yang bertegangan ini tersentuh oleh manusia maka akan ada arus yang mengalir ke
tubuh manusia
Kondisi tegangan sentuh pada peralatan/beban listrik
Pengamanan dari tegangan sentuh dilakukan dengan membuat saluran pentanahan.
Saluran pentanahan ini harus memenuhi standar keselamatan, yakni mempunyai tahanan
pentanahan tidak lebih dari 0,1 Ohm. Jika tahanan saluran pentanahan sebesar 0,1 Ohm, dan arus
kesalahan 200 A, maka kondisi tegangan sentuh akan berubah menjadi : V = I x R = 200 x 0,1 =
20 V.

pentanahan sebagai pengaman terhadap tegangan sentuh


Bila tegangan ini tersentuh oleh manusia maka akan mengalir arus ke tubuh manusia
tersebut maksimum sebesar : I = V / Rk (Rk = tahanan tubuh manusia)
- Kondisi terjelek
Rk min= 200 Ohm, maka I = 20 / 200 = 0,1 A atau 100 mA
- Kondisi terbaik,
Rk maks = 1000 Kilo Ohm, maka I = 20 / 1.000.000 = 0,00002 A atau 0,02 mA.

Berdasarkan hasil perhitungan tesebut di atas terlihat demikian berbedanya tingkat bahaya
tegangan sentuh antara yang tanpa menggunakan pentanahan dengan yang menggunakan
pentanahan. Dengan saluran pentanahan peralatan jauh lebih aman. Karena itu pulalah, saluran
pentanahan ini juga disebut SALURAN PENGAMAN.
Walaupun begitu, untuk menjamin keefektifan saluran pentanahan, perlu diperhatikan
bahwa sambungan-sambungan harus dilakukan secara sempurna.
- Setiap sambungan harus disekrup secara kuat agar hubungan kelistrikannya bagus guna
memberikan proteksi yang baik.
- Kabel dicekam kuat agar tidak mudah tertarik sehingga kabel dan sambungan tidak mudah
bergerak.

Sambungan kabel pada steker/stop kontak yang dilengkapi pentanahan

Dengan kondisi sambungan yang baik menjamin koneksi pentanahan akan baik pula dan
bisa memberikan jaminan keselamatan bagi manusia (operator) yang mengoperasikan peralatan
yang sudah ditanahkan
Hubungan peralatan listrik dan penggunanya

Aliran arus listrik ke tanah


DAFTAR PUSTAKA
http://balibongan4.blogspot.co.id/2015/02/ardepembumian.html
http://antonabdullah93.blogspot.co.id/
http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/09/sistem-pengamanan-bahaya-sengatan.html
https://direktorilistrik.blogspot.co.id/2017/03/jenis-jenis-pentanahan-sistem-grounding-
lengkap.html
https://www.kelistrikanku.com/2016/05/elektroda-pentanahan.html

Anda mungkin juga menyukai