Siti Marlina Pembumian Sistem
Siti Marlina Pembumian Sistem
SISTEM PENTANAHAN/PEMBUMIAN
Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem,
Badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia
dari sengatan listrik, dan mengamankan komponenkomponen instalasi dari bahaya
tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, system pentanahan menjadi bagian
esensial dari sistem tenaga listrik.
Pembumian atau disebut juga pentanahan dalam sistem jaringan tegangan rendah
meskipun tinggi terdiri dari dua bagian yaitu: elektrode bumi dan hantaran pentanahan.
Tujuan dari Pembumian adalah sebagai pengaman dari kejut listrik yang disebabkan oleh
tegangan sentuh dan kerusakan alat yang disebabkan karena rusaknya isolasi. Tegangan sentuh
dapat terjadi karena kebocoran/kegagalan isolasi pada perlengkapan listrik seperti motor listrik,
seterika listrik, kotak hubung bagi dsb. Besar tegangan sentuh yang membahayakan manusia
adalah 50 V keatas (untuk tempat kering) atau 25 V keatas (untuk tempat lembab).
1. Mencegah timbulnya busur tanah akibat dari arus gangguan yang besar (>5 A)
2. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaatan listrik dan
lingkungan
3. Memproteksi peralatan
4. Mendapatkan keandalan penyaluran pada system baik dari segi kualitas, keandalan
ataupun kontinuitas penyaluran tenaga listrik dengan kontrol noise termasuk transien dari
segala sumber.
5. Membatasi kenaikan tegangan fasa yang tidak terganggu (sehat)
Pembumian dilakukan dengan cara menghubungkan peralatan listrik (seperti body motor
listrik, body kotak hubung bagi) dengan elektroda tanah yang ditanam didalam tanah. Penghantar
Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan dengan:
bahan dan tipe konduktor, dan
ukuran konduktor.
Sebagai tambahan, penghantar pembumian adalah tembaga dan alumunium.
Pemasangan penghantar juga dapat dilihat pada PUIL.
Dengan keterangan
RG = Tahanan pentanahan (ohm)
RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)
Ρ = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LR = panjang elektroda (meter)
AR = diameter elekroda (meter)
Eletroda pelat
Elektrodaplat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat
kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh
dengan menggunakan jenis – jenis elektroda yang lain. Pada umumnya elektroda ini ditanam
dalam.
Berikut rumusnya sob
Yaitu :
RP = tahanan pentanahan pelat (ohm)
P = tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LP = panjang pelat (m)
WP = lebar pelat (m)
TP = tebal pelat (m)
Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang
bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dalam. Pemasangan eketroda jenis
ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan – lapisan tanah yang berbatu.
Disamping sulit pemsangannya, untuk mendapati nilai tahanan yang rendah juga akan
bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut pemasangan secara vertikal kedalam tanah dapat
dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar (horizontal) dan dangkal
Disamping itu, ternyata tahanan pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bentuk
konfigurasi elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau kombinasi antar keduanya
Berikut rumus dari perhitungannya :
Dimana :
RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)
P = Tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
LW = panjang total grid kawat (m)
dW = Diameter kawat (m)
AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m²0)
ZW = kedalaman penanaman (m)
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TAHANAN PENTANAHAN
Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :
1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan yang
ditanahkan.
2. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan
kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi
terhadap impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk
menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling elektroda
atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).
Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.Sifat Geologi Tanah Ini
merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar dari pada tanah
relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai tahanan jenis terendah,
sedang batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.
III. Jenis pentanahan yang digunakan berdasarkan standar IEEE yang
menjadi acuan terhadap sistem pentanahan pada suatu instalasi
Pentanahan (Grouding) atau pembumian (Earthing) adalah penamaan dengan maksud yang
sama, pada sistim jaringan tenaga listrik tegangan rendah (LV Low Voltage) memiliki
karakteristik yang dapat dilihat pada sisi sekunder dari transformator MV/LV (Distribusi) dan
instalasi pembumian pada sisi peralatan tegangan rendah. Identifikasi jenis sistem pembumian
yang diterapkan pada jaringan tenaga listrik tegangan rendah didefinisikan dengan dua huruf,
yaitu :
1. Huruf Pertama, menyatakan koneksi netral transformator, seperti pada gamar dibawah ini :
Dari gambar diatas terdapat 2 kemungkinan untuk koneksi netral transforamtor ini, yaitu :
Terhubung ke bumi , dilambangkan dengan huruf “T” (Terre)
Tidak terhubung dengan bumi (terisolasi), dilambangkan dengan huruf “I” (Isolated)
2. Huruf Kedua yang menyatakan koneksi frame peralatan dengan bumi, , seperti pada gambar
dibawah ini :
Kombinasi dari kedua huruf ini memberikan tiga sistem konfigurasi pembumian, yaitu :
1. Sistim TT: Netral dari transformator dibumikan, dan frame peralatan dibumikan.
2. Sistim TN: Netral dari transformator dibumikan, dan frame peralatan dihubungkan
kenetral instalasi.
3. Sistim IT: Netral dari transformator tidak dibumikan (Isolated), dan frame peralatan
dihubungkan kenetral instalasi.
Sistem TN, seperti dalam IEC 60364 mencakup beberapa sub – system :
Sistem TN-C : Jika N dan konduktor PE terhubung (PEN)
Sistem TN-S : Jika N dan konduktor PE terpisah
Sistem TN-C-S : Gabungan antara TN-C dan TN-S, dalam tingkatan distribusi listrik
TN-S diterapkan pada peralatan dibawah peralatan yang menggunakan TN-C, biasanya
peralatan setelah power suplay.
Secara keseluruhan jenis pentanahan ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
2. IT (Isolated Terre)
Dari huruf pertamanya ( I ) sudah jelas bahwa , pada sistem pembumian dengan jenis IT ini,
netral nya isolated (tidak terhubung) dengan bumi. Titik PE tidak terhubung ke saluran netral
tetapi lansung dihubungkan ke pembumian.
Pada penerapannya, titik netral pada sistim IT tidak benar – benar terisolasi dengan bumi, tetapi
masih dihubungkan dengan impdedansi Zs yang nilainya sangant tinggi yaitu sekitar 1000 ohm
sampai 3000 ohm. Hal ini untuk tujuan membatasi level tegangan over voltage ketika terjadinya
ganguan pada sistim tersebut.
IV.
Sistem
Berdasarkan hasil perhitungan tesebut di atas terlihat demikian berbedanya tingkat bahaya
tegangan sentuh antara yang tanpa menggunakan pentanahan dengan yang menggunakan
pentanahan. Dengan saluran pentanahan peralatan jauh lebih aman. Karena itu pulalah, saluran
pentanahan ini juga disebut SALURAN PENGAMAN.
Walaupun begitu, untuk menjamin keefektifan saluran pentanahan, perlu diperhatikan
bahwa sambungan-sambungan harus dilakukan secara sempurna.
- Setiap sambungan harus disekrup secara kuat agar hubungan kelistrikannya bagus guna
memberikan proteksi yang baik.
- Kabel dicekam kuat agar tidak mudah tertarik sehingga kabel dan sambungan tidak mudah
bergerak.
Dengan kondisi sambungan yang baik menjamin koneksi pentanahan akan baik pula dan
bisa memberikan jaminan keselamatan bagi manusia (operator) yang mengoperasikan peralatan
yang sudah ditanahkan
Hubungan peralatan listrik dan penggunanya