Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan laporan ini. Berikut ini adalah
sebuah laporan dengan judul “ Arsitektur Tropis didaerah Vatutela”.
Melalui kata pengantar ini saya meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi
laporan ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat atau menyinggu perasaan
pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan laporan ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
laporan ini memberikan manfaat.
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Permasalahan ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 4
1.4 Lingkup Pembahasan ...................................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal ............................................. 5
2.2 Paradigma Desain Tropis .............................................................................................. 10
2.3 Strategi Desain Tropis ................................................................................................... 14
Dalam kehidupan ini pencahayaan, suhu dan kelembaban merupakan unsur penting bagi
manusia, hewan, maupun tumbuhan. pencahayaan, Suhu dan kelembaban udara juga
menentukan bagaimana makhluk tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya
sehinga mereka akan merasa nyaman ketika berada di rumah
Di Indonesia, perhatian dan kerjasama antara para ahli Arsitektur dengan ahli klimatologi
dan pertanian semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang kenyamanan
penghuni rumah. Pemanfaatan iklim untuk sebuah kenyamanan di Indonesia masih
kurang jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika
Serikat. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaian teknologi tinggi dan pengelolan yang
baik. Dalam keilmuan Arsitektur pencahayaan, suhu dan kelembaban udara biasanya
digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan kenyamanan dalam sebuak karya
Arsitektur. Dengan mengetahui pencahayaan, suhu dan kelembaban udara yang ada di
lingkungan tempat yang akan di bangun sebuah huniaan, kita dapat menentukkan
pemilihan jenis material yang sesuai, misalnya kaca yang diterapkan pada daerah yang
kurang pencaayaan, sehingga kaca tersebut akan memberikan cahaya dari matahari yang
maksimal, sebaliknya jika kaca tersebut di letakan pada daerah yang mempunyai
pencaayaan yang berlebih maka akan menumbulkan sebuah masalah baru.
Semakin berkembangnya bentuk bangunan dengan berbagai macam style arsiektur, maka
semakin banyaknya pula kebutuhan akan bangunan dengan style arsitektur tropis bagi
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tropis. Timbulnya bangunan bergaya
arsitektur tropis dipengaruhi oleh kebutuhan akan bangunan yang sesuai dengan iklim
topis, terutama pada negara Indonesia yang merupakan tergolong dalam iklim tropis
lembab, yang mana terbagi atas tiga area yaitu pegunungan, pantai dan perkotaan.
Perlua adanya pemahaman terkait aspek-aspek iklim tropis sebagai calon arsitek yang
akan berkancah di dunia pembangunan, selain itu memberikan gambaran desain
bangunan yang sesuai pada daerah iklim tropis, khususnya daerah pegunungan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan memahami Penataan Kawasan yang sesuai untuk arsitektur tropis
daerah pegunungan
1.3.2 Mengetahui dan memahami Bentuk bangunan yang sesuai untuk arsitektur tropis
daerah pegunungan
2. Usia
Orang berusia lanjut lebih suka dilingkungan yang lebih hangat dan tidak berangin
karena kemampuan metabolisme tubuh cenderung menurun (Satwiko, 2008)
3. Aktifitas
Aktivitas menimbulkan energi/panas tertentu dalam tubuh
Makin tinggi aktivitas, makin besar kecepatan metabolisme tubuh sehingga
makin besar panas yang dihasilkan.
Agar mendapatkan kenyamanan termal kembali, dapat memilih kegiatan yang
lebih tenang dan tidak menimbulkan banyak panas.
Faktor yang berkontribusi adalah makanan
Tubuh hangat karena pembakaran makanan
1. Temperatur Udara
Temperatur udara yang tinggi menyebabkan terjadinya overheating sepanjang tahun.
Ketidaknyamanan bagi manusia karena rentang temperatur sudah berada pada luar
comfort zone. Hal ini dapat diindikasikan dengan jumlah keringat yang berlebihan
pada tubuh manusia.
Salah satu cara untuk memperoleh kenyamanan suhu dalam sebuah ruang adalah
dengan mengatur kualitas udara, karena dengan pengaturan udara yang baik, proses
penguapan panas yang terlanjur terjebak dalam ruang bisa cepat berlangsung dan
keringat pada tubuh manusia pun dapat segera menguap.
2. Kelembaban Udara
Kelembaban yang tinggi laju penguapan keringat tidak menurun dan kemungkinan
akan meningkat, karena kondisi kelembaban yang rendah pada penguapan kulit
melalui pori-pori kecil pada permukaan kuit, ketika kelembaban naik dan kapasitas
penguapan dilingkungan menurun, keringat menyebar pada area kuit yang lebih luas.
Dengan cara ini tingkat penguapan yang direkomendasikan dapat dijaga pada area
kulit yang lebih luas saat kelembaban tinggi (Givoni, 1998)
4. Radiasi Matahari
Tubuh manusia akan mendapatkan panas pancaran dari setiap permukaan yang
suhunya lebih tinggi akan kehilangan panas atau memancarkan panas kesetiap objek
atau permukaan yang lebih dingin dari diri sendiri. Panas pancaan yang diperoleh atau
hilang tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara
permukaan-permukaan atau objek-objek yang memancar.
Penyaluran panas secara langsung lewat telapak kaki (walaupun luas telapak
kaki lebih kecil dari luas bagian tubuh lainnya, tetapi penting bagi
kenyamanan.
2.2.2 Tradition-based
Untuk mencegah keseragaman karena efek globalisasi dan memelihara kekayaan tradisi
local, William Lim dan Tan Hock Beng mengajukan strategi, yaitu :
Menguatkan kembali tradisi dengan arsitektur vernacular, traditional craft wisdom
Menemukan kembali tradisi : memadukan (hybrid) antara tradisi colonial dengan
tradisi melayu
Memperluas tradisi menggunakan struktur vernacular dengan tradisi seniman
setempat akan menambah nilai dan status tradisi
Menginterpretasikan kembali tradisi modern ke abstrak dan minimalis.
a. Reinvigorating tradition
Reinvigorating tradition adalah paradigma yang berbasis tradisi menerapkan prinsip
vernakuler yang berasal dari traditional craft wisdom mulai dari cara membangun
(metode konstruksi), struktur bangunan, dan penggunaan material yang cenderung
menekankan keaslian (otentik) agar terjadi keberlanjutan sejarah (Tzonis dkk, 2001)
b. Reinventing tradition
Reinventing tradition adalah sebuah gaya yang memadukan antara dua budaya
sehingga menghasilkan sebuah gabungan (hybrid). Misalnya sebuah bangunan
colonial, Belanda membangun dengan ekspresi gaya eropa namun dipadukan dengan
iklim dan material setempat sehingga muncullah gaya colonial belanda.
Tidak ada yang salah dalam pengembangan kekayaan sumber sumber masa lalu
kedalam bentuk baru yang inovatif, hal ini mencul karena kita juga menyesuaikan
dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang berubah menurut waktunya
(Lowenthal dalam Beng, 1998)
Karakteristik Extending tradition :
Mencari keberlanjutan dengan tradisi local
Mengutip secara langsung dari bentuk masa lalu
Tidak dilingkupi oleh masa lalu, melainkan menambahkannya dengan cara
inovatif
Interpretasi kita tentang masa lalu dirubah berdasar kepada perspektif dan
kebutuhan masa kini dan masa depan
Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan dan inovasi yang baru
Menggunakan struktur vernakuler dan tradisi craftsmanship
Mencari inspirasi dalam bentuk dan teknik yang unik dari bangunan
tradisional.
d. Reinterpreting tradition
Reinterpreting tradition, yaitu gaya dengan membawa esensi dari arsitektur vernakuler
pada bangunan modern. Penggunaan idiom kontemporer pada bangunan modern
dengan abstrak atau minimalis.
Pendekatan ini dilakukan dengan menyingkirkan pemulihan sentimental masa lalu dan
meninggalkan gerakan historical, sebaliknya akan menggunakan sebuah idiom
modern yang menyegarkan. Namun demikian, bangunan diciptakan melalu
pendekatan ini berdedikasi pada tempat dan sejarah tanpa terjebak oleh keduanya.
Perangkat formal tradisional tidak dibuang tetapi berubah dengan cara yang
menyegarkan sehingga ada pengakuan simultan dari masa lalu dan masa kini melalui
pernyataan abstrak dan biasanya minimalis.
Designer tidak serius menciptakan kondisi iklim yang dibutuhkan karena mereka
berfikir ikim bukan factor krusial dan hanya mementingkan image dari public terhadap
gaya arsitekturnya. Peniruan image tropis ini mengahasilan eksploitasi penggunaan
screen dan louver.
Adanya motivasi untuk mengikuti aliran yang menitikberatkan pada produk arsitektur
yang mempertimbangkan lingkungan seperti yang dilakukan oleh arsitek arsitek
terkenal.
Pola grid dengan Pola grid dengan sudut Pola berselang (jigsaw),
bangunan tegak lurus bangunan yang berbeda dengan sudut bangunan
dengan arah datang angin terhadap arah datang yang berbeda terhadap
angin arah datang angin
Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin (Krisan, et. al, 2001)
Ruang dengan geometri yang kompak dan sederhana dalam bentuk single zone
merupakan bentuk yang potensial untuk penghalauan panas. Sedangkan ruang
dengan tatanan multi-zone seperti di hunian modern, penghalauan panas
cenderung terhambat, sehingga suhu udara di dalam ruang (Ti) menjadi lebih
tinggi dari suhu luar (To). Ruang publik yang terbuka dilingkungan kampung
tradisional sudah tidak terdapat lagi di lingkungan hunian modern karena adanya
perubahan kebutuhan ruang. Di lingkungan modern ruang tersebut telah bergeser
ke dalam hunian dalam bentuk ruang tamu atau ruang keluarga yang lebih privat.
Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya kepadatan ruang di hunian
modern yang menghambat penghalauan panas.
Tipe dan layout vegetasi pada site harus disesuaikan dengan pola aliran udara pada tapak,
dengan pertimbangan estetika dan lingkungan. Fungsi utama vegetasi dalam
memanfaatkan pergerakan angin adalah untuk perlindungan terhadap angin, membelokkan
angin, menyalurkan dan mempercepat udara serta pengkondisian udara, sehingga dapat
mengurangi kebisingan, menghalau partikel debu, menyerap CO2 dan mengeluarkan O2
ke udara (Allard, 1998).
Menurut Mc.Clenon, 1974 (dalam S.Pranoto, 2008) dan Boutet (1987: 77), vegetasi
mempunyai potensi sebagai modifying factor untuk melakukan kontrol terhadap aliran
angin melalui berbagai cara, antara lain :
a. Kanopi tinggi dan pergola pada dinding dan jendela memberikan shading dan
mengurangi solar heat gain.
b. Tanaman rambat pada dinding dan di sekitar dinding memberikan naungan dan
mengurangi kecepatan angin (efek shading dan isolasi)
c. Tanaman lebat menurunkan temperatur udara di kulit bangunan sehingga mengurangi
konduksi dan infiltrasi heat gain.
d. Tanaman penutup tanah mengurangi radiasi matahari yang dipantulkan dan radiasi
long-wave yang dipancarkan ke arah dinding dari sekitarnya.
e. Menurunkan temperatur lingkungan sekitar condeser AC bangunan
ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 17
f. Mengurangi kecepatan angin sekitar bangunan, mengurangi tingkat infiltrasi dan
penggunaan energi pemanasan bangunan (efek isolasi)
Vegetasi berfungsi sebagai penyaring matahari dan penyerap radiasi panas, di mana sekitar 5-
30% sisa radiasi panas dari proses biologis berpengaruh pada iklim internal bangunan. Dalam
Wong et.al (2009) dijelaskan data awal dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
vegetasi dapat merefleksikan atau menyerap radiasi matahari antara 40-80%, tergantung pada
jumlah dan jenis tanaman. Perez et.al (2011) menjelaskan bahwa tingkat pencahayaan dan
faktor peneduh, serta temperatur permukaan dinding bangunan menunjukan kemampuan
besar dari penghijauan untuk mencegah radiasi.
Kanopi vegetasi sebagai filter radiasi matahari dan angin (Perez et.al (2011) dan Wong et.al
(2009)
Pada bangunan ber-AC, elemen opaque pada dinding harus mampu menahan panas,
mempertahankan temperatur dan kontrol kelembaban ruang dalam serta memberikan level
efisiensi energi yang cukup tinggi. Strategi yang dapat dilakukan antara lain:
Menggunakan bulk insulation yang akan mengurangi nilai transfer bahang ke dalam
bangunan.
2) Elemen Transparan
Penggunaan material
transparan sebagai dinding
eksternal pada bangunan
tropis-lembab harus
mempertimbangkan properti
optical kaca dan kemampuan
memerangkap bahang di
dalam ruang yang
menyebabkan efek rumah
kaca (menaikkan
temperature). Penggunaan
material transparan sebagai
dinding eksternal pada
bangunan tropis-lembab harus
mempertimbangkan properti
optical kaca dan kemampuan
memerangkap bahang di
dalam ruang yang
menyebabkan efek rumah
kaca (menaikkan temperature).
b) Inclined skin
Inclined skin merupakan dinding yang diangkat dan diorientasikan secara bebas
dengan sudut tertentu baik secaravertikal maupun horizontal, bisa berbahan
opaque maupun transparan.Tujuannya untuk meningkatkan performa termal
dengan mekanisme :
Meningkatan performa dinding
Menyediakan ventilasi
Memberikan pembayangan yang mencegah radiasi matahari dari sudut
yang rendah untuk masuk ke bangunan
Memberikan view dari bangunan dan ruang terbuka sekitar bangunan.
View dengan arah ke bawah dapat mengurangi resiko kesilauan
c) Thick skins
Thick skins adalah dinding bangunan dengan
kedalaman fasade dan proyeksi untuk
mendapatkan efek pembayangan dari matahari.
Beberapa metode pembayangan berdasarkan
orientasi matahari, yakni :
e) Valve effects
Valve effect merupakan penggunaan
elemen dinding yang diidentikkan dengan
sebuah katup untuk mengontrol
lingkungan internal. Sistem katup didesain
dengan bukaan pada kulit yang dapat
dibuka atau ditutup, disaring dan
diarahkan untuk memungkinkan udara dan
cahaya masuk.
Adapun prinsip desain atap yang sesuai iklim tropis lembab (Lauber (2005) dan Krishan
(2001) yakni:
Konstruksi atap diberi ventilasi dengan baik
untuk pergerakan udara pada ruang atap
Atap dibuat double-layer dilengkapi insulasi
reflektif
Permukaan eksternal diberi warna pastel terang
untuk merefleksikan radiasi matahari dan
meminimalkan penyerapan bahang.
Bubungan atap seharusnya tinggi untuk
menghasilkan perbedaan temperatur yang
maksimum dan menghasilkan aliran udara
maksimum
Atap memiliki kemiringan curam dengan untuk
mengatasi curah hujan tinggi di daerah tropis
Atap memiliki overhang untuk melindungi
dinding luar dari matahari dan hujan
Atap seharusnya ringan, memiliki U-value
(transmitansi bahang) yang tinggi dan kapasitas
bahang yang rendah agar tidak menyimpan
bahang.
C. Lantai Bangunan
Lantai merupakan salah satu elemen pembentuk bangunan yang dibutuhkan, dimana
memiliki fungsi dan kinerja yang akan mempengaruhi kondisi iklim mikro di dalam
bangunan. Adapun fungsi lantai meliputi :
Tempat berpijak di dalam bangunan sebagai penutup tanah.
Elemen yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penghuni, dimana
dapat menahan air tanah (kesehatan), kebersihan, pembeda ruangan, isolasi
temperature udara, dan memberikan keindahan.
Membentuk karakteristik ruang dengan pengkondisiannya terhadap lingkungan.
D. Desain Bukaan
Jendela mempunyai fungsi sebagai elemen bangunan yang memasukkan cahaya matahari,
angin, dan untuk melihat pemandangan (view) di luar bangunan.
Berdasarkan perletakannya, jendela dibagi menjadi 4 macam (Philips, 2000), yaitu:
1. Vertical window, tipe jendela yang mempunyai perbandingan tinggi lebih daripada
lebarnya.
2. Horizontal window, terdapat pada bangunan berlantai banyak yang dipisahkan oleh
floor spandrel. Bentuk jendela ini muncul setelah struktur rangka ditemukan.
ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 25
3. Window Wall, Jendela berada pada semua perimeter bangunan sehingga semua
dinding adalah jendela.
4. Overhead Window, Jendela berada pada bagian atas dinding.
Kaca dapat diatur shading coefficientnya untuk mengontrol bahang yang masuk ke dalam
bangunan. Berdasarkan sistemnya, kaca dibagi menjadi 4 macam, yaitu (Ander, 1995)
1. Metallic coating
Didesain untuk mengurangi perolehan bahang yang
masuk ke dalam ruangan. Terdapat beberapa macam coating, yaitu:
Reflective metallic coating: jenis coating yang mampu mengurangi transmisi
dan bahang
Low emmisitivity (low-e): meneruskan visible light tapi reflektif terhadap sinar
inframerah bahang.
Soft-coat: low-e yang dimodifikasi untuk mentransmisikan dan merefleksikan
dengan nilai tertentu sesuai dengan kondisi iklim suatu daerah
Hard coat: low-e coating yang disemprotkan saat masih panas sehingga tahan
terhadap korosi dan abrasi
2. Multipaned glazing
Cara memodifikasi performa kaca dengan merangkap
lapisan udara diam di antara panel-panel kaca sehingga thermal resistancenya menjadi
bertambah. Misalnya: sistem double-paned dan triple-paned.
3. Gas Fill
Bertujuan untuk menggantikan udara di antara dua
panel kaca, seperti: argon, krypton, dan sulfur hexafluoride sehingga trnsfer bahang
ke dalam ruangan menjadi berkurang.
4. Tinted glazing
Menggunakan material penyerap panas yang disebarkan pada seluruh permukaan kaca
sehingga dapat mengurang radiasi matahari yang masuk ke dalam ruangan. Namun,
metode ini juga menyebabkan visible spectrum juga berkurang.
E. Beranda/Teras
Teras atau beranda merupakan ruangan terbuka beratap yang strukturnya merupakan
perpanjangan dari struktur utama bangunan (wikipedia.org). Rumah tradisional Indonesia
memiliki lantai yang ditinggikan, sehingga teras rumah juga ikut lebih tinggi dari
permukaan tanah. Fungsi teras pada bangunan antara lain :
1) Sebagai ruang sosial, tempat bersantai
2) Sebagai wadah melakukan aktifitas ekonomi yang ringan seperti menenun, menjahit,
atau menganyam.
3) Untuk menerima tamu
4) Menggambarkan penerimaan dan keterbukaan terhadap sekitarnya.
5) Sebagai ruang perantara ruang luar dan dalam yang digunakan siang hari
Beberapa hal penting yang menjadi fokus perhatiannya dalam mendesain teras,
diantaranya :
Orientasi matahari diperlukan untuk mempertimbangkan perangkat perlindungan
dari paparan radiasi matahati untuk membantu meningkatkan kenyamanan seperti
shading, atap, dan sebagainya
View yang di dapat untuk pertimbangan tingkat privasi yang ingin diraih dan
pemandangan yang ada
G. Courtyard
Courtyard adalah lahan terbuka yang berada pada tengah-tengah ataupun samping
bangunan dan merupakan salah satu strategi passive design yang digunakan untuk
rumah/bangunan di daerah beriklim tropis, dimana mendapatkan banyak cahaya matahari
dan angin yang besar. Keberadaan courtyard dapat menciptakan atau bahkan memperkuat
iklim mikro pada bangunan di sekitarnya, jika dikombinasikan baik dengan tipe dinding,
bentuk bangunan dan landscape-nya.
Richard Hyde membagi courtyard menjadi 3 jenis, yaitu :
3.4 Alat
Alat :
a. Alat Pengukuran
Termometer
Hidrometer
Anemometer
Hobolodger
b. Alat Pendukung
Rollmeter
Kamera
Pulpen
Buku atau Kertas
Stopwatch atau Alarm
4.1.1 Lokasi
Lokasi penelitian di Area Wisata Tugu Perdamaian, Kelurahan Tondo, Kecamatan
Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.
4.3.1 Pencahayaan
4.3.1.2 Alat
Alat tulis
b. Ruang Keluarga
Bukaan Terbuka Bukaan Tertutup
d. Kamar Tidur 2
Bukaan Terbuka Bukaan Tertutup
Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan bahwa intensitas penerangan yang ada
di ruang tamu menunjukkan bahwa penerangan di ruangan ini memiliki kesehatan
lingkungan cukup tinggi dan cukup terang. Hal tersebut terjadi karena beberapa
faktor:
Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
Di ruang tamu terdapat bukaan jendela dan pintu yang besar
Tidak adanya vegetasi di luar jendela
Tidak adanya penghalang jendela seperti gorden pada saat pengukuran
berlangsung
b. Ruang Keluarga
Hasil yang diperoleh menujukkan bahwa intensitas penerangan cahaya yang ada di
ruang keluarga sedikit lebih gelap dari ruang tamu tetapi penerangan di ruangan ini
memiliki kesehatan lingkungan yang baik dan cukup terang. Hal tersebut terjadi
karena beberapa faktor:
Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
Bukaan jendela di ruang ini tidak menggunakan kaca
Ruangan ini terdapat pada bagian tengah rumah
c. Kamar Tidur 1
Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
Bukaan jendela berada disebelah timur
Ruangan sebelah timur
Tidak adanya vegetasi diluar ruangan
Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
Bukaan jendela berada disebelah timur
Ruangan sebelah timur
Tidak adanya vegetasi diluar ruangan
3.3.2.2 Alat
Alat tulis
Hygrometer
Timer
3.2.3.3 Hasil
WAKTU TERAS RUANG TAMU RUANG KELUARGA
10/5/19 15:00 32 29 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91
10/5/19 15:15 32 29 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91
10/5/19 15:30 32 29 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91
10/5/19 15:45 32 29 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91
10/5/19 16:00 31 28 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91
10/5/19 16:15 32 29 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91
10/5/19 16:30 32 29 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91
10/5/19 16:45 31 28 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91
10/5/19 17:00 31 28 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91
10/5/19 17:15 30 28 2 83 28 27 1 91 29 29 0 91
10/5/19 17:30 30 28 2 83 28 27 1 91 29 29 0 91
10/5/19 17:45 29 28 1 91 29 28 1 91 29 29 0 91
10/5/19 18:00 29 28 1 91 29 28 1 91 29 29 0 91
10/5/19 18:30 29 28 1 91 28 27 1 91 29 29 0 91
10/5/19 18:45 28 27 1 91 28 26 2 83 28 28 0 91
10/5/19 19:00 28 27 1 91 27 26 1 91 28 28 0 91
10/5/19 19:15 28 27 1 91 28 27 1 91 28 28 0 91
10/5/19 19:30 28 27 1 91 28 27 1 91 28 28 0 91
10/5/19 19:45 28 27 1 91 28 27 1 91 28 28 0 91
10/5/19 20:00 28 27 1 91 27 27 0 91 28 28 0 91
10/5/19 20:15 28 27 1 91 27 27 0 91 28 28 0 91
10/5/19 20:30 27 27 0 91 27 26 1 91 27 27 0 91
10/5/19 20:45 27 26 1 91 27 26 1 91 28 27 1 91
10/5/19 21:00 28 26 2 83 27 26 1 91 27 27 0 91
10/5/19 21:15 27 26 1 91 27 26 1 91 27 27 0 91
10/5/19 21:30 28 26 2 83 27 26 1 91 28 27 1 91
10/5/19 21:45 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91
10/5/19 22:00 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91
10/5/29 22:15 28 26 2 83 27 26 1 91 28 27 1 91
10/5/19 22:30 27 26 1 91 27 26 1 91 28 27 1 91
10/5/19 22:45 27 26 1 91 26 26 0 91 28 27 1 91
10/5/19 23:00 27 26 1 91 26 26 0 91 27 27 0 91
10/5/19 23:15 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91
10/5/19 23:30 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91
10/5/19 23:45 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91
11/5/19 0:00 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91
11/5/19 0:15 26 26 0 91 26 25 1 91 27 26 1 91
11/5/19 0:30 26 25 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91
11/5/19 0:45 26 25 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91
11/5/19 1:00 26 25 1 91 26 25 1 91 26 26 0 91
11/5/19 1:15 26 25 1 91 26 25 1 91 26 26 0 91
11/5/19 1:30 26 25 1 91 26 25 1 91 26 26 0 91
11/5/19 2:00 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 2:15 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 2:30 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 2:45 25 25 0 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 3:00 25 25 0 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 3:15 25 25 0 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 3:30 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 3:45 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 4:00 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 4:15 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 4:30 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 4:45 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 5:00 25 25 0 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 5:15 25 24 1 91 25 24 1 90 26 25 1 91
11/5/19 5:30 25 24 1 91 25 24 1 90 26 25 1 91
11/5/19 5:45 25 24 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 6:00 25 24 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 6:15 25 24 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/19 6:30 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91
11/5/09 6:45 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 7:00 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 7:15 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 7:30 27 26 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91
11/5/19 7:45 27 26 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91
11/5/19 8:00 27 26 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91
11/5/19 8:15 28 26 2 83 26 25 1 91 27 26 1 91
11/5/19 8:30 28 26 2 83 26 25 1 91 27 27 0 91
11/5/19 8:45 28 26 2 83 27 25 2 83 28 27 1 91
11/5/19 9:00 29 27 2 83 28 26 2 83 28 27 1 91
11/5/19 9:30 30 27 3 76 27 26 1 91 28 27 1 91
11/5/19 9:45 30 27 3 76 28 26 2 83 29 28 1 91
11/5/19 10:00 30 27 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91
11/5/19 10:15 30 27 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91
11/5/19 10:30 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91
11/5/19 10:45 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91
11/5/19 11:00 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91
11/5/19 11:15 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91
11/5/19 11:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 29 1 91
11/5/19 11:45 31 28 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91
11/5/19 12:00 32 29 3 76 29 27 2 91 30 28 2 83
11/5/29 12:15 32 28 4 70 29 27 2 91 31 29 2 83
11/5/19 12:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 28 2 83
11/5/19 12:45 32 28 4 70 30 28 2 91 30 29 1 91
11/5/19 13:00 32 28 4 70 29 28 1 91 30 28 2 83
11/5/19 13:15 32 27 5 64 29 27 2 91 30 29 1 91
11/5/19 13:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 28 2 83
11/5/19 13:45 32 28 4 70 29 27 2 91 30 28 2 83
11/5/19 14:00 33 28 5 64 29 27 2 91 30 29 1 91
11/5/19 14:15 32 28 4 70 30 28 2 91 30 29 1 91
11/5/19 14:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 29 1 91
11/5/19 14:45 32 27 5 64 30 27 3 76 30 29 1 91
4.2.3.4 Analisis
Dari hasil pengukuran menujukkan kondisi suhu yang cukup tinggi, sehingga udara
disekitar lokasi tersebut menjadi lebih panas. Hal tersebut dapat terjadi karena
dilakukan pada siang hari sekitar jam 13.00 wita. Dimana suhu udara cukup panas
dengan kondisi udara yang cukup panas dapat menimbulkan ketidak nyamanan yang
mendorong menurunnya produktivitas kerja seseorang.
Dari hasil pengukuran menunjukkan tingkat kelembaban yang tidak normal karena
disebabkan factor suhu yang cukup tinggi sehingga kelembaban tidak mencapai
standar.
.4.3.3.2 Alat
Alat tulis
Anemometer
Anemometer dan arah angin harus dipasang di tempat yang bebas dari halangan,
tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang datanya diperlukan, serta alat harus
dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah (biasanya 2 meter
untuk klimatologi dan 10 meter untuk lapangan).
.4.3.3.4 Hasil
a. Data Pagi
c. Data Sore
Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan bahwa kecepatan angin di salah satu rumah
yang ada di Vatutela menunjukkan bahwa kecepatanya sangat cepat dan terkadang lambat
karena dikarenakan beberapa vaktor yaitu :
KONSEP RE-DESAIN
Penataan Tapak
Pola Grid
Bangunan tegak lurus dengan arah datang angin
Topografi
Memanfaatkan kemiringan gunung untuk
memaksimalkan view dan menerima angin
Penataan Bangunan
Orientas terluas bangunan ke arah Utara-Selatan,
untuk meminimalisir penerimaan cahaya oleh kulit
bangunan
Vegetasi
Pemanfaatan vegetasi peneduh untuk melindungi kulit
bangunan
Layout Ruang
Teras
Ruang Tamu
Ruang Keluarga
Kamar Tidur
Untuk beristirahat
Geometri Bangunan
Lantai
Lantai rumah menggunakan beton
dan di lapisi dengan tehel mengkilat
berwarna putih
Dinding
Dinding menggunakan pasangan ½
bata dengan ketinggian 3,5 cm
Atap
Desain atap menggunakan atap
berbentuk perisai dengan lebar
overhang 80 cm, tinggi atap 2 m,
luas permukaan atap 80 m,
menggunakan material genteng
metal berwarna merah, dan
menggunakan plafon.
Bukaan
Menggunakan type vertical
window untuk jendelanya dan type
louver vertikal untuk ventilasi
bangunan serta menambahkan
beberapa bukaan jendela di
beberapa titik
Pemanfaatan sinar matahari dengan mengunakan solar cell sebagai sumber listrik. Pada siang
hari pemanfaatan sinar matahari dari bukaan-bukaan yang disediakan.
Penggunan ventilasi silang untuk pengaliran udara, dan pemanfaatan maksimal dari
penguapan dan pendinginan bumi, serta didukung oleh material bangunan yang mudah
menerima dan melepaskan panas. Selain itu adanya Semi-enclosed courtyard untuk open
space pada bangunan.
DENAH
TAMPAK DEPAN
PRESPEKTIV
6.1 Kesimpulan
Karakteristik ikim pada iklim tropis daerah pegunungan yaitu suhu tinggi pada siang hari
dan rendah pada malam hari, kecepatan angin tinggi dan kelembaban rendah. Potensi-
potensi ini dapat mendukung bentukan bangunan yang sesuai untuk daerah pegunungan.
Kenyamanan termal setiap orang relatif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
usia, jenis kelamin, dll.
6.2 Saran
Sebaiknya perlu penataan dan peninjauan kembali kawasan area Permukiman di Vatutela
dan bentuk bangunan Bangunanya untuk memaksimalkan dan memanaatkan potensi
iklim daerah setempat.