Anda di halaman 1dari 55

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan laporan ini. Berikut ini adalah
sebuah laporan dengan judul “ Arsitektur Tropis didaerah Vatutela”.

Melalui kata pengantar ini saya meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi
laporan ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat atau menyinggu perasaan
pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan laporan ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
laporan ini memberikan manfaat.

Palu, 29 Juni 2019

Penulis

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1


DATAR ISI .............................................................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Permasalahan ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 4
1.4 Lingkup Pembahasan ...................................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal ............................................. 5
2.2 Paradigma Desain Tropis .............................................................................................. 10
2.3 Strategi Desain Tropis ................................................................................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian .......................................................................................................... 31
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................................... 31
3.3 Deskripsi Bangunan ...................................................................................................... 31
3.4 Alat ................................................................................................................................. 31
3.5 Metode Analisa .............................................................................................................. 31

BAB IV. PEMBAHASAN


4.1 Lokasi Tapak ................................................................................................................. 32
4.2 Desain Bangunan ........................................................................................................... 33
4.3 Data Pengukuran ........................................................................................................... 37

BAB V. KONSEP OPTIMASI


5.1 Desain Bangunan ........................................................................................................... 49

BAB VI. PENUTUP


6.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 54
6.2 Saran ............................................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 55

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang

Dalam kehidupan ini pencahayaan, suhu dan kelembaban merupakan unsur penting bagi
manusia, hewan, maupun tumbuhan. pencahayaan, Suhu dan kelembaban udara juga
menentukan bagaimana makhluk tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya
sehinga mereka akan merasa nyaman ketika berada di rumah

Di Indonesia, perhatian dan kerjasama antara para ahli Arsitektur dengan ahli klimatologi
dan pertanian semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang kenyamanan
penghuni rumah. Pemanfaatan iklim untuk sebuah kenyamanan di Indonesia masih
kurang jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika
Serikat. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaian teknologi tinggi dan pengelolan yang
baik. Dalam keilmuan Arsitektur pencahayaan, suhu dan kelembaban udara biasanya
digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan kenyamanan dalam sebuak karya
Arsitektur. Dengan mengetahui pencahayaan, suhu dan kelembaban udara yang ada di
lingkungan tempat yang akan di bangun sebuah huniaan, kita dapat menentukkan
pemilihan jenis material yang sesuai, misalnya kaca yang diterapkan pada daerah yang
kurang pencaayaan, sehingga kaca tersebut akan memberikan cahaya dari matahari yang
maksimal, sebaliknya jika kaca tersebut di letakan pada daerah yang mempunyai
pencaayaan yang berlebih maka akan menumbulkan sebuah masalah baru.

Semakin berkembangnya bentuk bangunan dengan berbagai macam style arsiektur, maka
semakin banyaknya pula kebutuhan akan bangunan dengan style arsitektur tropis bagi
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tropis. Timbulnya bangunan bergaya
arsitektur tropis dipengaruhi oleh kebutuhan akan bangunan yang sesuai dengan iklim
topis, terutama pada negara Indonesia yang merupakan tergolong dalam iklim tropis
lembab, yang mana terbagi atas tiga area yaitu pegunungan, pantai dan perkotaan.

Bangunan-bangunan yang menganut arsitektur topis perlu memperhatikan iklim daerah


setempatnya, yang mana berfungsi sebagai acuan dalam mendesain rumah. Arsitektur
Tropis adalah sebuah karya Arsitektur yang mencoba untuk memecahkan
problematiciklim setempat, dalam hal ini iklim Tropis. Yang penting dalam Arsitektur
Tropis ialah apakah rancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada aspek-aspek
iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari,suhu udara tinggi, kelembapan tinggi dan
kecepatan angina rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada dialam
terbuka, menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis.

Perlua adanya pemahaman terkait aspek-aspek iklim tropis sebagai calon arsitek yang
akan berkancah di dunia pembangunan, selain itu memberikan gambaran desain
bangunan yang sesuai pada daerah iklim tropis, khususnya daerah pegunungan.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 3


1.2 Permasalahan
1.2.1 Penataan Kawasan yang tidak mendukung arsitektur tropis daerah pegunungan
1.2.2 Bentuk bangunan yang tidak sesuai dengan arsitektur tropis daerah pegunungan

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan memahami Penataan Kawasan yang sesuai untuk arsitektur tropis
daerah pegunungan
1.3.2 Mengetahui dan memahami Bentuk bangunan yang sesuai untuk arsitektur tropis
daerah pegunungan

1.4 Lingkup Pembahasan


1.4.1 Desain kawasan arsitektur tropis daerah pegunungan
1.4.2 Desain bangunan arsitektur tropis daerah pegunungan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kenyamanan Termal

Kenyamanan termal manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:


 Variabel personal (manusia): metabolisme(aktifitas manusia, usia, jenis kelamin) dan
pakaian
 Variabel fisik(lingkungan): temperatur udara, temperatur permukaan, pergerakan
udara dan kelembaban

2.1.1 Variabel Personal


a. Metabolisme

Metabolisme merupakan proses pelepasan energi secara oksidasi dalam tubuh


manusia yang mana tergantung pada kegiatan fisik
1. Jenis Kelamin
Perempuan menyukai lingkungan yang 1°C lebih hangat dari laki-laki (Satwiko,
2008)

2. Usia
Orang berusia lanjut lebih suka dilingkungan yang lebih hangat dan tidak berangin
karena kemampuan metabolisme tubuh cenderung menurun (Satwiko, 2008)

3. Aktifitas
 Aktivitas menimbulkan energi/panas tertentu dalam tubuh
 Makin tinggi aktivitas, makin besar kecepatan metabolisme tubuh sehingga
makin besar panas yang dihasilkan.
 Agar mendapatkan kenyamanan termal kembali, dapat memilih kegiatan yang
lebih tenang dan tidak menimbulkan banyak panas.
 Faktor yang berkontribusi adalah makanan
 Tubuh hangat karena pembakaran makanan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 5


4. Bentuk dan Ukuran Badan
 Proses perpindahan panas pada tubuh diperankan oleh keringat, nafas, kulit dan
darah sehingga sangat dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran badan.
 Manusia dengan bentuk dan ukuran badan yang besar memiliki permukaan kulit
yang luas dan lemak ya
 pucat bila kena air dingin karena darah menjauh dari kulit agar tidak banyak
panas yang hilang
5. Tingkat Kesehatan dan Psikologis
 Tingkat kesehatan berhubungan dengan aktifitas.
 Orang yang sakit memiliki tingkat aktifitas rendah sehingga metabolismenya pun
rendah.
 Kenyamanan termal erat kaitannya dengan kesehatan karena kondisi tubuh
kurang fit akan menerima sensasi panas/dingin yang berbeda dari kondisi sehat.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 6


b. Pakaian
 Pakaian mempengaruhi proses perpindahan panas
 Pada iklim dingin digunakan pakaian tebal dan apat agar panas tubuh tidak
terbuang keudara.
 Pada iklim panas digunakan pakaian yang tipis, ringan dan terbuka agar panas
tubuh tidak terbuang keudara.
 Manusia bisa memilih dan menentukan jenis pakaian demi mencapai kenyamanan
termal bagi dirinya.
 Untuk menentukan sifat pakaian yang digunakan dapat dilihat pada tabel pakaian
dan clothing.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 7


2.1.2 Variabel Fisik

1. Temperatur Udara
Temperatur udara yang tinggi menyebabkan terjadinya overheating sepanjang tahun.
Ketidaknyamanan bagi manusia karena rentang temperatur sudah berada pada luar
comfort zone. Hal ini dapat diindikasikan dengan jumlah keringat yang berlebihan
pada tubuh manusia.
Salah satu cara untuk memperoleh kenyamanan suhu dalam sebuah ruang adalah
dengan mengatur kualitas udara, karena dengan pengaturan udara yang baik, proses
penguapan panas yang terlanjur terjebak dalam ruang bisa cepat berlangsung dan
keringat pada tubuh manusia pun dapat segera menguap.

2. Kelembaban Udara

Kelembaban yang tinggi laju penguapan keringat tidak menurun dan kemungkinan
akan meningkat, karena kondisi kelembaban yang rendah pada penguapan kulit
melalui pori-pori kecil pada permukaan kuit, ketika kelembaban naik dan kapasitas
penguapan dilingkungan menurun, keringat menyebar pada area kuit yang lebih luas.
Dengan cara ini tingkat penguapan yang direkomendasikan dapat dijaga pada area
kulit yang lebih luas saat kelembaban tinggi (Givoni, 1998)

Perkiraan Kelembaban udara & Efek yang ditimbulkan oleh tubuh

RH 80% Kulit terasa lengket


RH > 90 % Kulit tubuh terasa lengket sekali & udara pengap hal ini serupa
dengan kondisi dikamar mandi seusai mandi dengan air hangat
RH 50-60% Merasa nyaman, kulit kering wajar
RH 40% Mulai terasa kekeringan yang tidak wajar, kulit cenderung
bersisik, bibir mulai kering, mata berair dan pedas, kertas foto
yang tergantung bebas melengkung
RH 0 % Terjadi gejala elektrostatis berupa loncatan listrik statis dari
suatu objek ke objek lain. Gejala ini mengejutkan bila terjadi
loncatan listrik antara kursi logam & tubuh

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 8


3. Gerakan Udara
Kecepatan angin (m/detik) penting dalam sistem pengudaraan, karena panas yang
dihasilkan dalam ruangan dapat dibawa keluar oleh pergerakan udara tersebut. Udara
yang tidak bergerak dalam ruangan tertutup menyebabkan pengguna merasa kaku
ataupun berkeringat.

4. Radiasi Matahari
Tubuh manusia akan mendapatkan panas pancaran dari setiap permukaan yang
suhunya lebih tinggi akan kehilangan panas atau memancarkan panas kesetiap objek
atau permukaan yang lebih dingin dari diri sendiri. Panas pancaan yang diperoleh atau
hilang tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara
permukaan-permukaan atau objek-objek yang memancar.

Empat cara pertukaran kalor pada tubuh manusia :

 Penyaluran panas secara langsung lewat telapak kaki (walaupun luas telapak
kaki lebih kecil dari luas bagian tubuh lainnya, tetapi penting bagi
kenyamanan.

 Perpindahan Kalor (konveksi) 25-30% ke udara sekeliling tubuh

 Radiasi panas kepada udara keliling yang lebih sejuk 40-60%

 Penguapan keringat dan pernapasan 25-30%

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 9


2.2 Paradigma Desain Tropis

2.2.1 Line, edge & shade


Tay Kheng Soon berpendapat bahwa desain seharusnya berorientasi ke depan non-
nostalgia dan tidak mengkopi gaya terdahulu tetapi berusaha menggunakan prinsip-
prinsip control lingkungan dari desain tradisional

Paradigma ini memiliki karakteristik sebagai berikut :


 Aplikasi pada high-rise dan high density.
 Forward looking expression, non nostalgia dan tidak mengkopi gaya-gaya
terdahulu
 Prinsip control lingkungan seperti desain terbuka dan pembayangan
 Ekspresi keregionalannya merupakan bahasa dalam iklim tropis yang
memberikan kenyamanan
 Material yang digunakan menggunakan material modern/non tradisional dengan
fabrikasi.

2.2.2 Tradition-based

Tan Hock Beng berpendapat bahwa perlu membangkitkan ketradisionalan dalam


arsitektur tropis asia dan mengusulkan desain berbasis tradisi untuk menciptakan
arsitektur tropis dimana bentuk tradisional merupakan ekspresi dari inspirasi dan
identitas.
Tipe bangunan tradisional tropis antara lain :
 Bentuk atap besar dan luas, cross ventilation, teras, courtyard, material local,
ada unsur air dan landscape.
 Material berupa tradisional, modern atau kombinasi keduanya tergantung
strategi yang digunakan.
 Tipikal bangunan tradisional tropis yang sring digunakan dapat dilihat dari
pembuatan denah yang disusun memungkinkan untuk ventilasi silang, memiliki
teras dan courdyard, material local dan unsur air dan landscape.
 Bangunan yang dibangun dengan paradigma ini bertujuan untuk menyesuaikan
bangunan dengan iklim setempat serta mempertahankan tradisi dan identitas
daerah.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 10


 Kearifan local suatu daerah merupakan hal yang tepat untuk menjadi
pertimbangan dalam membangun bangunan yang telah melalui proses “trial and
error”. Oleh karena itu, bangunan tradisional yang ada saat ini merupakan
penyempurnaan desain yang gagal sebelumnya dan masyarakat setempat
menganggap sebagai bangunan yang paling nyaman. Ekspresi bangunan yang
menggunakan paradigm ini berdasarkan strategi menonjolkan tradisi.
 Performance bangunan disesuaikan dengan iklim setempat dan berdasarkan
bentuk bangunan tradisional daerah asal dengan menyesuaikan diri dengan
daerah baru. Material yang digunakan bisa tradisional, modern atau gabungan.
Paradigma ini memasukkan unsur tradisi didalam arsitektur tropis. Pitch roof,
penghawaan silang, halaman, bukaan tradisional, material tropis, air, lansekap, dan
aplikasi berbagai elemen yang dapat menjamin integrasi alam dengan ekspresi
tradisional.

Untuk mencegah keseragaman karena efek globalisasi dan memelihara kekayaan tradisi
local, William Lim dan Tan Hock Beng mengajukan strategi, yaitu :
 Menguatkan kembali tradisi dengan arsitektur vernacular, traditional craft wisdom
 Menemukan kembali tradisi : memadukan (hybrid) antara tradisi colonial dengan
tradisi melayu
 Memperluas tradisi menggunakan struktur vernacular dengan tradisi seniman
setempat akan menambah nilai dan status tradisi
 Menginterpretasikan kembali tradisi modern ke abstrak dan minimalis.

Dalam tradition based di bagi menjadi tiga paradigm yaitu :

a. Reinvigorating tradition
Reinvigorating tradition adalah paradigma yang berbasis tradisi menerapkan prinsip
vernakuler yang berasal dari traditional craft wisdom mulai dari cara membangun
(metode konstruksi), struktur bangunan, dan penggunaan material yang cenderung
menekankan keaslian (otentik) agar terjadi keberlanjutan sejarah (Tzonis dkk, 2001)

b. Reinventing tradition
Reinventing tradition adalah sebuah gaya yang memadukan antara dua budaya
sehingga menghasilkan sebuah gabungan (hybrid). Misalnya sebuah bangunan
colonial, Belanda membangun dengan ekspresi gaya eropa namun dipadukan dengan
iklim dan material setempat sehingga muncullah gaya colonial belanda.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 11


c. Extending Tradition
Extending Tradition adalah gaya yang tetap berprinsip pada arsitektur vernakuler,
namun bangunan ditransformasikan ke gaya yang modern. Menghadirkan kembali
bentuk pengalaman masa lalu berupa tradisi dan budaya untuk dinikmati sebagai
pengalaman kultur tropis suatu tempat melalui karya arsitektur baik bentuk maupun
fitur bangunan.

Tidak ada yang salah dalam pengembangan kekayaan sumber sumber masa lalu
kedalam bentuk baru yang inovatif, hal ini mencul karena kita juga menyesuaikan
dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang berubah menurut waktunya
(Lowenthal dalam Beng, 1998)
Karakteristik Extending tradition :
 Mencari keberlanjutan dengan tradisi local
 Mengutip secara langsung dari bentuk masa lalu
 Tidak dilingkupi oleh masa lalu, melainkan menambahkannya dengan cara
inovatif
 Interpretasi kita tentang masa lalu dirubah berdasar kepada perspektif dan
kebutuhan masa kini dan masa depan
 Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan dan inovasi yang baru
 Menggunakan struktur vernakuler dan tradisi craftsmanship
 Mencari inspirasi dalam bentuk dan teknik yang unik dari bangunan
tradisional.

d. Reinterpreting tradition
Reinterpreting tradition, yaitu gaya dengan membawa esensi dari arsitektur vernakuler
pada bangunan modern. Penggunaan idiom kontemporer pada bangunan modern
dengan abstrak atau minimalis.
Pendekatan ini dilakukan dengan menyingkirkan pemulihan sentimental masa lalu dan
meninggalkan gerakan historical, sebaliknya akan menggunakan sebuah idiom
modern yang menyegarkan. Namun demikian, bangunan diciptakan melalu
pendekatan ini berdedikasi pada tempat dan sejarah tanpa terjebak oleh keduanya.
Perangkat formal tradisional tidak dibuang tetapi berubah dengan cara yang
menyegarkan sehingga ada pengakuan simultan dari masa lalu dan masa kini melalui
pernyataan abstrak dan biasanya minimalis.

Menginterpretasikan kembali terhadap nilai nilai dalam arsitektur vernakuler.


Hasilnya berupa defamiliarisasi yakni pengasingan bentuk, dimana bentuk tradisional
itu ada tapi tidak Nampak.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 12


2.2.3 New Screen & Louver Kitsch
New Screen & Louver Kitsch adalah meniru gaya tropis modern yang sering
menggunakan sunshading yang diasosiaan sama dengan arsitektur tropis, louver pada
fasade tidak efektif memberikan pembayangan, hanya memberi kesan tropis sekilas
semata.

Designer tidak serius menciptakan kondisi iklim yang dibutuhkan karena mereka
berfikir ikim bukan factor krusial dan hanya mementingkan image dari public terhadap
gaya arsitekturnya. Peniruan image tropis ini mengahasilan eksploitasi penggunaan
screen dan louver.

Paradigm ini lahir karena adanya beberapa factor, yaitu :


Adanya peniruan dari image tropis modern, misalnya louver pada fasade yang tida
membayangi ruang secara efektif karena kemungkinan masih di korelasikan secara
tidak tepat seperti peralatan shading yang asli dan hanya memberi kesan bahwa elemen
tersebut adalah control iklim tropis.

Adanya motivasi untuk mengikuti aliran yang menitikberatkan pada produk arsitektur
yang mempertimbangkan lingkungan seperti yang dilakukan oleh arsitek arsitek
terkenal.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 13


2.3 Strategi Desain Tropis

2.3.1 Housing Layout dan Shelter Desain


A. Penataan Tapak
Kondisi iklim, tapak dan lingkungan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan lahan.
Menurut Evans (1980) dan Santamouris (1998), faktor yang mempengaruhi
kenyamanan termal adalah.

Penataan orientasi bangunan di daerah tropis bertujuan :


1) Pertimbangan desain berkaitan dengan radiasi matahari dan angin, dimana sinar
matahari diterima hampir di sepanjang tahun( Tamimi, et.al, 2011).
2) Sebagai pengontrol parameter iklim seperti angin dan matahari yang berpengaruh
terhadap temperatur tapak.Orientasi yang berbeda akan menyebabkan perbedaan
temperatur udara di dalam ruangan (Jamala, et.al, 2003).
3) Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin dapat dilihat di bawah ini

Pola grid dengan Pola grid dengan sudut Pola berselang (jigsaw),
bangunan tegak lurus bangunan yang berbeda dengan sudut bangunan
dengan arah datang angin terhadap arah datang yang berbeda terhadap
angin arah datang angin

Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin (Krisan, et. al, 2001)

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 14


B. Topografi
Topografi akan mempengaruhi pergerakan udaya yang berdampak pada temperatur
kawasan dan menggambarkan pengaruh topografi terhadap pergerakan angin, yaitu :

a. Kemiringan bukit membelokan angin


pada tapak yang berefek terhadap
kekencangan angin. Angin yang kencang
akan lebih dirasakan pada arah kemiringan
bukit

b. Profil bukit mengalihkan angin yang


akan terasa pada jarak yang jauh sehingga
mempengaruhi kecepatan angin pada jarak
tertentu.

c. Lembah di perbukitan akan


menyalurkan angin dan memberikan
pengaruh terhadap kondisi termal sebagai
aliran udara yang memberikan penyejukan
pada daerah lereng

d. Aliran udara yang disalurkan di antara


bukit akan menghasilkan variasi
kecepatan, dimana dibelokkan sesuai
dengan profil bukit akibat aliran kecepatan
angin yang melewati celah antara bukit.

e. Pengaruh Posisi Bangunan terhadap


Pola Pergerakan Angin Berdasarkan
Kondisi Topografi (Boutet, 1987)

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 15


C. Penataan Bangunan
Penataan bangunan dan ruang di daerah tropis harus memperhatikan hal - hal penting
untuk diperhatikan:
a. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing - masing
bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.
b. Orientasi Utara-Selatan (condong untuk mencegah pemanasan fasad yang lebih
lebar ke ruang internal). Orientasi bangunan juga sebaiknya tegak lurus terhadap
arah angin, namun juga harus memiliki perlindungan yang tepat terhadap
masuknya hujan.
c. Ruangan ditata side-by-side untuk mengijinkan ventilasi silang. Keterbukaan atau
tidak adanya sekat ruang didalam hunian membantu pelepasan panas menjadi
lebih mudah (Santosa, 2001).
d. Rangkaian ruang-ruang terbuka harus tidak memiliki koridor/ partisi internal yang
menghalangi sirkulasi udara dan tangga sebaiknya ditempatkan secara eksternal
pada ujung (nok) atap rumah (yang menonjol).

Orientasi bangunan tegak lurus dengan sumbu U-S

Ruang dengan geometri yang kompak dan sederhana dalam bentuk single zone
merupakan bentuk yang potensial untuk penghalauan panas. Sedangkan ruang
dengan tatanan multi-zone seperti di hunian modern, penghalauan panas
cenderung terhambat, sehingga suhu udara di dalam ruang (Ti) menjadi lebih
tinggi dari suhu luar (To). Ruang publik yang terbuka dilingkungan kampung
tradisional sudah tidak terdapat lagi di lingkungan hunian modern karena adanya
perubahan kebutuhan ruang. Di lingkungan modern ruang tersebut telah bergeser
ke dalam hunian dalam bentuk ruang tamu atau ruang keluarga yang lebih privat.
Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya kepadatan ruang di hunian
modern yang menghambat penghalauan panas.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 16


D. Vegetasi

Tipe dan layout vegetasi pada site harus disesuaikan dengan pola aliran udara pada tapak,
dengan pertimbangan estetika dan lingkungan. Fungsi utama vegetasi dalam
memanfaatkan pergerakan angin adalah untuk perlindungan terhadap angin, membelokkan
angin, menyalurkan dan mempercepat udara serta pengkondisian udara, sehingga dapat
mengurangi kebisingan, menghalau partikel debu, menyerap CO2 dan mengeluarkan O2
ke udara (Allard, 1998).

Menurut Mc.Clenon, 1974 (dalam S.Pranoto, 2008) dan Boutet (1987: 77), vegetasi
mempunyai potensi sebagai modifying factor untuk melakukan kontrol terhadap aliran
angin melalui berbagai cara, antara lain :

 Menghalangi dan menyaring aliran (obstruction dan filtering).


 Mengarahkan aliran angin (redirecting) atau channeling guidance.
 Defleksi dan intesepsi

Kontrol angin oleh vegetasi (S.Pranoto, 2008 dan Lechner, 2000)

Tanaman dapat mempengaruhi temperatur ruangan dan beban pendinginan/ pemanasan


bangunan melalui beberapa cara (Givoni, 1998):

a. Kanopi tinggi dan pergola pada dinding dan jendela memberikan shading dan
mengurangi solar heat gain.
b. Tanaman rambat pada dinding dan di sekitar dinding memberikan naungan dan
mengurangi kecepatan angin (efek shading dan isolasi)
c. Tanaman lebat menurunkan temperatur udara di kulit bangunan sehingga mengurangi
konduksi dan infiltrasi heat gain.
d. Tanaman penutup tanah mengurangi radiasi matahari yang dipantulkan dan radiasi
long-wave yang dipancarkan ke arah dinding dari sekitarnya.
e. Menurunkan temperatur lingkungan sekitar condeser AC bangunan
ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 17
f. Mengurangi kecepatan angin sekitar bangunan, mengurangi tingkat infiltrasi dan
penggunaan energi pemanasan bangunan (efek isolasi)

Vegetasi berfungsi sebagai penyaring matahari dan penyerap radiasi panas, di mana sekitar 5-
30% sisa radiasi panas dari proses biologis berpengaruh pada iklim internal bangunan. Dalam
Wong et.al (2009) dijelaskan data awal dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
vegetasi dapat merefleksikan atau menyerap radiasi matahari antara 40-80%, tergantung pada
jumlah dan jenis tanaman. Perez et.al (2011) menjelaskan bahwa tingkat pencahayaan dan
faktor peneduh, serta temperatur permukaan dinding bangunan menunjukan kemampuan
besar dari penghijauan untuk mencegah radiasi.

Kanopi vegetasi sebagai filter radiasi matahari dan angin (Perez et.al (2011) dan Wong et.al
(2009)

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 18


2.3.2 Elemen Bangunan
A. Dinding Bangunan
Pada dasarnya terdapat dua kategori dinding yaitu (Koenigsbergar, 1973):
1. Dinding eksternal (line of enclosure), yaitu kulit bangunan yang memisahkan
bagian interior dengan eksteriornya dalam batasan udara dan kelembaban
2. Dinding internal (partisi dalam ruang) Tipe-tipe desain dinding bangunan seperti
berikut:
a) Thin skins
Thins skins adalah elemen dinding sebagai
kulit yangberfungsi sebagai filter iklim
dengan mengacu padamaterial dalam
memodifikasi iklim. Ada 2 jenis material
yang digunakan, yakni.

1) Elemen Opaque (massif)

Fungsi dinding secara termal adalah :


 Untuk menahan penerimaan panas dari ruang luar
 Pencegahan penetrasi kelembaban Strategi yang dapat dilakukan untuk
mencapai fungsi tersebut adalah:

 Menggunakan material dengan


tingkat reflektifitas tinggi dan
mengurangi temperatur permukaan.

 Menggunakan insulasi interstitial,


seperti foil reflektif pada dua sisi
dinding.

 Menggunakan bulk insulation pada


area yang terekspos radiasi
matahari, seperti dinding barat dan
timur.

Pada bangunan ber-AC, elemen opaque pada dinding harus mampu menahan panas,
mempertahankan temperatur dan kontrol kelembaban ruang dalam serta memberikan level
efisiensi energi yang cukup tinggi. Strategi yang dapat dilakukan antara lain:
 Menggunakan bulk insulation yang akan mengurangi nilai transfer bahang ke dalam
bangunan.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 19


 Memasang vapour barrier pada sisi yang hangat untuk mencegah kondensasi dan
pergerakan uap air dari luar ke dalam bangunan.
 Memasang air seals pada jendela dan vapour barriers pada pada titik-titik dimana
terjadi infiltrasi udara.

2) Elemen Transparan
Penggunaan material
transparan sebagai dinding
eksternal pada bangunan
tropis-lembab harus
mempertimbangkan properti
optical kaca dan kemampuan
memerangkap bahang di
dalam ruang yang
menyebabkan efek rumah
kaca (menaikkan
temperature). Penggunaan
material transparan sebagai
dinding eksternal pada
bangunan tropis-lembab harus
mempertimbangkan properti
optical kaca dan kemampuan
memerangkap bahang di
dalam ruang yang
menyebabkan efek rumah
kaca (menaikkan temperature).

b) Inclined skin
Inclined skin merupakan dinding yang diangkat dan diorientasikan secara bebas
dengan sudut tertentu baik secaravertikal maupun horizontal, bisa berbahan
opaque maupun transparan.Tujuannya untuk meningkatkan performa termal
dengan mekanisme :
 Meningkatan performa dinding
 Menyediakan ventilasi
 Memberikan pembayangan yang mencegah radiasi matahari dari sudut
yang rendah untuk masuk ke bangunan
 Memberikan view dari bangunan dan ruang terbuka sekitar bangunan.
 View dengan arah ke bawah dapat mengurangi resiko kesilauan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 20


Potongan Inclined Skins dengan Material Kaca (Hyde, 2000) (kanan dan tengah) dan ilustrasi
desain inclined skins (kiri)

Aplikasi dari strategi ini harus memperhatikan hal berikut ini :

 Perhitungan derajat sudut pengangkatan yang dibutuhkan oleh orientasi


fasade
 Pemilihan jenis kaca yang memiliki shading coefficient lebih rendah
untuk meningkatkan pencahayaan alami
 Perlunya perhatian terhadap efek pantulan dari kaca

c) Thick skins
Thick skins adalah dinding bangunan dengan
kedalaman fasade dan proyeksi untuk
mendapatkan efek pembayangan dari matahari.
Beberapa metode pembayangan berdasarkan
orientasi matahari, yakni :

 Pada sudut matahari tinggi


menggunakan alat pembayangan horisontal
 Pada sudut matahari rendah menggunakan alat pembayangan vertikal

Sudut bayangan sebaiknya mampu mengoptimalkan


pembayangan dan memaksimalkan masuknya cahaya alami
ke dalam ruang.

Strategi desain thick skins sebagai pembayangan dapat


dilakukan dengancara :
 Jendela dan fasade dimundurkan untuk balkon.
 Penggunaan sky courts digunakan untuk
efisiensi energi.
 Balkon dengan dinding opaque dan tanaman
bermanfaat untuk buffering.
 Membangun perforated walls di depan line of enclosure

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 21


d) Buffering
Buffering dapat digunakan untuk meminimalisasi solar access. Strategi desain
yang dapat dilakukan dengan :
 Meletakkan dinding opaque yang lebih pendek pada arah barat-timur dan
dinding transparan yang panjang pada arah utara-selatan untuk
meminimalisasi permukaan dinding yang terekspos ke matahari.

Orientasi Optimum untuk Meminimalisasi Akses Surya (Hyde, 2000)

 Dinding transparan membutuhkan pembayangan menggunakan buffering dan


pembayangan lingkungan.
 Meletakkan sistem screening pada elemen bangunan dan landscaping sekitar
bangunan untuk menciptakan pembayangan. Pohon dan bangunan yang
berdekatan dapat menciptakan pembayangan yang
Contoh penggunaan sistem buffering adalah Museum Kempsey dengan prinsip
desain berikut :
 Pavilion berbentuk bujursangkar dengan sisi panjang menghadap ke arah
utara dan selatan.
 Kulit bangunan terbuat dari corrugated iron dan kaca yang dipasang pada
struktur rangka.
 Lokasi terletak pada sebuah hutan memberikan pembayangan lingkungan ke
bangunan.

Desain Museum Kemsey

e) Valve effects
Valve effect merupakan penggunaan
elemen dinding yang diidentikkan dengan
sebuah katup untuk mengontrol
lingkungan internal. Sistem katup didesain
dengan bukaan pada kulit yang dapat
dibuka atau ditutup, disaring dan
diarahkan untuk memungkinkan udara dan
cahaya masuk.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 22


B. Atap Bangunan
Pada iklim tropis, atap berfungsi untuk (Hyde, 2000) :
 Menahan dorongan alam seperti angin, presitipasi
dan kondisi termal
 Mengurangi beban bahang selama siang hari dan
mengupayakan pendinginan pada malam hari
 Mengumpulkan sumber daya alam dari iklim,
misalnya kolektor air hujan, landasan dari sel surya
(photovoltaics) dan solar hot water-system

Elemen-elemen dari atap (Hyde, 2000), antara lain:


 Permukaan atap merupakan bagian yang menghadap langit dan memberikan
terhadap beban angin, presipitasi dan melindungi dari radiasi matahari.
 Sistem struktural yang mendukung atau terintegrasi dengan atap
 Sistem plafond yang ditopang oleh atau terintegrasi dengan sistem struktural

Adapun prinsip desain atap yang sesuai iklim tropis lembab (Lauber (2005) dan Krishan
(2001) yakni:
 Konstruksi atap diberi ventilasi dengan baik
untuk pergerakan udara pada ruang atap
 Atap dibuat double-layer dilengkapi insulasi
reflektif
 Permukaan eksternal diberi warna pastel terang
untuk merefleksikan radiasi matahari dan
meminimalkan penyerapan bahang.
 Bubungan atap seharusnya tinggi untuk
menghasilkan perbedaan temperatur yang
maksimum dan menghasilkan aliran udara
maksimum
 Atap memiliki kemiringan curam dengan untuk
mengatasi curah hujan tinggi di daerah tropis
 Atap memiliki overhang untuk melindungi
dinding luar dari matahari dan hujan
 Atap seharusnya ringan, memiliki U-value
(transmitansi bahang) yang tinggi dan kapasitas
bahang yang rendah agar tidak menyimpan
bahang.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 23


Strategi desain atap (Hyde, 2000), meliputi:
1) Geometri atap, merupakan bentuk atap yang terdiri dari duo-pitch, mono-pich dan
kubah
2) Ruang atap (atttics)
 Attic adalah ruang antara rangka atap dan plafond, penentuan ketinggian plafond
harus tepat dan ventilasi untuk membuang bahang yang terperangkap pada attic
tersebut.
 Bangunan tanpa attic menghasilkan atap dengan lapisan tunggal yang dapat
digunakan dalam bentuk yang bervariasi. Udara panas akan naik dan keluar pada
titik yang tinggi. Strategi desain atap pada bangunan ini adalah menetapkan
geometri yang sesuai dengan aliran udara dan kebutuhan fungsional dari desain
bangunan
3) Pembayangan, screen terhadap hujan, reflektor atap
4) Aksesori atap
Aksesoris atap meliputi alat pengaliran, peresapan dan penyimpanan air hujan. Oleh
karena itu, perlu dipertimbangkan hal berikut
 Pipa air hujan harus mengakomodasi kuantitas dan intensitas air hujan.
 Pertumbuhan organik pada atap dan talang akan menyebabkan endapan zat
organik pada atap dan Kemiringan atap dan overhang
 Derajat kemiringan atap mempertimbangkan jenis material yang digunakan.

C. Lantai Bangunan
Lantai merupakan salah satu elemen pembentuk bangunan yang dibutuhkan, dimana
memiliki fungsi dan kinerja yang akan mempengaruhi kondisi iklim mikro di dalam
bangunan. Adapun fungsi lantai meliputi :
 Tempat berpijak di dalam bangunan sebagai penutup tanah.
 Elemen yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penghuni, dimana
dapat menahan air tanah (kesehatan), kebersihan, pembeda ruangan, isolasi
temperature udara, dan memberikan keindahan.
 Membentuk karakteristik ruang dengan pengkondisiannya terhadap lingkungan.

Perwujudan rumah/bangunan dibedakan


berdasarkan hubungannya dengan tapak
(Frick dan Mulyani, 2006) terdiri dari 3,
yaitu:
 Rumah yang tertanam,
 Rumah dengan peninggian lantai
 Rumah panggung

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 24


Sistem konstruksi dan material lantai mempengaruhi kenyamanan termal ruang pada iklim
tropis lembab dengan mekanisme berikut (Frick dan Mulyani, 2006)
 Konstruksi lantai dapat menjaga kesejukan ruang, bila lantai tidak mengandung
kelembaban dari tanah dan berwarna yang dapat memantulkan radiasi panas.
 Lantai yang ditinggikan di atas permukaan tanah dan ditopang oleh tiang (
Heritage Arsitektur, 2002) memberi fungsi:
 Terbuka (terlihat jelas rangka strukturnya)
 Melindungi lantai dari kelembaban akibat
lumpur dan banjir pada musim hujan
 Memberikan ventilasi pada kolong,
sehingga terjadi ventilasi silang dalam
mengatasi cuaca panas
 Menarik aliran udara yang lebih dingin dari
dalam rumah melalui celah-celah lantai
 Celah-celah lantai dapat memudahkan
dalam membersihkan rumah
 Kolong digunakan sebagai perapian,
memelihara hewan ternak dan memberikan
keamanan dari binatang buas, tempat
menyimpan perkakas serta menyediakan
ruang kerja yang teduh.

 Kelembaban tanah diatasi dengan penggunaan pondasi yang tinggi pada


permukaan tanah dan lapisan lantai
 Lantai yang cocok untuk daerah tropis adalah perforated (berpori/berlubang-
lubang), karena melancarkan ventilasi dan mempermudah dalam pembersihan
ruang (Hide, 2000).

Tipe rumah panggung

D. Desain Bukaan
Jendela mempunyai fungsi sebagai elemen bangunan yang memasukkan cahaya matahari,
angin, dan untuk melihat pemandangan (view) di luar bangunan.
Berdasarkan perletakannya, jendela dibagi menjadi 4 macam (Philips, 2000), yaitu:
1. Vertical window, tipe jendela yang mempunyai perbandingan tinggi lebih daripada
lebarnya.
2. Horizontal window, terdapat pada bangunan berlantai banyak yang dipisahkan oleh
floor spandrel. Bentuk jendela ini muncul setelah struktur rangka ditemukan.
ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 25
3. Window Wall, Jendela berada pada semua perimeter bangunan sehingga semua
dinding adalah jendela.
4. Overhead Window, Jendela berada pada bagian atas dinding.

Kaca dapat diatur shading coefficientnya untuk mengontrol bahang yang masuk ke dalam
bangunan. Berdasarkan sistemnya, kaca dibagi menjadi 4 macam, yaitu (Ander, 1995)
1. Metallic coating
Didesain untuk mengurangi perolehan bahang yang
masuk ke dalam ruangan. Terdapat beberapa macam coating, yaitu:
 Reflective metallic coating: jenis coating yang mampu mengurangi transmisi
dan bahang
 Low emmisitivity (low-e): meneruskan visible light tapi reflektif terhadap sinar
inframerah bahang.
 Soft-coat: low-e yang dimodifikasi untuk mentransmisikan dan merefleksikan
dengan nilai tertentu sesuai dengan kondisi iklim suatu daerah
 Hard coat: low-e coating yang disemprotkan saat masih panas sehingga tahan
terhadap korosi dan abrasi
2. Multipaned glazing
Cara memodifikasi performa kaca dengan merangkap
lapisan udara diam di antara panel-panel kaca sehingga thermal resistancenya menjadi
bertambah. Misalnya: sistem double-paned dan triple-paned.
3. Gas Fill
Bertujuan untuk menggantikan udara di antara dua
panel kaca, seperti: argon, krypton, dan sulfur hexafluoride sehingga trnsfer bahang
ke dalam ruangan menjadi berkurang.

4. Tinted glazing
Menggunakan material penyerap panas yang disebarkan pada seluruh permukaan kaca
sehingga dapat mengurang radiasi matahari yang masuk ke dalam ruangan. Namun,
metode ini juga menyebabkan visible spectrum juga berkurang.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 26


5. Electrochromics Windows
Electrochromics window merupakan electronically
tintable glass yang terdiri dari lima lapisan bahan
keramik/ceramic metal oxide coating, yaitu: TC2,
Counter Electrode (CE), Ion Conductror (IC),
Electrochromics Electrode (ECE), Transparent
Conductor (TC1) yang sangat tipis
(www.commercialwindows.org). Ketika tegangan
berkurang menjadi 5 Volt DC akan menggelapkan ion
lithium dan memindahkan elektron dari counter electrode
ke electrochromics electrode layer.
(http://en.wikipedia.org/wiki/SAGE_Electrochromics
Ketika gelap, cahaya matahari dan panas matahari akan
diserap dan diradiasikan kembali dari permukaan kaca ke
luar bangunan. Saat cuaca panas, kaca menjadi lebih
gelap untuk mengurangi glare dan menghalangi panas
masuk. Saat cuaca dingin, kaca jendela akan menjadi
lebih bening sehingga mengijinkan cahaya matahari
masuk dan bahang bisa masuk ke dalam bangunan.
Pergantian tersebut dapat dikendalikan secara manual
atau secara otomastis diintegrasikan ke dalam sistem

Contoh desain bukaan (Kinetic Facades)

Cie Architect mengaplikasikan sistem kinetic facades


pada restoran terbuka di Amsterdam sehingga jendela
bisa dibuka dan ditutup secara dinamis sesuai dengan
kondisi cuaca pada saat itu. Saat angin dibutuhkan ke
dalam bangunan, jendela bisa dibuka penuh atau
setengah tertutup sesuai dengan kondisi cuaca saat itu.

E. Beranda/Teras
Teras atau beranda merupakan ruangan terbuka beratap yang strukturnya merupakan
perpanjangan dari struktur utama bangunan (wikipedia.org). Rumah tradisional Indonesia
memiliki lantai yang ditinggikan, sehingga teras rumah juga ikut lebih tinggi dari
permukaan tanah. Fungsi teras pada bangunan antara lain :
1) Sebagai ruang sosial, tempat bersantai
2) Sebagai wadah melakukan aktifitas ekonomi yang ringan seperti menenun, menjahit,
atau menganyam.
3) Untuk menerima tamu
4) Menggambarkan penerimaan dan keterbukaan terhadap sekitarnya.
5) Sebagai ruang perantara ruang luar dan dalam yang digunakan siang hari

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 27


Teras dapat dimanfaatkan sebagai elemen yang tanggap terhadap kondisi iklim tropis yang
dapat digunakan sepanjang tahun karena tidak ada gangguan pergantian musim, dengan
memperhatikan perlengkapan pelindung yang cukup. Secara termal , teras dapat
memodifikasi iklim dengan cara :
 Sebagai alat pembayang yang mereduksi paparan radiasi matahari sehingga tidak
terserap oleh dinding bangunan,
 Mengurangi cahaya matahari berlebihan yang menimbulkan kesilauan
 Memperluas permukaan atap agar hujan tidak tempias dinding bangunan yang akan
merusak konstruksi
 Melindungi udara sekitar bukaan agar tidak terpapar matahari
 Lantai teras yang ditinggikan dapat mengurangi kelembaban

Beberapa hal penting yang menjadi fokus perhatiannya dalam mendesain teras,
diantaranya :
 Orientasi matahari diperlukan untuk mempertimbangkan perangkat perlindungan
dari paparan radiasi matahati untuk membantu meningkatkan kenyamanan seperti
shading, atap, dan sebagainya
 View yang di dapat untuk pertimbangan tingkat privasi yang ingin diraih dan
pemandangan yang ada

F. Perangkat Pembayangan (Shading Device)


Beberapa tipe alat pembayangan yang digunakan pada konsep thick skins, yaitu
 Solar blocking devices akan menghalangi penetrasi radiasi matahari. Contoh :
penggunaan blinds (tirai) yang memberikan kontrol penuh kepada pengguna,
mampu memberikan pembayangan sebesar 40% dari total total nilai bahang yang
diperoleh.
 Solar and light blocking, dig ngurangi perolehan bahang dan menghalangi
sunlight. Contoh : kaca reflektif dengan nilai trans mirip dengan dinding opaque.
Kaca ini merupakan kaca yang hanya memiliki daya tembus dari ingga kegiatan
dalam ruangan anda tidak tampak dari luar. Selain itu Reflective glass juga dapat
knya sinar UV ke dalam ruangan anda
 Solar blocking and light enhancing systems, dibentuk sebagai alat penunjuk cahaya
yang akan mengurangi illuminasi berlebihan pada jendela dan memberikan
keseragaman distribusi yang lebih tinggi dalam ruang.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 28


Contoh desain alat pembayangan pada bangunan

G. Courtyard
Courtyard adalah lahan terbuka yang berada pada tengah-tengah ataupun samping
bangunan dan merupakan salah satu strategi passive design yang digunakan untuk
rumah/bangunan di daerah beriklim tropis, dimana mendapatkan banyak cahaya matahari
dan angin yang besar. Keberadaan courtyard dapat menciptakan atau bahkan memperkuat
iklim mikro pada bangunan di sekitarnya, jika dikombinasikan baik dengan tipe dinding,
bentuk bangunan dan landscape-nya.
Richard Hyde membagi courtyard menjadi 3 jenis, yaitu :

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 29


Secara umum, courtyard memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1) Sebagai pendingin bangunan, dengan cara mengurangi panas yang masuk berlebihan,
mengisolasi panas dari lingkungan luar bangunan. Courtyard yang berupa kolam dan
taman mampu membantu menurunkan suhu panas di sekitar ruangan, sehingga akan
mencapai kenyamanan termal.
2) Membantu mendapatkan tambahan pencahayaan alami dalam ruangan dan
mendapatkan penghawaan yang baik melalui ventilasi silang.
3) Untuk mendapatkan “view” keluar bangunan. Secara lebih spesifik lagi, courtyard
memiliki beberapa fungsi/kegunaan (Hyde,2000) :

Penataan courtyard harus memperhatikan tiga hal yaitu:


 Memperhatikan alam dengan mempertimbangkan lokasi taman.
 Menghasilkan pemandangan yang kompleks dan bervariasi dengan memasukkan
unsurunsur alam seperti : gunung, batu, pasir dan lain-lain.
 Taman harus tampak hidup dengan memakai pola-pola plastis.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 30


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian dilakukan dengan cara melakukan observasi, survei dan penelitian secara
langsung pada lokasi survei, yaitu salah satu bangunan di Vatutela

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian di Vatutela, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu,
sulawesi tengah, Indonesia.

3.3 Deskripsi Bangunan


Orientasi bangunan kearah Selatan, material bangunan menggunakan material beton
dengan bentuk rumah bersegi empat, menggunakan dinding bata dengan ketebalan 15cm,
menggunakan atap kolaborasi atap perisai.

3.4 Alat
Alat :
a. Alat Pengukuran
 Termometer
 Hidrometer
 Anemometer
 Hobolodger

b. Alat Pendukung
 Rollmeter
 Kamera
 Pulpen
 Buku atau Kertas
 Stopwatch atau Alarm

3.5 Metode Analisa


Menganalisis permasalahan yang terkait kawasan dan bangunan pada daerah Tropis
Basah daerah Pegunungan.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 31


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Tapak

4.1.1 Lokasi
Lokasi penelitian di Area Wisata Tugu Perdamaian, Kelurahan Tondo, Kecamatan
Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Gambar 01. Peta Peruntukan Lahan kec. Mantikulore

Gambar 02. Area Observasi Vatutela

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 32


4.2 Desain Bangunan

Gambar 03. Denah Rumah

Gambar 04. Potongan A-A

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 33


Gambar 05. Potongan B - B

Gambar 06. Tampak Depan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 34


Gambar 07. Samping Kanan

Gambar 08. Samping Kiri

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 35


Gambar 08. Eksterior

Gambar 09. Interior

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 36


4.3 Data Pengukuran

4.3.1 Pencahayaan

4.3.1.1 Loakasi dan Waktu Pengukuran

Lokasi : Vatutela, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore

Hari dan taggal : Jumat, 10 Mei 2019

Waktu : 08.00-23.59 wita

4.3.1.2 Alat

 Alat tulis

 Ligh Meter atau Lux Meter.

4.3.1.3 Prosedur Kerja

 Letakkan alat pada keadaan mendatar


 On kana lat tersebut.
 Peganglah alat dengan seperti kaca menghadap sumber cahaya. Setinggi objek
penglihatan atau sejajar telinga kita.
 Tomabol On digeser kebawah range.
 Bila pengukuran telah selesai maka posisi tombaol dikembalikandi tempat semula.
 Pengukuran dilakukan pada titik disalah satu titik ruangan.
 Baca dan catat angka yang terlihat pada level meter.
 Lanjutkan pengukuran pada titik berikutnya.
 Demikian pengukuran dilakukan, sehingga semua titik seluruh ruangan tersebut
terukur semua.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 37


4.3.1.3 Hasil
a. Ruang Tamu
Bukaan Terbuka Bukaan Tertutup

TITIK LUAR DALAM TITIK LUAR DALAM


1 11660 980 1 11660 980
2 11960 637 2 11960 637
3 11910 200 3 11910 200
4 11990 209 4 11990 209
5 11350 447 5 11350 447
6 10370 838 6 10370 838
7 11940 204 7 11940 204
8 11180 236 8 11180 236
9 10840 204 9 10840 204
10 10950 98,6 10 10950 98,6
11 11690 109 11 11690 109
12 11490 84 12 11490 84

b. Ruang Keluarga
Bukaan Terbuka Bukaan Tertutup

TITIK LUAR DALAM TITIK LUAR DALAM


1 15580 1017 1 12180 12,21
2 14690 1560 2 8350 14,28
3 13510 1293 3 8920 14,43
4 14150 379 4 9580 20,1
5 14740 541 5 11080 15,09
6 14120 362 6 9830 14,53
7 13620 145,6 7 10560 12,51
8 13270 242 8 10750 13,53
9 11950 210 9 9750 16,13
10 12450 115,3 10 10270 22,4
11 12700 107,6 11 10970 16,45
12 12350 89,5 12 10850 11,82
13 11460 72,7 13 11020 15,16
14 13250 78,3 14 10430 10,01
15 12580 81,4 15 10220 7,73

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 38


c. Kamar Tidur 1
Bukaan Terbuka Bukaan Tertutup

TITIK LUAR DALAM TITIK LUAR DALAM


1 12630 28,3 1 9490 11,72
2 12290 81,3 2 10030 18,72
3 12880 1943 3 9960 9,77
4 10470 2100 4 10050 16,97
5 10520 1942 5 9620 15,69
6 9870 1002 6 9480 15,96
7 8780 425 7 9500 28,8
8 9670 201 8 10190 25,8

d. Kamar Tidur 2
Bukaan Terbuka Bukaan Tertutup

TITIK LUAR DALAM TITIK LUAR DALAM


1 12890 114,6 1 8400 13,44
2 11880 206 2 8050 11,29
3 12880 425 3 7580 8,75
4 12300 2010 4 7270 7,45
5 11870 1298 5 7890 4,07
6 12240 734 6 7520 7,73
7 12200 253 7 7360 19,5
8 13080 119,6 8 7510 33,2

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 39


4.3.1.4 Analisis
a. Ruang Tamu

Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan bahwa intensitas penerangan yang ada
di ruang tamu menunjukkan bahwa penerangan di ruangan ini memiliki kesehatan
lingkungan cukup tinggi dan cukup terang. Hal tersebut terjadi karena beberapa
faktor:

 Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
 Di ruang tamu terdapat bukaan jendela dan pintu yang besar
 Tidak adanya vegetasi di luar jendela
 Tidak adanya penghalang jendela seperti gorden pada saat pengukuran
berlangsung

b. Ruang Keluarga

Hasil yang diperoleh menujukkan bahwa intensitas penerangan cahaya yang ada di
ruang keluarga sedikit lebih gelap dari ruang tamu tetapi penerangan di ruangan ini
memiliki kesehatan lingkungan yang baik dan cukup terang. Hal tersebut terjadi
karena beberapa faktor:

 Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
 Bukaan jendela di ruang ini tidak menggunakan kaca
 Ruangan ini terdapat pada bagian tengah rumah

c. Kamar Tidur 1

Hasil pengukuran yang diperoleh menujukkan bahwa intensitas penerangan cahaya


yang ada di Kamar tidur 1 memiliki penerangan yang tingkat kesehatan lingkunganya
yang baik dan cukup terang. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor:

 Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
 Bukaan jendela berada disebelah timur
 Ruangan sebelah timur
 Tidak adanya vegetasi diluar ruangan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 40


d. Kamar Tidur 1

Hasil pengukuran yang diperoleh menujukkan bahwa intensitas penerangan cahaya


yang ada di Kamar tidur 2 sama dengan kamar tidur 1 karena posisi kamar yang
berseblahan sehingga memiliki penerangan yang tingkat kesehatan lingkunganya yang
baik dan cukup terang. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor:

 Pengukuran dilakukan pada siang hari jam 13.00 wita. Dimana matahari
sedang terik-teriknya. Sehingga kondisinya cukup terang.
 Bukaan jendela berada disebelah timur
 Ruangan sebelah timur
 Tidak adanya vegetasi diluar ruangan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 41


4.3.2 Suhu Dan Kelembaban

4.3.2.1 Loakasi dan Waktu Pengukuran

Lokasi : Vatutela, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore

Hari dan taggal : Minggu, 12 Mei 2019

Waktu : 08.00-23.59 wita

3.3.2.2 Alat

 Alat tulis
 Hygrometer
 Timer

3.2.3.3 Prosedur Kerja

 Tentukan titik pengukuran kemudian alat diletakkan di lantai selama 15 menit.


 Lakukan pengukuran sebanyak 5 kali pengukuran.
 Kemudian catat hasil yang tertera pada hygrometer.
 Hitung hasil rata-rata yang di dapat dari hasil pengukuran.

3.2.3.3 Hasil
WAKTU TERAS RUANG TAMU RUANG KELUARGA

DRY WET DRY-WET RH DRY WET DRY-WET RH DRY WET DRY-WET RH

10/5/19 15:00 32 29 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91

10/5/19 15:15 32 29 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91

10/5/19 15:30 32 29 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91

10/5/19 15:45 32 29 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91

10/5/19 16:00 31 28 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91

10/5/19 16:15 32 29 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91

10/5/19 16:30 32 29 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91

10/5/19 16:45 31 28 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91

10/5/19 17:00 31 28 3 76 29 27 2 83 30 29 1 91

10/5/19 17:15 30 28 2 83 28 27 1 91 29 29 0 91

10/5/19 17:30 30 28 2 83 28 27 1 91 29 29 0 91

10/5/19 17:45 29 28 1 91 29 28 1 91 29 29 0 91

10/5/19 18:00 29 28 1 91 29 28 1 91 29 29 0 91

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 42


10/5/19 18:15 29 28 1 91 28 27 1 91 28 28 0 91

10/5/19 18:30 29 28 1 91 28 27 1 91 29 29 0 91

10/5/19 18:45 28 27 1 91 28 26 2 83 28 28 0 91

10/5/19 19:00 28 27 1 91 27 26 1 91 28 28 0 91

10/5/19 19:15 28 27 1 91 28 27 1 91 28 28 0 91

10/5/19 19:30 28 27 1 91 28 27 1 91 28 28 0 91

10/5/19 19:45 28 27 1 91 28 27 1 91 28 28 0 91

10/5/19 20:00 28 27 1 91 27 27 0 91 28 28 0 91

10/5/19 20:15 28 27 1 91 27 27 0 91 28 28 0 91

10/5/19 20:30 27 27 0 91 27 26 1 91 27 27 0 91

10/5/19 20:45 27 26 1 91 27 26 1 91 28 27 1 91

10/5/19 21:00 28 26 2 83 27 26 1 91 27 27 0 91

10/5/19 21:15 27 26 1 91 27 26 1 91 27 27 0 91

10/5/19 21:30 28 26 2 83 27 26 1 91 28 27 1 91

10/5/19 21:45 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91

10/5/19 22:00 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91

10/5/29 22:15 28 26 2 83 27 26 1 91 28 27 1 91

10/5/19 22:30 27 26 1 91 27 26 1 91 28 27 1 91

10/5/19 22:45 27 26 1 91 26 26 0 91 28 27 1 91

10/5/19 23:00 27 26 1 91 26 26 0 91 27 27 0 91

10/5/19 23:15 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91

10/5/19 23:30 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91

10/5/19 23:45 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91

11/5/19 0:00 27 26 1 91 26 25 1 91 27 27 0 91

11/5/19 0:15 26 26 0 91 26 25 1 91 27 26 1 91

11/5/19 0:30 26 25 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91

11/5/19 0:45 26 25 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91

11/5/19 1:00 26 25 1 91 26 25 1 91 26 26 0 91

11/5/19 1:15 26 25 1 91 26 25 1 91 26 26 0 91

11/5/19 1:30 26 25 1 91 26 25 1 91 26 26 0 91

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 43


11/5/19 1:45 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 2:00 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 2:15 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 2:30 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 2:45 25 25 0 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 3:00 25 25 0 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 3:15 25 25 0 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 3:30 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 3:45 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 4:00 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 4:15 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 4:30 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 4:45 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 5:00 25 25 0 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 5:15 25 24 1 91 25 24 1 90 26 25 1 91

11/5/19 5:30 25 24 1 91 25 24 1 90 26 25 1 91

11/5/19 5:45 25 24 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 6:00 25 24 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 6:15 25 24 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/19 6:30 26 25 1 91 25 24 1 90 26 26 0 91

11/5/09 6:45 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 7:00 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 7:15 26 25 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 7:30 27 26 1 91 25 25 0 90 26 26 0 91

11/5/19 7:45 27 26 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91

11/5/19 8:00 27 26 1 91 26 25 1 91 27 26 1 91

11/5/19 8:15 28 26 2 83 26 25 1 91 27 26 1 91

11/5/19 8:30 28 26 2 83 26 25 1 91 27 27 0 91

11/5/19 8:45 28 26 2 83 27 25 2 83 28 27 1 91

11/5/19 9:00 29 27 2 83 28 26 2 83 28 27 1 91

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 44


11/5/19 9:15 29 27 2 83 27 26 1 91 28 27 1 91

11/5/19 9:30 30 27 3 76 27 26 1 91 28 27 1 91

11/5/19 9:45 30 27 3 76 28 26 2 83 29 28 1 91

11/5/19 10:00 30 27 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91

11/5/19 10:15 30 27 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91

11/5/19 10:30 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91

11/5/19 10:45 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91

11/5/19 11:00 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91

11/5/19 11:15 31 28 3 76 28 27 1 91 29 28 1 91

11/5/19 11:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 29 1 91

11/5/19 11:45 31 28 3 76 29 28 1 91 30 29 1 91

11/5/19 12:00 32 29 3 76 29 27 2 91 30 28 2 83

11/5/29 12:15 32 28 4 70 29 27 2 91 31 29 2 83

11/5/19 12:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 28 2 83

11/5/19 12:45 32 28 4 70 30 28 2 91 30 29 1 91

11/5/19 13:00 32 28 4 70 29 28 1 91 30 28 2 83

11/5/19 13:15 32 27 5 64 29 27 2 91 30 29 1 91

11/5/19 13:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 28 2 83

11/5/19 13:45 32 28 4 70 29 27 2 91 30 28 2 83

11/5/19 14:00 33 28 5 64 29 27 2 91 30 29 1 91

11/5/19 14:15 32 28 4 70 30 28 2 91 30 29 1 91

11/5/19 14:30 32 28 4 70 29 27 2 91 30 29 1 91

11/5/19 14:45 32 27 5 64 30 27 3 76 30 29 1 91

4.2.3.4 Analisis
Dari hasil pengukuran menujukkan kondisi suhu yang cukup tinggi, sehingga udara
disekitar lokasi tersebut menjadi lebih panas. Hal tersebut dapat terjadi karena
dilakukan pada siang hari sekitar jam 13.00 wita. Dimana suhu udara cukup panas
dengan kondisi udara yang cukup panas dapat menimbulkan ketidak nyamanan yang
mendorong menurunnya produktivitas kerja seseorang.
Dari hasil pengukuran menunjukkan tingkat kelembaban yang tidak normal karena
disebabkan factor suhu yang cukup tinggi sehingga kelembaban tidak mencapai
standar.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 45


4.3.3 Kecepatan Angin

4.3.3.1 Loakasi dan Waktu Pengukuran

Lokasi : Vatutela, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore

Hari dan taggal : Senin, 13 Mei 2019

Waktu : 08.00-19.00 wita

.4.3.3.2 Alat

 Alat tulis
 Anemometer

.4.3.3.3 Prosedur Kerja

Anemometer dan arah angin harus dipasang di tempat yang bebas dari halangan,
tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang datanya diperlukan, serta alat harus
dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah (biasanya 2 meter
untuk klimatologi dan 10 meter untuk lapangan).

.4.3.3.4 Hasil

a. Data Pagi

DATA PAGI DATA PAGI


INDOOR OUTDOOR
NO RUANG TAMU RUANG KELUARGA NO RUANG TAMU RUANG KELUARGA
(10.10-10.40) (10.41-10.56) (10.10-10.40) (10.41-10.56)
1 0.0 T 0.0 T 1 0.0 BL 0.2 B
2 0.6 T 0.0 BL 2 1.3 BL 0.0 BD
3 0.0 U 0.0 B 3 0.0 BL 0.0 B
4 0.0 BL 1.2 B 4 2.1 TG 2.8 B
5 0.0 BD 0.0 T 5 0.0 - 1.3 B
6 0.0 TG 1.4 T 6 0.1 U 1.9 B
7 0.0 U 0.0 BL 7 0.0 BL 0.0 S
8 0.0 BL 0.0 BL 8 0.0 B 0.3 BD
9 0.0 - 0.0 B 9 0.2 BL 0.0 B
10 0.0 TL 0.7 - 10 0.0 BL 1.5 B
11 0.0 B 1.0 BD 11 0.0 BL 1.3 B
12 0.0 T 0.7 BD 12 0.2 U 1.2 B
13 0.9 B 0.9 B 13 1.5 B 1.3 BD
14 0.2 BD 0.0 T 14 0.2 BD 0.0 B
15 0.0 BD 0.0 TL 15 0.0 B 0.0 B

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 46


b. Data Pagi

DATA SIANG DATA SIANG


INDOOR OUTDOOR
NO RUANG TAMU RUANG KELUARGA NO RUANG TAMU RUANG KELUARGA
(13.35-13.50) (13.51-14.06) (13.35-13.50) (13.51-14.06)
1 0.0 B 0.0 B 1 0.0 BL 0.0 U
2 0.0 BD 0.0 B 2 0.0 TG 0.0 B
3 0.0 S 0.0 BL 3 0.0 BL 0.0 T
4 0.0 - 0.1 B 4 0.0 BL 0.1 B
5 0.0 BD 0.0 TL 5 0.0 U 0.0 TL
6 0.1 B 0.0 - 6 0.0 B 0.0 -
7 0.0 T 0.0 T 7 0.1 TL 0.0 T
8 0.0 T 0.0 B 8 0.0 TG 0.0 T
9 0.1 B 0.0 BL 9 0.0 B 0.0 TG
10 0.2 BD 0.0 - 10 0.4 TL 0.0 T
11 0.0 TG 0.0 BL 11 0.0 B 0.0 T
12 0.0 T 0.0 B 12 0.0 T 0.0 T
13 0.0 TG 0.0 - 13 0.0 BL 0.0 T
14 0.0 - 0.0 S 14 0.0 B 0.0 B
15 0.0 B 0.0 BL 15 0.0 BL 2.0 T

c. Data Sore

DATA SORE DATA SORE


INDOOR OUTDOOR
NO RUANG TAMU RUANG KELUARGA NO RUANG TAMU RUANG KELUARGA
(15.33-15.48) (15.49-16.04) (15.33-15.48) 15.49-16.04
1 1.7 T 0.0 TG 1 1.2 T 0.0 U
2 1.0 T 0.0 S 2 0.4 TL 0.0 U
3 1.0 BD 0.0 S 3 2.5 T 0.0 U
4 0.0 T 0.0 S 4 0.0 TG 0.0 U
5 0.3 TL 0.0 S 5 0.3 T 0.0 U
6 0.0 TG 0.0 S 6 0.2 T 1.3 T
7 0.0 U 0.0 S 7 0.0 TG 0.0 T
8 0.0 S 0.0 TG 8 0.0 S 0.0 T
9 0.0 TL 0.3 S 9 0.0 TG 0.2 T
10 0.1 TG 0.0 B 10 0.3 B 1.0 T
11 0.0 BL 0.0 S 11 0.0 B 0.0 T
12 0.0 T 0.0 B 12 0.0 BL 0.0 T
13 0.0 T 0.0 T 13 0.0 S 0.0 T
14 0.0 TL 0.0 S 14 0.0 S 0.0 TL
15 0.5 TG 0.0 B 15 1.0 S 0.1 TG

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 47


4.3.3.5 Analisis

Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan bahwa kecepatan angin di salah satu rumah
yang ada di Vatutela menunjukkan bahwa kecepatanya sangat cepat dan terkadang lambat
karena dikarenakan beberapa vaktor yaitu :

 Kondisi eksisting rumah berada di ketinggian kota palu


 Kurangnya vegetasi yang berada di sekitar ruma
 Di rumah ini memiliki banyak buakaan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 48


BAB V
KONSEP OPTIMASI

5.1 Desain Bangunan

KONSEP RE-DESAIN

HOUSING LAYOUT DAN SHELTER DESAIN

Penataan Tapak
Pola Grid
Bangunan tegak lurus dengan arah datang angin

Topografi
Memanfaatkan kemiringan gunung untuk
memaksimalkan view dan menerima angin

Penataan Bangunan
Orientas terluas bangunan ke arah Utara-Selatan,
untuk meminimalisir penerimaan cahaya oleh kulit
bangunan

Vegetasi
Pemanfaatan vegetasi peneduh untuk melindungi kulit
bangunan

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 49


RE-DESAIN LAYOUT RUANG DAN GEOMETRI BANGUNAN

Layout Ruang

Teras

Untuk memberikan open space pada bangunaan


dan sebagai penerima tamu.

Ruang Tamu

Untuk menerima tamu

Ruang Keluarga

Untuk tempat berkumpul keluarga diwaktu waktu


tertentu.

Kamar Tidur

Untuk beristirahat

Geometri Bangunan

Ukuran ruang berlandaskan


pada ukuran asli bangunan yang
ada di lokasi pengukuran
Bentuk bangunan disesuaikan
dengan kondisi iklim tropis
daerah pegunungan tanpa
adanya transformasi bentuk

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 50


DESAIN ELEMEN BANGUNAN

Lantai
Lantai rumah menggunakan beton
dan di lapisi dengan tehel mengkilat
berwarna putih

Dinding
Dinding menggunakan pasangan ½
bata dengan ketinggian 3,5 cm

Atap
Desain atap menggunakan atap
berbentuk perisai dengan lebar
overhang 80 cm, tinggi atap 2 m,
luas permukaan atap 80 m,
menggunakan material genteng
metal berwarna merah, dan
menggunakan plafon.

Bukaan
Menggunakan type vertical
window untuk jendelanya dan type
louver vertikal untuk ventilasi
bangunan serta menambahkan
beberapa bukaan jendela di
beberapa titik

SISTEM PENCAHAYAAN DAN PEMBAYANGAN

Pemanfaatan sinar matahari dengan mengunakan solar cell sebagai sumber listrik. Pada siang
hari pemanfaatan sinar matahari dari bukaan-bukaan yang disediakan.

SISTEM PENDINGINAN DAN PENGALIRAN UDARA

Penggunan ventilasi silang untuk pengaliran udara, dan pemanfaatan maksimal dari
penguapan dan pendinginan bumi, serta didukung oleh material bangunan yang mudah
menerima dan melepaskan panas. Selain itu adanya Semi-enclosed courtyard untuk open
space pada bangunan.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 51


DESAIN

DENAH

TAMPAK DEPAN

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 52


TAMPAK SAMPING

PRESPEKTIV

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 53


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Karakteristik ikim pada iklim tropis daerah pegunungan yaitu suhu tinggi pada siang hari
dan rendah pada malam hari, kecepatan angin tinggi dan kelembaban rendah. Potensi-
potensi ini dapat mendukung bentukan bangunan yang sesuai untuk daerah pegunungan.

Kenyamanan termal setiap orang relatif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
usia, jenis kelamin, dll.

6.2 Saran

Sebaiknya perlu penataan dan peninjauan kembali kawasan area Permukiman di Vatutela
dan bentuk bangunan Bangunanya untuk memaksimalkan dan memanaatkan potensi
iklim daerah setempat.

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 54


DAFTAR PUSTAKA

KENYAMANAN TERMAL DALAM ARSITEKTUR TROPIS. Pdf. Tri Harso Karyono

KENYAMANAN TERMAL INDOOR PADA BANGUNAN DI DAERAH

BERIKLIM TROPIS LEMBAB. Pdf. Eddy Imam Santoso1,2 (E-ISSN.2338-1787)

SNI PENCAHAYAAN.PDF Predy Agriawan

Strategi Desain Bangunan di Daerah Tropis.Pdf. Hatifah, ST.,MT

ARSITEKTUR TROPIS |PENCAHAYAAN, SUHU DAN KECEPATAN ANGIN 55

Anda mungkin juga menyukai