PBL B2M2
PBL B2M2
Farha Fadjrina
102016144
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email: farha.2016fk144@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dengan strategi yang
ditekankan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk
mengubah gaya hidup masyarakat yang semula tidak sehat menjadi Pola Hidup Bersih dan
Sehat. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat penyakit di masyarakat.
Salah satunya untuk penyakit hipertensi. Untuk mendukung paradigma sehat, pemerintah
membuat program indonesia sehat agar masyarakat Indonesia menjadi masyarkat sehat. Salah
satu pengurangan masalah kesehatan di Indonesia berfokus pada upaya promotif dan
preventif adalah hipertensi. Karena hingga saat ini masih banyak masyarakat yang menderita
penyakit hipertensi. Dengan adanya promosi kesehatan diharapkan dapat mengurangi angka
penderita penyakit dan mengubah pola hidup masyarakat.
Kata Kunci: promosi kesehatan, gaya hidup, paradigma sehat, hipertensi
Abstract
Health promotion is an effort to improve society through learning from, by, for and
with the community, with a strategy that emphasized so that they can help themselves, as well
as develop activities resourceful community, based on local culture and supported by public
policy vision of health , Health promotion aims to change people's lifestyles are originally
not healthy to be for Clean and Healthy. Many efforts should be made to reduce the level of
disease in the community. One was for hypertension. To support the health paradigm, the
government has developed a healthy Indonesia so that people become healthy society. One
reduction of health problems in Indonesia focusing on promotive and preventive efforts are
hypertension. Because until now there are many people who suffer from hypertension. With
the promotion of health is expected to reduce the number of people with the disease and the
changing lifestyle of the people.
Rumusan Masalah
Tingginya penyakit hipertensi
Hipotesis
Di puskesmas Catur Marga terjadi peningkatan penyakit hipertensi karena gaya hidup yang
kurang sehat dan kurangnya promosi kesehatan
Sasaran Belajar
Mengetahui konsep sehat dan sakit
Mengetahui promosi kesehatan
Mengetahui tingkat pencegahan penyakit
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan sangat berkaitan dengan konsep-konsep lainnya dan cenderung
disama artikan antara lain dengan pencegahan dan pendidikan kesehatan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), promosi adalah kenaikan pangkat (tingkat), naik pangkat
(tingkat) dan perkenalan (dalam rangka memajukan usaha, dagang, dan sebagainya). Promosi
kesehatan adalah suatu pemberdayaan segala kekuatan yang ada dalam diri masyarakat melalui
upaya preventif (pencegahan) seperti penyuluhan, pendidikan kesehatan dan kegiatan lainnya
dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam melakukan
promosi kesehatan dibutuhkan adanya strategi. Tujuan pemilihan srategi yang tepat dapat
mecapai sasaran dan program yang dituju.5 Menurut WHO (1984) terdapat 3 strategi promosi
kesehatan yaitu empowerment (pemberdayaan), Social Support (Bina Suasana) dan Advocacy.
Empowerment adalah promosi kesehatan yang tertuju langsung kepada masyarakat agar dapat
memiliki kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri. Contoh kegiatan
empowerment adalah penyuluhan kesehatan dan pengorganisasian pengembangan masyarakat
dalam bentuk pelatihan. Social support adalah promosi kesehatan melalui tokoh-tokoh
masyarakat baik formal maupun informal agar dapat menjembatani antara sektor kesehatan
dengan masyarakat . Contohnya tokoh agama seperti ustad, pendeta, dan lain sebagainya.
Advocacy adalah pendekatan kepada pengambil keputusan agar mencapai tujuan promosi
kesehatan.6
Dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan kita harus mengetahui sasaran (individu
atau kelompok) yang akan dituju. Sasaran promosi kesehatan adalah bayi, anak balita, remaja,
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu. Mutu pelayanan kesehatan adalah faktor yang dapat
meningkatkan kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi
ketanggapan petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas
dengan pasien, perhatian dan keramah-tamahan petugas dalam melayani pasien serta
kesembuhan penyakit yang di derita oleh pasien. Dalam melakukan kegiatan promosi
kesehatan biasanya dilaksanakan pada unit-unit kecil di lingkungan masyarkat seperti
posyandu dan puskesmas. Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan tingkat pertama atau strata pertama. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di
hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas
diperkuat dengan Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling. Kecuali, itu daerah yang
jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.7 Pusat
Kesehatan Masyarakat merupakan suatu organisasi kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat serta berwenang dan bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan di wilayah
kerjanya dan yang menjalankan tugas sebagai penyedia jasa kesehatan bagi masyarakat. Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelayan kesehatan terdepan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Oleh
karena itu, paramedik harus mampu memberikan pelayanan yang ramah, mampu menggunakan
peralatan tersedia secara maksimal, dan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan
terpercaya.
Puskesmas memiliki tiga fungsi pokok, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, sebagai pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.8
Selain Puskesmas terdapat sarana lain untuk melakukan promosi kesehatan yaitu
posyandu. Salah satu wujud pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah tumbuh dan
berkembangnya posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) adalah salah satu wujud peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan
khususnya kesehatan untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Program Posyandu memberikan pelayanan terpadu yang menyatukan dan
menyerasikan program Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Immunisasi, Perbaikan Gizi, dan Penanggulangan Diare. Sejak dicanangkan Posyandu pada
tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi
telah berhasil diturunkan dan umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat
secara bermakna.8
Tempat pelaksanaan pelayanan Posyandu adalah di balai dusun, balai kelurahan, RW,
dan sebagainya. Sasaran pelayanan Posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan Usia
Subur (PUS), dan balita.
Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.9 Gaya hidup sangat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Terdapat 3 gaya
hidup yang dapat menentukan kualitas kesehatan, yaitu kesehatan lingkungan, pola makan dan
aktivitas fisik. Lingkungan dikatakan sebagai akumulasi dari kondisi fisik, sosial, budaya dan
ekonomi yang mempengaruhi kehidupan. Kesehatan lingkungan adalah suatu keadaan
lingkungan yang mampu mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang baik dan sehat.
Pada generasi modern ini khususnya masyarakat Indonesia tidak memiliki banyak waktu luang
sehingga masyarakat lebih menyenangi hal yang instant saja. Salah satunya yaitu berdampak
pada pola makan yang kurang sehat. Pola makan masyarakat sudah dapat dikatakan pada
tingkat yang buruk. Masyarakat sekarang lebih senang memakan makanan cepat saji atau fast-
food. Pola makan fast-food yang berlemak tinggi, tinggi karbohidrat dan tinggi kalori lebih
disenangi dan digemari dibandingkan dengan makanan tradisional yang sebenarnya lebih
menyehatkan. Terlalu sering makan makanan cepat saji dapat menyebabkan obesitas. Selain
itu, aktivitas fisik mampu memengaruhi kondisi kesehatan manusia. Dengan perkembangan
teknologi yang semakin maju, aktivitas fisik manusia sudah dapat dikatakan telah diambil alih
oleh teknologi. Gaya hidup tersebut disebut gaya hidup sedentrial (kurang gerak) yang lebih
menghabiskan waktu untuk duduk. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan timbulnya
penyakit kronik modern.10
Ringkasan
Setiap manusia pasti selalu mengharapkan dalam keadaan sehat dan sejahtera. Namun,
keinginan tersebut tidak didukung dengan upaya-upaya dalam menjaga kesehatan. Contohnya
masih banyak yang tidak berpola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak yang
merokok dan lain sebagainya. Maka dari itu, diperlukannya upaya untuk mendukung
paradigma sehat dengan cara promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan maupun pendidikan
kesehatan. Masyarakat diharapkan dapat mengerti mengenai konsep sehat dan sakit. Keadaan
sehat ataupun sakit disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah gaya hidup. Gaya
hidup terdapat 3 pola gaya hidup yang meliputi kesehatan lingkungan, pola makan dan aktivitas
fisik. Selain itu, masyarakat harus mampu memahami tingkatan pencegahan penyakit. Pertama,
pencegahan primodial adalah upaya untuk memberikan kondisi terhadap masyarakat agar tidak
memungkinkannya perkembangan penyakit karena tidak adanya peluang dari kebiasaan, gaya
hidup maupun kondisi lain yang menjadi faktor munculnya penyakit. Kedua, pencegahan
tingkat pertama seperti promosi kesehatan kepada masyarakat dan pencegahan khusus. Ketiga,
pencegahan tingkat kedua yaitu diagnosis dini. Dan terakhir adalah pencegahan tingkat ketiga
yaitu cara rehabilitasi
Daftar Pustaka
1. Redaksi Best Publisher. Undang-undang kesehatan dan praktik kedokteran. Edisi 1.
Yogyakarta: Penerbit Best Publisher; 2009. h. 6
2. Kanosue K, Oshima S, Cao ZB, Oka K. Physical activity, exercise, sedentary
behaviour, and health. Japan: Springer; 2015. h. 80
3. Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar epidemologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006. h. 13
4. Budiman C. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Edisi 1. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009. h. 6
5. Palupi W. Metode pendidikan kesehatan masyarakat. Diterjemahkan dari Bansley RJ,
Brookins-Fisher J. Community health education methods: a practical guide. Ann
Harbor: Jones and Bartlett Publishers; 2009. h.149
6. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009. h. 17
7. Effendy N. Pusat Kesehatan Masyarakat. Dalam: Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC, 2004:160-2
8. Ryadi ALS. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Edisi 1.Yogyakarta: Penerbit Andi; 2010. h.
20
9. Jayanata CE, Kholil A. Gaya hidup organik: tanpa mahal. Jakarta: Qanita; 2013. h.40-
1
10. Cahyono S. Gaya hidup dan penyakit modern. Edisi 5. Yogyakarta: Kanisius; 2012.
h.20
11. Irwan. Epidemiologi penyakit tidak menular. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish; 2016.
h.14-5
12. Dalimartha S, Purnama BT, Sutarina N, Mahendra B, Darmawan R. Care your self,
hipertensi. Jakarta: Penebar Plus + ; 2008.h. 23