S2 2014 326790 Chapter1 PDF
S2 2014 326790 Chapter1 PDF
PENDAHULUAN
Industri baja sebagai industri strategis yang digunakan sebagai bahan baku
produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku
cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api dan relnya), otomotif, hingga
persenjataan.
besar. Berdasarkan data Kementrian Perindustrian, industri logam dasar besi dan
baja Indonesia tumbuh sebesar 12,74% pada semester I tahun 2012 dan saat ini
program konektivitas infrastruktur pada tahun 2025 yang meliputi antara lain
pembangunan jalan, pelabuhan laut, bandara, jalan kereta api, pembangkit energi
yang akan disinkronkan dengan koridor ekonomi nasional. Selain itu dengan
meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah ke atas yang mencapai 135 juta
orang yang melonjak dari sebelumnya sekitar 45 juta orang, sedangkan tingkat
1
populasi penduduk yang tinggal di kota mencapai 71% dari total penduduk, naik
dari sebelumnya hanya sekitar 53%. Hal ini tentu saja dimasa yang akan datang
Permintaan baja nasional juga akan terus meningkat yang didukung oleh
akan tumbuh masing-masing 10,12% dan 7%. Selain itu, konsumsi baja juga
pesat yaitu telah mencapai kisaran 1,7 juta unit untuk penjualan mobil serta 7,06
persaingan semakin meningkat yang antara lain mendorong para investor asing
2
masuk ke pasar domestik dengan membangun pabrik pengolahan baja. Investor
perusahan baja dalam negeri yang menjadi kompetitor dari perusahaan baja milik
produksi bajanya dengan bantuan pasokan bahan baku dari investor mereka.
Selain itu persaingan juga meningkat dengan masuknya produk-produk impor dari
negara Jepang dan Korea Selatan ke pasar domestik serta dengan munculnya
serbuan baja asal Cina di pasar domestik yang menjual dengan harga yang lebih
murah mencapai 3-5% dari harga baja lokal. Kehadiran investor asing, produk
impor dan produk baja murah ini akan mengusik posisi PT Krakatau Steel sebagai
Indonesia dan menjadi pemimpin pasar di industri baja dalam negeri. Selain
menghasilkan produk baja yaitu baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan
batang kawat), Krakatau Steel juga menyediakan jasa antara lain industri
perusahaan memiliki kapasitas produksi baja kasar sebesar 2,45 juta ton per tahun
untuk menghasilkan produk baja lembaran panas/Hot Rolled Coils (HRC), baja
lembaran dingin/Cold Rolled Coils (CRC) dan baja batang kawat/Wire Rod.
Masing-masing produk ini memiliki segmen pasar tersendiri. Baja lembaran panas
(HRC) dengan ketebalan berkisar antara 1,6-25 mm dan lebarnya antara 600-
2080 mm. Baja lembaran dingin (CRC) dengan ketebalan maksimum 3,00 mm,
3
dan batang kawat (wire rod) dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan
karbonnya, yaitu batang kawat dengan karbon rendah, sedang, atau tinggi.
dan Rerolling. Produk-produk baja Krakatau Steel ini tak hanya ditujukan untuk
Melihat prospek yang menarik terkait produk baja maka Penulis membatasi
penelitian hanya pada strategi level bisnis PT Krakatau Steel yang dapat
ditekankan pada Strategic Business Units (SBU) untuk produk utama baja saja
yaitu baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat.
Cakupan wilayah pasar dari produk baja ini didominasi daerah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai sekitar 75% atau
sekitar 140.000 ton per bulan sedangkan Jawa Timur sekitar 40.000 ton per bulan
atau sekitar 20% dan sisanya 10% sebesar 20.000 ton dipasarkan ke luar Jawa.
Pengiriman dilakukan melalui transportasi darat dan laut yaitu menggunakan truk
dan kereta api ke daerah jabodetabek dan menggunakan kapal untuk pengiriman
ke luar pulau.
strategis yaitu Cilegon, Banten. Lokasi strategis ini memberikan akses memadai
ke pelanggan/konsumen produk baja dan juga bahan baku. Selain itu juga dekat
dengan infrastruktur transportasi antara lain pelabuhan, jalur kereta api dan jalan
raya. Lokasi ini juga berfungsi sebagai kegiatan keuangan dan akuntansi serta
4
pengaturan pengiriman baja. Sedangkan kegiatan pemasaran dilakukan melalui
industri konstruksi dan manufaktur yang tumbuh dengan laju relatif stabil dan
pelapisan untuk baja otomotif dan pengembangan fasilitas produksi baja untuk
(competitive advantage) antara lain lokasi strategis yang menjamin akses kepada
pelanggan dan bahan baku, memiliki fasilitas produksi hulu dan hilir yang
distribusi.
mencatat volume penjualan produk baja di tahun 2013 sebesar 2,38 juta ton yang
mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 2,31 juta ton. Meskipun PT
5
masih mengalami penurunan laba bersih yang menjadi kerugian bersih sebesar
63,92 juta dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 29,78 juta. Dengan keadaan
laba yang menurun ini tentu saja akan mempengaruhi perusahaan dalam
galangan kapal dan konstruksi serta peningkatan kapasitas produksi untuk segmen
otomotif.
Oleh karena itu PT Krakatau Steel harus memperbaiki strategi agar selalu ada
Dari penjelasan perumusan masalah di atas maka perlu ada kajian untuk
melihat sejauh mana strategi yang ada akan cukup mampu menghadapi tantangan
perubahan. Adapun pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini
6
1. Seperti apa kondisi persaingan di industri baja dan prospeknya saat ini dan
berubah?
sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
berubah.
7
1.5 Manfaat Penelitian
Kekuatan Peluang
Kelemahan Ancaman
Alternatif Strategi
Kesimpulan
8
Keterangan
dan seberapa cepat tumbuh serta posisi industri jika dilihat dari business
bebas.
atau secara parsial terintegrasi dan apakah ada biaya atau keunggulan
9
2. Analisis Lingkungan Industri
menganalisis pengaruh industri pada industri baja, berupa peluang dan ancaman.
dalam Thompson, et al. (2010). Secara rinci analisis lingkungan industri tersebut
meliputi:
a. Skala Ekonomis
b. Kebutuhan Modal
atau jaringan yang sudah dikuasai pemain lama, pendatang baru terpaksa
d. Kebijakan Pemerintah
10
2. Kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of buyers), dengan
harga jual?
pemasok lainnya.
substitusi.
a. Pertumbuhan industri
b. Jumlah pesaing
11
c. Persaingan meningkat sejalan dengan switching cost yang rendah di
pihak pembeli
industri agar perusahaan dapat mempertahankan diri dari lima kekuatan yang
saling berinteraksi.
Analisis Key Success Factor (KSF) merupakan analisis atas elemen atribut
sebagai pemimpin pasar di pasar baja nasional, pada umumnya berkaitan dengan:
c. Diferensiasi
3. Analisis Internal
12
kelemahan faktor-faktor internal, sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang
dengan ekuitas).
laba bersih dengan total aktiva) serta Return on Equity (rasio antara
terhadap:
13
c. Jumlah karyawan menurut bagian/direktorat
c. Kapasitas produksi
d. Integrasi produksi
4. Strategi Perusahaan
perusahaan untuk menghadapi lingkungan yang berubah ini masih cukup efektif
5. Evaluasi Strategi
Krakatau Steel.
14