Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................1
1.3 Manfaat...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................1
2.1 Data Keluarga Angkat.........................................................................................1
2.2 Denah Rumah Keluarga Angkat.........................................................................1
2.3 Deskripsi Kasus dan Perjalanan Penyakit Kasus...............................................1
2.4 KIE yang diberikan............................................................................................1
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................1
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................1
3.2 Saran.........................................................................................................................1
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………….………. 15

i
ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak kiat-kiat yang diberlakuan oleh berbagai pihak untuk dapat mengubah
paradigma sakit menjadi paradigma sehat baik di masyarakat nasional, regional
maupun lokal. Tindakan kuratif atau pengobatan sudah dianggap resisten untuk
dapat meminimalisir angka morbiditas dan mortalitas yang terjadi di masyarakat,
maka dilirik tindakan lainnya seperti promotif dan preventif digunakan sebagai
strategi untuk memelihara kesehatan di masyarakat.
Untuk dapat menyembuhkan pasien dengan tindakan kuratif juga tidak bisa
hanya memandang pasien sebagai suatu individu tersendiri, karena dalam
perjalanan penyakit ataupun riwayat timbulnya suatu penyakit terdapat banyak
faktor yang berkontribusi (etiology and predisposition factors). Agar dapat
memperbaiki status derajat kesehatan masyarakat, hendaknya dapat dilihat,
diamati dan dianalisa dari berbagai sudut pandang bahwa kesehatan didukung atas
beberapa aspek seperti pendidikan, ekonomi, status sosial dan sebagainya. Hal
tersebut dapat dikatakan sebagai pendekatan kepada masyarakat oleh dokter
secara holistik dan komprehensif. Pendekatan secara holistik dan komprehensif
tersebut dapat dilakukan dengan pemberdayaan keluarga sebagai unti terkecil
dalam masyarakat. Namun, sebelum pemberdayaan keluarga tersebut
diberlakukan ada baiknya pemahaman mengenai karakteristik suatu keluarga
dipahami dengan baik, karakteristik tersebut meliputi kebudayaan, adat istiadat,
hubungan kekerabatan, peran sosial, status pendidikan, potensi, kondisi geografis
lingkungan atau disebut juga dengan filosofi somato-psychosocio-semiotic.-
Sehingga, dalam pemberdayaan suatu keluarga dokter dapat menyelami kondisi
yang dialami oleh keluarga tersebut namun tetap dengan bersikap empati.
Pemahaman mengenai karakteristik keluarga akan memberikan gambaran
masyarakat sekitar walaupun tidak menyeluruh, dan patut diketahui untuk
memahami karakteristik tersebut tidak mudah. Terdapat hal penting, yang
menjembatani dokter untuk tau dan memahami karakteristik tersebut yaitu
komunikasi. Membangun komunikasi dan menjaga hubungan dalam
berkomunikasi dengan suatu keluarga serta masyarakat sekitar akan
mempermudah dokter membaca situasi kondisi yang dialami keluarga ataupun
masyarakat. Kemampuan berkomunikasi yang harus dimiliki oleh dokter juga
sudah tercantum dan dipertegas dalam Five Stars Doctor : Communicator
(sebagai komunikator). Menyampaikan tindakan dalam upaya menjaga kesehatan
dan mencegah kesehatan kepada masyarakat melalui bahasa yang sederhana serta
memandang masyarakat dari berbagai sudut pandang.Care Provider (penyedia
pelayanan kesehatan).
Beberapa hal diatas menjadi latar belakang dilaksanakannya program
Community Oriented Medical Education atau COME III : Family Medicine serta
disusunnya laporan pemberdayaan keluarga dengan praktik ke lapangan langsung
mengunjungi keluarga angkat di Desa Samplangan, Gianyar. Tersusunnya laporan
pemberdayaan keluarga ini diharapkan dapat memberikan output seperti
mengetahui karakteristik keluarga angkat beserta anggota keluarga dan kondisi
keluarga angkat yang meliputi status kesehatan (status anggota KA yang menjadi
pasien), status ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan, pengetahuan, sikap dan
perilaku keluarga angkat. Diharapkan program ini juga dapat menjadi media
pengembangan kemampuan berkomunikasi dokter sejak dini atau sejak menjadi
mahasiswa kedokteran.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.1.1 Menggali latar belakang penyakit dengan pendekatan holistik.
1.2.1.2 Menerapkan filosofi somato-psycho-socio-semiotic dalam
penanganan pasien.
1.2.1.3 Memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif dengan
menerapkan cara-cara pencegahan primer, sekunder dan tersier.

1.2.2 Tujuan Khusus


1.2.2.1 Mengetahui informasi terkait keluhan yang dialami pasien melalui
metode anamnesis, baik autoanamnesis atau aloanamnesis pasien
dan keluarga pasien.
1.2.2.2 Mengetahui status kesehatan, status ekonomi, kondisi kesehatan
lingkungan, pengetahuan, sikap, perilaku keluarga angkat, sistem
kepercayaan, peran anggota keluarga angkat dalam organisasi
kemasyarakatan dan kegiatan sosial di keluarga serta masyarakat.
1.2.2.3 Melaksanakan kegiatan pemberian Komunikasi, Informasi dan
Edukasi kepada pasien atau keluarga pasien (keluarga angkat)
dalam pencegahan timbulnya suatu penyakit atau kekambuhan
penyakit.

1.3 Manfaat

1.3.1 Dengan penguasaan terhadap kemampuan melakukan pendekatan holistik


dan menerapkan filosofi somato-psiko-socio-semiotic dalam penanganan
pasien, maka mahasiswa menjadi terampil dalam praktek dokter keluarga
sehingga mampu memberikan pelayanan komprehensif pada pasien dan
keluarganya.
1.3.2 Dengan penerapan konsep kedokteran keluarga, masyarakat atau keluarga
angkat (KA) yang menjadi subjek pemberdayaan dalam pembelajaran
COME diharapkan bisa mandiri di bidang kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Keluarga Angkat
2.1.1 Sistem Kekerabatan Keluarga Angkat

Keluarga bapak Dewa Gede Putra terdiri atas 3 anggota keluarga, yaitu istri
bernama Ni Made Surani, anak pertama bernama Dewa Gede Purnama dan
anak kedua bernama Dewa Gede Dwipayana. Keluarga bapak Dewa Gede
Putra tinggal dalam satu pekarangan rumah bersama kedua orang tua
bapak Dewa Gede Putra yaitu bapak Bapak Dewa Nyoman Alit dan ibu
Desak Putu Tunas beserta kakak bapak Dewa Gede Putra yaitu Desak
Komang Sri. Mereka tinggal dalam satu pekarangan rumah yang sama
namun tidak menggunakan satu dapur secara bersama-sama.

2.1.2 Tabel Karakteristik Keluarga Angkat

Pendidik
No Nama L/P Umur Pekerjaan Hub dengan K
an
1 Dewa Gede Putra L 33 SMA Buruh bangunan Kepala Keluar
tahun
2 Ni Made Surani P 31 SMA Cleaning Service Istri
tahun
3 Dewa Gede L 9 tahun SD - Anak
Purnama
4 Dewa Gede L 4 tahun Belum - Anak
Dwipayana Sekolah
65 Ayah Kepala
5 Dewa Nyoman Alit L SMP -
tahun Keluarga Angk
Pedagang
60 Ibu Kepala Kelu
6 Desak Putu Tunas P SMP makanan dan
tahun Angkat
minuman ringan
35 Kakak Perempu
7 Desak Komang Sri P SMA -
tahun Keluarga Angk
2.1.3 Bagan Pedigree Keluarga Angkat

1 2

6 9
14 5 15 16 8 17
3 4 10 11

12 13

Keterangan : = Orang-orang yang

tinggal dalam 1 pekarangan rumah bersama KA

= Laki-laki = Perempuan

Keterangan Angka pada bagan pedigree Keluarga bapak Dewa Gede Putra :

1. Kepala Keluarga (KK) (Dewa Nyoman Alit)


2. Istri KK (Desak Putu Tunas)
3. Anak Pertama KK (Dewa Putu Wijaya)
4. Istri Anak Pertama KK (Wayan Budiasih)
5. Anak Kedua KK (Desak Made Renita)
6. Suami Anak Kedua KK (Ngakan Nyoman Oka)
7. Anak Ketiga KK (Desak Nyoman Melani)
8. Anak Keempat KK (Dewa Gede Putra)
9. Istri Anak Keempat KK (Ni Made Surani)
10. Anak Kelima KK (Dewa Gede Agung Darmayasa)
11. Istri Anak Kelima KK (Dewa Ayu Listyawati)
12. Anak Pertama Dewa Putu Wijaya
13. Anak Kedua Dewa Putu Wijaya
14. Anak Pertama Desak Made Renita
15. Anak Kedua Desak Made Renita
16. Anak Pertama bapak Dewa Gede Putra (Dewa Gede Purnama)
17. Anak Kedua bapak Dewa Gede Putra (Dewa Gede Dwipayana)

Kepala keluarga dari keluarga bapak Dewa Gede Putra adalah bapak Dewa Nyoman
Alit, bapak Dewa Nyoman Alit memiliki anak sebanyak 5 orang anak (3 putra dan 2
putri). Anak pertama, kedua dan kelima bapak Dewa Nyoman Alit sudah menikah
namun kini sudah memiliki rumah tinggal masing-masing atau tidak tinggal bersama
dengan bapak Dewa Nyoman Alit.

Adapun peran kepala keluarga dan anggota keluarga angkat dalam organisasi
kemasyarakatan adalah sebagai anggota masyarakat saja atau anggota masyarakat di
lingkungan Banjar Selat, Desa Samplangan. Peran yang dimaksud seperti ikut serta
dalam kegiatan gotong royong, sangkep, ngayah (dalam istilah adat budaya Bali)
sesuai dengan arahan dari kelian banjar maupun kepala desa.

Kegiatan sosial (intern keluarga) bapak Dewa Gede Putra bersama istri adalah bekerja
untuk menafkahi keluarga, merawat, membesarkan dan memantau perkembangan
maupun pertumbuhan anak-anak. Bapak Dewa Gede Putra bersama istri membina
keluarga baik dari segi perekonomian, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Adapun
kegiatan ekstern (kegiatan sosial bersama masyarakat sekitar) sudah dibahas pada
paragraph sebelumnya. Dalam membangun dan menjaga hubungan sosial intern
maupun ekstern keluarga, bapak Dewa Gede Putra mengaku hubungan selama ini
yang dibangun cukup harmonis, sehingga tidak terdapat permasalahan dengan
keluarga (sepupu) dan masyarakat sekitar (tetangga). Sedangkan, dalam
kesehariannya bapak Dewa Nyoman Alit adalah berkebun dibealakang pekarangan
rumah dan ibu Desak Putu Tunas adalah berjualan di warung kepemilikannya yang
berlokasi tidak jauh dari rumahnya.

2.2 Denah Rumah Keluarga Angkat

L J K B C
I D

H A

G
E
F

Keterangan Denah Rumah :

A. Bale Tengah
B. Kamar Tidur Bapak Dewa Gede Putra beserta keluarga
C. Kamar Tidur Desak Komang Sri
D. Kamar Tidur Bapak Dewa Nyoman Alit beserta istri (Ibu Desak Putu Tunas)
E. Merajan atau tempat persembahyangan
F. Garasi Rumah atau tempat parkir
G. Taman
H. Dapur keluarga bapak Dewa Gede Putra
I. Dapur bapak Dewa Nyoman Alit beserta istri dan anak ketiganya
J. Kamar mandi dan toilet
K. Kamar mandi dan toilet
L. Kandang ayam
2.3 Deskripsi Kasus dan Perjalanan Penyakit Kasus
a. Identitas
Nama : Dewa Nyoman Alit
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SMP
Hubungan dengan KK : Ayah Kepala Keluarga

b. Penyakit yang diderita


Batu Saluran Kemih

c. Perjalanan penyakit pasien


Satu bulan yang lalu, bapak Dewa Nyoman Alit mengeluh tidak bisa kencing.
Selama 1 malam tidak bisa kencing, bapak Dewa Nyoman Alit merasa gelisah
karena pada kantung kemih terasa penuh. Esok paginya, bapak Dewa ke
rumah sakit RSUD Sanjiwani Gianyar, setiba di RS beliau menyampaikan
keluhannya lalu dipasangkan selang kateter urin. Bapak Dewa mendapatkan
pelayanan rawat jalan, setiba dirumah bapak Dewa kembali tidak bisa
kencing. Bapak Dewa kembali ke RS untuk pasang selang kateter urin
kembali, beliau mengatakan menggunakan selang kateter tersebut selama 3
minggu. Kemudian oleh dokter yang bertugas, beliau dianjurkan minum air
putih rutin, sedikit memakan makanan yang tinggi kolesterol dan garam, tidak
bekerja terlalu berat atau cukup istirahat.

d. Hasil Anamnesis
1) Basic Seven
a) Keluhan utama : Tidak bisa kencing
b) Onset : Sejak 1 malam
c) Lokasi : Saluran kemih
d) Kualitas : Merasa gelisah saat tidak bisa kencing
e) Kuantitas : Kencing tidak lampias cukup sering
f) Faktor lain
Memperberat : Saat bekerja
Memperingan : Saat minum air yang banyak
g) Keluhan penyerta : Tidak ada

2) Fundamental Four
a) Riwayat penyakit sekarang : Batu saluran kemih
b) Riwayat penyakit terdahulu : Pembesaran prostat atau Benign
Prostat Hyperplasia (BPH), pernah mengalami kecelakaan (mata
bagian kiri mengalami kebutaan)
c) Riwayat penyakit keluarga : Ayah Bapak Dewa Nyoman Alit
pernah mengidap penyakit serupa
d) Riwayat sosial : Tidak ada

e. Kondisi Pasien
1) Pemeriksaan Vital Sign
a) Tekanan Darah : 130/100 mmHg
b) Denyut Nadi : 70x/menit
c) Frekuensi Pernapasan : 25x/menit
d) Suhu Tubuh : 36,7 o C
e) Berat Badan: 60 kg
f) Tinggi Badan: 155 cm

2) Fisik
Secara fisik, bapak Dewa Nyoman Alit masih cukup sehat dan bertenaga.
Oleh karena riwayat kecelakaan yang pernah dialami, kini bapak Dewa
hanya melihat dengan satu mata kanannya. Beliau juga mengatakan bahwa
tulang pipi bagian kirinya separuh retak. Cara berdiri maupun berjalan
bapak Dewa tidak terlihat seperti kesakitan. Bapak Dewa kini mengurangi
aktivitas fisik yang berat, aktivitas yang kini dilakukan adalah menjaga
warung bersama istrinya.

3) Mental
Mental bapak Dewa Nyoman Alit dapat dicerminkan dari cara menjawab
pertanyaan dan menyampaikan pendapat saat diwawancara, logis dan
runut. Bapak Dewa tidak merasakan cemas, atau juga depresi. Bapak Dewa
juga mengaku tidak begitu merasa beban terhadap dirinya yang sudah
lanjut usia atau dengan penyakit yang dideritanya. Bapak Dewa bererita
bahwa beliau cukup sulit untuk berlatih disiplin menjaga pola makan dan
rutin minum air putih namun beliau berusaha untuk mengingat dan
melakukan hal tersebut.

4) Sosial
Bapak Dewa Nyoman Alit merupakan sosok yang ramah terhadap keluarga
dan lingkungan sekitarnya, beliau cukup dekat dengan tetangga maupun
orang-orang disekitarnya. Beliau sering mengobrol ataupun berinteraksi
dengan warga yang belanja ke warungnya.

5) Spiritual
Secara spiritual, beliau terlihat baik. Rutin mengikuti kegiatan keagamaan,
terkadang kegiatan ngayah beliau ikut berpartisipasi apabila anaknya
sedang berhalangan.

2.4 KIE yang diberikan

1. Rutin minum air putih, kurangi meminum minuman berkarbonasi, minuman


olahan pabrik.
2. Kurangi mengkonsumsi daging (terutama yang tinggi kolesterol) dan yang
tinggi garam.
3. Makan sayur dan buah secukupnya.
4. Kurangi bekerja dengan beban yang berat.
5. Jangan menahan kencing.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari kegiatan kunjungan yang diberlakukan sebanyak lima kali dalam satu semester
ini dapat saya simpulkan :

1. Bapak Dewa Nyoman Alit mengeluh tidak bisa kencing sejak 1 malam dan
keesokan paginya mendapatkan perawatan rawat jalan (dilakukan pemasangan
kateter urin).
2. Dahulu beliau pernah mendapatkan operasi prostat.
3. Ayah beliau pernah mengalami keluhan serupa.
4. Secara mental, sosial dan spiritual bapak Dewa Nyoman Alit cukup baik.
5. Beliau kini belajar melatih diri untuk lebih disiplian dalam menjaga
kesehatan.

3.2 Saran
Terdapat beberapa saran mengenai kegiatan yang sudah diberlakukan ini, yaitu :

1. Menginformasikan pentingnya berkonsultasi ke dokter mengenai keluhan


kesehatan yang dialami walaupun keluhan yang dialami ringan,
meminimalisir pembelian obat di warung dan pentingnya penggunaan alat
pelindung diri seperti masker saat membersihkan lingkungan rumah, tidak
lupa menerapkan PHBS kepada seluruh anggota keluarga.
2. Keluarga lebih intensif mengingatkan anggota keluarga untuk menjaga
kesehatan diri, menjaga keharmonisan hubungan keluarga yang akan
berpengaruh kepada kondisi mental, sosial dan spiritual.
3. Kepada mahasiswa lebih memahami latar belakang baik kebiasaan dan
penggunaan bahasa oleh pihak keluarga angkat sehingga pada sesi diskusi
akan berjalan dengan baik serta efektif.

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1.
Bapak Dewa Nyoman Alit bersama cucu
Gambar 2. Saat melakukan sesi wawancara dan pemeriksaan vital sign

Anda mungkin juga menyukai