http://dc223.4shared.com/doc/F2BFPR8S/preview.html
Beton serat dapat didefinisikan sebagai beton yang terbuat dari semen portland
atau bahan pengikat hidrolis lainnya yang ditambah dengan agregat halus dan kasar, air,
dan diperkuat dengan serat. Interaksi antara serat dan matrik betonmerupakan sifat dasar
yang mempengaruhi kinerja dari material komposit beton serat. Pengetahuan tentang
interaksi ini diperlukan untuk memperkirakan kontribusi serat dan meramalkan perilaku
dari komposit.
Lebih jelasnya secara struktural beton mempunyai tegangan tekan cukup besar,
sehingga sangat bermanfaat untuk struktur dengan gaya-gaya tekan dominan. Kelemahan
struktur beton adalah kuat tariknya yang sangat rendah dan bersifat getas (brittle),
sehingga untuk menahan gaya tarik beton diberi baja tulangan. Penambahan baja
tulangan belum memberikan hasil yang benar-benar memuaskan. Retak-retak melintang
halus masih sering timbul didekat baja yang mendukung gaya tarik. Dalam perancangan
struktur beton, tegangan tarik yang terjadi ditahan oleh baja tulangan, sedang beton tarik
tidak diperhitungkan menahan tegangan-tegangan tarik yang terjadi karena beton akan
segera retak jika mendapat tegangan tarik yang melampaui kuat tarik. Ditinjau dari segi
keawetan struktur, retakan ini akan mengakibatkan korosi pada baja tulangan sehingga
akan mengurangi luas tampang baja tulangan, meski dari tinjauan struktur retak ini
belum membahayakan. Hal ini berarti merupakan suatu pemborosan, karena pada
kenyataannya daerah beton tarik itu betul-betul ada dan juga harus dilaksanakan. Dengan
suatu perancangan khusus, kuat tarik beton ini dapat ditingkatkan sehingga mampu
menahan tegangan tarik tanpa mengalami retakan.
Dalam suatu bahan pendukung pada sebuah bangunan banyak bahan yang terbuat
dari logam seperti besi, alumunium, tembaga, baja, serat fiber, sabut kelapa dan
sebagainya. Dalam artikel ini penyusun hanya membahas logam yang berhubungan
dengan judul yang telah dibuat yaitu logam Baja. Selain itu juga akan dibahas mengenai
sifat dan karakteristik serta perlakuan pada material baja.
Baja merupakan bahan logam yang dikenal dengan salah satu bahan yang
mempunyai kuat terhadap tarikan yang tinggi. Sehingga tidak menutup kemungkinan
hampir semua bangunan menggunakan baja sebagai bahan utama setelah beton. Contoh
penggunaan dari baja pada bangunan bisa berupa rangka atap, konstruksi jembatan,
portal dan masih banyak lagi kegunaan baja pada bidang teknik sipil. Sesuai dengan
perihal diatas, penyusun mengambil salah satu bahan yang terbuat dari serat baja yaitu
“jenis kawat”.
Bentuk-bentuk kawat yang digunakan untuk bahan tambah seton yaitu sebagai berikut :
http://2.bp.blogspot.com/-
8FCPxHRjEmg/Tzp1_cJ8X-I/AAAAAAAAAC8/-
EY75lj2aTw/s1600/beton+1.png
Dari beberapa jenis kawat diatas, maka dari penelitian mengambil jenis kawat
pengikat atau sering disebut dengan bendrat. Adapun pengertian dari kawat pengikat
adalah kawat lunak yang digunakan untuk mengikat baja tulangan dalam konstruksi
beton bertulang. Persyaratan dari kawat pengikat adalah harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum ±1 mm dengan panjang ± 6 mm yang telah dipijarkan terlebih
dahulu dan tidak bersepuhkan seng.
Dari pengujian slump test dapat disimpulkan bahwa penambahan serta semakin
besarnya diameter serat akan menurunkan workability dari campuran beton. Dan dari
pengujian diperoleh kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur beton yang lebih tinggi
dari beton normal. Sedangkan dari hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah
didapatkan nilai yang optimal pada diameter 0,9 mm dengan panjang serat 67,5 mm.
Untuk kuat tekan mengalami peningkatan 14,67 % dibandingkan beton normal. Untuk
kuat tarik belah mengalami peningkatan 33,46 % dari beton normal. Dari pengujian kuat
lentur beton didapatkan nilai yang optimal pada diameter 0,9 mm dengan panjang 54
mm. Pada pengujian kuat lentur diperoleh peningkatan 48,06 % dibandingkan beton
normal. (Ananta Ariatama)
Suhendro (1991), telah menemukan bahan lokal yang mudah didapat di Indonesia
juga harganya lebih murah dibandingkan dengan fiber baja berupa potongan kawat
bendrat diameter 1 mm, panjang 60 mm (aspek rasio l/d = 60). Hasilnya menunjukan
peningkatan kualitas beton yaitu beton menjadi sangat liat atau daktail (ductile), kuat
desak, kuat tarik dan ketahanan terhadap kejut juga meningkat.
Pengaruh pada penambahan serat ke dalam adukan beton tergantung pada jenis,
ukuran, bentuk, konsentrasi dan rasio serat. Aspek rasio serat yang tinggi akan
menyebabkan serat cenderung menggumpal menjaadi bola yang sangat sulit disebar
secara merata sebelum dan sesudah pengadukan. Briggs dkk. (1974) menemukan bahwa
batas maksimal aspek rasio serat yang masih memungikan pengadukan dilakukan dengan
mudah adalah 1/d < 100. Nilai 1/d yang melampaui batas akan menyebabkan kesulitan
dalam pengadukan
Adapun sifat serta karakteristik baja sendiri sebenarnya sudah dijelaskan diatas
yaitu mempunyai kuat tarik yang tinggi dan baik untuk mengimbangi kuat tekan pada
suatu beton. Baja memiliki sifat karakteristik, antara lain :
2. Leleh baja berkisar pada suhu tinggi diatas 1000 °F (540 °C), karena terjadi pengendapan
senyawa karbon dan elemen paduan terjadi sehingga mikrostrukturnya lebih getas
(mudah patah).
3. Pengaruh tegangan multiaksial, pengaruh tegangan yang kompleks pada struktur terutama
pada sambungan sangat berpengaruh pada kegetasan.
4. Baja akan terjadi mudah korosi jika terlalu banyak terkena air.
5. Kekuatan tarik bajasangat dipengaruhi oleh naik atau turunnya suhu, baja umumnya
dipakai pada kedaan suhu dibawah 1000°F, dan beberapa baja yang diberi perlakuan
panas harus dijaga agar suhunya dibawah 800°F (430°C).
Sedangkan pada kawat pengikat mempunyai daya lentur dan mudah dibentuk,
sehingga kawat ini sering digunakan sebagai pengikat pada tulangan pada beton.
Serat baja dapat berupa potongan-potongan kawat atau dibuat khusus dengan
permukaan halus / rata atau deform, lurus atau bengkok untuk memperbesar lekatan
dengan betonnya. Serat baja akan berkarat dipermukaan beton, namun akan sangat awet
jika didalam beton.
Dengan adanya sifat getas yang dimiliki beton serta daya dukung terhadap tekan
yang relatif, maka dipergunakanlah serat baja yang terbuat dari kawat ikat (kawat
bendrat) sebagai alternatif dalam campuran adukan beton. Serat baja dalam beton
diharapkan mampu untuk mengurangi tingkat getas jika dibandingkan dengan beton
agregat normal serta mampu meningkatkan kuat tekan.
Serat baja mempunyai peranan sebagai tulangan tambahan agregat yang mengisi
rongga-rongga pada beton. Sehingga akan menjadi pasak di dalam beton yang akan
saling tarik menarik membentuk kekuatan tarik di dalam beton sendiri. Dari proses yang
berbeda pada campuran adukan beton, jika dibebani oleh beban tekan, beton agregat
normal saat dibebani tekan, matrik mencapai kuat tariknya dan mulai retak. Beton
tersebut retak dan menjalar melalui interface zona antara agregat dan matriks. Sedangkan
jika mempergunakan serat, saat kondisi retak merambat memotong matriks ataupun
agregat secara cepat. Dengan penambahan serat terjadi regangan akibat beban teka
unaxial, hal ini menunjukkan lebih banyak energi yang diserap oleh beton berserat dari
pada beton agregat normal.
Beton serat mampu menghasilakan kuat tekan dan daktilitas yang lebih besar dari
pada beton agregat normal walaupun tanpa adanya tambahan zat adiktif. Dari evaluasi
hasil percobaan dan analisa yang dilakukan menunjukkan adari penambahan serat
sebesar 0.00X sampai 0.9021X memberikan kuat dukung terhadap lentur dari 0X hingga
11.2X, serta daktilitas benda uji naik menjadi 0 hingga 1.048.
E. PENERAPAN
Beton dengan serat baja ini sangat cocok digunakan untuk rumah tahan gempa.
Dengan adanya serat baja dalam beton maka akan bersifat saling mengikat dan menarik
antar bagian beton. Sehigga dengan goncangan gempa memungkinkan sedikit sekali
terjadi keretakan pada beton. Ditambah lagi dengan sifat yang dimiliki beton serat baja
yang bersifat daktilis. Karena bahan ini diharapkan menjadi tulangan mikro yang
tersebar secara acak pada campuran beton dan akan menimbulkan dowel action atau aksi
pada kawat sebagai pasak yang terkandung pada beton tersebut.
Meskipun beton serat baja memiliki kelemahan yaitu pada proses pencampuran,
sehingga mengaharuskan bahwa batas maksimal aspek rasio serat yang masih
memungikan pengadukan dilakukan dengan mudah adalah 1/d < 100. Nilai 1/d yang
melampaui batas akan menyebabkan kesulitan dalam pengaduk.