Laporan Kimia Organik Acara 1
Laporan Kimia Organik Acara 1
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Analisis Aspirin dan Kafein dalam Tablet
B. Tujuan Pustaka
1. Menentukan kadar aspirin suatu tablet
2. Mengenal beberapa sifat monosakarida dan disakarida
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Aspirin
Aspirin atau Asam asetil salisilat yang ditemukan oleh seorang ilmuan
berkebangsaan Jerman yaitu Felix Hoffmann yang berusaha menemukan cara
alternatif dalam mengobati arthritis tanpa menggunakan natrium salisilat, natrium
salisilat yang digunakan untuk mengobati arthritis sering menyerang lapisan
lambung dan menyebabkan pasien sakit yang cukup akibat iritasi. Karena keasaman
membuat salisilat keras pada perut, ia mulai mencari formasi asam yang
menyebabkan dia untuk mensintesis asam asetilsalisilat, suatu senyawa yang
berbagi sifat terapeutik salisilat lain tetapi tidak memiliki keasaman yang kuat yang
menyebabkan iritasi lambung. Pada tanggal 10 Agustus 1897, Hoffmann berhasil
mensintesis asam asetilsalisilat (ASA) untuk pertama kalinya dalam bentuk stabil
yang dapat digunakan untuk aplikasi medis. Dengan acetylating asam salisilat
dengan asam asetat, ia berhasil menciptakan asam asetilsalisilat (ASA) dalam
bentuk kimia murni dan stabil (Fessenden,1986).
Gambar struktur kimia aspirin menurut Sumardjo (2006) sebagai berikut :
Menurut Rainford (2004) ,sifat-sifat aspirin dapat dilihat dari beberapa sisi, dilihat
dari sifat kimianya yaitu :
a. Kelarutan aspirin dalam air 10 mg/ ml dalam suhu 200 C
b. Larut dalam etanol
c. Larut dalam eter
d. Larut dalam air
e. Merupakan senyawa polar
2. Kafein
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam bijikopi,
daun teh, dan biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat
secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos
terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek
farmakologis tersebut, kafein ditambahkan dalam jumlah tertentu ke minuman.
Efek berlebihan mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor,
insomnia, hipertensi, mual dan kejang (Maramis dkk., 2013).
Menurut Anderson (1975), kafein adalah salah satu jenis racun yang dapat
memengaruhi urat saraf untuk melakukan hal-hal yang lebih berat. Menurut
Harborne (1987) kafein merupakan turuan purin yang merupakan golongan basa
ketiga ynag penting dalam suatu tumbuhan kadar aman kafein didalam suatu tablet
obat adalah 50 mg/tablet serta kafein merupakan alkaloid putih dengan rumus
senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7-trimethylxanthine. Kafein
mempunyai kemiripan struktur kimia dengan 3 senyawa alkaloid yaitu xanthin,
theophylline, dan theobromine.
Salah satu tumbuhan yang mengandung kafein adalah terdapat pada biji kopi,
Kopi diketahui mengandung senyawa yang memiliki efek dan juga
menguntungkan, salah satunya senyawa kafein. Sebagian besar orang beranggapan
bahwa kafein dapat merugikan jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup tinggi,
tetapi kafein juga dapat memberi efek stimulasi sistem syaraf, kerja jantung,
pernafasan dan otot-otot (Mirza dkk, 2009)
berikut:
Gambar 2.2 Gambar struktur kimia Kafein
3. Titrasi
Berdasarkan caranya, titrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu titrasi langsung
dan titrasi tidak langsung. Titrasi langsung dilakukan dengan mereaksikan langsung
zat uji dengan larutan baku. Sementara itu, titrasi tidak langsung dilakukan dengan
cara menambah sejumlah larutan titran berlebih kedalam ke dalam larutan uji,
kemudian kelebihan di titrasi dengan titran lain. Titrasi dilakukan untuk reaksi yang
berlangsung lambat . dalam percobaan ini di gunakan titrasi iodimetri termasuk
titrasi tidak langsung , dimana semua oksidator yang akan ditetapkan konsentrasi
atau kadarnya direaksikan dengan ion iodia ( I-) berlebihan sehingan I2 dibebaskan.
Baru kemudian I2 bebas ini dititrasi dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan
indikator amilum ( Mulyono,2009).
Menurut Day dan Underwood (2002), alkalimetri merupakan salah satu titrasi
asam basa yang sering digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu asam.
Metode alkalimetri merupakan metode penetralan asam dengan basa. Natrium
hidroksida (NaOH) adalah basa yang paling lazim digunakan. Alkalimetri
merupakan cara penetralan jumlah basa terlarut atau konsentrasi larutan basa
melalui cara titrimetri. Penentuan titik akhir titrasi alkalimetri adalah dengan
terjadinya perubahan warna dari larutan yang dititrasi. Indikator yang digunakan
dalam metode alkalimetri ini adalah Phenolpthalein (PP).
Sedangkan menurut Watson (2009), titrasi iodometri dibagi menjadi dua jenis
yaitu titrasi iodometri langsung dan titrasi penggantian iodin. Titrasi iodometri
langsung menggunakan iodin sebagai bahan pengoksidasi yang akan mengoksidasi
zat-zat yang potensial reduksinya lebih rendah. Larutan iodin yang digunakan
dibakukan terhadap natrium tiosulfat. Selain itu, titik akhir dideteksi dengan
menggunakan indikator kanji, yang menghasilkan pewarnaan biru dengan
kelebihan iodin. Sementara titrasi penggantian iodin dari iodida dengan
menggunakan bahan pengoksidasi yang lebih kuat diikuti penggantian iodin dengan
natrium tiosulfat.
4. Sampel
B. Pembahasan
1. Analisis Kadar Aspirin dalam Tablet
Aspirin merupakan turunan dari asam salisilat yang diasetilasikan
dengna asetil klorida atau anhidrin asam asetat dengan katalis H2SO4.
Senyawa ini bersifat asam, mudah laru dalam etanol dan eter tetapi sukar
larut dalam air. Aspirin digunakan sebagai obat analgesik atau penahan rasa
sakit atau nyeri minor, antipiretik(terhadap demam), dan anti-inflamasi
(Feinman, 1994).
Dalam percobaan ini digunakan aspirin merek aspirin dan dilakukan
metode titrasi alkalimetri dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N
sebagai titrannya. Volume rata-rata titran yang digunakan dalam titrasi akan
menjadi salah satu bahan perhitungan dalam penentuan kadar aspirin
tersebut. Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah indikator
PP(phenolpthalein) yang akan menunjukkan perubahan warna dari bening
menjadi merah muda ketika akhir titrasi.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi asam-basa atau reaksi netralisasi.
Titrasi netralisasi adalah titrasi yang dilakukan menggunakan larutan
standar asam dan larutan standar basa. Berdasarkan konsep lain netralisasi
menggunakan reaksi antara donor proton(asam) dan penerima proton(basa).
Prinsip netralisasi yaitu terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa membentuk air yang bersifat netral (Underwood,
1986).Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan melakukan titrasi
dengan larutan NaOH. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan percobaan analisis aspirin dan kafein dalam tablet yang telah
dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kadar aspirin dalam tablet merek aspirin dalam persen (%) yang didapatkan
sebesar 75%. Sedangkan kadar aspirin dalam mg/tablet yang didapatkan
adalah sebesar 300 mg/tablet.
2. Kadar kafein dalam tablet merek saridon dalam persen (%) yang didapatkan
sebesar 10,6%. Sedangkan kadar kafein dalam mg/tablet yang didapatkan
adalah sebesar 70 mg/tablet.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, A. 2008. Kamus Kimia Organik. Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Jakarta.
Anderson, W.1975. Organic Chemistry. Pretice Hall Book Company, New York .
Batmanghelidj, F. 2006. Air untuk Menjaga dan Menyembuhkan
Penyakit. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Day, R dan Underwood, A.2002. Analisa Kimia Kuantitatif .Erlangga, Jakarta.
Feinman, S. E. 1994. Beneficial and Toxic Effects of Aspirin. CRS Press, USA.
Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3. Erlangga, Jakarta.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. ITB, Bandung.
Irvanda,R.2007.Pengaruh Pemberian Aspirin Berbagai Dosis Per Oral Terhadap
Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar http://eprints.undip.ac.id/22597/
diakses 17 Maret 2016.
Jumhari, A. 1995. Sinsopsis Farmakologi dengan Terapan Khusus di Klinik dan
Keenan, C.W., D, C. Klienfeiter.,dan Y,H. Wood. 1986. Kimia Untuk
Universitas. Edisi 6. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Maramis,R., Citraningtyas,G., dan Wehantouw,F.2013.Analisis Kafein dalam Kopi
Bubuk di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Ilmiah
Farmasi 2(4) : 123.
Martin, R. Peter. 2002. Caffeine Advantages. Mizan Pustaka, Bandung.
Mirza, A., Naibaho,N. M., Syahrumsyah,H. 2009. Kajian Sifat Kimia Fisik dan
Organdeptik Kopi Robusta, Kayu Manis dan Campurannya. Jurnal Teknologi
Pertanian. 4(2) : 75-76
Mulyono. 2009. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bumi Angkasa,
Jakarta.
Rainford,D. 2004. Aspirin and Related Drugs. Erlangga, Jakarta.
Sudarmadji, S. 1984. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Jakarta.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Progam Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Watson,D.2009. Analisis Farmasi: Buku Ajar untuk Mahasiswa Farmasi dan
Praktisi Kimia Farmasi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Perhitungan kadar aspirin
100
M NaOH x V NaOH titrasi x
10
Massa aspirin = x Mr aspirin
1000
100
0,1 x 1,65 x
10
= x 180,2
1000
= 0,30 gram
= 300 mg
100
M NaOH x V NaOH titrasi x
10 x Mr aspirin
1000
Kadar Aspirin = x 100%
Berat Tablet
100
0,1 x 1,65 x
10 x 180,2
1000
= 𝑥 100%
400 mg
= 75%
2. Perhitungan kadar kafein
100
Massa kafein = [20- ( 25 x ∑Vol Na2 S2 O3 )] x 0,00483
= [20 − 5,8] 𝑥 0,00483
= 0,07 gram
= 70 mg
100
[20-( x ∑Vol Na2 S2 O3 )] x 0,00483
25
Kadar kafein = x 100%
Berat Tablet
70
= 661 𝑥 100%
= 10,6%
B. Gambar
Gambar1. kafein dalam labu ukur seetelah
ditambah H2SO4 dan iod