TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tidur
2.1.1 Definisi
teratur, dan mudah reversibel yang ditandai dengan keadaan relatif tidak
al, 2005; Guyton dan Hall, 2006; Tortora dan Derrickson, 2011). Meskipun
tidur digambarkan sebagai ketidaksadaran relatif terhadap dunia luar, hal ini
tidak sama seperti orang yang tidak sadarkan diri, manusia biasanya
mengetahui bahwa dirinya mengantuk dan sadar bahwa dia belum tidur dalam
Tidur terdiri dari dua keadaan fisiologis, yakni nonrapid eye movement
(NREM) dan rapid eye movement (REM) (Sadock, 2010). Dinamakan tidur
REM karena pada tidur tipe ini, sering terjadi aktivitas gerakan mata, disebut
juga tidur paradoksal karena gambaran EEG selama tidur REM hampir sama
dengan saat terjaga. Pada keadaan sangat mengantuk, setiap tidur REM
berlangsung sangat singkat atau bahkan tidak ada. Tidur REM biasanya
disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh, denyut jantung dan
1
pernafasan menjadi iregular dan cenderung tinggi, otak menjadi aktif
sedangkan tubuh dalam keadaan “tertidur” (Sadock, 2010; Guyton dan Hall,
aktivitas EEG (Benca et al, 2005). Tahap tidur ini begitu tenang dan terjadi
penurunan tonus otot serta fungsi-fungsi vegetatif tubuh lain (Guyton dan
Hall, 2006). Denyut jantung secara khas melambat lima hingga sepuluh
karakteristik dan skor visual yang diukur melalui tiga parameter yang disebut
Anthony Kates pada 1968 yang kini diterima dalam praktek klinis dan
atau menunjukkan pola aktif. Gerakan mata disadari dan mata berkedip
2
dengan jelas. EMG menunjukkan aktivitas tonus otot yang meningkat,
ditambah aktivitas fasik yang berkaitan dengan gerakan sadar. Ketika mata
tertutup menjelang tidur, aktivitas gelombang alfa (8-13 hz) menjadi jelas
Tidur NREM terdiri dari 4 tahap (Czeisler et al, 1995; Ganong, xxxx;
Akerstedt dan Nillson, 2003; Benca et al, 2005; Sadock, 2005; Tortora dan
tidur, tidur biasanya melewati stadium 1 dan 2, dan berada dalam stadium 3
dan 4 selama 70-100 menit (Ganong, xxxx;). Tidur kemudian menjadi lebih
dangkal dan kira-kira 90 menit setelah awitan timbul periode REM pertama,
Siklus NREM-REM ini berulang 3-5 kali dalam satu episode tidur dan
bergantian dengan siklus rata-rata 90-110 menit, pergantian ini disebut siklus
memanjang seiring larutnya malam dan bisa mencapai 50 menit pada siklus
dengan pola EEG dengan aktivitas gelombang theta yang nyata (3-7 hz), serta
3
tampak gelombang vertex yang tajam. Gerakan mata menjadi lambat dan
tonus otot mulai berkurang. Secara subjektif tahap I tidak bisa dipersepsikan
Beberapa menit setelah tahap I, tidur biasanya sedang menuju tahap II,
beramplitudo tinggi yang diikuti gelombang lambat dan sleep spindles (12-14
hz) pada EEG. Tahap II dan tahap selanjutnya tidur NREM dan REM secara
oleh tahap III dan tahap IV. Gelombang EEG lambat (< 2 hz) muncul selama
gelombang lambat terjadi pada tahap III, dan lebih dari 50% pada tahap IV.
Gelombang lambat tersebut menyebabkan tahap III dan IV disebut slow wave
sleep (SWS) atau tidur dalam. Eye movement berhenti selama tahap II hingga
IV, dan selanjutnya terjadi pula penurunan aktivitas EMG (Harrison, 1995;
dengan komponen tonik atonia (persisten) dan fasik (episodik). Aspek tonik
REM meliputi gambaran EEG yang mirip dengan tahap I NREM, atonia total
otot rangka, kecuali otot-otot ekstraokular dan diafragma. Aspek fasik REM
4
Pada saat tidur REM, sebagian besar otak dalam keadaan aktif, terutama
prefrontal tidak ikut serta didalamnya. Hal ini membuktikan bahwa secara
normal kita bermimpi selama tidur REM (meskipun mungkin ada mimpi yang
dilaporkan dari tahap lain), dan untuk mencegah aksi berlebihan dari mimpi
tahap I, sekitar 50% pada tahap II, dan 20-25% pada tahap III dan IV serta
tidur REM. Tahap III dan IV yang merupakan tidur dalam sangat menonjol
Semakin berkurangnya periode tidur dalam, maka makin panjang tidur REM
yang ditandai dengan bertambahnya aktivitas fasik dan mimpi yang lebih
50% waktu total tidur bayi adalah tidur REM dan persentase ini berbanding
terbalik seiring usia. Tidur REM menjadi sekitar 35% pada usia 2 tahun dan
menurun cepat menjadi 25% pada saat dewasa sampai usia lanjut dan
5
Bayi baru lahir menghabiskan 16 sampai 18 jam dalam sehari untuk tidur.
mungkin menghilang saat memasuki umur 60 tahun. Tidur juga menjadi lebih
lebih banyak waktu terbangun saat tidur, dan peningkatan tidur siang (Benca
et al, 2005).
gangguan kognitif. Kehilangan tidur juga dapat diikuti dengan tidur yang
lebih panjang dan lebih intens. Jika manusia tidak tidur hingga beberapa
6
(susah ngartikannya takut salah tulis hipotesis; hal 293 sadock textbook)
yang dipaksakan. Oleh karena itu dapat dianggap bahwa tidur melalui
menjelaskan efek tidur normal dan tidur yang terganggu terhadap kesehatan
et al, 2004).
Sistem Kardiovaskular
7
Tekanan darah, denyut jantung, dan cardiac output menurun selama tidur
dibandingkan dengan saat terjaga dan mencapai nilai puncak pada saat tidur
awitan tidur hingga menjelang terjaga, dan pada saat terjaga dengan segera
Pada saat tidur, secara normal tekanan darah dan denyut jantung turun 10-
20% pada pasien normotensi dan hipertensi. Penurunan tekanan darah ini
dan disfungsi sistem saraf otonom (Loredo et al, 2004). Kehilangan tidur
TANYA:
8
Aritmia juga lebih cenderung muncul saat tidur REM, yang berkontribusi
Sistem respirasi
tidur dan upper airway resistance meningkat sebagai efek dari relaksasi otot,
Termoregulasi
Otak dan suhu tubuh mengalami penurunan regulasi selama tidur NREM,
terutama tidur gelombang lambat, sebagai hasil penurunan set point suhu di
hipotalamus, seperti kehilangan panas yang aktif. (sleep has direct effects of
mengalami fenomena ini ketika pergi tidur merasa dingin dan bangun
9
kepanasan. Selama tidur REM, terdapat penurunan kemampuan untuk
Neuroendokrin
Pada orang dewasa growth hormone (GH) dilepas pertama kali selama
awal malam dan pelepasan ditingatkan oleh tidur gelombang lambat dan
(HPA) biasanya lebih sering dalam keadaan tidak aktif atau menurun pada
hormone (ACTH) meningkat pada akhir periode tidur, beberapa saat sebelum
tidur yang berat dan kehilangan tidur memiliki gambaran yang signifikan
efek siklus terang-gelap. Melatonin hanya bisa diproduksi pada malam hari
10
karena gelap, gelap pada siang hari tidak menstimulasi sekresi melatonin,
Fungsi seksual
Salah satu karakteristik tidur REM pada pria adalah ereksi penis (Sadock,
walaupun pria tersebut tidak bermimpi yang berkaitan dengan hal seksual.
Kejadian ereksi penis selama tidur REM pada pria dengan disfungsi ereksi
CARI:
hari dan yang lainnya adalah penidur pendek (short-sleeper). Meskipun demikian
yang menarik adalah studi tahun 2002 pada lebih dari 1 juta laki-laki dan
perempuan yang menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih dari 8,5 jam setiap
malam atau kurang dari 3,5 jam memiliki angka mortalitas 15 persen lebih besar
daripada mereka yang rata-rata tidur 7 jam setiap malam (Sadock, 2010).
11
2.2.1 Disomnia
dimana gangguan utamanya adalah jumlah, kualitas atau waktu tidur yang
Insomnia
mungkin dan juga sentral terhadap seleksi pengobatan sesuai dan spesifik.
masalah subjektif mengenai tidur yang tidak cukup atau tidak memulihkan
Insomnia dapat dibagi menjadi tidur sulit (insomnia awitan tidur), sering
berlangsung dari beberapa hari sampai tiga minggu. Insomnia kronik atau
jangka lama berlangsung selama beberapa bulan atau tahun dan sering
12
merefleksikan efek psikiatrik atau kondisi medis kronik lain, bisa juga timbul
akan berlangsung). Pada beberapa orang insomnia sementara jenis ini dapat
dengan masalah paling sering adalah kesulitan jatuh tertidur bukannya untuk
insomnia bebas dari adanya gangguan fisik atau psikologis (Sadock, 2010).
Hipersomnia
13
namun jarang klinisi yang menyadari keluhan tersebut. Narkolepsi hanyalah
Hal 93 ppdgj
Narkolepsi
Narkolepsi terdiri atas rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari serta
manifestasi abnormal tidur REM yang terjadi setiap hari selama sedikitnya
Sleep apnea
Sleep apnea mengacu pada penghentian udara pada hidung atau mulut
Pada sindrom ini , penderita merasakan sensasi dalam berupa adanya rasa
merayap dalam betis baik saat duduk maupun tidur. Disestesia ini jarang
(Sadock, 2010).
2.2.2 Parasomnia
yang terjadi selama tidur; (pada kanak-kanak hal ini terkait terutama dengan
14
perkembangan anak, sedangkan pada dewasa terutama pengaruh psikogenik)
Somnambulisme
Gangguan ini terdiri atas rangkaian perilaku kompleks yang diawali pada
sepertiga pertama malam selama tidur NREM yang dalam (tahap 3 dan 4) dan
sering, meskipun tidak selalu, dilanjutkan tanpa kesadaran penuh atau ingatan
Teror tidur
Gangguan ini disebut juga pavor nocturnus, terjadi primer pada remaja
selama beberapa jam pertama setelah awitan tidur, pada NREM stadium 3
dan 4 (Czeisler et al, 1999). Gangguan ini hampir selalu diawali dengan
jeritan atau tangisan pilu dan disertai manifestasi perilaku ansietas hebat yang
Mimpi buruk
Mimpi buruk adalah mimpi yang lama dan menakutkan yang membuat
orang terbangun dengan rasa ketakutan. Seperti mimpi lain, mimpi buruk
hampir selalu terjadi selama tidur REM dan setelah periode REM yang
15
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi
tekanan darah sistolik >140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90
mmHg (Sutters, 2012; Mancia dan Grassi, 2005; Mancia et al, 2013; Kumar
et al, 2007; Blumenfeld dan Laragh, 2004; Krousel-Wood dan Oparil, 2012)
Oparil, 2012).
2.3.2 Etiologi
2012).
a. Hipertensi esensial
esensial (Mancia dan Grassi, 2005; Sutters, 2012; Kumar et al, 2007;
16
didiagnosis dengan hipertensi esensial hanya jika penyebab-penyebab lain
telah dimulai sehingga kelainan dasar curah jantung atau resistensi perifer
tidak diketahui dengan jelas. Pada hipertensi yang baru, curah jantung
mungkin berbeda pada tiap individu (Gray et al, 2005). Sistem ini juga
17
Telah dijelaskan berbagai abnormalitas pada pasien hipertensi esensial,
bahkan telah ditegaskan bahwa satu atau lebih dari mereka berhubungan
jelas, serta pendekatan diagnosis dan terapi pada keduanya juga telah
sekunder, tapi tetap berada pada grup hipertensi esensial (Fisher dan
Williams, 2005).
Genetik
Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih
Hiperaktivitas simpatis
18
memainkan peran pada genesis hiperaktivitas adrenergik.
arteriol dan vena serta meningkatkan curah jantung (Gray et al, 2005;
Sutters, 2012).
Salt-sensitivity
Williams, 2005).
Aktivitas renin
19
level normal, dan 30% pada level yang rendah (Sutters, 2012).
Sodium-Klorida-Kalsium
2005).
Hiperinsulinemia
20
Defek memban sel
seluruh sel tubuh., terutama sel otot polos pembuluh darah. Defek ini
2005).
b. Hipertensi sekunder
(Blumenfeld dan Laragh, 2004; Gray et al, 2005; Mancia dan Grassi,
21
meliputi penyakit parenkim ginjal, penyakit ginjal vaskular, Cushing’s
Penyakit renovaskular
sering terjadi pada usia lanjut (Gray et al, 2005; Sutters, 2012).
Endokrin
22
aldosteron dan renin yang rendah akan mengakibatkan kelebihan
al, 2005).
Cushing syndrome
Feokrositoma
pada pasien hipertensi dan kira-kira dua individu per satu juta
Koartasio aorta
2005)
Kehamilan
23
Hipertensi pada kehamilan terjadi sampai 10% pada kehamilan
(Sutters, 2012).
Penggunaan estrogen
lebih dari 5 tahun. Pada 50% tekanan darah akan kembali normal
1. Riwayat keluarga
24
Riwayat keluarga dengan hipertensi secara frekuen muncul pada
orang yang kedua orang tua memiliki tekanan darah normal. Namun
2. Jenis kelamin
2012).
25
adalah karena terjadi peningkatan berat badan atau ketergantungan
3. Umur
(Suiraoka, 2012).
4. Ras
26
Prevalensi hipertensi pada ras hitam lebih dominan dibanding Afircan-
indeks masa tubuh dimana ras kulit hitam lebih banyak mengalami
obesitas dan kurangnya aktivitas fisik yang adekuat, selain itu juga
diantaranya:
1. Obesitas
berisiko tinggi terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia
pasien obesitas, tekanan darah dapat dikontrol dengan baik pada 35%
27
masing-masing individu terhadap penurunan berat badan (Blumenfeld
Lebih dari 30 tahun yang lalu, Dahl dan Heine telah meneliti hubungan
(Suiraoka, 2012).
28
alkohol dapat meningkatkan sintesis katekolamin yang dapat memicu
4. Kurang olahraga
5. Stres
(Sutters, 2012).
29
2.3.5 Klasifikasi
panduan 2003 dan 2007 ESH/ESC (Mancia dan Grassi, 2005; Mancia et al,
2013). Tekanan darah ditetapkan berdasarkan rata-rata hasil dua atau lebih
pengukuran pada dua atau lebih kunjungan klinis setelah kunjungan pertama
Klasifikasi ini digunakan untuk umur >18 tahun yang tidak mengkonsumsi
kategori yang berbeda, maka kategori yang lebih tinggi digunakan sebagai
30
2.3.6 Regulasi Tekanan Darah dan Hipertensi
hipertensi, dimulai dari asupan garam yang tinggi, stres, obesitas, maupun
Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan curah
dengan garam. Akibat retensi garam didalam tubuh, garam secara tidak
Selain pengaruh curah jantung dalam meningkatkan tekanan darah, ada hal
31
mekanisme autoregulasi aliran darah. Apabila darah yang mengalir ke
resistensi perifer total (Guyton dan Hall, 2006; Kowalak et al, 2011).
Pada akhirnya, tekanan darah arteri sama dengan curah jantung dikali
tahanan perifer total, maka peningkatan sekunder pada tahanan perifer total
beberapa arteri sistemik besar seperti arteri karotis interna dan arkus aorta
curah jantung dan tahanan perifer dan menyebabkan penurunan tekanan arteri
(Guyton dan Hall, 2006). Sebaliknya saat terjadi penurunan tekanan darah
32
frekuensi jantung dan peningkatan resistensi perifer karena vasokonstriksi.
Stres dapat pula merangsang aktivitas berlebihan sistem saraf simpatis untuk
2011).
Pada keadaan tekanan arteri yang sangat rendah, ginjal akan melepaskan
ekskresi garam dan air oleh ginjal yang kemudian akan meningkatkan
33
tekanan arteri yang lebih lama lagi (Guyton dan Hall, 2006; Kowalak et al,
2011).
darah. Pada model ini, perubahan struktural pada dinding pembuluh mungkin
al, 2007).
2.3.7 Komplikasi
pada dinding arteri dapat merusak organ vital tubuh (Suiraoka, 2012).
Penyebab paling sering dari kematian adalah penyakit jantung, dengan stroke
dan gagal ginjal juga sering terjadi, terutama pada mereka dengan retinopati
Efek Kardiovaskular
Kowalak et al, 2011; Sutters, 2012). Angina pektoris juga dapat terjadi karena
34
bertambah. Tanda iskemia atau infark mungkin ditemukan lambat pada
iskemik (Sutters, 2012). Infark aterotrombotik terjadi pada 60% stroke dan
vaskular maupun tipe Alzheimer. Kontrol tekanan darah secara efektif dapat
menurunkan gangguan fungsi kognitif suatu hari nanti, tetapi sekali pembuluh
darah kecil otak terkena, aliran darah yang rendah kedaerah itu akan
Efek ginjal
Lesi aterosklerotik dari arteriole aferen dan eferen dan jumbai kapiler
glomerulus adalah lesi vaskuler renal yang paling sering pada hipertensi.
ginjal (Fisher dan Williams, 2005). Kontrol tekanan darah yang agresif
35
2.3 Kerangka Teori
Riwayat Keluarga
Jenis Kelamin
Usia
Ras
Staging
Konsumsi Garam
Merokok
Alkohol
Kurang Olahraga
Stres
2.5 Hipotesis
36
37