BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menajemen perusahaan Menurut Hudri Chandry (2009:10), wewenang dan tanggung jawab
auditor intern dalam suatu organisasi juga harus ditetapkan secara jelas oleh pimpinan. Wewenang
tersebut harus memberikan keleluasan auditor intern untuk melakukan audit terhadap catatan-
catatan, harta milik, operasi/aktivitas yang sedang berjalan dan para pegawai badan usaha
Sitiap organisasi harus menetapkan struktur tata kelola untuk memastikanstakeholder (pemangku
kepentingan) bertemu. Tata kelola ini menyediakan petunjuk pelaksanaan serta menggambarkan
internal control. Agar terwujudnya peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara
administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi
tumbuhnya aktifitas usaha.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari Tata Kelola ?
2. Apa pengertian dari Tata Kelola ?
3. Apa peran dan tanggung jawab tata kelola dewan dereksi dan komite ?
4. Bagaimana aktifitas resiko menajemen-senior menajemen didalam lingkup organisasi
5. Bagaimana tanggung jawab pemilik resiko dan apa yang dimaksud dengan kegiatan
penjamin?
6. Apa yang dimaksud dengan evolusi tata kelola ,praturan dibagian lain dunia dan apa saja
kegiatan bisnis dan hasil undang-undang ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah berjudul Tata Kelola adalah sbb ;
-Mengukur pencapaian pengetahuan dari materi audit internal dengan pokok bahasanTata Kelola
-Mendiskripsikan konsep maupun pengertian dari Tata kelola
-Serta menjabarkan materi dari audit internal dengan pokok bahasan bab 3-Tata Kelola
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Tata kelola
Dibawah ini menunjukan semua lingkup aktifitas tata kelola sebagai lapis terluar menajmen resiko
lapisan selanjutnya dari struktur tata kelola serta pengendalian internal lapis terdalam
Sehari-hari tata kelola diambil alih oleh menajemen organisasi. Eksekutif senior dan jajaran
menajemen sangat penting walaupun agak berbeda peranan dalam tata kelola. Peranan ini
memuta seluruh aktifitas
Aktifitas internal dan eksternal menyajikan menajemen dan dewan dereksinya dengan
jaminannya yang berhubungan dengan efektifitas aktifitas tata kelola bagian ini termasuk tapi
tidak terbatas auditor internal dan auditor luar yang independen.
3. Peran Dan Tanggung Jawab Tata Kelola Dewan Dereksi Dan Komite
Tata kelola merupakan tanggung jawab akhir dari dewan dereksi walaupu tanggung jawab
ini sering dibawa bermacam komite(sebagai contoh komite audit ). Tanggung jawab pertama dari
dewan dereksi dalah mengedintifikasi pemangku kepentingan (stakeholder) dari sebuah
organisasi. Pemangku kepentingan adalah beberapa kelompok secara langsung ataupun tidak
langsung tertarik dengan suatu aktifitas organisasi dan hasilnya. Pemangku
kepentingan(stakeholder). Dapat dilihat dengan beberapa kareksteristik sbb:
Beberapa pemangku kepentingan(stakeholder). Melibatkan diri secara langsung didalam
operasional bisnis organisasi.
Pemangku kepentingan (stakeholder). Tidak melibatkan diri secars lansung, tetapi tertarik
dengan bisnis organisasi, kesuksesan mereka dipengaruhi olehhasil dari perusahaan.
Beberapa pemangku kepentingan (stakeholder), tidak sama skali tertarik dengan bisnis
organisasi, tetapi pemangku kepentingan (stakeholder) ini meskipun demikian
mempengaruhi aaspek daro bisnis organisasi, dan hasilnya dalam keberhasilan organisasi.
Sebagian besar pemangku kepentingan (stakeholder) dibahas dibawa ini:
1. Pegawai (Emlpoyes) bekerja untuk organisasi dan oleh kerena itu secara langsung terbawa
tingkah laku dalam organisasi bisnis pegawai juga memiliki ketertarikan yang tetap dalam
kelangsungan organisasi untuk kelangsungan hidup dan kesuksesan jika organisasi berhenti
berjalan (exist) atu terjadinya penurunan hak.kurang sukses dipasar para pegawai kehilangan
sumber mata pencaharian mereka. Oleh karena itu dewan pengurus harus memastikan organisasi
beroperasi dengan tatakrama yang menyajikan terbaik ketertarikan para pegawai.
2. Pelanggan (Custumer) secara khas ialah sumber kehidupan keberhasilan suatu organisasi dan
sperti,terlibat langsung dalam kesuksesan. Pelanggan juga berkepentingan dalam kesusksesan
organisasi karena kegagalan organisasi mungkin mengurani angka dari pilihan berjalan dari
pelanggan mana dapat mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Dalam penukaran beberapa
formulir pembayaran, pelanggan mempercayakan pada organisasi untuk membangun produk
secara aman dan dapat diandalkan , mengirim pelayanan sesuai kesepakatan dan melengkapi
dengan aspek yang lain pada kontrak penjualan dan rencana. Karena organisasi memiliki
kewajiban pada pelanggan, dewan pengurus memiliki tanggung jawabuntuk memastikan
kewajiban ini bertemu
3. Penjaja (vendor) menyediakn barang dan jasa yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
mengadakan bisnis ini dan oleh karena itu terlibat langsung dalam bisnis. Mirip dengan pelanggan,
penjaja(Vendor) memiliki ketertarikan kelangsungan hidup yang terus menerus dalam organisasi
sebagai kunci dari pelaggan yaitu sebagai penjaja(Vendo). Organisasi memiliki beberapa
kewajiban kepada vendor, yang paling jelas ialah kewajiban untuk membayar barang dan jasa yang
telah diberikan oleh vendor.
4. Shareholders/Investor tidak secara langsung terlibat dalam organisasi tetepi memiliki
kepentingan terkuat dalam kesuksesan organisasi stakeholder ini pemilik dari investasi di
perusahaan, salh satunya dengan menjual saham. Kepemilik unit. Atau beberapa instrument legal
lainya yang memberikan mereka kesuksesan perusahaan dimasa yang akan datang.
5. Badan pengatur (Regulatoriy Agencies) menunjukan hal yang berkaitan dengan pemerintah,
yang memiliki salah satu kepentingan dalam kesuksesan organisasi tau mungkin bias sanggup
mempengaruhi kesuksesan. Peraturan dan regulasi yang diumumkan secara resmi oleh badan ini
mungkin akan mendikte beberapa operasional dan pelaporan tata syarat dari organisasi atau
mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh menajemn dalam organisasi.
6. Institusi Keuangan (Financial Institution) pengaruh yang kuat struktur modal dari organisasi
. struktur modal secara khas mengubah dalam debtdan atu equty. Komponen equity telah tercakup
didalamnya diskusi dari para shareholder tertiggi stakeholder.Utang secara khas institusi keungan,
sama seperti bank atau institusi lainya yang menyediakan pendanaan untuk organisasi
Memastikan keseluruhan dari bidang pimpinan dan wewenang mendelegasikan mengerti dan
sewajarnya.
Menidentifikasi proses dan aktivitas dengan norganisasi yang saling terintegrasi untuk
melaksanakan petunjuk tata kelola yang disediakan dewan pengurus
Mengevaluasi apa pertimbangan bisnis lain atau faktor kekuatan membuat pembenaran untuk
mendelegasikan tolerasi level terendah kepada risiko pemilik dari yang didelegasikan oleh
dewan pengurus.
Menjamin bahwa informasi yang cukup dikumpulkan dari para pemilik risiko untuk
mendukung keperluan pelaporannya kepada dewan.
Menajemen senior paling bias melaksanakan Tanggung Jawab Governance-nya dengan:
Membentuk sebuah komite risiko.
Mengartikulasikan keperluan pelaporan.
Mengevaluasi kembali harapan-harapan governance secara berkala (mungkin tiap tahun).
Manajemen senior memainkan peran integral dalam manajemen risiko,yang merupakan satu
komponen utama dari governance
5. Pemilik Risiko
Orang-orang yang mempunyai tanggung jawab sehari-hari untuk penjaminan bahwa kegiatan
manajemen risiko mengelola secara efektif risiko dalam citarasa risiko dinamakan pemilik risiko.
Banyak orang mengatakan bahwa chief excutive officer dan chief officer lain pada akhirnya
pemilik resiko dalam sebuah organisasi. Tetapi istilah itu digunakan disini mengcu pada orang
yang melakukan kegitan sehari hari untuk mengelola resiko-resikotertentu. Orang-orang ini
bertanggung jawab untuk mengedintifikasi , mengukur, mengelola, memonitor,dan melaporkan
mengenai resiko kepada para anggota menajemen senior kepada siapa mereka melapor, biasanya
chief officer. Dalam beberapa kejadian pemilik resiko bias berupa orang-orang yang mempunyai
peringkat rendah dalam hirarki organisasi. Tetapi pemilik resiko tentu bekerja dengan menajemen
senior untuk melaksanakan kegiatan menajemen resiko sebuah organisasi. Tanggung Jawab
Pemilik Risiko mancakup:
Mengevaluasi apakah kegiatan manajemen risiko didesain secara memadai untuk
mengelola risiko-risiko terkait dalam level-level toleransi yang dispesifikasi oleh
manajemen senior.
Menilai kemampuan berkelanjutan organisasi untuk melaksanakan kegiatan manajemen
risiko tersebut.
Menentukan apakah kegiatan manajemen risiko beroperasi sekarang sebagaimana
direncanakan—artinya, manusia dan sistem melaksanakan proses-proses itu secara
konsisten dengan sasaran yang diinginkan.
Melakukan kegiatan pemonitoran sehari-hari untuk mengidentifikasi apakah
penyimpangan atau perbedaan dari hasil yang diharapkan telah terjadi.
Menjamin bahwa informasi yang dibutuhkan oleh manajemen senior dan dewan akurat dan
tersedia dengan mudah, dan diberikan kepada manajemen senior secara tepat waktu
Pemilik resiko palin bias melaksanakan Tanggung Jawab Governance mereka dengan:
IIA Standard 2020: Menajemen resiko menyatakan“Kegiatan audit internal harus mengevaluasi
efektivitas dan memberi kontribusi pada perbaikan proses-proses manajemen risiko.”
Tingkat kegiatan penjaminan yang dilakukan oleh fungsi audit internal akan
bergantung pada :
(1) charter audit internal, yang menspesifikasi peran fungsi audit internal (internal audit function)
dalam penjaminan governance
(2) arahan spesifik dari dewan mengenai harapan sekarang atau harapan berkelanjutan untuk
melakukan kegiatan seperti itu. Bergantung pada kedua fakto ini Tanggung
JawabGovernance funsi audit internal bias mencakup sejumlah atu semua berikut ini:
o Mengevaluasi apakah berbagai kegiatan manajemen risiko itu didesain secara memadai
untuk mengelola resiko yang terkait dengan hasil-hasil yang tidak layak.
o Menguji dan mengevaluasi apakah berbagai kegiatan manajemen risiko itu beroperasi
sebagaimana didesain
o Menentukan apakah penegasan yang dibuat oleh pemilik risiko kepada manajemen
senior mengenai efektivitas kegiatan manajemen risiko mencerminkan secra akurat
keadaan sekarang dari efektifitas menajemen resiko.
o Menentukan apakah penegasan yang dibuat oleh manajemen senior kepada dewan
mengenai efektivitas kegiatan manajemen risiko meberi kepada dewan informasi yang
diinginkan mengenai keadaan sekarang efektifitas menajemen resiko.
o Mengevaluasi apakah informasi toleransi risiko dikomunikasikan secara tepat waktu
dan efektif dari dewan kepada menajemen senior dan dari menajemn senior kepada
pemilik resiko
o Menilai apakah ada bidang-bidang risiko lain yang sekarang tidak didicakup dalam
prinsip Governance, tetapi mestinya dicakup (misalnya, resiko untuk mana toleransi
resiko tidak didelegasikan kepada pemilik resiko tertentu).
Fungsi audit internal biasa merupakan bagian efektif dari proses gevernance dengan:
Menjamin ia memahami sepenuhnya harapan dan araha governance dewan
Funsi audit internal harus memahami rahan yang diberi kepada menajemen
senior,termasuk level tolerasnsi dan harapan pelapor.
Selain itu, penting untuk memahami harapan dewan mengenai peran yang harus dimainkan
oleh fungsi audit internal brkenaan dengan penjaminan governance.
Mendukung program menajemen resiko menajemen
Funsi audit internal bias membantu membawa struktur dan disiplin pada program
menajemen resiko, yang biasa dikelola dengan cara yang serupa dengan pengelolahan
kegitan audit internal.
Funsi audit internal bias membidik menajemen dan karyawan lain mengenai topic-topik
resiko dan control
Penilaian resiko organisasi dan difesional bias difasilitasi atau bias di monitor oleh fungus
audit internal.
Menyusun sebuah rencana audit internal yang secara tepat mencakup kegitan kegitan
penjamin governance dan memungkinkan komunikasi berkala bai menejamen resiko
Paska penyelidikan Watergate pada awal tahun Tindakan praktek korup luar negri
1070, lebih dari 450perusahaan amerika
dilaporkan telah membayar suap atau
melakukan pembayaran dipertanyakan kepada (FCPA) tahun 1977
penjabat pemerintah asing atau partai politik
Pada tahun 1980 sekian beberpa insiden Laporan dari komisi nasional pelaporan
pelaporan keungan yang tidak akurat, keungan sah(laporan komisi
.
Identifikasi Prinsip Tata Kelola
Memastikan papan organisasi dan fungsi memiliki nomor anggota yang benar
Memastikan anggota dewan memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sesuai
Memastikan bahwa dewan memiliki kewenangan yang cukup, pendanaan, dan sumber daya untuk
melakukan penyelidikan independen.
Mempertahankan pemahaman oleh manajemen eksekutif dan dewan struktur operasional
organisasi.
5. Mengartikulasikan strategi organisasi.
6. Menciptakan struktur organisasi yang mendukung perusahaan dalam mencapai strateginya.
7. Menetapkan kebijakan yang mengatur untuk pengoperasian kegiatan utama di seluruh
organisasi.
8. Menetapkan dan menegakkan garis tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas seluruh
organisasi.
9. Memastikan interaksi yang efektif.
10. Mengamankan pengawasan yang tepat oleh manajemen.
11. Memastikan bahwa kebijakan kompensasi dan praktek.
12. Berkomunikasi dan memperkuat seluruh organisasi budaya etika yang memungkinkan
karyawan untuk menyampaikan keperhatinan tanpa takut akanpembalasan serta memantau dan
menyelidiki potensi konflik kepentingan.
13. Efektif menggunakan auditor internal, memastikan kecukupan independen auditor internal,
sumber daya, ruang lingkup kegitan dan efktifitas operasi
14. Mendefinisikan dengan jelas dan menerapkan kebijakan manajemen risiko, proses, dan
akuntabilitas di tingkat dewan dan seluruh organisasi.
15. Efektif menggunakan auditor external memastikan independensi sumber daya yang memadai,
dan ruang lingkup kegitan.
16. Keterbukaan informasi kunci yang tepat. Secara transparan kepada pemegang kepentingan.
17. Keterbukaan proses tata kelola organisasi, membandingkan proses-proses tersebut dengan
kode nasional yang diakui atau praktik terbauk.
18. Memastikan pengawasan yang tepat dari transaksi pihak terkait dan situasi konflik
kepentingan
Walupun mungkin ada prinsip-prinsip tmbahan dikutip dalam sumber daya lainya, daftar ini
konprehensif mendukun pembahaan tata kelola yang tersedia sebelumnyadalam bab ini
10. Ringkasan
Organisasi harus berhati-hati untuk menerapkan struktur tata kelola dan menajemn resiko
pendekatan yang efektif struktur tata kelola memberikan arahan kepada mereka melaksanakan
kegiatan sehari hari mengelola resiko yang melekat pada model bisnis oraganisasi. Kegitan ini
harus dipantau untuk memastikan kopersi yang konsisten.
Pemerintahan melibatkan satu set hubungan antara menajemn organisasi, dewan, dan para
pemegang kepentingan. Dewan menyediakan “payung” darih rah pemerintahan, wewenang dan
pengwasan. Dengan demikian , dewan harus mengartikulasikan arah, menyarankan pada
penciptaan tujuan bisnis ,menetapkan batas-bats prilaku bisnis, dan memberdayakan kegiatn
menajemen untuk memenuhi arah dewan kegiatan ini dapat dilakukan oleh pemilik resiko tingkta
yang lebih rendah organisasi. Tetapi menjemen senior akhirnya bertanggung jawab untuk
efektifitas kegitan menajemen resiko. Akhirnya , pihak internal maupun, pihak eksternal
khususnya auditor masing-masing, melaksanakan kegitan yang dapat memberikan tingkay
jaminan kepada menjemen dan dewan mengenai efektifitas kegitan menajemn resiko.