Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN TN . Y PADA AN.

C DENGAN CEREBRAL PALSY


RINGAN

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Sunda
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Telp :-
Alamat : Kp Cibungur desa batu jajar timur Rt 03 Rw11

b. Komposisi Keluarga
No Nama Hub. Keluarga L/ P Umur Pekerjaan Agama
1 Tn. Y Kepala keluarga L 37 th Swasta Islam
2 Ny. N Istri P 31 th IRT Islam
3 An. C Anak P 11 th Swasta Islam
4 An. R Anak P 8 th Tidak bekerja Islam

c. Genogram

k
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
K : Klien

d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Y merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak
(Nuclear Family).
e. Suku Bangsa
Ny. N mengatakan bahwa keluarganya merupakan suku Sunda dan tinggal di
lingkungan orang-orang yang bersuku Sunda. kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan degan masalah kesehatan Tn. E berkomunikasi dengan bahasa Sunda
dan bahasa Indonesia baik antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.
f. Agama
anggota keluarga Tn. Y beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan
di rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat
dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat
Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), dan acara
keagamaan lainnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga Rp. 1.000.000 perbulan, yang diperoleh dari hasil Tn. Y
sebagai Buruh Harian sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan Ny. N tidak
menghasilkan uang karena hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pengeluaran
perbulan untuk keperluan makan, dan kebutuhan lain seperti membayar listrik,
keperluan sekolah, dan Rp. 260.000 disisihkan untuk ditabung oleh Ny. N Di
Kopperasi Desa 1 bulan sekali.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV bersama-sama,
dan semua berkumpul menonton TV ketika malam hari, namun menurut Ny. N
suaminya Jarang berada di rumah jika bekerja. Kadang mereka berkumpul bersama
tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama setiap minggunya.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan anak usia sekolah
Keluarga Tn. Y dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap IV yaitu keluarga
dengan anak usia sekolah Tahap ini dimulai dari sejak anak berusia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini pada umumnya keluarga mencapai fase
jumlah anggota keluarga yang maksimal. Tugas perkembangan sebagai berikut :
 Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Memenuhi kebutuhan biaya hidup
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi diantaranya memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu orang tua
yang sedang sakit dan memasuki masa tua, membantu anak untuk mandiri di
masyarakat, dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
c. Riwayat kesehatan keluarga inti.
Menurut istrinya Tn. Y tidak memiliki riwayat penyakit. Tetapi Ny. N sering
mengeluh nyeri pada bagian Tangan nya yang terkadang bengkak dan mempunyai
riwayat darah rendah . Ny. N pernah diperiksa ke pelayanan kesehatan lalu Dr.
mengatakan bahwa Ny. N mempunyai gejala asam urat. Selain itu Ny.N
mengatakan Anak nya yang pertama mengalami disabilitas kelambatan
pertumbuhan karena sejak lahir anak Ny.N Premature.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. N mengatakan ibunya tidak mempunyai riwayat penyakit Hipertensi ,
sedangkan dari ibu suaminya mempunyari riwayat penyakit hipertensi .dalam
keluarga nya hanya Ny.N yang mempunyai riwayat darah rendah dan dalam
keluarga nya tidak ada yang mempunyari riwayat seperti anak pertamanya yaitu
disabiitas atau cerebral palsy ringan .
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. Y merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 10 meter dan
lebar 7 meter. Di rumah tersebut terdapat :
1) Kamar tidur ( terdapat 1 kamar tidur, berada di depan samping ruang tamu,).
2) Ruang tamu, ruang makan, dan ruang menonton TV bersatu dalam satu
ruangan ruangannya cukup rapi.
3) Terdapat 1 buah kamar mandi.
4) Lantai rumah Tn. Y menggunakan semen, lantai dapur tidak tampak licin.
5) Atap rumah Tidak menggunakan asbes . Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang
tamu yang menyatu dengan ruang keluarga dan ruang makan hanya ada dua
jendela dan pintu yang berada di dekat jendela tersebut. Ventilasi masih terlalu
sempit, < 10 m luas lantai.
6) Sumber air keluarga berasal dari sumur bor, kualitas air bersih . Sumber air
minum keluarga menggunakan air sumur yang ditampung dan diendapkan
dalam tong.
7) Jarak septictank dengan sumur ± 3 meter. Keluarga mengatakan membuang air
limbah ke sawah. Untuk pembuangan sampah dilakukan dengan cara
ditampung dahulu di tong sampah lalu di bakar . Untuk sarana penerangan
keluarga Tn. Y menggunakan listrik semuanya.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Rumah Tn. Y berada di wilayah Posyandu yang mayoritas penduduk sekitarnya
adalah Buruh . Sarana jalan tersebut belum di tembok . Sarana kesehatan di
lingkungan tersebut berupa posyandu, posbindu dan puskesmas. Di dekat rumah
Tn. Y ± 10 meter terdapat masjid. Tetangga Tn. Y mayoritas beragama Islam serta
memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat Sunda, misalnya selamatan,
pengajian, yasinan setiap malam jum’at, dll. Jika ada kegiatan sosial
kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara yang ada di masjid.

c. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Tn. Y kadang-kadang suka berkunjung ke rumah saudaranya. Kegiatan
rutin Tn. Y adalah bekerja merawat burung lomba dan aktivitas Ny. N adalah
mengurus anaknya yang sedang sakit dan yang masih duduk di bangku SD untuk
mengantarnya pergi ke sekolah. Aktivitas yang lainnya yang suka dilakukan oleh
Ny. N adalah menonton TV, mengikuti pengajian dan mengobrol dengan
tetangganya.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Keluarga dengan Masyarakat.
Keluarga Tn. Y mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn. Y
berkumpul di rumah. Apabila ada acara-acara syukuran keluarga Tn. Y selalu
datang berkunjung dan sebaliknya. Ny. N dan keluarganya rutin mengikuti
kegiatan, seperti pengajian.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. Y memiliki tetangga yang berada di sekitar rumahnya sehingga sewaktu-
waktu dapat dimintai bantuan. Ny. N memiliki BPJS. Jika sakit biasanya keluarga
dibawa ke Puskesmas terlebih dahulu, dan jika perlu rujukan ke rumah sakit yang
berjarak ± 10 km dari rumahnya.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. Y dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda . Komunikasi
antar anggota lancar dan jika ada konflik dalam keluarga selalu cepat di
seleseikan . Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam
ketika menonton TV, keluarga bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal yang
terjadi dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. Y adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena
Tn. Y dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dan sebagai kepala
keluarga. Namun pada saat Tn. Y bekerja pemegang keputusan diambil alih oleh
Ny. N.
c. Struktur Peran ( Formal dan Informal )
1) Tn. Y berperan sebagai kepala keluarga, dan seorang ayah.
2) Ny. N berperan sebagai istri dan ibu.
3) Nn. C berperan sebagai anak
4) An. R berperan sebagai anak dan siswa
d. Nilai dan Norma Keluarga
Ny. N mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap saling
menghormati dan menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga Tn.
Y menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian menggunakan keyakinan
sesuai syariat Islam. Keluarga Tn. Y menganut norma atau adat yang ada di
lingkungan sekitar misalnya takziah atau menjenguk tetangga yang sakit.
Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Sunda, norma yang dianut juga
kebudayaan Sunda. Dalam kebiasaan keluarga Tn. Y tidak ada yang bertentangan
dengan kesehatan.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. Y mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota
keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Apabila ada anggota yang
membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. Y mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik.
keluarga Tn. Y menganut kebudayaan Sunda. Keluarga Tn. Y berusaha untuk
tetap memenuhi aturan yang ada di keluarga, misalnya saling menghormati dan
menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat
sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga
atau masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak
mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. Y mengatakan tidak
mengetahui apa itu cerebral palsy ringan yang di derita anak pertamanya
selama ini hanya mengetahui bahwa anak nya mengalami kelemahan otot dan
kelambatan tumbuh kembang , Ny.Y Tidak mengetahui sama sekali tanda
dan gejala , penyebab serta tidak mengetahui apa saja yang harusdi lakukan
agar anak nya dapat tumbuh maksimal
2) Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan bahwa Ny. N sering merasa sakit pada pergelangan
tangan kiri dan pusing. Pada saat rasa nyeri pada bagian sendi itu muncul Ny.
N selalu memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terlebih dahulu, agar
dapat mengkonsumsi obat yang dapat mengurangi rasa sakitnya tersebut.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit.
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah meminum
obat dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Puskesmas dan dilanjutkan
ke Dr. umum apabila sakitnya belum hilang.
4) Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya
(menyapu, mengepel), sistem pembuangan limbah keluarga langsung ke
sawah , pembuangan sampah ditampung sementara di tong sampah kemudian
dibakar di belakang rumah .
5) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat
Keluarga Tn. Y mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke
Puskesmas terlebih dahulu, dan jika perlu rujukan dibawa ke Rumah Sakit
terdekat. Tetapi apabila sudah dirasa sakit keluarga baru membawanya ke
pelayanan kesehatan.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. Y dan Ny. N memiliki 2 orang anak, ke duan anak nya belum menikah.anak
yang pertama tidak sekolah tetapi anak ke 2 sudah kelas 3 SD kedua anak nya
tinggal serumah .
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. Y termasuk keluarga Cukup, hal ini dapat dilihat dari penghasilan
keluarga tiap bulannya sekitar Rp 1.000.000/perbulan. Keluarga Tn. Y dapat
memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan dan papan walaupun dengan
kapasitas seadanya.Selain itu keluarga Tn. Y sering mendapatkan bantuan dari
desa maupun sekolah anak nya
6. Stres Dan koping Keluarga
a. Stresor Jangka Pendek Dan Panjang
1) Stresor jangka pendek
Ny. N mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami stress jangka pendek
apabila mempunyai masalah dengan keluarganya dan merasa ada yang sakit
pada tubuh nya . Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena keluarga
mampu memecahkan masalahnya, dan hal-hal lain yang menimbulkan stress
dalam keluarga segera dapat diatasi.
2) Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. Y mengatakan pernah mengalami stress jangka panjang pada
saat melahirkan anaknya yang pertama ketika dilahirkan anak nya premature
dan setelah pulang dari rumahsakit anak nya harus kembali lagi ke rumah
sakit karena harus melakukan perawatan sehingga hal tersebut membuat Ny.
N takut anaknya akan tumbuh tidak sesuai dengan perkembangan anak
lainnya yang melahirkan dengan cara normal. Ny. N mengatakan pada saat
hamil pada saat itu usianya sudah berusia 37 tahun sehingga keadaan tersbut
mempengaruhi kehamilan dan proses bersalinnya.
3) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. Y biasanya dengan cara musyawarah
antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya.
b. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn.Y biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga
keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.
7. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga
dapat teratasi atas bantuan dari pertugas kesehatan Dan berharap anak yang
pertamanya bisa sembuh dan bisa beraktifitas seperti anak lainnya .
8. Pemeriksaan Fisik
a. Tn. Y
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Tanda vital
 Keadaan umum  Baik, klien terlihat rapi.
 Kesadaran  Composmentis
 Tekanan darah  100/90 mmHg
 Nadi  80 x/ menit
 Respirasi  20 x/ menit
 Suhu  36,5°C
2 Pemeriksaan fisik
Sistem Penglihatan Inspeksi :bentuk mata simetris, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, pupil isokor,
penglihatan jelas, tidak ada tanda-
tanda peraddangan pada mata,
tidak menggunakan alat bantu
penglihatan seperti kaca mata
Palpasi :tidak ada edema dan nyeri tekan
pada kelopak mata

Sistem Pendengaran Inspeksi : bentuk telinga simetris kanan


dan kiri, tidak ada serumen
maupun tanda peradangan,
fungsi pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
dengar
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada
telinga dan tidak ada benjolan

Sistem Wicara Pasien tidak memiliki kesulitan saat bicara


pada saat pengkajian
Sistem Pernafasan Inspeksi hidung:bentuk hidung simetris, tidak
ada pernapasan cuping,
tidak ada sekret di hidung
Inspeksidada :bentuk dada simetris,
pergerakan dinding dada
kanan dan kiri simetris,
pasien tidak batuk, pola
Palpasi hidung :tidak ada pergeseran
tulang hidung, tidak ada
benjolan dihidung
Palpasi dada :gerakan inspirasi dan
eskpirasi sama antara
thorak kanan dan thorak
kiri saat dinding
mengembang, tidak
benjolan atau
pembengkakan dan taktil
premitus sama antara paru-
paru kanan dan kiri pada
strernum
Perkusi dada :saat dilakukan perkusi ics
1 dibawah klavikula kanan
dan kiri resonan, ics 2
kanan resonan, ics 2 kiri
dalnes, ics 3 kanan resonan,
ics kiri dalnes, ics 4 kanan
resonan, ics 4 dalnes, ics 5
kanan resonan, ics 5 kiri
timpani yaitu normal antara
paru-paru kanan dan kiri
Auskultasi :pada daerah trakhea
didapatkan bunyi napas
bronhial tiupan bergema,
pada ics 2 kanan dan kiri
bronkovesikuler normal,
vesikuler di seluruh lapang
paru ics 3, ics 4, ics 5,
menguat dan meningkat
Sistem Kardiovaskuler Inspeksi :warna kulit sawo matang,
kulit muka bersih,
konjungtiva anemis, tidak
ada sianosis pada bibir,
mukosa bibir lembab, pada
bagian leher tidak
pembengkakan dan
bendungan JPV, nilai (+2)
setelah diukur, bentuk dada
simetris, tidak ada ictus
kordis
Palpasi :irama teratur (reguler),
kekuatan nadi jelas teraba,
akral tubuh hangat, tidak
ada pembesaran ictus
kordis, CRT <2 detik
Perkusi :ICS 1 kiri dan ICS 1 Kanan
resonan
ICS 2 kiri dan ICS 2 Kanan
dalnes
ICS 3 kiri dalnes dan ICS 3
kanan resonan
ICS 4 kiri dalnes dan ICS 4
kanan resonan

Auskultasi :bunyi jantung terdengar


murni reguler yaitu baik pada
ICS 2 kanan sternum pada
katup aorta dan katup
pulmonal ICS 2 kiri sternum
pada ICS 4 kiri strenum pada
katup trikuspidalis dan ICS 4
kiri sampai midklavikula
yaitu katup bikupidalis
Sistem Neurologi Glascow coma skale: E: 4 V: 5 M: 6 ,tidak
ada peningkatan TIK, pasien tidak
mengalami nyeri kepala hebat, kesadaran
compos metis, tidak mengalami mual muntah
maupun pupil edema.
Sistem syaraf neurologi 1-12 tidak mengalai
gangguan
1) Nervus olfaktorius :
Pasien dapat mencium bau dengan benar
menggunakan kayu putih
2) Sistem optikus :
Pasien mengedip pada saat dites
menggunakan pen light, ukuran pupil 2-
3mm dan miosis besar saat diberi cahaya,
pupil isokor, lapang pandang normal pada
saat di tes menggunakan pen light yang
diarahkan dari belakang telinga kedepan
ketajaman mata pasien dapat membaca
nama Yang ditulis di kertas .
3) Nervus okulomotorik :
Tidak juling pada mata
4) Nervus trokrealis :
Pada saat di sentuh bagian kelopak mata
dengan jari pasien mengedip mata
5) Nervus abdusen :
Pasien dapat mengikuti arah penlight
membentuk huruf H besar
6) Nervus trigeminus :
Pada mata saat diberi kapas mata pasien
mengedip, pada saat diraba pada rahang
pasien dapat mengunyah, kemudian test
menggunakan kapas disentuhkan pada
wajah pasien bisa membedakan benda
kasar dan halus
7) Nervus fasialis :
Pada saat pasien di test untuk senyum,
mengangkat alis, pasien dapat
melakukannya dan pergerakannya
simetris, kemudian pada saat di test untuk
indra pengecapan menggunakan gula dan
garam pasien dapat membedakan rasa
manis dan asin
8) Nervus vestibulokoklearis :
Pada saat pasien di test menggunakan
gesekan jari tangan pasien dapat
mendengar
9) Nervus glasofaringeal :
Pada saat diletakkan kedua tangan pada
leher pasien dan diperintahkan untuk
menelan, pasien dapat melakukannya
10) Nervus vagus :
Pada saat pasien diperintakan untuk
membuka mulut dan mengucapkan “A”
upulla pasien terlihat bergetar dan tidak
bergerak ke kanan dan kiri
11) Nervus asesorius :
Pada saat pasien diperintahkan menegok
ke kiri dan kanan serta diberi tahanan
pasien dapat menahan waupun terasa nyeri
pada bahu kiri
12) Nervus hipoglosus :
Pada saat pasien diperintahkan untuk
menggerakkan lidah kiri dan kanan pasien
dapat melakukan dengan benar dan baik

Pemeriksaan Refleks Patologis 1. Reflek openhem : normal, pada


dilakukan susur tulang kering kaki kaki
tidak terasa nyeri baik kanan dan kiri
2. Reflek hoffam : normal (+2) saat
diberikan goresan pada kuku jari tengah,
respon ibu jari, telunjuk dan jari lainnya
fleksi
3. Reflek chaddock : normal (+2) saat
diberikan goresan dari pinggir bawah ke
arah jari kelingking atas reflek kaki
kanan dan kiri baik
4. Reflek babinski : pada kaki kanan dan
kiri, saat digores ditelapak kaki 7
terbalik refleknya baik (+2)

Pemeriksaan Reflek Fisiologis 1. Reflek bisep : normal (+2) saat diketuk


di balik siku terdapat pergerakan
2. Reflek trisep : normal (+2) saat diketuk
dibagian siku diatas bagian menonjol
terdapat pergerakan
3. Reflek arterobrachial : normal (+2)
disusur dan ibu jempol, lima jari
dibawah bergerak
4. Reflek patela : normal saat diketuk di
lutut terdapat pergerakan
5. Reflek achiles : normal saat diketuk di
tendon achiles respon fleksi

Sistem pencernaan Inspeksi :bentuk bibir simetris,


mukosa bibir lembab, reflek
menyunyah ada, bentuk
abdomen simetris, tidak ada
benjolan maupun bekas luka
insisi operasi tidak
ditemukan
Auskultasi :bising usus terdengar
15x/menit kuadran kanan
bawah
Perkusi :dari epigastrium simetris
menuju kebawah abdomen
suara terdengar timpani
Palpasi :permukaan rata dan tidak
ada nyeri tekan, palpasi hati
dan limfa tidak terjadi
pembengkakan
Sistem imunologi Palpasi :tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Sistem endokrin Napas pasien tidak berbau keton, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
Sistem urogenital Palpasi :tidak ada nyeri tekan dibagian
kandung kemih dan tidakada
pembesaran atau benjolan,
kandung kemih tidak teraba
penuh, tidak ada nyeri tekan
ginjal
Perkusi :saat dilakukan perkusi
bladder diatas simfisis pasien
bunyi normal timpani
Auskultasi :setelah dilakukan auskultasi
diatas pusat 2-3 jari lalu geser
kearah kiri tidak terdengar
suara stenosis

Sistem integumen Inspeksi :kulit terlihat bersih, tidak ada


lesi, tidak ada tanda luka
dekubitus, keadaan kulit
pasien lembab
Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan
pada anggota tubuh, turgor
kulit <3 detik
Sistem muskuluskeletal Inspeksi : jumlah jari lengkap, rentan
gerak tidak terbatas tidak
edema sianus. Ekstermitas
bawah jumlah jari lengkap
tidak ada pembengkakan
tidak sianosis
Palpasi :tidak ada nyeri tekan,
pembengkakan dan edema
kekuatan otot : 5 5
5 5

b. Ny. N
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Tanda vital
 Keadaan umum  Baik, klien terlihat rapi.
 Kesadaran  Composmentis
 Tekanan darah  90/70 mmHg
 Nadi  88 x/ menit
 Respirasi  20 x/ menit
 Suhu  36,5°C
2 Pemeriksaan fisik
Sistem Penglihatan Inspeksi :bentuk mata simetris, konjungtiva
an anemis, sklera an ikterik, pupil
isokor, penglihatan jelas, tidak ada
tanda-tanda peraddangan pada
mata, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan seperti kaca
mata
Palpasi :tidak ada edema dan nyeri tekan
pada kelopak mata

Sistem Pendengaran Inspeksi : bentuk telinga simetris kanan


dan kiri, tidak ada serumen
maupun tanda peradangan,
fungsi pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
dengar
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada
telinga dan tidak ada benjolan

Sistem Wicara Pasien tidak memiliki kesulitan saat bicara


pada saat pengkajian
Sistem Pernafasan Inspeksi hidung:bentuk hidung simetris, tidak
ada pernapasan cuping,
tidak ada sekret di hidung
Inspeksidada :bentuk dada simetris,
pergerakan dinding dada
kanan dan kiri simetris,
pasien tidak batuk, pola
Palpasi hidung :tidak ada pergeseran
tulang hidung, tidak ada
benjolan dihidung
Palpasi dada :gerakan inspirasi dan
eskpirasi sama antara
thorak kanan dan thorak
kiri saat dinding
mengembang, tidak
benjolan atau
pembengkakan dan taktil
premitus sama antara paru-
paru kanan dan kiri pada
strernum
Perkusi dada :saat dilakukan perkusi ics
1 dibawah klavikula kanan
dan kiri resonan, ics 2
kanan resonan, ics 2 kiri
dalnes, ics 3 kanan resonan,
ics kiri dalnes, ics 4 kanan
resonan, ics 4 dalnes, ics 5
kanan resonan, ics 5 kiri
timpani yaitu normal antara
paru-paru kanan dan kiri
Auskultasi :pada daerah trakhea
didapatkan bunyi napas
bronhial tiupan bergema,
pada ics 2 kanan dan kiri
bronkovesikuler normal,
vesikuler di seluruh lapang
paru ics 3, ics 4, ics 5,
menguat dan meningkat
Sistem Kardiovaskuler Inspeksi :warna kulit sawo matang,
kulit muka bersih,
konjungtiva anemis, tidak
ada sianosis pada bibir,
mukosa bibir lembab, pada
bagian leher tidak
pembengkakan dan
bendungan JPV, nilai (+2)
setelah diukur, bentuk dada
simetris, tidak ada ictus
kordis
Palpasi :irama teratur (reguler),
kekuatan nadi jelas teraba,
akral tubuh hangat, tidak
ada pembesaran ictus
kordis, CRT <2 detik
Perkusi :ICS 1 kiri dan ICS 1 Kanan
resonan
ICS 2 kiri dan ICS 2 Kanan
dalnes
ICS 3 kiri dalnes dan ICS 3
kanan resonan
ICS 4 kiri dalnes dan ICS 4
kanan resonan

Auskultasi :bunyi jantung terdengar


murni reguler yaitu baik pada
ICS 2 kanan sternum pada
katup aorta dan katup
pulmonal ICS 2 kiri sternum
pada ICS 4 kiri strenum pada
katup trikuspidalis dan ICS 4
kiri sampai midklavikula
yaitu katup bikupidalis
Sistem Neurologi Glascow coma skale: E: 4 V: 5 M: 6 ,tidak
ada peningkatan TIK, pasien tidak
mengalami nyeri kepala hebat, kesadaran
compos metis, tidak mengalami mual muntah
maupun pupil edema.
Sistem syaraf neurologi 1-12 tidak mengalai
gangguan
13) Nervus olfaktorius :
Pasien dapat mencium bau dengan benar
menggunakan kayu putih
14) Sistem optikus :
Pasien mengedip pada saat dites
menggunakan pen light, ukuran pupil 2-
3mm dan miosis besar saat diberi cahaya,
pupil isokor, lapang pandang normal pada
saat di tes menggunakan pen light yang
diarahkan dari belakang telinga kedepan
ketajaman mata pasien dapat membaca
nama Yang ditulis di kertas .
15) Nervus okulomotorik :
Tidak juling pada mata
16) Nervus trokrealis :
Pada saat di sentuh bagian kelopak mata
dengan jari pasien mengedip mata
17) Nervus abdusen :
Pasien dapat mengikuti arah penlight
membentuk huruf H besar
18) Nervus trigeminus :
Pada mata saat diberi kapas mata pasien
mengedip, pada saat diraba pada rahang
pasien dapat mengunyah, kemudian test
menggunakan kapas disentuhkan pada
wajah pasien bisa membedakan benda
kasar dan halus
19) Nervus fasialis :
Pada saat pasien di test untuk senyum,
mengangkat alis, pasien dapat
melakukannya dan pergerakannya
simetris, kemudian pada saat di test untuk
indra pengecapan menggunakan gula dan
garam pasien dapat membedakan rasa
manis dan asin
20) Nervus vestibulokoklearis :
Pada saat pasien di test menggunakan
gesekan jari tangan pasien dapat
mendengar
21) Nervus glasofaringeal :
Pada saat diletakkan kedua tangan pada
leher pasien dan diperintahkan untuk
menelan, pasien dapat melakukannya
22) Nervus vagus :
Pada saat pasien diperintakan untuk
membuka mulut dan mengucapkan “A”
upulla pasien terlihat bergetar dan tidak
bergerak ke kanan dan kiri
23) Nervus asesorius :
Pada saat pasien diperintahkan menegok
ke kiri dan kanan serta diberi tahanan
pasien dapat menahan waupun terasa nyeri
pada bahu kiri
24) Nervus hipoglosus :
Pada saat pasien diperintahkan untuk
menggerakkan lidah kiri dan kanan pasien
dapat melakukan dengan benar dan baik

Pemeriksaan Refleks Patologis 5. Reflek openhem : normal, pada


dilakukan susur tulang kering kaki kaki
tidak terasa nyeri baik kanan dan kiri
6. Reflek hoffam : normal (+2) saat
diberikan goresan pada kuku jari tengah,
respon ibu jari, telunjuk dan jari lainnya
fleksi
7. Reflek chaddock : normal (+2) saat
diberikan goresan dari pinggir bawah ke
arah jari kelingking atas reflek kaki
kanan dan kiri baik
8. Reflek babinski : pada kaki kanan dan
kiri, saat digores ditelapak kaki 7
terbalik refleknya baik (+2)

Pemeriksaan Reflek Fisiologis 6. Reflek bisep : normal (+2) saat diketuk


di balik siku terdapat pergerakan
7. Reflek trisep : normal (+2) saat diketuk
dibagian siku diatas bagian menonjol
terdapat pergerakan
8. Reflek arterobrachial : normal (+2)
disusur dan ibu jempol, lima jari
dibawah bergerak
9. Reflek patela : normal saat diketuk di
lutut terdapat pergerakan
10. Reflek achiles : normal saat diketuk di
tendon achiles respon fleksi

Sistem pencernaan Inspeksi :bentuk bibir simetris,


mukosa bibir lembab, reflek
menyunyah ada, bentuk
abdomen simetris, tidak ada
benjolan maupun bekas luka
insisi operasi tidak
ditemukan
Auskultasi :bising usus terdengar
15x/menit kuadran kanan
bawah
Perkusi :dari epigastrium simetris
menuju kebawah abdomen
suara terdengar timpani
Palpasi :permukaan rata dan tidak
ada nyeri tekan, palpasi hati
dan limfa tidak terjadi
pembengkakan
Sistem imunologi Palpasi :tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Sistem endokrin Napas pasien tidak berbau keton, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
Sistem urogenital Palpasi :tidak ada nyeri tekan dibagian
kandung kemih dan tidakada
pembesaran atau benjolan,
kandung kemih tidak teraba
penuh, tidak ada nyeri tekan
ginjal
Perkusi :saat dilakukan perkusi
bladder diatas simfisis pasien
bunyi normal timpani
Auskultasi :setelah dilakukan auskultasi
diatas pusat 2-3 jari lalu geser
kearah kiri tidak terdengar
suara stenosis

Sistem integumen Inspeksi :kulit terlihat bersih, tidak ada


lesi, tidak ada tanda luka
dekubitus, keadaan kulit
pasien lembab
Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan
pada anggota tubuh, turgor
kulit <3 detik
Sistem muskuluskeletal Inspeksi : jumlah jari lengkap, rentan
gerak tidak terbatas tidak
edema sianus. Ekstermitas
bawah jumlah jari lengkap
tidak ada pembengkakan
tidak sianosis
Palpasi :tidak ada nyeri tekan,
pembengkakan dan edema
kekuatan otot : 5 5
5 5

c. An.D
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Tanda vital
 Keadaan umum  Baik
 Kesadaran  Composmentis
 Nadi  100 x/ menit
 Respirasi  24 x/ menit
 Suhu  36,8°C
 TB
 BB
 LK
 LP
 LLA
 Umur 13 tahun

2 Pemeriksaan fisik
Sistem Penglihatan Inspeksi :bentuk mata simetris, konjungtiva
an anemis, sklera an ikterik, pupil
isokor, penglihatan jelas, tidak ada
tanda-tanda peraddangan pada
mata, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan seperti kaca
mata
Palpasi :tidak ada edema dan nyeri tekan
pada kelopak mata

Sistem Pendengaran Inspeksi : bentuk telinga simetris kanan


dan kiri, tidak ada serumen
maupun tanda peradangan,
fungsi pendengaran tidak baik,
tidak menggunakan alat bantu
dengar
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada
telinga dan tidak ada benjolan

Sistem Wicara Pasien memiliki kesulitan saat bicara pada


saat pengkajian
Sistem Pernafasan Inspeksi hidung:bentuk hidung simetris, tidak
ada pernapasan cuping,
tidak ada sekret di hidung
Inspeksidada :bentuk dada simetris,
pergerakan dinding dada
kanan dan kiri simetris,
pasien tidak batuk, pola
Palpasi hidung :tidak ada pergeseran
tulang hidung, tidak ada
benjolan dihidung
Palpasi dada :gerakan inspirasi dan
eskpirasi sama antara
thorak kanan dan thorak
kiri saat dinding
mengembang, tidak
benjolan atau
pembengkakan dan taktil
premitus sama antara paru-
paru kanan dan kiri pada
strernum
Perkusi dada :saat dilakukan perkusi ics
1 dibawah klavikula kanan
dan kiri resonan, ics 2
kanan resonan, ics 2 kiri
dalnes, ics 3 kanan resonan,
ics kiri dalnes, ics 4 kanan
resonan, ics 4 dalnes, ics 5
kanan resonan, ics 5 kiri
timpani yaitu normal antara
paru-paru kanan dan kiri
Auskultasi :pada daerah trakhea
didapatkan bunyi napas
bronhial tiupan bergema,
pada ics 2 kanan dan kiri
bronkovesikuler normal,
vesikuler di seluruh lapang
paru ics 3, ics 4, ics 5,
menguat dan meningkat
Sistem Kardiovaskuler Inspeksi :warna kulit sawo matang,
kulit muka bersih,
konjungtiva an anemis,
tidak ada sianosis pada
bibir, mukosa bibir lembab,
pada bagian leher tidak
pembengkakan dan
bendungan JPV, nilai (+2)
setelah diukur, bentuk dada
simetris, tidak ada ictus
kordis
Palpasi :irama teratur (reguler),
kekuatan nadi jelas teraba,
akral tubuh hangat, tidak
ada pembesaran ictus
kordis, CRT <2 detik
Perkusi :ICS 1 kiri dan ICS 1 Kanan
resonan
ICS 2 kiri dan ICS 2 Kanan
dalnes
ICS 3 kiri dalnes dan ICS 3
kanan resonan
ICS 4 kiri dalnes dan ICS 4
kanan resonan

Auskultasi :bunyi jantung terdengar


murni reguler yaitu baik pada
ICS 2 kanan sternum pada
katup aorta dan katup
pulmonal ICS 2 kiri sternum
pada ICS 4 kiri strenum pada
katup trikuspidalis dan ICS 4
kiri sampai midklavikula
yaitu katup bikupidalis
Sistem Neurologi Glascow coma skale: E: 4 V: 5 M: 6 ,tidak
ada peningkatan TIK, pasien tidak
mengalami nyeri kepala hebat, kesadaran
compos metis, tidak mengalami mual muntah
maupun pupil edema.
Sistem syaraf neurologi 1-12 mengalai
gangguan
1) Nervus olfaktorius :
Pasien tidak dapat mencium bau dengan
benar menggunakan kayu putih
2) Sistem optikus :
Pasien mengedip pada saat dites
menggunakan pen light, ukuran pupil 2-
3mm dan miosis besar saat diberi cahaya,
pupil isokor, lapang pandang tidak normal
pada saat di tes menggunakan pen light
yang diarahkan dari belakang telinga
kedepan ketajaman mata pasien tidak
dapat membaca nama Yang ditulis di
kertas .
3) Nervus okulomotorik :
Tidak juling pada mata
4) Nervus trokrealis :
Pada saat di sentuh bagian kelopak mata
dengan jari pasien mengedip mata
5) Nervus abdusen :
Pasien tidak dapat mengikuti arah
penlight membentuk huruf H besar
6) Nervus trigeminus :
Pada mata saat diberi kapas mata pasien
mengedip, pada saat diraba pada rahang
pasien tidak dapat mengunyah, kemudian
test menggunakan kapas disentuhkan pada
wajah pasien tidak bisa membedakan
benda kasar dan halus
7) Nervus fasialis :
Pada saat pasien di test untuk senyum,
mengangkat alis, pasien tidak dapat
melakukannya kemudian pada saat di test
untuk indra pengecapan menggunakan
gula dan garam pasien tidak dapat
membedakan rasa manis dan asin
8) Nervus vestibulokoklearis :
Pada saat pasien di test menggunakan
gesekan jari tangan pasien dapat
mendengar
9) Nervus glasofaringeal :
Pada saat diletakkan kedua tangan pada
leher pasien dan diperintahkan untuk
menelan, pasien tidak dapat
melakukannya
10) Nervus vagus :
Pada saat pasien diperintakan untuk
membuka mulut dan mengucapkan “A”
Pasien tidak dapat melakukannya
11)Nervus asesorius :
Pada saat pasien diperintahkan menegok
ke kiri dan kanan serta diberi tahanan
pasien tidak dapat melakukan dan
menahan
12) Nervus hipoglosus :
Pada saat pasien diperintahkan untuk
menggerakkan lidah kiri dan kanan pasien
tidak dapat melakukan dengan benar dan
baik

Pemeriksaan Refleks Patologis 1. Reflek openhem : normal, pada


dilakukan susur tulang kering kaki kaki
tidak terasa nyeri baik kanan dan kiri
9. Reflek hoffam : normal (+2) saat
diberikan goresan pada kuku jari tengah,
respon ibu jari, telunjuk dan jari lainnya
fleksi
10. Reflek chaddock : normal (+2) saat
diberikan goresan dari pinggir bawah ke
arah jari kelingking atas reflek kaki
kanan dan kiri baik
11. Reflek babinski : pada kaki kanan dan
kiri, saat digores ditelapak kaki 7
terbalik refleknya baik (+2)

Pemeriksaan Reflek Fisiologis 2. Reflek bisep : normal (+2) saat diketuk


di balik siku terdapat pergerakan
3. Reflek trisep : normal (+2) saat diketuk
dibagian siku diatas bagian menonjol
terdapat pergerakan
4. Reflek arterobrachial : normal (+2)
disusur dan ibu jempol, lima jari
dibawah bergerak
5. Reflek patela : normal saat diketuk di
lutut terdapat pergerakan
6. Reflek achiles : normal saat diketuk di
tendon achiles respon fleksi

Sistem pencernaan Inspeksi :bentuk bibir simetris,


mukosa bibir lembab, reflek
menyunyah ada, bentuk
abdomen simetris, tidak ada
benjolan maupun bekas luka
insisi operasi tidak
ditemukan
Auskultasi :bising usus terdengar
15x/menit kuadran kanan
bawah
Perkusi :dari epigastrium simetris
menuju kebawah abdomen
suara terdengar timpani
Palpasi :permukaan rata dan tidak
ada nyeri tekan, palpasi hati
dan limfa tidak terjadi
pembengkakan
Sistem imunologi Palpasi :tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Sistem endokrin Napas pasien tidak berbau keton, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
Sistem urogenital Palpasi :tidak ada nyeri tekan dibagian
kandung kemih dan tidakada
pembesaran atau benjolan,
kandung kemih tidak teraba
penuh, tidak ada nyeri tekan
ginjal
Perkusi :saat dilakukan perkusi
bladder diatas simfisis pasien
bunyi normal timpani
Auskultasi :setelah dilakukan auskultasi
diatas pusat 2-3 jari lalu geser
kearah kiri tidak terdengar
suara stenosis

Sistem integumen Inspeksi :kulit terlihat bersih, tidak ada


lesi, tidak ada tanda luka
dekubitus, keadaan kulit
pasien lembab
Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan
pada anggota tubuh, turgor
kulit <3 detik
Sistem muskuluskeletal Inspeksi : jumlah jari lengkap, rentan
gerak tidak terbatas tidak
edema sianus. Ekstermitas
bawah jumlah jari lengkap
tidak ada pembengkakan
tidak sianosis
Palpasi :tidak ada nyeri tekan,
pembengkakan dan edema
kekuatan otot : 3 3
1 1

An. R
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Tanda vital
 Keadaan umum  Baik, klien terlihat rapi.
 Kesadara  Composmentis
 Nadi  100x/ menit
 Respirasi  24 x/ menit
 Suhu  36,5°C
 BB
 TB
 LK
 LLA
2 Pemeriksaan fisik
Sistem Penglihatan Inspeksi :bentuk mata simetris, konjungtiva
an anemis, sklera an ikterik, pupil
isokor, penglihatan jelas, tidak ada
tanda-tanda peraddangan pada
mata, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan seperti kaca
mata
Palpasi :tidak ada edema dan nyeri tekan
pada kelopak mata

Sistem Pendengaran Inspeksi : bentuk telinga simetris kanan


dan kiri, tidak ada serumen
maupun tanda peradangan,
fungsi pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
dengar
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada
telinga dan tidak ada benjolan

Sistem Wicara Pasien tidak memiliki kesulitan saat bicara


pada saat pengkajian
Sistem Pernafasan Inspeksi hidung:bentuk hidung simetris, tidak
ada pernapasan cuping,
tidak ada sekret di hidung
Inspeksidada :bentuk dada simetris,
pergerakan dinding dada
kanan dan kiri simetris,
pasien tidak batuk, pola
Palpasi hidung :tidak ada pergeseran
tulang hidung, tidak ada
benjolan dihidung
Palpasi dada :gerakan inspirasi dan
eskpirasi sama antara
thorak kanan dan thorak
kiri saat dinding
mengembang, tidak
benjolan atau
pembengkakan dan taktil
premitus sama antara paru-
paru kanan dan kiri pada
strernum
Perkusi dada :saat dilakukan perkusi ics
1 dibawah klavikula kanan
dan kiri resonan, ics 2
kanan resonan, ics 2 kiri
dalnes, ics 3 kanan resonan,
ics kiri dalnes, ics 4 kanan
resonan, ics 4 dalnes, ics 5
kanan resonan, ics 5 kiri
timpani yaitu normal antara
paru-paru kanan dan kiri
Auskultasi :pada daerah trakhea
didapatkan bunyi napas
bronhial tiupan bergema,
pada ics 2 kanan dan kiri
bronkovesikuler normal,
vesikuler di seluruh lapang
paru ics 3, ics 4, ics 5,
menguat dan meningkat
Sistem Kardiovaskuler Inspeksi :warna kulit sawo matang,
kulit muka bersih,
konjungtiva anemis, tidak
ada sianosis pada bibir,
mukosa bibir lembab, pada
bagian leher tidak
pembengkakan dan
bendungan JPV, nilai (+2)
setelah diukur, bentuk dada
simetris, tidak ada ictus
kordis
Palpasi :irama teratur (reguler),
kekuatan nadi jelas teraba,
akral tubuh hangat, tidak
ada pembesaran ictus
kordis, CRT <2 detik
Perkusi :ICS 1 kiri dan ICS 1 Kanan
resonan
ICS 2 kiri dan ICS 2 Kanan
dalnes
ICS 3 kiri dalnes dan ICS 3
kanan resonan
ICS 4 kiri dalnes dan ICS 4
kanan resonan

Auskultasi :bunyi jantung terdengar


murni reguler yaitu baik pada
ICS 2 kanan sternum pada
katup aorta dan katup
pulmonal ICS 2 kiri sternum
pada ICS 4 kiri strenum pada
katup trikuspidalis dan ICS 4
kiri sampai midklavikula
yaitu katup bikupidalis
Sistem Neurologi Glascow coma skale: E: 4 V: 5 M: 6 ,tidak
ada peningkatan TIK, pasien tidak
mengalami nyeri kepala hebat, kesadaran
compos metis, tidak mengalami mual muntah
maupun pupil edema.
Sistem syaraf neurologi 1-12 tidak mengalai
gangguan
25) Nervus olfaktorius :
Pasien dapat mencium bau dengan benar
menggunakan kayu putih
26) Sistem optikus :
Pasien mengedip pada saat dites
menggunakan pen light, ukuran pupil 2-
3mm dan miosis besar saat diberi cahaya,
pupil isokor, lapang pandang normal pada
saat di tes menggunakan pen light yang
diarahkan dari belakang telinga kedepan
ketajaman mata pasien dapat membaca
nama Yang ditulis di kertas .
27) Nervus okulomotorik :
Tidak juling pada mata
28) Nervus trokrealis :
Pada saat di sentuh bagian kelopak mata
dengan jari pasien mengedip mata
29) Nervus abdusen :
Pasien dapat mengikuti arah penlight
membentuk huruf H besar
30) Nervus trigeminus :
Pada mata saat diberi kapas mata pasien
mengedip, pada saat diraba pada rahang
pasien dapat mengunyah, kemudian test
menggunakan kapas disentuhkan pada
wajah pasien bisa membedakan benda
kasar dan halus
31) Nervus fasialis :
Pada saat pasien di test untuk senyum,
mengangkat alis, pasien dapat
melakukannya dan pergerakannya
simetris, kemudian pada saat di test untuk
indra pengecapan menggunakan gula dan
garam pasien dapat membedakan rasa
manis dan asin
32) Nervus vestibulokoklearis :
Pada saat pasien di test menggunakan
gesekan jari tangan pasien dapat
mendengar
33) Nervus glasofaringeal :
Pada saat diletakkan kedua tangan pada
leher pasien dan diperintahkan untuk
menelan, pasien dapat melakukannya
34) Nervus vagus :
Pada saat pasien diperintakan untuk
membuka mulut dan mengucapkan “A”
upulla pasien terlihat bergetar dan tidak
bergerak ke kanan dan kiri
35) Nervus asesorius :
Pada saat pasien diperintahkan menegok
ke kiri dan kanan serta diberi tahanan
pasien dapat menahan waupun terasa nyeri
pada bahu kiri
36) Nervus hipoglosus :
Pada saat pasien diperintahkan untuk
menggerakkan lidah kiri dan kanan pasien
dapat melakukan dengan benar dan baik

Pemeriksaan Refleks Patologis 12. Reflek openhem : normal, pada


dilakukan susur tulang kering kaki kaki
tidak terasa nyeri baik kanan dan kiri
13. Reflek hoffam : normal (+2) saat
diberikan goresan pada kuku jari tengah,
respon ibu jari, telunjuk dan jari lainnya
fleksi
14. Reflek chaddock : normal (+2) saat
diberikan goresan dari pinggir bawah ke
arah jari kelingking atas reflek kaki
kanan dan kiri baik
15. Reflek babinski : pada kaki kanan dan
kiri, saat digores ditelapak kaki 7
terbalik refleknya baik (+2)

Pemeriksaan Reflek Fisiologis 11. Reflek bisep : normal (+2) saat diketuk
di balik siku terdapat pergerakan
12. Reflek trisep : normal (+2) saat diketuk
dibagian siku diatas bagian menonjol
terdapat pergerakan
13. Reflek arterobrachial : normal (+2)
disusur dan ibu jempol, lima jari
dibawah bergerak
14. Reflek patela : normal saat diketuk di
lutut terdapat pergerakan
15. Reflek achiles : normal saat diketuk di
tendon achiles respon fleksi
Sistem pencernaan Inspeksi :bentuk bibir simetris,
mukosa bibir lembab, reflek
menyunyah ada, bentuk
abdomen simetris, tidak ada
benjolan maupun bekas luka
insisi operasi tidak
ditemukan
Auskultasi :bising usus terdengar
15x/menit kuadran kanan
bawah
Perkusi :dari epigastrium simetris
menuju kebawah abdomen
suara terdengar timpani
Palpasi :permukaan rata dan tidak
ada nyeri tekan, palpasi hati
dan limfa tidak terjadi
pembengkakan
Sistem imunologi Palpasi :tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Sistem endokrin Napas pasien tidak berbau keton, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
Sistem urogenital Palpasi :tidak ada nyeri tekan dibagian
kandung kemih dan tidakada
pembesaran atau benjolan,
kandung kemih tidak teraba
penuh, tidak ada nyeri tekan
ginjal
Perkusi :saat dilakukan perkusi
bladder diatas simfisis pasien
bunyi normal timpani
Auskultasi :setelah dilakukan auskultasi
diatas pusat 2-3 jari lalu geser
kearah kiri tidak terdengar
suara stenosis

Sistem integumen Inspeksi :kulit terlihat bersih, tidak ada


lesi, tidak ada tanda luka
dekubitus, keadaan kulit
pasien lembab
Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan
pada anggota tubuh, turgor
kulit <3 detik
Sistem muskuluskeletal Inspeksi : jumlah jari lengkap, rentan
gerak tidak terbatas tidak
edema sianus. Ekstermitas
bawah jumlah jari lengkap
tidak ada pembengkakan
tidak sianosis
Palpasi :tidak ada nyeri tekan,
pembengkakan dan edema
kekuatan otot : 5 5
5 5

B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Gangguan Hambatan
 Ibu pasien mengatakan Perkembangan neuromuskular tumbuh
anaknyaterhambat
DO: kembang
 Anak belum mampu melaksanakan pencapaian
tugas pada perkembangan personal sosial (mencuci
tangan), motorik halus, (meniru garis vertikal),
bahasa (anak belum mampu berbicara), motorik
kasar (belum mampu berjalan).
2 DS: Ny.N mengatakan anaknya kesulitan Hambatan Hambatan
menggerakkan kaki anak nya tidak bisa berjalan .
perkembangan mobilitas
DO: kekuatan tonus otot lemah
3 3 Fisik
1 1
3 DS: Ny.N Mengatakan Sudah Tau Kalau Anak Nya Kurang nya Kurang
Mengalami Cp Ringan Ny.N Belum Mengatahi pengetahuan Pengetahuan
Apa Itu Cp Ringan , Ny.N Mengatakan anak nya Orang tua
tidak pernah terapi di rumah sellau di ajak ke tentang penyakit
tempat terapi 2 minggu 1 kali .
DO: An. D Hanya diam dan tiduran memainkan
keresek Ny. N tampak ingin tahu apa penyakit
pada anak nya dan terapi apa yang bisa di
lakukan di rumah untuk anak nya

2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


a. Hambatan tumbuh kembang berhubungan dengan gangguan neuromuskular
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan perkembangan terhambat
c. Kurangnya Pengetahuan berhubungan dengan perawatan dan kebutuhan terapi
C. Perencanaan
Nama Keluarga : Tn. y
Klien : An. D

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Umum Khusus Kriteria Standar
1 Hambatan tumbuh kembang Setelah dilakukan Setelah dilakukan  Respon Verbal :  Keluarga mampu  kaji tingkat
berhubungan dengan tindakan keperawatan tindakan Keluarga mampu mengatakan tumbuh
gangguan neuromuskular pada An. D keperawatan mengatakan perkembangan kembang
menunjukkan tingkat dengan 3 kali perkembangan pertumbuhan anak anak
pertumbuhan dan p pertemuan dalam pertumbuhan dari nya mengalami
 ajarkan untuk
erkembangan sesuai waktu 3 hari selama An. D . kemajuan
intervensi awal
dengan usia. 30 menit An.D  Respon perkembangan
dengan terapi
dapat menunjukan psikomotor: pertumbuhan anak
rekreasi
tingkat  An.D mampu nya semakin
dan aktivitas sekolah
pertumbuhan dan melakukan membaik dengan
 berikan aktivitas yang
perkembangan ketrampilan di tandai anaknya
sesuai dengan
sesuai, menarik, dan
sesuai dengan usia sudah bisa
usia dapat dilakukan oleh
berbicara sedikit
 An.D mampu anak.
demi sedikit anak
melakukan ADL  Rencanakan bersama
nya sudah mau
secara mandiri anak aktivitas dan
berespon dengan sasaran yang
 Respon apa yang di memberikan
kognitif: perintahkannya kesempatan untuk
- Keluarga keberhasilan
mampu  Berikan pendkes
mengungkapka stimulasi tumbuh
n kembang anak pada
perkembangan keluarga
pertumbuhan
Anak nya .
2 Setelah dilakukan Setelah dilakukan  Respon Verbal : Keluarga mampu  Berikan penyuluhan
Hambatan mobilitas
tindakan keperawatan tindakan Keluarga mampu menyebutkan kembali tentang kanker
fisik berhubungan
potensi untuk keperawatan menyebutkan pengertian kanker payudara dan deteksi
dengan
terjadinya kanker dengan 2 kali kembali tentang payudara dengan dini untuk mencegah
perkembangan
payudara pada pertemuan dalam pengertian kanker bahasanya sendiri: terjadinya kanker
terhambat (Nanda,
keluarga Tn. E (Ny. I waktu 2 hari selama payudara, - Kanker payudara payudara pada
2007)
dan Nn. G tidak 20 menit keluarga penyebab, tanda adalah penyakit keluarga
terjadi atau dapt mampu mengenal gejala serta deteksi yang menyerang  Jelaskan faktor-faktor
diminimalisir) masalah kesehatan : dini untuk pada wanita yang yang mempengaruhi
mengetahui mencegah kanker disebabkan karena terjadinya kanker
pengertian kanker payudara. pertumbuhan sel payudara
payudara, yang tidak
penyebab, tanda terkendali
gejala serta deteksi - Penyebab:
dini untuk keturunan dan
mencegah kanker lingkungan.
payudara.
- Tanda dan gejala :
timbul benjolan
pada payudara,
perubahan warna
pada warna puting
susu, keluar darah
atau cairan dan
ada nyeri tekan.
- Deteksi dini :
pemeriksaan
SADARI,
menghindari
makanan yang
mengandung
lemak berlebih,
 Respon banyak olahraga.
psikomotor : - Keluarga mampu
Keluarga Tn. E melakukan
(Ny. I dan Nn. aktivitas olahraga
G) dapat dan melakukan
melakukan pemeriksaan
aktivitas secara dini
olahraga secara SADARI untuk
rutin dan mendeteksi dini
pemeriksaan penyakit kanker
secara dini payudara.

 Respon kognitif
 Kanker payudara
:
adalah suatu
Keluarga mampu
penyakit yang
memahami tentang
menyerang pada
penyakit kanker
wanita yang bisa
payudara.
menyebabkan
kematian apabila
tidak ditangani
dengan segera.
D. Catatan Perkembangan (Evaluasi dan Implementasi)
Nama klien : Ny. I
Alamat : Jln. Rajawali Gang Burung Tungku 4

Tanggal Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf


Gangguan mobilisasi  Memberikan edukasi kepada S:
fisik pada keluarga Tn.E keluarga mengenai pengertian  Keluarga mampu mengatakan
(Ny.I) berhubungan dari mobilisasi fisik dan rematik. pengertian mobilisasi fisik
dengan ketidaktahuan  Memberikan edukasi mengenai menggunakan bahasanya
keluarga dalam makanan apa saja untuk sendiri. Mobilisasi fisik adalah
mengenal masalah. mencegah dan memicu kemampuan seseorang
terjadinya nyeri sendi pada klien bergerak aktif secara bebas.
 Keluarga mampu menyebutkan
kembali mengenai makanan
yang dapat mencegah dan
memicu terjadinya nyeri sendi
pada klien.

O:
 Keluarga dapat menyebutkan
pengertian mobilisasi fisik
menggunakan bahasanya
sendiri.
 Penyakit pada klien adalah
rematik, sehingga pada saat
diberi penyuluhan klien dan
keluarga terlihat kooperatif dan
 Keluarga (Ny. I) dapat
menyebutkan kembali
mengenai makanan apa saja
yang dapat menyebabkan dan
memicu terjadinya nyeri pada
sendi, dan bagian sendi mana
saja yang dapat mengakibatkan
rematik.
A:
 Masalah teratasi
P:
 Intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai