Anda di halaman 1dari 21

X

Kurikulum 2006/2013

s
Kela
biologi
PROTISTA I

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tentang ciri-ciri umum Protista.
2. Memahami tentang klasifikasi Protista.
3. Memahami tentang Protista mirip hewan.
4. Memahami tentang Protista mirip jamur.

A. Ciri-Ciri Umum Protista


Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Uniseluler atau multiseluler.
2. Inti sel bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti.
3. Memiliki dinding sel atau tidak.
4. Cara hidup secara fotoautotrof atau heterotrof.
5. Bersifat aerob atau anaerob.
6. Hidup bebas atau bersimbiosis.
7. Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan pembelahan
biner.

B. Klasifikasi Protista
Berdasarkan sifat-sifatnya, Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Protista mirip
hewan (Protozoa), Protista mirip jamur, dan Protista mirip tumbuhan (Algae). Pada sesi
ini, akan dibahas Protista mirip hewan (Protozoa) dan Protista mirip jamur. Protista mirip
tumbuhan (Algae) akan dibahas pada sesi selanjutnya.

1. Protista Mirip Hewan (Protozoa)


a. Ciri-Ciri Protozoa
Protista mirip hewan (Protozoa) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.) Uniseluler, dengan ukuran tubuh sekitar 10 – 200 µm.
2.) Tidak memliki dinding sel.
3.) Umumnya bersifat heterotrof dan hanya sebagian kecil yang bersifat autotrof.
4.) Hidup bebas atau sebagai parasit bagi organisme lain.
5.) Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner dan reproduksi seksual
dengan konjugasi.
6.) Sebagian besar memiliki alat gerak.

b. Klasifikasi Protozoa
Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibagi menjadi enam filum, yaitu Rhizopoda,
Actinopoda, Foraminifera, Zooflagellata, Ciliata, dan Sporozoa.
1.) Filum Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda merupakan Protozoa yang bergerak dengan kaki semu (pseudopodia).
• Struktur tubuh Rhizopoda
Rhizopoda memiliki struktur tubuh berikut.
o Bentuk tubuhnya tidak tetap.
o Bagian luar tubuhnya adalah membran sel yang berfungsi sebagai
pelindung isi sel, mengatur keluar masuknya zat, dan sebagai
reseptor terhadap rangsangan.
o Di dalam membran sel, terdapat sitoplasma yang terbagi menjadi
dua macam, yaitu ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian
dalam). Ektoplasma lebih pekat daripada endoplasma.
o Di dalam sitoplasma, terdapat organel-organel sel seperti inti sel,
vakuola makanan, vakuola kontraktil, dan beberapa organel sel
lainnya. Vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan,
sedangkan vakuola kontraktil berfungsi untuk mengatur kadar air di
dalam sel dan sebagai alat ekskresi.

2
• Cara hidup Rhizopoda
o Rhizopoda merupakan organisme heterotrof. Rhizopoda
mendapatkan makanan dengan cara memakan organisme-
organisme lain seperti anggota Ciliata atau Algae yang uniseluler.
o Rhizopoda menangkap makanan dengan membentuk kaki-kaki
semu yang mengelilingi makanan. Makanan tersebut kemudian
ditarik ke dalam tubuhnya dan dicerna di dalam vakuola makanan.
Sari-sari makanan akan berdifusi ke dalam sitoplasma, sedangkan sisa
pencernaan yang tidak tercerna akan dibuang. Sisa pencernaan yang
berbentuk padat akan dibawa ke arah membran sel. Setelah dekat
dengan membran sel, membran sel akan pecah dan sisa pencernaan
akan dibuang ke luar sel. Sementara itu, sisa pencernaan yang berupa
cairan akan dibuang dengan bantuan vakuola kontraktil.
• Habitat Rhizopoda
Rhizopoda ada yang hidup sebagai parasit dan ada yang hidup bebas.
Sebagai parasit, Rhizopoda hidup dan menyebabkan penyakit pada
organisme yang ditumpanginya. Sementara itu, Rhizopoda yang hidup
bebas dapat ditemukan di berbagai habitat, seperti air tawar, air laut, atau
tanah yang berair dan lembap.
• Reproduksi pada Rhizopoda
Rhizopoda dapat bereproduksi secara aseksual, sedangkan secara seksual
belum diketahui. Secara aseksual, Rhizopoda bereproduksi dengan cara
pembelahan biner, yaitu sel tubuh membelah menjadi dua sel anak yang
baru secara langsung.
• Contoh-contoh Rhizopoda
Organisme yang termasuk Rhizopoda adalah Amoeba. Ada dua jenis
Amoeba, yaitu Ektoamoeba dan Entamoeba.
o Ektoamoeba adalah Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain
(hidup bebas). Contohnya Amoeba proteus (hidup di tanah lembap)
dan Difflugia (hidup di air tawar). Difflugia dapat mengeluarkan
lendir yang menyebabkan pasir-pasir halus melekat.
o Entamoeba adalah Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme
lain. Contoh Entamoeba adalah sebagai berikut.
 Entamoeba gingivalis adalah Rhizopoda yang hidup di sela-
sela gigi dan gusi manusia. Entamoeba ini memakan sisa-
sisa makanan yang terdapat di sela-sela gigi, serta dapat
menimbulkan peradangan pada gusi dan kerusakan gigi.

3
 Entamoeba coli adalah Rhizopoda yang hidup di usus besar
manusia. Entamoeba ini tidak mengganggu, tetapi kadang-
kadang dapat menimbulkan diare.
 Entamoeba histolytica adalah Rhizopoda yang hidup sebagai
parasit di dalam usus manusia dan dapat menyebabkan penyakit
disentri. Penularan organisme ini adalah melalui air minum,
makanan, maupun peralatan makan yang terkontaminasi
organisme tersebut, baik berbentuk kista maupun sel aktif. Saat
berbentuk kista, organisme dilindungi oleh dinding tebal.

Berikut ini adalah contoh anggota Rhizopoda.

Sentriol
Membran plasma
Ektoplasma

Endoplasma

Vakuola Vakuola Inti sel


kontraktil makanan
Pseudopodia

Gambar 1. Contoh Rhizopoda

2.) Filum Actinopoda


Ciri-ciri Actinopoda adalah sebagai berikut.
• Mempunyai pseudopodia ramping dan menyebar atau disebut axopodia.
• Tubuhnya berbentuk bola.
• Habitatnya di air tawar atau air laut.
• Contoh-contoh Actinopoda adalah sebagai berikut.
o Heliozoa adalah Actinopoda yang tidak bercangkang dan hidup di
air tawar.
o Radiozoa adalah Actinopoda yang memiliki cangkang dari bahan
silika dan hidup di laut. Cangkang Radiozoa sering dimanfaatkan
sebagai bahan pembuat gelas, bahan penggosok, dan bahan
peledak.

4
Berikut ini adalah contoh anggota Actinopoda.
Axopodia
Endoplasma
Ektoplasma

Vakuola
kontraktil
Axopodia

Inti sel Endoplasma


Ektoplasma

Diatom Vakuola
makanan

Vakuola
makanan

Gambar 2. Contoh Actinopoda

3.) Filum Foraminifera


Ciri-ciri Foraminifera adalah sebagai berikut.
• Tubuhnya dilindungi oleh cangkang dari zat kapur dan silika. Cangkang
Foraminifera berwarna cerah dan pada permukaannya terdapat lubang-
lubang kecil.
• Memiliki gerakan yang sangat lambat.
• Hidup di laut dan menempel di bebatuan atau sebagai plankton.
• Cangkang Foraminifera dapat digunakan sebagai penunjuk sumber
minyak bumi dan penentu umur relatif batuan sedimen laut. Endapan
cangkang Foraminifera akan membentuk tanah globigerina.
• Contoh: Globigerina dan Polistomella.

Berikut ini adalah gambar anggota Foraminifera.

Cangkang Cangkang

Pseudopodia
Pseudopodia

Gambar 3. Contoh Foraminifera

5
4.) Filum Zooflagellata (Zoomastigophora)
• Struktur tubuh Zooflagellata
o Bentuk tubuh mirip dengan sel leher Porifera.
o Memiliki flagela yang berfungsi sebagai alat gerak dan menghasilkan
aliran air ke dalam tubuhnya.
o Memiliki kinetoplas yang berfungsi menyimpan DNA ekstranukleus.
• Habitat Zooflagellata
Sebagian besar hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Untuk yang
hidup bebas, habitatnya di air laut atau air tawar, soliter atau berkoloni, dan
ada juga yang membentuk simbiosis dengan organisme lainnya.
• Cara reproduksi Zooflagellata
Secara aseksual, Zooflagellata bereproduksi dengan cara pembelahan
biner membujur. Dalam proses pembelahan, hanya sel dan inti sel yang
membelah, sedangkan flagela tidak ikut membelah. Flagela baru akan
tumbuh pada sel anak hasil pembelahan. Sementara itu, reproduksi
seksual Zooflagellata belum diketahui.
• Contoh-contoh Zooflagellata
o Trypanosoma evansi adalah parasit yang menyerang hewan ternak
seperti kuda dan unta, serta menyebabkan penyakit surra yang dapat
menimbulkan kematian. Ciri-ciri penyakit ini adalah demam, tubuh
lemah, dan kurus. Trypanosoma evansi memerlukan vektor berupa
lalat dari genus Tabanus. Akan tetapi, di Amerika Selatan penularan
penyakit surra dilakukan oleh kelelawar vampir Desmodus.
o Trypanosoma cruzi adalah parasit yang menyebabkan penyakit
chagas atau American trypanosomiasis. Gejala-gejala penyakit chagas
antara lain adalah terjadinya pembengkakan pada kelenjar air mata,
gangguan pada hati, jantung, limpa, dan sistem saraf. Trypanosoma
cruzi dapat menimbulkan kematian.
o Trypanosoma gambiense adalah parasit yang menyebabkan
penyakit tidur pada manusia dengan vektor perantara berupa lalat
tse-tse Glossina palpalis.
o Trypanosoma rhodesiense adalah parasit yang menyebabkan
penyakit tidur pada manusia dengan vektor perantara berupa lalat
tse-tse Glossina morsitans.
o Trypanosoma lewisi adalah parasit pada tikus dengan vektor
perantara berupa kutu tikus.

6
o Trypanosoma brucei adalah parasit yang menyebabkan penyakit
nagano pada ternak dengan vektor perantara berupa lalat tse-tse.
o Trichomonas vaginalis adalah parasit yang menyerang vagina dan
menyebabkan keputihan.
o Giardia lamblia adalah parasit yang menyerang usus manusia
dan menyebabkan penyakit giardiasis. Penyakit giardiasis ditandai
dengan diare hebat dan kejang usus. Penyebaran organisme ini
melalui perantara air minum yang terkontaminasi feses penderita.
o Leishmania donovani adalah parasit yang menyerang manusia
dan menyebabkan penyakit kala azar di daerah Mesir, sekitar Laut
Tengah, Amerika Selatan, Afrika, dan India. Gejala penyakit kala
azar antara lain adalah demam tinggi berulang-ulang, anemia, serta
terjadi pembengkakan pada hati dan limpa.
o Leishmania tropica dan Leishmania brasiliensis adalah parasit yang
menyebabkan penyakit leishmaniasis pada manusia. Leishmaniasis
menyerang kulit, kelenjar lendir hidung, dan tenggorokan. Leishmania
tropica menyerang penduduk di Asia dan sebagian Amerika Selatan,
sedangkan Leishmania brasiliensis menyerang penduduk di daerah
Meksiko dan Amerika Tengah serta Selatan.
o Trichonympha campanula dan Myxotricha adalah Zooflagellata
yang melakukan simbiosis mutualisme dengan rayap dan membantu
rayap untuk mencerna kayu.

Berikut ini adalah gambar anggota Zooflagellata.


Inti sel Nukleous
Membran Flagela yang
bergelombang melingkar

Flagela bebas
Blefaroplas dari
granula basal
Kinetoplas
Granula
Ektoplasma vakuola
Pelikel Endoplasma makanan

Gambar 4. Contoh Zooflagellata

5.) Filum Ciliata (Ciliophora)


Ciliata (Latin, cilia = rambut kecil) atau disebut juga Ciliophora (Yunani, phora =
gerakan) adalah Protozoa yang bergerak menggunakan silia atau rambut getar.

7
Ciliata juga disebut Infusoria (Latin, infundere = menuang), karena biasanya
hidup di dalam air buangan yang banyak mengandung zat organik.
• Struktur tubuh Ciliata
o Bentuk tubuh bervariasi, seperti bentuk sandal, terompet, lonceng,
atau oval. Bentuk tubuh ini tetap karena memiliki pelikel.
o Permukaan tubuh ditutupi oleh silia, baik secara merata atau di tempat-
tempat tertentu. Panjang silia sekitar 2-20 µm dengan diameter
kurang lebih 0,25 µm. Jumlah silia mencapai ribuan. Kumpulan silia
di tempat-tempat tertentu disebut dengan cirri. Fungsi silia adalah
untuk bergerak, meluncur, berenang, atau membantu menangkap
makanan dan memasukkannya ke dalam sitoplasma.
o Memiliki organel sel seperti inti sel, mitokondria, ribosom, lisosom,
vakuola makanan, dan vakuola kontraktil. Vakuola makanan
berfungsi untuk mencerna makanan, sedangkan vakuola kontraktil
berfungsi untuk mengatur tekanan osmotik cairan di dalam tubuh.
o Memiliki dua buah inti sel, yaitu mikronukleus dan makronukleus.
Ukuran makronukleus lebih besar daripada mikronukleus.
Mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi seksual secara
konjugasi. Pada Paramecium, terdapat 1–80 bentuk mikronukleus.
Sementara itu, makronukleus berfungsi untuk menyintesis RNA,
mengatur aktivitas dan pertumbuhan sel, serta pembelahan biner
sebagai reproduksi aseksual.
o Memiliki alat pencernaan yang terdiri atas celah mulut (oral groove),
sitostoma (mulut sel), sitofaring (gullet atau kerongkongan), vakuola
makanan, dan lubang anus yang terletak pada bagian tertentu dari
membran sel.

Berikut ini adalah gambar struktur sel Paramecium.


Vakuola
Vakuola kontraktil
Pelikel kontraktil
Pelikal
Makronukleus
Vakuola Makronukleus
makanan

SiliaSilia
Mikronukleus
Mikronukleus
Sitofaring
Sitofaring
Trikokis
Lubang
Lubang anusTrikokis
anus
Gambar 5. Struktur sel Paramecium

8
• Cara hidup Ciliata
Sebagian besar Ciliata hidup bebas, baik secara soliter atau membentuk
koloni. Selain itu, ada juga Ciliata yang hidup sebagai parasit atau
membentuk simbiosis mutualisme dengan organisme lain.
Makanan Ciliata berupa bakteri dan serpihan bahan organik. Cara
makan Ciliata adalah sebagai berikut.

Makanan didorong masuk oleh silia ke dalam celah mulut – menuju


sitostoma – masuk ke sitofaring – masuk ke dalam sitoplasma dan
membentuk vakuola makanan – vakuola makanan bergabung
dengan lisosom yang menghasilkan enzim pencernaan – makanan
dicerna dalam vakuola makanan – vakuola makanan bergerak dari
bagian anterior ke bagian posterior tubuh – sari makanan berdifusi ke
dalam sitoplasma dan sisa makanan dilepaskan melalui lubang anus
atau pori-pori membran.

• Habitat Ciliata
Ciliata yang hidup bebas ditemukan di tempat-tempat yang kaya dengan
sisa-sisa tumbuhan dan hewan, baik di perairan tawar seperti sungai,
sawah, kolam, atau selokan, maupun di perairan laut.
• Cara reproduksi Ciliata
Ciliata dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner, sedangkan
reproduksi secara seksual dilakukan dengan konjugasi. Contohnya pada
Paramecium.
Berikut ini adalah tahap-tahap atau proses konjugasi yang dilakukan
oleh Paramecium.

Dua Paramecium yang akan melakukan konjugasi saling mendekat dan


berlekatan pada bagian tubuhnya.

Mikronukleus yang bersifat diploid pada masing-masing Paramecium


membelah secara meiosis sehingga terbentuk 4 mikronukleus haploid, yang
3 di antaranya hancur.

9
Satu mikronukleus yang tersisa kemudian membelah secara mitosis menjadi
dua mikronukleus yang haploid.

Kedua individu saling bertukar mikronukleus.

Mikronukleus dari individu lain akan bersatu dengan


mikronukleus asal dari masing-masing individu, sehingga terbentuk
mikronukleus diploid dengan sifat genetik campuran dari kedua individu.
Penyatuan mikronukleus ini disebut singami.

Pasangan Paramecium kemudian berpisah. Mikronukleus diploid pada setiap


sel membelah secara mitosis tiga kali berturut-turut, sehingga terbentuk 8
mikronukleus yang diploid.

Makronukleus yang asli pada masing-masing sel akan hancur. 4


mikronukleus diploid akan berkembang menjadi 4 makronukleus diploid
yang baru dengan cara replikasi DNA berulang-ulang. 4 mikronukleus
diploid lainnya tetap sebagai mikronukleus diploid.

Setiap sel kemudian membelah dua kali tanpa disertai pembelahan nukleus.
Dengan demikian, setiap satu sel akan menghasilkan 4 sel anak identik yang
memiliki 1 mikronukleus diploid dan 1 makronukleus diploid.

Jadi, dari 1 kali konjugasi antara dua sel Paramecium, akan dihasilkan 8 sel
anak diploid dengan kombinasi kromosom antara kedua induknya.

Gambar 6. Tahap-tahap konjugasi pada Paramecium

10
Berikut ini adalah gambar proses konjugasi pada Paramecium.

Makronukleus

Meiosis

Makronukleus
Mikronukleus Mikronukleus
baru
diploid (2n) haploid (n)

Singami
Mikronukleus

Mikronukleus
diploid (2n)

Gambar 7. Proses konjugasi pada Paramecium

• Contoh-contoh Ciliata
Organisme yang termasuk Ciliata adalah sebagai berikut.
o Paramecium caudatum adalah Ciliata yang hidup di air tawar
sebagai pemangsa bakteri. Paramecium caudatum memiliki bentuk
tubuh seperti sandal dengan silia yang menutupi seluruh permukaan
tubuh dan di sekitar celah mulut.
o Stentor roeseli adalah Ciliata yang banyak ditemukan di sawah atau
air menggenang yang kaya dengan bahan-bahan organik. Stentor
roeseli memiliki bentuk tubuh seperti terompet dengan tangkai
melekat pada suatu tempat. Pada Stentor roeseli, silia tersusun rapat
di sekeliling mulutnya.
o Didinium merupakan predator uniseluler yang hidup di perairan
sebagai pemangsa Paramecium.
o Stylonychia adalah Ciliata yang banyak ditemukan di permukaan
air. Stylonychia memakan serpihan atau potongan bahan organik.
Stylonychia memiliki silia yang hanya terdapat di sisi mulut dan
bagian tertentu permukaan tubuhnya.
o Balantidium coli adalah Ciliata yang hidup parasit di usus besar manusia
dan hewan ternak. Balantidium coli menyebabkan diare balantidiasis.
o Vorticella adalah Ciliata yang memiliki bentuk seperti lonceng

11
dengan tangkai yang panjang berbentuk lurus atau spiral. Vorticella
memiliki silia yang terdapat di sekitar corong mulutnya dan
tangkainya melekat pada suatu tempat.

Berikut ini adalah gambar beberapa anggota Ciliata.

Acineto Coleps Didinium Bursaria Paramaecium

Colpoda Prorodon
Stylonichia Stentor Vorticella

Gambar 8. Beberapa anggota Ciliata

6.) Filum Sporozoa (Apicomplexa)


Sporozoa adalah Protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Sporozoa memiliki
bentuk seperti spora pada salah satu tahap dalam siklus hidupnya.
• Struktur tubuh Sporozoa
o Bentuk tubuh bulat panjang atau oval.
o Tidak memiliki alat gerak, tetapi dapat berpindah dari jaringan satu
ke jaringan lain dalam tubuh inang melalui aliran darah.
o Memiliki sebuah nukleus, tanpa vakuola kontraktil.
o Dapat membentuk kista berdinding tebal saat berada di dalam usus
vektor.
• Cara hidup Sporozoa
Seluruh anggota Sporozoa hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan
seperti burung, reptil, dan rodentia. Sporozoa masuk ke dalam tubuh
inang melalui perantara. Contohnya, Plasmodium penyebab penyakit
malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

12
• Cara reproduksi Sporozoa
Sporozoa dapat melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan skizogoni dan sporogoni,
sedangkan reproduksi seksual dilakukan melalui penyatuan gamet jantan
dan gamet betina. Skizogoni adalah pembelahan diri yang berlangsung
di dalam tubuh inang tetap, sedangkan sporogoni adalah pembentukan
spora yang berlangsung di dalam tubuh inang perantara. Reproduksi
aseksual dan reproduksi seksual bergantian membentuk siklus hidup,
sehingga Sporozoa mengalami beberapa kali perubahan bentuk. Berikut
ini adalah siklus hidup salah satu anggota Sporozoa, yaitu Plasmodium.

Nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit Plasmodium


menggigit manusia, sehingga sporozoit masuk ke dalam jaringan darah
manusia.

Sporozoit menuju ke jaringan hati dan hidup di dalam sel-sel hati. Sporozoit
kemudian mengeram selama tiga hari membentuk fase kriptozoit. Fase
ini disebut fase eksoeritrositik. Sporozoit kemudian berubah menjadi
tropozoit.

Tropozoit kemudian keluar dari sel-sel hati dan menyerang eritrosit. Fase ini
disebut fase eritrositik.

Setiap 1 tropozoit di dalam eritrosit akan membelah diri (skizogoni) menjadi


6–36 merozoit, tergantung spesiesnya.

Eritrosit kemudian pecah dan setiap merozoit akan mencari eritrosit baru.
Peristiwa ini terjadi beberapa kali. Pada saat eritrosit pecah, penderita akan
mengalami demam.


13
Setelah mengalami beberapa kali skizogoni, merozoit berubah menjadi
gametosit, yaitu persiapan menjadi gamet jantan dan gamet betina.
Peristiwa ini disebut gamogoni.

Jika pada saat itu penderita digigit oleh nyamuk Anopheles betina, darah
yang mengandung gametosit akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Di
dalam tubuh nyamuk, gametosit akan berubah menjadi gamet jantan
(mikrogamet) dan gamet betina (makrogamet).

Mikrogamet dan makrogamet kemudian melakukan fertilisasi dan


membentuk zigot diploid yang disebut ookinet. Peristiwa ini disebut
reproduksi seksual.

Ookinet kemudian masuk ke dalam dinding usus nyamuk membentuk


ookista yang berdinding tebal. Di dalam ookista terbentuk ribuan sporozoit
dengan cara sporogoni.

Sporozoit kemudian keluar dari dinding usus nyamuk dan berpindah ke


dalam kelenjar ludah nyamuk. Setelah itu, siklus baru akan dimulai.

Gambar 9. Siklus hidup Plasmodium



SUPER "Solusi Quipper"
Untuk mempermudah dalam mengingat siklus hidup Plasmodium, gunakan cara berikut.
• Fase-fase Plasmodium di dalam tubuh manusia:

Skripsi Terasa Main Game


Sporozoit – kriptozoit – tropozoit – merozoit – gametosit

• Fase-fase Plasmodium di dalam tubuh nyamuk:

Goreng Omelet Otak-Otak Sepiring


Gamet (mikrogamet dan makrogamet) – ookinet – ookista – sporozoit

14
• Contoh-contoh Sporozoa
Organisme yang tergolong Sporozoa adalah sebagai berikut.
o Plasmodium sp. merupakan penyebab penyakit malaria pada
manusia. Ada beberapa spesies dari Plasmodium, yaitu sebagai
berikut.
 Plasmodium falcifarum adalah penyebab penyakit malaria
tropika. Gejala yang ditunjukkan adalah demam yang tidak
menentu dan berpotensi menyebabkan kematian.
 Plasmodium vivax adalah penyebab penyakit malaria tertiana.
Gejala yang ditunjukkan adalah demam timbul secara periodik
setiap 2 × 24 jam. Plasmodium vivax dapat tetap dorman
di dalam jaringan hati selama bertahun-tahun, sehingga
memungkinkan penyakit tersebut kambuh kembali.
 Plasmodium ovale adalah penyebab penyakit malaria yang
mirip dengan malaria tertiana.
 Plasmodium malariae adalah penyebab penyakit malaria
kuartana. Gejala yang ditunjukkan adalah demam timbul
secara periodik setiap 3 × 24 jam.
o Toxoplasma gondii merupakan penyebab penyakit toksoplasmosis.
Toksoplasmosis pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat atau
kematian pada janin yang dikandungnya.

2. Protista Mirip Jamur


a. Ciri-Ciri Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.) Bersifat eukariotik.
2.) Tidak memiliki klorofil.
3.) Dapat menghasilkan spora.
4.) Bersifat heterotrof.

Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam kingdom Fungi (jamur) karena
struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda dengan kelompok Fungi. Sebagai
contoh, jamur lendir yang merupakan anggota Protista mirip jamur memiliki
struktur molekul membran sel yang mirip dengan Algae, sedangkan reproduksinya
mirip dengan jamur. Sementara itu, gerakan pada fase vegetatifnya mirip dengan
Amoeba.

15
b. Klasifikasi Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur dibagi ke dalam tiga filum, yaitu Myxomycota (jamur lendir
plasmodial), Oomycota (jamur air), dan Acrasiomycota (jamur lendir bersekat).
1.) Myxomycota (jamur lendir plasmodial)
Jamur lendir bersifat heterotrof fagosit dan memiliki fase makan berbentuk
massa ameboid (seperti Amoeba) dalam siklus hidupnya, yang disebut
plasmodium.
• Struktur tubuh Myxomycota
o Struktur vegetatif yang disebut plasmodium berupa massa
sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi oleh sekat yang kuat.
o Nukleus pada plasmodium umumnya bersifat diploid dan dapat
membelah secara mitosis dalam waktu yang bersamaan.
o Plasmodium umumnya berwarna cerah seperti kuning atau oranye.
• Cara reproduksi Myxomycota
Myxomycota bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
Myxomycota secara aseksual dilakukan dengan membentuk sporangium
dan secara seksual dilakukan dengan singami antara sesama sel ameboid
atau sesama sel berflagela. Berikut ini adalah siklus hidup Myxomycota.

Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar bisa


mendapatkan makanan dan oksigen lebih banyak.

Jika lingkungan kurang menguntungkan, plasmodium akan membentuk


sporangium bertangkai. Plasmodium bersifat diploid.

Di dalam sporangium terjadi pembelahan meiosis, sehingga terbentuk spora


yang haploid. Spora haploid lebih tahan terhadap kekeringan.

Jika kondisi lingkungan membaik, spora akan berkecambah membentuk sel


aktif yang haploid.

16
Sel-sel aktif memiliki bentuk yang berbeda dan dapat berubah menjadi sel
ameboid atau sel berflagel.

Terjadi singami antara sel-sel yang sama bentuknya, sehingga dihasilkan


zigot yang diploid.

Inti sel dari zigot diploid membelah secara mitosis tanpa disertai
pembelahan sitoplasma, membentuk plasmodium pemakan yang diploid.

Gambar 10. Siklus hidup Myxomycota

• Contoh-contoh Myxomycota
Organisme yang merupakan anggota dari Myxomycota adalah Physarium
sp., Didymium sp., dan Fuligo septica.

2.) Oomycota
Oomycota yang berarti jamur air (water mold) disebut juga dengan jamur karat
putih (white rust) atau jamur berbulu halus (downy mildew).
• Struktur tubuh Oomycota
o Oomycota merupakan organisme uniseluler atau multiseluler
dengan dinding dari bahan selulosa.
o Oomycota yang multiseluler memiliki hifa yang halus, tidak bersekat-
sekat, dan berinti banyak (senositik).
• Cara hidup Oomycota
Oomycota merupakan organisme heterotrof yang menguraikan organisme
mati (saprofit) atau sebagai parasit pada organisme lainnya.
• Cara reproduksi Oomycota
Oomycota bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
dilakukan dengan cara membentuk zoospora berflagela dua. Reproduksi
ini dilakukan jika kondisi lingkungan menguntungkan dan tersedia banyak
makanan. Sementara itu, reproduksi secara seksual dilakukan dengan
fertilisasi antara sel telur dan inti sperma yang menghasilkan zigot resisten
(oospora). Reproduksi ini dilakukan jika lingkungan dalam kondisi buruk.

17
Berikut ini adalah cara reproduksi pada Oomycota.

Reproduksi aseksual dimulai dari pembengkakan ujung hifa membentuk


zoosporangium.

Di dalam zoosporangium dibentuk zoospora berflagel dua. Zoospora


kemudian membentuk kista.

Jika lingkungan memburuk, jamur air akan masuk ke reproduksi seksual,


yaitu dimulai dari perkecambahan zoospora membentuk hifa vegetatif.

Di ujung-ujung hifa vegetatif dibentuk anteridium (gametangium jantan)


dan oogonium (gametangium betina).

Jika terjadi fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina, akan terbentuk
zigot yang berdinding tebal dan tahan terhadap udara dingin serta
kekeringan. Zigot akan berkembang menjadi oospora.

Gambar 11. Reproduksi pada Oomycota

• Contoh-contoh Oomycota
Organisme yang merupakan anggota dari Oomycota adalah sebagai
berikut.
o Saprolegnia sp. adalah parasit pada ikan dan serangga yang
dapat hidup di air tawar dengan suhu 3 – 3,3oC. Beberapa spesies
Saprolegnia antara lain adalah Saprolegnia australis dan Saprolegnia
ferax.
o Phythophthora sp. adalah parasit pada tanaman budidaya. Beberapa
spesies Phythophthora adalah sebagai berikut.
 Phythophthora infestans adalah parasit pada tanaman
kentang dan tomat.
 Phythophthora faberi adalah parasit pada tanaman karet.

18
 Phythophthora palmivora adalah parasit pada tanaman kelapa.
 Phythophthora nicotinae adalah parasit pada tanaman tembakau.
 Phythophthora sojae adalah parasit pada tanaman kedelai.
o Phythium sp. adalah penyebab penyakit rebah semai pada tanaman,
karena menyerang bagian pangkal batang bibit tanaman.
o Plasmopara viticola adalah parasit pada tanaman anggur.

3.) Acrasiomycota
• Ciri-ciri Acrasiomycota
o Acrasiomycota adalah jamur lendir bersekat. Jamur ini memiliki fase
makan berupa sel-sel yang hidup soliter. Akan tetapi, jika makanannya
habis, sel-sel tersebut akan membentuk agregat (koloni) dalam suatu
unit. Dalam satu unit agregat, terdapat 125.000 sel. Agregat ini dapat
berpindah-pindah tempat.
o Acrasiomycota bersifat haploid dan zigotnya bersifat diploid.
o Acrasiomycota menghasilkan sel-sel ameboid dan myxamoeba.
o Pada fase makan, sel soliter akan membentuk kaki-kaki semu
(pseudopodia) untuk bergerak dan memakan bakteri.
• Habitat Acrasiomycota
Acrasiomycota hidup di tempat-tempat yang mengandung kotoran dan
vegetasi yang sudah membusuk.
• Cara reproduksi Acrasiomycota
Acrasiomycota bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dilakukan dengan cara membentuk tubuh buah (fruiting body)
yang berisi spora dan memiliki batang penyokong (stalk). Sementara itu,
reproduksi seksual dilakukan dengan cara singami sel ameboid. Berikut
ini adalah cara reproduksi pada Acrasiomycota.

Pada saat persediaan makanan tidak ada, sel-sel ameboid yang
berkromosom haploid membentuk agregat. Agregat dapat berpindah
tempat dan memiliki bentuk seperti peluru.

Agregat menetap di suatu tempat dan membentuk tubuh buah.

19
Beberapa sel mengering membentuk batang penyokong tubuh buah (stalk).
Sel-sel lain bergerak merayap ke atas batang penyokong, menjadi kumpulan
spora haploid. Stalk dan kumpulan spora membentuk tubuh buah. Spora
bersifat resisten terhadap kondisi buruk.

Jika spora jatuh di tempat yang menguntungkan, spora akan tumbuh


menjadi sel ameboid yang haploid. Sel ameboid berada dalam tahap makan,
hidup soliter, dan bergerak dengan pseudopodia.

Jika makanan tidak tersedia, sel-sel ameboid mengeluarkan senyawa kimia


yang dapat merangsang sel ameboid lain untuk bergerak ke arah pusat
agregrat, membentuk suatu unit agregrat.

Pada kondisi tertentu, sel ameboid dapat melakukan singami, sehingga


terbentuk zigot yang diploid.

Zigot diploid akan memakan sel ameboid lain dan tumbuh menjadi sel
raksasa yang dilindungi dinding sel resisten. Sel raksasa tersebut kemudian
mengalami pembelahan secara meiosis dan beberapa kali mitosis, sehingga
dihasilkan sel-sel ameboid yang haploid di dalamnya.

Jika dinding sel raksasa pecah, sel ameboid baru yang haploid akan keluar
dan menjadi sel pemakan. Sel-sel ameboid hasil reproduksi seksual juga
dapat membentuk agregat jika di lingkungan tidak tersedia makanan yang
memadai.

Gambar 12. Tahap-tahap reproduksi pada Acrasiomycota

20
Berikut ini adalah gambar reproduksi pada Acrasiomycota.
Agregat
sel (n)
MEIOSIS

Amoeba (n)
Reproduksi
seksual

SINGAMI Zigot (2n)


Reproduksi
aseksual Koloni yang
bermigrasi
Tubuh buah (n)

200 μm
200 µm

600 μm

Gambar 13. Reproduksi pada Acrasiomycota

• Contoh Acrasiomycota
Organisme yang tergolong Acrasiomycota adalah Dictyostelium
discoideum, Polysphondylium sp., Coenonia sp., dan Acytostelium sp.

21

Anda mungkin juga menyukai