Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson,
hiperglikemia yang terjadi karna kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
protein, yang dihasilkan dari defek sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya
(Wickenberg, 2015).
berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM. Gejala khas DM terdiri dari poliuria,
polidipsia, polifagia, dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan
gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh,
gatal, mata kabur, disfungsi ereksi (pria) dan pruritus vulva (wanita). Apabila
8
9
ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis, namun apabila tidak ditemukan gejala
khas DM, maka diperlukan dua kali pemeriksaan glukosa darah abnormal.
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
2) Atau, gejala klasik DM + glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/L).
Glukosa plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl
c. Komplikasi DM
1) Mikrovaskuler
khas dari DM. Gambaran khas berupa penebalan difus membran basal kapiler
saraf perifer (neuropati), kulit, dan otot skelet merupakan organ yang umumnya
terkena.
a) Nefropati
c) Retinopati
2) Makrovaskuler
ekstremitas serta insufiensi serebral dan stroke. Jika yang terkena adalah arteria
koronaria dan aorta, maka dapat mengakibatkan angina dan infark miokardium.
d. Penatalaksanaan
melitus terdiri dari; pertama terapi non farmakologis yang meliputi perubahan
gaya hidup dengan melakukan pengaturan pola makan yang dikenal sebagai terapi
gizi medis, meningkatkan aktifitas jasmani dan edukasi berbagai masalah yang
berkaitan dengan penyakit diabetes dilakukan secara terus menerus, kedua terapi
farmakologis , yang meliputi pemberian obat anti diabetes oral dan injeksi insulin.
11
Terapi farmakologis ini pada prinsipnya diberikan jika penerapan terapi non
farmakologis yang telah diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi non farmakologi yang
medis ini pada prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan yang
kebutuhan individual.
Beberapa manfaat yang telah terbukti dari terapan gizi medis antara lain:
karbohidrat, protein dan lemak, serta mikronutrien yang meliputi vitamin dan
a) Karbohidrat
boleh lebih dari 55-65% dari total kebutuhan energi sehari, atau tidak boleh
12
lebih dari 70% jika dikombinasikan dengan pemberian asam lemak tidak
b) Protein
c) Lemak
makanan ini sangat penting untuk membawa vitamin yang larut dalam
diabetesi karna terbukti dapat memperbaiki profil lipid tidak normal yang
Disc terhadap kepatuhan diet pasien DM tipe 2, didapatkan kadar gula darah
dengan 6 lempeng (1 lempeng nama hari, dan 5 lempeng untuk daftar makanan
dan minuman) yang bisa diputar, pada setiap menu sudah ditentukan takaran
makanan atau minuman yang bisa dikonsumsi oleh pasien DM sesuai standar
13
nutrisi untuk pasien DM. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan DM-
Disc untuk manajemen diet penderita DM, berikut gambar DM disc tersebut:
Gambar 1
DM -Disc
2) Latihan jasmani
pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan
metabolic rate). Semua efek ini sangat bermanfaat pada pendereita diabetes
kolesterol total serta triglesrida. Semua manfaat ini sangat penting bagi
3) Pendidikan
mandiri yang khusus seumur hidup. Karna diet, aktifitas fisik dan stres fisik
hanya belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri setiap hari guna
tetapi juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk
Menurut Perkeni (2015) edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu
selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian
yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik. Materi edukasi terdiri
dari materi edukasi tingkat awal dan materi edukasi tingkat lanjutan.
Terapi farmakoligis terdiri dari obat oral dan obat suntikan, menurut Perkeni
golongan:
(1) Sulfonilurea
tua, gangguan faal hati, dan ginjal). Sediaan obat generik golongan
Glimiperide.
(2) Glinid
secara oral dan dieksresikan secara cepat melalui hati. Obat ini dapat
(1) Metformin
Linagliptin.
d) Krisis Hiperglikemia
optimal
f) Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
terhadap insulin.
a. Definisi
Menurut Perkeni (2015), Glukosa darah puasa adalah jumlah glukosa dalam
plasma darah setelah tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. Gula darah puasa
seseorang, dimana kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dl pada satu kali pemeriksaan
atau lebih merupakan kriteria diganostik penyakit diabetes (Smelstzer & Bare,
2014).
Glukosa merupakan pecahan dari karbohidrat yang akan diserap tubuh dalam
aliran darah, glukosa berperan sebagai bahan bakar utama dalam tubuh, yang
antara lain faktor pencetus dalam hal ini terjadinya pola makan yang salah, obat,
menjadi dua yaitu kebiasaan makan yang benar dan kebiasaan makan yang
salah. Pola makan yang salah bisa memicu timbulnya penyakit DM, sehingga
jenis dan jadwal) agar kadar gula darah tetap terkendali (Shofiati, 2013).
tenaga, dalam hal ini tingginya kadar gula darah dipengaruhi oleh tingginya
asupan energi dari makanan. Protein adalah senyawa kimia yang mengandung
asam amino, yang berfungsi sebagai zat pembangun, tetapi bisa juga sumber
dua kali lipat dari karbohidrat karena konsumsi karbohidrat berlebih akan
DM (Sofiati, 2014).
2) Obat Antidiabetik
bila ditemukan kadar glukosa darah masih tinggi atau belum memenuhi kadar
sasaran metabolik yang diinginkan, sehingga penderita harus minum obat (obat
hipoglikemik oral atau OHO), atau bisa dengan bantuan suntikan insulin sesuai
3) Usia
45-54 tahun lebih tinggi 2,2% bila dibandingkan dengan kelompok umur 35-
4) Kurangnya aktifitas
berkisar antara 5-30 menit dapat menurunkan kadar glukosa darah, timbunan
lemak, dan tekanan darah, karna ketika aktifitas tubuh tinggi penggunaan
glukosa oleh otot ikut meningkat, sehingga sintesis glukosa endogen akan
ditingkatkan agar kadar gula dalam darah tetap seimbang, jadi tubuh akan
maka kadar glukosa tubuh menjadi rendah, sebaliknya jika kadar glukosa darah
glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja.
Pemeriksaan glukosa darah dengan cara enzimatik dengan bahan plasma vena,
sesuai dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh, vena,
Ada berbagai cara yang biasa dilakukan untuk pemeriksaan kadar glukosa
darah diantaranya:
21
Tes gula darah puasa yaitu mengukur kadar gula darah setelah tidak makan
atau minum manis kecuali air putih selama 8 jam, tes ini biasanya dilaksanakan
pada pagi hari sebelum sarapan pagi (American Diabetes Association (ADA),
2018). Menurut Perkeni (2015), kadar gula darah puasa sebagai patokan
penyaring untuk DM adalah: 80-109 mg/dl (baik), 110-125 mg/dl (sedang), dan
Kadar gula darah sewaktu bisa disebut juga kadar glukosa darah acak, tes
ini bisa dilakukan kapan saja, karna kadar glukosa darah swaktu bisa dikatakan
Tes toleransi glukosa oral merupakan cara mengukur kadar glukosa darah
Hasil uji toleransi glukosa oral adalah normal jika kadar gula darah < 140
mg/dl, prediabetes jika kadar gula darah 140-199 mg/dl dan Diabetes jika kadar
4) Uji HBA1C
digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah rata-rata dalam 2-3 bulan
terakhir, uji ini lebih sering dipakai untuk mengontrol kadar glukosa darah
penderita DM, klasifikasi kadar HBA1C normal jika < 5,7%, Prediabetes jika
Pemantauan kadar gula darah dapat menggunakan alat pengukur glukosa darah
menggunakan darah kapiler yang diambil dari ujung jari tangan. Hasil
pemeriksaan menggunakan alat ini dapat dipercaya jika kalibrasi alat dilakukan
dengan baik dan cara pemeriksaan sesuai dengan yang dianjurkan (Dalimartha &
kadar gula darah berada pada kisaran yang tepat. Umumnya glucometer memiliki
rentang ukur hingga 500 mg/dl (Christian & Waterstram, 2012). Berikut adalah
Gambar 2
Glucometer
a. Deskripsi Tanaman
Menurut Daswir (2011), kayu manis ini adalah tanaman asli Indonesia, yang
dikenal dengan nama Indonesia Cinnamon, cassia vera, kaneel cassia atau Padang
kaneel. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada ketinggian 600-1500 meter diatas
permukaan laut. Kayu manis ini banyak ditemui di Sumatera Barat dan Jambi
(Kerinci). Tanaman kayu manis secara umum dapat tumbuh dengan tinggi
23
mencapai 8-27 meter, panjang daun antara 5-17 cm dan lebar daun 3-10 cm.
Warna daun hijau muda dengan pucuk merah muda, kulit batang kayu manis
memiliki bau khas aromatik, rasa agak manis, agak pedas, dan kelat
Gambar 3
Kayu Manis
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Cinnamomum_burmannii
memiliki potensi antidiabetik secara langsung (Daswir, 2011). Arini dan Ardiaria
dengan persentase sebesar 94,728% dimana dalam 1 gram bubuk kayu manis
fungsi serta reseptor yang sama dengan obat golongan sulfonilurea yang memiliki
efek antihiperglikemik dengan cara kerja utama sel ꞵ melepaskan insulin lebih
senyawa penting dalam ekstrak kayu manis diantaranya alkaloid, protein, tannin,
sekian senyawa tersebut, bahan aktif yang paling berperan adalah asam canamat,
24
pada sel adipose dan otot skelet sehingga mampu menurunkan glukosa darah
secara signifikan (Shen, dkk, 2011). Asam cinamat dilaporkan mampu berperan
yaitu toksisitas yang khusus terjadi pada hepar (Jana & Zdenka, 2012). Menurut
European Food Safety Authority (EFSA) tahun batas kritis untuk konsumsi
koumarin adalah 0,1 mg/KGBB/hari Kadar koumarin pada dosis 10 gram kayu
manis adalah 0,004 gram koumarin (Arini & Ardiaria, 2016). Efek samping
terhadap perawatan dengan kayu manis umumnya ringan dan jarang, namun
pemberian oral ekstrak kayu manis dalam studi klinis sampai saat ini (Leach &
Kumar, 2012).
terkandung dalam kayu manis (Arini & Ardiria, 2016). Kayu manis direbus
dengan 100 ml air sampai mendidih dan ditunggu selama 5 menit, lalu saring air
Air rebusan kayu manis tersebut diminum dua kali sehari segera setelah
makan pagi pukul 07.00 – 09.00 WIB dan setelah makan malam pukul 19.00 –
25
21.00 WIB (Arini & Ardiaria, 2016). Dalam penelitian ini lama pemberian
konsumsi air rebusan kayu manis yang peneliti gunakan adalah tiga hari,
Alpukat terhadap kadar gula darah penderita DM, didapatkan penurunan kadar
gula darah responden 35,50 mg/dl. Berikut gambar cara membuat rebusan kayu
manis:
Gambar 4
Cara mempersiapkan dan membuat rebusan kayu manis
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap
konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2013). Kerangka konsep
variabel yang akan diteliti serta hubungan variabel satu dengan yang lainnya. Variabel
yang ingin diamati terdiri dari variabel independent atau variabel bebas dan variabel
dependent atau variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah rebusan kayu
manis, sedangkan variabel terikat adalah kadar glukosa darah puasa penderita DM tipe II.
Pada penelitian ini terdapat variabel perancu yaitu obat yang dikonsumsi dan asupan
diet, agar penelitian tidak bias peneliti mengontrol variabel perancu dengan kriteria
Glibenclamide, serta untuk asupan diet dengan DM Disc dan formulir 24 Hours Food
Skema 1
Kerangka konsep “Pengaruh Rebusan Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Terhadap
Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe II”
Kelompok Eksperimen
Variabel perancu:
1. Obat antidiabetik
2. Pendidikan kesehatan tentang asuan
nutrisi dengan manajemen diet DM
Disc
27
Kelompok Kontrol
Input Output
Variabel perancu:
1. Obat antidiabetik
2. Pendidikan kesehatan tentang asuan
nutrisi dengan manajemen diet DM
Disc
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
C. Hipotesis
melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Hipotesis ini dapat benar atau salah dan
dapat diterima atau ditolak setelah dibuktikan melalui hasil penelitian (Setiadi, 2013).
Konsumsi rebusan kayu manis tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa
Konsumsi rebusan kayu manis berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah