Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam peralatan elektronika yang komplek, kita akan menemukan

komponen-komponen elektronika seperti tahanan, kondensator,

transformator, dioda, transistor dan komponen lainnya.

Setiap siswa Program Studi Elektronika dituntut untuk dapat

mengenal, memahami serta dapat mengukur dan menghitung nilai dari

komponen-komponen elektronika tersebut sebelum merakitnya kedalam

bentuk suatu rangkaian.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis masih banyak siswa-siswa

kelas XII Jurusan Teknik Audio Video yang belum menguasai pengetahuan

dasar mengenai cara mengukur dan menghitung nilai komponen elektronika.

Apabila siswa tidak dapat mengukur dan menghitung nilai dari

komponen elektronika maka siswa itu akan kesulitan dalam menerima mata

pelajaran selanjutnya, karena banyak mata pelajarandi Program Studi Teknik

Audio Video yang bersangkutan dengan komponen elektronika. Dan akan

sulit juga bagi siswa tersebut untuk dapat merangkai sebuah komponen

kedalam bentuk suatu rangkaian.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat

makalah yang berjudul mengukur dan menghitung nilai komponen

elektronika.

1
II. Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan dalam latar belakang masalah, maka rumusan

masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana cara mengukur dan

menghitung nilai komponen elektronika?”

III. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah agar rekan-rekan mahasiwa

Elektronika khususnya dan pembaca umum dapat mengukur dan menghitung

nilai komponen elektronika sebelum merakitnya menjadi sebuah rangkaian.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Resistor (Tahanan)

a. Pengertian resistor

Resistor atau yang biasa disebut tahanan atau penghambat adalah

suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap

perpindahan elektron negatif. Resistor disingkat dengan huruf “R” dan

satuannya adalah ohm (Prihono, Sujito dkk, 2010).

Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk membatasi

aliran arus listrik dan sebagai pembagi tegangan yang menghasilkan tegangan

panjar maju dan tegangan panjar mundur sebagai pembangkit potensial

output dan potensial input (Hasan, Alfarizal dkk, 2013).

b. Jenis resistor

Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan penggunaannya,

resistor dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Resistor biasa (tetap nilainya) adalah resistor penghambat gerak arus

yang nilainya tidak dapat berubah. Resistor ini biasanya dibuat dari

nikelin atau karbon.

2. Resistor berubah (variable) adalah sebuah resistor yang nilainya dapat

berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toogle, sehingga

nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai kebutuhan. Jenis resistor ini

3
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu potensiometer rheostat dan trimpot

(trimmer potensiometer) yang biasa menempel pada papan rangkaian.

3. Resistor NTC dan PTS. Resistor NTC (Negative Temperature

Coefficient) adalah resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila

terkena suhu panas. Resistor PTS (Positive Temperature Coefficient)

adalah resistor yang nilainya akan bertambah bila temperaturnya

menjadi dingin.

4. LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang berubah

hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap, nilai

tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya

menjadi semakin kecil.

II. Kondensator (Kapasitor)

a. Pengertian kondensator

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat

yang dapat menyimpan energi didalam medan listrik, dengan cara

mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Satuan dari

kapasitor adalah farad (Prihono, Sujito dkk, 2010)

b. Jenis kondensator

Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan kegunaannya, ada

tiga jenis kondensator sebagai berikut:

4
1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah) adalah

kondensator yang nilainya konstan dan tidak dapat berubah-ubah. Ada

tiga macam bentuk kondensator tetap, yaitu sebagai berikut:

 Kondensator keramik (ceramik capasitor), memiliki bentuk bulat

tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dll.

 Kondensator plyester, pada dasarnya sama saja dengan kondensator

keramik. Bentuknya persegi empat seperti permen, biasanya

berwarna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

 Kondensator kertas, sering juga disebut kondensator padder.

2. Kondensator elektrolit (electrolite condenser = elco) adalah

kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub

kaki berpolaritas positif dan negatif. Ditandai oleh kaki yang panjang

positif sedangkan yang pendek negatif dengan nilai kapasitasnya dari

0,47 F sampai ribuan mikroFarad.

3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah) adalah

jenis kondensator yang kapasitasnya bisa diubah-ubah. Kondensator ini

dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros yang

dapat diputar menggunakan obeng.

Kondensator variabel, terbuat dari logam, mempunyai kapasitas

maksimum sekitar 100F sampai 500F. Selain itu, konduktor variabel

dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih

gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.

5
Kondensator trimer, dipasang pararel dengan variabel kondensator

berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi.

Kondensator trimer mempunyai kapasitas dibawah 100F.

III. Dioda

a. Pengertian dioda

Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) dioda adalah sambungan

bahan p-n yang berfungsi sebagai penyearah. Dioda terbuat dari bahan

semikonduktor yang salingdipertemukan. Bahan tipe-p menjadi sisi

anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode. Dioda ini memiliki

tegangan halang (barrier voltage) lebih besar dari 0,7 volt. Dioda yang

terbuat dari bahan germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3

volt.

Menurut Hasan, Alfarizal dkk (2013) dioda adalah komponen

elektronik yang memiliki dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Arus

listrik yang mengalir hanya satu arah yaitu dari anoda ke katoda, arus

litrik tidak akan mengalir dari katoda ke anoda.

b. Jenis dioda

Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan fungsinya ada

lima jenis dioda sebagai berikut:

6
1. Dioda penyearah adalah dioda yang difungsikan untu penyearah

tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah, biasanya

digunakan pada rangkaian power supply.

2. Dioda pemancar cahaya atau LED adalah dioda yang memancarkan

cahaya bila dipanjar maju.

3. Dioda foto (fotovltaic) digunakan untuk mengubah energi cahaya

menjadi energi listrik searah.

4. Dioda laser digunakan untuk membangkitkan sinar laser taraf

rendah, cara kerjanya mirip LED.

5. Dioda zener digunakan untuk regulasi tegangan.

IV. Transistor

a. Pengertian transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang sangat

penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,

transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Dalam rangkaian

digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi

(Prihono, Sujito dkk, 2010).

b. Jenis transistor

Menurut Hasan, Alfarizal dkk (2013) dilihat dari tipenya,

transistor terbagi dua yaitu tipe PNP (Positif-Negatif-Positif) dan tipe

NPN (Negatif-Positif-Negatif).

7
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) ada dua jenis transistor

berdasarkan arus inputnya (BJT) dan tegangan inputnya (FET).

BJT (Bipolar Junction Transistor), merupakan transistor

yang mempunyai dua dioda, terminal positif dan negatifnya

berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut

adalah emiter (E), kolektor (C) dan basis (B)

FET (Field Effect Transistor), dibagi menjadi dua macam,

yaitu Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau

dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (semiconductor) FET

(MOSFET).

V. Induktor

a. Pengertian induktor

Induktor merupakan komponen elektronik pasif yang dapat

menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan

sesaat dari arus listrik yang mengalir. Besaran induktor adalah

induktansi dengan lambang “L” sedangkan satuannya adalah Hanry

atau “H” (Prihono, Sujito dkk, 2010).

b. Jenis induktor

Ada tiga jenis induktor yang sering digunakan dalam dunia

elektronika.

1. Induktor teras udara (air core)

8
2. Induktor teras feromagnetik (ferromagnetic core)

3. Induktor teras ferrite (ferrite core)

VI. Transformator

a. Pengertian transformator

Transformator atau trafo adalah komponen yang digunakan

untuk mentransfer sumber energi atau tenaga dari suatu rangkaian AC

kerangkaian lainnya. Perpindahan/transfer energi tersebut bisa

menaikkan atau menurunkan energi yang diransfer. Hal ini

disesuaikan dengan kebutuhan (Prihono, Sujito dkk, 2010).

b. Jenis transformator

Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan kegunaannya

ada dua jenis transformator, yaitu:

1. Transformator Step-Up, adalah trafo yang befungsi untuk

menaikkan tegangan.

2. Transformator Step-Down, adalah trafo yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan.

Dipasaran banyak dijual transformator daya,yang sebagian

besar dirancang beroperasi pada frekwensi 50Hz sampai dengan 60Hz.

Transformator ini berfungsi sebagai pensuply daya untuk mengubah

tegangan jala-jala menjadi tegangan lain yang dibutuhkan.

9
Selain transformator daya, trafo bila diklasifikasikan menurut

pemakaiannya, terbagi menjadi 3 jenis:

1. Trafo Filter, berfungsi untuk mem-filter/menyaring sinyal.

2. Trafo MF, biasanya terdapat pada pesawat radio yang berfungsi

untuk menghubungkan/couple antarfrekwensi.

3. Trafo input dan output, digunakan untuk menyesuaikan

impedensi.

VII. Multimeter

a. Pengertian multimeter

Menurut Alfarizal, Evelina dkk (2013) multimeter adalah suatu

peukur yang dapat digunakan untuk mengukur resistansi (sebagai

ohmmeter), tegangan (sebagai voltmeter), dan arus (sebagai

amperemeter), baik gelombang bolak-balik (AC = Alternating Current)

atau searah (DC = Direct Current).

b. Jenis multimeter

1. Multimeter Analog, hasil pengukuran pada multimeter ini dibaca

lewat penunjuk jarum pada papan skala.

2. Multimeter Digital, hasil pengukuran langsung dapat dibaca

dalam bentuk angka yang tampilpada layar display.

c. Batas ukur (range)

1. Batas ukur kuat arus, biasanya terdiri dari angka-angka 0,25mA

25mA – 500mA. Untuk batas ukur 0,25mA, kuat arus yang dapat

10
diukur berkisar dari 0 – 0,25mA. Untuk batas ukur 25mA, kuat

arus yang dapat diukur berkisar 0 – 25mA, dan seterusnya.

2. Batas ukur tegangan (ACV – DCV), terdiri dari angka-angka 10

– 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur 10 berarti

tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10volt. Batas ukur

50 berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 volt,

dan seterusnya.

3. Batas ukur ohm, terdiri dari angka-angka x1 – x10 – x1k – x10k.

Untuk batas ukur x1, hasil pengukuran dapat langsung dibaca

pada papan skala (pada satuan ). Untuk batas ukur x10, hasil

pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali 10 (pada satuan

). Untuk batas ukur x1k, hasil pengukuran dapat langsung

dibaca pada papan skala (pada satuan k) dan pada batas ukur

x10k, hasilpengkuran dibaca pada papan sakala dan dikali dengan

10k.

11
BAB III

PEMBAHASAN

I. Mengukur dan Menghitung Nilai Resistor

A. Menghitung secara manual

Menghitung nilai resistor secara manual bisa dilihat pada warna

gelang yang melingkupinya, biasanya 4 gelang, 5 gelang dan 6 gelang.

Untuk mengetahui kode warna pada resistor yaitu dengan memanfaatkan

tabel kode warna resistor.

Gelang 3 Gelang 4 Temp.


Warna Gelang 1 Gelang 2
(multiplier) (toleransi) koefisien

Hitam 0 0 x100 ±1% 100ppm

Coklat 1 1 x101 ±2% 50ppm

Merah 2 2 x102 15ppm

Jingga 3 3 x103 25ppm

Kuning 4 4 x104

Hijau 5 5 x105 ±0,5%

Biru 6 6 x106 ±0,25%

Ungu 7 7 x107 ±0,1%

Abu-abu 8 8 x108 ±0,05%

Putih 9 9 x109

Emas x0,1 ±5%

Perak x0,01 ±10%

12
Tidak ±20%
berwarna

B. Mengukur menggunakan multimeter

Berikut langkah-langkah mengukur nilai resistor dengan

menggunakan multimeter:

 Menggunakan multimeter digital

(a) Arahkan saklar pemilih menuju kesimbol resistor.

(b) Sambungkan ujung kabel multimeter ke kaki-kaki resistor.

(c) Lihat panel layar display, akan terlihat besarnya nilai dari tahanan

yang diukur.

 Menggunakan multimeter analog

(a) Arahkan saklar keposisi , untuk:

® x1 dimasudkan hasil yang dihasilkan jarum dikalikan 1.

® x10 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10.

® x100 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 100.

® x1k dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 1000.

® x10k dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali

10.000.

(b) Hubungkan kabel multimeter kekaki resistor.

(c) Lihat jarum yang dihasilkan, kemudian kalikan hasil tersebut dengan

faktor pengali (x1, x10, x100, x1k, x10k).

 Mengukur variabel resistor menggunakan multimeter

13
(a) Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .

(b) Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau k tergantung

dari nilai resisitor variabel yang akan diukur.

(c) Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.

(d) Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol

(zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga

menunjukkan angka nol.

(e) Letakkan kedua ujung kabel penyidik pada terminal a dan b dari

variabel resisitor.

(f) Putar tuas searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng

minus).

(g) Jarum pada papan skala akan ikut bergerak ke kanan, artinya

variabel resistor masih baik dan dapat digunakan.

(h) Letakkan kedua ujung kabel penyidikpada terminal b dan c dari

variabel resistor.

(i) Putar tuas searah jarum jam.

(j) Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kiri, artinya variabel

resistor masih baik dan dapat digunakan.

 Mengukur resistor peka cahaya/Light Dependent Resistor (LDR)

(a) Atur saklar pada posisi .

(b) Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau k sesuai

kebutuhan.

14
(c) Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.

(d) Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol

(zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga

menunjukkan angka nol.

(e) Letakkan kedua ujung kabel penyidik secara acak pada kedua

kaki LDR.

(f) Menggunakan lampu senter (flashlight) sinari permukaan LDR,

jarum akan bergerak ke kanan. Menunjukkan nilai satuan ohm

yang kecil, artinya LDR masih baik dan dapat digunakan.

(g) Tutuplah permukaan LDR, jarum pada papan skala bergerak ke

kiri, artinya LDR masih dapat digunakan.

(catatan: ditempat gelap, nilai satuan ohm dari LDR= 1M.

Ditempa terang, nilai satuan ohm dari LDR = 100)

 Mengukur thermistor

(a) Atur saklar pada posisi .

(b) Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau k sesuai

kebutuhan.

(c) Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.

(d) Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol

(zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga

menunjukkan angka nol.

15
(e) Letakkan kedua ujung kabel penyidik secara acak pada kedua

kaki thermistor (NTCR atau PTCR).

(f) Pada pengukuran NTCR, dengan menggunakan korek api.

Panasi NTCR, jarum pada papan skala menunjukkan nilai

satuan ohm yang kecil, artinya NTCR masih baik dan dapat

digunakan.

(g) Pada pengukuran PTCR, dengan menggunakan korek api.

Panasi PTCR, jarum pada papan skala menunjukkan nilai satuan

ohm yang besar, artinya NTCR masih baik dan dapat digunakan.

II. Mengukur dan Menghitung Nilai Kondensator

A. Menghitung secara manual

Secara umum nilai kondensator sudah tertera pada selubung

pembungkusnya. Contohnya, jika pada badan kondensator tertera

350/450, karakteristik dari kondensator tersebut mempunyai tegngan

kerja maksimum sebesar 350 volt, dan telah diuji (pabrik) pada tegangan

450 volt.

Selain itu, nilai kapasitas sebuah kondensator biasanya terlihat

pada kode tulisan dan kode warnanya. Kondensator dengan kode warna

mempunyai kapasitas kecil dan biasanya trebuat dari polyester.

Tabel warna kondensator elektrolit tantalum.

Kode B Kode C Kode D


Warna Kode A
(faktor kali) (toleransi) (tegangan)

16
Hitam 0 x1 ±20%

Coklat 1 x101 - 100 volt

Merah 2 x102 - 250 volt

Jingga 3 x103 - 250 volt

Kuning 4 x104 - 400 volt

Hijau 5 x105 - 400 volt

Biru 6 - - 630 volt

Ungu 7 - - 630 volt

Abu-abu 8 - - 630 volt

Putih 9 - ±10% 630 volt

Selain pengkodean diatas, ada juga pengkodean seperti pada

gambar dibawah ini yang merupakan gambar dari kondensator elektrolit

tantalum. Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa kode A sampai kode C

merupakan nilai kapasitas kondensator dalam satuan F, sedangkan kode

D merupakan besarnya tegangan kerja kondensator.

Pembacaan nilai kondensator:

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu farad = 9 x 1011

cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 farad sama

dengan 106 mikrofarad (F), jadi 1F = 9 x 105 cm2. Berikut satuan yang

sering digunakan:

1 farad = 1.000.000 F (mikro farad)

1 F = 1.000.000 F (piko farad)

17
1 F = 1.000 F (nano farad)

1 F = 1.000 F (piko farad)

1 F = 1.000 F (mikro-mikro farad)

Pembacaan nilai kondensator diuraikan sebagai berikut:

1. Kondensator keramik

Jika pada badannya tertulis = 103, nilai kapasitasnya 10.000 F.

Jika pada badannya tertulis = 302, nilai kapasitasnya 3.000 F.

2. Kondensator polyester

Pada dasarnya sama dengan kondensator keramik, begitu juga

dengan menghitung nilainya.

3. Kondensator kertas

Kapasitas 200 F – 500 F untuk daerah gelombang menengah

(Medium Wave/MW) = 190 – 500 meter.

Kapasitas 1.000 F – 2.200 F untuk daerah gelombang pendek

(Short Wave/SW) SW 1 = 40 – 130 meter.

Kapasitas 2.700 F – 6.800 F un tuk daerah gelombang SW 1,

2, 3 dan 4 = 13 – 49 meter.

B. Mengukur menggunakan multimeter

Tujuan utama mengukur kondensator elektrolit atau elco adalah

untuk mengetahui keadaan kondensator tersebut apakah bocor atau

tidak. Berikut langkah-langkah mengukur nilai kondensator dengan

menggunakan multimeter.

18
1. Arahkan saklar ke posisi  (x1, x10, x100 sesuai yang

dikehendaki).

2. Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki kondensator (kabel

hitam ditempelkan ke kaki yang positif, sedangkan kabel merah

ditempelkan ke kaki yang negatif).

3. Lihat jarum yang dihasilkan pada papan skala.

® Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri, berarti

kondensator baik.

® Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak

penuh (di tengah), berarti kondensator setengah rusah atau aus.

® Jika jarum bergerak ke kanan dan berhenti, berarti kondensator

bocor.

® Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator mati.

III. Mengukur dan Menguji Dioda

A. Dioda penyearah

1. Arahkan saklar keposisi  (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki.

2. Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki dioda (kabel hitam

ditempelkan pada kaki anoda (-), sedangkan kabel merah

ditempelkan pada kaki katoda (+)). Jika jarum bergerak, berarti

dioda baik. Jika jarum tidak bergerak, berarti dioda putus atau rusak.

19
3. Pindahkan pencolok kabel hitam ke kaki katoa, sedangkan kabel

merah kekaki anoda. Jika jarus bergerak, berarti dioda tersebut baik.

Jika jarum tidak bergerak, maka dioda tersebut putus atau rusak.

4. Cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan

mana katoda dari suatu dioda jika gelangnya terhapus.

5. Arahkan ke VDC untuk mengetahui jenis dari bahan dioda. Bila

tegangan katoda-anoda 0,2 volt, kemungkinan dari bahan

germanium. Jika tegangan anoda-katoda 0,6 volt kemungkinan dari

bahan silikon.

B. Dioda pemancar cahaya (LED)

1. Arahkan saklar keposisi  (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki.

2. Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki LED.

3. Jika LED menyala berarti baik. Jika LED tidak menyala, berarti

putus atau rusak.

4. Untuk 7-segmen, hubungkan kabel hitam dikaki bagian tengah.

Periksa tiap kaki dengan kabel merah, jiak pengukuran tiap kaki

menyala berarti LED baik.

IV. Mengukur dan Menguji Transistor

A. Menguji dan mengukur transistor jenis NPN & PNP

Transistor jenis NPN

1. Arahkan saklar ke posisi  x 100.

20
2. Hubungkan kabel multimeter pencolok hitam pada basis dan merah

pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok

merah dipindahkan ke emitor, jarum harus ke kanan lagi.

Hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada

kolektor, jarum harusnya tidak menyimpang dan jika pencolok

hitam dipindahkan ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.

3. Arahkan saklar pada 1k.

4. Hubungkan pencolok hitam pada kaki kolektor dan merah pada kaki

emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan. Jika dibalik,

jarum harus tidak meyimpang. Jika salah satu peristiwa tersebut

tidak terjadi, kemungkinan transistor rusak.

Transistor jenis PNP

1. Arahkan saklar ke posisi  x 100.

2. Hubungkan kabel multimeter pencolok hitam pada basis dan merah

pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok

merah dipindahkan ke emitor, jarum harus ke kanan lagi.

Hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada

kolektor, jarum harusnya tidak menyimpang dan jika pencolok

hitam dipindahkan ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.

3. Cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana kaki

basis, kolektor dan emitor suatu transistor.

4. Arahkan VDC untuk memperkirakan bahan transistor.pengujian

dapat dilakukan pada kaki basis dan emitor. Jika voltase yang

21
dihasilkan 0,2 volt, kemungkinan dari bahan germanium. Jika nilai

voltasenya 0,6 volt, kemungkinan dari bahan silicon.

Berikut adalah contoh nilai tahanan (resistance) dari beberapa

transistor dimana “dioda” emitor-basis dan “dioda” kolektor-basis untuk

transistor jenis PNP dan NPN mendapatkan tegangan panjar maju

(forward blas).

KODE TIPE DIODA RESISTANCE KONDISI

Emitor-Basis 16,5 BAIK


2SA671 PNP
Kolektor-Basis 16 BAIK

Emitor-Basis 8 BAIK
2SB54 PNP
Kolektor-Basis 7 BAIK

Emitor-Basis 12 BAIK


2SA101 PNP
Kolektor-Basis 11,5 BAIK

Basis-Emitor 21 BAIK


BC547B NPN
Basis-Kolektor 20 BAIK

Basis-Emitor 22 BAIK


BC108 NPN
Basis-Kolektor 21 BAIK

Basis-Emitor 20 BAIK


FCS9014B NPN
Basis-Kolektor 19,5 BAIK

B. Menguji transistor jenis FET

22
Cara menguji transistor jenis FET adalah sebagai berikut:

1. Arahkan saklar ke posisi  x 100.

2. Hubungkan kabel multimeter pencolok hitampada source dan

merah pada gate. Jika jarum menyimpang, jenis FET adalah kanal

P dan jika tidak, FET adalah kanal N.

3. Arahkan saklar pada x1k atau x10k, potensio harus minimum dan

resistansi harus kecil. Jika potensio diputar ke kanan, resistansi

harus tak terhingga. Jika peristiwa ini tidak terjad, kemungkinan

FET rusak.

C. Menguji transistor jenis UJT

Cara kerja UJT seperti switch, jika masih bisa on-off, berarti transistor

tersebut masih baik. Berikut langkah-langkah pengujian transistor UJT.

1. Arahkan saklar pada 10 VDC dan potensio pada minimum,

tegangan harus kecil.

2. Setelah potensio diputar, pelan-pelan jarum akan naik sampai

posisi tertentu. Jika jarus diputar pelan-pelan kearah minimum

ladi dan pada posisi tertentu, jarum akan bergerak kekiri. Jika

putaran potensio diteruskan sampai minimum, jarum akan tetap

diam. Jika peristiwa tresebut terjadi, berarti komponen UJT

tersebut masih baik.

23
V. Mengukur Induktor

Untuk mengetahui kondisi putus tidaknya sebuah pengantar insuktor sebagai

berikut:

1. Atahkan saklar ke posisi  meter (R x1k).

2. Hubungkan kedua pencolok pada masing-masing ujung pengantar.

3. Perhatikan arah atau pola induktor, pencolok hitam dihubungkan pada

ujung pengantar pertama, sedangkan pencolok merah pada ujung yang

lainnya.

4. Jika jarum bergerak, berarti kondisi induktor baik. Jika jarum tidak

bergerak sama sekali, berarti induktor putus.

VI. Mengukur dan Menghitung Nilai Transformator

A. Mengukur nilai Voltase

Nilai voltase sebuah transformator sudah tertera pada bagian

badan pembungkusnya. Berikut langkah-langkah untuk mengukur

transformator:

1. Arahkan saklar ke posisi AC volt.

2. Jika transformator (step down) sudah terhubung dengan kabel dari

tegangan PLN, hubungkan pencolok merah pada nilai yang ingin

anda ukur.

3. Jika jarum bergerak tetapi tidak sesuai dengan nilai yang tertera,

berarti transformator tersebut tidak layak pakai.

4. Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti transformator rusak.

24
B. Menghitung jumlah kumparan

Dipasaran banyak dijual berbagai macam tranformator,

terutama transformator penurun tegangan. Transformator terdiri dari

dua kumparan (primer dan sekunder) yang digulungkan pada inti besi.

inti kumparan yang berasal dari besi biasanya terdiri dari tumpukan-

tumpukan atau lapisan-lapisan yang terbuat dari lempengan-lempengan

baja. Inti inilah yang menjamin sambungan magnetik antara gulungan

primer dan gulungan sekunder.

Transformator bekerja dengan frekwensi yang besarannya

(nilainya) dibakukan dengan Hertz atau Hz. Pada transformator ideal,

tegangan induksi pada masing-masing lilitan sekunder sama dengan

tegangan induksi pada masing-masing lilitan primer.

25
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Resistor adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan

terhadap perpindahan elektron negatif.

2. kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan

listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari

muatan listrik.

3. Dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda, yaitu

anoda dan katoda. Arus listrik yang mengalir hanya satu arah yaitu dari

anoda ke katoda.

4. Transistor adalah komponen semikonduktor yang dirancang sebagai

penguat arus listrik.

5. Induktor merupakan komponen elektronik pasif yang dapat

menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat

dari arus listrik yang mengalir.

6. Trafo adalah komponen yang digunakan untuk mentransfer sumber

energi atau tenaga dari suatu rangkaian AC kerangkaian lainnya.

7. Menghitung nilai resistor secara manual bisa dilihat pada warna gelang

yang melingkupinya.

26
8. Nilai kapasitas sebuah kondensator biasanya terlihat pada kode tulisan

dan kode warnanya.

9. Pengukuran dan pengujian dengan multimeter guna mengetahui keadaan

komponen elektronika tersebut apakah rusak atau masih bisa digunakan.

B. Saran

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan

yang diinginkan akan tercapai maka disarankan kepada rekan-rekan

mahasiswa elektronika khususnya dapat memahami terlebih dahulu

mengenai komponen-komponen elektronika dan dapat mempraktikan cara

menghitung dan mengukur nilai dari komponen eletronika tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA

Asmuniv dkk, 2006. Teknik elektronika. VEDC Malang

Lingga Wardana. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535.

Yogyakarta : Andi Offset

http://restupraharaputra.blogspot.com

Roger L. Tokheim, Sutisna (1996), Prinsip-Prinsip Digital, Edisi Kedua, Penerbit


Erlangga.

28

Anda mungkin juga menyukai