Oleh :
Sri Linda, S.Kep
NIM 194691920034
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
DIRUANG INTENSIF WANITA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM
Oleh :
Sri Linda, S.Kep
NIM 194691920034
Banjarmasin, 2019
Mengetahui,
………………………… ……………………….
NIP. NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi
kesehatannya . Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya ika tidak
dapat melakukan perawatan dirinya (Mukhripah & Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).
C. Klasifikasi
Menurut NANDA (2015), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri: Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri: Berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri: Makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas sendiri
4. Defisit perawatan diri: Eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.
D. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri kadang perawatan Tidak melakukan
seimbang diri kadang tidak perawatan saat
stress
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stressor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan
stresor kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan
dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
E. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi pada deficit perawatan diri menurut (Mukhripah &
Iskandar, 2012: 148), yaitu :
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
F. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene menuurut
(Mukhripah & Iskandar, 2012: 148) adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
G. Mekanisme Koping
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi sosial, menarik diri
4. Intelektualisasi (Mukhripah & Iskandar, 2012:153).
Mekanisme koping secara penggolongannya menurut (Herdman
Ade, 2011:153-154) mekanisme koping menurut penggolongannya
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukund fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien
bisa memenuhi kebutuhan perawatn diri secara mandiri.
I. Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan
(BAB dan BAK, mandi, makan dan minum)
↑
Core Problem Defisit Perawatan Diri
↑
Causa Menurunnya motivasi
dalam perawatan diri
↑
Isolasi Sosial Menarik Diri
b. Untuk Keluarga
1) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri
yang dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan
diri
2) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan
memantau klien dalam merawat klien
3) Anjurkan klien untuk memberikan pujian atas keberhasilan
klien dalam merawat diri.
M. Strategi Pelaksanaan Tindakan
SP Pada Pasien SP Pada Keluarga
SP 1 SP 1
1) Identifikasi masalah 1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan
perawatan diri, berdandan, keluarga dalam merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
makan dan minum serta
defisit perawatan diri, dan jenis defisit
BAB/BAK
2) Jelaskan pentingnya perawatan diri yang dialami pasien
kebersihan diri beserta proses terjadinya
3) Jelaskan cara dan alat 3) Menjelaskan cara-cara merawat pasien
kebersihan diri defisit perawatan diri
4) Latih cara menjaga
kebersihan diri : mandi,
ganti pakaian, sikat gigi,
cuci rambut dan potong
kuku
5) Masukkan dalam jadwal
kegiatan untuk latihan
mandi, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali
perminggu) potong kuku
(1x/minggu)
SP 2 SP 2
1) Evaluasi kegiatan 1) Melatih keluarga mempraktekkan cara
kebersihan diri. Beri pujian merawat pasien dengan defisit perawatan
2) Jelaskan cara dan alat
diri
untuk berdandan 2) Melatih keluarga melakukan cara merawat
3) Latih cara berdandan
langsung kepada pasien defisit perawatan
setelah kebersihan diri :
diri
sisiran, rias muka untuk
wanita, sisiran, cukuran
untuk pria
4) Masukan: jadwal kegiatan
untuk kebersihan diri
SP Pada Pasien SP Pada Keluarga
SP 3 SP 3
1) Evaluasi kegiatan 1) Membantu keluarga membuat jadual
kebersihan diri dan aktivitas di rumah termasuk minum obat
berdandan. Beri pujian. (discharge planning)
2) Jelaskan cara dan alat 2) Menjelaskan follow up pasien setelah
makan minum pulang
3) Latih cara makan dan
minum yang baik
4) Masukan jadwal kegiatan
untuk latihan kebersihan
diri, berdandan, makan
minum yang baik
SP 4
1) Evaluasi kegiatan
kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum. Beri
pujian
2) Jelaskan eliminasi/toileting
yang baik
3) Latih cara eliminasi/toileting
yang baik
4) Masukkan jadwal kegiatan
untuk latihan kebersihan
diri, berdandan, makan dan
minum serta BAB/BAK
SP 5-12
1) Evaluasi kegiatan
latihan perawatan diri :
kebersihan diri, dandan,
makan dan minum, BAB
dan BAK. Beri pujian
2) Latih kegiatan harian
3) Nilai kemampuan yang
telah mandiri
4) Nilai apakah perawatan
diri telah baik
Daftar Pustaka
Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.