Hubungan Asupan Kalsium Dengan Status Gizi Pada Anak SD Kelas 1
Hubungan Asupan Kalsium Dengan Status Gizi Pada Anak SD Kelas 1
Hubungan Asupan Kalsium Dengan Status Gizi Pada Anak SD Kelas 1
The results of Odds Ratio analysis, it was known that the association between
calcium intake and the incidence of obesity was 1.12 (95% CI = 0.358; 3.508, p =
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
2
1.000). OR = 1.12 times compared with sufficient calcium intake has opportunity
to become overweight 1.12 times compared with children whose has sufficient
calcium intake.
Key Words: intake calcium, nutritional status, milk, overweight
PENDAHULUAN
Prevalensi berat badan berlebih dan obesitas telah meningkat dari tahun ke
tahun dikalangan anak-anak diseluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia
(Barasi,2009). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 dan 2013, masalah
kejadian kegemukan di Indonesia pada kelompok anak umur 5 -12 tahun adalah
sebanyak 9,2 persen pada tahun 2010 meningkat menjadi 18,8 persen tahun 2013.
Anak yang mengalami kelebihan berat badan dapat terjadi obesitas ketika
dewasa adalah 2 sampai 6,7 kali lipat (Ariani, 2007) Obesitas pada masa Anak
berpotensi mengalami penyakit metabolik (Diabetes Melitus 2) dan penyakit
degeneratif (penyakit jantung, penyumbatan darah, dan lain-lain) di kemudian
hari. Dampak obesitas pada anak usia 6-7 tahun juga dapat menurunkan tingkat
kecerdasan karena aktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung
malas akibat kelebihan berat badan (Sjarif D , 2004 dan Barasi, 2009).
Penyebab terjadinya obesitas adalah multifaktor namun lebih banyak
dijelaskan oleh ketidakseimbangan asupan makanan sumber energi dan
pengeluaran energi. Kegemukan juga dapat diduga akibat kekurangan salah satu
mineral mikro yaitu kalsium (Wahyu ,2009).
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang penting diperlukan tubuh. Pada
semua tahap kehidupan, 99% kalsium tubuh terdapat di tulang, dan sekitar 1% ada
dalam cairan interseluler dan cairan ekstraseluler (Wariyah dkk, 2008).
Fungsi kalsium ekstraseluler adalah membantu pembentukan darah,
memelihara mineralisasi tulang, berperan pada stabilisasi membran dengan
berikatan pada lapisan fosfolipid, dan menjaga permeabilitas membran plasma
terhadap ion natrium (Bringhurst et al dan Setiyohadi dalam Ginayah dan Sanusi,
2011).
Fungsi kalsium intraseluler merupakan regulator penting fungsi sel, antara
lain proses kontraksi otot, sekresi hormon, metabolisme glikogen dan pembelahan
sel (Bringhurst et al dan Setiyohadi dalam Ginayah dan Sanusi, 2011).
Selain fungsi tersebut kalsium dapat mempengaruhi berat badan atau
lemak melalui 2 mekanisme. Kalsium interseluler berperan mengatur metabolisme
lemak adiposit dan simpanan triasilgliserol. Meningkatnya kadar kalsium di dalam
adiposit akan menurunkan aktivitas asam lemak sintase (enzim kunci lipogenesis).
Kalsitriol (1,25 dihidroksivitamin D3) diketahui menigkatkan masuknya kalsium
ke dalam adiposit. Masuknya kalsium ke dalam adiposit melalui membran vitamin
D reseptor (mVDR) akan menurunkan aktivitas asam lemak sintase sehingga
terjadi penghambatan lipogenesis dan peningkatan lipolisis (Zemel et al, 2000)
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
3
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus
kontrol yang sepadan dengan menggunakan odds ratio yang menggambarkan
hubungan antara asupan kalsium dengan status gizi (IMT/U).
Batasan Sampel Kasus dan Kontrol adalah anak yang berusia 6-8 tahun, tidak
alergi terhadap susu, dan hadir saat penelitian. Sampel Kasus adalah anak SD
dengan IMT/U > 1 SD. Sampel Kontrol adalah anak SD dengan IMT/U < 1 SD.
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
4
Berdasarkan tabel 5.1, tidak adanya perbedaan jumlah sampel antara jenis
kelamin laki-lakai dan perempuan. Pada kasus gemuk anak perempuan
mempunyai proporsi yang lebih besar (61,11%) dibanding dengan anak laki-laki
sebesar (38,9%).
Hasil penelitian Yamborisut et al (2015) menyatakan jumlah empat lipatan
kulit anak perempuan lebih signifikan lebih besar dari anak laki-laki (p= 0,001).
Empat lipatan kulit tersebut adalah bisep, trisep, Subcapular dan suprailiac.
Jumlah empat lipatan kulit digunakan untuk mengetahui pengukuran persen lemak
tubuh sebagai indikator kegemukan tubuh (Par’i 2013 dan Yamborisut et al,
2015). Perbedaan ini dipengaruhi oleh perbedaan hormonal di antara kedua jenis
kelamin (Artaria, 2014)
Berdasarkan AKG tahun 2013 menurut jenis kelamin tidak ada perbedaan
terhadap asupan kalsium yang dikonsumsi untuk usia 6-9 tahun.
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
5
Truswell dalam Hardinsyah dkk (2008) susu merupakan sumber kalsium yang
paling baik dan penyumbang kalsium terbesar dari konsumsi kalsium harian.
Terdapat penelitian Zemel et al (2000) yang menyatakan bahwa kalsium
dalam bentuk produk susu mempengaruhi efek besar pada menghambat
penumpukan lemak dibanding asupan kalsium dari sumber bahan makanan lain.
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
6
Menurut Putri (2009) asupan kalsium dapat dipenuhi dari konsusmsi susu.
Pada usia 4-8 tahun dibutuhkan lebih dari 2,5 gelas susu atau setara dengan 800
mg kalsium.
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
7
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
8
Tabel 5.6
Hubungan Asupan Kalsium Dengan Status Gizi Pada Anak Sd Kelas 1
KESIMPULAN
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
9
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
asri.nurlatifah@yahoo.co.id
10
asri.nurlatifah@yahoo.co.id