BAB II LPM Kel. 2
BAB II LPM Kel. 2
Pada Bab I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada 18 indikator program
perbaikan gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Karena keterbatasan sumber
daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan
perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
1. Menetapkan kriteria
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah teknik non – scoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah
dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group
Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:
A. Metode Delbeq
B. Metode Delphi
A. Metode Bryant
1. Prevalence
1. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan tersebut.
2. Manageability
3. Community Concern
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah – masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah:
1. Magnitude
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.
5. Affordability
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk
penilaian masalah tetapi masing – masing kriteria diberikan bobot penilaian dan
dikalikan dengan penilaian m asalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
2. Greatest Member
3. Expanding Scope
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah 35 kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta
5. Policy
4. Bobot 2 : Penting
a. Magnitude
b. Severity
Kriteria ini menggambarkan besarnya permasalahan yang disebabkan oleh
masalah kesehatan, sehingga menimbulkan angka kesakitan dan angka kematian.
Hal ini dapat ditentukan melalui angka Case Fatality Rate apabila permasalahan
yang diukur merupakan suatu masalah penyakit. Apabila masalah lain yang
berhubungan penyakit yang akan dinilai dapat digunakan angka proxy CFR dimana
merupakan masalah – masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai
proxy didapatkan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi.
c. Vulnerability
d. Community and Political Concern
e. Affordability
15092
kerja
Proses adalah suatu kegiatan dari sistem. Melalui proses maka suatu input
akan diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:
mencapainya
5. Environtment
2.4. Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari
akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah – masalah yang
lain dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan
dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Dibawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program gizi
pada Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Januari – Maret 2019