Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Menetapkan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan


apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas
karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua
permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan
masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus
dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara
kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.

Pada Bab I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada 18 indikator program
perbaikan gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Karena keterbatasan sumber
daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan
perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik scoring dan pembobotan.


Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan scoring perlu dibentuk sebuah
kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan
mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai
informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam
penetapan prioritas masalah meliputi.

1. Menetapkan kriteria


2. Memberikan bobot masalah


3. Menentukan skoring tiap masalah

Pada perumusan masalah, terdapat masalah yang terdapat pada program


Gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, sehingga dari semua masalah
yang telah dirumuskan perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan.
2.1.1. Non – Scoring Technique

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah teknik non – scoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah
dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group
Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:

A. Metode Delbeq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui


diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya.
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih
dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama.

B. Metode Delphi

Yaitu masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai


keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk
mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang
terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.

2.1.2. Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik


skoring antara lain:

A. Metode Bryant


Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Prevalence


Besarnya masalah yang dihadapi

1. Seriousness

Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah

kesehatan tersebut. 


2. Manageability


Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya 


3. Community Concern


Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.


Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah
satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap
masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai
kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi
metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas

masalah yang akan diambil. 


B. Metode Matematik PAHO

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah – masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah:

1. Magnitude


Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang

ditunjukkan dengan angka prevalensi 


2. Severity

Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate

masing- masing penyakit. 


3. Vulnerability 


Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.

4. Community and Political Concern 


Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern 
 atau

kegusaran masyarakat dan para politisi. 


5. Affordability 


Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. 


C. Metode MCUA (Mulitple Criteria Utility Assesement)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk
penilaian masalah tetapi masing – masing kriteria diberikan bobot penilaian dan
dikalikan dengan penilaian m asalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai terdiri dari:

1. Emergency


Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga


menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun

angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. 


2. Greatest Member


Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang


terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa
penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.
Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program
kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope


Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor


lain diluar sektor kesehatan. Para meter lain yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor

kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. 


4. Feasibility


Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah 35 kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta

ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut. 


5. Policy


Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah


kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah
yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media. Metode ini
memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan
masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan
dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan
bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan
antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria
mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar
satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang
mempunyai bobot lima.

1. Bobot 5 : Paling Penting


2. Bobot 4 : Sangat Penting Sekali

3. Bobot 3 : Sangat Penting


4. Bobot 2 : Penting


5. Bobot 1 : Cukup Penting

2.1.3. Pemilihan Metode PAHO


Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan metode ini.
Dalam metode ini, parameter diletakan pada kolom dan masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Metode
ini memakai 5 kriteria dimana dalam pelaksanaannya masing – masing kriteria
diberi skor 1-10. Setelah diberi skor, masing – masing masalah dihitung nilai skor
akhirnya dengan perkalian antara nilai skor masing – masing kriteria. Perkalian
dilakukan agar perbedaan nilai skor akhir antara masalah menjadi kontras, sehingga
terhindar dari keraguan apabila perbedaan skor tersebut terlalu tipis. Masalah yang
mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.

a. Magnitude
b. Severity
Kriteria ini menggambarkan besarnya permasalahan yang disebabkan oleh
masalah kesehatan, sehingga menimbulkan angka kesakitan dan angka kematian.
Hal ini dapat ditentukan melalui angka Case Fatality Rate apabila permasalahan
yang diukur merupakan suatu masalah penyakit. Apabila masalah lain yang
berhubungan penyakit yang akan dinilai dapat digunakan angka proxy CFR dimana
merupakan masalah – masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai
proxy didapatkan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi.

c. Vulnerability
d. Community and Political Concern
e. Affordability

2.2. Prioritas Masalah Terpilih


Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO, dari total 44 masalah,
ditetapkan dua prioritas masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) di Puskesmas


Kelurahan Gunung Sahari Selatan periode Januari – Oktober 2018 dengan

final score 17248 


2. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) di Puskesmas


Kelurahan Sumur Batu periode Januari – Oktober 2018 dengan final score

15092 


2.3. Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah yang ada, selanjutnya


ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian
masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahapan dilakukan mecari akar
permasalahan dari tiap tiap masalah yang dijadikan prioritas. Pada tahapan ini
digunakan diagram sebab akibat yaitu diagram tulang ikan. Dengan memanfaatkan
pengetahuan serta data – data yang telah didapatkan maka dapat disusun berbagai
penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input
merupakan sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem
adalah:

a. Man: Jumlah staf / petugas, keterampilan, pengetahuan dan motivasi

kerja


b. Money: Jumlah dana yang tersedia


c. Material: Jumlah peralatan medis dan jenis obat

d. Methode: Mekanisme cara yang digunakan.

Proses adalah suatu kegiatan dari sistem. Melalui proses maka suatu input
akan diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:

1. Planning: Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan


organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk

mencapainya 


2. Organizing: Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua


sumber daya yang dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara efisien

untuk mencapai tujuan organisasi 


3. Actuating: Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu berkerja


secara optimal melakukan tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang

dimiliki dengan dukungan sumber daya yang tersedia 


4. Controlling: Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan


kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan melakukan

koreksi apabila didapatkan adanya penyimpangan. 


5. Environtment 

2.4. Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari
akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah – masalah yang
lain dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan
dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Dibawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program gizi
pada Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Januari – Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai