Geriatri
Geriatri
Menjelaskan tentang Malnutrisi pada usia lanjut dan Terapi nutrisi pada usia
lanjut:
Malnutrisi atau gangguan gizi yang dapat muncul pada usia lanjut dapat berbentuk
gizi kurang maupun gizi lebih. Gangguan ini dapat menyebabkan munculnya penyakit
atau terjadi sebagai akibat dari penyakit tertentu.
M : medication effect
E : emotional problems
A : anorexia tardive (nervosa), alcoholism
L : late-life paranoia
S : swallowing disorder
O : oral factors
N : No money
W : Wondering and other dementia-related behaviors
H : hyperthyroidism, hypothyroidism, hyperparathyroidism, hypoadrenalism
E : enteric problems
E : eating problems
L : low salt, low cholesterol diet
S : social problems
B. Penapisan Malnutrisi:
Pada lanjut usia perlu dilakukan penapisan gizi untuk menentukan apakah
lanjut usia dalam kondisi malnutrisi. Ada beberapa instrumen penapisan gizi yang
dapat dilakukan pada lanjut usia khususnya untuk gizi kurang, antara lain Mini
Nutritional Assessment (MNA) dan Nutritional Screening Initiative (NSI).
Instrumen penapisan dapat membantu untuk identifikasi status gizi lanjut usia.
Berdasarka hasil penapisan selanjutnya lanjut usia yang berisiko perlu mendapat
pelayanan gizi.
Penapisan malnutrisi yang dilakukan sebaiknya menggunakan metode yang
mudah dan cepat. Selain itu sebaiknya dapat mendeteksi seluruh pasien dengan
risiko gangguan nutrisi. Ada 4 hal yang untuk memprediksi kemungkinan
terjadinya malnutrisi pada seseorang yaitu berat badan turun, asupan makan
terakhir yang kurang, indeks masa tubuh saat diperiksa, dan beratnya penyakit.
Salah satu model yang digunakan untuk penapisan malnutrisi adalah yang
digunakan oleh University hospital of Nottingham (Tabel 1).
a) Harris dan Benedict : Merupakan cara yang banyak digunakan untuk menetapkan
kebutuhan energi seseorang. Rumusnya dibedakan antara kebutuhan untuk laki-laki
dan perempuan.
Laki-laki : BEE = 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) - 6,8 (umur)
Perempuan : BEE = 655 + 9,6 (BB) + 1,7 (TB) - 4,7 (umur)
Faktor koreksi BEE untuk berbagai tingkat stress adaiah :
Stress ringan = 1,3 x BEE
Stress sedang = 1,5 x BEE
Stress berat = 2,0 x BEE
Kanker = 1,6 x BEE
6. Serat
Kebutuhan serat 25-30 gram/ hari
7. Kebutuhan cairan
Masukan cairan perlu diperhatikan karena adanya mekanisme rasa haus dan
menurunnya cairan tubuh total (penurunan massa lemak). Lanjut usia membutuhkan
cairan antara 1,5 - 2 liter per hari (6-8 gelas)
b. Preskripsi Diet
e) Aspek Pesan:
1) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan
2) Porsi kecil tapi sering, jarak antara dua waktu makan tidak kurang
dari 3 jam
3) Biasakan sarapan pagi dan makan malam lebih awal
4) Pilihlah jenis makanan selingan yang sehat, seperti : buah bahan
segar, dan makanan yang direbus
5) Perilaku makan sesuai dengan prinsip gizi seimbang bagi lansia
6) Makanan yang dikukus, dipanggang, direbus lebih balk daripada di
goreng.
7) Dianjurkan memilih makanan dengan bumbu yang tidak merangsang
c. Rujukan
Pada kasus tertentu yang membutuhkan penanganan khusus dan lebih lanjut rujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
SUMBER:
Soewoto, Sumarni. 2009. Nutrisi pada Usia Lanjut. Dalam: Blok Geriatri Fakultas
Kedokteran UNS. Solo: UNS.
Darmojo, R. Boedhi. 1999. Gizi pada Usia Lanjut. Dalam: Buku Ajar Geriatri.
Jakarta: FKUI.
Sari, Nina. 2006. Gangguan Nutri Pada Usia Lanjut. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III, Edisi IV. Jakarta: PAPDI.
Sudoyo. W. Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.V, Jilid I. Jakarta:
Interna Publishing.
(Geriatri, FKUI)