Anda di halaman 1dari 33

BAB VIII B

SURVEY JEMBATAN DI JALAN SERIGALA


KABUPATEN PINRANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8B
AHMADIL FITRAH 216 190 082
FIKRAM 216 190 100
REZKI AMALIA 1218 190 143
MUH AYYUBRIALGI 216 190 107
MUHAMMAD RISWAL 216 190 122

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, akhirnya kami

bisa menyelesaikan laporan kunjungan ilmiah jembatan untuk penyelesaian tugas

dari mata kuliah Perencanaan Jembatan ini.

Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Walaupun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dengan

tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami

dapat memperbaiki laporan ini kedepannya.

Sebagai penyusun kami berharap bahwa laporan ini bisa bermanfaat bagi

kita semua. Akhirnya kata kami ucapkan terima kasih atas perhatian dari semua

pihak.

Parepare, 6 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
BAB II STUDI PUSTAKA ........................................................................................................ 3
A. Teori Jembatan ....................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................ 24
A. Hasil Survey Jembatan .......................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 29
A. Kesimpulan............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Transportasi merupakan suatu kegiatan manusia untuk melakukan suatu

perjalanan dengan jarak tertentu, dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan

menggunakan alat transportasi, dengan begitu dibutuhkanlah sarana dan prasarana

yang dapat menunjang kegiatan tersebut.

Ada banyak sarana dan prasarana yang mana berperan penting dalam

menunjang kegiatan transportasi, diantaranya adalah jembatan dan jalan. Jembatan

merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting bagi manusia yang

berfungsi sebagai penghubung antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.

Sedangkan jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

area darat, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas

permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan

air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Melihat pentingnya fungsi dari suatu jembatan maka pembuatan jembatan harus

memenuhi berbagai macam standart yang ada. Salah satu syarat yang harus

terpenuhi dalam pembuatan jembatan adalah ketahanan jembatan tersebut dalam

menahan beban baik manusia maupun kendaraan yang melintas di jembatan

tersebut serta kondisi kesetimbangan statis pada jembatan tersebut.

1
B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengidentifikasi bagian bagian pada struktur jembatan .

2. Untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada struktur jembatan

3. Untuk mewujudkan secara nyata penerapan mata kuliah keteknikan

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja komponen pembentuk struktur

pada jembatan secara langsung dilapangan .

5. Sebagai salah satu syarat pemenuhan nilai mata kuliah Perencanaan

Jembatan.

C. Rumusan Masalah

1. Pengertian Jembatan

2. Jenis-jenis Jembatan

3. Struktur Jembatan

4. Laporan Hasil Survey

5. Kesimpulan

2
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Teori Jembatan

1. Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
sama tinggi permukaannya. Secara umum suatu jembatan berfungsi untuk
melayani arus lalu lintas dengan baik. Dalam perencanaan dan perancangan
jembatan sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi,
persyaratan teknis dan estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas,
Aspek teknis, Aspek estetika. (Supriyadi dan Muntohar, 2007).

2. Sejarah Pembangunan Jembatan


a. Periode Zaman Purba
Bentuk dan material konstruksi yang digunakan masih sederhana
dan alami. Seperti yang dibangun di atas Sungai Euphrat dan Sungai
Tigris di Babylonia kira-kira 2000 SM.
b. Periode Zaman Romawi
Bangsa Romawi merupakan ahli-ahli jembatan pertama.
Mereka telah membangun jembatan dari kayu, batu, dan beton. Untuk
jembatan batu dan beton, mereka membuat dalam bentuk lengkung
(arch). Hingga saat ini, konstruksi pelengkung Bangsa Romawi masih
berdiri di Italia, Spanyol, dan Perancis sebagai hasil karya monumental.
Beberapa dari jembatan-jembatan terbesar Bangsa Romawi
merupakan aquaduct, yang dibangun bukan untuk lalu lintas manusia
tetapi untuk saluran air. Aquaduct yang masih ada sampai sekarang dan
yang termegah adalah Pont du Gard, dekat daerah Nimes, Perancis.
Selain itu, dibangun pula aquaduct Segovia di Spanyol, yang dibangun
dari batu pecah tanpa mortar.

3
c. Zaman Pertengahan
Secara prinsip konstruksi jembatan yang dibangun pada periode
ini tidak jauh berbeda seperti pada zaman Romawi. Bentuk-bentuk
lengkung (arch bridge) dan pilar-pilar batu masih sering digunakan,
seperti pada jembatan Old London pada abad ke-12.
d. Zaman Jembatan Besi dan Baja
Era jembatan besi dan baja sejalan dengan adanya Revolusi
Industri. Di zaman ini jembatan besi yang dibangun masih
menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung (arch bridge) terutama
untuk jembatan jalan raya. Walaupun jembatan yang dibangun
menggunakan sistem kantilever, masih tetap memakai bentuk lengkung
murni atau dengan beberapa perubahan.
e. Zaman Jembatan Gantung
Dahulu jembatan gantung dibangun menggunakan menara batu
dan kabel dari rantai besi untuk menggantung jalan raya. Pada abad ke-
19 kabel penggantung digantikan dengan baja batangan. Awal
kemajuan inovasi jembatan gantung yaitu saat dibangunnya Jembatan
Gantung Niagara pada tahun 1851 yang melintasi air terjun Niagara di
Amerika Serikat. Struktur jembatan ini mempunyai dua dek, dek bagian
atas untuk jalan rel dan bagian bawah untuk lalu lintas jalan raya.
Keberhasilan pembangunan jembatan ini merupakan sumbangan besar
untuk kemajuan ilmu teknologi jembatan.
f. Era Jembatan Cable-Stayed
Selama tiga dekade lebih, jembatan cable stayed digunakan
secara luas terutama di Eropa Barat. Suatu penelitian menunjukkan
bahwa jembatan cable stayed lebih unggul daripada jembatan gantung.
Kelebihan jembatan cable stayed antara lain rasio panjang bentang
utama dan tinggi pylon yang lebih murah. Keuntungan yang menonjol
dari cable stayed adalah tidak diperlukannya pengangkeran kaber yang
berat dan besar seperti pada jembatan gantung.

4
g. Era Jembatan Beton
- Jembatan Beton Bertulang  Awal digunakan pada abad ke-19.
Pada tahun 1890-an banyak dibangun jembatan beton lengkung
(concrete arch bridge), dan semakin meningkat pemakaiannya
selama awal dekade abad ke-20.
- Jembatan Beton Prategang  Pada tahun 1950-an, dikembangkan
jembatan beton prategang untuk pertama kalinya di Eropa Barat.

3. Jenis-jenis Jembatan
a. Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut:
- Jembatan jalan raya (highway bridge)
- Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
- Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)
b. Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut:
- Jembatan di atas sungai atau danau
- Jembatan di atas lembah
- Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
- Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
- Jembatan di dermaga (jetty)
c. Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain:
- Jembatan kayu (log bridge)
- Jembatan beton (concrete bridge)
- Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
- Jembatan baja (steel bridge)
- Jembatan komposit (compossite bridge)
d. Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara lain :
- Jembatan plat (slab bridge)
- Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
- Jembatan gelagar (girder bridge)
- Jembatan rangka (truss bridge)

5
- Jembatan pelengkung (arch bridge)
- Jembatan gantung (suspension bridge)
- Jembatan kabel (cable stayed bridge)
- Jembatan cantilever (cantilever bridge)

4. Bagian Konstruksi Jembatan

Menurut Departement Pekerjaan Umum (Pengantar Dan Prinsip


Prinsip Perencanaan Bangunan bawah / Pondasi Jembatan, 1988 ) Suatu
bangunan jembatan pada umumnya terdiri dari 6 bagian pokok, yaitu :

Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Landasan ( Biasanya terletak pada pilar/abdument )
3. Bangunan Bawas ( memikul beban )
4. Pondasi
5. Optrit, ( terletak di belakang abdument )
6. Bangunan pengaman
Menurut ( Siswanto, 1993 ) : Bentuk dan bagian jembatan dapat
dibagi dalam 4 bagian utama, yaitu :

1. Struktur Atas
2. Struktur Bawah
3. Jalan pendekat
4. Bangunan pengaman

6
1) Struktur Atas (Superstructures)

Menurut ( Pranowo dkk, 2007 ) struktur atas jembatan adalah bagian dari
struktur jembatan yang secara langsung menahan beban lalu lintas untuk
selanjutnya disalurkan kebangunan bawah jembatan; bagian-bagian pada
struktur bangunan atas jembatan terdiri atas struktur utama, system lantai,
system perletakan, sambungan siarmuai dan perlengkapan lainnya; struktur
utama bangunan atas jembatan dapat berbentuk pelat, gelagar, system rangka,
gantung, jembatan kabel (cable stayed) atau pelengkung.

Gambar 1 - Gelajar jembatan Baja

Menurut (Siswanto,1993 ), struktur atas jembatan adalah bagian-bagian


jembatan yang memindahkan beban-beban lantai jembatan kearah
perletakan Struktur atas terdiri dari : gelagar-gelagar induk, struktur
tumpuan atau perletakan, struktur lantai jembatan/kendaraan, pertambahan
arah melintang dan memanjang.

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban


langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan,
beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.

7
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :

a. Trotoar, berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang
melewati jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi
trotoar direncanakan sebagai pelat beton yang diletakkan pada lantai
jembatan bagian samping yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu
sederhana pada pelat jalan. Trotoar terbagi atas :

Gambar 2 - Trotoar

 Sandaran (Hand Raill), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton
bertulang. Beban yang bekerja pada sandaran adalah beban sebesar 100
kg yang bekerja dalam arah horisontal setinggi 0,9 meter.

Gambar 3 - Sandaran ( Hand Rail )

8
 Tiang sandaran (Raill Post) , biasanya dibuat dari beton bertulang untuk
jembatan girder beton, sedangkan untuk jembatan rangka tiang
sandaran menyatu dengan struktur rangka tersebut.
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.

Gambar 4 - Tiang sandaran ( Rail Post )

b. Slab lantai kendaraan, berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang


menahan beban langsung lalu lintas yang melewati jembatan itu.
c. Gelagar (Girder), terdiri atas gelagar induk / memanjang dan gelagar
melintang.
Gelagar induk atau memanjang merupakan komponen jembatan yang
letaknya melintang arah jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai.
Sedangkan, gelagar melintang merupakan komponen jembatan yang
letaknya melintang arah jembatan.

9
Gambar 5 - Gelagar Baja

d. Balok diafragma, berfungsi mengakukan PCI girder dari pengaruh gaya


melintang.
e. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f. Andas / perletakan, merupakan perletakan dari jembatan yang berfungsi
untuk menahan beban berat baik yang vertikal maupun horisontal.
Disamping itu juga untuk meredam getaran sehingga abutment tidak
mengalami kerusakan.
g. Tumpuan (Bearing), karet jembatan yang merupakan salah satu komponen
utama dalam pembuatan jembatan, yang berfungsi sebagai alat peredam
benturan antara jembatan dengan pondasi utama.

10
2) Struktur Bawah (Substructures)

Menurut Departemen Pekerjaan Umum ( modul Pengantar Dan Prinsip –


Prinsip Perencanaan Bangunana Bawah / Pondasi Jembatan, 1988 ), fungsi
utama bangunan bawah adalah memikul beban – beban pada bangunan atas dan
pada bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan ke pondasi. Yang
selanjutnya beban – beban tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah.

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.

Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :

a. Pangkal jembatan (Abutment), merupakan bangunan yang berfungsi untuk


mendukung bangunan atas dan juga sebagai dinding penahan tanah.
Bentuk abutment dapat berupa abutment tipe T terbalik yang dibuat dari
beton bertulang.
o Dinding belakang (Back wall),
o Dinding penahan (Breast wall),
o Dinding sayap (Wing wall), berfungsi untuk menahan tanah dalam arah
tegak lurus as jembatan ( penahan tanah ke samping ).
o Oprit, plat injak (Approach slab), merupakan jalan pelengkap untuk
masuk ke jembatan dengan kondisi disesuaikan agar mampu
memberikan keamanan saat peralihan dari ruas jalan menuju jembatan.
o Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
o Tumpuan (Bearing).

11
Gambar 6 - Abutment ( Pangkal Jembatan )

b. Pilar jembatan (Pier), terletak di tengah jembatan (di tengah sungai) yang
memiliki kesamaan fungsi dengan kepala jembatan yaitu mentransfer gaya
jembatan rangka ke tanah. Sesuai dengan standar yang ada, panjang
bentang rangka baja, sehingga apabila bentang sungai melebihi panjang
maksimum jembatan tersebut maka dibutuhkan pilar. Pilar terdiri dari
bagian - bagian antara lain :
o Kepala pilar ( pierhead )
o Kolom pilar
o Pilecap

12
Gambar 7 - Pilar jembatan ( Pier )

c. Drainase, fungsi drainase adalah untuk membuat air hujan secepat


mungkin dialirkan ke luar dari jembatan sehingga tidak terjadi genangan
air dalam waktu yang lama. Akibat terjadinya genangan air maka akan
mempercepat kerusakan struktur dari jembatan itu sendiri. Saluran drainase
ditempatkan pada tepi kanan kiri dari badan jembatan ( saluran samping ),
dan gorong - gorong.

Gambar 8 - Saluran Drainase

13
3) Pondasi

Macam – macam pondasi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 9 - Macam-macam pondasi secara umum

Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah


dasar. Pada perencanaan pondasi harus terlebih dahulu melihat kondisi
tanahnya. Dari kondisi tanah ini dapat ditentukan jenis pondasi yang akan
dipakai. Pembebanan pada pondasi terdiri atas pembebanan vertikal
maupun lateral, dimana pondasi harus mampu menahan beban luar
diatasnya maupun yang bekerja pada arah lateralnya. Dalam pemilihan tipe
pondasi secara garis besar ditentukan oleh kedalaman tanah keras, karena
untuk mendukung daya dukung tamah terhadap struktur bangunan jembatan
yang akan direncanakan. Alternatif tipe pondasi yang dapat digunakan untuk
perencanaan jembatan antara lain :

a. Fondasi telapak (spread footing), Pondasi telapak digunakan jika lapisan


tanah keras ( lapisan tanah yang dianggap baik mendukung beban ) terletak
tidak jauh (dangkal)dari muka tanah. Dalam perencanaan jembatan pada
sungai yang masih aktif, pondasi telapak tidak dianjurkan mengingat
untuk menjaga kemungkinan terjadinya pergeseran akibat gerusan.

14
Gambar 10 - Pondasi langsung pada abutment

b. Fondasi sumuran (caisson), Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman


tanah keras antara 2-5 m. Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali
tanah berbentuk lingkaran berdiameter > 80 m. penggalian secara manual
dan mudah dilaksanakan. Kemudian lubnag galian diisi dengan beton
siklop (1pc : 2 ps : 3 kr) atau beton bertulang jika dianggap perlu. Pada
ujung pondasi sumuran dipasang poer untuk menerima dan meneruskan
beban ke pondasi secara merata.

o Open Caissons
Open caissons sering juga dinamakan wellfoundation. Dimaksudkan
pondasi sumuran dimana tidak ada penutup atas maupun bawah selama
dalam pelaksanaan. Gambar 12. Menunkukkan salah satu contoh well
foundation yang sering dilaksanakan untuk pondasi – pondasi di
Indonesia.

15
Gambar 11 - Well Fondation

o Pneumatic Caissons
Pneumatic caisson adalah caisson dimana diperlengkapi dengan
konstruksi penutup didekat dasar caisson yang dapat diatur sedemikian
rupa sehingga pekerja – pekerja dapat melaksanakan penggalian tanah
di dasar sumuran di bawah konstruksi penutup tersebut. Pondasi ini
kebanyakan dilaksanakan pada jembatan dimana kondisi air sungainya
sangat tinggi sehingga tidak mungkin bias dibuat pembendung air
(kistdam) secara tersendiri.

16
Gambar 12 - Pneumatic Fondation

Bentuk dan material fondasi sumuran :

Gambar 13 - Bentuk Fondasi Sumuran

17
c. Fondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile),

Gambar 14 - Tiang pancang kayu

o Tiang pancang baja (Steel Pile),


o Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),

Gambar 15 - Tiang pancang beton

o Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete


Pile), spun
o pile,
o Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky
pile,
o Tiang pancang komposit (Compossite Pile).

18
4) Bangunan Pengaman / Pelengkap

Menurut (Siswanto, 1993), merupakan bangunan yang diperlukan untuk


pengamanan jembatan terhadap lalu lintas darat, lalu lintas air, penggerusan
dan lain-lain.

Bangunan pelengkap pada jembatan adalah bangunan yang merupakan


pelengkap dari konstruksi jembatan yang fungsinya untuk pengamanan
terhadap struktur jembatan secara keseluruhan dan keamanan terhadap
pemakai jalan. Macam-macam bangunan pelengkap:

a. Saluran Drainase
Terletak dikanan-kiri abutment dan di sisi kanan-kiri perkerasan
jembatan. Saluran drainase berfungsi untuk saluran pembuangan air hujan
diatas jembatan,( Lihat Gambar 9 )

b. Jalan Pendekat ( Optrit )


Menurut Pranowo dkk (2007), jalan pendekat adalah struktur jalan
yang menghubungkan antara suatu ruas jalan dengan struktur jembatan;
bagian jalan pendekat ini dapat terbuat dari tanah
timbunan,danmemerlukan pemadatan yang khusus, karenaletak dan
posisinya yang cukup sulit untuk dikerjakan, atau dapat juga berbentuk
struktur kaki seribu ( pile slab ), yang berbentuk pelat yang disangga oleh
balok kepala di atas tiang-tiang Permasalahan utama pada timbunan jalan
pendekat yaitu sering terjadinya penurunan atau deformasi pada ujung
pertemuan antara struktur perkerasan jalan terhadap ujung kepala
jembatan.

19
Gambar 16 - Optrit

c. Talut
Talud mempunyai fungsi utama sebagai pelindung abutment dari aliran air
sehingga sering disebut talud pelindung terletak sejajar dengan arah arus
sungai.

20
Gambar 17 – Talu

d. Guide Post / Patok penuntun


Patok Penuntun berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi kendaraan yang
akan melewati jembatan, biasanya diletakkan sepanjang panjang oprit
jembatan.

21
Gambar 18 - Guide Post / Patok Penuntun

e. Lampu penerangan

Menurut Departement Pekerjaan Umum (1992) tentang spesifikasi


lampu penerangan jalan perkotaan, Lampu penerangan jalan adalah bagian
dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan/dipasang di
kiri/kanan jalan dan atau di tengah ( di bagian median jalan ) yang
digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan disekitar jalan yang
diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan laying
(interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah
(underpass, terowongan).

22
Gambar 19 - Lampu penerangan

f. Trotoar
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan
jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin
keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada
posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka
akan memperlambat aru lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama
dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki
dari arus kendaraan bermotor tanpa menimbulkan gangguan-gangguan
yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar (Lihat
gambar 3).

23
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil Survey Jembatan

Terletak di Jl. Serigala, Macorawalie, Paleteang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan

Jenis : Jembatan beton

Panjang : 13 meter

Lebar : 3 meter (2 jalur)

24
Hasil Pengamatan :

1. Drainase di jembatan tersumbat sehingga ada penumpukan kotoran seperti


tanah dan pasir dipinggir jembatan akibatnya tumbuh tanaman liar serta
tergenangnya air disaat hujan yang menimbulkan beberapa lubang di
permukaan jalan di atas jembatan.

25
2. Terjadi gerusan setempat sehingga tergesernya kepala jembatan yang
mengakibatkan leneng jembatan miring.

26
3. Sandaran jembatan lepas karena elemen jembatan rusak dan longgar
sehingga digantikan bambu.

27
4. Ada retak dalam beton dan dinding sayap pasangan batu kali dan kepala
jembatan.

5. Tidak adanya pelat nomor jembatan


6. Tidak ada trotoar yang dibangun sehingga menyulitkan pejalan kaki
apabila ada kendaraan roda 4 yang lewat
7. Adanya tumpukan sampah disekitar pondasi jembatan.

28
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan kami survei diambil kesimpulan bahwa


kondisi Jembatan yang terletak di Jl. Serigala, Macorawalie, Paleteang,
Kabupaten Pinrang, Sulawesi diperlukan suatu analisa terhadap kelayakan
konstruksi serta diadakan perawatan oleh pihak terkait juga perbaikan
karena ada beberapa komponen jembatan yang hilang dan rusak akibat
kegagalan material penyusun konstruksi demi kenyaman dan keamanan
pengguna jalan untuk digunakan sebagai penghubung moda transportasi.

29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2019, July 6). Jenis-jenis jembatan. Retrieved from anekabangunan.com:
http://www.anekabangunan.com/jenis-jenis-jembatan/

BPSDM. (2019, July 6). Pemeriksaan Jembatan. Retrieved from Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kementrian PU:
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/02/28ea3_Modul
_8_Panduan_Kunjungan_Lapangan.pdf

Dhoni, R. (2019, July 6). Laporan Jembatanku at Jembatan kota Kuala Simpang.
Retrieved from Academia.edu:
https://www.academia.edu/27610982/Laporan_jembatan_ku_at_jembatan_kot
a_kuala_simpang

Fathurrahman, Z. (2019, July 6). Tugas Jembatan ( Penjelasan Bagian Bagian Jembatan )
Serta Dokumentasi Asli. Retrieved from Scirbd.com:
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/abutment-jembatan

Google. (2019, July 6). Google Maps. Retrieved from Google.com:


https://www.google.com/maps/@-
3.8100379,119.6616474,3a,75y,123.45h,90t/data=!3m7!1e1!3m5!1se_ku9b7T
MCp1Rz8hbVfj0g!2e0!6s%2F%2Fgeo3.ggpht.com%2Fcbk%3Fpanoid%3De_ku9b
7TMCp1Rz8hbVfj0g%26output%3Dthumbnail%26cb_client%3Dsearch.TACTILE.g
ps%26thumb%3D2%26w%3D96

Kha, R. (2019, July 6). Makalah Survey Jembatan. Retrieved from Scribd.com:
https://id.scribd.com/doc/246221786/Makalah-Survey-Jembatan

30

Anda mungkin juga menyukai