DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8B
AHMADIL FITRAH 216 190 082
FIKRAM 216 190 100
REZKI AMALIA 1218 190 143
MUH AYYUBRIALGI 216 190 107
MUHAMMAD RISWAL 216 190 122
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, akhirnya kami
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
Walaupun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
Sebagai penyusun kami berharap bahwa laporan ini bisa bermanfaat bagi
kita semua. Akhirnya kata kami ucapkan terima kasih atas perhatian dari semua
pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
BAB II STUDI PUSTAKA ........................................................................................................ 3
A. Teori Jembatan ....................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................ 24
A. Hasil Survey Jembatan .......................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 29
A. Kesimpulan............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perjalanan dengan jarak tertentu, dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan
Ada banyak sarana dan prasarana yang mana berperan penting dalam
merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting bagi manusia yang
berfungsi sebagai penghubung antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
Sedangkan jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Melihat pentingnya fungsi dari suatu jembatan maka pembuatan jembatan harus
memenuhi berbagai macam standart yang ada. Salah satu syarat yang harus
1
B. Tujuan Penulisan
Jembatan.
C. Rumusan Masalah
1. Pengertian Jembatan
2. Jenis-jenis Jembatan
3. Struktur Jembatan
5. Kesimpulan
2
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Teori Jembatan
1. Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
sama tinggi permukaannya. Secara umum suatu jembatan berfungsi untuk
melayani arus lalu lintas dengan baik. Dalam perencanaan dan perancangan
jembatan sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi,
persyaratan teknis dan estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas,
Aspek teknis, Aspek estetika. (Supriyadi dan Muntohar, 2007).
3
c. Zaman Pertengahan
Secara prinsip konstruksi jembatan yang dibangun pada periode
ini tidak jauh berbeda seperti pada zaman Romawi. Bentuk-bentuk
lengkung (arch bridge) dan pilar-pilar batu masih sering digunakan,
seperti pada jembatan Old London pada abad ke-12.
d. Zaman Jembatan Besi dan Baja
Era jembatan besi dan baja sejalan dengan adanya Revolusi
Industri. Di zaman ini jembatan besi yang dibangun masih
menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung (arch bridge) terutama
untuk jembatan jalan raya. Walaupun jembatan yang dibangun
menggunakan sistem kantilever, masih tetap memakai bentuk lengkung
murni atau dengan beberapa perubahan.
e. Zaman Jembatan Gantung
Dahulu jembatan gantung dibangun menggunakan menara batu
dan kabel dari rantai besi untuk menggantung jalan raya. Pada abad ke-
19 kabel penggantung digantikan dengan baja batangan. Awal
kemajuan inovasi jembatan gantung yaitu saat dibangunnya Jembatan
Gantung Niagara pada tahun 1851 yang melintasi air terjun Niagara di
Amerika Serikat. Struktur jembatan ini mempunyai dua dek, dek bagian
atas untuk jalan rel dan bagian bawah untuk lalu lintas jalan raya.
Keberhasilan pembangunan jembatan ini merupakan sumbangan besar
untuk kemajuan ilmu teknologi jembatan.
f. Era Jembatan Cable-Stayed
Selama tiga dekade lebih, jembatan cable stayed digunakan
secara luas terutama di Eropa Barat. Suatu penelitian menunjukkan
bahwa jembatan cable stayed lebih unggul daripada jembatan gantung.
Kelebihan jembatan cable stayed antara lain rasio panjang bentang
utama dan tinggi pylon yang lebih murah. Keuntungan yang menonjol
dari cable stayed adalah tidak diperlukannya pengangkeran kaber yang
berat dan besar seperti pada jembatan gantung.
4
g. Era Jembatan Beton
- Jembatan Beton Bertulang Awal digunakan pada abad ke-19.
Pada tahun 1890-an banyak dibangun jembatan beton lengkung
(concrete arch bridge), dan semakin meningkat pemakaiannya
selama awal dekade abad ke-20.
- Jembatan Beton Prategang Pada tahun 1950-an, dikembangkan
jembatan beton prategang untuk pertama kalinya di Eropa Barat.
3. Jenis-jenis Jembatan
a. Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut:
- Jembatan jalan raya (highway bridge)
- Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
- Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)
b. Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut:
- Jembatan di atas sungai atau danau
- Jembatan di atas lembah
- Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
- Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
- Jembatan di dermaga (jetty)
c. Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain:
- Jembatan kayu (log bridge)
- Jembatan beton (concrete bridge)
- Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
- Jembatan baja (steel bridge)
- Jembatan komposit (compossite bridge)
d. Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara lain :
- Jembatan plat (slab bridge)
- Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
- Jembatan gelagar (girder bridge)
- Jembatan rangka (truss bridge)
5
- Jembatan pelengkung (arch bridge)
- Jembatan gantung (suspension bridge)
- Jembatan kabel (cable stayed bridge)
- Jembatan cantilever (cantilever bridge)
Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Landasan ( Biasanya terletak pada pilar/abdument )
3. Bangunan Bawas ( memikul beban )
4. Pondasi
5. Optrit, ( terletak di belakang abdument )
6. Bangunan pengaman
Menurut ( Siswanto, 1993 ) : Bentuk dan bagian jembatan dapat
dibagi dalam 4 bagian utama, yaitu :
1. Struktur Atas
2. Struktur Bawah
3. Jalan pendekat
4. Bangunan pengaman
6
1) Struktur Atas (Superstructures)
Menurut ( Pranowo dkk, 2007 ) struktur atas jembatan adalah bagian dari
struktur jembatan yang secara langsung menahan beban lalu lintas untuk
selanjutnya disalurkan kebangunan bawah jembatan; bagian-bagian pada
struktur bangunan atas jembatan terdiri atas struktur utama, system lantai,
system perletakan, sambungan siarmuai dan perlengkapan lainnya; struktur
utama bangunan atas jembatan dapat berbentuk pelat, gelagar, system rangka,
gantung, jembatan kabel (cable stayed) atau pelengkung.
7
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a. Trotoar, berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang
melewati jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi
trotoar direncanakan sebagai pelat beton yang diletakkan pada lantai
jembatan bagian samping yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu
sederhana pada pelat jalan. Trotoar terbagi atas :
Gambar 2 - Trotoar
Sandaran (Hand Raill), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton
bertulang. Beban yang bekerja pada sandaran adalah beban sebesar 100
kg yang bekerja dalam arah horisontal setinggi 0,9 meter.
8
Tiang sandaran (Raill Post) , biasanya dibuat dari beton bertulang untuk
jembatan girder beton, sedangkan untuk jembatan rangka tiang
sandaran menyatu dengan struktur rangka tersebut.
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
9
Gambar 5 - Gelagar Baja
10
2) Struktur Bawah (Substructures)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
11
Gambar 6 - Abutment ( Pangkal Jembatan )
b. Pilar jembatan (Pier), terletak di tengah jembatan (di tengah sungai) yang
memiliki kesamaan fungsi dengan kepala jembatan yaitu mentransfer gaya
jembatan rangka ke tanah. Sesuai dengan standar yang ada, panjang
bentang rangka baja, sehingga apabila bentang sungai melebihi panjang
maksimum jembatan tersebut maka dibutuhkan pilar. Pilar terdiri dari
bagian - bagian antara lain :
o Kepala pilar ( pierhead )
o Kolom pilar
o Pilecap
12
Gambar 7 - Pilar jembatan ( Pier )
13
3) Pondasi
14
Gambar 10 - Pondasi langsung pada abutment
o Open Caissons
Open caissons sering juga dinamakan wellfoundation. Dimaksudkan
pondasi sumuran dimana tidak ada penutup atas maupun bawah selama
dalam pelaksanaan. Gambar 12. Menunkukkan salah satu contoh well
foundation yang sering dilaksanakan untuk pondasi – pondasi di
Indonesia.
15
Gambar 11 - Well Fondation
o Pneumatic Caissons
Pneumatic caisson adalah caisson dimana diperlengkapi dengan
konstruksi penutup didekat dasar caisson yang dapat diatur sedemikian
rupa sehingga pekerja – pekerja dapat melaksanakan penggalian tanah
di dasar sumuran di bawah konstruksi penutup tersebut. Pondasi ini
kebanyakan dilaksanakan pada jembatan dimana kondisi air sungainya
sangat tinggi sehingga tidak mungkin bias dibuat pembendung air
(kistdam) secara tersendiri.
16
Gambar 12 - Pneumatic Fondation
17
c. Fondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile),
18
4) Bangunan Pengaman / Pelengkap
a. Saluran Drainase
Terletak dikanan-kiri abutment dan di sisi kanan-kiri perkerasan
jembatan. Saluran drainase berfungsi untuk saluran pembuangan air hujan
diatas jembatan,( Lihat Gambar 9 )
19
Gambar 16 - Optrit
c. Talut
Talud mempunyai fungsi utama sebagai pelindung abutment dari aliran air
sehingga sering disebut talud pelindung terletak sejajar dengan arah arus
sungai.
20
Gambar 17 – Talu
21
Gambar 18 - Guide Post / Patok Penuntun
e. Lampu penerangan
22
Gambar 19 - Lampu penerangan
f. Trotoar
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan
jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin
keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada
posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka
akan memperlambat aru lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama
dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki
dari arus kendaraan bermotor tanpa menimbulkan gangguan-gangguan
yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar (Lihat
gambar 3).
23
BAB III
PEMBAHASAN
Panjang : 13 meter
24
Hasil Pengamatan :
25
2. Terjadi gerusan setempat sehingga tergesernya kepala jembatan yang
mengakibatkan leneng jembatan miring.
26
3. Sandaran jembatan lepas karena elemen jembatan rusak dan longgar
sehingga digantikan bambu.
27
4. Ada retak dalam beton dan dinding sayap pasangan batu kali dan kepala
jembatan.
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2019, July 6). Jenis-jenis jembatan. Retrieved from anekabangunan.com:
http://www.anekabangunan.com/jenis-jenis-jembatan/
BPSDM. (2019, July 6). Pemeriksaan Jembatan. Retrieved from Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kementrian PU:
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/02/28ea3_Modul
_8_Panduan_Kunjungan_Lapangan.pdf
Dhoni, R. (2019, July 6). Laporan Jembatanku at Jembatan kota Kuala Simpang.
Retrieved from Academia.edu:
https://www.academia.edu/27610982/Laporan_jembatan_ku_at_jembatan_kot
a_kuala_simpang
Fathurrahman, Z. (2019, July 6). Tugas Jembatan ( Penjelasan Bagian Bagian Jembatan )
Serta Dokumentasi Asli. Retrieved from Scirbd.com:
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/abutment-jembatan
Kha, R. (2019, July 6). Makalah Survey Jembatan. Retrieved from Scribd.com:
https://id.scribd.com/doc/246221786/Makalah-Survey-Jembatan
30