Anda di halaman 1dari 53

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 |i


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

ii | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KATA PENGANTAR
Saat ini energi listrik menjadi kebutuhan masyarakat yang sangat vital.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dalam
pembukaan the 31st ASEAN Senior Official Meeting on Energy (SOME), Juni
2013 lalu di Bali mengungkapkan bahwa energi, pangan dan air menjadi
tiga kebutuhan pokok dunia. Menurut Menteri ESDM, saat ini jika listrik
mati seluruh kehidupan kita lumpuh. Oleh karena itu pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM berupaya
keras meningkatkan infrastruktur di sub sektor ketenagalistrikan.
Keseriusan Kementerian ESDM terlihat dari peningkatan angka rasio
elektrifikasi yaitu perbandingan rumah tangga berlistrik dengan
jumlah total rumah tangga di Indonesia. Hingga akhir tahun 2013,
angka rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 80,51%. Angka ini meningkat
13,36 % dibandingkan tahun 2010 yang baru mencapai 67,15%.

Untuk mendorong peningkatan rasio elekrifikasi khususnya di daerah Perdesaan, Pemerintah telah
memprogramkan listrik perdesaan. Program ini merupakan penugasan Pemerintah kepada PLN untuk
melistriki masyarakat perdesaan yang pendanaannya diperoleh dari APBN, dan diutamakan pada Provinsi
dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah. Untuk menyambung listrik bagi masyarakat di perdesaan,
kurang mampu dan terpencil, pemerintah juga telah menetapkan program Instalasi Listrik Gratis untuk
Masyarakat Tidak Mampu.

Selain meningkatnya rasio elektrifikasi, capaian pemerintah di sub sektor ketenagalistrikan antara
lain adalah bertambahnya kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 2.185 MW, yaitu dari 45.253
MW di tahun 2012 menjadi 47.438 MW di tahun 2013. Tambahan pembangkit yang diselesaikan tahun
2013 tersebut berasal dari program 10.000 MW maupun program PLN reguler. Pemerintah secara
berkesinambungan juga berupaya untuk memperbaiki energy mix pembangkitan tenaga listrik dengan
menekan secara maksimal penggunaan BBM dalam bauran energi pembangkitan tenaga listrik. Realisasi
pemakaian bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2013 menurun menjadi 12,54%. Pada akhir tahun
2014 penggunaan bahan bakar minyak ditargetkan sebesar 9,70%.

Buku Capaian Kinerja Sektor Ketenagalistrikan tahun 2013 ini memberikan gambaran kepada
kita berbagai capaian, peluang dan tantangan dalam mengembangkan sektor ketenagalistrikan.
Tentu masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku ini. Saran dan kritik membangun
untuk penerbitan selanjutnya dapat disampaikan melalui e-mail : kslr@djlpe.esdm. go.id.

Jakarta, April 2014


Direktur Jenderal Ketenagalistrikan

Ir. Jarman MSc.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 |i


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Daftar Isi

• Pengantar ........................................................................................................ i

• Daftar Isi ........................................................................................................... ii

• PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan .................................. 3
C. Struktur Organisasi ........................................................................................... 4

• Kebijakan dan Program Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

A. Kebijakan........................................................................................................... 5
B. Visi Misi ............................................................................................................ 7

• Pencapaian Kinerja Tahun 2013

A. Bidang Program Ketenagalistrikan ................................................................... 8


B. Bidang Pengusahaan Ketenagalistrikan ............................................................ 20
C. Bidang Keteknikan dan Lingkungan Ketenagalistrikan ..................................... 29

• Regulasi dan Peraturan Perundang-undangan ................................. 47

• Dokumentasi Kegiatan .................................................................................. 49

Tim Penyusun Capaian Kinerja Sub Sektor Ketenagalistrikan Tahun 2013


• Pembina : Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
• Pengarah : Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan,
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Direktur teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan.
• Pimpinan Redaksi : Totoh Abdul Fatah
• Redaktur : Heru Setiawan, Hinsa Silaen, Ear Marison, Hagni Surendro, Sudarti, Wiwid Mulyadi, Jackson
Frans, Fathorrahman, Hari Dwi Wijayanto, Pandu Satria Jati, Novan Akhiriyanto, Adar, Novi Pravitasari.
• Fotografer dan layouter : Ajat Munajat, Agus Supriadi.

ii | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG usaha swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat
dapat berpartisipasi dalam usaha penyediaan
Pembangunan infrastruktur dan pengelolaan tenaga listrik.
ketenagalistrikan menjadi prioritas program
pemerintah. Dalam pembangunan infrastruktur Permintaan tenaga listrik diperkirakan terus
ketenagalistrikan, pergerakan nilai tukar rupiah meningkat tiap tahunnya dengan pertumbuhan
dan harga minyak dunia memiliki pengaruh yang rata-rata sekitar 9,5% per tahun. Untuk mengejar
sangat signifikan, sedangkan kenaikan harga minyak tingginya permintaan tersebut, dilakukan upaya
dunia menjadi indikator yang sangat dominan antara lain menyelesaikan pembangunan proyek
pengaruhnya terhadap perhitungan harga biaya 10.000 MW Tahap I (untuk penggantian bbm
pokok pembangkitan. ke non bbm) dan Tahap II (untuk peningkatan
pemanfaatan EBT), menyelesaikan pembangunan
Sarana penyediaan tenaga listrik meliputi pembangkit milik PLN dan IPP dalam program
pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik. reguler, menyelesaikan pembangunan PLTP dan PLTA
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang dalam upaya pemanfaatan energi baru terbarukan
No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan bahwa dan energi setempat, mendorong pembangunan
penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang PLTU Mulut Tambang dalam upaya pemanfaatan
penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah dan potensi batubara kalori rendah yang berlimpah,
Pemerintah Daerah berlandaskan prinsip otonomi mempercepat alokasi dan pengadaan gas untuk
daerah dimana pelaksanaan usaha penyediaan pembangkit dalam upaya untuk mengurangi
tenaga listrik oleh Pemerintah dan Pemerintah konsumsi BBM, mendorong pembangunan PLTU
Daerah dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara berteknologi ultra super critical berkapasitas 1.000
dan Badan Usaha Milik Daerah. Disamping itu badan MW.

PLTU Pacitan 1 Jawa Timur.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 |1


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Gardu milik P3BJB Gandul, Cinere.

Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik Pengembangan sarana distribusi tenaga listrik
diarahkan pada pertumbuhan yang realistis, dan diarahkan untuk dapat mengantisipasi pertumbuhan
diutamakan untuk menyelesaikan krisis penyediaan penjualan tenaga listrik, mempertahankan tingkat
tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah, keandalan yang diinginkan dan efisiensi serta
mendukung kecukupan ketersediaan tenaga meningkatkan kualitas pelayanan.
listrik untuk pelaksanaan Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional,
(MP3EI) dan Kawasan Strategis Nasional (KSN), penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya
meningkatkan cadangan dan terpenuhinya margin semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero),
cadangan dengan mengutamakan pemanfaatan tetapi juga dilakukan oleh pihak lain seperti swasta,
sumber energi baru dan terbarukan serta membatasikoperasi, dan BUMD. Usaha penyediaan tenaga
rencana pengembangan pembangkit BBM. listrik yang telah dilakukan oleh swasta, koperasi atau
BUMD tersebut diantaranya adalah membangun
Pengembangan sistem transmisi tenaga listrik dan mengoperasikan sendiri pembangkit tenaga
diarahkan kepada pertumbuhan sistem, peningkatan listrik yang tenaga listriknya di jual kepada PT PLN
keandalan sistem dan mengurangi kendala pada (Persero) atau lebih dikenal dengan pembangkit
sistem penyaluran serta adanya pembangunan swasta atau Independent Power Producer (IPP)
pembangkit baru. atau membangun dan mengoperasikan sendiri
pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik

2 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

secara terintegrasi yang tenaga listriknya dijual 1. Penetapan kebijakan untuk mendukung
langsung kepada konsumen di suatu wilayah usaha pembangunan secara makro di bidang
khusus yang dikenal dengan istilah pembangkit ketenagalistrikan;
terintegrasi atau Private Power Utility (PPU). 2. Penyusunan rencana umum ketenagalistrikan
nasional;
Pembangkitan tenaga listrik merupakan faktor 3. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga
terpenting yang mempengaruhi biaya penyediaan pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/
tenaga listrik. Oleh karena itu, Pemerintah secara ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
berkesinambungan berupaya untuk memperbaiki 4. Pembinaan dan pengawasan atas
energy mix pembangkitan tenaga listrik dengan penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi
menekan secara maksimal penggunaan BBM dalam pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan,
pembangkitan tenaga listrik. Pangsa pemakaian arahan, dan supervisi di bidang ketenagalistrikan;
energi primer ditetapkan dalam UU APBN sebagai 5. Penetapan pedoman pengelolaan dan
asumsi dalam penetapan subsidi listrik. Pangsa perlindungan sumber daya alam di bidang
energi primer BBM untuk pembangkitan listrik ketenagalistrikan;
secara umum turun dari tahun ketahun. Pada tahun 6. Pengaturan penerapan perjanjian atau
2010 pangsa BBM mencapai 22% dan pada tahun persetujuan internasional yang disahkan atas
2012 berhasil ditekan sehingga turun menjadi nama negara di bidang ketenagalistrikan;
14,97% (Gambar 3). Upaya yang dilakukan untuk 7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah
menekan penggunaan BBM antara lain: melalui di bidang ketenagalistrikan;
program diversifikasi bahan bakar pembangkit dari 8. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional
BBM ke Non BBM (Program percepatan tahap 1 dan di bidang ketenagalistrikan;
2); larangan pembangunan pembangkit baru yang 9. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di
menggunakan BBM dan mendorong pengembangan bidang ketenagalistrikan;
pembangkit tenaga listrik dari energi terbarukan 10. Penyelesaian perselisihan antar propinsi di
melalui kebijakan Feed in Tariff. bidang ketenagalistrikan;
11. Pengaturan pembangkit, transmisi, dan
B. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal distribusi ketenagalistrikan yang masuk
Ketenagalistrikan dalam jaringan transimisi (grid) nasional dan
pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta pengaturan pemanfaatan bahan tambang
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Presiden radio aktif;
Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2000 tentang 12. Penetapan kebijakan intensifikasi, diversifikasi,
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan konservasi, dan harga energi, serta kebijakan
Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Sesuai jaringan transmisi (grid) nasional/regional listrik
Keputusan Presiden tersebut di atas, Direktorat dan gas bumi;
Jenderal Ketenagalistrikan mempunyai tugas 13. Penetapan penyediaan dan tarif dasar listrik di
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan dalam negeri;
standarisasi teknis di bidang ketenagalistrikan. 14. Kewenangan lain yang melekat dan telah
Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 18 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja, perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan C. Struktur Organisasi
menyelenggarakan fungsi: Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang
a. Penyiapan rumusan kebijakan bidang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi
ketenagalistrikan; dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Ketenagalistrikan dan membawahi 4(empat) unit
ketenagalistrikan; Eselon II yang terdiri dari:
c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria,
dan prosedur di bidang ketenagalistrikan; 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Listrik dan
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; Pemanfaatn Energi;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal 2. Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan;
Ketenagalistrikan. 3. Direktorat Pembinaan Pengusahaan
Ketenagalistrikan;
Dalam menyelenggarakan fungsinya, Direktorat 4. Direktorat Teknik dan Lingkungan
Jenderal Ketenagalistrikan mempunyai kewenangan: Ketenagalistrikan.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 |3


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistikan Kementerian ESDM di


JL HR Rasuna Said Blok X2 Kav 7-8 Kuningan, Jakarta Selatan.

4 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT


JENDERAL KETENAGALISRIKAN
A. KEBIJAKAN yang terkait dengan pelaksanaan pengusahaan
penyediaan tenaga listrik yang efisien, transparan
Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 2 Undang- dan kompetitif.
Undang No. 30 tentang Ketenagalistrikan, bahwa Tersedianya aturan atau kebijakan dalam hal
pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk pengusahaan penyediaan tenaga listrik sangat
menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah membantu para investor untuk berinvestasi di sektor
yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar ketenagalistrikan. Dengan demikian, tercapainya
dalarn rangka meningkatkan kesejahteraan dan rasio elektrifikasi akan semakin membaik dengan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta didukung oleh peningkatan investasi untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. membangun pembangkit tenaga listrik beserta
jaringan transmisi dan distribusinya mengingat
Tenaga Listrik merupakan kebutuhan yang tidak pembangunan di sektor ini merupakan kegiatan
dapat dipisahkan dari kegiatan hidup manusia padat modal.
sehari-hari, juga merupakan hal penting sebagai
penunjang aktifitas dalam segala hal. Ketersediaan Penyediaan tenaga listrik yang cukup, efisien,
tenaga listrik yang cukup, efisien, andal, aman serta harga yang wajar, andal, aman dan berwawasan
berwawasan lingkungan merupakan komponen lingkungan, merupakan wujud nyata kepedulian
utama dalam menghasilkan suatu produksi dan jasa- pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada
jasa. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah masyarakat, khususnya di sektor ketenagalistrikan.
telah memberikan prioritas dalam pengembangan
sektor ketenagalistrikan. Kebijakan yang terus dilakukan oleh Pemerintah
c.q. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan untuk
Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi mewujudkan penyediaan tenaga listrik yang
makro serta menjamin ketersediaan tenaga listrik, cukup, efisien, harga yang wajar, andal, aman dan
pemerintah telah membuat kebijakan-kebijakan berwawasan lingkungan, antara lain:

PLTU Suralaya Banten.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 |5


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Gardu pembangkit di PLTUAir Anyir, Kepulauan Bangka Belitung.

1. Meningkatkan Rasio Elektrifikasi dan Desa listrik; pemilihan jenis teknologi yang lebih
Berlistrik efisien; optimalisasi penggunaan dan biaya bahan
bakar pada pembangkit listrik; serta mendorong
Adapun program-program yang dilakukan adalah : rasionalisasi biaya pokok penyediaan tenaga listrik.
meningkatkan kapasitas pembangkit, transmisi dan
distribusi tenaga listrik; mendorong pemanfaatan 4. Menerapkan Tingkat Komponen Dalam Negeri
sumber energi setempat untuk penyediaan tenaga (TKDN)
listrik; meningkatkan sambungan listrik ke konsumen
rumah tangga; meningkatkan listrik perdesaan di Dalam rangka mendorong peningkatan TKDN di
daerah belum berkembang, daerah terpencil, dan bidang ketenagalistrikan, program-program yang
daerah perbatasan antar Negara; serta mendorong telah ditempuh adalah meningkatkan kemampuan
peran serta pemerintah daerah dalam penyediaan usaha penunjang tenaga listrik serta monitoring
dan pengeiolaan tenaga listrik. atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan
tentang TKDN.
2. Mengembangkan Iklim Investasi dan Pendanaan
dalam Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. 5. Menerapkan Ketentuan Keselamatan
Ketenagalistrikan
Pengembangan iklim investasi dilakukan melalui
program penyempurnakan produk regulasi yang Adapun program-program yang dilakukan
mendorong investasi; pemberian insentif baik fiskal untuk menerapkan ketentuan keselamatan
maupun non fiscal; serta pemanfatan semaksimal ketenagalistrikan adalah melalui penerapan standar
mungkin pendanaan yang bersumber dari dalam peralatan dan pemanfaat tenaga listrik; mewajibkan
negeri dan sumber dari luar negeri. sertifikasi laik operasi bagi instalasi tenaga listrik;
mewajibkan sertifikasi bagi peralatan dan pemanfaat
3. Meningkatkan Efisiensi Penyediaan Tenaga tenaga listrik; mewajibkan sertifikasi kompetensi
Listrik bagi tenaga teknik; mewajibkan sertifikasi dan
Kebijakan ini dilakukan melalui program penurunan registrasi bagi Badan Usaha Jasa Penunjang tenaga
susut jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik; penerapan standar baku mutu lingkungan;
penerapan standar instalasi tenaga listrik terhadap

6 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

petir; serta penerapan klasifikasi dan kualifikasi Misi


Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik. 1. Menyelenggarakan pembangunan sarana
penyediaan dan penyaluran tenaga listrik untuk
B. Visi dan Misi Direktorat Jenderal memenuhi kebutuhan tenaga listrik daerah dan
Ketenagalistrikan nasional.
2. Melaksanakan pengaturan usaha penyediaan
Visi dan usaha penunjang tenaga listrik.
Terwujudnya industri ketenagalistrikan yang 3. Melaksanakan pengaturan keselamatan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan melalui ketenagalistrikan dan lindungan lingkungan.
pendayagunaan sumber daya energi yang optimal, 4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan universal dengan kualitas tinggi, andal, penggunaan dan pemanfaatan listrik.
sehingga memberikan manfaat yang sebesar- 5. Mewujudkan pemerataan kesejahteraan
besarnya bagi kemakmuran rakyat. masyarakat.

PLTU Suralaya Banten.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 |7


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2013


Tenaga listrik mempunyai kedudukan yang penting mendapatkan pelayanan tenaga listrik, Pemerintah
dalam pembangunan nasional dan sebagai salah atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
satu pendorong kegiatan ekonomi dalam rangka memberi kesempatan kepada badan usaha milik
mewujudkan masyarakat adil dan makmur. daerah, badan usaha swasta, atau koperasi sebagai
Penyelenggaraan usaha penyediaan tenaga listrik penyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik
yang cukup, andal dengan harga yang terjangkau terintegrasi. Dalam hal tidak ada badan usaha
masyarakat merupakan masalah utama yang perlu milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi
diperhatikan seiring dengan upaya pemanfaatan yang dapat menyediakan tenaga listrik di wilayah
semaksimal mungkin sumber-sumber energi tersebut, Pemerintah wajib menugasi badan usaha
bagi penyediaan tenaga listrik dengan tetap milik negara untuk menyediakan tenaga listrik.
memperhatikan keamanan, keseimbangan dan
kelestarian lingkungan hidup. Sebagai pelaksanaan dari kewajiban Pemerintah
di bidang ketenagalistrikan, Pemerintah telah
Kebutuhan tenaga listrik sudah menjadi bagian melakukan upaya untuk meningkatkan infrastruktur
dari hajat hidup orang banyak, oleh karena itu ketenagalistrikan guna mendorong perkembangan
pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan harus ketenagalistrikan nasional yang sehat, efisien
menganut asas manfaat, efisiensi berkeadilan, berkeadilan dan berkelanjutan yang pada akhirnya
berkelanjutan, optimalisasi ekonomi dalam dapat menyediakan tenaga listrik yang andal,
pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan aman, berkualitas baik untuk memenuhi kebutuhan
pada kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, masyarakat. Beberapa hal pokok yang telah dicapai
keamanan dan keselamatan, kelestarian fungsi pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
lingkungan, dan otonomi daerah.
Dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 A. Bidang Program Ketenagalistrikan
tentang

Ketenagalistrikan telah ditetapkan bahwa dalam 1. Rasio Elektrifikasi


usaha penyediaan tenaga listrik, badan usaha milik
negara diberi prioritas pertama untuk melakukan Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah
usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan
umum. Sedangkan untuk wilayah yang belum jumlah rumah tangga yang ada. Pada tahun 2012

8 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Dirjen Ketenagalistrikan Jarman,


bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan dan Bupati Garut Agus
Hamdani saat meninjau program
listrik perdesaan di Kabupaten Garut,
Kamis (21/11)

Salah satu rumah sangat sederhana


yang mendapat bantuan Listrik
Murah dan Hemat tahun 2013.

Pada tahun 2013 pemerintah


menyambung 94.230 listrik hemat
dan murah untuk masyarakat tidak
mampu.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 |9


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meninjau program listrik hemat dan murah (listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu)dalam PAmeran Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Nasional 2013

rasio elektrifikasi baru mencapai 76,56 % dan pada diarahkan pada pertumbuhan yang realistis, dan
tahun 2013 rasio elektrikasi meningkat sebesar 3,95 diutamakan untuk menyelesaikan krisis penyediaan
% dibandingkan dengan tahun 2012. Pencapaian tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah,
pada akhir tahun 2013 tersebut lebih tinggi dari pada mendukung kecukupan ketersediaan tenaga
target yang ada di dalam RPJM Nasional sebesar listrik untuk pelaksanaan Masterplan Percepatan
76,80%. Pencapaian luar biasa ini tentunya akan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
terus dilakukan secara berkesinambungan sehingga (MP3EI) dan Kawasan Strategis Nasional (KSN),
pada tahun 2014, rasio elektrikasi mencapai 81,51%. meningkatkan cadangan dan terpenuhinya margin
Untuk mendorong peningkatan rasio elekrifikasi cadangan dengan mengutamakan pemanfaatan
khususnya di daerah Perdesaan, Pemerintah sumber energi baru dan terbarukan serta membatasi
telah memprogramkan listrik perdesaan. Program rencana pengembangan pembangkit BBM.
ini merupakan penugasan Pemerintah kepada Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional,
PLN untuk melistriki masyarakat perdesaan penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya
yang pendanaannya diperoleh dari APBN, dan semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero),
diutamakan pada Provinsi dengan rasio elektrifikasi tetapi juga dilakukan oleh pihak lain seperti swasta,
yang masih rendah. Anggaran untuk program listrik koperasi, dan BUMD. Usaha penyediaan tenaga
perdesaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal listrik yang telah dilakukan oleh swasta, koperasi atau
ini menunjukkan keseriusan Pemerintahan untuk BUMD tersebut diantaranya adalah membangun
meningkatkan aksesibilitas tenaga listrik khususnya dan mengoperasikan sendiri pembangkit tenaga
bagi daerah perdesaan. listrik yang tenaga listriknya di jual kepada PT PLN
(Persero) atau lebih dikenal dengan pembangkit
Selain itu, sejak tahun 2012, Pemerintah juga telah swasta atau Independent Power Producer (IPP)
meluncurkan pembangunan listrik murah dan atau membangun dan mengoperasikan sendiri
hemat atau instalasi listrik gratis bagi masyarakat pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik
tidak mampu dan nelayan, dimana realisasi pada secara terintegrasi yang tenaga listriknya dijual
tahun 2013 telah dibangun 94.230 Rumah Tangga langsung kepada konsumen di suatu wilayah usaha
Sasaran (RTS). khusus yang dikenal dengan istilah pembangkit
2. Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan terintegrasi atau Private Power Utility (PPU).

2.1. Pembangkit Tenaga Listrik Pada tahun 2012 kapasitas terpasang pembangkit
tenaga listrik adalah 45.253 MW. Kapasitas
Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik pembangkit tenaga listrik ini naik menjadi 47.438MW
10 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERKEMBANGAN KAPASITAS TERPASANG


PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

pada tahun 2013. Tambahan pembangkit yang pembebasan lahan, impor barang, pendanaan)
diselesaikan tahun 2013 tersebut antara lain : maupun masalah konstruksi (material/equipment,
• Program 10.000 MW tahap I sebesar 1.867 MW, lack of management, eskalasi), penyelesaian proyek
yang berasal dari 5 proyek pembangkit; yaitu FTP 1 mengalami keterlambatan dari target yang
PLTU Sulsel-Barru #2 (50 MW), PLTU Kalsel – telah ditetapkan. Pada tahun 2009 pembangkit
Asam-asam (2x65 MW), PLTU 1 Jatim – Pacitan yang dapat diselesaikan sebesar 300 MW, dan pada
(2x315 MW), PLTU 2 Jabar – Pelabuhan Ratu tahun 2010 bertambah sebesar 300 MW. Namun
(3x350 MW), dan PLTU Kepri – Tj. Balai Karimun demikian Pemerintah terus berupaya mendorong
#2 (7 MW). penyelesaian FTP 1 dengan terus memonitor dan
• Program PLN Reguler yaitu PLTMG Sembakung memfasilitasi penyelesaian masalah-masalah yang
(8 MW) dan PLTU Tj Kasam (2x55 MW) PPU PT dihadapi PLN. Pada tahun 2011 proyek yang selesai
PLN Batam. makin meningkat, bertambah lagi 2.560 MW, tahun
2012 telah COD pula 1.350 MW. Tahun 2013 telah
2.1.1. Program Percepatan Pembangunan diselesaikan 2.067 MW, dan sisa proyek FTP 1
PembangkitTahap I (FTP I) sebesar 3550 MW akan selesai semua pada akhir
2014. Sampai dengan Oktober 2013, total proyek
Program percepatan pembangunan pembangkit FTP 1 yang telah COD mencapai 6.377 MW (64,2%).
tahap I atau yang biasa disingkat dengan FTP 1
merupakan proyek pembangunan PLTU dalam 2.1.2.
Program Percepatan Pembangunan
jumlah besar yang pertama yang dilaksanakan oleh Pembangkit Tahap II
PLN dalam waktu bersamaan dan harus diselesaikan
dalam waktu bersamaan, dimana pada tahun 2006 FTP 2 dicanangkan oleh Pemerintah sebagai upaya
sebanyak 37 proyek dengan total kapasitas 9.975 untuk mempercepat diversifikasi energi untuk
MW ditargetkan selesai seluruhnya pada tahun pembangkit tenaga listrik ke non bahan bakar minyak
2009. Mengingat berbagai kendala yang dihadapi (BBM), mengoptimalkan pemanfaatan potensi
dalam pelaksanaannya seperti: permasalahan panas bumi dan tenaga air dan sekaligus memenuhi
engineering (desain/drawing, komisioning), non- kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat.
engineering (perijinan/rekomendasi, pengadaan/
CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 11
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

1. Jateng – Adipala (1x660 MW)


2. Jatim – Tj. Awar-awar (2x350 MW)
MW 3. NAD – Nagan Raya (2x110 MW)
4. Sumut – Pangkalan Susu (2x220 MW)
5. Sumbar – Teluk Sirih (2x112 MW)
4000 6. Kepri – Tj. Balai Karimun #1 (7 MW)
7. Babel – Bangka Baru (2x30 MW)
8. Babel – Belitung (2x16,5 MW)
9. Riau – Tenayan (2x110 MW)
3500 10. Lampung – Tarahan Baru (2x100 MW)
11. Kalbar – Parit Baru (2x50 MW)
12. Kalbar – Bengkayang (2x27,5 MW)
13. Kalteng – Pulang Pisau (2x60 MW)
14. Kaltim – Teluk Balikpapan (2x110 MW)
3000 15. NTB – Lombok (2x25 MW)
16. NTB – Bima (2x10 MW)
1. Jabar - Indramayu (3x330 MW) 17. NTT – Ende (2x7 MW)
2. Banten – Suralaya (1x625 MW) 18. NTT – Kupang (2x16,5 MW)
3. Banten – Lontar #1 (315 MW) 19. Gorontalo – Anggrek (2x25 MW)
2500 4. Jateng - Rembang 2x315 MW 20. Sulsel – Barru #1 (50 MW)
21. Sultra – Kendari #1 (10 MW)
22. Maluku – Ambon (2x15 MW)
23. Malut – Tidore (2x7 MW)
2000 24. Papua – Jayapura (2x10 MW)

1. Banten - Lontar #2 & #3 (630 MW) 3.550,0


2. Jatim – Paiton (1x660 MW)
3. Sulut – Amurang (2x25 MW)
1500 4. Sultra – Kendari #2 (10 MW)
2560
1000 1867
1. Sulsel – Barru#2 (50 MW)
1350 2. Kalsel - Asam-asam (2x65 MW)
500 3. Jatim – Pacitan (2x315 MW)
Banten - Labuan#1 Banten - Labuan#2 4. Jabar – Pelabuhan Ratu (3x350 MW)
5. Kepri – Tj. Balai Karimun #2 (7 MW)
300 300
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014

Realisasi Target
6.377 MW (64,2%) 3.550 MW (35,8%)

dibangun dalam program FTP 2 adalah sebanyak


Proyek pembangkit dalam FTP 2 ini terdiri atas 76 proyek dengan total kapasitas 17.918 MW,
pembangkit yang menggunakan energi terbarukan terdiri Proyek PLN sebanyak 17 proyek dengan total
(38%) yakni panas bumi dan tenaga air,dan kapasitas 5.749 MW dan proyek swasta sebanyak 59
pembangkit yang menggunakan batubara dengan proyek dengan total kapasitas 12.169 MW.
teknologi yang lebih efisien dan gas (62%). Pelaksana Kemajuan pelaksanaan proyek PLN yang terdiri dari
proyek pembangkit didominasi oleh swasta (68%) 17 proyek dengan total kapasitas 5.749 MW adalah
dibanding PLN (32%). Pembangkit yang akan sebagai berikut:

BBM  Panas Bumi, Air, Batubara, Gas TOTAL :


76 Proyek (17.918 MW)
Outside
1 2 Java
Java 29%
71%

SUMATERA
• PLTA : 453 MW KALIMANTAN
• PLTP : 2.725 MW • PLTU : 500 MW SULAWESI
• PLTU : 400 MW • PLTG : 280 MW • PLTA : 200 MW
TOTAL : 3.578 MW TOTAL : 780 MW • PLTP : 195 MW MALUKU
• PLTU : 200 MW • PLTP : 35 MW
TOTAL : 595 MW TOTAL : 35 MW

JAVA – BALI NUSA TENGGARA


• PLTA : 1.150 MW • PLTP : 75 MW
• PLTP : 1.935 MW • PLTU : 50 MW
• PLTU : 9.720 MW TOTAL : 125 MW
TOTAL : 12.805 MW

Komposisi Pembangkit EBT vs Non-EBT Pengembang


PLTG
280 MW
(1%) PLN 5.749
PLTU EBT MW (32%)
10.870 PLTP 6.768 MW
MW (61%) 4.965 MW Non-EBT
(38%) IPP 12.169
(28%) 11.150 MW
(62%) MW
PLTA (68%)
1.803 MW
(10%)

12 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

• Persiapan FS 2 proyek (2.055 MW) • Penerbitan IUP 1 proyek (110 MW)


• Proses Lelang WKP 1 proyek (20 MW) • Proses penunjukan Langsung 2 proyek (1.083
• Proses Lelang EPC 1 proyek (110 MW) MW)
• Proses Pendanaan 4 Proyek (1.360 MW) • Proses Negosiasi 7 proyek (1.710 MW)
• Eksplorasi 3 proyek (190 MW) • Proses Letter of Intent (LOI) 1 proyek (90 MW)
• Pre Konstruksi 5 proyek (1.994 MW) • Proses Jaminan Kelayakan Usaha 5 proyek (911
• Proses SLA 1 proyek (20 MW) MW)
• Proses PPA 8 proyek (885 MW)
Sementara itu perkembangan proyek swasta yang • Proyek Pengembangan 1 proyek (110 MW)
terdiri dari 59 proyek dengan total kapasitas 5.749 • Eksplorasi 13 proyek (1.660 MW)
MW adalah sebagai berikut: • Eksploitasi 4 proyek (590 MW)
• Konstruksi 2 proyek (210 MW)
• Proses Lelang WKP 13 proyek (810 MW) • Pre Konstruksi 1 proyek (2000 MW)
• Pre FS 1 proyek (2000 MW)

PLTU Celukan Bawang, Singaraja Bali pada saat konstruksi.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 13


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan proyek-proyek infrakstruktur di Kabupaten Pacitan, Rabu (16/10).

Menteri ESDM Jero Wacik mersmikan PLTU Jeneponto Sulawesi Selatan.

14 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2.2. Transmisi dan Gardu Induk atau tidak), termasuk penggunaan tegangan 70
Pengembangan saluran transmisi dan gardu induk kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar,
secara umum diarahkan kepada tercapainya ditentukan oleh manajemen unit melalui analisis
keseimbangan antara kapasitas pembangkitan di sisi dan pertimbangan keekonomian jangka panjang
hulu dan permintaan daya pada distribusi di sisi hilir dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih
secara efisien dengan kriteria keandalan tertentu. baik, dengan tetap memenuhi standard SNI atau
Disamping itu pengembangan saluran transmisi SPLN yang berlaku.
juga dimaksudkan sebagai usaha untuk mengatasi
bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan Penambahan jaringan distribusi tenaga listrik selama
pelayanan dan fleksibilitas operasi. kurun waktu 2004 s.d. 2012 adalah sepanjang
134.201 kms, yaitu 31.762 kms pada tahun 2004-
Penambahan transmisi tenaga listrik selama kurun 2009 (masa Pemerintahan KIB I), dan 102.449
waktu 2004 s.d. 2012 adalah sepanjang 7.302 kms, kms selama kurun waktu tahun 2009-2012 (masa
yaitu 4.155 kms pada tahun 2004-2009 (masa Pemerintahan KIB II);. Target penambahan panjang
Pemerintahan KIB I), dan 3.147 kms selama kurun jaringan distribusi dari tahun 2004 sampai dengan
waktu tahun 2009-2012 (masa Pemerintahan KIB II). akhir tahun 2014 adalah 174.202 kms
Target penambahan panjang transmisi pada tahun
2013 melalui pendanaan APBN adalah 1.949 kms, Target penambahan panjang jaringan distribusi
namun hanya terealisasi sepanjang 360 kms. Hal pada tahun 2013 melalui pendanaan APBN adalah
ini akibat banyaknya kendala dalam pembebasan 9.256,74 kms, namun terealisasinya lebih besar
tanah. yaitu 12.702,6 kms. Hal ini mengingat adanya
pemanfaatan anggaran sisa pelelangan.
2.3. Jaringan Gardu Distribusi
Fokus pengembangan dan investasi sistem distribusi 4. Investasi bidang ketenagalistrikan
(jaringan dan gardu distribusi) secara umum
diarahkan pada 4 hal, yaitu: perbaikan tegangan Pada tahun 2012 realisasi investasi sektor
pelayanan, perbaikan SAIDI dan SAIFI, penurunan Ketenagalistrikan mencapai US$ 7,41 miliar,
susut teknis jaringan, dan rehabilitasi jaringan sedangkan tahun 2013 ini investasi sektor
yang tua. Kegiatan selanjutnya adalah investasi Ketenagalistrikan dari target US$ 6.42 miliar hanya
perluasan jaringan untuk melayani pertumbuhan tercapai US$ 3,87 miliar atau sekitar 60,35%. Tidak
dan perbaikan sarana pelayanan. tercapainya rencana investasi tahun 2013 disebabkan
oleh terkendalanya proyek-proyek ketenagalistrikan
Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, akibat adanya permasalahan-permasalahan seperti
besi atau kayu), jenis saluran (saluran udara, kabel pengadaan lahan, perizinan daerah, dan kendala
bawah tanah), sistem jaringan (radial, loop atau teknis pembangkit, serta terlambatnya penerbitan
spindle), perlengkapan (menggunakan recloser DIPA SLA.

Menteri ESDM Jero Wacik menyaksikan penandatanganan MOU antara PLN dan mitra kerja untuk meningkatkan investasi di sektor ketenagalistrikan.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 15


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

5 Kerjasama Ketenagalistrikan mendorong sektor swasta/bisnis untuk melakukan


kerjasama bisnis. Di samping itu, melalui PLN
A. Kerjasama Bilateral dan Dalam Negeri wilayah Papua dan Papua Barat dengan PNG Power
telah menginisiasi kesepakatan jual beli listrik lintas
1. China (RRT) batas pada tanggal 3 Juni 2013.

Pemerintah China melalui Kementerian Ekonominya 6. Korea Selatan


mendorong kerjasama yang lebih erat terkait Pada tanggal 29-30 April 2013, di Bali, Indonesia,
kerjasama ekonomi antara kedua negara, diadakan pertemuan the 6th Indonesia – Korea
diantaranya dengan kesepakatan Indonesia – China Energy Forum (IKEF). Pada pertemuan tersebut,
Five-Years Development Program for Economic and terkait sektor ketenagalistrikan dibahas tentang
Trade Cooperation. Terkait sektor energi, proyek- kebijakan investasi ketenagalistrikan di Indonesia
proyek dalam Fast-Track 10.000 MW tahap I dan dan proyek MP3EI 2011 – 2015, kebijakan dan
II merupakan proyek bersifat open tender dengan infrastruktur ketenagalistrikan termasuk mekanisme
beberapa diantaranya telah masuk dalam Rencana investasi ketenagalistrikan dan kebijakan feed-in
Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). tariff untuk pembangkit listrik yang menggunakan
energi terbarukan.
2. Rusia
Pemerintah Rusia menginisiasi pembahasan 7. Jepang
Memorandum of Understanding (MOU) kerjasama Pada tanggal 18 Maret 2013, delegasi FEC Jepang
energi antara kedua negara, di mana saat ini masih berkunjung ke Ditjen Ketenagalistrikan untuk
terus dibahas secara bilateral. courtesy call penjajakan investasi ketenagalistrikan.
Dan pertemuan bilateral the 1st IJEF dilaksanakan
3. Jerman di Tokyo, Jepang. Pertemuan tersebut merupakan
Jerman sebagai negara mitra yang potensial dalam forum penerus pertemuan reguler Indonesia
kerjasama ketenagalistrikan, mengingat Jerman – Japan Energy Round Table (IJERT) ke-12 yang
sebagai salah satu negara maju dalam investasi terakhir berlangsung pada 17 Oktober 2011 di
infrastruktur tenaga listrik, termasuk diantaranya Tokyo, Jepang. Forum IJERT tidak dilanjutkan karena
pembangkitan, transmisi, distribusi dan manufaktur inisiatornya dari pihak Jepang sudah tidak dapat
perangkat/peralatan listrik. Peningkatan kapasitas meneruskannya, sehingga METI Jepang menginisiasi
tenaga ahli teknik Indonesia melalui seminar, IJEF sebagai penerusnya.
workshop ataupun pertukaran tenaga ahli melalui
internship di industri juga merupakan potensi 8. Amerika Serikat (U.S.)
kerjasama yang sangat baik. Sebagai tindak lanjut pertemuan the 4th Indonesia
Perkembangan terakhir kerjasama energi dengan – U.S. Energy Policy Dialogue yang berlangsung pada
Jerman yaitu dengan program Implementation tanggal 14 – 15 Mei 2012 di Surabaya, di mana salah
Agreement of Government to Government terkait satu hasilnya adalah sejumlah inisiatif kerjasama,
kerjasama teknik Promotion of Least Cost Renewable diantaranya pendanaan energy efficiency and
Energy in Indonesia (LCORE- INDO). Fokus utama renewable energy program, Millenium Challenge
program ini adalah mendukung penyediaan EBT Corporation Grant For Green Prosperity Project,
yang lebih ekonomis khususnya untuk remote area. Shale Gas Hydrocarbon Resource Study Mission,
Treasury Grant For PLN Advisor, Kerjasama dengan
4. Slovakia USTDA, Increasing the overseas private investment
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Slovakia corporation (OPIC) dan melanjutkan kerjasama R&D
pada tanggal 2 Desember 2013 di Bali, Indonesia terkait microalgae dan second generation biofuel.
menandatangani Agreed Minutes of the 3rd Session Terkait dengan Treasury Grant for PLN Advisor
of the Joint Commission on Economic Cooperatioon adalah bantuan teknis (technical assistance)
between the Government of ther Republic of berupa penempatan tenaga ahli U.S. di PLN
Indonesia and the Government of the Slovak khusus untuk memberikan dukungan kepada PLN
Republic sebagai dasar kerjasama mendatang. dalam pemanfaatan energi terbarukan di sektor
ketenagalistrikan.
5. Papua Nugini (PNG)
Menteri ESDM bertemu dengan Minister for 9. Australia
Public Enterprise and State Investment, Papua Pemerintah Australia melaksanakan workshop
New Guinea pada tanggal 21 Mei 2013 di Jakarta. Grid Interconnection between Australia and
Pada kesempatan tersebut kedua menteri sepakat Southeast Asia to Catalyse Regional Generation and
meningkatkan kerjasama energi dan sumberdaya Distribution of Renewable Energy yang dilaksanakan
mineral khususnya di wilayah perbatasan, termasuk pada tanggal 29 – 30 Juli 2013 di Sydney, Australia
16 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Menteri ESDM Jero Wacik bersama para SOE Leader bidang energi negara-negara ASEAN dalam the 31st ASEAN SOME, Juni 2013.

untuk membuka peluang interkoneksi antar benua para Menteri Energi di kawasan ASEAN dan dengan
Australia – Asia melalui Indonesia, interkoneksi lintas mitra wicaranya. Seluruh rangkaian pertemuan
batas negara yang menggunakan pembangkitan berlangsung pada tanggal 23 – 27 September
energi terbarukan. 2013 di Nusa Dua, Bali. dalam pertemuan tersebut
dibahas sejumlah pencapaian kerjasama energi
B. Kerjasama Regional dan Multilateral di kawasan ASEAN oleh sepuluh negara anggota
ASEAN, dan kerjasama dengan mitra wicara dan
1. Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) organisasi internasional.
Kerjasama energi ASEAN merupakan backbone
menuju pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community) dan Komunitas
ASEAN (ASEAN Community) pada tahun 2015.
Kerjasama energi ASEAN telah berlangsung lebih
dari tiga dekade berkembang dan mengalami
sejumlah pasang surut.
Untuk mengukur pencapaian dan kendala dalam
pelaksanaan kerjasama energi, maka disepakati
dokumen APAEC (ASEAN Plan of Action on Energy
Cooperation) sebagai panduan. Saat ini, APAEC 2010-
2015 sebagai hasil pertemuan the 28th AMEM, Viet
Nam, 23 Juli 2010, di mana saat ini telah dilakukan
Mid-Term Review APAEC 2010-2015 dan telah
dilaporkan kepada para Menteri Energi ASEAN pada
pertemuan the 31st AMEM 2013 Bali, dan APAEC Kronologis Pelaksanaan APG di Indonesia
2016-2020 saat ini dalam proses inisiasi.

Pada tahun 2013, Indonesia selaku Chairman


kerjasama energi ASEAN memiliki peran yang sangat
besar dalam memimpin dan mengarahkan sektor
energi, sekaligus sebagai tuan rumah Pertemuan
internasional the 31st Senior Official Meeting on
Energy & its Associated Meetings yang berlangsung
pada tanggal 24 – 28 Juni 2013 di Nusa Dua,
Bali, dan pertemuan the 31st ASEAN Ministers
on Energy Meeting (AMEM) and Its Associated
Meetings merupakan pertemuan rutin tahunan
CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 17
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Menteri ESDM Jero Wacik membuka the 31st ASEAN SOME di Nusa Dua, Bali.

ASEAN Power Grid baseload sebesar 50 MW dan peakload sebesar


hingga 180 MW dalam kurun waktu 5 tahun (2015-
MOU ASEAN Power Grid ditandatangani oleh para 2019) dan dapat diperpanjang lagi berdasarkan
Menteri Energi ASEAN pada tanggal 23 Agustus kesepakatan kedua belah pihak.
2007 di Singapura. Terlihat peta interkoneksi ASEAN
dan statusnya per tengah-tahun 2013. • Sumatera (Indonesia) – Semenanjung (Malaysia)
Pertukaran energi listrik kedua belah ruas
Terdapat 2 (dua) Flagship project ASEAN Power Grid dikarenakan perbedaan waktu beban puncak antara
di Indonesia: Indonesia dengan Malaysia. Jika di Indonesia beban
puncak akan terjadi pada sore hingga malam hari,
• Serawak (Malaysia) – Kalbar (Indonesia) sedangkan di Malaysia beban puncak akan terjadi
Program Sarawak-Kalimantan Barat akan pada siang hari. Program Peninsular – Sumatera ini
menghubungkan saluran listrik dari ruas Sarawak melewati selat Rupat dan selat Malaka, sehingga
dan Ruas Kalimantan Barat, dimana dari kedua dalam pembangunan jalur transmisi listrik nantinya
ruas ini akan terjadi transfer energi. PLN berencana akan ada bagian yang melewati bawah laut (undersea
membeli tenaga listrik dari Sarawak melalui transmisi transmission).
interkoneksi 275 kV yang berkapasitas lebih dari
200 MW. PLN bermaksud mengimpor tenaga listrik

Pelaksanaan the 31st AMEM di Nusa Dua, Bali, September 2013.

18 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Indonesia menyediakan fasilitas perkantoran dan


Trans-ASEAN Gas Pipeline fasilitas lainnya di gedung ACE di kompleks Direktorat
Jenderal Ketenagalistrikan. ACE dibentuk dengan
MOU TAGP ditandatangani oleh pada Menteri Energi harapan menjadi hub/katalis bagi pertumbuhan
ASEAN pada tanggal 5 Juli 2002 di Bali. ekonomi dan pembangunan di wilayah ASEAN
Terlihat peta jaringan gas Trans-ASEAN Gas Pipeline. dengan memulai, mengkoordinasi dan memfasilitasi
kegiatan regional serta bersama dan kolektif bidang
Beberapa manfaat Trans ASEAN Gas Pipeline bagi energi.
Indonesia:
• Memperbesar pasokan keamanan energi dan 2. IEA (International Energy Agency)
mempromosikan diversifikasi energi untuk IEA dibentuk untuk memenuhi kebutuhan organisasi
mengurangi ketergantungan pada minyak; negara industrial pada saat krisis minyak tahun
• Meningkatkan nilai dari kelebihan sumber daya 1973–1974. Hanya negara anggota OECD secara
gas di kawasan ASEAN (terutama untuk negara otomatis negara anggota IEA. Kecuali Chile, Estonia,
Myanmar dan Indonesia); Iceland, Israel, Mexico, dan Slovenia. Tahun 2013,
• Meningkatkan pendapatan untuk negara- Estonia diundang menjadi negara anggota ke 29
negara pengekspor gas (terutama untuk negara IEA. Terhadap IEA, Indonesia sebatas sebagai negara
Myanmar dan Indonesia); mitra bagi IEA.
• Membuat infrastruktur gas lokal/pasar dan
industrialisasi ekonomi regional; 3. ERIA (Economic Research Institute for ASEAN
• Mempromosikan pemakaian gas alam sebagai and East Asia)
energi yang lebih ramah lingkungan; ERIA dibentuk pada saat pertemuan the 3rd East
• Mempromosikan kerjasama regional untuk Asia Summit bulan November 2007, dengan
memperkuat keamanan energi dan mengurangi kesepakatan para pimpinan pada pertemuan the
ketergantungan terhadap impor energi/gas 3rd EAS. (EAS: ASEAN, Australia, China, India, Japan,
dari luar ASEAN, meredam efek eksternal yang Republic of Korea, and New Zealand). Setelah
berkaitan dengan ketidakpastian ketersediaan kesepakatan pada pertemuan EAS ke-3, perjanjian
energi/gas dan ketidakpastian harga gas. formal untuk mendukung status ERIA sebagai
Organisasi Internasional disimpulkan pada tanggal
C. Indonesia – Internasional Organization 30 Desember 2008 antara Pemerintah Indonesia
1. ACE (ASEAN Center for Energy) dan Sekretariat ASEAN. ERIA banyak melakukan
Pada tanggal 4 Januari 1999 ASEAN Center for studi terkait sektor energi ASEAN.
Energy (ACE) terbentuk. Sebagai negara tuan rumah,

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 19


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

5. APERC IEEJ (Asia Pacific Energy Research B. Bidang Pengusahaan Ketenagalistrikan


Centre, The Institute of Energy Economics, Japan)
The Asia Pacific Energy Research Centre (APERC)
didirikan pada bulan Juli 1996 di Tokyo. Tujuan utama 1. Pelayanan Penetapan Wilayah Usaha Penyediaan
dari APERC adalah melakukan penelitian untuk Tenaga Listrik
mendorong pemahaman antara anggota APEC dari
outlook energi, perkembangan pasar regional dan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
kebijakan. Sejumlah pejabat Ditjen Ketenagalistrikan 2009 tentang Ketenagalistrikan, usaha penyediaan
pernah sebagai Visiting Researcher di APERC. tenaga listrik dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang
6. KEMCO / KEPCO penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah
Program kerjasama ASEAN+3 CDM dimulai dan pemerintah daerah. Sesuai dengan prinsip
pada tahun 2009 dengan dukungan teknis dan otonomi daerah, telah diatur secara jelas pembagian
pembiayaan oleh Ministry of Knowledge Economy kewenangan antara pemerintah, pemerintah
(MKE) melalui the Korean Energy Management provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam
Corporation (KEMCO) of the Republic of Korea. penyelenggaraan ketenagalistrikan.
Pada tahun 2011, kerjasama tersebut memasukkan
NAMA. Pada tahun 2013, the ASEAN+3/SOME+3 Penyelenggaraan usaha penyediaan tenaga listrik
menyepakati perubahan judul program menjadi oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dilakukan
ASEAN+3 Mitigation Cooperation Programme. oleh badan usaha milik negara (BUMN) dan
Tujuan program untuk mendorong kerjasama antara badan usaha milik daerah (BUMD). Namun, untuk
cooperation Korea dan ASEAN dalam bidang CDM/ lebih meningkatkan kemampuan Negara dalam
NAMA, mengembangkan kandidat proyek CDM dan penyediaan tenaga listrik, diberikan kesempatan
menyediakan informasi pre-feasibility study dan data kepada badan usaha swasta, koperasi, dan swadaya
yang mendukung pengembangan proyek bersama masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha
KEMCO (Korea Energy Management Corporation), penyediaan tenaga listrik. Meskipun demikian,
ACE dan KICs (Korea Investment Corporation) dan BUMN diberi prioritas pertama melakukan usaha
kegiatan terkait. penyediaan tenaga listrik.
7. JICA (Japan International Cooperation Agency) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan
JICA telah cukup lama terlibat dalam kegiatan terkaitumum dilaksanakan berdasarkan izin usaha
energi baik di Indonesia maupun di kawasan ASEAN. penyediaan tenaga listrik yang ditetapkan sesuai
Untuk kemudahan koordinasi, JICA menempatkan dengan jenis usaha, yaitu usaha pembangkitan
JICA Advisor for Energy Power and Energy Policy tenaga listrik, usaha transmisi tenaga listrik, usaha
to the Ministry of Energy and Mineral Resources distribusi tenaga listrik, dan/atau usaha penjualan
(MEMR), Mr. Yano Tomosaburo yang bertugas 25 tenaga listrik. Usaha penyediaan tenaga listrik untuk
September 2011 - 24 Maret 2014. kepentingan umum tersebut dapat dilakukan secara
terintegrasi yang dilakukan oleh 1 (satu) badan usaha
8. GIZ (Deutsche Gesellschaft fur Internationale dan dalam 1 (satu) wilayah usaha. Pembatasan
Zussamenarbeit (GIZ) GMBH) wilayah usaha tersebut juga berlaku untuk usaha
The ASEAN Renewable Energy Support Programme penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum
(RESP) adalah program kerjasama teknik antara yang hanya meliputi distribusi tenaga listrik dan/
ACE dan Germany melalui BMZ dan GIZ. Proyek atau penjualan tenaga listrik.
dimulai pada bulan Desember 2010 dan berakhir
pada bulan Oktober 2013. Tujuan utama proyek Izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk
ASEAN-RESP tersebut adalah untuk meningkatkan kepentingan umum ditetapkan oleh Pemerintah atau
pra-kondisi untuk meningkatkan pemanfaatan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
energi terbarukan pada pembangkitan tenaga listrik Sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah
dalam kawasan ASEAN. ASEAN-RESP mendukung Nomor 14 Tahun 2012 bahwa untuk usaha distribusi,
kegiatan dan institusi regional yang telah ada untuk usaha penjualan, dan usaha penyediaan tenaga
memperkuat pemanfaatan energi terbarukan di listrik yang terintegrasi, permohonan izin usaha
kawasan ASEAN. penyediaan tenaga listrik diajukan oleh pemohon
setelah memperoleh wilayah usahapenyediaan
tenaga listrik, yaituwilayah yang ditetapkan oleh
Menteri sebagai tempat badan usaha distribusi
dan/ atau penjualan tenaga listrik melakukan usaha
penyediaan tenaga listrik. Oleh karena itu, pelayanan
penetapan wilayah usaha menjadi penting dalam
20 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

rangka mendukung terlaksananya usaha penyediaan keandalan yang baik; atau


tenaga listrik untuk kepentingan umum. 3. Wilayah Usaha yang sudah ada mengembalikan
sebagian atau seluruh Wilayah Usaha kepada
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Menteri.
Tahun 2012 bahwa untuk mendapatkan wilayah
usaha,pelaku usaha mengajukan permohonan Pemberian atau penolakan permohonan Wilayah
penetapan wilayah usaha kepada Menteri dengan Usaha diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
dilengkapi persyaratan administratif dan teknis kerja setelah permohonan diterima secara lengkap
Selanjutnya pada Pasal 19 ayat (2) Peraturan dan dalam hal permohonan Wilayah Usaha ditolak,
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 menyebutkan harus diberitahukan secara tertulis disertai dengan
bahwa untuk memperoleh wilayah usaha, pemohon alasan penolakannya.
yang akan melakukan usaha penyediaan tenaga listrik
yang izinnya diberikan oleh gubernur atau bupati/ Selama periode Januari s.d. Desember 2013 telah
walikota mengajukan permohonan penetapan terdapat 6 (enam) buah penetapan wilayah usaha,
wilayah usaha kepada Menteri setelah memperoleh yaitu:
rekomendasi dari gubernur atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya. 1. Wilayah Usaha PT Makmur Sejahtera Wisesa
Secara lebih terperinci, tata cara permohonan PT Makmur Sejahtera Wisesa merupakan salah
wilayah usaha penyediaan tenaga listrik satu anak perusahaan PT Adaro Energy, Tbk yang
sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri khusus mengelola pembangkit tenaga listrik
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun untuk menggerakkan fasilitas peremukan dan
2012. Untuk memperoleh wilayah usaha, Badan pengangkutan lapisan penutup serta mendukung
Usaha mengajukan permohonan secara tertulis operasi penambangan untuk PT Adaro Indonesia.
kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Usaha PT Makmur Sejahtera Wisesa
melalui Direktur Jenderal Ketenagalistrikan dengan berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan
melengkapi beberapa persyaratan, yaitu: Sumber Daya Mineral Nomor 522 K/20/DJL.3/2013
tanggal 18 Maret 2013 dengan wilayah usaha
1. Identitas pemohon, yaitu berupa akta pendirian adalah Kawasan Operasional Tambang PT Adaro di
perusahaan dan perubahannya; Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.Saat ini PT
2. Pengesahan badan usaha dari instansi yang Makmur Sejahtera Wisesa telah membangun PLTU
berwenang; Mulut Tambang berkapasitas 2x30 MW.
3. Profil pemohon;
4. NPWP 2. Wilayah Usaha PT PLN Tarakan
5. Kemampuan pendanaan; PT Pelayaanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN
6. Batasan Wilayah Usaha dan peta lokasi yang Tarakan) adalah salah satu Anak Perusahaan PT PLN
dilengkapi dengan titik koordinat; (Persero) berkedudukan di Tarakan, dan dibentuk
7. Analisis kebutuhan dan rencana usaha berdasarakan Surat Keputusan Direksi PT PLN Tarakan
penyediaan tenaga listrik di Wilayah Usaha yang No. 258-1/010/DIR/2003 tanggal 17 Oktober 2003.
diusulkan; dan Sebelum berubah status menjadi anak perusahaan,
8. Rekomendasi dari gubernur dalam hal PT PLN Tarakan berada dibawah struktur organisasi
Wilayah Usaha yang dimohon mencakup lintas PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan,
kabupaten/kota; atau Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur yang
9. Rekomendasi bupati/walikota dalam hal Wilayah berkedudukan di Banjar Baru. Telah diterbitkan
Usaha yang dimohon dalam wilayah kabupaten/ penetapan wilayah usaha PT PLN tarakan melalui
kota. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 724 K/20/DJL.3/2013.
Selain persyaratan administratif sebagaimana
tersebut di atas, terdapat persyaratan kondisi dalam 3. Wilayah Usaha PT Batamindo Invesment
penetapan wilayah usaha, sebagaimana disebutkan Cakrawala
pada Pasal 3 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Wilayah usaha PT Batamindo Invesment Cakrawala
Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2012, dimana wilayah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Energi dan
usaha dapat ditetapkan dalam hal: Sumber Daya Mineral Nomor 756 K/20/DJL.3/2013
tanggal 16 Mei 2013, yaitu meliputi Kawasan Industri
1. Wilayah yang diusulkan belum terjangkau oleh Batamindo di Kota Batam. Sehingga total waktu
pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada; yang diperlukan dalam penetapan wilayah usaha PT
2. Pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada tidak Batamindo Invesment Cakrawala.
mampu menyediakan tenaga listrik atau jaringan
distribusi tenaga listrik dengan tingkat mutu dan 4. Wilayah Usaha PT Dian Swastatika Sentosa –
CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 21
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Serang Mill dan Tangerang Mill Dengan demikian, selain pembangkit tenaga listrik
PT DSS merupakan salah satu anak perusahaan yang dikembangkan oleh PLN, terdapat proyek
PT Indah Kiat Pulp & Paper yang didirikan khusus pembangkit tenaga listrik yang saat ini dalam tahap
untuk mengelola pembangkit tenaga listrik dalam pembangunan.
kelompok perusahaan tersebut, yaitu di Kabupaten Dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 35
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha
Serang. Ketenagalistrikan, disebutkan bahwa Pemegang IUPL
wajib menyelesikan pembangunan instalasi tenaga
a. PT Dian Swastatika Sentosa – Serang Mill listrik sesuai dengan yang disyaratkan dalam IUPL.
Penetapan wilayah usaha PT Dian Swastatika Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembang
Sentosa– Serang Mill ditetapkan melalui Keputusan pembangkit tenaga listrik yang telah melakukan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor kontrak dengan PT PLN (Persero) memiliki IUPL
954 K/20/DJL.3/2013 tanggal 1 Agustus 2013, yaitu harus segera melaksanakan pembangunan setelah
meliputi Wilayah Pabrik PT Indah Kiat Pulp & Paper memperoleh IUPL.
di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Adapun mekanisme permohonan IUPL sesuai dengan
Pasal 6 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
b. PT Dian Swastatika Sentosa – Tangerang Mill Mineral Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penetapan wilayah usaha PT Dian Swastatika Perizinan Usaha Ketenagalistrikan adalah bahwa
Sentosa– Tangerang Mill ditetapkan melalui pemohon mengajukan permohonan IUPL secara
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tertulis kepada Menteri Energi dan Sumber Daya
Nomor 1136 K/20/DJL.3/2013 tanggal 23 Oktober Mineral melalui Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
2013, yaitu meliputi Wilayah Pabrik PT Indah Kiat dengan formulir adalah sebagaimana terlampir
Pulp & Paper di KotaTangerang Selatan Provinsi pada Lampiran I Peraturan Menteri ESDM Nomor
Banten. 35 Tahun 2013 tersebut, dengan melampirkan
persyaratan administratif dan persyaratan teknis
5. Wilayah Usaha PT Tunas Energi yang diperlukan sesuai dengan jenis usahanya.
Persyaratan administrasi yang harus dilampirkan
PT Tunas Energi merupakan perusahaan penyedia oleh pemohon IUPL meliputi:
tenaga listrik yang berlokasi di Kawasan Industri a. Identitas pemohon;
Tunas (Tunas Industrial Estate) Kota Batam. Wilayah b. Pengesahan sebagai badan hukun Indonesia
usaha PT Tunas Energi ditetapkan melalui Keputusan bagi badan usaha milik negara, badan usaha
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor milik daerah, badan usaha swasta, dan koperasi;
1260 K/20/DJL.3/2013 tanggal 20 Desember 2013, c. Pengesahan sebagai badan hukum Indonesia
yaitu meliputi Kawasan Industri Tunas di Kota Batam. bagi swadaya masyarakat yang berbentuk badan
Dari keseluruhan penetapan wilayah usaha hhukum;
penyediaan tenaga listrik yang telah ditetapkan, d. Profil perusahaan;
rata-rata waktu yang dibutuhkan kurang dari 8 e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
(delapan) hari setelah persyaratan diterima secara f. Kemampuan pendanaan
lengkap dan benar.
Persyaratan administrasi tersebut di atas harus
dipenuhi oleh pemohon Koperasi, BUMD dan swasta,
2. Pelayanan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sedangkan untuk pemohon lembaga swadaya
masyarakat dan perorangan kewajiban untuk profil
Pemerintah berupaya agar tenaga listrik senantiasa perusahaan (c) tidak berlaku.
tersedia dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu, Persyaratan teknis yang harus dilampirkan oleh
selain pengembangan tenaga listrik oleh PT PLN, pemohon IUPL meliputi:
pemerintah juga membuka kesempatan kepada a. Studi kelayakan usaha Penyediaan Tenaga Listrik;
sektor swasta untuk ikut berpartisipasi dalam usaha b. Lokasi instalasi kecuali untuk Usaha Penjualan
penyediaan tenaga listrik melalui skema jual beli Tenaga Listrik;
tenaga listrik Independent Power Producer (IPP). c. Izin lokasi dari instansi yang berwenang kecuali
Terbukanya kesempatan untuk berpartisipasi untuk Usaha Penjulan Tenaga Listrik
mendapat sambutan yang baik dari kalangan d. Diagram satu garis (single line diagram);
dunia usaha, terbukti dengan telah diterbitkannya e. Jenis dan kapasitas usaha yang akan dilakukan;
sejumlah izin usaha bagi pengembang listrik f. Jadwal pembangunan;
swasta yang akan menjual tenaga listriknya ke PLN. g. Jadwal pengoperasian; dan
Sejumlah proyek listrik swasta telah dikembangkan h. Persetujuan harga jual tenaga listrik atau sewa
dalam berbagai tahapan yaitu tahap operasi, Jaringan Tenaga Listrik dari Menteri, dalam hal
pembangunan, pendanaan maupun tahap negosiasi. permohonan Izin Usaha Penyediaan Tenaga
22 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Listrik diajukan untuk Usaha Pembangkitan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik selaku calon
Tenaga Listrik, Usaha Transmisi Tenaga Listrik, pembeli tenaga listrik atau penyewa Jaringan
atau Usaha Distribusi Tenaga Listrik. Tenaga Listrik untuk Usaha Pembangkitan
Tenaga Listrik, Usaha Transmisi Tenaga Listrik,
Apabila persyaratan tersebut dipenuhi oleh atau Usaha Distribusi Tenaga Listrik.
pemohon IUPL, maka IUPL dapat diberikan untuk
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun. Proses pemohonan hingga diterbitkannya IUPL atau
IUPL-Sementara adalah paling lama 20 (dua puluh)
Khusus untuk usaha pembangkitan tenaga listrik atau hari kerja sejak diterimanya permohonan IUPL atau
usaha transmisi, sebelum IUPL dikeluarkan, terlebih IUPL-Sementara secara lengkap. Artinya, pemohon
dahulu dikeluarkan IUPL-Sementara bagi koperasi IUPL atau IUPL-Sementara diminta kesadarannya
dan Badan Usaha lain (BUMD, swasta, swadaya untuk melengkapi terlebih dahulu dokumen-
masyarakat dan perorangan) yang telah memenuhi dokumen yang diminta sebelum mengajukan secara
persyaratan administrasi dan persyaratan teknis resmi permohonan IUPL atau IUPL-Sementara
untuk IUPL Sementara. Pertimbangan ini diberikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
mengingat bahwa proses pembangunan pembangkit cq. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan agar proses
tenaga listrik atau transmisi membutuhkan waktu permohonan tersebut dapat diproses secara cepat.
yang cukup lama, padat modal dan penuh resiko Adanya kekurangan atau ketidakbenaran di dalam
sehingga umumnya pemberi pinjaman uang pemberian data akan menyebabkan terlambat dan
(Lender) kurang yakin untuk memberikan pinjaman terhambatnya proses permohonan IUPL atau IUPL-
uang untuk investasi di bidang usaha ini jika belum Sementara itu sendiri. Sehingga dalam hal ini, Menteri
bisa dipastikan bahwa kegiatan ini telah disetujui Energi dan Sumber Daya Mineral cq. Direktorat
pembangunannya oleh Pemerintah yang dalam hal Jenderal Ketenagalistrikan harus memberitahukan
ini adalah dikeluarkannya IUPL. Oleh karena itu, secara tertulis disertai dengan alasan paling lambat
untuk memberikan kepastian kepada Lender bahwa 30 (tiga puluh) hari setelah permohonan diterima
pembangunan pembangkit atau transmisi tersebut apabila menolak permohonan IUPL atau IUPL-
secara prinsip disetujui oleh Pemerintah dan Sementara tersebut.
sambil pengembang juga melengkapi persyaratan-
persyaratan IUPL lainnya, Pemerintah mengeluarkan IUPL Sementara dapat dilakukan perpanjangan
terlebih dahulu apa yang disebut dengan IUPL- dengan mengajukan permohonan perpanjangan
Sementara. IUPL paling lambat 60 hari sebelum IUPL tersebut
berakhir. Permohonan perpanjangan Izin Usaha
Adapun mekanisme permohonan IUPL-Sementara Penyediaan Tenaga Listrik sementara harus
yaitu bahwa pemohon mengajukan permohonan dilengkapi dengan:
IUPL-Sementara tersebut secara tertulis kepada 1. Persyaratan administratif dan teknis;
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan dengan formulir 2. Rekomendasi dari calon pembeli tenaga listrik
adalah sebagaimana terlampir pada Lampiran dan/atau penyewa Jaringan Tenaga Listrik; dan
I Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 3. Laporan pelaksanaan Izin Usaha Penyediaan
2013 tersebut dengan melampirkan persyaratan Tenaga Listrik Sementara.
administratif dan persyaratan teknis yang diperlukan
sesuai dengan jenis usahanya. IUPL dapat saja dialihkan kepada pihak lain, tetapi
Persyaratan administrasi yang harus dilampirkan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
oleh pemohon IUPL-Sementara meliputi: Direktur Jenderal Ketenagalistrikan atas nama
1. Identitas pemohon; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Dimana
2. Profil perusahaan; dan untuk mendapatkan persetujuan tertulis atas
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). pengalihan IUPL tersebut, pihak lain tersebut
yang akan mengambil alih IUPL harus memenuhi
Persyaratan administrasi tersebut di atas harus persyaratan administrasi dan persyaratan lain sesuai
dipenuhi oleh pemohon Koperasi, BUMD dan perundang-undangan.
swasta, sedangkan untuk pemohon lembaga
swadaya masyarakat dan perorangan kewajiban Realisasi pelaksanaan kegiatan pelayanan publik
untuk melengkapi akta pendirian perusahaan (a) di Subdit Pelayanan dan bimbingan usaha tenaga
dan profil perusahaan (b) tidak berlaku. listrik meliputi pelayanan Izin usaha penyediaan
Persyaratan teknis yang harus dilampirkan oleh tenaga Listrik (IUPL) dan IUPL-sementara. Jumlah
pemohon IUPL Sementara meliputi: penerbitan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
1. Studi kelayakan awal (pre-feasibility study); (IUPL) Sementara untuk Tahun 2013 adalah
2. Surat penetapan sebagai calon pengembang sebanyak 47 izin dan jumlah IUPL yang terbit tahun
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dari pemegangn 2013 sebanyak 34 Izin.
CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 23
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Ombudsman Republik Indonesia telah melakukan Listrik.


penilaian terhadap pelayanan perizinan usaha • Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun
penyediaan tenaga listrik secara pelaksanaan 2012 tentang Penugasan PT PLN (Persero)
kegiatan pelayanan publik di Direktorat Pembinaan Untuk Melakukan Pembelian Tenaga Listrik
Pengusahaan Ketenagalistrika, DJK dengan hasil Dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Dan
penilaian 825 dan secara umum Kementerian ESDM Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik Oleh
mendapatkan nilai rata-rata 813 PLN (Persero) Dari Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi.
• Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2013
3. Pelayanan Persetujuan Harga Jual Tenaga Listrik tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT PLN
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik, PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(Persero) dapat melakukan pembelian tenaga listrik Fotovoltaik
dari koperasi dan Badan Usaha Lain dengan skema • Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun
Independent Power Producer (IPP). Pembelian 2013 tentang Pembelian tenaga listrik oleh PT
tenaga listrik dilakukan melalui pelelangan umum, PLN (Persero) dari Pembangkit listrik Berbasis
penunjukan langsung atau pemilihan langsung. Sampah Kota.
Pembelian tenaga listrik yang dilakukan melalui
penunjukan langsung adalah dalam hal:
1. pembelian tenaga listrik dari pembangkit tenaga
listrik yang menggunakan energy terbarukan Pada tahun 2013 Menteri ESDM telah menerbitkan
antara lain mini/mikrohidro, panas bumi, persetujuan harga jual tenaga listrik sebanyak 11
biomasa, angin dan surya; gas marjinal ; batubara Proyek yaitu
di mulut tambang ; dan energy setempat lainnya; • 6 proyek PLTU : PLTU Kendari, PLTU Cilacap
2. pembelian kelebihan tenaga listrik; Ekspansi, PLTU Lombok Timur, PLTU Sorong,
3. sistem tenaga listrik setempat dalam kondisi PLTU Nabire, dan PLTU Biak.
krisis penyediaan tenaga listrik; atau • 1 proyek PLTP : Jaboi
4. penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik • 2 proyek PLTA : PLTA Ir. H. Djuanda dan PLTA
pada pusat pembangkit tenaga listrik yang telah Semangka.
beroperasi di lokasi yang sama oleh koperasi, • 2 persetujuan penambahan transmisi dan
Badan Usaha Milik Daerah, swasta, swadaya peluasan gardu induk : PLTP Ijen dan PLTP
masyarakat, dan perorangan selaku Pemegang Ungaran.
lzin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk
Kepentingan Umum. 4. Penggunaan Energi Mix Untuk Pembangkit
Tenaga Listrik
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun
2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal 5 disebutkan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
kewenangan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan 2009 bahwa Pemanfaatan sumber energi primer
antara lain adalah menetapkan persetujuan harga jual yang terdapat di dalam negeri dan/atau berasal
tenaga listrik dari pemegang izin usaha penyediaan dari luar negeri harus dimanfaatkan secara
tenaga listrik yang ditetapkan oleh Pemerintah dan optimal sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tentang untuk menjamin penyediaan tenaga listrik yang
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik pada berkelanjutan serta pemanfaatan sumber energi
pasal 39 ayat (1) bahwa Harga jual tenaga listrik primer yang terdapat di dalam negeri diutamakan
wajib mendapatkan persetujuan Menteri, Gubernur, untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional.
atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya. Untuk
itu harga jual tenaga listrik yang telah disepakati Pembangkitan tenaga listrik merupakan faktor
(harga negosiasi) antara Pengembang (IPP) dengan terpenting yang mempengaruhi biaya penyediaan
PT PLN (Persero) wajib mendapatkan persetujuan tenaga listrik. Walaupun kita memiliki sumber daya
oleh Menteri ESDM. energi yang beraneka ragam, konsumsi BBM untuk
pembangkit tenaga listrik masih memberikan
Menteri ESDM telah menerbitkan Peraturan terkait efek signifikan dalam biaya penyediaan tenaga
pembelian tenaga listrik dari energy baru terbarukan, listrik. Oleh karena itu, Pemerintah secara
yaitu: berkesinambungan berupaya untuk memperbaiki
• Peraturan Menteri ESDM Nomor 04 Tahun 2012 energy mix pembangkitan tenaga listrik dengan
tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT menekan secara maksimal penggunaan BBM dalam
PLN (Persero) Dari Pembangkit Tenaga Listrik pembangkitan tenaga listrik. Pangsa pemakaian
yang menggunakan Energi Baru Terbarukan energi primer ditetapkan dalam Undang-
Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Undang APBN sebagai asumsi dalam penetapan
24 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

 
subsidi listrik. Pangsa energi primer BBM untuk
pembangkitan listrik secara umum turun dari tahun
ketahun. Pada tahun 2004 pangsa BBM mencapai
39% dan capaian realisasi pada tahun 2013 menurun
menjadi 12,54 % (Target APBN-P 2013 adalah
10,87%) dan ditargetkan pada tahun 2014 sebesar
9,70% (Gambar 3). Upaya yang dilakukan untuk
menekan penggunaan BBM antara lain: melalui
program diversifikasi bahan bakar pembangkit dari
BBM ke Non BBM (Program Percepatan Tahap 1 dan
2); larangan pembangunan pembangkit baru yang
menggunakan BBM dan mendorong pengembangan
pembangkit tenaga listrik dari energi terbarukan,
salah satunya melalui kebijakan Feed in Tariff.
Gambar Perkembangan Energy Mix Pembangkit Tenaga Listrik
Dalam rangka mengurangi konsumsi BBM secara
nasional termasuk BBM pada pembangkitan tenaga
listrik, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Menteri ESDM NO. 25 Tahun 2013 tentang tentang 5. Susut Jaringan
Perubahan atas Permen ESDM Nomor 32 Tahun
2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Di dalam suatu sistem tenaga listrik terdapat
Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai suatu faktor yang dinamakan faktor rugi rugi atau
Bahan Bakar Lain. Berdasarkan Peraturan tersebut, susut jaringan. Susut jaringan ini dapat ditemui
pembangkit tenaga listrik yang masih menggunakan di berbagai tempat pada jaringan tenaga listrik,
BBM wajib menggunakan bahan bakar nabati mulai dari pembangkitan, transmisi, sampai dengan
sebagai campuran BBM, pada tahun 2013 minimal kepada distribusi kepada konsumen. Susut jaringan
7,5% untuk biodiesel dan 1% untuk minyak nabati merupakan kehilangan energi listrik pada proses
murni. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan penyaluran tenaga listrik yang sifatnya tidak dapat
mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan dihindari, namun dapat diminimalkan terutama
pengawasan pelaksanaan mandatori pemanfaatan susut yang disebabkan oleh masalah non teknis.
BBN untuk pembangkit tenaga listrik milik PLN. Besar kecilnya susut jaringan mencerminkan efisiensi
Ditjen Ketenagalistrikan mendorong PLN melakukan dalam pengelolaan penyaluran tenaga listrik.
upaya-upaya dalam rangka implementasi mandatori Semakin kecil susut jaringan, semakin tinggi efisiensi
pemanfaatan BBN, yaitu: penyaluran tenaga listrik dan sebaliknya. Dengan
• ­Telah melakukan ujicoba penggunaan biodiesel susut yang kecil, berarti semakin sedikit energi listrik
pada PLTD hingga komposisi 100% biodiesel. yang hilang dan semakin banyak energi listrik yang
• Telah melakukan ujicoba penggunaan PPO pada dapat disalurkan/dijual kepada konsumen.
PLTD hingga kandungan 80% PPO dan 20% HSD.
• Sedang melakukan ujicoba penggunaan PPO Pemerintah bersama PT PLN (Persero) terus
pada PLTG BPPT dan PLTG Pauhlimo Padang berupaya agar susut jaringan ini dapat diminimalkan
(bekerja sama dengan BPPT). dengan melakukan upaya-upaya perbaikan jaringan
• Merencanakan ujicoba penggunaan biodiesel di tenaga listrik dan investasi pembangunan sarana
PLTG Tello Makassar. ketenagalistrikan. Upaya yang dilakukan Pemerintah
• Memanfaatkan campuran biodiesel-HSD yang dalam menurunkan susut jaringan cukup berhasil,
dipasok oleh Pemasok Utama pada PLTD. ini tampak dari data realisasi susut jaringan yang
• Memanfaatkan campuran PPO-HSD pada PLTD. menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012
• Melakukan negosiasi dengan Pemilik Pembangkit Susut Jaringan berada pada angka 9,24%, dan
Sewa untuk penggunaan minyak nabati. pada tahun 2013 dapat diturunkan lagi pada angka
• Menyusun standarisasi peralatan tambahan 9,05%. Upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan
yang dibutuhkan untuk pengoperasian mesin secara berkelanjutan dalam rangka menekan susut
pembangkit menggunakan minyak nabati. jaringan antara lain: meningkatkan kualitas jaringan
• Menghubungi produsen-produsen minyak distribusi; penambahan trafo distribusi sisipan
nabati untuk kerjasama jangka panjang. baru; meningkatkan penertiban pemakaian listrik,
termasuk Penerangan Jalan Umum dan pemakaian
listrik ilegal; dan mendorong penggunaan listrik
prabayar. Selain itu, untuk mendukung upaya
penurunan susut jaringan, Direktur Jenderal

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 25


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Gambar Realisasi susut jaringan PT PLN (Persero)

Ketenagalistrikan telah menerbitkan Peraturan Dirjen Pada tahun 2013 dilaksanakan penyesuaian tarif
Ketenagalistrikan Nomor 1257 K/20/DJL.3/2013 tenaga listrik secara bertahap sesuai dengan
tentang Tata Cara Permohonan dan Penetapan Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2012
Realisasi Susut Jaringan Tenaga Listrik pada PT PLN tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh
(Persero). PT PLN (Persero). Pada akhir tahun 2013 terdapat
4 (empat) golongan tarif yang diterapkan tarif
6. Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik dan Subsidi Listrik non subsidi yaitu golongan pelanggan Rumah
Tangga Besar (R-3 daya 6.600 VA ke atas), golongan
Untuk dapat mewujudkan subsidi listrik yang pelanggan Bisnis Menengah (B-2 daya 6.600 VA s.d
tepat sasaran dengan menentukan jenis golongan 200 kVA), golongan pelanggan Bisnis Besar (B-3
pelanggan yang seharusnya mendapatkan subsidi daya di atas 200 kVA), dan golongan pelanggan
listrik dan memisahkan dengan pelanggan yang Kantor Pemerintah Sedang (P-1 daya 6.600 VA s.d
mampu. Kondisi saat ini, seluruh golongan pelanggan 200 kVA). Untuk keempat golongan pelanggan tarif
mendapatkan subsidi listrik. Kedepannya nanti non subsidi tersebut pada tahun 2014 direncanakan
diharapkan subsidi listrik dapat diberikan hanya akan diterapkan tarif adjustment yang dilakukan
untuk golongan pelanggan yang tidak mampu. dengan mengacu pada perubahan indicator
Untuk mengendalikan besaran subsidi listrik, ekonomi makro yaitu Kurs, ICP dan inflasi.
Pemerintah bersama PT PLN (Persero) melakukan
langkah-langkah upaya penurunan Biaya Pokok Semenjak berlakunya kebijakan subsidi diperluas,
Penyediaan (BPP) Tenaga Listrik. Tarif Tenaga Listrik alokasi anggaran dan realisasi subsidi listrik sangat
(TTL) disesuaikan secara bertahap menuju harga berfluktuasi dan cenderung meningkat. Akibatnya,
keekonomian. komposisi subsidi listrik dari total subsidi dalam
APBN mengalami peningkatan dan menjadi salah
Sedangkan untuk meningkatnya efektifitas satu penyebab berkurangnya ruang fiskal. Kenaikan
pemberian subsidi listrik kepada pelanggan yang harga bahan bakar yang melampaui harga normal
tidak mampu yaitu seiring meningkatnya Biaya Pokok seperti kejadian tahun 2008 mengakibatkan
Penyediaan tiap tahunnya, maka subsidi listrik bagi pembengkakan subsidi yang cukup besar sehingga
semua golongan akan meningkat tapi kedepannya menimbulkan risiko kerentanan fiscal sustainability.
nanti pemberian subsidi listrik hanya akan diberikan Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur
kepada pelanggan yang tidak mampu sehingga bagi melalui pencapaian indikator kinerja sasaran yang
pelanggan mampu akan diterapkan tarif sesuai dikembangkan dari indikator kinerja program/
dengan harga biaya pokok penyediaannya. Dengan kegiatan rencana kinerja tahun 2013.
adanya pemberian subsidi listrik bagi pelanggan Tahun 2013 sesuai dengan APBN-P besaran
yang tidak mampu, maka subsidi dapat dikurangi subsidi listrik ditargetkan sebesar Rp 87,24 triliun.
dan menjadi nilai tambah untuk kesejahteraan Subsidi listrik diberikan kepada pelanggan dengan
masyarakat. golongan tarif yang HJTL (Harga Jual Tenaga Listrik)
26 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

rata-ratanya lebih rendah dari BPP (Biaya Pokok 7. Konsumsi Energi Listrik
Penyediaan) tenaga listrik. Formula perhitungan
subsidi saat ini adalah berdasarkan biaya pokok Tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang
penyediaannya, sementara pengendalian biaya menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan
didasarkan dibagi ke dalam allowable dan non- nasional dan penggerak roda perekonomian negara.
allowable. Hal ini menyebabkan permintaan akan tenaga
listrik yang terus meningkat. Pertambahan jumlah
Komponen BPP (Allowable cost) penduduk, pertumbuhan ekonomi, perkembangan
1. pembelian tenaga listrik termasuk sewa industri, kemajuan teknologi, dan meningkatnya
pembangkit standar kenyamanan hidup di masyarakat telah
2. biaya bahan bakar menyebabkan konsumsi energi listrik terus
3. biaya pemeliharaan, meliputi material dan jasa meningkat.
borongan
4. biaya kepegawaian Konsumsi energi listrik meningkat dari tahun ke
5. biaya administrasi tahun. Pada tahun 2013 konsumsi listrik mencapai
6. penyusutan atas aktiva tetap operasional 188 TWh dimana masih didamoniasi oleh sektor
7. beban bunga dan keuangan yang digunakan Rumah Tangga sebesar 41%, Industri 34%, Komersial
untuk penyediaan tenaga listrik 19%, dan Publik 6%.

Tidak Termasuk Komponen BPP (Non Allowable cost)

1. Biaya-biaya penyediaan tenaga listrik untuk 188

daerah-daerah yang tidak mengenakan Tarif Dasar 158


174

Listrik (TDL) 147


2. Beban usaha pada unit penunjang yaitu jasa 129
134
penelitian dan pengembangan, jasa sertifikasi, jasa 107
113
121

engineering, jasa dan produksi, jasa manajemen 91


100

konstruksi serta jasa pendidikan dan latihan 79 85


87

3. Biaya tidak langsung seperti pemeliharaan wisma 57


64 65
71

dan rumah dinas, pakaian dinas, asuransi pegawai, 50

perawatan kesehatan pegawai, penyisihan piutang


ragu-ragu, penyisihan material dan lain-lain

Realisasi subsidi listrik dari tahun 2003 sampai


1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013
dengan tahun 2013 terlihat pada tabel dibawah ini :
Gambar Konsumsi Energi Listrik

Tahun BPP Rata- TTL Rata-Ra- SUBSIDI


Rata ta (Rp/kWh) (Triliun Rp) 8. Penangan Pengaduan Konsumen Listrik dan
Tingkat Mutu Pelayanan Tenaga Listrik
2003 618 561 3,36
2004 597 584 3,31 Pelayanan publik merupakan serangkaian aktivitas
2005 710 589 10,64 yang dilakukan pemerintah beserta aparaturnya
2006 934 622 33,90 kepaa masyarakat dalam mewujudkan peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat sekaligus
2007 920 627 37,48 memberikan kepuasan kepada masyarakat yang
2008 1.271 651 78,58 dilayani. Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab
2009 1.009 662 53,72 pemerintah kepada masyarakat, sudah tentunya
suatu pelayanan publik yang diselenggarakan
2010 1.008 703 58,11 pemerintah harus mencakup seluruh masyarakat
2011 1.251 738 93,18 yang memebutuhkannya dan yang paling penting
2012 1.272 745 103,33 lagi adalah bagaimana masyarakat dapat merasakan
2013 1.289 824 101,21
kepuasan dari layanan yang diberikan kepada
mereka.

Dalam Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2009

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 27


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

tentang Ketenagalistrikan diatur ketentuan bahwa ditetapkan oleh Dirjen Ketenagalistrikan.


pemegang izin usaha untuk penyediaan tenaga
listrik (termasuk PT PLN) dalam melaksanakan Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 15
usahanya, wajib menyediakan tenaga listrik yang ayat (1) Peraturan Menteri Energi dan Sumber
memenuhi standar mutu dan keandalan serta Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2011 dimana diatur
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada bahwa nilai tingkat mutu pelayanan ditetapkan
konsumen dan masyarakat. Untuk mendukung oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan setiap awal
tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan tahun dengan memperhatikan usulan Perusahaan
bidang ketenagalistrikan, pemerintah melalui Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara,
Peraturan Menteri ESDM No. 09 Tahun 2011 tentang pada tanggal 30 Desember 2013 telah dikeluarkan
Ketetntuan Pelaksanaan Tarif Tenaga Listrik yang Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
Disediakan oleh Perusahaan Perseroan(Persero) PT Nomor 1293-K/23/DLB.5/2013 tentang Nilai Tingkat
Perusahaan Listrik Negara telah menetapkan 13 Mutu Pelayanan Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Indikator Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) Tenaga Perusahaan Listrik Negara Tahun 2014. Nilai Tingkat
Listrik PT PLN (Persero) . Indikator TMP tersebut Mutu Pelayanan ditetapkan untuk 3 wilayah PT
meliputi: PLN (Persero), yaitu Direktorat Operasi Indonesia
Barat, Direktorat Operasi Jawa Bali Sumatera Unit
NO INDIKATOR SATUAN Sumatera dan Direktorat Operasi Jawa Bali Sumatera
Unit Jawa Bali.
1 Tegangan Tinggi di titik pemakaian (kV)
2 Tegangan Menengah di titik pemakaian (kV) Selain itu, Direktorat Jenderal Ketengalistrikan
3 Tegangan Rendah di titik pemakaian (volt) juga menangani pengaduan konsumen listrik yang
disampaikan melalui media pengaduan. Jumlah
4 Frekuensi di titik pemakaian (hertz)
pengaduan konsumen yang telah difasilitasi pad
5 Lama gangguan per pelanggan (jam/ atahun 2013 sebanyak 38 (tiga puluh delapan)
bulan) pengaduan yang terdiri dari berbagai jenis
6 Jumlah gangguan per pelanggan (kali/bulan) pengaduan, antara lain:
7 Kecepatan pelayanan sambungan baru TM (hari kerja) a. Pelayanan petugas PT.PLN (Persero) yang tidak
memuaskan;
8 Kecepatan pelayanan sambungan baru TR (hari kerja)
b. Gangguan, pemadaman listrik, voltase
9 Kecepatan pelayanan perubahan daya TM (hari kerja) tidakstabil;
10 Kecepatan pelayanan perubahan daya TM (hari kerja) c. Permohonan pasang baru, tambah/turun daya;
11 Kecepatan menanggapi pengaduan (jam) d. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL);
pelanggan e. Penerapan tarif listrik;
f. Pencatatan Meter Pelanggan;
12 Kesalahan pembacaan kWh meter ( k a l i /
t r i w u l a n / g. Listrik Pra Bayar;
pelanggan h. Sarana Prasarana (tiang listrik miring, payment
13 Waktu koreksi kesalahan rekening (hari kerja)
point berjubel).

PLN sebagai Pemagang Izin Usaha Penyediaan


Tenaga Listrik wajib mendeklarasikan nilai-nilai TMP
yang telah ditetapkan. Pendeklarasian nilai TMP
dimaksudkan agar unit pelayanan PT. PLN (Persero)
dapat menyampaikan kepada masyarakat, khususnya
konsumennya, akan tingkat mutu pelayanan
yang telah dan akan dapat diberikan. Sebaliknya,
konsumen dapat mengantisipasi dan memantau
pelayanan PLN sesuai dengan ketetapan/komitmen
yang dijanjikan/dideklarasikan. Selain itu PLN juga
wajib memberikan kompensasi berupa pengurangan
tagihan listrik kepada konsumen sebesar 10% dari
biaya beban atau rekening minimum bilamana
realisasi TMP untuk indikator lama gangguan;
jumlah gangguan; kesalahan pembacaan kWh
meter; kecepatan pelayanan perubahan daya
tegangan rendah; dan waktu koreksi kesalahan
rekening melebihi 10% di atas nilai TMP yang telah

28 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal C. Bidang Keteknikan dan Lingkungan


Ketenagalistrikan membuka sarana pengaduan bagi Ketenagalistrikan
pelanggan dan masyarakat melalui:
1. Standarisasi Bidang Ketenagalistrikan
a. Pengaduan langsung ke Kantor Ditjen
Ketenagalistrikan cq. Subdit Perlindungan 1.1 Perumusan RSNI
Konsumen Listrik; Sasaran standardisasi bidang ketenagalistrikan
b. Menyediakan PO Box 220 JKTM; adalah untuk menghasilkan produk dan jasa bidang
c. Melalui email : Perlinkonlis@djlpe.esdm.go.id; ketenagalistrikan yang baik dan bermutu antara
d. Malalui facsimile/Telepon (021) 5277139; lain melalui ketersediaan standar yang memadai
e. Melalui surat pembaca di media cetak nasional. serta harmonisasi standar regional maupun
internasional. SNI (Standar Nasional Indonesia)
9. Sosialisasi, Bimibingan Teknis dan Seminar Bidang bidang ketenagalistrikan dapat meningkatkan dan
Pengusahaan Tenaga Listrik menambah keunggulan kompetitif produk dan
jasa bidang ketenagalistrikan dalam persaingan
Pemahaman para stakeholders yaitu masyarakat perdagangan global, keandalan dan mutu penyaluran
sebagai konsumen ataupun sebagai pengguna energi listrik dan tercapainya keselamatan
tenaga listrik, badan usaha selaku entitas pelaku ketenagalistrikan sesuai dengan peraturan dan
usaha penyediaan tenaga listrik, pemerintah perundang-undangan yang berlaku.
daerah dan instansi pemerintah lainnyaperlu terus Sebagai instansi teknis di bidang ketenagalistrikan,
ditingkatkan sebagai antisipasi timbulnya berbagai salah satu tugas Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
masalah dalam kegiatan usaha penyediaan tenaga adalah melaksanakan kebijakan perumusan dan
listrik. Dalamkaitan hal tersebut, Direktorat Jenderal penerapan standar ketenagalistrikan. Untuk
Ketenagalistrikan melalui Direktorat Pembinaan memenuhi ketersediaan SNI bidang ketenagalistrikan,
Pengusahaan Ketenagalistrikan pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan bekerjasama
telah menyelenggarakan berbagai macam kegiatan dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam
yaitu sosialisasi, seminar, bimbingan teknis, forum merumuskan Rancangan Standar Nasional Indonesia
group discussion sebagai upaya untuk menyamakan (RSNI) dan menjadi sekretariat panitia teknis
persepsi terkait kegiatan usaha penyediaan tenaga bidang ketenagalistrikan sebagai perpanjangan
listrik, mencari solusi permasalahan-permasalahan tangan dari Badan Standardisasi Nasional. Saat ini
dalam kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mengelola
dan juga mencari terobosan-terobosan dalam dan memfasilitasi 15 panitia teknis ketenagalistrikan
mempercepat pengembangan usaha penyediaan yang merumuskan SNI dalam berbagai sub bidang
tenaga listrik. Kegiatan-kegiatan yang telah ketenagalistrikan.
dilaksanakan antara lain: Untuk Tahun 2013, sesuai dengan Program Nasional
Perumusan Standar (PNPS), Direktorat Jenderal
1. Kegiatan sosialisasi kebijakan pelayanan di Ketenagalistrikan melalui Direktorat Teknik dan
bidang ketenagalistrikan (2 lokasi: Yogyakarta Lingkungan Ketenagalistrikan telah merumuskan
dan Cirebon) 24 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
2. b. Sosialisasi peningkatan pemahaman bidang ketenagalistrikan yang merupakan hasil
masyarakat di bidang pemanfaatan tenaga listrik rumusan 15 Panitia Teknis Perumusan SNI di
(di 5 lokasi: Sorong (Propinsi Papua Barat), Kota Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Perumusan
Palu (Propinsi Sulawesi Tengah), Kota Bangka tersebut telah ditindaklanjuti dengan pelaksanaan
(Propinsi Bangka Belitung), Kota Banda Aceh Forum Konsensus dengan hasil:
(Propinsi Aceh) dan Kota Bandar Lampung • Sebanyak 23 (dua puluh tiga) RSNI-2 disetujui
(Propinsi Lampung)) menjadi RSNI-3 untuk diusulkan penetapannya
3. Seminar “Pemanfaatan Bersama Jaringan menjadi SNI, dengan rincian sebagaimana pada
Tenaga Listrik (Power Wheeling) Dalam Rangka Tabel 4.1.
Pengembangan Bisnis Usaha Penyediaan Tenaga • Sebanyak 1 (satu) RSNI-2 tidak disetujui menjadi
Listrik” di Surabaya RSNI-3, yaitu RSNI tentang Meter Listrik - Sistem
Pembayaran - Bagian 41: Spesifikasi Standar
Transfer (STS) - Aplikasi lapisan protokol untuk
satu arah sistem pembawa token, karena anggota
Panitia Teknis belum sepakat atas sejumlah
ketentuan teknis dalam RSNI-2 tersebut.
Oleh karena itu, RSNI-2 tersebut memerlukan
pembahasan lebih lanjut dan diusulkan untuk
masuk dalam PNPS Tahun 2014.
CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 29
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Selain 23 RSNI tersebut, atas permintaan dan 4 Pemutus sirkit arus sisa IEC 61008-
fasilitasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Panitia tanpa proteksi arus lebih 2-2
Teknis Bidang Ketenagalistrikan juga melakukan terpadu untuk pemaka- ed 1.0
ian rumah tangga dan se- (1990-12)
adopsi IEC terhadap 8 (delapan) RSNI bidang jenisnya (RCCB) - Bagian
ketenagalistrikan, yang diperlukan dalam rangka 2-2: Penerapan persyara-
harmonisasi standar ASEAN. Hasil adopsi IEC tan umum RCCB yang
terhadap rumusan 8 RSNI tersebut telah mendapat berfungsi tergantung dari
tegangan saluran
persetujuan dalam Forum Konsensus menjadi RSNI-
3 untuk diusulkan penetapannya menjadi SNI (Tabel Residual current oper-
4.2). Dengan demikian, secara keseluruhan hasil ated circuit-breakers
perumusan Rancangan Standar Nasional Indonesia without integral over-
current protection for
(RSNI) bidang ketenagalistrikan pada tahun 2013 household and similar
sebanyak 31 RSNI. uses (RCCB’s). Part 2-2: ICS
Applicability of the 29.120.50
Tabel RSNI Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) general rules to RCCB’s
functionally dependent
untuk Ditetapkan Menjadi SNI on line voltage
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Tahun Anggaran 2013
5 Insulasi Seleksi dan dimensi Revisi IEC/TS
STA- Listrik dari insulator tegangan SNI 60815-1
NO PANTIS JUDUL RSNI ACUAN/ICS (PTIS) PT tinggi yang dimaksudkan 7611: ed 1.0
TUS
29-03 untuk digunakan dalam 2011 (2008-10)
(1) (2) (3) (4) (5)
kondisi berpolusi - Bagian
1 Istilah Kosakata elektroteknik – Baru IEC 60050- 1: Definisi, informasi dan
Teknik Bagian 195: Pembumian 195 Ed 1.0 prinsip-prinsip umum
Ketenagalis- dan proteksi terhadap (1998-08) Selection and dimen-
trikan (PTIT) kejut listrik sioning of high-voltage
PT 01-02 insulators intended for ICS
International Electro- use in polluted condi- 29.080.10
technical Vocabulary ICS tions - Part 1: Definitions,
– Part 195: Earthing 01.040.29 information and general
and protection against principles
electric shock
6 Seleksi dan dimensi dari Baru IEC/TS
2 Sistem Tingkat proteksi yang Revisi IEC 60529 insulator tegangan tinggi 60815-2
Ketenagalis- diberikan oleh selungkup SNI 04- Ed 2.1 yang dimaksudkan untuk ed 1.0
trikan (PTSK) (Kode IP) 0202- Consol. with digunakan dalam kondisi (2008-10)
PT 29-01 1987 am1 berpolusi - Bagian 2: In-
Degrees of protection (2001-02) sulator keramik dan kaca
provided by enclosures untuk sistem a.b.
(IP Code) ICS 29.020 Selection and dimension-
ing of high-voltage insula-
3 Perleng- Rakitan perlengkapan Baru IEC 61439-3
tors intended for use in ICS
kapan dan hubung bagi dan kendali ed 1.0
polluted conditions - Part 29.080.10
Sistem Pro- – Bagian 3: Papan panel (2012-02)
2: Ceramic and glass insu-
teksi Listrik yang dimaksudkan untuk
lators for a.c. systems
(PTSP) PT dioperasikan oleh orang
29-02 biasa
7 Jaringan Kinerja Arus Searah Ter- IEC/TR
Low-voltage switchgear Trans- Tegangan Tinggi (ASTT) jema- 60919-3
and controlgear assem- ICS misi dan Sistem dengan konverter han ed 2.0
blies - Part 3: Distribution 29.130.20 Distribusi saluran terkomutasi – Cover- (2009-10)
boards intended to be Tenaga Lis- Bagian 3: Kondisi dinamis sheet
operated by ordinary trik (PTTD) Performance of high- RSNI 4
persons (DBO) PT 29-04 voltage direct current IEC/TR
(HVDC) systems with 60919-3 ICS
line-commutated con- 29.240.99
verters - Part 3: Dynamic
conditions

30 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

8 Transforma- Transformator tenaga Revisi IEC 60076-2 14 Mesin Listrik Mesin listrik berputar Baru IEC 60034-
tor – Bagian 2 : Kenaikan SNI 04- ed 3.0 (PTMS) - Bagian 2-2: Metode 2-2
(PTTR) PT suhu pada transformator 6954.2- (2011-02) PT 29-09 khusus untuk menen- ed. 1.0
29-05 terendam cairan 2004 tukan loses terpisah (2010-03)
Power transformers ICS 29.180 pada mesin besar dari
- Part 2: Temperature uji – Penambahan SNI IEC
rise for liquid-immersed 60034-2-1
transformers
Rotating electrical ma-
chines - Part 2-2: Specific ICS 29.160
9 Instalasi dan Atmosfer gas ledak Baru IEC 60079-17
methods for determin-
Keandalan – Bagian 17: Inspeksi ed 4.0
ing separate losses of
Ketenagalis- instalasi listrik dan peme- (2007-08)
large machines from
trikan liharaan
tests - Supplement to IEC
(PTIK) PT Explosive atmospheres
60034-2-1
29-06 - Part 17: Electrical instal- ICS
lations inspection and 29.260.20
maintenance
15 Mesin listrik berputar - Baru IEC 60034-4
Bagian 4: Metode untuk ed. 3.0
10 Kabel dan Kabel berinsulasi karet Baru IEC 60245-4
menentukan kuantitas (2008-05)
Konduktor tegangan pengenal sam- ed 3.0
mesin sinkron dari uji
Listrik pai dengan 450/750 V (2011-09)
(PTKK) PT Bagian 4 : Kabel kord dan
Rotating electrical ma-
29-07 fleksibel
chines - Part 4: Methods ICS 29.160
Rubber insulated cables ICS
for determining synchro-
- Rated voltages up to 29.060.20
nous machine quantities
and including 450/750 V -
from tests
Part 4: Cords and flexible
cables
16 Keselama- Pegangan dan kap lampu Baru IEC 60061-1
11 Lengkapan Tusuk kontak dan kotak Revisi IEC 60884-1
tan Peman- yang menyatu dengan Ed. 3.4
Listrik kontak untuk keperluan SNI IEC ed3.1 Consol
faat Tenaga pengukur kontrol pertu- Consol with
(PTLK) rumah tangga dan sejenis 60884-1 with am 1
Listrik karan dan keselamatan – amd. 1-4
PT 29-08 – Bagian 1: Persyaratan :2009 (2006-07)
(PTSM) PT Bagian 1 : Kap lampu (2005-01)
umum
13-02
Plugs and socket-outlets
Lamp caps and holders
for household and similar ICS
together with gauges for ICS
purposes - Part 1: Gen- 91.140.50
the control of inter- 29.140.10
eral requirements
changeability and safety
- Part 1: Lamp caps
17 Pegangan dan kap lampu Baru IEC 60061-2
12 Tusuk kontak dan kotak Baru IEC 60884-
yang menyatu dengan Ed. 3.4
kontak untuk keper- 2-1 ed. 2.0
pengukur kontrol pertu- Consol with
luan rumah tangga dan (2006-10)
karan dan keselamatan amd. 1-4
sejenis –
– Bagian 2 : Pegangan (2005-01)
Bagian 2-1: Persyaratan
lampu
khusus untuk tusuk
Lamp caps and holders
sekering
together with gauges for ICS
Plugs and socket-outlets ICS
the control of inter- 29.140.10
for household and similar 91.140.50
changeability and safety
purposes - Part 2-1:
- Part 2: Lampholders
Particular requirements
for fused plugs 18 Turbin listrik Turbin hidrolik, Revisi IEC 60609
(PTTB) PT pompa penyimpanan dan SNI 04- ed1.0
13 Tusuk kontak dan kotak Baru IEC 60884- 27-02 pompa-turbin – Evaluasi 1706- (2004-11)
kontak untuk keper- 2-2 ed. 2.0 lubang kavitasi – Bagian 1989
luan rumah tangga dan (2006-10) 1: Evaluasi pada turbin
sejenis – reaksi, pompa penyim-
Bagian 2-2: Persyaratan panan dan pompa-turbin
khusus kotak kontak
untuk peranti Hydraulic turbines, stor-
age pumps and pump- ICS 27.140
Plugs and socket-outlets ICS turbines - Cavitation
for household and similar 91.140.50 pitting evaluation - Part
purposes - Part 2-2: 1: Evaluation in reaction
Particular requirements turbines, storage pumps
for socket-outlets for and pump-turbines
appliances

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 31


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

19 Pengujian Arester surja - Bagian 5: Revisi IEC 60099-5 Tabel RSNI adopsi IEC Program Fasilitasi BSN 2013 untuk
tegangan Rekomendasi pemilihan SNI 04- ed1.1 Ditetapkan Menjadi SNI
tinggi dan dan penerapan 6289.5- Consol with
perpetiran 2002 amd. 1
(PTUP) PT (2000-03) NO Kode PT Judul RSNI yang Difasilitasi Standar
19-03 Surge arresters - Part 5: ICS Internasional
Selection and application 29.240.10 yang diadopsi
recommendations 1 Perlengkapan Sekering voltase rendah –Bagian IEC 60269-1,
20 Persyaratan Instalasi listrik tegangan Aman- IEC 60364-4- dan Sistem 1: Persyaratan umum Ed.4.0
Umum rendah – Bagian 4-42: demen 42 ed3.0 Proteksi Lis- (2006-11)
Instalasi Proteksi keselamatan – PUIL (2010-10) trik (PTSP) “Low-voltage fuses – Part 1:
Listrik Proteksi terhadap efek 2011 ICS PT 29-02 General requirements”
(PUIL) termal Bagian 91.140.50; 2 Gawai proteksi arus sisa dengan IEC 61009-1,
PT 91-03 Low-voltage electrical 4-42 13.260 proteksi arus lebih terpadu Ed.3.1
installations - Part 4-42: untuk pemakaian rumah tangga (2012-04)
Protection for safety dan sejenis (RCBO) – Bagian 1:
- Protection against Aturan umum
thermal effects
21 Instalasi listrik tegangan Aman- IEC 60364-5- “Residual current operated
rendah – Bagian 5-54: demen 54 ed3.0 circuit-breakers with integral
Pemilihan dan pemasan- PUIL (2011-03) overcurrent protection for
gan peralatan listrik – 2011 household and similar uses (RC-
Pengaturan pembumian Bagian BOs) – Part 1: General rules”
dan konduktor pelindung 5-54 ICS 3 Gawai proteksi arus sisa dengan IEC 61009-2-1,
Low-voltage electrical 91.140.50; proteksi arus lebih terpadu Ed.1.0
installations - Part 5-54: 13.260 untuk pemakaian rumah tangga (1991-07)
Selection and erection dan sejenis (RCBO) – Bagian
of electrical equipment 2-1: Penerapan aturan umum
- Earthing arrangements untuk RCBO yang berfungsi tak
and protective conduc- tergantung dari voltase lin
tors
22 Meter Listrik Meter listrik - Sistem Tejema- IEC 62055-31 “Residual current operated
(PTML) pembayaran - Bagian han Edition 1.0 circuit-breakers with integral
PT 17-03 31: Persyaratan khusus - Cover- (2005-09) overcurrent protection for
Meter pembayaran statis sheet household and similar uses
untuk energi aktif (kelas SNI IEC (RCBOs) – Part 2-1: Applicability
1 dan 2) 62055- of the general rules to RCBO’s
Electricity metering - Pay- 31 functionally independent of line
ment systems - Part 31: ICS voltage”
Particular requirements 17.220.20
- Static payment meters 4 Gawai proteksi arus sisa dengan IEC 61009-2-2,
for active energy (classes proteksi arus lebih terpadu Ed.1.0
1 and 2) untuk pemakaian rumah tangga (1991-07)
dan sejenis (RCBO) – Bagian 2-2:
23 Meter listrik - Sistem Tejema- IEC 62055-51 Penerapan aturan umum untuk
Pembayaran - Bagian han Edition 1.0 RCBO yang berfungsi tergantung
51: Spesifikasi Standar Cover- (2007-05) dari voltase lin
Transfer (STS) - pro- sheet
tokol lapisan fisik untuk SNI IEC “Residual current operated
numerik satu arah dan 62055- circuit-breakers with integral
kartu magnetik pembawa 51 overcurrent protection for
token household and similar uses
Electricity metering - (RCBOs) – Part 2-2: Applicability
Payment systems - Part ICS of the general rules to RCBO’s
51: Standard transfer 17.220.20 functionally dependent of line
specification (STS) - voltage”
Physical layer protocol
for one-way numeric 5 Keselamatan Perkakas listrik genggam diop- IEC 60745-2-1,
and magnetic card token Pemanfaat erasikan motor – Keselamatan Ed.2.0
carriers Tenaga Listrik – Bagian 2-1: Persyaratan khusus (2003-01)
(PTSM) untuk bor dan bor tumbuk
PT 13-02
“Hand-held motor-operated
electric tools – Safety - Part 2-1:
Particular requirements for drills
and impact drills”

32 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

6 Perkakas listrik genggam diop- IEC 60745-2-3, lingkungan hidup dan atau pertimbangan ekonomis,
erasikan motor – Keselamatan Ed.2.0 instansi teknis dapat memberlakukan secara wajib
– Bagian 2-3: Persyaratan khusus (2006-02) sebagaian atau keseluruhan spesifikasi teknis dan
untuk gerinda, pemoles dan
ampelas jenis cakram atau parameter dalam Standar Nasional Indonesia.
“Hand-held motor-operated Sampai dengan tahun 2013, telah diberlakukan
electric tools – Safety - Part SNI wajib produk bidang ketenagalistrikan meliputi
2-3: Particular requirements for produk Sakelar, Tusuk-kontak dan Kotak-kontak,
grinders, polishers and disk-type
sanders” Pemutus sirkit (MCB), Kipas angin, Balast elektronik,
luminer dan RCCB.
7 Perkakas listrik genggam diop- IEC 60745-2-4,
erasikan motor – Keselamatan Ed.2.0 2. Sertifikasi Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan
– Bagian 2-4: Persyaratan khusus (2002-07)
untuk ampelas dan pemoles
selain jenis cakram
Sertifikasi kompetensi terhadap tenaga kerja di sektor
ketenagalistrikan bertujuan untuk mewujudkan
“Hand-held motor-operated tenaga teknik yang memiliki kompetensi. Tenaga
electric tools – safety - Part tenik ketenagalistrikan yang kompeten diperlukan
2-4: Particular requirements
for sanders and polishers other
dalam mendukung terpenuhinya ketentuan
than disk type” keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana yang
tercantum pada Pasal 44 ayat (6) Undang-Undang
8 Perkakas listrik genggam diop- IEC 60745-2-5, Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
erasikan motor – Keselamatan Ed.5.0 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
– Bagian 2-5: Persyaratan khusus (2010-07) Tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
untuk gergaji bundar
“Hand-held motor-operated
Pasal 47 ayat (1) yang menyatakan bahwa Setiap
electric tools – Safety - Part tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib
2-5: Particular requirements for memiliki sertifikat kompetensi.
circular saws” Capaian terhadap target sertifikat kompetensi
terpenuhi sebanyak 2949 dari target 2293 sertifikat
yaitu sebesar 2949 (orang) yang telah tersertifikasi
(memiliki sertifikat Kompetensi) berdasarkan bidang
1.2. Pengawasan Pemberlakukan Standar Nasional pekerjaan tenaga teknik sampai dengan tahun 2013
Indonesia (SNI) Wajib Ketenagalistrikan dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :

Tabel
Jumlah Sertifikasi Kompetensi
NO Sertifikat Jumlah Sertifikasi
Kompetensi
Tenaga Teknik 2001 2008 2009 2010 2011 2012 2013
(Bidang) s.d.
2007
1 Pembangkitan 2809 2236 1427 1519 1167 1307
Tenaga Listrik
2 Transmisi 666 268 12 0 80 120
Tenaga Listrik
8211
3 Distribusi 1133 1650 415 968 966 755
Tenaga Listrik
4 Instalasi 89 531 91 123 216 111
Pemanfaatan
Tenaga Listrik
7565 2027 5139 4245 1977 2703 2949

Penerapan standardisasi peralatan dan pemanfaat di


bidang ketenagalistrikan diperlukan sesuai dengan UU 3. Perumusan Standar kompetensi tenaga teknik
No. 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan, Pasal ketenagalistrikan
44 Ayat (5) ditetapkan bahwa setiap peralatan dan
pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan Untuk mewujudkan tersedianya tenaga teknik
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan secara bertahap ketenagalistrikan yang kompeten dalam usaha
sesuai dengan skala prioritas serta berdasarkan ketenagalistrikan diperlukan:
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Pasal 12 Ayat (3) • pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga teknik
yaitu Dalam hal Standar Nasional Indonesia berkaitan ketenagalistrikan
dengan kepentingan keselamatan, keamanan, • pendidikan dan pelatihan tenaga teknik
kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi ketenagalistrikan,

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 33


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

• tersedianya standar kompetensi tenaga teknik Tabel


ketenagalistrikan Rekapitulasi sertifikat laik operasi tahun 2009 – 2012 :

Dalam rangka memenuhi ketersediaan standar Jenis Instalasi Tenaga Jumlah Sertifikat
kompetensi sebagaimana dimaksud di atas maka Listrik
2009 2010 2011 2012 2013
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan membentuk Instalasi Pembangkit TL 146 192 597 451 410
Panitia Teknik Perumusan Standar Kompetensi
Instalasi Transmisi & 799 612 1178 693 631
sektor ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud Distribusi TL
dalam Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 Keputusan Menteri
Instalasi Pemanfaatan 255 271 1363 1919 1834
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2052 K/40/ TL
MEM/2001 tentang Standardisasi Kompetensi
Tenaga Teknik Ketenagalistrikan sebagaimana Grafik
telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Rekapitulasi Sertifikat Laik Operasi
Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2007.

Tenaga teknik yang bekerja pada usaha


ketenagalistrikan mencakup bidang pembangkitan,
transmisi, distribusi, pemanfaatan tenaga listrik,
yang keempat bidang tersebut masing-masing
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa sub bidang
kompetensi, yaitu:
• konsultansi dalam bidang instalasi penyediaan
tenaga listrik;
• pembangunan dan pemasangan instalasi
penyediaan tenaga listrik;
• pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga
listrik;
• pengoperasian instalasi tenaga listrik;
• pemeliharaan instalasi tenaga listrik; c. Sub Bidang Pembangunan dan Pemasangan
• penelitian dan pengembangan; sebanyak 113 unit kompetensi;
• pendidikan dan pelatihan; d. Sub Bidang Pemeriksaan dan Pengujian sebanyak
• laboratorium pengujian peralatan dan 74 unit kompetensi;
pemanfaat tenaga listrik; e. Sub Bidang Asesor sebanyak 126 unit kompetensi.
• Sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga
listrik; 2. Konsep Rancangan Standar Kompetensi Bidang
• Sertifikasi kompetensi tenaga teknik Transmisi Tenaga Listrik :
ketenagalistrikan; atau
• usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan a. Sub Bidang Pembangunan dan Pemasangan
dengan penyediaan tenaga listrik; sebanyak 54 unit kompetensi;
b. Sub Bidang Pemeriksaan dan Pengujian sebanyak
Oleh karena itu, standar kompetensi tenaga teknik
yang disusun harus dapat memenuhi bidang dan sub c. 78 unit kompetensi;
Sub Bidang Asesor sebanyak 41 unit kompetensi.
bidang yang dibutuhkan dalam usaha penyediaan
tenaga listrik dan usaha penunjang di bidang 3. Konsep Rancangan Standar Kompetensi Bidang
ketenagalistrikan.
Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Distribusi Tenaga Listrik :
yang dirumuskan pada tahun 2013 adalah 4 (empat) 1. Sub Bidang Pembangunan dan Pemasangan
bidang Rancangan Standar Kompetensi yang dengan
jumlah unit standar kompetensi sebanyak 648 unit 2. sebanyak 15 unit kompetensi;
Sub Bidang Asesor sebanyak 18 unit kompetensi.
kompetensi dengan rincian sebagai berikut :

1. Konsep Rancangan Standar Kompetensi Bidang 4. Konsep Rancangan Standar Kompetensi Bidang
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub Bidang
Pembangkitan Tenaga Listrik: Asesor sebanyak 12 unit kompetensi;
a. Sub Bidang Pengoperasian sebanyak 39 unit 4. Penerapan Ketentuan Regulasi Bidang Instalasi
kompetensi; Ketenagalistrikan
b. Sub Bidang Pemeliharaan sebanyak 78 unit
kompetensi;
34 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Pelaksanaan kegiatan Penerapan Ketentuan Regulasi ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal


Bidang Instalasi Ketenagalistrikan dimaksudkan Ketenagalistrikan berencana menyusun 3 (tiga)
untuk memberikan penjelasan kepada stake holder konsep Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
(perusahaan-perusahaan ketenagalistrikan, asosiasi
profesi, lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga Mineral agar seluruh pelaksanaan kegiatan di sektor
sertifikasi serta masyarakat ketenagalistrikan) ketenagalistrikan berjalan dalam koridor yang sesuai
tentang Ketentuan Regulasi Bidang Instalasi peraturan perundangan yang berlaku.
Ketenagalistrikan dan penerapannya dalam bentuk
pertemuan interaktif berupa presentasi sederhana, Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal
tanya jawab dan diskusi yang dilakukan di beberapa
kota, dengan melibatkan berbagai stakeholder yang Ketenagalistrikan merencanakan menyusun
terkait. Peraturan Menteri ESDM sebagai berikut :

5. Sertifikat laik operasi instalasi tenaga listrik 1. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral tentang Tata Cara Perizinan Usaha Jasa
Dasar pelaksanaan sertifikasi laik operasi di
Indonesia mengacu kepada : Penunjang Tenaga Listrik

1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Konsep Peraturan Menteri ini mengatur ketentuan
Ketenagalistrikan mengenai tata cara perizinan untuk melakukan usaha
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2005 jasa penunjang tenaga listrik, berdasarkan hasil
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik. pembahasan digabung dengan konsep Peraturan
3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 0045 Tahun Menteri ESDM tentang Tata Cara Perizinan Usaha
2005 sebagaimana telah diubah sebagian Penyediaan Tenaga Listrik menjadi Peraturan
dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 0046 Menteri ESDM tentang Tata Cara Perizinan Usaha
tahun 2006 tentang Instalasi Ketenagalistrikan. Ketenagalistrikan.
Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik
dilakukan terhadap instalasi yang selesai dibangun Maksud dan tujuan penyusunan konsep Peraturan
dan dipasang, direkondisi, dilakukan perubahan Menteri ESDM tentang Tata Cara Perizinan Usaha
kapasitas atau direlokasi. Jasa Penunjang Tenaga Listrik, yaitu:
Pemeriksaan dan pengujian di atas dilakukan baik
untuk instalasi penyediaan tenaga listrik untuk a. Sebagai panduan dalam pelaksanaan pemberian
kepentingan umum maupun untuk kepentingan Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik dan
sendiri dilakukan oleh lembaga inspeksi teknik yang penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 62
telah terakreditasi dan dilaporkan kepada Dirjen/ Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang
Gubernur/Bupati sesuai kewenangannya. Tenaga Listrik;
Sertifikat laik operasi diterbitkan apabila instalasi b. Untuk mempercepat proses pemberian Izin
tenaga listrik telah dilakukan pemeriksaan dan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik yang
pengujian serta memenuhi kesesuaian standar yang sesuai dengan Undang-Undang dan peraturan-
berlaku. peraturan di bidang ketenagalistrikan; dan
c. Sebagai pelaksanaan reformasi birokrasi dengan
Jumlah Sertifikat Laik Operasi yang sudah terbit
sampai November tahun 2013 adalah 2875 . Hal pelayanan kepada masyarakat melalui prosedur
tersebut masih memenuhi target yaitu sebesar 1200, pemberian izin yang transparan.
meskipun jumlahnya menurun dibandingkan tahun
2012 yaitu sebesar 3063. Penurunan ini disebabkan 2. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
oleh adanya beberapa pemerintah daerah yang Mineral tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi
sudah memiliki kewenangan menerbitkan sertifikat
laik operasi karena telah memiliki regulasi yang Ketenagalistrikan.
cukup dan jelas.
Konsep Peraturan Menteri ini mengatur ketentuan
6. Usaha penunjang tenaga listrik mengenai tata cara akreditasi usaha jasa penunjang
Dalam rangka mewujudkan keselamatan

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 35


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

tenaga listrik untuk Lembaga Inspeksi Teknik, listrik untuk kepentingan Telematika yang diberikan
Lembaga Sertifikasi Kompetensi, dan Lembaga kepada pemegang izin usaha penyediaan tenaga
Sertifikasi Badan Usaha, serta sertifikasi Instalasi listrik atau izin operasi sebagai pemilik jaringan
Tenaga Listrik, Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik tenaga listrik.
Ketenagalistrikan, dan Sertifikasi Badan Usaha.
Maksud dan tujuan penyusunan konsep Peraturan Maksud dan tujuan penyusunan Peraturan
Menteri ESDM tentang Tata cara Akreditasi dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang
Sertifikasi Ketenagalistrikan, yaitu: Pemanfaatan jaringan Tegangan Listrik Untuk
Kepentingan Telematika, yaitu:
a. Sebagai panduan dalam pelaksanaan akreditasi
dan sertifikasi ketenagalistrikan dan penerapan a. Dalam rangka memenuhi amanat yang
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 terkandung dalam UU Nomor 30 Tahun 2009
tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik; tentag Ketenagalistrikan;
b. Mendorong tercapainya badan usaha penunjang b. Mengatur ketentuan tentang perizinan
tenaga listrik yang independen dan professional; pemanfaatan jaringan untuk kepentingan
c. Mendorong pengembangan sumber daya telematika agar fungsi utama jaringan sebagai
manusia untuk peningkatan tenaga teknik penyalur tenaga listrik tidak terganggu.
yang kompeten melalui lembaga sertifikasi
kompetensi. Capaian terhadap target konsep Permen ESDM
tersebut terpenuhi dan diharapkan pelaksanaannya
3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya sesuai dengan yang diharapkan.
Mineral tentang Kualifikasi Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik. 7. Badan usaha penunjang tenaga listrik
Dasar pelaksanaan pembinaan badan usaha
Konsep Peraturan Menteri ini mengatur ketentuan penunjang tenaga listrik di Indonesia mengacu
mengenai Kualifikasi Usaha Jasa Penunjang Tenaga kepada :
Listrik yang ditetapkan berdasarkan tingkat
kemampuan usahanya dan keahlian kerja orang 1. Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang
perseorangan yang dipekerjakannya. Ketenagalistrikan.
Maksud dan tujuan penyusunan konsep Peraturan 2. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2012
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
Kualifikasi Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik,
yaitu: Badan usaha penunjang tenaga listrik saat ini
dituntut untuk bekerja secara profesional, hal
a. Dalam rangka memenuhi amanat yang ini karena badan usaha penunjang tenaga listrik
terkandung dalam PP Nomor 62 Tahun 2012; memegang peranan yang sangat penting dalam
b. Mewujudkan kondisi tertib administrasi perizinan menunjang usaha penyediaan tenaga listrik untuk
dan pembentukan badan usaha jasa penunjang mewujudkan ketersediaan tenaga listrik yang andal,
yang berkualitas, profesional, berkompeten dan aman dan akrab lingkungan.
mampu melakukan bidang usaha berdasarkan Peningkatan jumlah dan mutu badan usaha
kriteria klasifikasi dan kualifikasinya. penunjang tenaga listrik pada tahun 2013
terjadi untuk jasa konsultansi, pembangunan
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya dan pemasangan, pemeriksaan dan pengujian,
Mineral tentang Pemanfaatan Jaringan Tenaga pengoperasian, serta pemeliharaan instalasi tenaga
Listrik Untuk Kepentingan Telematika. listrik.

Konsep Peraturan Menteri ini mengatur ketentuan


mengenai perizinan pemanfaatan jaringan tenaga

36 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

3. PT Silma In- No. 898/K/20/ BUPTL Jasa Pemeriksaan dan


strumenta- DJL.4/2013 Pengujian Instalasi Tenaga
ma Tgl. 8 Juli 2013 Listrik, Bidang Instalasi Peman-
faatan Tenaga Listrik Subbidang
IPTLTM.
(Kualifikasi Usaha BESAR).

4. PT Andalan No. 1002 K/20/ BUPTL Jasa Pemeriksaan dan


Mutu Energi DJL.4/2013 Pengujian Instalasi Tenaga
Tgl. 22 Agustus 2013 Listrik:
• Bidang Pembangkitan
Subbidang PLTU, PLTD,
PLTG, dan PLTA.
• Bidang Transmisi Subbi-
dang Jaringan TT,TET dan
Gardu Induk.
• Bidang Distribusi Sub-
Grafik Pemberian izin usaha jasa penunjang tenaga listrik bidang Jaringan TM.
tahun 2010 s.d 2013 • Bidang Instalasi Peman-
Tabel faatan Tenaga Listrik
Subbidang TT, TM
Pemberian/Perpanjangan Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga (Kualifikasi Usaha MENENGAH).
Listrik Tahun 2013
Badan Nomor dan Tanggal Keterangan 5. PT Central No. 1003 K/20/ BUPTL Jasa Pemeriksaan dan
Usaha SK Menteri Energy DJL.4/2013 Pengujian Instalasi Tenaga
Positive Tgl. 22 Agustus 2013 Listrik:
1 PT D & C No. 521 K/20/ a. BUPTL Jasa Konsultansi
Engineering DJL.4/2013 Instalasi Tenaga Listrik,
Company Tgl. 18 Maret 2013 Bidang Pembangkitan 6. PT Biro No. 1157 K/20/ BUPTL Jasa Pemeriksaan dan
Subbidang PLTU, Bidang Klasifikasi DJL.4/2013 Pengujian Instalasi Tenaga
Transmisi Sub Bidang TT/ Indonesia Tgl. 4 November Listrik, Bidang Pembangkitan
TET; (Persero) 2013 Subbidang PLTP.
b. BUPTL Jasa Pembangunan (Kualifikasi Usaha BESAR).
dan Pemasangan Instalasi
Tenaga Listrik, Bidang 7. PT Akuo No. 1188 K/20/ BUPTL Jasa Konsultansi
Pembangkitan Subbidang Energy DJL.4/2013 Instalasi Penyediaan Tenaga
PLTU, Bidang Transmisi Indonesia Tgl. 18 November Listrik, Bidang Pembangkitan
Sub Bidang TT/TET; 2013 Subbidang PLTEBT.
c. BUPTL Jasa Pemeliharaan (Kualifikasi Usaha BESAR)
Instalasi Tenaga Listrik,
Bidang Pembangkitan
Subbidang PLTU, Bidang 8. PT PLN (Per- No. 1189 K/20/ BUPTL Jasa Pemeriksaan dan
Transmisi Sub Bidang TT/ sero) Unit DJL.4/2013 Pengujian Instalasi Tenaga
TET; Bisnis Jasa Tgl. 18 November Listrik:
d. BUPTL Jasa Pengop- Sertifikas 2013 • Bidang Pembangkitan
erasian Instalasi Tenaga Subbidang PLTU, PLTD,
Listrik, Bidang Pembang- PLTGU, PLTG, PLTP, PLTA,
kitan Subbidang PLTU, dan PLTEBT.
Bidang Transmisi Sub • Bidang Transmisi Subbi-
Bidang TT/TET. dang Jaringan TT/TET dan
e. (Kualifikasi Usaha BESAR) Gardu Induk.
• Bidang Distribusi Sub-
2 PT Navigat No. 671 K/20/ a. BUPTL Jasa Pembangunan bidang Jaringan TM.
Energy DJL.4/2013 dan Pemasangan Instalasi (Kualifikasi Usaha BESAR).
Tgl. 15 April 2013 Penyediaan Tenaga Listrik,
Bidang Pembangkitan
Subbidang PLTG; 9. PT Consoli- No. 1193 K/20/ a. BUPTL Jasa Pengop-
b. BUPTL Jasa Pengop- dated Elec- DJL.4/2013 erasian Instalasi Tenaga
erasian Instalasi Tenaga tric Power Tgl. 20 November Listrik, Bidang Pembang-
Listrik, Bidang Pembang- Asia 2013 kitan Subbidang PLTGU;
kitan Subbidang PLTG; dan
c. BUPTL Jasa Pemeliharaan b. BUPTL Jasa Pemeliharaan
Instalasi Tenaga Listrik, Instalasi Tenaga Listrik,
Bidang Pembangkitan Bidang Pembangkitan
Subbidang PLTG. Subbidang PLTGU.
d. (Kualifikasi Usaha BESAR) (Kualifikasi Usaha BESAR).

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 37


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 7. PT D & C No. 521 K/20/ a. BUPTL Jasa Konsultansi
Engineering DJL.4/2013 Instalasi Tenaga Listrik,
2009 tentang Ketenagalistrikan, pembagian Company Tgl. 18 Maret 2013 Bidang Pembangkitan
wewenang dalam pemberian izin usaha Subbidang PLTU, Bidang
Transmisi Sub Bidang
ketenagalistrikan sudah dipisah antara pemerintah TT/TET;
b. BUPTL Jasa Pembangu-
pusat dan daerah. Pembagian wewenang tersebut nan dan Pemasangan
berdasarkan kepada kepemilikan saham badan Instalasi Tenaga Listrik,
Bidang Pembangkitan
usaha tersebut. Jika badan usaha tersebut mayoritas Subbidang PLTU, Bidang
kepemilikan sahamnya adalah asing dan/atau Transmisi Sub Bidang
TT/TET;
BUMN, maka perizinan dikeluarkan oleh Menteri. c. BUPTL Jasa Pemeli-
haraan Instalasi Tenaga
Akan tetapi jika badan usaha tersebut mayoritas Listrik, Bidang Pembang-
kepemilikan sahamnya adalah dalam negeri, maka kitan Subbidang PLTU,
Bidang Transmisi Sub
perizinannya dilakukan oleh Bupati/Walikota. Bidang TT/TET;
d. BUPTL Jasa Pengop-
erasian Instalasi Tenaga
Semenjak Undang-undang Nomor 30 Tahun Listrik, Bidang Pembang-
kitan Subbidang PLTU,
2009 tentang Ketenagalistrikan diterbitkan, telah Bidang Transmisi Sub
dikeluarkan 12 (dua belas) izin usaha jasa penunjang Bidang TT/TET.
e. (Kualifikasi Usaha
tenaga listrik sesuai dengan klasifikasi, kualifikasi BESAR).
dan sertifikat yang dimiliki oleh badan usaha. 8. PT Navigat No. 671 K/20/ a. BUPTL Jasa Pembangu-
Energy DJL.4/2013 nan dan Pemasangan
Tgl. 15 April 2013 Instalasi Penyediaan
Tabel Tenaga Listrik, Bidang
BUJPTL sesuai dengan klasifikasi, kualifikasi dan sertifikat yang Pembangkitan Sub-
bidang PLTG;
dimiliki b. BUPTL Jasa Pengop-
erasian Instalasi Tenaga
Nomor dan
Listrik, Bidang Pembang-
No Badan Usaha Tanggal SK Keterangan
kitan Subbidang PLTG;
Menteri
c. BUPTL Jasa Pemeli-
1. PT CHD Power No. 381- BUPTL Pengoperasian dan haraan Instalasi Tenaga
Plant Opera- 12/20/600.1/2010 Pemeliharaan Instalasi Listrik, Bidang Pembang-
tion Indonesia Tgl. 26 Juli 2010 Tenaga Listrik Golongan I kitan Subbidang PLTG.
(Kualifikasi Usaha BESAR).
2. PT Cirebon No. 577- BUPTL Pengoperasian dan
Power Services 12/20/600.4/2010 Pemeliharaan Instalasi 9. PT Biro Klasifi- No. 1157 K/20/ BUPTL Jasa Pemeriksaan dan
Tenaga Listrik Golongan I kasi Indonesia DJL.4/2013 Pengujian Instalasi Tenaga
(Persero) Tgl. 4 November Listrik, Bidang Pembangkitan
3. PT Komipo No.800- BUPTL Pengoperasian dan 2013 Subbidang PLTP; (Kualifikasi
Pembangkitan 12/20/600.4/2011 Pemeliharaan Instalasi Usaha BESAR).
Jawa Bali Tgl. 30 Nopember Tenaga Listrik Golongan I
2011
4. PT JBCS No. 642- BUPTL Konsultansi Tenaga
Indonesia 12/20/600.4/2010 Listrik Golongan I
Grafik
Tgl. 31 Desember Jumlah Lembaga Inspeksi Teknik
2010
5. PT Indra Karya No. 460- BUPTL Konsultansi Tenaga
12/20/600.4/2011 Listrik Golongan I
Tgl. 12 Juli 2011
6. PT DEC Indo- No. 1230- Klasifikasi Usaha: Jasa
nesia 12/20/600.4/2011 Konsultansi Perencanaan dan
Tgl. 10 Desember Pengawasan Tenaga Listrik,
2012 Bidang Pembangkitan, Sub
Bidang PLTA.
(Kualifikasi Usaha BESAR).

38 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo bersama Direktur Jenderal Ketenagalistrikan jarman melakukan inspeksi di ruang kontrol P3B JB, Gandul Cinere.

10 PT Akuo Energy No. 1188 K/20/ BUPTL Jasa Konsultansi 4 Pembangunan dan Pema- - - - 2
Indonesia DJL.4/2013 Instalasi Penyediaan Tenaga sangan instalasi penyediaan
Tgl. 18 November Listrik, Bidang Pembangkitan tenaga listrik
2013 Subbidang PLTEBT; (Kualifikasi
Usaha BESAR). 5 Pemeriksaan dan Pengujian - - - 2
instalasi tenaga listrik
11. PT PLN (Persero) No. 1189 K/20/ BUPTL Jasa Pemeriksaan dan
DJL.4/2013 Pengujian Instalasi Tenaga Jumlah 4 4 1 12
Tgl. 18 November Listrik:
2013 • Bidang Pembangkitan
Subbidang PLTU, PLTD, Dilihat dari grafik tersebut di atas bahwa badan
PLTGU, PLTG, PLTP, PLTA,
dan PLTEBT; usaha penunjang yang izinnya telah dikeluarkan oleh
• Bidang Transmisi Sub- Menteri antara tahun 2012 dengan 2013 jumlahnya
bidang Jaringan TT/TET
dan Gardu Induk; naik dan melampaui target yatu 12 (dua belas) BUPTL
• Bidang Distribusi Sub-
bidang Jaringan TM;
dari yang ditargetkan 5 (lima) BUPTL. Hal ini terjadi
(Kualifikasi Usaha BESAR). karena pelaku usaha dan instansi terkait di bidang
jasa penunjang tenaga listrik telah memahami
12. PT Consoli- No. 1193 K/20/ a. BUPTL Jasa Pengopera-
dated Electric DJL.4/2013 sian Instalasi Tenaga regulasi di subsektor ketenagalistrikan, khususnya
Power Asia Tgl. 20 November Listrik, Bidang Pem- Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
2013 bangkitan Subbidang
PLTGU; dan Ketenagalistrikan serta Peraturan Pemerintah No. 62
b. BUPTL Jasa Pemeli- Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga
haraan Instalasi Tenaga
Listrik, Bidang Pem-
bangkitan Subbidang
PLTGU.
(Kualifikasi Usaha BESAR).

Tabel
Perbandingan pemberian izin usaha jasa penunjang tenaga
listrik tahun 2010 - 2013
Jenis Usaha Jasa Penunjang Jumlah Pemberian Izin
Tenaga Listrik 2010 2011 2012 2013
1 Konsultansi tenaga listrik 2 2 1 2
2 Pengoperasian instalasi tenaga 2 2 - 3
listrik
3 Pemeliharaan instalasi tenaga 2 2 - 3
listrik

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 39


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Direktur Jenderal KetenagalistrikanJarman melakukan inspeksi teknik ke PLTGU Jaka Baring, Sulawesi Selatan.

Listrik, dampak dari sosialisasi dan koordinasi yang Tabel Penunjukan Lembaga Inspeksi Teknik (LIT) Tahun 2013
selama ini dilakukan pemerintah. NO Lembaga Inspeksi Teknik Nomor dan tanggal SK Keterangan
1 PT Pelita Hati No. 1076 K/20/ Instalasi Dis-
DJL.4/2013 tribusi Tenaga
Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik Tgl. 30 September Listrik (TM),
yang dalam pelaksanaannya pemerintah menunjuk 2013 Pemanfaatan
Tenaga Listrik
Lembaga Inspeksi Teknik (LIT) sebagai badan usaha (TM).
penunjang tenaga listrik cenderung menurun.
Tahun 2013 terdapat penambahan baru sebanyak
1 (satu) LIT, perpanjangan penunjukan sebanyak Tabel
10 (sepuluh) LIT, serta terdapat beberapa LIT yang Jumlah LIT yang baru ditunjuk pada masing-masing tahun
tidak memperpanjang dan/atau belum memenuhi
2009 2010 2011 2012 2013
persyaratan untuk perpanjangan penunjukan,
4 20 5 2 1
sehingga sampai akhir tahun 2013 terdapat 19
(sembilan belas) Lembaga Inspeksi Teknik. Penurunan Tabel
tersebut juga terkait dengan baru ditetapkannya Jumlah total LIT pada masing-masing tahun
Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2012, sehingga
beberapa persyaratan belum dilengkapi oleh badan 2009 2010 2011 2012 2013
usaha pemohon, seperti izin usaha jasa penunjang 4 24 29 31 19
ketenagalistrikan dari pemerintah daerah.

40 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

8. Pengelolaan Lingkungan Hidup Subsektor


Ketenagalistrikan

Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun


telah mengancam kelangsungan perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh
semua pemangku kepentingan. Lingkungan hidup
yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap
warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan
dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga
pembangunan ekonomi nasional diselenggarakan
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.

Secara umum pelaksanaan perlindungan dan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan


pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undang- mencakup antara lain pengendalian pencemaran
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Pengendalian
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang ditetapkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
dalam rangka melaksanakan pembangunan hidup meliputi pencegahan, penanggulangan dan
berkelanjutan. pemulihan yang pelaksanaannya dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung
Di subsektor ketenagalistrikan, kebijakan tentang jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan
lindungan lingkungan telah tercantum dalam UU kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-
Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, masing.
yaitu :
• Pasal 2 Ayat (1) , “Pembangunan ketenagalistrikan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan
menganut asas kelestarian fungsi lingkungan; melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan
dan Ayat (2), “Pembangunan ketenagalistrikan teknis bidang lingkungan sektor ketenagalistrikan
bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga baik pada izin usaha (AMDAL dan/atau UKL/
listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang UPL) maupun kelaikan teknis bidang lingkungan
baik, dan harga yang wajar dalam rangka ketenagalistrikan, kegiatan tersebut memiliki
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran sasaran untuk meningkatkan ketaatan pengelolaan
rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan lingkungan hidup subsektor ketenagalistrikan.
pembangunan yang berkelanjutan. Dari tahun ke tahun jumlah dari unit usaha yang
• Pasal 42 menyatakan bahwa setiap kegiatan mendapatkan pembinaan dan pengawasan tersebut
usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi terus meningkat dan akan terus ditingkatkan.
ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan Berikut adalah chart yang menunjukkan rencana
perundang-undangan di bidang lingkungan peningkatan dari jumlah unit usaha tersebut dari
hidup. tahun 2010-2014.

Usaha tenaga listrik merupakan kegiatan yang Pembinaan bidang teknis lingkungan
memproduksi listrik yang saat ini telah menjadi ketenagalistrikan secara instensif dilaksanakan
salah satu kebutuhan primer dan menjadi salah satu dengan menekankan tingkat kepatuhan terhadap
indikator dari kemajuan dari suatu bangsa. Seiring regulasi-regulasi lingkungan hidup, baik dari
dengan semakin meningkatnya kebutuhan energi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan maupun
listrik saat ini maka pembangunan instalasi tenaga dari instansi terkait lainnya. Sedangkan bentuk
listrik akan semakin meningkat. Sebagaimana prinsip dari pembinaan yang dilaksanakan dapat berupa
pembangunan berkelanjutan maka pembangunan kunjungan langsung ke lokasi dengan melihat tingkat
instalasi ketenagalistrikan juga harus mampu kepatuhan dari pelaku usaha terhadap regulasi
memenuhi tidak hanya kebutuhan saat ini namun bidang lingkungan yang berlaku.
juga kebutuhan ataupun keberlangsungan di masa
yang akan datang. Pemenuhan keberlangsungan Selain melalui kunjungan langsung kegiatan
di masa akan datang tersebut dilaksanakan salah pembinaan dan pengawasan teknis bidang
satunya melalui pengelolaan dan pemantauan lingkungan ketenagalistrikan, dilaksanakan juga
lingkungan lingkungan hidup. dengan mengevaluasi dokumen RKL/RPL dari unit
CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 41
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

usaha tenaga listrik.


Biru : untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah
Sebagai indikator tingkat keberhasilan dari melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
Pembinaan dan Pengawasan Teknis Bidang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau
Lingkungan Ketenagalistrikan dapat diketahui peraturan perundang-undangan yang berlaku.
melalui hasil PROPER (Program Penilaian Operasi Merah : upaya pengelolaan lingkungan yang
Perusahaan) yang dilaksanakan oleh Kementerian dilakukan belum sesuai dengan persyaratan
Lingkungan Hidup pada setiap tahunnya untuk sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
subsektor ketenagalistrikan. undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi
administrasi.
Sebagai informasi, penilaian PROPER yang Hitam : untuk usaha dan/atau kegiatan yang sengaja
dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian
adalah penilaian yang didasarkan pada tingkat yang mengakibatkan pencemaran dan/atau
ketaatan dari pelaku usaha terhadap regulasi kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap
lingkungan hidup yang berlaku, urutan peringkat peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
dari taat menuju tidak taat adalah sebagai berikut: tidak melaksanakan sanksi administrasi.
Pada tahun 2013 program PROPER dilaksanakan
Emas : untuk usaha dan/atau kegiatan yang pada 102 unit usaha pembangkitan. Berikut ini
telah secara konsisten menunjukkan keunggulan adalah hasil dari PROPER tahun 2013 terhadap 102
lingkungan (environmental excellency) dalam unit usaha tersebut.
proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis
yang beretika dan bertanggung jawab terhadap Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa
masyarakat. terdapat 6% unit usaha atau sebanyak 6 unit usaha
yang mendapat hasil nilai “HITAM”dari keseluruhan
Hijau : untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah unit usaha tersebut baru tahun 2013 masuk dalam
melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang penilaian PROPER. Persiapan yang kurang terhadap
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) berbagai kelengkapan administratif serta kurangnya
melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, ketaatan pada peraturan Lingkungan hidup yang
pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui berlaku adalah penyebabnya. Sehingga pada tahun
upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), 2014 direncanakan Ditjen Ketenagalistrikan akan
dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/ melakukan pembinaan intensif pada unit usaha ini.
Comdev) dengan baik.

42 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

No Nama Perusahaan Jenis Industri Provinsi Kabupaten/ Kota Peringkat 2011 -2012 Peringkat 2012 -2013
1 Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit PLTP Jawa Barat Kab. Garut EMAS EMAS
Panas Bumi Darajat
2 PT. Jawa Power PLTU Jawa Timur Kab. Probolinggo HIJAU EMAS
3. Star Energy Geothermal PLTP Jawa Barat Kab. Bandung EMAS HIJAU
(Wayang Windu) Ltd.
4. PT. PLN (Persero) Pembangkit Tanjung Jati B PLTU Jawa Tengah Kab. Jepara BIRU HIJAU
Jepara
5. PT. Indonesia Power UBP PLTGU Jawa Timur Kab. Pasuruan BIRU HIJAU
Perak - Grati PLTGU Grati
6. PT. PLN (PERSERO) Pembangkit Sumatera PLTD Aceh Kota Banda Aceh BIRU BIRU
Bagian Utara Unit Sektor Pembangkit Lueng
Bata
7. PT. Paiton Energy Company PLTU Jawa Timur Kab. Probolinggo BIRU BIRU
8. PT. PLN (Persero) Sektor Kapuas Unit PLTD PLTD Kalimantan Kab. Singkawang BIRU BIRU
Sei Wie Barat
9. PT. PLN Persero Sektor Kapuas Area PLTD dan PLTD Kalimantan Kota Pontianak BIRU BIRU
PLTG Siantan Barat
10. PT. PLN (PERSERO) Wilayah PLTD Kalimantan Kab. Hulu MERAH BIRU
Kalimantan Selatan dan Selatan Sungai Tengah
Kalimantan Tengah sektor
Barito Unit PLTD Barabai
11. PT. PLN (PERSERO) Wilayah PLTD Kalimantan Kota BIRU BIRU
Kalimantan Selatan dan Selatan Banjarmasin
Kalimantan Tengah sektor Barito Unit PLTD/G
Trisakti
12. PT. PLN (Persero) PLTU Wilayah Kalselteng PLTU Kalimantan Kab. Tanah Laut BIRU BIRU
Sektor Asam-Asam Selatan
13. PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor PLTD Kalimantan Kota Samarinda BIRU BIRU
Mahakam Proyek Kegiatan MFO-Nisasi PLTD Timur
Karang Asam
14. PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor PLTD Kalimantan Kota Samarinda MERAH BIRU
Mahakam Proyek Kegiatan MFO-Nisasi PLTD Timur
Keledang
15. PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor PLTG Kalimantan Kab. Kutai MERAH BIRU
Mahakam PLTGU Sambera Timur Kartanegara
16. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pe- PLTD Riau Kota Pekanbaru BIRU BIRU
kanbaru Unit PLTD/PLTG Teluk Lembu
17. PT PLN (Persero) Pembangkit PLTD Sumatera Kab. Ogan Ilir BIRU BIRU
Sumbagsel sektor pembangkit keramasan- Selatan
Pusat Listrik Indralaya
18. PT. PLN (Persero) PLTD Sumatera Kota Palembang BIRU BIRU
Pembangkit Sumbagsel Selatan
sektor pembangkit
keramasan-Pusat Listrik
Kramasan
19. PT. PLN (Persero) Sektor PLTD Kalimantan Kota BIRU MERAH
Mahakam - PLTD Balikpapan Timur Balikpapan
20. PT. PLN (Persero) Wilayah PLTG Kalimantan Kab. Kutai BIRU MERAH
Kaltim Sektor Mahakam Timur Kartanegara
PLTGU Tanjung Batu
21. PT. PLN (Persero ) Sektor PLTG Pauh Limo PLTD Sumatera Kota Sawah BIRU MERAH
Barat Lunto
22. PT. PLN (Persero) Sektor PLTU Sumatera Kota Sawah BIRU MERAH
Pembangkitan Ombilin Barat Lunto

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 43


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Dirjen Ketenagalistrikan Jarman meninjau pembangunan PLTU Celukan Bawang, di Bali.

Dapat dilihat dari tabel tersebut terjadi peningkatan tenaga listrik yang andal, aman, akrab lingkungan
peringkat penilaian untuk beberapa unit pembangkit dan efisien serta harga yang terjangkau merupakan
hasil binaan sebesar 27% akan tetapi juga terdapat bagian yang penting untuk menghasilkan barang dan
penurunan pada beberapa unit pembangkit. jasa. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah
memberikan prioritas utama pada pembangunan
Penurunan yang terjadi biasanya terdapat pada sektor ketenagalistrikan. Tanpa adanya energi listrik
PLTD karena beberapa PLTD tersebut terdapat akan menghambat dan menghentikan aktivitas
pembangkit sewa yang melekat pada penilaian PLTD masyarakat, bahkan dapat mengakibatkan stagnasi
milik PT. PLN (Persero) tersebut. Meskipun demikian pembangunan.
jumlah peningkatan dengan penurunan masih tinggi
jumlah penigkatan peringkat PROPER. Meskipun pelaksanaan pembangunan di
bidang ketenagalistrikan sangat diperlukan,
Dari data-data yang disajikan di atas dapat terlihat pengusaha bidang ketenagalistrikan tidak boleh
bahwa kegiatan Pembinaan dan Pengawasan mengesampingkan masyarakat di sekitar usaha
teknis bidang Lingkungan Ketenagalistrikan dapat ketenagalistrikan. Besar atau kecilnya kegiatan
dikatakan berhasil dalam mewujudkan sasaran untuk yang dilakukan akan membawa dampak terhadap
meningkatnya ketaatan pengelolaan lingkungan masyarakat sekitarnya. Untuk itu diperlukan suatu
hidup subsektor ketenagalistrikan. kegiatan sosial sebagai tanggung jawab pengusaha
ketenagalistrikan terhadap masyarakat di sekitarnya.
9. Pelaksanaan Community Development Subsektor
Ketenagalistrikan Dasar hukum yang melandasi kegiatan Community
Development dalam bidang ketenagalistrikan
Kebutuhan energi listrik di Indonesia terutama memang belum ada dan masih bersifat partisipatif,
di pulau Jawa yang berfluktuasi dan cenderung akan tetapi sudah terdapat regulasi yang melandasi
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi kegiatan yang hampir sama dengan Community
tersebut Pemerintah membangun pembangkit Development namun dengan istilah yang berbeda
listrik. Hal ini dikarenakan tenaga listrik merupakan CSR (Corporate Social Responsibility). Berikut ini
kebutuhan vital untuk mendukung pembangunan adalah regulasi yang melandasi CSR :
ekonomi yang secara tidak langsung diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup penduduk. Pesatnya • Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang
kemajuan di bidang ekonomi mendorong semakin Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
bertambahnya kebutuhan energi listrik. Keberadaan Terbatas yang mewajibkan implementasi CSR
dan keberdayaan energi listrik merupakan sebuah (Corporate Social Responsibility).
keharusan sebagai motor penggerak roda kehidupan • Meneg BUMN melalui Permen Nomor PER-
dan ekonomi pada sebuah bangsa. Ketersediaan 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
44 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina 2013


Lingkungan. No Pelaksana CSR
Realisasi s.d. 1 Desember 2013
1. PT. PLN (Persero) 37,759,700,000
Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan
2. PT. Indonesia Power 17,759,000,000
melaksanakan kegiatan Pengawasan Pelaksanaan
Community Development di subsektor 3. PT. PJB 11,700,000,000
ketenagalistrikan dengan sasaran untuk 4. Lain-lain 9,366,785,500
meningkatkan partisipasi pelaku usaha dalam Total Realisasi 76,585,485,500
pemberdayaan masyarakat melalui program-
program yang tepat sasaran dan berkesinambungan. Target dari realisasi adalah 75 Miliar sehingga
Dari tahun ke tahun jumlah dari unit usaha yang berdasarkan data target realisasi telah terpenuhi.
mendapatkan pembinaan dan pengawasan tersebut
terus meningkat dan akan terus ditingkatkan.

Sebagai indikator tingkat keberhasilan dari


pengawasan pelaksanaan Community Development
adalah meningkatnya partisipasi pelaku usaha
dalam pemberdayaan masyarakat, baik melalui
peningkatan jumlah alokasi anggaran maupun
program-programnya. Berikut ini adalah tabel
dari unit-unit usaha yang berpartisipasi dalam
pelaksanaan Community Development subsektor
ketenagalistrikan yang terdata oleh Direktorat
Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan selama
tahun 2013:

No Nama Unit Usaha

1 PT. PLN (Persero)


2 PT. Indonesia Power
3 PT. Pembangkitan Jawa Bali
4 PT. Asrigita Prasarana
5 PT. Makassar Power
6 PT. Energi Sengkang
7 PT. Riau Power
8 PT. Geo Dipa Energi
9 PT. Central Java Power
10 PT. Sumber Segara Prima Daya
11 PT. Krakatau Daya Listrik
12 PT Pusaka Jaya Palu
13 PT. Makassar Tene
14 PT. Pura Daya Prima
15 PT. Meppo Gen
16 PT. Cirebon Electric Power
17 PT. Inalum
18 PT. Cikarang Listrindo

Delapan belas unit usaha tersebut melaksanakan


Community Development yang dipantau terus oleh
Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan.
Berdasarkan data yang diperoleh berikut adalah
dana yang telah digunakan dalam pelaksanaan
Community Development oleh perusahaan-
perusahaan di atas.

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 45


DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

46 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Regulasi dan Peraturan


Perundang-Undangan

Sejak Tahun 2012, Ditjen Ketenagalistrikan selalu mengundang para pemangku kepentingan di sektor ketenagalistrikan dalam acara coffee morning untuk
mensosialisasikan peraturan-peraturan terbaru.

Sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun
Nomor 165 Tahun 2000 tentang Kedudukan, 2010 tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang
dan Tata Kerja Departemen, Direktorat Jenderal Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas
Ketenagalistrikan mempunyai tugas merumuskan serta Transmisi Terkait.
serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis
di bidang ketenagalistrikan. Dalam menjalankan Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,
tugas tersebut Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan maka diperlukan tambahan kapasitas pembangkit
telah merumuskan berbagai peraturan-peraturan di sebesar 4.000 MW s.d 5.000 MW per tahun. Untuk
Sub Sektor Ketenagalistrikan. memenuhi tambahan kapasitas pembangkit tenaga
listrik tersebut, Pemerintah telah melaksanakan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Program Percepatan Pembangunan Pembangkit
Ketenagalistrikan telah diundangkan pada tanggal Tahap II dengan daftar proyek-proyek sebagaimana
23 September 2009. Sesuai amanah undang-undang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 15
tersebut, Pemerintah Menerbitkan tiga Peraturan tahun 2010 yang telah diubah dalam Peraturan
Pemerintah di sub sektor ketenagalistrikan, yaitu Menteri ESDM Nomor 01 tahun 2012 tentang
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Energi Dan
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, Peraturan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2012 tentang Jual Daftar Proyek-Proyek Percepatan Pembangunan
Beli Tenaga Listrik Lintas Negara, serta Peraturan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan
Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Energi Terbarukan, Batubara dan Gas serta Transmisi
Jasa Penunjang Tenaga Listrik. Terkait.

Pada tahun 2013, Menteri ESDM menerbitkan empat Memperhatikan kesiapan pengembangan proyek-
Peraturan Menteri di sub sektor ketenagalistrikan, proyek pembangkit tenaga listrik yang terdapat
yaitu : dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 tahun
2012 dan sebagai antisipasi kemunduran jadwal
1. Peraturan Menteri ESDM Nomor 21 Tahun 2013 operasi beberapa proyek pembangkit tenaga
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri listrik tersebut serta adanya perubahan pada
CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013 | 47
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan sertifikasi produk peralatan listrik, sertifikasi tenaga
sebagaimana dinyatakan dalam RUPTL PT PLN teknik dan sertifikasi badan usaha.
(Persero) 2012-2021, maka daftar proyek pada 3. Peratuan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2013
Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2012 tentang Tata Cara Permohonan Izin Pemanfaatan
diubah kembali dengan menerbitkan Peraturan Jaringan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan
Menteri ESDM Nomor 21 Tahun 2013. Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika.

Perubahan pada Peraturan Menteri ESDM Nomor Pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun
21 tahun 2013 tersebut adalah bahwa kapasitas 2013, diatur tatacara pemanfaatan jaringan
pembangkit tenaga listrik yang akan dikembangkan tenaga listrik untuk kepentingan Telekomunikasi,
berubah dari 10.047 MW menjadi 17.918 MW. Multimedia dan Informatika (Telamatika) tanpa
Dalam daftar proyek tersebut, Pemerintah tetap menganggu kelangsungan penyediaan tenaga listrik
memperhatikan penggunaan Energi Baru Terbarukan dengan memanfaatkan penyangga dan/atau jalur
khususnya Panas Bumi (PLTP) dan Air (PLTA) sebesar sepanjang jaringan, serat optik, konduktor dan kabel
6.768 MW (38%), sedangkan PLTU Batubara dan PLTG pilot. Izin Pemanfaatan Jaringan untuk Telematika
menjadi 11.150 MW (62%). Selain itu, pengembang diberikan kepada Pemegang Izin Usaha Penyediaan
swasta diberikan kesempatan yang lebih luas untuk Tenaga Listrik.
mengembangkan proyek-proyek pembangkit tenaga
listrik tersebut dengan total kapasitas sebesar 4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2013
12.169 MW (68%), dan sisanya menjadi tugas PT tentang Kompensasi Atas Tanah, Bangunan dan
PLN (Persero) sebesar 5.749 MW (32%). Tanaman yang Berada di bawah Ruang Bebas Saluran
Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan
2. Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013 Ekstra Tinggi.
tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan.
Pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun
Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013 2013, diatur mengenai pemberian kompensasi
ini mengatur mengenai tata cara perizinan untuk yang pada prinsipnya kompensasi diberikan tanpa
usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi melepaskan hak kepemilikan atas tanah, bangunan
usaha pembangkitan, transmisi, distribusi dan dan tanaman. Penilaian harga pasar atas tanah,
penjualan tenaga listrik dengan skema untuk bangunan dan tanaman dilakukan pihak independen.
kepentingan umum dan kepentingan sendiri. Selain Berdasarkan penilaian tersebut, dimasukan ke dalam
itu, diatur juga mengenai tatacara perizinan untuk formula penghitungan kompensasi yang ditetapkan.
usaha jasa penunjang tenaga listrik yang meliputi Dengan menggunakan skema tersebut, besaran nilai
jasa konsultansi, pembanguan dan pemasangan, kompensasi yang diterima masyarakat akan lebih
pemeriksaan dan pengujian, pemeliharaan, baik dari besaran nilai kompensasi sebelumnya.
pengoperasi, penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan pelatihan, laboratorium pengujian,

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman membuka Forum Konsensus XIV Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, 3 Desember 2013

48 | CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2013

Anda mungkin juga menyukai