Seorang laki-laki berumur 67 Tahun datang ke rumah sakit diantar oleh keluarganya
dengan keluhan : gelisah, agresif, bicaranya kacau dan lupa dengan keluarganya, bahkan
mengabaikan kebersihan tubuhnya. Sebelumnya pasien selalu bingung terhadap waktu dan
tempat. Pasien dalam keadaan sadar. Pada saat alloanamnesa pasien tidak pernah mengalami
Trauma Kepala ataupun Stroke, dan tidak punya riwayat gangguan Ginjal, Hepar, DM, maupun
Hipertensi. Pemeriksaan neurologis : Motorik dalam batas normal, dan Sistem Ekstra Piramidal
dalam batas normal. Didapatkan Sucking Refleks dan Refleks Palmomental positif. Pasien
mempunyai skor MMSE 20/30.
Step 1
1. Reflek palmomental
Reflek yang dilakukan dengan menggores telapak tangan penderita pada bagian otot
hipotena gerakan otot mental.
2. MMSE
Minimental state examination/ folstein test, untuk menunjukan ada tidaknya penurunan
kognitif. Dilakukan dengan pemberian pertanyaan sederhana pada pasien dengan cakupan
tempat test dilakukan, mengulangi beberapa kata, aritmatika, pemahaman bahasa dan
motorik kasar.
3. Sistem ekstrapiramidal
Jaringan saraf yang terdapat pada otak bagian motorik yang mempengaruhi koordinasi
gerakan
Step 2
1. Mengapa didaptkan keluhan : gelisah, agresif, bicaranya kacau dan lupa dengan
keluarganya, bahkan mengabaikan kebersihan tubuhnya?
2. Mengapa pasien selalu bingung terhadap waktu dan tempat?
3. Mengapa dokter memperhatikan riwayat trauma Kepala ataupun Stroke, dan riwayat
gangguan Ginjal, Hepar, DM, maupun Hipertensi ?
4. Apa saja reflek regresi pada geriatri dan bagaimana interpretasinya?
5. Bagaimana Alur diagnosis dari skenario?
6. Apa saja Pemeriksaan penunjang dari skenario?
7. Apa diagnosis dan diagnosis banding?
8. Apa faktor resiko dan etiologi dari skenario?
9. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis dari diagnosis?
10. Apa saja gambaran klinis dari skenario?
11. Bagaimana cara pemeriksaan MMSE dan interprtasinya?
12. Penatalaksanaan dari diagnosis?
13. Apa saja komplikasi dari diagnosis?
Step 3
1. Mengapa didaptkan keluhan : gelisah, agresif, bicaranya kacau dan lupa dengan
keluarganya, bahkan mengabaikan kebersihan tubuhnya?
Kerusakan saraf enzim memperbaiki B-Sekretase tidak larut.
APP Pertumbuhan saraf
Gangguan APP Enzim B-Sekretase peningkatan B-Amyloid meningkat neuro
toksik stress oksidatif feedback + Gangguan Kognitif.
Stress oksidatif matriks metaloproteinase Berlebih Endotelial sel BBB rusak
Neuroinflamasi mengenai lobus parietal (bagian memori) degenerasi
neuronkolinergik hilang serat kolinergik dikorteks serebelum penurunan sel
neuronkolinergik yang berproyeksi ke hipokampus dan amigdala, sehingga terjadi
kelainan NT ACH berkurang daya ingat berkurang, berkurangnya kemampuan
intelektual.
APP dikromosom 21, Apabila ada kelainan maka app disekresikan. APP akan
menguraikan Menjadikan B-amyloid, menghasilkan plaque senilis.
APOE (apolipo Protein E) berperan dalam pengolahan APP, dapat mengikat B-amyloid,
disebarkan ke neuron lain, sehingga terjadi pembentukan plaque di tempat lain
menyebabkan kematian sel neuron.
Gelisah kelainan sistem serotonergik aktivitas makan, seksual, suhu tubuh menurun.
Yang mengatur serotonergik berasa dari inti rafedorsal dan medial yang mempersarafi
banyak struktur dalam korteks dan sistem limbik.
3. Mengapa dokter memperhatikan riwayat trauma Kepala ataupun Stroke, dan riwayat
gangguan Ginjal, Hepar, DM, maupun Hipertensi ?
- DM sebagai komplikasi ke saraf, sebagai Diagnosis banding
- Stroke vaskuler dan degenerati primer. Bisa juga karena deposit dari amyloid
plaque pecahnya pembuluh darah otak.
- Ginjal Kadar homosistein meningkat Memudahkan pembentukan gumpalan
darah, bisa menyebabkan stress oksidatif matriks metaloproteinase Berlebih
Endotelial sel BBB neuro inflamasi degenerasi neuron vaskular dementia.
- Hipertensi Bisa menyebabkan stroke.
Tipe2 dmentia
- Alzeimer
- Vaskuler
- Parkinson
- Frontotemporal
- Tipe lain: reversible (Meliputi tiroid, defesiensi vit.), Dementia HIV.
STEP 4
STEP 7
1. Mengapa didaptkan keluhan : gelisah, agresif, bicaranya kacau dan lupa dengan
keluarganya, bahkan mengabaikan kebersihan tubuhnya?
Kerusakan saraf enzim memperbaiki B-Sekretase tidak larut.
APP Pertumbuhan saraf
Gangguan APP Enzim B-Sekretase peningkatan B-Amyloid meningkat neuro
toksik stress oksidatif feedback + Gangguan Kognitif.
APP dikromosom 21, Apabila ada kelainan maka app disekresikan. APP akan
menguraikan Menjadikan B-amyloid, menghasilkan plaque senilis.
APOE (apolipo Protein E) berperan dalam pengolahan APP, dapat mengikat B-amyloid,
disebarkan ke neuron lain, sehingga terjadi pembentukan plaque di tempat lain
menyebabkan kematian sel neuron.
Gelisah kelainan sistem serotonergik aktivitas makan, seksual, suhu tubuh menurun.
Yang mengatur serotonergik berasa dari inti rafedorsal dan medial yang mempersarafi
banyak struktur dalam korteks dan sistem limbik.
3. Mengapa dokter memperhatikan riwayat trauma Kepala ataupun Stroke, dan riwayat
gangguan Ginjal, Hepar, DM, maupun Hipertensi ?
- DM sebagai komplikasi ke saraf, sebagai Diagnosis banding
- Stroke vaskuler dan degenerati primer. Bisa juga karena deposit dari amyloid
plaque pecahnya pembuluh darah otak.
- Ginjal Kadar homosistein meningkat Memudahkan pembentukan gumpalan
darah, bisa menyebabkan stress oksidatif matriks metaloproteinase Berlebih
Endotelial sel BBB neuro inflamasi degenerasi neuron vaskular dementia.
- Hipertensi Bisa menyebabkan stroke.
- Hipertensi
Hipertensi sering dihubungkan dengan penurunan fungsi kognitif, salah satunya
karena peningkatan tekanan darah memicu timbulnya lesi di area putih subkortikal
otak. Hipertensi juga menimbulkan aterosklerosis. Pada kondisi ini, penebalan
dinding arteri dan penurunan permeabilitas dinding pembuluh darah mengakibatkan
meningkatnya transport lipoprotein ke dalam dinding arteri, meningkatnya proliferasi
sel otot polos serta sintesis matriks molekul ekstra sel. Hal tersebut menyebabkan
aliran darah ke otak menurun, terbentuknya lesi pada jaringan otak akibat kerusakan
endotel dan insufisiensi aliran darah serebral akibat iskemia pada arteri serebral otak.
Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan kerusakan jaringan otak seperti yang
ditemukan pada mild cognitive impairment
(Robert et al., 2012)
- DM
Diabetes Melitus meningkatkan risiko hipertensi maupun mild cognitve impairment.
Melalui mekanisme nonvaskuler, hiperglikemia pada Diabetes Melitus menyebabkan
inaktivasi protein antioksidan seperti superoksid dismutase. Hal ini mengurangi
ketahanan antioksidan dan berujung pada neurotoksisitas sel-sel neuron di susunan
saraf pusat, termasuk neuron yang bertanggung jawab dalam fungsi kognitif. Melalui
mekanisme vaskuler, hiperglikemia menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Proses
aterosklerosis akhirnya akan menimbulkan gangguan perfusi otak sehingga terjadi
iskemia dan kematian pada jaringan otak, yang berujung pada mild cognitve
impairment (Robert et al., 2012).
- Stroke
Stroke dapat menyebabkan terjadinya iskemia pada sel-sel otak. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya kegagalan pompa NA+-K+ ATP-ase, yang akan
menyebabkan peningkatan Ca2+ intraseluler dan peningkatan neurotransmiter
eksitatorik seperti glutamat. Risiko peningkatan neurotransmiter eksitatorik ini lebih
tinggi pada usia yang lebih tua. Sedangkan, meningkatnya pelepasan glutamat
mengakibatkan inisiasi apoptosis pada sel-sel neuron terutama sel-sel hipokampus
sehingga menyebabkan mild cognitve impairment (Diniz et al., 2009)
- Trauma kepala
Cedera otak traumatik yang terjadi dapat menyebabkan disfungsi neuron, iskemi,
edema, ketidakseimbangan ion dan perubahan proses biokimiawi yang menghasilkan
neurotoksisitas bahkan kematian. Eksotoksisitas yang dimediasi oleh aktivasi reseptor
glutamat dan influks Ca2+ terbukti menyebabkan terbentuknya ROS terutama anion
superoksida dan hidrogen peroksida yang akan meningkatkan toxic oxygen
metabolites serta terjadinya peroksidasi lipid yang berkontribusi dalam menyebabkan
disfungsi neuron dan kerusakan sel seiring adanya kerusakan akibat trauma dan
iskemi pada sistem saraf pusat (Ersahin et al., 2009; Toklu et al., 2010).
q.
Tipe2 dmentia
- Alzeimer
- Vaskuler
- Parkinson
- Frontotemporal
- Tipe lain: reversible (Meliputi tiroid, defesiensi vit.), Dementia HIV.
Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve ending yang
berisi filamen-filamen abnormal, serat amiloid ektraseluler, astrosit, mikroglia.
Amloid prekusor protein yang terdapat pada SP sangat berhubungan dengan
kromosom 21. Senile plaque ini terutama terdapat pada neokorteks, amygdala,
hipokampus, korteks piriformis, dan sedikit didapatkan pada korteks motorik
primer, korteks somatosensorik, korteks visual, dan auditorik. Senile plaque ini juga
terdapat pada jaringan perifer. Perry (1987) mengatakan densitas Senile plaque
berhubungan dengan penurunan kolinergik. Kedua gambaran histopatologi (NFT
dan senile plaque) merupakan gambaran karakteristik untuk penderita penyakit
alzheimer.
3) Degenerasi neuron
4) Perubahan vakuoler Merupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan
dapat menggeser nukleus. Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna
dengan jumlah NFT dan SP , perubahan ini sering didapatkan pada korteks
temporomedial, amygdala dan insula. Tidak pernah ditemukan pada korteks
frontalis, parietal, oksipital, hipokampus, serebelum dan batang otak.
5) Lewy body Merupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada
enterhinal, gyrus cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil pada
korteks frontalis, temporal, parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini sama
dengan immunoreaktivitas yang terjadi pada lewy body batang otak pada gambaran
histopatologi penyakit parkinson. Hansen et al menyatakan lewy body merupakan
variant dari penyakit alzheimer.
b. Pemeriksaan neuropsikologik
Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan
neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif
umum dan mengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis ini juga
bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang
berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian dan
pengertian berbahasa. Evaluasi neuropsikologis yang sistematik mempunyai fungsi
diagnostik yang penting karena:
- Adanya defisit kognisi yang berhubungan dgn demensia awal yang dapat diketahui
bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang normal.
- Pemeriksaan neuropsikologik secara komprehensif memungkinkan untuk
membedakan kelainan kognitif pada global demensia dengan defisit selektif yang
diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolik, dangangguan psikiatri
- Mengidentifikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh
demensia karena berbagai penyebab. The Consortium to establish a Registry for
Alzheimer Disease (CERALD) menyajikan suatu prosedur penilaian
neuropsikologis dengan mempergunakan alat batrey yang bermanifestasi gangguan
fungsi kognitif, dimana pemeriksaannya terdiri dari:
1. Verbal fluency animal category
2. Modified boston naming test
3. mini mental state
4. Word list memory
5. Constructional praxis
6. Word list recall
7. Word list recognition
Test ini memakan waktu 30-40 menit dan <20-30 menit pada kontrol
d. EEG Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada
penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis yang
non spesifik
e. PET (Positron Emission Tomography) Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan
penurunan aliran darah, metabolisma O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123
sangat menurun pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan
fungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi
f. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
Aktivitas I. 123 terendah pada refio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini
berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua
pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.
g. Laboratorium darah
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik pada penderita alzheimer.
Pemeriksaan laboratorium ini hanya untuk menyingkirkan penyebab penyakit
demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calsium, Posfor, BSE, fungsi
renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, skreening antibody yang dilakukan
secara selektif.
- Alzeimer
a. Sporadik 90-95%, genetik dan lingkungan, umur 1% 60-65 tahun. 50% 85 tahun,
Genetik APOE e4 mengembangkan B-amyloid Plaque
b. Familial 5-10%, onset baru, gen dominan (mutasi PSEN 1 dan PSEN 2)
PSEN1 di kromosom 14 mengkode presenilin 1, PSEN2 di kromosom 1 mengkode
presinilin 2 menghasilkan Gamma sekretase.
- Vaskuler
- Frontotemporal
- Tipe lain: reversible (Meliputi tiroid, defesiensi vit.), Dementia HIV.
A. Demensia vaskuler
gangguan kognitif yang terjadi pada penderita stroke
Penyebab utamanya adalah penyumbatan pembuluh darah otak dan perdarahan
pada otak.
Gejala demensia pada penyakit stroke bergantung pada bagian otak yang terkena
stroke.
Gejala :
Gangguan ingatan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari
Kesulitan berbicara dan mengerti perkataan
Kesulitan mengenali bentuk dan suara
Kebingungan
Perubahan mood dan kepribadian
Kesulitan berjalan sehingga sering terjatuh saat sedang berjalan
B. Lewy bodies demensia (LDB)
penumpukan penumpukan protein alpa-synuclein pada bagian korteks otak.
perubahan pada otak dan menyebabkan seseorang mengalami demensia.
Gejala :
Susah tidur (gejala awal yang umumnya disebabkan kondisi Lewy bodies)
Kesulitan berpikir jernih, membuat keputusan, dan berkonsentrasi
Kesulitan mengingat
Sering berhalusinasi
Melamun dengan tatapan kosong (blank out)
Kesulitan untuk bergerak, tubuh bergetar, dan cenderung lambat dalam bergerak
C. Demensia pada penyakit Parkinson
kerusakan sel otak seperti pada LDB, tapi penumpukan protein alpha-
synuclein terjadi pada area dalam otak yang disebut substantia nigra sehingga
menyebabkan kerusakan saraf otak yang berfungsi untuk menghasilkan dopamin.
Gejala :
sama dengan gejala LDB
muncul setelah 10 tahun mengalami Parkinson.
8. Apa faktor risiko dan etiologi dari skenario?
- Vaskuler
- Frontotemporal
- Tipe lain: reversible (Meliputi tiroid, defesiensi vit.), Dementia HIV.
Apa faktor risiko dan etiologi dari skenario?
Faktor risiko:
- Genetik : Terletak pada kromosom 21 regio proximal long arm, Cenderung
menurunkan kegenerasi selanjutnya
Usia sudah >40th neurofibrillary tangles senile plaque dan penurunan marker
kolinergik. (gambaran Histopatologi)
- Trauma Terdapat Neurofibrillary tangles
- Infeksi :
c. CreutzFeldt-Jacob
d. Kuru
Gejala hampir sama dengan alzeimer
- Neurotransmitter
Kekurangan ACH, Gliserin, NE, Noradrenalin dan orang2 yang punya
monoaminoksidase tang tinggi.
- Status Kesehatan hipertensi, gangguan CV Gangguan dementia Vaskuler.
- Jenis Kelamin Pada wanita lebih beresiko terjadi penurunan kognitif (dikarenakan
penurunan esterogenestradiol (neuro protektif) menurun Memori Menurun)
Gangguan memori muncul pada tahap awal, gangguan memori
hal-hal yang baru lebih berat dari yang lama,
memori verbal dan visual juga terganggu,
memori procedural relatif masih baik
Gangguan perhatian muncul pada tahap awal, sulit untuk
mengubah mental set, sulit untuk mendorong
perhatian dan perservasi, gangguan untuk
mempertahankan gerakan yang terus
menerus
Gangguan fungsi visuo-spasial muncul pada tahap awal, gangguan dalam
hal menggambat dan mencari.menemukan
alur
Gangguan dalam pemecahan muncul pada tahap awal, gangguan hal
masalah abstraksi dan menyatakan pendapat
Gangguan dalam kemampuan muncul pada tahap awal
berhitung
Gangguan kepribadian kehilangan rem, agitasi, mudah tersinggung
Gangguan isi pikiran Waham
Gangguan afek Depresi
Gangguan berbahasa sulit menemukan kata yang tepat, artikulasi
dan komprehensi relative masih baik
Gangguan persepsi gangguan visual, penghiduan, dan
pendengaran : halusinasi, ilusi
Gangguan praksis apraksia ideasional dan ideomotor
Gangguan kesadaran dari menolak pendapat bahwa dia sakit, mungkin
penyakit diikuti waham,konfabulasi, dan indifference
Gangguan kemampuan sosial muncul dikemudian hari
Defisit motoric muncul dikemudian hari, relative ringan
Inkontinensia urin dan alvi muncul dikemudian hari
Kejang/epilepsy muncul dikemudian hari
Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
a. Memori: pembelajaran baru rusak, pengingatan jarak jauh agak terganggu
b. Keterampilan visuospatial: disorientasi topografi, konstruksi kompleks yang
buruk
c. Bahasa: generasi woordlist yang buruk, anomia
d. Kepribadian: acuh tak acuh, mudah tersinggung
e. Fitur psikiatri: kesedihan, atau delusi dalam beberapa
f. Sistem motor: normal
g. EEG: normal
h. CT / MRI: normal
i. PET / SPECT: hipometabolisme posterior bilateral / hiperfusi
Nama
Nama Responden : Pewawancara :
Tanggal
Umur Responden : Wawancara :
Pendidikan : Jam mulai :
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nilai Nilai
Maksimum Responden
ORIENTASI
5 Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?
5 Sekarang kita berada di mana?
(Nama rumah sakit atau instansi)
(Instansi, jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)
REGISTRASI
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, misalnya: (bola,
kursi, sepatu). Satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah
responden mengulang ketiga nama benda tersebut.
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih salah
ulangi penyebutan ketiga nama tersebut sampai responden dapat
mengatakannya dengan benar:
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : ______ kali
ATENSI DAN KALKULASI
5 Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari 100 ke bawah.
Berhenti setelah 5 kali hitungan (93-86-79-72-65). Kemungkinan
lain ejaan kata dengan lima huruf, misalnya 'DUNIA' dari akhir ke
awal/ dari kanan ke kiri :'AINUD'
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban benar.
MENGINGAT
3 Tanyakan kembali nama ketiga benda yang telah disebut di atas.
Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9
a. Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil dan arloji (2 nilai)
b. Ulangi kalimat berikut :"JIKA TIDAK, DAN ATAU
TAPI" (1 nilai)
c. Laksanakan 3 perintah ini :
Peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu,
lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkan di
lantai (3 nilai)
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut
"PEJAMKAN MATA ANDA" (1 nilai)
e. Tulislah sebuah kalimat ! (1 nilai)
f. Tirulah gambar ini ! (1 nilai)
Jam selesai :
Tempat wawancara :
Interpretasi MMSE
Metode Skor Interpretasi
Single Cutoff <24 Abnormal
Range <21 Kemungkinan demesia lebih besar
>25 Kemungkinan demesia lebih kecil
Pendidikan 21 Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP
<23 Abnormal pada tingkat pendidikan SMA
<24 Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi
Keparahan 24-30 Tidak ada kelainan kognitif
18-23 Kelainan kognitif ringan
0-17 Kelainan kognitif berat
b. Dosis rivastigmine ditingkatkan dari 1,5 mg dua kali sehari sampai 3 mg dua kali
sehari, kemudian menjadi 4,5 mg dua kali sehari, dan untuk maksimal dosis 6 mg dua
kali sehari.
Cedera karena jatuh. Orang dengan Alzheimer menjadi semakin rentan untuk jatuh. Jatuh
dapat menyebabkan patah tulang. Selain itu, jatuh adalah penyebab umum dari cedera
kepala serius, seperti gegar otak atau perdarahan di otak.
Inkontinensia adalah gejala umum dari tengah dan penyakit tahap akhir Alzheimer. Pada
saat seseorang menderita kerugian total dari fungsi kandung kemih, kateter urin kadang-
kadang digunakan. Kateter dapat memperkenalkan bakteri ke dalam tubuh menyebabkan
infeksi saluran kemih (ISK). Pasien dengan penyakit Alzheimer juga tidak bisa ke toilet
sendiri sebagai sering atau dengan penggunaan yang tepat dari kebersihan, yang
menghasilkan pembentukan ISK. Gejala ISK termasuk urin gelap berwarna kuning, bau
yang kuat dari urin, sedimen dalam urin dan penurunan buang air kecil. Pasien Alzheimer
tidak dapat berkomunikasi rasa sakit
atau ketidaknyamanan umumnya terkait dengan ISK. Tanda pasien sebuah Alzheimer
memiliki ISK termasuk kebingungan, lesu dan gelisah.