Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1.2 TUJUAN
Praktek Kerja Lapangan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengenal dan mengetahui secara langsung tentang instansi sebagai salah satu
penerapan disiplin dan pegembangan karier.Ketika di lapangan melaksanakan
praktik kerja, mahasiswa dapat menlai tetang pengembangan dari ilmu yang
mereka miliki. Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
secara umum adalah sebagai berikut :
Menjadi media aplikasi teori yang diperoleh dari bangku kuliah ke tempat
kerja.
Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dan instansi
terkait.
Menjadi media promosi lembaga terhadap institusi kerja. Kualitas lembaga
perguruan tinggi dapat terukur dari kualitas para mahasiswa yang
melakukan PKL itu.
Membantu isntitusi kerja untuk mendapatkan tenaga kerja akademis yang
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang dimilikinya.
Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh dilapangan.
Mahasiswa akan merasakan secara langsung perbedaan antara teori di
kelas dengan yang ada di lapangan.
Membantu mahasiswa dalam menigkatkan pengalaman kerja sehingga
dapat menjadi tenaga kerja professional nantinya.
Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis di dunia kerja.
Memberikan pendidikan bagi mahasiswa berupa etika kerja, disiplin, kerja
keras, profesionalitas dan lain-lain.
1.3 PENDEKATAN MASALAH
Jember merupakan penghasil padi terbesar se-Jawa Timur, tepatnya juga
didukung oleh pertanian di Desa Pakusari.Namun dibalik keberhasilan tersebut
masih banyak permasalahan yang terjadi dan dihadapi para petani di Desa
Pakusari tersebut. Salah satu diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya keluarga tani atau remaja tani
dalam pemanfaatan pekarangan rumah. Disini masalah yang dihadapi
adalah pekarangan dibiarkan saja sehingga tidak terawatt. Padahal bisa
saja pekarangan ditanami dengan tanaman ohortikultura (cabe, tomat,
sayuran, dll).
2. Kemitraan antara petani terhadap saprodi usaha tani masih terbatas. Petani
belum sepenuhnya ingin bekerjasama dengan kemitraan, jadi dalam
menjual hasil panenyan merasa kesulitan.
3. Pertisipasi dalam anggota kelompok masih kurang . Dalam hali ini
anggota kelompok masih kuarang aktif dalam perteman yang diadakan
oleh kelompok tani. Jadi mereka datang jika hanya ada bantuan dari
pemerintah dan uga biasabya dari sekian anggota kelompok tani yang ada
yang hadir dalam pertemuan hanya beberapa saja.
4. Kurangnya kerjasama anatar kelompok tani dengan HIPPA terkait dengan
penyediaan air. Adanya ketidakpaduan pamahaman kelompok tani dengan
HIPPA mengenai pembagian pengaliran air di lahan petani sehingga
menimbulkan ketidaksingkronan antara kedua belah pihak.
5. Kurangnya meningkatkan pengetahuan tentang metode bercocok tanam
padoi SRI. Disini hanya petani tertentu saja yang bercocok tanam padi
SRI, sehingga petani-petani lain belum banyak yang mengetahuinya.
6. Kurangnya kepedulian petani akan limbah usaha taninya. Disini petani
belum maksimal dalam memanfaatkan limbah pertaniannya, biasanya
disebabkan oleh petani yang malas dalam mengelolah limbah pertann
tersebut.
7. Kurangnya pengetahuan dan penggnaan agen hayati dan musuh alami
dalam meningkatkan produktifitas tanaman pangan. Petani kurang paham
dan mengrti tentang manfaat agenhayati khususnya untuk penegndaliah
hama dan penyakit tanaman.
8. Masih kurangnya petani dalam pengendalian hama terpadu. Petani masih
belum banyak yang mengetahui tentang Pengendalian Hama Terpadu,
maka dari itu perlu adanya pemahaman petani dalam meningkatkan cara
Pengendalian Hama Terpadu.
9. Kurangnya pemahaman petani tentang manfaat penggunaan pupuk
berimbang. Permasalahan ini terkait dengan peningkatan penggunaan
pupuk berimbang adalah 90% tanah persawahan ang ada masih intensif
menggunakan pupuk anorganik cukup besar. Selain itu kurang pahamnya
petani tentang pemupukan berimbang, penggunaan pupuk tanpa dosis dan
takaran yang tidak jelas akan merusak struktur tanah serta petani hanya
melihat kondis hasil panen pada musim sebelumnya bukan melihat dari
sisi fungsi setiap pupuknya.
BAB II
KEADAAN LAPANGAN
C. KEADAAN PERTANIAN
Tata guna lahan
Jenis tanah di wilayah Desa Pakusari terdiri dari jenis tanah mediteran,
rencina, litosol, dan regosol vulkan.Sebagian besar lokasinya berbatu
karang.Sedangkan kondisi hidrologi di wilayah ini bervariasi hal ini karena
curah hujan yang tidak menentu setiap tahunnya.
Berikut ini adalah data mengenai tata guna lahan Desa Pakusari :
Jenis Tanaman Luas (ha) Persentasi (%)
Padi sawah 305 59,20
Jagung 907 19,10
Ubi kayu 197 12,86
Kacang tanah 123 8,03
Jumlah 1532 100
Topografi
Pada umumnya Desa Pakusari bertopografi datar, bergelombang dan
berbukit.Desa Pakusari bertopografi datar, berbukit dengan kelerengan yang
landai agak curam dan bergelombang ringan dengan kelerengan lahan rata-rata
25 %.
Tanaman Pangan
Padi sawah merupakan komoditas unggulan tanaman pangan di desa
Pakusari.Selain memiliki luas lahan yang lebih besar tanaman padi sawah
termasuk dalam peringkat tertinggi dalam hal produktivitas hasil.Pada urutan
berikut adalah ubi singkong/ubi kayu, kemudian jagung dan kacang
tanah.Berikut adalah tabel luas panen dan rata-rata produksi tanaman pangan
di kecamatan Pakusari.
D. PENGGUNAAN TEKNOLOGI
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Desa Pakusari,
Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember pada bulan September sampai dengan
bulan Oktober 2015.Dilakukan pada kelompok tani Tegal Ajung I, Tegal Ajung II
dan Tegal Ajung III. Penyusunan Rencana kegiatan Penyuluhan pertanian seacar
umum meliputi 4 tahap, yaitu :
1. Perumusan Keadaan
2. Penetapan Tujuan
3. Penetapan Masalah yang mungkin dihadapi
4. Penetapan Cara Mencapai Tujuan
Setelah melakukan prosedur diatas sebelum melakukan kegiatan
penyuluhan kepada petani ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu adalah :
1. Identifikasi Potensi Wilayah
a) Melakukan identifikasi potensi wilayah dengan survei ke desa
lokasi PKL.
b) Mengumpulkan data tambahan baru, pengambilan data dengan
beberapa instrument sesui kebutuhan.
2. Menyusun Materi Penyuluhan
a) Menyusun materi penyuluhan berdasarkan identifikasi potensi
wilayah.
b) Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk sinopsis.
3. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode
penyuluhan secara langsung ( pertemuan, ceramah dan diskusi
kelompok). Sedangkan media yang digunakan adalah
mengkombinasikan antara media cetak (brosur) dan media
elektronik (laptop).